Laporan - Field - Trip - Wiwit YESS
Laporan - Field - Trip - Wiwit YESS
DI RSUD BANYUMAS
NIM : 170103098
FAKULTAS KESEHATAN
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Pada,
A. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Menurut WHO pada tahun 2012 angka penderita gangguan jiwa secara
global sangat meghawatirkan, sekitar 450 juga orang yang menderita
berpopulasi di negara berkembang da sebanyak 8 dari 10 penderita tidak
mendapatkan pengobatan. Kesehatn jiwa merupakan pengendalian diri dalam
menghadapi stressor di sekitar lingkungan sekitar dengan selalu berpikir positif
dalam keselarasan tanpa adanya tekanan fisik dan psikologis, baik secara
internal maupun eksternal yang mengarah pada kestabilan emosional.
Kesehatan jiwa dapat diartikan dengan suatu keadaan dimana seseorang
terbebas dari gangguan jiwa, dan memiliki sifat positif untuk mengjelaskan
tentang kedewasaan serta kepribadiannya. (Nasir dan Muhith, 2010)
Gangguan jiwa dapat mendekat kepada siapapun, terlebih seperti
mahasiswa, yang harus selalu mampu mengontrol koping dirinya dalam
mengahdapi berbagai tugas yang dilayangkan dari pada dosen. Penyebab
paling sering timulnya ganngguan jiwa dikarenakan genetik (namun masih dapat
dicegah), himpitan ekonomi, kemiskinan, sosial budaya, frustasi, kejadjian yang
tidaak diinginkan di masa lalu dan lain sebagainya.
Indonesia mengalami peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa cukup
banyak diperkitakan prevalensi gengguan jiwa berat dengan psikosis atau
skizofrenia pada tahun 2015 adalah ±1.728. Adapun orang dengan gangguan
jiwa terbanyak di karasidenan banyaumas meliputi daerah banyumas sendiri
dan disusul oleh kabupaten banyumas.
Filed trip yang mahasiswa prodi S1 KEPERAWATAN Universitas
Harapan Bangsa Purwokerto lakukan yakni guna mengobservasi bagaimana
cara melakukan pengkajian secara langsung kepada orang gangguan jiwa
dengan berbagai masalah serta mengobservasi berbagai terapi yang di gunakan
di Instalasi Jiwa RSUD Banyumas, seperti TAK (Terapi Aktivitas Kelompok),
Terapi Lingkungan, Terapi keluarga, terapi okupasi, dan lain-lain dengan
berbagai media.
2. Pemberian psikofarmaka
Obat-obatan pada klien gangguan jiwa (nama, warna, fungsi, dosis) dan
cara pemberian obat
1. Nama obat : Trihexyphenidyl (THP)
Warna : kuning
Dosis : 2x1 (2mg)
Fungsi :
- Untuk mengobati efek samping dari obat psikotik
seperti ; chlorpromazine/ haloperidol
- Membantu menurunkan rasa kaku pada otot
Rute : Oral
2. Nama obat : Trifluoperazine
Warna : Biru
Dosis : 2-5mg (2x1)
Fungsi :
- Obat TFP membantu menyeimbangkan substansi
tubuh di otak ; dan berpikir jernih, lebih tidak gugup
- Terapi kecemasan jangka pendek
- Terapi mengurangi halusinasi dan perilaku kekerasan
baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain
Rute : Oral
3. Nama obat : Diazepam
Warna : Ampul warna coklat
Dosis : 3x1 (2-5mg)
Fungsi : Berfungsi sebagai antikejang dan penurunan kecemasan
Rute : Intravena dan atau intramuskular
4. Nama obat : Risperidone
Warna : Putih
Dosis : 2 mg(2x1)
Fungsi : Berfungsi mengobati gangguan mood (bipolar)
Rute : Oral
5. Nama obat : Clozapine
Warna : Kuning/putih
Dosis : 2x1 (12,5mg)
Fungsi : Mengurangi gejala psikosis (halusinasi dan mencegah
keinginan bunuh diri)
Rute : Oral
b. Terapi lingkungan
1. Pengertian
Terapi lingkungan “Millieu Terapi” merupakan suatu bentuk manipulasi
ilmiah yang bertujuan untuk menghasilkan perubahan pada perilaku
pasien guna menghasilkan perubahan pada perilaku pasien dan untuk
mengembangkan keterampilan esmosional sosial dan lain sebagainya
melalui pengenalan lingkungan sekitar yang ada.
