45 148 1 PB PDF
45 148 1 PB PDF
45 148 1 PB PDF
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 63
Agroindustri Kopi Luwak Febriyanti et al
negara, jika mampu melaksanakan dalam data sekunder sebagai data penunjang
jumlah yang besar. Usaha agroindustri kopi diperoleh dari BPS, Dinas Koperindag, dinas
luwak di Kabupaten Lampung Barat Pertanian , Badan pelaksana Penyuluhan ,
berkembang dengan pesat, yang ditunjukkan Perikanan dan Kehutanan Kabupaten Lampung
semakin bertambahnya masyarakat menekuni Barat
usaha ini. Saat ini berdasarkan data dari Dinas
Pengumpulan Data
Koperasi, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar
Kabupaten Lampung Barat tahun 2009 terdapat Data yang dikumpulkan dalam
4 pengrajin kopi luwak yaitu Kopi Musong penelitian ini terdiri dari data primer dan data
Liwa, Duta Bother’s, Raja Luwak dan Ratu sekunder. Data primer adalah data yang
Luwak dengan kapasitas produksinya rata –rata didapat secara langsung oleh pengumpul dan
400 kg /bulan . Kopi luwak yang di hasilkan diperoleh melalui wawancara secara langsung
beberapa industri kopi luwak tersebut belum dengan pelaku usaha kopi luwak di Kabupaten
dapat secara kontiyu untuk memenuhi Lampung Barat. Selain wawancara, teknik
permintaan pasar domestik dan ekspor . pengumpulan data primer yang juga dilakukan
Meningkatnya kebutuhan terhadap kopi luwak adalah dengan membuat kuisioner (daftar
menyebabkan perlu dikembangkan unit pertanyaan) sekaligus melakukan pengamatan
produksi pengolahan kopi luwak baru dan (observasi) langsung di lapangan. Data
salah satu lokasi yang akan digunakan sebagai sekunder diperoleh melalui pencatatan dari
tempat agroindustri kopi luwak tersebut adalah berbagai kepustakaan data yang didapat secara
di Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten tidak langsung oleh pengumpul data,
Lampung Barat, unit produksi kopi luwak melainkan melalui perantara baik lembaga
dengan kapasitas di rancang 500 kg/bulan maupun pustaka dan data sekunder diperoleh
yang lebih tinggi dibandingkan dengan dari instansi terkait dan literatur sebagai
beberapa produser kopi luwak yang ada di tambahan yang berkaitan dengan penelitian ini.
Lampung Barat yaitu 400kg/bulan Metode pencarian data yang digunakan adalah
Untuk menilai kelayakan suatu usaha, :
dapat digunakan analisis pasar, teknis 1. Observasi yaitu untuk memperoleh data
finansial, dan manajemen akan menilai sejauh primer dengan mengamati pelaku dan
mana kemampuan agroindustri pengolahan lingkungan . Observasi adalah cara yang
kopi luwak memberikan nilai tambah bagi paling tidak formal diantara ketiga cara
petani dalam meningkatkan pendapatan petani pencaraian data primer. Data diperoleh
dan kelayakan untuk dikembangkan. dengan melihat,mendengar dan mengamati
secara langsung dari usaha pengolahan kopi
METODE PENELITIAN luwak di Kabupaten Lampung Barat.
2. Survey merupakan pendekatan yang biasa
Lokasi dan Waktu Penelitian digunakan untuk penelitian deskriftif.
Lokasi penelitian dilaksanakan di Kabupaten Survey mempunyai sifat lebih formal
Lampung Barat . Pengambilan data dilakukan dibandingkan dengan observasi. Survei ini
dari Bulan Januari sampai dengan April dilakukan langsung ditempat usaha
2011. pengolahan kopi luwak di kabupaten
Lampung Barat.
Jenis dan Sumber Data
3. Wawancara yaitu mengumpulkan data yang
Data diperoleh dari hasil wawancara terkait dengan usaha pengolahan kopi
dengan menggunakan kuisioner terhadap luwak di Kabupaten Lampung Barat dan
pelaku usaha pengolahan kopi luwak di bertanya langsung maupun dengan
Kabupaten Lampung Barat yaitu kelompok kuisioner.
petani Pesagi Mandiri yang berjumlah 10 4. Studi pustaka , yaitu mencari referensi dan
orang , yang penentuan lokasinya secara literature untuk memperoleh data sekunder
sengaja ( purposive). Selain itu menggunakan mengenai usaha pengolahan kopi luwak.
