Anda di halaman 1dari 19

Variasi Anatomis Lidah

1. Makroglossia

1.1 Variasi Penyakit

Variasi penyakit dari makroglosia menurut Regezi et al yaitu:

a. Hiperplasia/hipertrofi kongenital

b. Tumor : lymphangioma, malformasi vaskular, neurofibroma, tumor sel granular, tumor

kelenjar ludah

c. Abnormalitas endokrin: akromegali, kretinism

d. Infeksi obstruksi limfatik

e. Sindrom Beckwith-Wiedemann : makroglosia, exomphalos, gigantism

f. Amyloidosis

g. Angioedema

Variasi penyakit dari makroglosia menurut Jaypee Brothers et al yaitu:

a. Kongenital

b. Acquired/yang diperoleh

1) Hipertrofik: di dalamnya, otot-otot lidah bersifat hipertrofik. Biasanya terjadi pada pasien

yang mengalami keterbelakangan mental.

2) Inflamasi: mungkin melibatkan sebagian lidah atau seluruhnya dan dapat disebabkan

berbagai penyebab seperti sifilis, Ludwig angina, dll.

3) Neoplastik: dapat berdasarkan tumor jinak dan ganas.

c. Makroglosia relatif

d. Makroglosia nyata/jelas terlihat

Variasi penyakit dari makroglosia menurut Neville sebagai berikut:


a. Kongenital dan herediter

i. Malformasi vaskular

1) Lymphangioma

2) Hemangioma

ii. Hemihyperplasia

iii. Cretinsm

iv. Beckwith-Wiedemann Syndrome

v. Down Syndrome

vi. Mucopolysaccharidoses

vii. Neurofibromatosis

viii. Multiple endocrine neoplasia

b. Acquired/yang diperoleh

i. Pasien edentulous

ii. Amyloidosis

iii. Myxedema

iv. Akromegali

v. Angioedema

vi. Carcinoma dan tumor lainnya

1.1 Manifestasi oral

Manifestasi oral dari kelainan makroglosia antara lain:

a. Meneteskan air liur

b. Sulit makan

c. Lidah besar sering menjulur keluar ketika infeksi saluran pernafasan atas
d. Mukosa kering ketika ketika infeksi saluran pernafasan atas

e. Masalah pembicaraan dan pernafasan

f. Perpindahan gigi dan maloklusi karena kekuatan dan tekanan dari otot lidah

g. Open bite

h. Lateral lidah terkrenasi

i. Mandibula progrnatik

j. Lidah ulserasi karena sering menjulur keluar mulut

1.1 Etiopatogenesis

Lidah adalah situs intraoral yang paling umum, dan lesi mungkin bertanggung

jawab untuk makroglosia ketika didistribusikan secara difus di seluruh

submukosa. Pada pasien amyloidosis, material protein abnormal terdeposit pada

lidah. Beberapa faktor penyebabnya antara lain:

a. Kongenital

Termasuk hemangioma, lymphangioma dan tiroid lingual. Kelainan

kongenital lain yang dapat menyebabkan makroglosia adalah kretinisme,

Down syndrome, neurofibromatosis dan neoplasia endokrin multipel tipe

2B.

a. Inflamasi

Penyebab inflamasi termasuk tuberkulosis, actiomycosis, infeksi dental,

gumma sifilis, Riga disease, ranula, dan kalkulus sublingual.

a. Traumatik

Penyebab traumatik termasuk iritasi dari gigi, hematoma, edema

postoperatif.
a. Neoplastik

Penyebab neoplastik dibagi dua ada lesi ganas dan jinak. Lesi ganas yaitu

dari carcinoma dan sarcoma. Lesi jinak yaitu dari tumor sel granular,

neurofibroma, leiomyoma, dan lipoma

a. Metabolik

Penyebab metabolik yaitu myxedema, amyloidosis, lipoid proteinosis,

terapi steroid kronis, dan akromegali.

a. Hipertrofi otot

Perkembangan berlebih dari otot-otot, dapat berhubungan atau tidak

dengan generalized muscular hypertrophy atau hemihypertrophy.

