Anda di halaman 1dari 3

KEJADIAN LUAR BIASA

RSUD Prof. Dr. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO


(Ganti balutan pada pasien kecelakaan lalu lintas)

Oleh :
TIANA DEWI
I4B019015

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN KEPERAWATAN
PROFESI NERS
2019
Pada malam hari di IGD datanglah pasien kecelakaan lalu lintas. Pasien tersebut
mengalami kecelakaan ketika sedang mengendarai motornya. Saat dilihat pasien datang ke
IGD telah dilakukan pertolongan pertama berupa dijahit serta diperban pada bagian keningnya
oleh petugas kesehatan yang merujuk ke IGD sebagai upaya pencegahan perdarahan.
Sesampainya di IGD pasien di bawa keruang minor untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.
Salah satu penanganannya yaitu mengganti perban kotor pada luka jahitan serta membersihkan
darah pada luka jahitan tersebut.
Saat tindakan tersebut dilakukan terdapat 5 orang yang secara khusus terlibat yaitu saya
sebagai mahasiswa profesi ners yang bertindak untuk mengganti balutan kotor tersebut kepada
pasien, ada seorang perawat yang bertugas untuk mendampingi saya serta menginfus, ada
pasien yang akan diberikan tindakan, ada 2 mahasiswa lain yang bertugas untuk merestrain
pasien karena gelisah serta memasangkan kolar neck.
Tindakan pertama yang saya lakukan adalah ganti balutan kotor pasien dengan balut
bersih, dikarenakan perban sudah penuh dengan darah baik darah yang sudah mongering
ataupun darah yang masih basah sehingga diperlukan untuk mengganti balutannya. Setelah itu
saya membuka balutan kotor tersebut dengan menggunakan sarung tangan bersih, setelah
dibuka saya kemudian membersihkan darah diwajah pasien dengan menggunakan kasa steril
yang disiram dengan cairan Nacl, setelah itu saya membersihkan bagian luka yang telah dijahit
dengan mengganti kasa yang baru dan disiram dengan cairan Nacl juga sampai bersih. Selama
dilakukannya pembersihan pada area yang terluka, pasien gelisah sampai restrain yang
terpasang di bagian tangan putus, dan selama itu pula darah yang di luka pasien keluar terus
walaupun sedikit. Setelah di bersihkan dengan cairan Nacl, selanjutnya dioleskan betadin pada
luka jahitan yang di kening, setelah itu barulah di tutup dengan kasa bersih dan hepafix
secukupnya.
Fleet enema merupakan obat supositoria yaitu salah satu obat pencahar yang
melunakkan tinja, obat ini bekerja dengan cara memudahkan air di dalam saluran pencernaan
untuk terserap ke tinja sehingga dapat melukkan tekstur tinja (BPOM RI 2018).
Menurut Brunner dan Suddarth (2000, dalam Fadhila, 2011), ada beberapa yang harus
diperhatikan dalam perawatan kolostomi, antara lain:
a. Perawatan Kulit
Pada Pasien kolostomi dianjurkan melindungi kulit peristoma dengan sering mencuci
area tersebut menggunakan sabun ringan, memberikan barrier kulit protektif di sekitar
stoma, dan mengamankannya dengan meletakan kantung drainase.Kulit dibersihkan
dengan perlahan menggunakan sabun ringan dan waslap lembab serta lembut.
b. Memasang Kantung
Stoma diukur untuk menentukan ukuran kantung yang tepat. Lubang kantung harus
sekitar 0,3 cm lebih besar dari stoma. Kulit dibersihkan terlebih dahulu.Barier kulit
peristoma dipasang. Kemudian kantung dipasang dengan cara membuka kertas perekat
dan menekanya di atas stoma. Iritasi kulit ringan memerlukan tebaran bedak
stomahesive sebelum kantung dilekatkan.
c. Mengangkat Alat Drainase
Alat drainase diganti bila isinya telah mencapai sepertiga sampai seperempat bagian
sehingga berat isinya tidak menyebabkan kantung lepas dari diskus perekatnya dan
keluar isinya.Pasien dapat memilih posisi duduk atau berdiri yang nyaman dan dengan
perlahan mendorong kulit menjauh dari permukaan piringan sambil menarik kantung
ke atas dan menjauh dari stoma.Tekanan perlahan mencegah kulit dari trauma dan
mencegah adanya isi fekal yang tercecer keluar.
d. Mengirigasi Kolostomi
Tujuan pengirigasian kolostomi adalah untuk mengosongkan kolon dari gas, mukus,
dan feses. Sehingga pasien dapat menjalankan aktivitas sosial dan bisnis tanpa rasa
takut terjadi drainase fekal. Dengan mengirigasi stoma pada waktu yang teratur,
terdapat sedikit gas dan retensi cairan pengirigasi. Selain itu juga untuk menghindari
terjadinya penyumbatan yang di sebabkan oleh adanya perlengketan usus atau adanya
pengerasan feses yang sulit di keluarkan.

Daftar Pustaka
BPOM RI. 2018. Cek produk BPOM. Komposisi: Sodium Picosulfate.
Brunner & Suddarth.2000. Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8.vol 1. Jakarta: EGC
Fadhila, A.L., 2011. Efektivitas Pelatihan Perawatan Kolostomi Terhadap Perilaku Orang Tua
yang Memiliki Anak dengan Kolostomi di RB2 Anak RSUP.H Adam Malik Medan.
Lubis, M.H., 2016. Pengalaman Hidup pada Pasien dengan End Colostomy di Kota Medan.
Skripsi. Universitas Sumatera Utara.
Simanjuntak, P & Nurhidayah R., E. (2007). Kemampuan self care dan gambaran diri pasien
kolostomi di RSUP H. Adam Malik Medan. Jurnal Keperawatan Rufaidah Sumatera
Utara: 2 (2). 65-69. 20 Mei 2013.

Anda mungkin juga menyukai