64 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 16, No. 1 Maret 2011
Febriyanti et al Agroindustri Kopi Luwak
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 65
Agroindustri Kopi Luwak Febriyanti et al
HASIL DAN PEMBAHASAN kopi mix ) , dan 80% dalam bentuk biji kering.
(Anonim, 2007)
Aspek Pasar dan Pemasaran
Saluran pemasaran kopi luwak di
Data-data yang didapatkan dari Kabupaten Lampung Barat diawali dari
kuisioner, wawancara dan informasi dari kelompok tani pembuat kopi luwak yang
berbagai literatur berupa informasi tentang menjual kepada pedagang besar lalu ke
permintaan kopi sampai dengan tahun 2027 konsumen atau konsumen langsung membeli
(Bapeda Lambar). kepada produsen kopi luwak Alur pemasaran
Berdasarkan road map pembangunan tersebut dapat dilihat pada bagan berikut ini.
agroindustri kopi yaitu 20% kopi diolah
menjadi kopi olahan ( kopi bubuk, kopi instant,
Sumber : Anonim,2009
Lampung Barat merupakan Kabupaten bubuk biasa, kopi bubuk luwak, kopi bubuk
yang memiliki luas areal dan produksi kopi instan.
terbesar pertama yaitu 59,316 ha dan 56.227 Analisa ini lebih difokuskan pada
ton. Data tersebut menunjukkan bahwa pembahasan peluang pasar dan berbagai
kapasitas produksi kopi luwak sebanyak 3200 kegunaan pengembangan agroindustri kopi
kg / tahun dapat dipenuhi. Dalam memasarkan luwak, dari data pertumbuhan permintaan dan
kopi luwak produsen kopi luwak langsung rata-rata produksi tersebut cukup besar dan
memasarkan kepedagang besar kemudian cenderung meningkat dari tahun ke tahun, pada
langsung di jual ke konsumen, dan ada pula tahun 2010 permintaan kopi luwak sebesar 425
yang langsung membeli ke produsen kopi kg/bln, karena kopi luwak tidak hanya
luwak. digunakan untuk memenuhi permintaan
industri yang berbasis kopi di dalam negeri
Peluang Pasar
maupun luar negeri. Pemasaran kopi luwak
Pengembangan industri pengolahan adalah wilayah Lampung Barat, Metro,
kopi luwak dapat mempercepat pemberdayaan Lampung Selatan , Way Kanan, Lampung
ekonomi rakyat, serta telah digambarkan pula Timur, Bandar Lampung, Jakarta, Bogor , dan
pada pohon industri, bahwa kopi dapat diolah Taiwan.
menjadi berbagai jenis industri seperti kopi
Tabe 1l. Data Permintaan Kopi Luwak di Kabupaten Lampung Barat ( data olahan )
No Tahun Permintaan (Y) X X² XY Perkiraan
( Kg) ( kg)
1 2006 150 -2 4 -300 250
2 2007 250 -1 1 -350 270
3 2008 300 0 0 0 290
4 2009 350 1 1 350 310
5 2010 400 2 4 400 330
Jumlah 1450 0 10 200 1450
66 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 16, No. 1 Maret 2011
Febriyanti et al Agroindustri Kopi Luwak
Adanya pabrik pengolahan kopi kerja dengan hari kerja produksi per
luwak dan berkembangnya pabrik baru tahunnya selama 200 hari kerja.
diseluruh wilayah potensi perkebunan rakyat Dari hasil pencatatan di Dinas
akan mengisi kebutuhan pasar dalam dan luar Pertanian dan Perkebunan dan pengusaha
negeri. Dengan berkembangnya industri kopi luwak Kabupaten Lampung Barat bahwa
pengolahan kopi luwak tidak hanya untuk mendapatkan 500 kg kopi bubuk luwak
memberikan peningkatan pendapatan bagi diperlukan kopi 5333 kg . Dari data tersebut
petani kopi dan pengolahnya saja, tetapi juga dapat dibuat prakiraan perhitungan luasan
dapat mendorong tumbuhnya usaha baru dan lahan perkebunan kopi yang dibutuhkan dan
penyerapan tenaga kerja bagi masyarat dan dipersiapkan untuk menjamin pemenuhan
berkembangnya industri terkait dan industri akan pasokan bahan baku kopi ke pabrik
pendukung serta industri jasa. pengolahan kopi bubuk luwak walupun bahan
baku diasumsikan membeli .
