1. Makroglossia
a. Hiperplasia/hipertrofi kongenital
kelenjar ludah
f. Amyloidosis
g. Angioedema
a. Kongenital
b. Acquired/yang diperoleh
1) Hipertrofik: di dalamnya, otot-otot lidah bersifat hipertrofik. Biasanya terjadi pada pasien
2) Inflamasi: mungkin melibatkan sebagian lidah atau seluruhnya dan dapat disebabkan
c. Makroglosia relatif
i. Malformasi vaskular
1) Lymphangioma
2) Hemangioma
ii. Hemihyperplasia
iii. Cretinsm
v. Down Syndrome
vi. Mucopolysaccharidoses
vii. Neurofibromatosis
b. Acquired/yang diperoleh
i. Pasien edentulous
ii. Amyloidosis
iii. Myxedema
iv. Akromegali
v. Angioedema
b. Sulit makan
c. Lidah besar sering menjulur keluar ketika infeksi saluran pernafasan atas
d. Mukosa kering ketika ketika infeksi saluran pernafasan atas
f. Perpindahan gigi dan maloklusi karena kekuatan dan tekanan dari otot lidah
g. Open bite
i. Mandibula progrnatik
1.1 Etiopatogenesis
Lidah adalah situs intraoral yang paling umum, dan lesi mungkin bertanggung
a. Kongenital
2B.
a. Inflamasi
a. Traumatik
postoperatif.
a. Neoplastik
Penyebab neoplastik dibagi dua ada lesi ganas dan jinak. Lesi ganas yaitu
dari carcinoma dan sarcoma. Lesi jinak yaitu dari tumor sel granular,
a. Metabolik
a. Hipertrofi otot
1.1 Penatalaksanaan
a. Terapi orofasial
a. Management bedah
ortodontik.
a. Terapi bicara
1. Mikroglosia/hipoglosia
Variasi penyakit dari mikroglosia dikaitkan dengan salah satu grup kelainan yang
hilangnya jari), sindrom Pierre Robin, dan hypomelia (contoh: hypoplasia dari
dengan kelainan lain seperti cleft palate, intraoral bands, dan situs inversus.
2.1 Etiopatogenesis
Kelainan mikroglosia biasanya sudah terjadi pada fase neonates abnormal yang
2.1 Penatalaksanaan
Bedah dan ortodontik dapat meningkatkan fungsi oral. Pelatihan bicara sering
menghasilkan hasil terapi yang baik namun tergantung ukuran lidah. Teknik non
dengan kesan pita fibrous tebal pada muccobuccal fold anterior bawah yang
Manifestasi oral dari bifid tongue yaitu celah lidah secara parsial ditunjukan
3.1 Etiopatogenesis
Pada penderita bifid tongue terjadi kegagalan penyatuan dua tonjolan lidah bagian
3.1 Penatalaksanaan
Perawatan dari kelainan bifid tongue yaitu pembersihan lidah secara rutin perlu
dilakukan.
1. Tongue Tie/Ankyloglossia
b. V-shaped notch
e. Pada ankyloglossia sempurna (ankyglossia complete) biasanya lidah bersatu dengan dasar
mulut
f. frenulum lingualis kadang-kadang meluas kedepan dan melekat pada ujung lidah atau
periodontal
4.1 Etiopatogenesis
Etiopatogenesis dari penyakit ini akibat anomali perkembangan lidah pada fase
neonates. Empat kali lebih sering terjadi pada laki-laki dibandingkan perempuan.
Ini terjadi karena degenerasi sel yang tidak sempurna. Di dalamnya, ujung lidah
tetap menempel ke dasar mulut. Hal ini merupakan kondisi di mana frenulum
lingualis terlalu pendek atau pembatasan mobilitas lidah secara anterior. Laporan
4.1 Penatalaksanaan
seperti jaminan dan edukasi dari dokter ke pasien dan orang tua pasien. Jika
kebebasan lidah bergerak. Pada anak kecil, perawatan sering disarankan ditunda
sampai anak berusia 4 atau 5 tahun karena lidah selalu masih kecil saat baru lahir
sehingga sangat sulit bayi baru lahir dinilai derajat limitasi lidahnya akibat
di ujung bahkan sering menurunkan keparahan dari tongue tie sehingga kondisi
lidah kemungkinan akan self-correcting pada banyak kasus karena jarang terjadi
Gambar 6 ankyloglossia dengan perlekatan frenulum lingualis abnormal, mobilitas lidah terbatas
Gambar 7 V-shaped notch terlihat pada ujung lidah pasien tongue tie
Gambar 8 perlekatan frenulum lingualis lebih ke anterior terlihat pada pasien tongue tie
Geographic tongue
Geographic tongue adalah lesi annular yang terjadi pada dorsum dan batas lateral 2/3
anterior lidah. Lesi ini bernama lain “benign migratory glossitis”, “erythema migrans”, dan
“wandering rash”.
