Oleh :
KELOMPOK : B2.1
SURAKARTA
2015
I. LATAR BELAKANG
Gagal ginjal dibagi menjadi 2 bagian yaitu gagal ginjal kronik dan gagal ginjal
akut. Dibanding dengan penyakit lainnya penyakit gagal ginjal memiliki angka kejadian
yang kecil, tetapi menimbulkan masalah besar oleh karena pengobatannya yang mahal.
Gagal Ginjal Kronik (GGK) adalah gangguan fungsi ginjal yang bersifat
menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut yang akhirnya akan mencapai gagal
Gagal Ginjal Akut (GGA) adalah suatu sindrom akibat kerusakan metabolik
atau patologik pada ginjal yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang
mendadak dalam waktu beberapa hari sampai beberapa minggu dengan atau tanpa
homeotasis tubuh. Gagal ginjal akut (Acute renal failure/ARF) secara luas didefiniskan
terjadi selama beberapa jam hingga beberapa minggu, disertai dengan terjadinya
intrinsik (terjadi akibat kerusakan struktural dari ginjal), pasca-renal (terjadi akibat
obstruksi aliran urin dari tubulus ginjal ke uretra), dan fungsional (terjadi akibat
struktural).
Klasifikasi penyebab
Gejala klinis yang sering timbul pada gagal ginjal akut adalah jumlah volume
urine berkurang dalam bentuk oligouri bila produksi urine >40 ml/hari, anuri bila
produksi urin < 50 ml/hari, jumlah urine > 1000 ml/hari tetapi kemampuan konsentrasi
terganggu,dalam keadaan ini disebut high output renal failure. Gejala lain yang timbul
adalah uremiadimana BUN diatas 40 mmol/l, edema paru terjadi pada penderita yang
mendapat terapi cairan, asidosis metabolikdengan manifestasi takipnea dan gejala klinik
penilaian pada hasil laboratorium dan jika diperlukan, studi pencitraan (imaging
Scr dan kadar nitrogen urea darah (BloodUrea Nitrogen / BUN) tidak dapat
Terapi Nutrisi
tahun 2005.
dopamin.
1. Pastikan volume sirkulasi efektif sudah optimal, pastikan pasien tidak dalam
keadaan dehidrasi. Jika mungkin, dilakukan pengukuran CVP atau dilakukan tes
cairan dengan pemberian cairan isotonik 250-300 cc dalam 15- 30 menit. Bila
2. Tentukan etiologi dan tahap AKI. Pemberian diuretik tidak berguna pada AKI
pascarenal. Pemberian diuretik masih dapat berguna pada AKI tahap awal
Pada awalnya, dapat diberikan furosemid i.v. bolus 40 mg. Jika manfaat
tidak terlihat, dosis dapat digandakan atau diberikan tetesan cepat 100-250
mg/kali dalam 1-6 jam atau tetesan lambat 10-20 mg/kgBB/hari dengan dosis
Bila cara tersebut tidak berhasil (keberhasilan hanya pada 8-22% kasus), harus
dipikirkan terapi lain. Peningkatan dosis lebih lanjut tidak bermanfaat bahkan
digunakan untuk tata laksana AKI khususnya pada tahap oligouria. Namun
kegunaan manitol ini tidak terbukti bahkan dapat menyebabkan kerusakan ginjal
pemberian manitol lebih dari 250 mg/kg tiap 4 jam. Penelitian lain menunjukkan
dalam tata laksana AKI, melalui kerjanya pada reseptor dopamin DA1 dan DA2
aliran darah ginjal, LFG dan natriuresis. Sebaliknya, pada dosis tinggi dopamin
Ayah mempunyai riwayat DM tipe 2, hipertensi dan CKD stage 5, meninggal karena
infark miokardial pada usia 68. Ibu mempunyai riwayat hipertenis, meninggal pada usia
62 karena kecelakaan kendaraan bermotor.
Riwayat Sosial
Obat-obatan selama di RS
Gentamicin 120 mg i.v.tiap 12 jam (dosis ini dihentikan setelah hari ke-3)
Gentamicin 120 mg i.v. tiap 25 jam (hari ke-4 hingga 10, dihentikan pagi ini)
Ampicillin 2 g i.v.tiap 8 jam (selama 10 hari, dihentikan pagi ini)
Insulin
Allopurinol 100 mg oral tiap hari
Ranitidine 150 mg oral tiap 12 jam
Atenolol 50 mg oral tiap hari
Enalapril 2.5 mg oral tiap hari
Obat-obatan di rumah
NPH insulin 20 unit pagi dan 10 unit sore hari
Regular insulin 10
Allopurinol 100 mg oral tiap hari
Naproxen 275 oral tiap 12 jam
Atenolol 50 mg oral tiap hari
Review Sistem
(–) demam atau menggigil, (+) N, (–) V/D
Tanda Vital: tekanan darah 154/95 mm Hg, detak 80 per menit, RR 26/menit, suhu
37.7°C, BB
79 kg (BB MRS 75 kg), tinggi 178 cm
Dada: Basilar crackles, inspiratory wheezes
Kardiovaskular: S1, S2 normal, no S3
MS/Exts: pedal edema
Urinalisis
Warna : kuning
Karakter : berkabut; glukosa (–); ketones (–);
BJ 1.020; pH 5.0; (+) protein;
coarse granularcasts: 5-10
WBC5-10/lapang pandang
RBC 2-10
Bacteria (-); nitrite (–);
blood small; Osmolalitas 325 mOsm;
Na urin 77mEq/L (77 mmol/L); creatinine 63 mg/dL (5569 μmol/L)
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Y No Rek Medik :-
Tempt/tgl lahir : Dokter yg merawat : -
Alamat : -
Ras : -
Pekerjaan : -
Sosial : Pensiunan
Riwayat masuk RS :
Dirawat di RS karena urosepsis
Riwayat Sosial
Kegiatan
Pola makan/diet
- Vegetarian tidak
Merokok
tidak
Meminum Alkohol
iya
tidak
Meminum Obat herbal
Riwayat Alergi : -
DM - Obat-obatan di rumah
penyakit ginjal kronis NPH insulin 20 unit pagi
gout
dan 10 unit sore hari
osteoarthritis
hipertensi Regular insulin 10
Allopurinol 100 mg oral
tiap hari
Naproxen 275 oral tiap 12
jam
Atenolol 50 mg oral tiap
hari
Hasil TTV
HR (x/menit) 80 62 - 65
RR (x/menit) 26 12 - 18
BB 7 BMI = 18,5 - 24
tinggi 178 cm BMI = 23
OBAT YANG DIGUNAKAN
Rute Outcome
No Nama Obat Indikasi Dosis Interaksi ESO
Pemberian Terapi
Improper drug
selection of
antacida
3. Menurunkan dosis dari insulin karena terdapat interaksi antara insulin dan Atenolol
yang dapat meningkatkan kerja dari insulin sehingga dapat menyebabkan terjadinya
hipoglikemik pada pasien.
5. MONITORING
DAFTAR PUSTAKA