Aspek Teknis dan Teknologi Apabila produktivitas tanaman kopi
perhektar 1000 – 1200 kg per hektar, maka
Rencana Kapasitas Pabrik Pengolahan
dibutuhkan luasan lahan untuk perkebunan
Kopi Luwak
kopi seluas 8 ha. Bahan baku kopi pada
Penentuan kapasitas produksi agroindustri ini diasumsikan membeli dari
disesuaikan dengan ketersediaan bahan baku petani dengan perhitungan 20% dalam bentuk
dan permintaan pasar pada saat ini sebesar produk olahan ( kopi mix, kopi bubuk, dan
450 kg/bln. Dari hasil penelitian bahwa kopi instan ), dan 80% dalam bentuk biji.
kapasitas produksi yang akan direncanakan Pemilihan dan penentuan lokasi agroindustri
adalah 500 kg/bln. Kapasitas ini berdasarkan kopi luwak dilakukan dengan menggunakan
potensi lahan seluas 152,109,9 ( ha) ( 28,09% beberapa parameter. Hasil analisis penelitian
), tersebar di Kecamatan Bengkunat, Pesisir dan penentuan lokasi agroindustri kopi luwak
Selatan, Pesisir Tengah, Way Tenong, yang sesuai adalah di Kecamatan Sumber
Sumber Jaya , Sukau, Sekincau, Balik Bukit, Jaya Kabupaten Lampung Barat . Luas areal
Batu Brak,dan Karya Penggawa . yang dipersiapkan untuk proses pengolahan
Bahan Baku kopi luwak sebesar 0,5 ha.
Analisis awal sebelum menentukan
Analisis bahan baku mencakup Kecamatan Sumber Jaya sebagai lokasi
spesifikasi bahan baku yang dibutuhkan dan agroindustri kopi luwak adalah dengan
potensi ketersediaanya. Bahan baku yang menggunakan Metode Penilaian Hasil Values
dibutuhkan untuk pengolahan kopi luwak ( Ibrahim, 1998). Lokasi yang menjadi
adalah kopi segar dan bahan pembantunya alternatip untuk dipilih sebagai lokasi
binatang musang atau luwak. Untuk pengembangan agroindustri kopi luwak
menjamin kualitas dan kuantitas bahan baku adalah Kecamatan Bengkunat, Kecamatan
yang diperlukan di unit pengolahan Pesisir Selatan , Sumber Jaya.
agroindustri kopi luwak , maka diperlukan Analisa dengan metode penilaian
kopi segar sebanyak 63996 kg/tahun dan hari plant site menurut Ibrahim, (1998),
didapatkan hasil seperti pada tabel berikut.
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 67
Agroindustri Kopi Luwak Febriyanti et al
68 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 16, No. 1 Maret 2011
Febriyanti et al Agroindustri Kopi Luwak
1 Tampah 40
2 Baskom 6
3 Wajan Besi 1
4 Irik Bambu 20
5 Timbangan 1
6 Sutil 2
7 Mesin Fress 1
8 Mesin Giling Bubuk 1
9 Mesin Sangrai 1
10 Mesin Huller 1
11 Tungku 1
12 Genset 1
13 Lampu 25
14 Kabel 150 m
15 sekop 1
16 Sepatu Boot 4
17 Gerobak 1
18 Seng 20
19 Mesin Air 1
20 Golok 1
Total ; 129
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 69
Agroindustri Kopi Luwak Febriyanti et al
1. Proses Sintesis Kopi Luwak dengan Biji kopi yang masih berlendir ini
Rumen Sapi diangkat dari air cucian, kemudian ditiriskan
sebentar agar lapisan lendir tidak kering. Biji ini
Ada beberapa tahapan yang harus
direndam dalam cairan rumen yang telah
dilaksanakan dalam sintesis kopi luwak. Buah
disiapkan selama 24 jam. Perbandingan antara
kopi yang akan diberi perlakuan harus
jumlah biji kopi yang akan diberi perlakuan
dipersiapkan pada awal kegiatan. Buah kopi
dengan cairan rumen adalah sebatas biji kopi
yang digunakan adalah buah yang masak
terendam dengan seluruhnya dalam cairan
sempurna. Buah kopi yang dipetik kemudian
rumen. Saat biji kopi direndam dalam cairan
dikupas dengan menggunakan tangan hingga
rumen, diharapkan proses fermentasi segera
kulit luarnya yang berwarna merah terlepas dari
terjadi.