1.1 Penatalaksanaan

Penatalaksanaan dari kelainan makroglosia antara lain:

a. Terapi orofasial

Terapi ini menggunakan sebuah alat di palatal untuk menstimulasi gaya

otot dan posisi lidah yang tepat.

a. Management bedah

Mayoritas kasus makroglosia dirawat secara bedah. Indikasi untuk

pembedahan yaitu obtruksi pernafasan, sulit berbicara, sulit menelan dan

kepentingan kosmetik. Pilihan prosedur yaitu partial glossectomy. Tujuan

pembedahan adalah mengurangi ukuran lidah dan kemudian

meningkatkan kondisi kesehatan penderita.

a. Menghilangkan faktor penyebab

Penghilangan faktor penyebab utama sudah seharusnya dilakukan.


a. Perawatan ortodontik

Pengkoreksian deformitas lengkung gigi dan maloklusi dengan perawatan

ortodontik.

a. Terapi bicara

Pengkoreksian artikulasi yang kurang baik dengan terapi bicara.

Gambar 1 makroglosia menunjukan ciri lidah yang menjulur

Gambar 2 makroglosia pada pasein Down syndrome

1. Mikroglosia/hipoglosia

2.1 Variasi Penyakit

Variasi penyakit dari mikroglosia dikaitkan dengan salah satu grup kelainan yang

dinamakan oromandibular-limb hypogenesis syndromes. Ciri sindrom

berhubungan dengan anomali anggota tubuh seperti hypodactilia (contoh:

hilangnya jari), sindrom Pierre Robin, dan hypomelia (contoh: hypoplasia dari

sebagian atau seluruh anggota tubuh). Pasien mikroglosia memiliki hubungan

dengan kelainan lain seperti cleft palate, intraoral bands, dan situs inversus.

2.1 Manifestasi oral

Manifestasi oral dari kelainan mikroglosia antara lain:

a. Lidah kecil secara abnormal atau tumbuh belum sempurna


b. Hipolasia mandibula

c. Lengkung mandibula dan maksila konstriksi

d. Gigi insisif bawah biasanya hilang

2.1 Etiopatogenesis

Kelainan mikroglosia biasanya sudah terjadi pada fase neonates abnormal yang

mengakibatkan kelainan lidah tidak tumbuh sempurna.

2.1 Penatalaksanaan

Perawatan pasien mikroglosia tergantung pada keadaan dan keparahan kondisi.

Bedah dan ortodontik dapat meningkatkan fungsi oral. Pelatihan bicara sering

menghasilkan hasil terapi yang baik namun tergantung ukuran lidah. Teknik non

bedah seperti positioning, nasogastric intubation, dan temporary endotracheal

intubation dapat dilakukan mencegah obstruksi saluran pernafasan.

Gambar 3 mikroglosia berhubungan dengan lengkung mandibula konstriksi

Gambar 4 mikroglosia berhubungan dengan konstriksi lengkung maksila pada

pasien yang sama pada gambar 3

1. Bifid Tongue/cleft tongue

3.1 Variasi penyakit

Variasi penyakit dari bifid tongue berkaitan dengan orofacial-digital syndrome

dengan kesan pita fibrous tebal pada muccobuccal fold anterior bawah yang

mengeliminasi sulkus dan diasosiasikan dengan prosesus alvelolar mandibula


hipoplastik.

3.1 Manifestasi oral

Manifestasi oral dari bifid tongue yaitu celah lidah secara parsial ditunjukan

dengan groove dalam pada midline permukaan dorsal lidah.

3.1 Etiopatogenesis

Pada penderita bifid tongue terjadi kegagalan penyatuan dua tonjolan lidah bagian

lateral yang mendasari proliferasi mesenkimal gagal untuk menghilangkan alur.

Ketika massa ini tumbuh secara anterior, mereka bergerak menjauh.

