Anda di halaman 1dari 10

Studi Kasus : Feline Panleukopenia pada Kucing Domestik di Pasar Karangploso Malang

(A Case Report : Feline Panleukopenia in a Domestic Cat at Karangploso Market Malang)

Bagas Abrianto, S.KH – 190130100111059

Pendidikan Profesi Dokter Hewan


Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Brawijaya
Puncak Dieng Eksklusif, Kalisongo, Kec. Dau, Kab. Malang 65151
Malang, Jawa Timur, Indonesia
Email : abribagas@gmail.com
ABSTRAK

Kucing ‘Carlosa’ ditemukan di Pasar Karangploso dengan kondisi lemas, sangat kurus, dan
anoreksia. Saat ditemukan kucing ‘Carlosa’ hanya diam di tempatnya dan tubuhnya membentuk
huruf C yang dapat menandakan dia dalam keadaan sakit. Namun ketika kucing ‘Carlosa’ dibawa
dan dipelihara, pada hari-hari awal nampak sehat. Setelah beberapa hari, mulai muntah dan diare
selama dua hari. Setelah kucing ‘Carlosa’ mati dilakukan nekropsi dan diambil fesesnya untuk
dilakukan tes dengan kit FPV. Hasil tes kit menunjukkan bahwa kucing ‘Carlosa’ positif terkena
Feline Panleukopenia. Menurut Hartmann (2017), Feline Panleukopenia disebabkan oleh Feline
Parvo Virus (FPV), merupakan virus yang sangat menular yang mempengaruhi semua anggota
Felidae. Beratnya tanda-tanda klinis tergantung pada usia, status kekebalan, dan infeksi
bersamaan. Penyakit klinis berkisar dari infeksi subklinis hingga sindrom perakut dengan kematian
mendadak. Tanda-tanda awal yang khas antara lain demam, depresi, dan anoreksia. Kucing yang
terkena awalnya mengalami muntah dan diare berair hingga hemoragik. Tingkat kematian yang
telah dilaporkan berkisar 25%-90% pada panleukopenia akut dan hingga 100% pada infeksi
perakut.
Kata Kunci: Kucing ‘Carlosa, anoreksia, Feline Panleukopenia, FPV, hemoragik.

ABSTRACT
Cat 'Carlosa' was found in Karangploso Market with a limp condition, very thin, and anorexia.
When it found the cat 'Carlosa' just stay in place and her body make the C shape letter which could
indicate she was sick. But when Cat 'Carlosa' was brought and maintained, in the early days looking
healthy. After a few days, she start to dispose and diarrhea for two days. After the cat ‘Carlosa dies,
necropsy and feces are taken for testing with the FPV kit. Test results show that the Cat ‘Carlosa’
positive againsts Feline Panleukopenia. According to Hartmann (2017), Feline Panleukopenia is
caused by the Feline Parvo Virus (FPV), a highly contagious virus that affects all members of the
Felidae. The severity of clinical signs depends on age, immune status, and concurrent infection.
Clinical disease ranges from subclinical infections until peracute syndrom with sudden death.
Typical early signs include fever, depression and anorexia. Affected cats initially experience
vomiting and watery diarrhea until hemorrhagic. The death rate that has been reported among 25%
-90% in acute panleukopenia and up to 100% in acute infection.

Key words: Cat ‘Carlosa’, anorexia, Feline Panleukopenia, FPV, hemorrhagic.