biji kopi. Proses pengupasan meniru kebiasaan
Aktivitas bakteri dalam rumen sendiri
luwak yang tidak mengunyah buah kopi yang
tidak konstan, tetapi berubah-ubah tergantung
dimakannya, namun hanya menguliti bagian
kondisi dalam usus. Tempat yang bisa
luar buah kopi (Faizal, 2009). Pengupasan kulit
digunakan untuk perendaman berupa tong
kopi tidak memerlukan banyak tenaga, namun
plastik, karena mudah diperoleh. Wadah
cukup dengan memencet kulit buah perlahan.
perendaman dijaga agar selalu tertutup
Bressani (1979), menyebutkan bahwa buah kopi
mengingat bahwa bakteri pencernaan
yang matang sangat liat, bahkan tekanan kecil
merupakan bakteri yang bersifat anaerob.
pada kulitnya mampu menyebabkan kedua biji
Kondisi yang terbuka dikhawatirkan
terlepas dari kulitnya. Seandainya skala
mengurangi aktivitas bakteri sehingga kualitas
produksi ternyata diperbesar, maka penggunaan
kopi yang dihasilkan kurang optimal. Dalam
mesin pengupas untuk mengeluarkan kedua biji
fermentasi, suhu campuran cairan dan kopi
dari buah diperbolehkan, sepanjang tidak
dijaga agar tidak kurang dari 26 oC. Suhu seperti
merusak biji dan endokarp (cangkang biji) kopi.
ini biasa terdapat pada perut luwak. Nilai suhu
Biji kopi yang dihasilkan masih
seperti ini bisa dirasakan dengan meraba
memiliki cangkang dan juga lapisan lendir di
dinding luar wadah fermentasi. Jika saat
luarnya. Lapisan lendir ini sebenarnya yang
dilakukan perabaan terasa hangat, artinya
merupakan lapisan mesokarp buah. Biji ini
aktivitas mikroorganisme masih berjalan
kemudian dicuci dalam air mengalir, agar
normal.
kotoran selain biji kopi yang mungkin ada
Perendaman biji kopi dalam cairan
terbuang. Dalam pencucian ini, tidak dilakukan
rumen dilakukan selama 24 jam. Keesokan
penggosokan ataupun perlakuan lain yang
harinya, biji bisa diangkat untuk kemudian
menyebabkan lapisan lendir ini hilang. Lapisan
dibersihkan dan dikeringkan. Proses
lendir tetap dijaga agar bakteri fermentator
pembersihan biji kopi tidak berbeda dengan
dalam cairan rumen sapi memiliki makanan
pemrosesan kopi biasa. Biji digosok-gosok agar
untuk dicerna. Lapisan lendir kopi memiliki
sisa lendir dan kotoran lainnya hilang dari biji.
kandungan beberapa bahan kimia yang akan
Untuk kopi luwak sintetis ini, tujuan lain dari
menjadi sumber pakan untuk bakteri.
pembersihan ini adalah membersihkan sisa
Proses inti pembuatan kopi luwak
cairan rumen dan bakteri dar biji kopi. Biji kopi
sintetis adalah penghilangan lendir buah dengan
yang sudah bersih ini siap untuk dikeringkan
fermentasi oleh mikroorganisme. Pemrosesan
sebelum dijual ke pasar.
ini berbeda dengan pemrosesan kopi secara
Dengan waktu perendaman dan
konvensional yang hanya mengupas buah tanpa
pengeluaran biji kopi yang sama, maka
menghilangkan lapisan lendir. Hal serupa juga
disarankan prosesing biji dilakukan di pagi hari.
terjadi pada saluran pencernaan luwak,
Dengan melakukan di pagi hari, ada beberapa
mengingat tingginya kandungan bahan kimia
keuntungan yang bisa diperoleh. Biji kopi yang
yang bisa berfungsi sebagai makanan pada
sudah selesai diproses masih memiliki waktu
lapisan lendir buah. Untuk menghilangkan
untuk dibersihkan dari cairan rumen sapi pada
lendir buah, diperlukan bakteri fermentator
hari yang sama. Keuntungan lain adalah biji
sebagai media penguraian lendir buah.