3.1 Penatalaksanaan

Perawatan dari kelainan bifid tongue yaitu pembersihan lidah secara rutin perlu

dilakukan.

Gambar 5 bifid tongue parsial ditunjukan dengan groove dalam di lidah

1. Tongue Tie/Ankyloglossia

4.1 Variasi penyakit

Variasi penyakit dari ankyloglossia berkaitan dengan perpindahan ke atas dan

kedepan dari epiglotis dan laring menghasilkan beberapa derajat keparahan

dyspnea atau kesulitan bernafas. Sindrom yang berkaitan dengan ankyloglossia

adalah sindrom ankyloglossum superius, sindrom Rainbow, sindrom Fraser’s dan

sindrom orofacial digital.

4.1 Manifestasi oral

Manifestasi oral dari ankyglossia antara lain:


a. Perlekatan abnormal dari frenulum lingualis

b. V-shaped notch

c. Frenulum lingualis pendek (ankyloglossia partial)

d. Mobilitas lidah terbatas

e. Pada ankyloglossia sempurna (ankyglossia complete) biasanya lidah bersatu dengan dasar

mulut

f. frenulum lingualis kadang-kadang meluas kedepan dan melekat pada ujung lidah atau

mungkin kadang-kadang terdapat celah kecil pada ujung lidah.

g. Open bite anterior

h. Mucogingival attachment tinggi dari frenulum lingualis dapat menyebabkan masalah

periodontal

4.1 Etiopatogenesis

Etiopatogenesis dari penyakit ini akibat anomali perkembangan lidah pada fase

neonates. Empat kali lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.

Ini terjadi karena degenerasi sel yang tidak sempurna. Di dalamnya, ujung lidah

tetap menempel ke dasar mulut. Hal ini merupakan kondisi di mana frenulum

lingualis terlalu pendek atau pembatasan mobilitas lidah secara anterior. Laporan

dari ankyloglossia parsial yang mempengaruhi beberapa generasi berpendapat

bahwa dasar genetik menjadi kemungkinan penyebab variasi minor pada

perlekatan otot genioglossus. Kemungkinan bisa karena traumatis atau bawaan

4.1 Penatalaksanaan

Karena kebanyakan hasil kasus ankyloglossia tidak memiliki masalah klinis,


perawatan bedah sering tidak diperlukan. Perawatan konseling dapat dilakukan

seperti jaminan dan edukasi dari dokter ke pasien dan orang tua pasien. Jika

terdapat masalah fungsi atau periodontal, frenektomi dapat memperbaiki

kebebasan lidah bergerak. Pada anak kecil, perawatan sering disarankan ditunda

sampai anak berusia 4 atau 5 tahun karena lidah selalu masih kecil saat baru lahir

sehingga sangat sulit bayi baru lahir dinilai derajat limitasi lidahnya akibat

ankyloglossia. Seiring pertumbuhan anak, lidah semakin memanjang dan menipis

di ujung bahkan sering menurunkan keparahan dari tongue tie sehingga kondisi

lidah kemungkinan akan self-correcting pada banyak kasus karena jarang terjadi

pada orang dewasa.

Gambar 6 ankyloglossia dengan perlekatan frenulum lingualis abnormal, mobilitas lidah terbatas

Gambar 7 V-shaped notch terlihat pada ujung lidah pasien tongue tie

Gambar 8 perlekatan frenulum lingualis lebih ke anterior terlihat pada pasien tongue tie

Variasi Papila Lidah

Geographic tongue

Geographic tongue adalah lesi annular yang terjadi pada dorsum dan batas lateral 2/3

anterior lidah. Lesi ini bernama lain “benign migratory glossitis”, “erythema migrans”, dan

“wandering rash”.
Manifestasi Oral

Geographic tongue adalah kondisi inflamasi jinak akibat deskuamasi keratin superfisial

dan papilla filiform. Ciri geographic tongue adalah patch rata berwarna merah muda atau merah

yang merupakan papilla filiform yang mengalami deskuamasi yang mungkin tidak memiliki

batas yang jelas dan memiliki tepi berwarna putih dan bergelombang.

