“Pengaruh perkembangan
perbankan terhadap
pertumbuhan ekonomi
Indonesia”
Disusun oleh :
NAMA : CHRISTIAN
ALDY GUNAWAN
NIP : 80642203
Teller Bakti Tahap I
Periode agt’18 – agt’19
PT. BANK CENTRAL ASIA
KANTOR KAS LARANGAN
cbg SIDOARJO
RUKO PASAR LARANGAN
B-14
Telp (031) 807661
KATA PENGANTAR
i
d
o
a
r
j
o
,
1
3
J
u
l
i
2
0
1
9
h
r
i
s
t
i
a
n
A
l
d
y
G
u
n
a
w
a
n
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................
keuangan .........................................................................
pembayaran .....................................................................
PENDAHULUAN
• Permodalan.
• Kepemilikan.
B. Pengawasan Perbankan
Dalam menjalankan tugas pengawasan
perbankan, saat ini OJK melaksanakan
pengawasan dengan menggunakan dua
pendekatan yaitu:
1. Pengawasan Berdasarkan
Kepatuhan/Compliance Based Supervision
(CBS), yaitu pemantauan kepatuhan bank
terhadap ketentuan-ketentuan yang terkait
dengan operasi dan pengelolaan bank di
masa lalu dengan tujuan untuk memastikan
bahwa bank telah beroperasi dan dikelola
secara baik dan benar menurut prinsip-
prinsip kehati-hatian. Pengawasan terhadap
pemenuhan aspek kepatuhan merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan pengawasan bank berdasarkan
Risiko; dan
2. Pengawasan Berdasarkan Risiko/Risk Based
Supervision (RBS) yaitu pengawasan bank
yang menggunakan strategi dan metodologi
berdasarkan risiko yang memungkinkan
pengawas bank dapat mendeteksi risiko
yang signifikan secara dini dan mengambil
tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat
waktu.
Pengawasan/pemeriksaan bank berdasarkan
risiko dilakukan terhadap jenis-jenis risiko
sebagai berikut
MPSJKI
Mengem
bangkan
Sistem
dan
Metodolo
gi
Pengawas
an
Terintegr
asi
Terhadap
Konglom
erasi
Keuanga
n
SDM
yang
handal
Sistem IT
yang
efektif
Roadmap Industri Perbankan
Indonesia memiliki potensi besar untuk tumbuh dan berkembang menjadi negara maju di masa
yang akan datang. Potensi besar tersebut memerlukan dukungan pembiayaan dari seluruh SJK
termasuk dari industri perbankan. Selain dari sisi domestik berupa kebutuhan pembiayaan
tersebut, potensi pengembangan yang berasal dari regional yaitu adanya penerapan Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) dan keberadaan kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar
negeri atau bank dengan kepemilikan asing yang dapat menciptakan peluang untuk mendukung
pertumbuhan ekonomi nasional. Tidak hanya itu, pada era perkembangan Teknologi Informasi
(TI) yang pesat, financial technology juga turut berperan secara signifikan pada perkembangan
industri perbankan ke depan. 45
Booklet Perbankan
Indonesia 2018
Bab 2
Hal-hal yang menjadi fokus OJK dalam pengembangan industri perbankan dalam jangka
menengah dan diharapkan mampu merespon perubahan lingkungan internal dan eksternal
industri perbankan antara lain:
a. pengoptimalan peran bank dalam upaya mendukung ketahanan pangan, energi dan sektor
prioritas lain, pembiayaan sektor ekonomi tertentu, serta pengembangan dan penerapan prinsip-
prinsip pendanaan yang berkelanjutan;
d. penguatan protokol manajemen krisis dan koordinasi lintas institusi melalui penyempurnaan
mekanisme pencegahan dan penanganan krisis, penyempurnaan recovery and resolution plan,
dan peningkatan koordinasi antar instansi terkait dalam penanganan krisis keuangan;
Booklet Perbankan
Indonesia 2018
Bab 2
f. pengembangan produk dan/atau layanan keuangan mikro sesuai dengan kebutuhan usaha
sehingga mendukung peningkatan akses pendanaan usaha oleh Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah (UMKM). Untuk meningkatkan kemampuan perbankan termasuk perbankan syariah