menyebabkan neurogical abnormalitas. (Csiza
PENDAHULUAN et al, 2011).
Kucing merupakan salah satu hewan
Diagnosis penyakit FPL dapat
kesayangan. Lebih dari berabad-abad tahun
dilakukan berdasarkan sejarah penyakit,
yang lalu telah di domestikasi. Banyak
gejala klinis, isolasi dan identifikasi virus
manusia yang memilih kucing sebagai hewan
serta pemeriksaan serologik. Virus FPL dapat
peliharaan. Namun, kucing juga rentan
tumbuh secara efisien pada biakan sel lestari
terhadap penyakit apabila tidak dipelihara
ginjal, organ paru-paru, lidah kucing
dengan baik dan benar. Salah satu penyakit
dibandingkan dengan pada biakan sel lain
yang dapat menyerang kucing yaitu Feline
seperti yang berasal dari biakan sel organ
Panleukopenia.
anjing (Truyen dan Parrish,2013).
Feline Panleukopenia (FPL) Pada saat pencarian bahan untuk studi
merupakan penyakit menular nonzoonosis kasus di Pasar Karangploso, banyak
pada kucing, dengan nama lain feline ditemukan kucing dengan nilai BCS 1/5,
distemper, Infectious enteritis, Cat fever, Cat lemas, terlihat bulu mengembang, ada nasal
typhoid. FPL merupakan penyakit yang dyscharge purulen, dan status dehidrasi yang
menyerang segala umur kucing dan dapat jelek. Oleh sebab itu kami mengambil salah
menimbulkan banyak kematian kucing satu kucing di Pasar Karangploso untuk
terutama pada anak kucing dapat mencapai membahas studi kasus mengenai sistem
kematian 75%. Anak kucing, kucing sakit interna kucing. Kucing yang kami dapat
dan kucing rumahan yang tidak divaksin memiliki gejala lemas, sangat kurus, dan
lebih rentan tertular dibandingkan dengan anoreksia.
kucing tua yang biasanya lebih tahan karena
mempunyai kekebalan bawaan atau sudah STUDI KASUS
berulang kali terinfeksi. (Kornya,2017)

FPL merupakan penyakit fatal pada


kucing muda, yang hampir sama seperti
distemper pada anjing. Penyakit ini
disebabkan oleh virus termasuk Famili
Parvoviridae yang menyerang jaringan
pembentuk darah dan limfe, dan juga mukosa
organ gastro intestinal sehingga
menyebabkan penurunan jumlah leukosit dan
enteritis. Virus banyak ditemukan pada urin
dan feses, tetapi penularan dari kucing ke
kucing selain melalui fecal-oral dapat juga
melalui muntahan, urin, leleran mata ataupun Sinyalemen
leleran hidung. Gejala klinis penyakit FPL Nama : Carlosa
adalah demam yang sangat tinggi, anoreksia,
diare, dehidrasi atau penurunan jumlah sel Jenis Hewan : Kucing
darah putih yang sangat tajam. Pada anak Jenis Kelamin : Betina
kucing yang baru lahir virus menyerang
perkembangan cerebellum sehingga Ras : Domestic Short Hair
Berat Badan : 0,523 kg Diagnosa
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik,
Usia : ± 4 bulan temuan klinis, dan pemeriksaan lanjutan
Warna : Torti Tabby Kucing ‘Carlosa’ mengalami Feline
Panleukopenia dengan infeksi sekunder
Anamnesa berupa helminthiasis.
Kucing Carlosa ditemukan di Pasar
Karangploso dengan kondisi lemas, sangat
Prognosa
kurus (BCS 1/5), dan anoreksia.
Prognosa pada kasus ini adalah
Pemeriksaan Fisik dan Temuan Klinis infausta dikarenakan Kucing ‘Carlosa’ mati
BB : 0,523 Kg sebelum dilakukan terapi.
Temperatur : 39,7 o C
Heart Rate : 116x/menit Pencegahan
Respiration rate : 24x/menit
Pencegahan yang dapat dilakukan
CRT : 3 Detik pada kasus ini yaitu vaksinasi rutin, menjaga
Turgor : 3 Detik kebersihan kandang, dan menjaga pola makan
Pernapasan : Dyspneu, ada nasal kucing.
discharge purulen
Ritme jantung :- HASIL DAN PEMBAHASAN
Palpasi abdomen :- Kucing ‘Carlosa’ kami temukan di
Kulit :- Pasar Karangploso, Malang dengan kondisi
BCS : 1/5 lemas, sangat kurus, dan anoreksia. Kucing
‘Carlosa’ kami bawa ke Rumah Sakit Hewan
Diagnosa Banding Pendidikan Universitas Brawijaya untuk
Berdasarkan gejala klinis pada melakukan pemeriksaan lanjutan dan terapi.
kucing ‘Carlosa’ didapatkan diagnosa Berdasarkan pemeriksaan fisik dan temuan
banding yaitu Feline Leukimia Virus (FeLV), klinisnya, kucing ‘Carlosa’ memiliki berat
Salmonellosis, Feline Immunodeficiency 0,523 kg dengan temperatur 39,7 oC, heart
Virus (FIV), Enteric Toxins, dan Feline rate 116 kali per menit, respiration rate 24
Infectious Peritonitis (FIP). kali per menit, CRT 3 detik, serta turgor 3
detik.
Pemeriksaan Lanjutan
Suhu tubuh dan heart rate kucing
Dikarenakan di tengah observasi dan
‘Carlosa’ masih dalam keadaan normal
pemeliharaan Kucing ‘Carlosa’ mengalami
namun mengalami dehidrasi yang ditandai
kematian, maka beberapa pemeriksaan
dengan CRT dan turgor yang lebih dari 2
lanjutan untuk menunjang diagnosa penyakit
detik, serta kucing mengalami dyspneu.
yang dilakukan antara lain dilakukan
Kucing ‘Carlosa’ mempunyai nilai BCS 1/5
nekropsi, uji feses dengan tes kit FPV,
karena tubuhnya yang sangat kurus. Untuk
pembuatan preparat ekto dan endoparasit,
ritme jantung, palpasi abdomen, serta kulit
serta pembuatan preparat histopatologi hepar.
pada saat itu tidak ditemukan kelainan.
(Aspinall,2014).
Kucing ‘Carlosa’ ditemukan pada hari
Sabtu 14 Desember 2019 dengan gejala yang
sudah dijelaskan. Pada hari Minggu 15
Desember 2019, kucing ‘Carlosa’ mulai
menunjukkan gejala muntah namun hanya
sekali duakali dalam sehari seperti terlihat
pada Gambar 1.