70 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 16, No. 1 Maret 2011
Febriyanti et al Agroindustri Kopi Luwak
yang sudah bersih bisa langsung dijemur pada masih menempel di kulit tanduk. Pencucian
hari yang sama. Biji yang dijemur pada dikerjakan secara manual di dalam bak ember.
keesokan harinya dikhawatirkan bisa
mengalami fermentasi lanjutan yang tidak Pengeringan
diinginkan karena kadar air biji yang terlalu
Proses pengeringan bertujuan untuk
tinggi. Biji yang masih basah juga ditakutkan
mengurangi air dari biji kopi yang semula 60 -
mudah ditumbuhi oleh cendawan sehingga
65% sampai menjadi 12%. Proses pengeringan
berbau tengik. Pemrosesan biji bisa dilakukan
dapat dilakukan dengan cara penjemuran,
pada sore hari atau bahkan malam hari
mekanisme atau kombinasi keduanya.
seandainya petani memiliki mesin pengering
Penjemuran merupakan cara yang mudah
biji kopi. Dengan adanya mesin pengering biji
untuk mengeringkan biji kopi. Proses
kopi, pengeringan buah menjadi lebih mudah,
pengeringan dipilih dengan cara penjemuran
namun juga dibutuhkan investasi tambahan
penuh ( full sun drying ).
untuk pengadaan alat kopi bubuk.
Penjemuran yang digunakan disini
adalah dengan menggunakan model para-para
Penerimaan dan Perlakuan Awal Bahan
( meja pengering ), biasanya para –para terbuat
Baku dari papan kayu, anyaman bambu atau kawat
Proses produksi di mulai dari ayak dan diberi sanggahan dengan tinggi 0,50
penerimaan bahan baku, buah kopi yang masak m dari permukaan tanah.
( berwarna merah kehitaman ) di sortasi secara
teliti untuk memisahkan buah kopi yang Pengupasan Kulit Tanduk
matang, buah kopi segar hasil sortasi sebaiknya
Pengupasan ini bertujuan untuk
langsung diolah untuk mendapatkan hasil yang
memisahkan biji kopi dengan kulit tanduk.
optimal, baik dari segi mutu ( terutama cita rasa
Hasil pengelupasan disebu biji kopi green bean
). Buah kopi segar tersebut kemudian di
. pada proses pengupasan kopi menggunakan
berikan kepada binatang luwak/musang ,
mesin huller, type silinder, penggerak motor
biasanya setiap hari satu musang memakan
disel 12-24 PK, kapasitas 600 kg /jam.
buah kopi segar sebanyak 5 - 8 kg.
Penyangraian
Fermentasi
Proses penyangraian merupakan tahapan
Buah kopi yang dimakan luwak diproses
pembentukan aroma dan cita rasa khas kopi
melalui pencernaan luwak dan terjadi
dengan perlakuan panas dan kunci dari proses
fermentasi, fermentasi yang terjadi dalam perut
produksi kopi bubuk. Proses sangrai di awali
luwak,. Biji kopi yang tercampur dengan enzim-
dengan penguapan air yang ada didalam kopi
enzim yang ada dalam perut luwak, suhu dalam
biji dengan memanfaatkan panas yang terjadi
perut luwak yang membantu proses fermentasi
dari kompor dan kemudian diikuti dengan
sempurna, kemudian dikeluarkan dalam bentuk
reaksi pirolisis. Reaksi ini merupakan reaksi
kotoran berupa gumpalan memanjang biji kopi
dekomposisi senyawa hidrokarbon antara lain
yang tercampur dengan lendir. Prinsip
karbon hidrat, hemiselulosa dan selulosa yang
fermentasi adalah penguraian senyawa-enyawa
ada di dalam biji kopi. Reaksi ini umumnya
yang terkandung di dalam lapisan lender oleh
terjadi setelah suhu sangrai 180°C. Secara
mikroba alami. Fermentasi juga bertujuan
kimiawi proses ini di tandai oleh evolusi gas
untuk mengurangi rasa pahit den mendorong
Co2 dalam jumlah banyak dari ruang sangrai
terbentuknya kesan mild rasa senduannya.