2. Tujuan
Terapi lingkungan bertujuan untuk membantu keefektifan proses asuhan
keperawatan. Dalam hal ini pemindahan klien dan yang terapeutik akan
memberikan kesempaan diri untuk istirahat dan memulihkan diri,
memberikan waktu untuk berfokus pada pengembangan dalam hal
kekuatan dan kesempatan belajar yang alternative dalam menyelesaikan
masalah
c. Terapi keluarga
(Tidak terobservasi)
d. Terapi okupasi
1. Pengertian
Terapi okupasi merupakan suatu ilmu dan seni pengarahan
parisipasi seorang pasien untuk melaksanakan tugas tertentu yang
sudah ditetapkan .terapi okupasi berfokus pada pengenalan kemampuan
yang pasih ada pada pasien, peningkatan ini bertujuan untuk membentuk
pasien agar mandiri atau tidak bergantung dnegna orang lain, serta
bertanggungjawab atas tindakannya.
Terapi okupasi biasanya digunakan pada pasien dengan
gangguan komunikasi, tidak mampu merespon stimulus, pasien dengan
cacat tubuh.
2. Tujuan
a) Terapi untuk mengembalikan fungsi mental
Menciptakan perkembangan kemampuan pasien, mengembalikan
fungsi fisik, mengajarkan ADL’s pasien atau melatih kemandirian
pasien dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti makan minum,
BAB, BAK, tugas rutin dirumah (menyapu,dll) membersihkan tempat
tidur dan mengganti linen, serta minum obat.
b) Peran tetrapi okupasi adalah untuk menghubung antara batin paien
dengan kondisi luar, berhubungan dengan tujuan pekerjaan dan
dapat meningkatkan kemampuan klien berinteraksi sosial dalam
kelompok terapi.
4. Cara melakukan komunikasi terapeutik pada klien gangguan jiwa (teknik dan
isi)
Cara melakukan komunikasi terapeutik dengan pasien gangguan jiwa
terbagi menjadi 4 tahap yaitu, tahap pra interaksi, tahap orientasi, tahap
kerja, dan tahap terminasi :
(Dengan hasil observasi bapak Agus Riyadi S.Kep.,Ns ketika mengkaji
pasien Tn.A di ruang Nakula)
a. Tahap pre interaksi
Tahap pre interaksi adalah tahap dimana perawat akan bertemu dengan
klien/pasien atau yang biasa disebut dengan tahap persiapan
1) Mendapatkan informasi terkait kondisi klien/pasien bisa dari rekam
medis, keluarga klien, assesement, PLGD atau dari hasil anamnesa
langsung dengan pasien.
2) Mencari litetratur yang berhubungan dengan masalah yang dialami
oleh klien
3) Mengeksplorasi perasaan fantasi maupun ketakutan diri perawat
terhadap pasien
4) Menganalisa kekuatan maupun klemahan profesional diri perawat
dalam
5) Pada tahap pre interaksi juga tahap dimana seorang perawat
membuat rencana pertemuan dengan klien/pasien ; dalam hal ini
dapat menuju tipe spesifik data yang aka dicari (data fokus klien),
metode yang tepat untuk wawancara atau anamnesa dengan klien
yaitu bisa degan cara terbuka atau tertutup, dan setting ruang dan
waktu yang tepat.
No Rencana interaksi Dilakukan Hasil/modifikasi
Ya Tidak
1 Pre orientasi :
- Mencari data √ - Dari data rekam medis
pasien, bisa melalui didapatkan klien
rekam medis pasien memiliki riwayat
- Mengeksplorasi √ RPK/PK
perasaan pasien - Perasaan tenang
- Rencana kegiatan : √ - Melakukan pengkajian
Tema : Alasan pasien Tn.A
pasien masuk RSJ
Waktu : 10 menit
Tempat : ruang
diskusi
4) Tahap kerja
Tahap kerja adalah tahap dimana kegaitan dimulai
Kompoennya berupa :
Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya guna
mencapai kesiapan pasien sebelum dimulainya tahap kerja
Menanyakan keluhan yang dialami pasien
Memulai tahap kerja dengan baik
Melakukan tahap kerja, diantaranya; menanyakan apa alasan masuk
rumahsakit, faktor predisposisi atau pengalaman tidak
menyenangkan di masa lalu, faktor presipitasi, pola hubungan sosial,
konsep diri, status mental serta mekanisme koping yang paisen
lakukan ketika masalah timbul.