Etiologi

Meskipun Geographic tongue adalah salah satu lesi mukosa yang paling umum terjadi,

hampir tidak ada penelitian yang menjelaskan etiologi penyakit ini. Etiologinya tidak diketahui,

namun stress emosional, defisiensi nutrisi dan pengaruh herediter dianggap berpengaruh.

Geographic tongue sering terjadi, kurang lebih 1-2% dari populasi. Wanita dan dewasa

muda paling sering terkena penyakit ini. Kondisi ini dapat bertahan didalam mulut sampai

bertahun-tahun. Terkadang hilang dan timbul secara spontan. Geographic tongue terkadang

berpasangan dengan migratory mucositis, geographic stomatitis, ectopic geographic tongue dan

fissured tongue. Ketika erythema migrans asimptomatik, tidak berbahaya dan tidak

membutuhkan perawatan. Seringnya, kondisi ini menghasilkan patch anular merah yang

memberikan sensasi terbakar. Dapat terjadi inflamasi berbentuk garis merah berdekatan dengan

lesi, disertai dengan nyeri. Lesi akan terus berubah pola dan berpindah dari satu sisi ke sisi lain.

bernama lain “benign migratory glossitis”, “erythema migrans”, dan “wandering rash”.

Penatalaksanaan

Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak ada perawatan efektif. Topical anesthetic atau

topical steroid dapat diberikan pada penderita. Disarankan konsumsi Zinc 200mg sebanyak 3x

sehari selama 3 bulan. Secara histologis, lesi ini menyerupai psoriasis , namun secara umum
biasanya terjadi dapat dibedakan, walau terkadang berada berdampingan. Secara non

farmakologis, pasien disarankan makan makanan bergizi dan mengurangi stress.

Geographic tongue

Linea Alba (White Line)

Gambaran klinis

Sesuai dengan namanya, line alba adalah garis horizontal bergelombang pada mukosa

buccal pada area oklusal yang memanjang dari komisura hingga gigi posterior dengan ketebalan

1-2 mm. Linea alba biasanya tampak bilateral.Kondisi ini sangat sering terjadi dan berhubungan

dengan crenated tongue, bruxism, tekanan, iritasi friksional atau trauma akibat menghisap pada

permukaan fasial gigi. Lebih banyak terjadi pada individual dengan overjet yang kecil pada gigi

posterior.

Penatalaksanaan

Tidak ada perawatan untuk pasien dengan linea alba. Garis putih dapat menghilang secara

spontan pada beberapa orang.

Linea Alba

Variasi Dorsum Lidah


Fissured Tongue (Plicated Tongue. Scrotal Tongue)
Fissured tongue adalah variasi anatomi lidah normal yang terdiri dari fisura. Double
fissured, atau beberapa fisura permukaan dorsal anterior dua pertiga dari lidah. Berbagai pola
fissural, panjang, dan kedalaman telah diamati. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi fissured
tongue mungkin berkembang dan meningkat seiring bertambahnya usia. Fissured tongue
mempengaruhi sekitar 1 - 5% dari populasi. Fissured tongue sering terjadi pada laki laki dan
perempuan. Fissured tongue umumnya terjadi pada penderita down sindrom bersamaan dengan
geografic tongue. Merupakan salah satu bagian dari sindrom Melkerson-Rosenthal (fissured
tongue. cheilitis granulomatosa. and unilateral facial nene paralysis). Fisura tersebut dapat
menjadi inflamasi sekunder dan menyebabkan halitosis karena impaksi makanan, oleh karena itu
di anjurkan untuk menyikat lidah.

         

Fissure tongue merupakan lidah dengan fisura/celah pada dorsum. Insidensi kelainan


ini sebersar 5% dari jumlah populasi. Fissure tongue dapat dipengaruhi oleh usia seperti pada
saat pubertas dan seiring dengan bertambahnya usia. Variasi ini tidak dipengaruhi oleh faktor
jenis kelamin.

