Anda di halaman 1dari 7

15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pembuat buku (tutup) Bantuan


Singkirkan halaman ini dari buku Anda Lihat buku (24 halaman) Sarankan
halaman

Ikuti Wikipedia bahasa Indonesia di dan [tutup]

Komisi Yudisial
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Indonesia

Artikel ini adalah bagian dari seri:


Politik dan pemerintahan
Indonesia

Pancasila

UUD 1945

Legislatif[tampilkan][tampilkan]
Eksekutif[tampilkan][tampilkan]
Yudikatif[tampilkan][tampilkan]
Inspektif[tampilkan][tampilkan]
Daerah[tampilkan][tampilkan]
Pemilihan umum[tampilkan][tampilkan]
Partai politik[tampilkan][tampilkan]

· Atlas
Negara lain
Portal politik

lihat
bicara
sunting

file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 1/7
15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Komisi Yudisial adalah lembaga negara yang dibentuk berdasarkan UU no 22 tahun 2004 yang berfungsi
mengawasi perilaku hakim dan mengusulkan nama calon hakim agung.

Daftar isi
[sembunyikan]

1 Sejarah Pembentukan Komisi Yudisial


2 Tujuan Komisi Yudisial
3 Wewenang Komisi Yudisial
4 Tugas Komisi Yudisial
5 Pertanggungjawaban dan Laporan
6 Anggota
7 Rujukan
8 Pranala luar

[sunting] Sejarah Pembentukan Komisi Yudisial


Berawal pada tahun 1968 muncul ide pembentukan Majelis Pertimbangan Penelitian Hakim (MPPH) yang
berfungsi untuk memberikan pertimbangan dalam mengambil keputusan akhir mengenai saran-saran dan atau
usul-usul yang berkenaan dengan pengangkatan, promosi, pindahan rumah, pemberhentian dan
tindakan/hukuman jabatan para hakim. Namun ide tersebut tidak berhasil dimasukkan dalam undang-undang
tentang Kekuasaan Kehakiman.

Baru kemudian tahun 1998 muncul kembali dan menjadi wacana yang semakin kuat dan solid sejak adanya
desakan penyatuan atap bagi hakim, yang tentunya memerlukan pengawasan eksternal dari lembaga yang
mandiri agar cita-cita untuk mewujudkan peradilan yang jujur, bersih, transparan dan profesional dapat tercapai.

Seiring dengan tuntutan reformasi peradilan, pada Sidang Tahunan MPR tahun 2001 yang membahas
amandemen ketiga Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, disepakati beberapa
perubahan dan penambahan pasal yang berkenaan dengan kekuasaan kehakiman, termasuk di dalamnya Komisi
Yudisial yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka
menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim. Berdasarkan pada
amandemen ketiga itulah dibentuk Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial yang
disahkan di Jakarta pada tanggal 13 Agustus 2004.

Setelah melalui seleksi yang ketat, terpilih 7 (tujuh) orang yang ditetapkan sebagai anggota Komisi Yudisial
periode 2005-2010 melalui Keputusan Presiden tanggal 2 Juli 2005. Dan selanjutnya pada tanggal 2 Agustus
2005, ketujuh anggota Komisi Yudisial mengucapkan sumpah dihadapan Presiden, sebagai awal memulai masa
tugasnya.

[sunting] Tujuan Komisi Yudisial

file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 2/7
15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh A. Ahsin Thohari, seperti ditulis dalam buku Komisi Yudisial
& Reformasi Peradilan (Jakarta: ELSAM, 2004), di bebarapa negara, Komisi Yudisial muncul sebagai akibat
dari salah satu atau lebih dari lima hal sebagai berikut:

1. Lemahnya monitoring secara intensif terhadap kekuasaan kehakiman, karena monitoring hanya dilakukan
secara internal saja.
2. Tidak adanya lembaga yang menjadi penghubung antara kekuasaan pemerintah (executive power) –
dalam hal ini Departemen Kehakiman– dan kekuasaan kehakiman (judicial power).
3. Kekuasaan kehakiman dianggap tidak mempunyai efisiensi dan efektivitas yang memadai dalam
menjalankan tugasnya apabila masih disibukkan dengan persoalanpersoalan teknis non-hukum.
4. Tidak adanya konsistensi putusan lembaga peradilan, karena setiap putusan kurang memperoleh penilaian
dan pengawasan yang ketat dari sebuah lembaga khusus.
5. Pola rekruitmen hakim selama ini dianggap terlalu bias dengan masalah politik, karena lembaga yang
mengusulkan dan merekrutnya adalah lembaga-lembaga politik, yaitu presiden atau parlemen.

Masih menurut A. Ahsin Thohari, tujuan pembentukan Komisi Yudisial adalah:

1. Melakukan monitoring yang intensif terhadap lembaga peradilan dengan cara melibatkan unsur-unsur
masyarakat dalam spektrum yang seluas-luasnya dan bukan hanya monitoring secara internal saja.
Monitoring secara internal dikhawatirkanmenimbulkan semangat korps (l’esprit de corps), sehingga
objektivitasnya sangat diragukan.
2. Menjadi perantara (mediator) antara lembaga peradilan dengan Departemen Kehakiman. Dengan
demikian, lembaga peradilan tidak perlu lagi mengurus persoalan-persoalan teknis non-hukum, karena
semuanya telah ditangani oleh Komisi Yudisial. Sebelumnya, lembaga peradilan harus melakukan sendiri
hubungan tersebut, sehingga hal ini mengakibatkan adanya hubungan pertanggungjawaban dari lembaga
peradilan kepada Departemen Kehakiman. Hubungan pertanggungjawaban ini menempatkan lembaga
peradilan sebagai subordinasi Departemen Kehakiman yang membahayakan independensinya.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas lembaga peradilan dalam banyak aspek, karena tidak lagi
disibukkan dengan hal-hal yang tidak berkaitan langsung dengan aspek hukum seperti rekruitmen dan
monitoring hakim serta pengelolaan keuangan lembaga peradilan. Dengan demikian, lembaga peradilan
dapat lebih berkonsentrasi untuk meningkatkan kemampuan intelektualitasnya yang diperlukan untuk
memutus suatu perkara.
4. Menjaga kualitas dan konsistensi putusan lembaga peradilan, karena senantiasa diawasi secara intensif
oleh lembaga yang benar-benar independen. Di sini diharapkan inkonsistensi putusan lembaga peradilan
tidak terjadi lagi, karena setiap putusan akan memperoleh penilaian dan pengawasan yang ketat dari
Komisi Yudisial. Dengan demikian, putusan-putusan yang dianggap kontroversial dan mencederai rasa
keadilan masyarakat dapat diminimalisasi kalau bukan dieliminasi.
5. Meminimalisasi terjadinya politisasi terhadap rekruitmen hakim, karena lembaga yang mengusulkan adalah
lembaga hukum yang bersifat mandiri dan bebas dari pengaruh kekuasaan lain, bukan lembaga politik lagi,
sehingga diidealkan kepentingan-kepentingan politik tidak lagi ikut menentukan rekrutmen hakim yang
ada.

[sunting] Wewenang Komisi Yudisial


1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc di Mahkamah Agung kepada DPR
untuk mendapatkan persetujuan;
file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 3/7
15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, keluhuran martabat, serta perilaku hakim;


3. Menetapkan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) bersama-sama dengan
Mahkamah Agung;
4. Menjaga dan menegakkan pelaksanaan Kode Etik dan/atau Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH);

[sunting] Tugas Komisi Yudisial


1. Melakukan pendaftaran calon Hakim Agung;
2. Melakukan seleksi terhadap calon Hakim Agung;
3. Menetapkan calon Hakim Agung; dan
4. Mengajukan calon Hakim Agung ke DPR.

[sunting] Pertanggungjawaban dan Laporan


Komisi Yudisial bertanggungjawab kepada publik melalui DPR, dengan cara menerbitkan laporan tahunan dan
membuka akses informasi secara lengkap dan akurat.

[sunting] Anggota
Keanggotaan Komisi Yudisial terdiri atas mantan hakim, praktisi hukum, akademisi hukum, dan anggota
masyarakat. Anggota Komisi Yudisial adalah pejabat Negara, terdiri dari 7 orang (termasuk Ketua dan Wakil
Ketua yang merangkap Anggota). Anggota Komisi Yudisial memegang jabatan selama masa 5 (lima) tahun dan
sesudahnya dapat dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.

Anggota Komisi Yudisial Periode 2010-2015

Prof. Dr. H. Eman Suparman, S.H., M.H (Ketua) (Alumni Fakultas Hukum UNPAD)
H. Imam Anshori Saleh, S.H., M.Hum. (Wakil Ketua)
Dr. Taufiqurrohman Syahuri, S.H., M.H. (Ketua Bidang Rekrutmen Hakim)
Dr. Suparman Marzuki, S.H., M.Si. (Ketua Bidang Pengawasan Hakim dan Investigasi )
H. Abbas Said, S.H., M.H. (Ketua Bidang Pencegahan dan Pelayanan Masyarakat)
Dr. Jaja Ahmad Jayus, S.H., M.Hum. (Ketua Bidang Sumber Daya Manusia, Penelitian dan
Pengembangan)
Dr. Ibrahim, S.H., M.H., LL.M. (Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga)

Anggota Komisi Yudisial Periode 2005-2010

M. Busyro Muqoddas, S.H., M.Hum (Ketua)


M. Thahir Saimima, S.H (Wakil Ketua)
Prof. Dr. Mustafa Abdullah, S.H., M.H (Anggota)
Zainal Arifin, S.H (Anggota)
Prof. Dr. Chatamarrasjid Ais, S.H., M.H (Anggota)
Soekotjo Soeparto, S.H., LL.M. (Anggota)
Irawady Joenoes, S.H (Anggota)

file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 4/7
15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

[sunting] Rujukan
A. Ahsin Thohari (2004), Komisi Yudisial & Reformasi Peradilan, Lembaga Studi dan Advokasi
Masyarakat (ELSAM), Jakarta ISBN 979-8981-35-9

[sunting] Pranala luar


Situs web resmi Komisi Yudisial

Artikel bertopik Indonesia ini adalah sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan
mengembangkannya.
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Komisi_Yudisial&oldid=6779575"
Kategori:

Komisi Yudisial
Lembaga nonstruktural Indonesia

Kategori tersembunyi:

Rintisan bertopik Indonesia

Menu navigasi
Peralatan pribadi

Buat akun baru


Masuk log

Ruang nama

Halaman
Pembicaraan

Varian

Tampilan

Baca
Sunting

Tindakan

Versi terdahulu

file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 5/7
15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pencarian

Cari

Halaman Utama
Perubahan terbaru
Peristiwa terkini
Halaman baru
Halaman sembarang

Komunitas

Warung Kopi
Portal komunitas
Bantuan

Wikipedia

Bagikan

Cetak/ekspor

Tutup pembuat buku


Unduh versi PDF
Versi cetak

Peralatan

Bahasa lain

English
Basa Jawa
file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 6/7
15/09/13 Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Македонски
Sunting interwiki

Halaman ini terakhir diubah pada 15.55, 17 April 2013.


Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin
berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

Kebijakan privasi
Tentang Wikipedia
Penyangkalan
Tampilan seluler

file:///I:/soal latihan/1 Materi/Komisi Yudisial - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm 7/7

Anda mungkin juga menyukai