Gambar 4. Muntahan, Diare dan Kondisi


Sekitar Mulut Kucing ‘Carlosa’

Sekitar jam 11 siang Kucing ‘Carlosa’


sudah mati. Berdasarkan temuan klinis yang
Gambar 1. Muntahan Kucing ‘Carlosa’ didapatkan dilakukan pemeriksaan lanjutan
Pada hari Senin 16 Desember 2019, untuk menegakkan diagnosa antara lain
intensitas muntah kucing ‘Carlosa’ lebih nekropsi, uji feses dengan tes kit FPV,
sering dan disertai diare yang encer seperti pembuatan preparat histopatologi hepar serta
pada Gambar 2. pembuatan preparat ekto dan endoparasit.
Dari hasil pengambilan feses untuk uji
rapid test dengan tes kit FPV, didapatkan hasil
bahwa Kucing ‘Carlosa’ positif terkena Feline
Panleukopenia yang ditandai dengan dua garis
yang terlihat pada tes kit seperti pada Gambar
5.

Gambar 2. Muntahan dan Diare Kucing


‘Carlosa’
Pada Selasa 17 Desember 2019 pagi ,
kucing ‘Carlosa’ terlihat sangat lemas
(melingkar di tempat pasir) (Gambar 3),
muntah cairan bening bercampur kuning dan Gambar 5. Hasil Tes Kit Kucing ‘Carlosa’
diare serta terdapat bekas muntahan di sekitar Rapid Diagnotik Test (RDT) atau
mulut seperti pada Gambar 4. sering disebut sebagai Rapid Test adalah tes
diagnostik untuk keperluan medis yang mudah
dilakukan serta memberikan hasil yang cepat.
RDT biasanya dilakukan untuk pemeriksaan
atau skreening medis awal dan dapat
digunakan dengan peralatan yang terbatas.
Hasil pemeriksaan bisa diterima pada hari
yang sama dalam waktu kurang dari 2 jam
Gambar 3. Kondisi Kucing ‘Carlosa’
bahkan biasanya hanya membutuhkan waktu
kurang dari 20 menit. Dalam bidang medis tes bertahun-tahun sambil tetap menular. Virus ini
diagnostic adalah tes kesehatan yang dapat mengifeksi melalui kontak langsung
dilakukan untuk membantu diagnosos atau dengan feses atau urin kucing yang terinfeksi,
deteksi penyakit. Misalnya tes yang sekresi hidung, kutu yang berada pada kucing
dilakukan untuk mengkonfirmasi atau yang terinfeksi, atau melalui kontak dengan
memastikan bahwa hewan menderita suatu pakaian, kandang, mainan, atau benda lain
penyakit (Raldy,2017). yang telah terkontaminasi oleh virus. (Kornya,
Tes kit ini memiliki sensitivitas dan 2017).
spesifisitas tinggi menggunakan prinsip Kebanyakan kucing yang terinfeksi
Immunochromatographic assay using Direct berusia kurang dari satu tahun. Virus masuk
Sandwich Method dengan tujuan untuk melalui hidung atau mulut kucing yang
mendeteksi antigen parvovirus pada kucing terpapar dan awalnya bereplikasi di amandel
menggunakan spesimen feses kucing dengan dan jaringan mulut lainnya. Pada fase penyakit
waktu pembacaan 5-10 menit. (Raldy,2017). ini kucing tampak sehat dan tidak
Feline Panleukopenia Virus (FPV) menunjukkan tanda-tanda klinis. Virus
adalah penyakit menular kucing yang kemudian menyebar ke aliran darah dan
ditemukan di seluruh dunia. Penyakit yang memasuki usus, sumsum tulang, dan organ-
disebabkan oleh FPV memiliki banyak nama, organ lainnya. Rentang waktu dari infeksi
termasuk Feline Distemper, Penyakit hingga muncul tanda-tanda klinis umumnya 3-
Panleukopenia, Feline Infectious Enteritis, 5 hari. Virus ini menginfeksi organ
dan Feline Parvo. Dulunya merupakan pencernaan terutama usus halus serta