Etiologi
Fissure tongue merupakan suatu anomali perkembangan umum dan sering dikaitkan
dengan migrans eritema. Fissure tongue dapat merupakan salah satu ciri sindrom Melkersson-
Rosenthal, sering juga ditemukan pada down sindrom, dan psoriasis.

Gambaran Klinis

Ada beberapa celah di dorsum lidah dan itu mungkin kombinasi dengan geografis tongue.

Bisa juga asimtomatik.

Diagnosis
Diagnosis biasanya jelas, meskipun lidah berlobus sindrom Sjogren dan kandidiasis 

mukokutan kronis (Gambar 9.23) harus dibedakan.
Penatalaksanaan

Reassure the patient.

Merupakan gambaran klinis dari fissure tongue

Median rhomboid glossitis
Median rhomboid glossitis secara klinis ditandai oleh lesi eritematosa di tengah bagian
posterior dorsum lidah.  Seperti namanya, lesi memiliki konfigurasi oval.   Daerah eritema ini
disebabkan karena atrofi papila filiform.   Lesi sering menunjukkan mikroflora bakteri / jamur
campuran. Biopsi menghasilkan hifa Candida lebih dari 85% lesi. Perokok dan pemakai gigi
tiruan memiliki peningkatan risiko terjadinya median rhomboid glossitis serta pada pasien yang
menggunakan steroid inhalasi. Kadang-kadang lesi eritematosa dapat muncul secara bersamaan
pada mukosa palatal (kissing lession). Median rhomboid glossitis tidak bergejala. Lesi tidak
menyebabkan peningkatan risiko untuk transformasi malignant.
Median rhomboid glossitis biasanya berada pada garis tengah dari dorsum lidah anterior
ke papilla circumvallate. Insidensi penyakit ini sering terjadi dan biasanya terjadi pada orang tua.
Median rhomboid glossitis dapat dipengaruhi oleh factor jenis kelamin dimana laki-laki lebih
memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan.

Etiologi

Lesi ini biasanya terjadi pada perokok. Lesi yang serupa dapat terlihat pada penyakit 

HIV, atau diendapkan oleh kortikosteroid.

Gambaran klinis
Median rhomboid glosits sering terjadi pada daerah rhomboidal depapillated di garis
tengah dorsum lidah anterior untuk circumvallate papillae. Memiliki bentuk seperti datar atau
nodular, merah, atau merah dan putih. Median rhomboid glossitis biasanya terjadi tanpa adanya
gejala.
          
       

Diagnosis

Biopsi biasanya tidak diperlukan karena lokasinya khas dan tumor jarang ditemukan. 

Namun dari gambaran histologi, mungkin menunjukkan fitur pseudocarcinomatous.

Penatalaksanaan

Pasien harus berhenti merokok. Pemberiaan antifungi dapat diindikasikan, seringkali 

selama beberapa minggu atau bulan. Cryosurgery mungkin  diperlukan jika lesi tidak membaik.

Variasi Jaringan Keras


Torus dan exostosis

Etiopatogenesis
Penyebab terjadinya lesi ini sampai saat ini masih belum diketahui, namun dari beberapa
data penelitian torus dapat terjadi akibat faktor genetic, faktor lingkungan, dan kebiasaan
parafungsional. Para ahli menyatakan bahwa pertumbuhan tulang terjadi adalah reaksi akibat
adanya peningkatan atau abnormalitas tekanan oklusal gigi diarea tertentu yang bersangkutan.