Manifestasi Oral
Geographic tongue adalah kondisi inflamasi jinak akibat deskuamasi keratin superfisial
dan papilla filiform. Ciri geographic tongue adalah patch rata berwarna merah muda atau merah
yang merupakan papilla filiform yang mengalami deskuamasi yang mungkin tidak memiliki
batas yang jelas dan memiliki tepi berwarna putih dan bergelombang.
Etiologi
Meskipun Geographic tongue adalah salah satu lesi mukosa yang paling umum terjadi,
hampir tidak ada penelitian yang menjelaskan etiologi penyakit ini. Etiologinya tidak diketahui,
namun stress emosional, defisiensi nutrisi dan pengaruh herediter dianggap berpengaruh.
Geographic tongue sering terjadi, kurang lebih 1-2% dari populasi. Wanita dan dewasa
muda paling sering terkena penyakit ini. Kondisi ini dapat bertahan didalam mulut sampai
bertahun-tahun. Terkadang hilang dan timbul secara spontan. Geographic tongue terkadang
berpasangan dengan migratory mucositis, geographic stomatitis, ectopic geographic tongue dan
fissured tongue. Ketika erythema migrans asimptomatik, tidak berbahaya dan tidak
membutuhkan perawatan. Seringnya, kondisi ini menghasilkan patch anular merah yang
memberikan sensasi terbakar. Dapat terjadi inflamasi berbentuk garis merah berdekatan dengan
lesi, disertai dengan nyeri. Lesi akan terus berubah pola dan berpindah dari satu sisi ke sisi lain.
bernama lain “benign migratory glossitis”, “erythema migrans”, dan “wandering rash”.
Penatalaksanaan
Kondisi ini tidak berbahaya dan tidak ada perawatan efektif. Topical anesthetic atau
topical steroid dapat diberikan pada penderita. Disarankan konsumsi Zinc 200mg sebanyak 3x
sehari selama 3 bulan. Secara histologis, lesi ini menyerupai psoriasis , namun secara umum
biasanya terjadi dapat dibedakan, walau terkadang berada berdampingan. Secara non
Geographic tongue
Gambaran klinis
Sesuai dengan namanya, line alba adalah garis horizontal bergelombang pada mukosa
buccal pada area oklusal yang memanjang dari komisura hingga gigi posterior dengan ketebalan
1-2 mm. Linea alba biasanya tampak bilateral.Kondisi ini sangat sering terjadi dan berhubungan
dengan crenated tongue, bruxism, tekanan, iritasi friksional atau trauma akibat menghisap pada
permukaan fasial gigi. Lebih banyak terjadi pada individual dengan overjet yang kecil pada gigi
posterior.
Penatalaksanaan
Tidak ada perawatan untuk pasien dengan linea alba. Garis putih dapat menghilang secara
Linea Alba
Etiologi
Fissure tongue merupakan suatu anomali perkembangan umum dan sering dikaitkan
dengan migrans eritema. Fissure tongue dapat merupakan salah satu ciri sindrom Melkersson-
Rosenthal, sering juga ditemukan pada down sindrom, dan psoriasis.
Gambaran Klinis
Ada beberapa celah di dorsum lidah dan itu mungkin kombinasi dengan geografis tongue.
Bisa juga asimtomatik.
Diagnosis
Diagnosis biasanya jelas, meskipun lidah berlobus sindrom Sjogren dan kandidiasis
mukokutan kronis (Gambar 9.23) harus dibedakan.
Penatalaksanaan
Reassure the patient.
Merupakan gambaran klinis dari fissure tongue
Median rhomboid glossitis
Median rhomboid glossitis secara klinis ditandai oleh lesi eritematosa di tengah bagian
posterior dorsum lidah. Seperti namanya, lesi memiliki konfigurasi oval. Daerah eritema ini
disebabkan karena atrofi papila filiform. Lesi sering menunjukkan mikroflora bakteri / jamur
campuran. Biopsi menghasilkan hifa Candida lebih dari 85% lesi. Perokok dan pemakai gigi
tiruan memiliki peningkatan risiko terjadinya median rhomboid glossitis serta pada pasien yang
menggunakan steroid inhalasi. Kadang-kadang lesi eritematosa dapat muncul secara bersamaan
pada mukosa palatal (kissing lession). Median rhomboid glossitis tidak bergejala. Lesi tidak
menyebabkan peningkatan risiko untuk transformasi malignant.