berwarna putih. Sedangkan secara fisika,
pirolisis di tandai dengan perubahan warna biji
Pencucian kopi yang semula kehijauan menjadi coklat,
Pencucian bertujuan unrtuk kisaran suhu sangrai yang umum adalah sebagai
menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang berikut :
Jurnal Teknologi dan Industri Hasil Pertanian Volume 16, No.1, Maret 2011 71
Agroindustri Kopi Luwak Febriyanti et al
a. Suhu 190 - 195°C untuk tingkat sangrai kehidupan organisasi agroindutri kopi
ringan ( warna coklat muda ) luwak yang akan dikembangkan.
b. Suhu 200 - 205°C untuk tingkat sangrai 5. Analisis kelayakan finansial menunjukan
medium ( warna coklat agak gelap) bahwa agroindustri kopi luwak layak
untuk dikembangkan.
Salah satu tolak ukur proses penyangraian
adalah derajat sangrai yang dapat dilihat dari
DAFTAR PUSTAKA
perubahan warna biji kopi yang sedang di
sangrai. Proses ini dihentikan pada saat warna
Anonim 2007a. Rencana Pembangunan
sampel biji kopi sangrai sudah mendekati warna
Jangka Menengah Kabupaten
sampel standar
Lampung Barat 2008-2013.
Anonim 2007b. Road Map Pemanfaatan
Penghalusan Biji Kopi
Kopi. Departemen Pertanian R.I.
2007.
Biji kopi sangrai di haluskan dengan
Anonim 2008a. Duta Luwak
alat penghalus kopi ( grinder ) sampai diperoleh
http://www.kopiluwakduta.
butiran biji kopi yang kehalusannya tertentu
Go.id/index.php.(diunduh 3 Februari
agar mudah di sedu dan memberikan rasa dan
2011)
aroma yang lebih optimal.
Anonim 2008b. Dinas Perkebunan Kabupaten
Lampung Barat
Pengemasan
http://disbunlambar.go.id/index
Tujuan pengemasan adalah untuk Anonim 2009. Produsen Kopi Luwak
mempertahankan aroma dan cita rasa kopi Indonesia.
selama di distribusikan ke konsumen dan http://www.luwak.go.id/index.php/opt
selama dipajang di etalase toko Jenis kemasan ion.com.contect&taste (diunduh
yang digunakan adalah almunium foil. tanggal 3 Februari 2011).
BPS Lampung Barat. Lampung Barat dalam
KESIMPULAN DAN SARAN Angka.
Berdasarkan Dapat disimpulkan bahwa Assauri, Sofyan. 1990. Manajemen
kajian kelayakan agroindustri kopi luwak di Pemasaran Dasar, KOnsep, dan
Lampung Barat layak dengan pertimbangan: strategi. Edisi I. CV Rajawali, Jakarta,
hlm: 91-150.
1. Pasar kopi luwak sangat menjanjikan dan Austin, J.E. 1981. Agroindustrial Project
terbuka luas serta dengan kapasitas Analysis. The John Hopkins
produksi kopi luwak sebanyak 3200 University Press, London, hlm: 3-68.
kg/tahun dapat dipenuhi. Darwis. 1983. Seminar Nasional Agroindustri
2. Bahan baku atau areal yang dibutuhkan Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
untuk perkebunan kopi tersedia cukup Ibrahim Y. 1997. Studi Kelayakan Bisnis.
luas di Kabupaten Lampung Barat. Edisi Revisi. PT. Rineka Cipta
3. Teknologi proses pengolahan kopi luwak Jakarta, 249 hlm.
yang digunakan adalah teknologi dari Kadariyah,L.,Karalina dan Gray. 1999.
CAMCE China dengan pertimbangan Pengantar Evaluasi Proyek. Lembaga
investasi peralatan yang lebih murah, pengabdian Kepada Masyarakat, IPB
teknologi yang digunakan terbaru dengan Bogor, hlm : 65-80.
kontruksi pabrik yang lengkap. Wijaya dan Budidarso, 2004. Konsep Pola
4. Kebutuhan untuk keperluan organisasi Pengembangan Agroindustri Menuju
dan manajemen baik tenaga kerja mudah Pertanian Modern di Lampung.
didapat karena Kabupaten Lampung Lembaga penelitian Unila, Bandar
Barat banyak tersedia tenaga kerja yang Lampung.
dapat digunakan untuk menggerakan
72 Jurnal Teknologi Industri dan Hasil Pertanian Volume 16, No. 1 Maret 2011