Torus palatinus
Gambaran Klinis
Gambaran klinis dari torus palatinus yaitu tidak bergerak, merupakan masa seperti tulang
yang berbentuk nodular yang biasanya berada di midline dari palatum keras. Lesi ini biasanya
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan laki ̶ laki pada populasi tertentu. Torus
palatinus biasanya muncul pada saat usia 20 tahun atau 30 tahun, walaupun bisa terjadi
pembentukan torus pada beragam usia. Pertumbuhan masa tulang ini terjadi dengan lambat dan
bersifat asimtomatik atau tidak sakit. Torus palatinus biasanya muncul secara simetis pada
paltum keras. Torus palatinus dapat memiliki beberapa bentuk seperti nodular, spindled, lobular,
atau datar. Gambaran radiograf dari torus yang besar adalah lesi radioopak diffuse.
C:\Users\Mateus Sabian\Desktop\Torus-Palatinus.jpg
Gambar …. Gambaran klinis dari torus palatinus

Torus mandibular
Gambaran Klinis
Torus mandibular merupakan tulang yang menonjol yang bisa timbul dari bagian lingual
dari mandibular superior sampai mylohyoid ridge. Torus mandibula bersifat bilateral dan
biasanya berada dekat pada gigi premolar mandibular. Jarang terjadi hanya pada satu sisi. Lesi
ini bersifat asimtomatik atau tidak sakit, dan biasanya muncul pada saat usia 20 tahun atau 30
tahun, walaupun bisa terjadi pembentukan torus pada beragam usia. Torus mandibula dapat
berbentuk seperti nodul, nodul multiple, atau dapat bersatu. Torus palatinus dan torus mandibular
jarang terjadi secara bersamaan.

C:\Users\Mateus Sabian\Desktop\nejmicm1207099_f1.jpeg
Gambar … Gambaran dari torus mandibular pada dasar mulut

Exostosis
Manifestasi oral
xostosis merupakan penonjolan tulang yang dapat bersifat single atau multiple dan lebih sedikit
terjadi dibandingkan dengan torus. Exostosis bersifat asimtomatik dan sering muncul pada
bagian bukal pada tulang aveolar. Lesi ini sering muncul pada bagian posterior maksila atau
mandibular dibandingkan pada bagian anterior. Exostosis biasanya terjadi apabila pasien
mengalami skin graft vestibuloplasti pada gingiva atau pada permukaan gingiva dibawah pontik
jembatan cekat.
C:\Users\Mateus Sabian\Desktop\1-s2.0-S2352003514000021-gr1.jpgGambaran dari exostosis
pada tulang aveolar

Penatalaksanaan farmako dan non farmako


Bila terlalu besar sehingga mengganggu pengunyahan, penelanan, atau penempatan gigi
tiruan dapat dilakukan tindakan operatif untuk

Variasi mukosa mulut

White Sponge Nevus

White sponge nevus merupakan kondisi yang diturunkan berasal dari sel epitel skuamosa

bertingkat yang bermanifestasi sebagai lesi putih rongga mulut tanpa disertai gejala. Sangat

jarang terjadi dengan prevalensi dibawah 1 banding 200.000. Pada penelitian dari 181.338

populasi antara usia 18 sampai 22 tahun, terdapat dua kasus white sponge nevus teridentifikasi.

Tampilan klinis biasanya mulai terlihat saat remaja, dan kemungkinan terjadinya sama besar

pada laki-laki dan perempuan.

White sponge nevus merupakan defek autosomal dominan karena mutasi gen yang

mengkoding epitel keratin jenis k4 dan k13 dengan hiperparakeratosis, acantosis, edema

interselular dan gangguan deskuamasi. Tikus dengan kelainan kromosom k4, kerusakan epitel

dilaporkan sama dengan white sponge nevus.

Secara klinis white sponge nevus memperlihatkan lesi putih menonjol dengan permukaan

iregular dapat berbentuk fisur atau plak. Lokasi yang sering terkena adalah mukosa bukal, tapi

dapat muncul juga pada rongga mulut yang ditutupi epitelium parakeratin dan nonkeratin,

terkadang dapat terlihat juga muncul di lidah, dan dasar mulut, pada beberapa kasus dapat

mempengaruhi ekstraoral seperti faring, esofagus, hidung, organ genital and anus, kelainan ini

disebut Cannon's disease. Tidak menunjukan gejala, tapi dapat menyebabkan dysphagia ketika

mengenai esofagus.