penyakit yang umum pada kucing, umumnya menginfeksi leukosit. Hal ini dapat
kejadiannya telah berkurang dengan menghasilkan penurunan jumlah sel darah
vaksinasi luas. Panleukopenia adalah putih dan kerusakan usus yang signifikan.
penyakit yang dapat diobati, namun tidak ada Tanda-tanda awal penyakit termasuk demam
terapi khusus. Pencegahan merupakan tinggi, tidak mau makan, dan lesu. Selama
strategi yang jauh lebih efektif daripada beberapa hari berikutnya berlanjut menjadi
terapi. (Kornya, 2017). muntah dan terkadang diare, yang seringkali
FPV adalah virus kecil dalam berdarah. Beberapa kucing yang terinfeksi
keluarga parvovirus (keluarga yang sama mati mendadak pada tahap awal penyakit
yang menyebabkan parvo pada anjing). Virus (biasanya pada anak kucing). (Kornya, 2017).
ini sangat tersebar luas di alam, karena dapat Hasil nekropsi Kucing ‘Carlosa’ secara
menyerang kucing peliharaan dan kucing liar utuh mulai dari lidah sampai colon serta hepar
(termasuk kucing besar, kucing hutan, lynx, terlihat pada Gambar 6.
dan bahkan singa maupun harimau) dan
satwa liar lainnya. Meskipun panleukopenia
kucing tidak menginfeksi anjing, beberapa
jenis canine parvovirus dapat menginfeksi
kucing dan menyebabkan tanda-tanda yang
identik dengan Panleukopenia. Penyakit ini
tidak menginfeksi manusia (Kornya, 2017).
Virus FPV sangat tahan lama di
lingkungan. Dalam kondisi ideal, ia dapat Gambar 6. Hasil Nekropsi Utuh dan Hepar
bertahan selama berbulan-bulan hingga
Dilihat secara makroskopis, organ- Untuk lebih meneguhkan diagnosa dan
organ yang mengalami perubahan yaitu pada melihat perubahan organ, hepar Kucing
lambung yang mengalami pembesaran, usus ‘Carlosa’ juga dibuatkan preparat histologi di
yang terdapat pthecie, dan lidah yang Labolatorium Patologi Anatomi Kessima
menguning akibat akumulasi cairan muntah. Medika Malang. Hasilnya yaitu sebagai
Namun untuk hepar, tidak terlihat adanya berikut terlihat pada Gambar 8.
perubahan baik dari bentuk, tekstur, dan
warna.
Hati dan empedu merupakan organ
asesoris sistem pencernaan.dan termasuk
kelenjar terbesar yang ada di dalam tubuh;
terletak di sebelah kanan lambung, langsung di
bawah diafragma dan termasuk ke dalam
daerah epigastrium. Hati menerima darah dari
usus dan sirkulasi tubuh serta ditutupi oleh
peritoneum. Terdapat empat lobus pada hati,
yaitu lobus dextra, lobus sinistra, lobus
quadratus dan lobus caudatus (Akers, Denbow Gambar 8. Histopatologi Hepar, perbesaran
2008). 40x10 , pewarnaan HE
Hati memiliki vaskularisasi ganda. Pada gambar tampak panah kuning yang
Vena porta membawa darah penuh dengan menunjukkan vena sentral, panah hijau
nutrisi yang diserap dari usus dan organ menunjukkan sel-sel hepatosit, dan panah biru
tertentu, sedangkan arteri hepatika menunjukkan sinusoid. Tidak tampak adanya
menyalurkan darah pada sel-sel hati dengan perubahan histologi pada organ hepar.
darah yang bersih yang mengandung oksigen. Menurut Dellman dan Brown (2012), histologi
Cabang-cabang dari kedua pembuluh darah normal hepar kucing yaitu seperti pada
tersebut mengikuti jaringan ikat interlobularis Gambar 9.
di daerah portal. Rangkaian pembuluh darah
ini menjamin sel-sel hati mendapat sirkulasi
darah yang cukup (Dellmann, Brown 2012).