Median rhomboid glossitis biasanya berada pada garis tengah dari dorsum lidah anterior
ke papilla circumvallate. Insidensi penyakit ini sering terjadi dan biasanya terjadi pada orang tua.
Median rhomboid glossitis dapat dipengaruhi oleh factor jenis kelamin dimana laki-laki lebih
memiliki dampak yang lebih besar dibandingkan dengan perempuan.
Etiologi
Lesi ini biasanya terjadi pada perokok. Lesi yang serupa dapat terlihat pada penyakit
HIV, atau diendapkan oleh kortikosteroid.
Gambaran klinis
Median rhomboid glosits sering terjadi pada daerah rhomboidal depapillated di garis
tengah dorsum lidah anterior untuk circumvallate papillae. Memiliki bentuk seperti datar atau
nodular, merah, atau merah dan putih. Median rhomboid glossitis biasanya terjadi tanpa adanya
gejala.
Diagnosis
Biopsi biasanya tidak diperlukan karena lokasinya khas dan tumor jarang ditemukan.
Namun dari gambaran histologi, mungkin menunjukkan fitur pseudocarcinomatous.
Penatalaksanaan
Pasien harus berhenti merokok. Pemberiaan antifungi dapat diindikasikan, seringkali
selama beberapa minggu atau bulan. Cryosurgery mungkin diperlukan jika lesi tidak membaik.
Etiopatogenesis
Penyebab terjadinya lesi ini sampai saat ini masih belum diketahui, namun dari beberapa
data penelitian torus dapat terjadi akibat faktor genetic, faktor lingkungan, dan kebiasaan
parafungsional. Para ahli menyatakan bahwa pertumbuhan tulang terjadi adalah reaksi akibat
adanya peningkatan atau abnormalitas tekanan oklusal gigi diarea tertentu yang bersangkutan.
Torus palatinus
Gambaran Klinis
Gambaran klinis dari torus palatinus yaitu tidak bergerak, merupakan masa seperti tulang
yang berbentuk nodular yang biasanya berada di midline dari palatum keras. Lesi ini biasanya
lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan dengan laki ̶ laki pada populasi tertentu. Torus
palatinus biasanya muncul pada saat usia 20 tahun atau 30 tahun, walaupun bisa terjadi
pembentukan torus pada beragam usia. Pertumbuhan masa tulang ini terjadi dengan lambat dan
bersifat asimtomatik atau tidak sakit. Torus palatinus biasanya muncul secara simetis pada
paltum keras. Torus palatinus dapat memiliki beberapa bentuk seperti nodular, spindled, lobular,
atau datar. Gambaran radiograf dari torus yang besar adalah lesi radioopak diffuse.
C:\Users\Mateus Sabian\Desktop\Torus-Palatinus.jpg
Gambar …. Gambaran klinis dari torus palatinus
Torus mandibular
Gambaran Klinis
Torus mandibular merupakan tulang yang menonjol yang bisa timbul dari bagian lingual
dari mandibular superior sampai mylohyoid ridge. Torus mandibula bersifat bilateral dan
biasanya berada dekat pada gigi premolar mandibular. Jarang terjadi hanya pada satu sisi. Lesi
ini bersifat asimtomatik atau tidak sakit, dan biasanya muncul pada saat usia 20 tahun atau 30
tahun, walaupun bisa terjadi pembentukan torus pada beragam usia. Torus mandibula dapat
berbentuk seperti nodul, nodul multiple, atau dapat bersatu. Torus palatinus dan torus mandibular
jarang terjadi secara bersamaan.
C:\Users\Mateus Sabian\Desktop\nejmicm1207099_f1.jpeg
Gambar … Gambaran dari torus mandibular pada dasar mulut
Exostosis
Manifestasi oral
xostosis merupakan penonjolan tulang yang dapat bersifat single atau multiple dan lebih sedikit
terjadi dibandingkan dengan torus. Exostosis bersifat asimtomatik dan sering muncul pada
bagian bukal pada tulang aveolar. Lesi ini sering muncul pada bagian posterior maksila atau
mandibular dibandingkan pada bagian anterior. Exostosis biasanya terjadi apabila pasien
mengalami skin graft vestibuloplasti pada gingiva atau pada permukaan gingiva dibawah pontik
jembatan cekat.
C:\Users\Mateus Sabian\Desktop\1-s2.0-S2352003514000021-gr1.jpgGambaran dari exostosis
pada tulang aveolar
White sponge nevus merupakan kondisi yang diturunkan berasal dari sel epitel skuamosa
bertingkat yang bermanifestasi sebagai lesi putih rongga mulut tanpa disertai gejala. Sangat
jarang terjadi dengan prevalensi dibawah 1 banding 200.000. Pada penelitian dari 181.338
populasi antara usia 18 sampai 22 tahun, terdapat dua kasus white sponge nevus teridentifikasi.