Diagnosis banding white sponge nevus yaitu oral dyskeratoses, seperti oral leukoplakia dan

plaque-type candidiasis, lesi putih kongenital seperti leukoedema, pachyonychia congenita, focal
palmoplantar dan oral mucosa hyperkeratosis syndrome, dyskeratosis congenita, benign

intraepithelial dyskeratosis. Pada pemeriksaan mikroskopis memperlihatkan edema intraselular

dari sel epitel superfisial, terutama yang berlokasi pada stratum spinosum. Terlihat sel dengan

pyknotic nuclei, dan sel tersebut mirip koilocytosis yang terlihat pada infeksi virus. White sponge

nevus dapat didiagnosis melalui tampilan klinis, serta dapat dilakukan biopsi tapi jarang.

Gambar  White Sponge Nevus pada Lidah

Hasil gambar untuk white sponge nevusGambar  White Sponge Nevus pada Mukosa Bukal

Nicotinic Stomatitis

Nicotinic stomatitis merupakan lesi putih difus yang menutupi seluruh palatum keras,

disebabkan karena tembakau atau rokok. Jarang terjadi dengan prevalensi 0,12,5%, sering

terjadi pada usia dewasa pertengahan sampai tua, dan sama besar kemungkinannya terjadi pada

laki-laki dan perempuan. Penyebabnya dapat terjadi karena tingginya suhu atau komposisi bahan

kimia rokok, tapi lebih sering terjadi karena tingginya suhu. Penelitian di Arab Saudi, satu dari

tiga perokok memperlihatkan nicotinic stomatitis dan meningkat risikonya 23 kali pada orang

yang merokok dengan pipa. Lesi yang sama juga kadang ditemukan pada orang dengan reverse

smoking, menthol lozenges atau minum terlalu panas.

Tampilan klinis yang paling sering terlihat adalah lesi putih di palatum, biasanya disebut
nicotine stomatitis atau smoker’s palate. Lesi memiliki dua komponen yaitu hiperkeratosis dan

daerah inflamasi. Secara klinis terlihat iritasi kemerahan yang diikuti dengan lesi keputihan di

mukosa palatum yang memperlihatkan hiperkeratosis. Pada pertengahan lesi ini juga terlihat titik

kemerahan yang diobservasi memperlihatkan orifis kelenjar saliva asesoris yang membesar dan

memperlihatkan metaplasia. Pada pemeriksaan histopatologi terlihat hiperkeratosis, acantosis,

dan inflamasi ringan subepitelial. Tampilan klinis khas, bagian yang terkena palatal, bagian yang

tertutup gigi tiruan tidak terkena.

Tampilan klinis dan penyebab nicotinic stomatitis sangat khas sehingga tidak diperlukan

biopsi. Perawatan tidak diperlukan, tapi pasien harus menghentikan kebiasaan buruk yang

menjadi faktor penyebabnya yaitu merokok.

Hasil gambar untuk nicotinic stomatitis

Gambar  Nicotinic Stomatitis pada Palatum

Daftar Pustaka

1. Burket, Lester W., Martin S. Greenberg, and Michael Glick. 2003. Burket's oral medicine:
diagnosis & treatment. Hamilton, Ont: BC Decker.
2. Scully, Crispian. 1999. Handbook of oral disease: diagnosis and management. London: Martin
Dunitz.
3. Langlais, R. P., Miller, C. S., & Gehrig, J. S. (2009). Color atlas of common oral diseases.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.
4. Regezi. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlations 4ed. 2003. Saunders

5. Greenberg M.S, Glick M. Burket's Oral Medicine Diagnosis & Treatment Tenth Edition. 2003.
Hamilton, Ontario.

6. Neville. Oral & Maxillofacial Pathology 2nd Ed. 2001. Saunders

7. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd. Textbook of Oral Medicine Second Edition. 2010.
Panama City, Panama.

Anda mungkin juga menyukai