Gambar 9. Histologi Normal Hepar


Lobulus-lobulus hati memiliki bentuk
heksagonal dengan vena centralis di tengah
Gambar 7. Anatomi dan situs hati masing-masing lobulus dan terdapat segitiga
(http://www.hillspet.com/cat-care/cat- portal diantara lobulus di daerah sudut. Setiap
diseases/normal-liver.html). segitiga portal memiliki paling tidak satu vena
dan arteri, buluh limfatik, duktus empedu, dan midzonal nekrosa, periportal nekrosa,
syaraf (Greep et al, 2004). Segitiga portal parasentral nekrosa dan multifokus nekrosa
(segitiga Kiernan) merupakan unit fungsional (Kelly 2013).
yang terpusat pada saluran empedu di daerah
Jadi, menurut Awad et al (2018), Feline
portal. Empedu yang dihasilkan parenkim di
Panleukopenia (FP) adalah penyakit virus
sekitar daerah tersebut ditampung oleh
sangat menular yang sering mematikan bangsa
saluran empedu di daerah saluran portal yang
felids domestik maupun liar. Penyakit ini
disebut duktus interlobularis (Dellmann,
dimanifestasikan secara klinis dengan depresi
Brown 2012).
parah, muntah, dehidrasi, dan diare enteritis
Sel hati (hepatosit) berbentuk dan seringkali berakibat fatal. Penurunan
polihedral, intinya bulat terletak di tengah, sirkulasi yang ditandai sel darah putih turun.
nukleolus dapat satu atau lebih dengan Virus ini didapat melalui rute dan target
kromatin yang menyebar. Sering tampak oronasal yang cepat membelah sel, terutama
adanya dua inti, sebagai hasil pembagian epitel crypt dari usus halus, jaringan limfoid,
yang tidak sempurna dari sitoplasma setelah dan sumsum tulang belakang. Apalagi, Feline
terjadi pembelahan inti. Sitoplasma hepatosit Panleukopenia Virus (FPV) terkait erat
agak berbutir, tetapi dapat tergantung pada terutama dengan Canine Parvovirus-2 (CPV-
perubahan nutrisi serta fungsi seluler 2) dan varian antigenik nya, ditunjuk CPV-2a,
(Dellmann, Brown 2012). Hepatosit CPV-2b, dan CPV-2c. Beberapa penelitian
menyusun sebagian besar komponen hati dan menunjukkan bahwa FPV adalah asal mula
diantara susunan sel-sel tersebut ada celah- dari CPV-2. Terlepas dari keterkaitan mereka,
celah yang disebut sinusoid. perbedaan antigenik antara FPV dan CPV-2
ada dan dapat dibedakan menggunakan
Degenerasi sel hati merupakan
antibodi monoklonal. Meskipun perbedaan
perubahan sel hati yang bersifat patologis. Sel
genetik dan asam amino di antara virus-virus
akan mengalami atrofi, membesar
ini kecil, mereka muncul secara berbeda dalam
(megalocytosis), bertambahnya jumlah
antigen penting VP2, kapsid utama protein
retikulum endoplasma dalam sel, dan terdapat
dari virus. Pengobatan penyakit harus
badan inklusi akibat reaksi sel terhadap
ditujukan untuk mengendalikan infeksi bakteri
infeksi virus. Pigmen yang berlebihan akan
sekunder, memerangi dehidrasi, dan
terlihat di bagian periportal hepatosit, hal ini
mengembalikan keseimbangan elektrolit.
disebabkan akumulasi melanin dalam hati.
Vaksin yang tersedia secara komersial untuk
Selain melanin juga dapat terjadi kelebihan
virus FPV termasuk virus hidup yang
hemosiderin dan pigmen empedu yang
dimodifikasi atau vaksin virus yang tidak aktif.
menyebabkan berwarna hijau kebiruan.
Kucing yang tidak divaksinasi atau tidak
Tahap degenerasi yang lain adalah degenerasi
menerima dosis booster vaksin FPV berisiko
hidropis, fatty liver dan amyloidosis.
terkena virus ini.
Hepatosit akan menghancurkan racun,
Adapun infeksi sekunder yang muncul
aktivitas mikroorganisme, dan keadaan
pada kasus ini yaitu infestasi endoparasit
kekurangan nutrisi seperti hypoxia akan
helminth berupa cestoda dan nematoda yang
direspon oleh hati dalam bentuk nekrosa.
ditemukan keluar dari mulut, di dalam gaster
Jenis-jenis nekrosa yang terjadi antara lain
dan intestine seperti pada Gambar 10.
nekrosa sel tunggal, koagulasi nekrosa, lisis
nekrosa, fokus nekrosa, periasinar nekrosa,
yang membawa helminth Dypillidium caninum
seperti yang tampak pada Gambar 13.

