Komisi Yudisial
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Indonesia
Pancasila
UUD 1945
Legislatif[tampilkan][tampilkan]
Eksekutif[tampilkan][tampilkan]
Yudikatif[tampilkan][tampilkan]
Inspektif[tampilkan][tampilkan]
Daerah[tampilkan][tampilkan]
Pemilihan umum[tampilkan][tampilkan]
Partai politik[tampilkan][tampilkan]
· Atlas
Negara lain
Portal politik
lihat
bicara
sunting
file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 1/7
15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU no 22 tahun 2004 yang berfungsi
mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon hakim agung.
Daftar isi
[sembunyikan]
Baru kemudian tahun 1998 muncul kembali dan menjadi wacana yang semakin kuat dan solid sejak adanya
desakan penyatuan atap bagi hakim, yang tentunya memerlukan pengawasan eksternal dari lembaga yang
mandiri agar cita-cita untuk mewujudkan peradilan yang jujur, bersih, transparan dan profesional dapat tercapai.
Seiring dengan tuntutan reformasi peradilan, pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001 yang membahas
amandemen ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disepakati beberapa
perubahan dan penambahan pasal yang berkenaan dengan kekuasaan kehakiman, termasuk di dalamnya Komisi
Yudisial yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Berdasarkan pada
amandemen ketiga itulah dibentuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial yang
disahkan di Jakarta pada tanggal 13 Agustus 2004.
Setelah melalui seleksi yang ketat, terpilih 7 (tujuh) orang yang ditetapkan sebagai anggota Komisi Yudisial
periode 2005-2010 melalui Keputusan Presiden tanggal 2 Juli 2005. Dan selanjutnya pada tanggal 2 Agustus
2005, ketujuh anggota Komisi Yudisial mengucapkan sumpah dihadapan Presiden, sebagai awal memulai masa
tugasnya.
file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 2/7
15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh A. Ahsin Thohari, seperti ditulis dalam buku Komisi Yudisial
& Reformasi Peradilan (Jakarta: ELSAM, 2004), di bebarapa negara, Komisi Yudisial muncul sebagai akibat
dari salah satu atau lebih dari lima hal sebagai berikut:
1. Lemahnya monitoring secara intensif terhadap kekuasaan kehakiman, karena monitoring hanya dilakukan
secara internal saja.
2. Tidak adanya lembaga yang menjadi penghubung antara kekuasaan pemerintah (executive power) –
dalam hal ini Departemen Kehakiman– dan kekuasaan kehakiman (judicial power).
3. Kekuasaan kehakiman dianggap tidak mempunyai efisiensi dan efektivitas yang memadai dalam
menjalankan tugasnya apabila masih disibukkan dengan persoalanpersoalan teknis non-hukum.
4. Tidak adanya konsistensi putusan lembaga peradilan, karena setiap putusan kurang memperoleh penilaian
dan pengawasan yang ketat dari sebuah lembaga khusus.
5. Pola rekruitmen hakim selama ini dianggap terlalu bias dengan masalah politik, karena lembaga yang
mengusulkan dan merekrutnya adalah lembaga-lembaga politik, yaitu presiden atau parlemen.
1. Melakukan monitoring yang intensif terhadap lembaga peradilan dengan cara melibatkan unsur-unsur
masyarakat dalam spektrum yang seluas-luasnya dan bukan hanya monitoring secara internal saja.
Monitoring secara internal dikhawatirkanmenimbulkan semangat korps (l’esprit de corps), sehingga
objektivitasnya sangat diragukan.
2. Menjadi perantara (mediator) antara lembaga peradilan dengan Departemen Kehakiman. Dengan
demikian, lembaga peradilan tidak perlu lagi mengurus persoalan-persoalan teknis non-hukum, karena
semuanya telah ditangani oleh Komisi Yudisial. Sebelumnya, lembaga peradilan harus melakukan sendiri
hubungan tersebut, sehingga hal ini mengakibatkan adanya hubungan pertanggungjawaban dari lembaga
peradilan kepada Departemen Kehakiman. Hubungan pertanggungjawaban ini menempatkan lembaga
peradilan sebagai subordinasi Departemen Kehakiman yang membahayakan independensinya.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas lembaga peradilan dalam banyak aspek, karena tidak lagi
disibukkan dengan hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan aspek hukum seperti rekruitmen dan
monitoring hakim serta pengelolaan keuangan lembaga peradilan. Dengan demikian, lembaga peradilan
dapat lebih berkonsentrasi untuk meningkatkan kemampuan intelektualitasnya yang diperlukan untuk
memutus suatu perkara.
4. Menjaga kualitas dan konsistensi putusan lembaga peradilan, karena senantiasa diawasi secara intensif
oleh lembaga yang benar-benar independen. Di sini diharapkan inkonsistensi putusan lembaga peradilan
tidak terjadi lagi, karena setiap putusan akan memperoleh penilaian dan pengawasan yang ketat dari
Komisi Yudisial. Dengan demikian, putusan-putusan yang dianggap kontroversial dan mencederai rasa
keadilan masyarakat dapat diminimalisasi kalau bukan dieliminasi.
5. Meminimalisasi terjadinya politisasi terhadap rekruitmen hakim, karena lembaga yang mengusulkan adalah
lembaga hukum yang bersifat mandiri dan bebas dari pengaruh kekuasaan lain, bukan lembaga politik lagi,
sehingga diidealkan kepentingan-kepentingan politik tidak lagi ikut menentukan rekrutmen hakim yang
ada.
[sunting] Anggota
Keanggotaan Komisi Yudisial terdiri atas mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum, dan anggota
masyarakat. Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat Negara, terdiri dari 7 orang (termasuk Ketua dan Wakil
Ketua yang merangkap Anggota). Anggota Komisi Yudisial memegang jabatan selama masa 5 (lima) tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Prof. Dr. H. Eman Suparman, S.H., M.H (Ketua) (Alumni Fakultas Hukum UNPAD)
H. Imam Anshori Saleh, S.H., M.Hum. (Wakil Ketua)
Dr. Taufiqurrohman Syahuri, S.H., M.H. (Ketua Bidang Rekrutmen Hakim)
Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si. (Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi )
H. Abbas Said, S.H., M.H. (Ketua Bidang Pencegahan dan Pelayanan Masyarakat)
Dr. Jaja Ahmad Jayus, S.H., M.Hum. (Ketua Bidang Sumber Daya Manusia, Penelitian dan
Pengembangan)
Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M. (Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga)
file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 4/7
15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
[sunting] Rujukan
A. Ahsin Thohari (2004), Komisi Yudisial & Reformasi Peradilan, Lembaga Studi dan Advokasi
Masyarakat (ELSAM), Jakarta ISBN 979-8981-35-9
Artikel bertopik Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan
mengembangkannya.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komisi_Yudisial&oldid=6779575"
Kategori:
Komisi Yudisial
Lembaga nonstruktural Indonesia
Kategori tersembunyi:
Menu navigasi
Peralatan pribadi
Ruang nama
Halaman
Pembicaraan
Varian
Tampilan
Baca
Sunting
Tindakan
Versi terdahulu
↑
file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 5/7
15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Pencarian
Cari
Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang
Komunitas
Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan
Wikipedia
Bagikan
Cetak/ekspor
Peralatan
Bahasa lain
English
Basa Jawa
file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 6/7
15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Македонски
Sunting interwiki
Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Tampilan seluler
file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 7/7