Tampilan klinis biasanya mulai terlihat saat remaja, dan kemungkinan terjadinya sama besar
White sponge nevus merupakan defek autosomal dominan karena mutasi gen yang
mengkoding epitel keratin jenis k4 dan k13 dengan hiperparakeratosis, acantosis, edema
interselular dan gangguan deskuamasi. Tikus dengan kelainan kromosom k4, kerusakan epitel
Secara klinis white sponge nevus memperlihatkan lesi putih menonjol dengan permukaan
iregular dapat berbentuk fisur atau plak. Lokasi yang sering terkena adalah mukosa bukal, tapi
dapat muncul juga pada rongga mulut yang ditutupi epitelium parakeratin dan nonkeratin,
terkadang dapat terlihat juga muncul di lidah, dan dasar mulut, pada beberapa kasus dapat
mempengaruhi ekstraoral seperti faring, esofagus, hidung, organ genital and anus, kelainan ini
disebut Cannon's disease. Tidak menunjukan gejala, tapi dapat menyebabkan dysphagia ketika
mengenai esofagus.
Diagnosis banding white sponge nevus yaitu oral dyskeratoses, seperti oral leukoplakia dan
plaque-type candidiasis, lesi putih kongenital seperti leukoedema, pachyonychia congenita, focal
palmoplantar dan oral mucosa hyperkeratosis syndrome, dyskeratosis congenita, benign
dari sel epitel superfisial, terutama yang berlokasi pada stratum spinosum. Terlihat sel dengan
pyknotic nuclei, dan sel tersebut mirip koilocytosis yang terlihat pada infeksi virus. White sponge
nevus dapat didiagnosis melalui tampilan klinis, serta dapat dilakukan biopsi tapi jarang.
Hasil gambar untuk white sponge nevusGambar White Sponge Nevus pada Mukosa Bukal
Nicotinic Stomatitis
Nicotinic stomatitis merupakan lesi putih difus yang menutupi seluruh palatum keras,
disebabkan karena tembakau atau rokok. Jarang terjadi dengan prevalensi 0,12,5%, sering
terjadi pada usia dewasa pertengahan sampai tua, dan sama besar kemungkinannya terjadi pada
laki-laki dan perempuan. Penyebabnya dapat terjadi karena tingginya suhu atau komposisi bahan
kimia rokok, tapi lebih sering terjadi karena tingginya suhu. Penelitian di Arab Saudi, satu dari
tiga perokok memperlihatkan nicotinic stomatitis dan meningkat risikonya 23 kali pada orang
yang merokok dengan pipa. Lesi yang sama juga kadang ditemukan pada orang dengan reverse
Tampilan klinis yang paling sering terlihat adalah lesi putih di palatum, biasanya disebut
nicotine stomatitis atau smoker’s palate. Lesi memiliki dua komponen yaitu hiperkeratosis dan
daerah inflamasi. Secara klinis terlihat iritasi kemerahan yang diikuti dengan lesi keputihan di
mukosa palatum yang memperlihatkan hiperkeratosis. Pada pertengahan lesi ini juga terlihat titik
kemerahan yang diobservasi memperlihatkan orifis kelenjar saliva asesoris yang membesar dan
dan inflamasi ringan subepitelial. Tampilan klinis khas, bagian yang terkena palatal, bagian yang
Tampilan klinis dan penyebab nicotinic stomatitis sangat khas sehingga tidak diperlukan
biopsi. Perawatan tidak diperlukan, tapi pasien harus menghentikan kebiasaan buruk yang
Daftar Pustaka
1. Burket, Lester W., Martin S. Greenberg, and Michael Glick. 2003. Burket's oral medicine:
diagnosis & treatment. Hamilton, Ont: BC Decker.
2. Scully, Crispian. 1999. Handbook of oral disease: diagnosis and management. London: Martin
Dunitz.
3. Langlais, R. P., Miller, C. S., & Gehrig, J. S. (2009). Color atlas of common oral diseases.
Philadelphia: Wolters Kluwer Health/Lippincott Williams & Wilkins.
4. Regezi. Oral Pathology Clinical Pathologic Correlations 4ed. 2003. Saunders
5. Greenberg M.S, Glick M. Burket's Oral Medicine Diagnosis & Treatment Tenth Edition. 2003.
Hamilton, Ontario.
7. Jaypee Brothers Medical Publishers (P) Ltd. Textbook of Oral Medicine Second Edition. 2010.
Panama City, Panama.