dalam menjangkau masyarakat yang selama ini belum atau kurang mendapat akses keuangan,
dilakukan melalui inisiatif keuangan inklusif dan Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam
Rangka Keuangan Inklusif/Laku Pandai (branchless banking);
g. pengembangan infrastruktur teknologi informasi agar lebih optimal dan tetap dapat menjamin
keamanan dan keandalan layanan aplikasi dan data/ informasi;
h. penguatan fungsi dan peran Bank Pembangunan Daerah (BPD) dalam mendukung
perekonomian daerah melalui: (i) penguatan kapasitas dan tata kelola BPD melalui program
transformasi BPD yang telah diinisiasi oleh OJK dengan melibatkan Asosiasi Bank
Pembangunan Daerah (Asbanda) dan Kementerian Dalam Negeri yang akan menjadi acuan
dalam penguatan kapasitas dan tata kelola BPD, dan (ii) peningkatan komitmen pemilik untuk
mendukung peranan dan kapasitas BPD;
i. peningkatan peran perbankan syariah dengan ekspansi usaha, jaringan, produk keuangan
syariah, dan fair playing field bagi BUS dengan menyusun pengaturan yang mendorong
pertumbuhan BUS sesuai dengan karakteristik usaha dan tingkat kesiapan industri; dan
j. penguatan struktur permodalan dan kelembagaan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) melalui
sinergi dengan bank umum dan meningkatkan komitmen pemilik terhadap peran BPR dalam
rangka mendukung perekonomian daerah. Selanjutnya, dalam upaya meningkatkan kualitas
pengawasan terhadap BPR, OJK akan menerapkan pengawasan berbasis risiko.
Kesimpulan
Kebijakan yang diambil pemerintah bila di telah secara jernih sebenarnya merupakan upaya
untuk menekan laju pertumbuhan ekonomi secara sengaja, sadar dan dilakukan secara sistematis.
Kondisi kehadiran Dana Moneter Internasional dalam ikut membenahi ekonomi Indonesia yang
di kecam banyak pihak karena di nilai bonafide oleh pelaku ekonomi Internasional sehingga
mereka masih mau bertransaksi dengan Indonesia. Bila tidak ada dukungan IMF, Indonesia bisa
dikucilkan dalam perdagangan Internasional, artinya ekonomi Indonesia akan kian terpuruk
setelah tertimpa krisis moneter.
Kondisi makro ekonomi dunia yang sedang dilanda krisis apabila Indonesia ingin menarik
investasi asing lewat proses provitasi BUMN ataupun divestasi bank-bank publik yang dilakukan
oleh BPPN, maka Indonesia harus memberikan insentif lebih bagi para calon investor tersebut.
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah dilakukan secara sadar, sehingga harus dipikirkan
dampak jangka panjang dari kebijakan tersebut dan jangan sampai Indonesia dijauhi oleh
investor Internasional.
Disamping itu jika para pengusaha diberikan kesempatan untuk mendapatkan kredit maka dia
akan berupaya berproduksi untuk menghasilkan keuntungan guna membayar utang dan
membayar pajaknya. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah mendorong eksport nasional,
terlebih lagi dalam kondisi dunia yang mengalami resesi seperti ini.
Oleh sebab itu diperlukan kebijakan yang berbeda terutama untuk sektor-sektor yang menjadi
prioritas sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi.
Dan harapan kita semua agar pemerintah melalui bank-bank yang sehat dapat memberikan dana
kepada para nasabah yang membutuhkan sekaligus sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi di
negara Indonesia yang kita cintai ini.
Daftar pustaka
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/booklet-perbankan-
indonesia/Documents/Pages/Booklet-Perbankan-Indonesia-
2018/Booklet%20Perbankan%20Indonesia%202018.pdf
https://www.academia.edu/19898778/Sejarah_Perbankan
https://aripuspitamgt.wordpress.com/2015/07/02/sejarah-singkat-perbankan-indonesia/
http://www.kemenperin.go.id/artikel/20090/Outlook-Perekonomian-Indonesia-2019