No Rencana interaksi Dilakukan Hasil
Ya Tidak
3 Fase kerja
- Memberi kesempatan √ - Pasien Tn.A tidak
pasien bertanya menanyakan
“sebelum kita mulai apa apapun
ada yang mas A ingin
ditanyakan?”
- Menanyakan keluhan √ - Pasien
“ada yang mas A mangatakan masih
keluhkan?” suka marah-marah
- Memulai dengan baik
“baiklah kalau tidak ada, √
kita mulai saja ya”
Melaksanakan kegiatan :
Apa alasan masuk √ - Marah – marah
hingga
√ mengamuk dan
memukul orang.
Faktor predisposisi - Pada 1 bulan
( apa pengalaman / yang lalu pernah
kejadian yang tidak dikeroyok karena
menyenangkan dimasa √ mengamuk
lalu mas S ?)
Faktor presipitasi - Pasien A ingin
(pencetus) bekerja tetapi
tidak ada
lowongan
pekerjaan
Pola hubungan sosial √ - Tn.A cukup sering
(“bagaimana hubungan berinteraksi
mas A dengan dengan
tetangga? Sering tetangganya
gabung main dengan
tetangga ?”)
Konsep diri - Semua suka
1. Citra tubuh √ dengan anggota
(anggota tubuh tubuhnya
mana yang mas s
sukai dan tidak
disukai ?)
2. Identitas diri √ - Merasa minder
karena belum
bekerja
5) Tahap Terminasi
Komponen meliputi :
Membuat kesimpulan
Memberikan reinforcment
Merencanakan rencana tindak lanjut dengan klien
Melakukan kontrak
Mengakhiri terminasi dengan baik
C. PEMBAHASAN
(Pembahasan sesuai antara hasil observasi dengan teori yang mendukung)
Berdasarkan teori terapi modalitas dapat diuraikan bahwa :
1. Terapi aktivitas kelmpok merupakan terapi yang sering digunankan
dalam praktik eksehtan jiwa, bahkan menjadi hal yang penting dari
keteraampilan terapeutik dalam ilmu keperawatan. TAK dapat diisi
dengan keuinikan individu untuk mendrong anggota kelompok untuk
mengngkapkan masalah dan mendapatkan bantuan dalam
menyelesaiakn masalahnya dari kelompok, perawat juga adaptif dalam
menilai respon pasien selama dalam kelompok.
1) Peran perawat dalam terapi aktivitas kelompok (TAK)
- Mempersiapka program terapi aktivitas kelompok (TAK)
- Tugas sebagai leader dan co-leader, memimpin jalanya
terapi aktivitas kelompok (TAK) dadri awal hingga akhir
kegiatan
- Tugas sebagai fasilitator, tujuanmemberikan stimulus pada
anggota /peserta terapi aktivitas kelompok (TAK) agar dapat
mengikuti jalanya kegiatan terapi aktivitas kelompok (TAK)
- Tugas sebagai observer, meliputi; mencatat serta
mengamati jalannya atau porses terapi aktivitas kelompok
(TAK)
2) Manfaat
- Meningkatkan kemampuan uji realitas diri melalui
komunikasi
- Mampu melakukan sosialisasi dengan kelompok dan atau
meningkatkan keerampilan hubungan interpersonal atau
sosial
- Membangkitkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan
afektif
- Menyalukan emosi secara konstruktif
- Meningkatkan kemampuan empati
- Dan meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
D. PENUTUP
Kesimpulan
Dari kegiatan field trip yang dilakukan di RSUD banyumas selama 3 hari
oleh mahasiswa prodi S1 KEPERAWATAN Universitas Harapan Bangsa
Purwokerto dapat disimpulkan bahwa teori keperawatan jiwa dapat diaplikasikan
dengan baik serta seuai dengan kondisi pasien dan mahasiswa mengobservasi
bagaimana cara melakukan pengkajian secara langsung kepada orang
gangguan jiwa dengan berbagai masalah.
Serta mahasiswa dapat mengobservasi berbagai terapi yang di gunakan
di Instalasi Jiwa RSUD Banyumas, seperti TAK (Terapi Aktivitas Kelompok),
Terapi Lingkungan, Terapi keluarga, Terapi okupasi, dan lain-lain dengan
berbagai media yang bertujuan untuk membuat pasien gangguan jiwa untuk
segera kembali sehat dan bisa beraktiitas seperti biasa .