Gambar 10. Makros Helminth.


Secara mikroskopis, gambaran kedua
helminth (cestoda dan nematoda) tersebut Gambar 13. Pinjal Ctenocephalides felis ,
adalah sebagai berikut seperti pada Gambar perbesaran 10x10, tanpa pewarnaan.
11 dan 12. Berdasarkan uraian diatas, Feline
Panleukopenia merupakan penyakit
nonzoonosis yang dapat menyerang kucing pada
segala umur ditandai dengan ciri-ciri pada
Kucing ‘Carlosa’ yaitu lemas, anoreksia,
muntah, serta diare.
Menurut Batan (2017), anoreksia adalah
suatu keadaan hewan yang nafsu makannya
Gambar 11. Cestoda, perbesaran 40x10 , berkurang atau hilang. Pada bidang kedokteran
pewarnaan Semichen Acetic Carmine hewan, istilah ini digunakan untuk menjelaskan
sedikit berkurang atau hilangnya sebagian nafsu
makan hewan, sebagai lawan hewan yang sama
sekali tidak mau makan. Muntah adalah
pengeluaran pakan atau cairan dengan penuh
tenaga melalui mulut dari lambung, dan kadang-
kadang dari usus halus duodenum bagian
depan/proksimal. Istilah muntah juga diberikan
Gambar 12. Nematoda, perbesaran 40x10 , pada hewan-hewan yang menunjukkan tanda-
pewarnaan Semichen Acetic Carmine. tanda mengeluarkan pakan, dicirikan dengan
perut yang dikempiskan, punggung melengkung,
Berdasarkan ciri-ciri secara makros dan
gagging atau retching, dan hipersalivasi.
mikros, helminth tersebut dapat
Sedangkan diare akut adalah perubahan
diidentifikasikan sebagai Dypillidium caninum
mendadak pada pola saluran pencernaan,
(cestoda) dan Toxocara cati (nematoda). Kedua
dicirikan dengan meningkatnya
parasit ini sering menyerang kucing. Infestasi
keencera/fluiditas, frekuensi, dan volume tinja,
yang berat dapat menyebabkan kucing kurus
walaupun terapi empirik dan suportif telah
karena nutrisi dari pakan tidak dapat terserap
dilakukan. Pada dasarnya diare terjadi jika
sempurna.
kandungan air dan kandungan lain dalam usus
Selain endoparasit, pada kasus ini juga yang mencapai kolon melampaui kemampuan
ditemukan ektoparasit yaitu pinjal kolon menyimpan tinja dan menyerap kelebihan
Ctenocephalides felis yang merupakan vektor air yang dikandung tinja.
Langkah yang dapat dilakukan untuk SARAN
mencegah penyakit Feline Panleukopenia Dalam proses pemeliharaan kucing
antara lain yaitu vaksinasi rutin, menjaga apabila dirasa penyakit yang diderita kucing
kebersihan kandang, dan menjaga pola tersebut infeksius maka dapat ditempatkam di
makan kucing. ruangan tertentu agar tidak menulari kucing
Anak kucing harus divaksinasi usia yang lain serta pada saat nekropsi sebaiknya
8-10 minggu dan vaksin ulang satu bulan tetap dilakukan secara aseptis agar tidak
kemudian agar kekebalan tubuhnya terbentuk mengkontaminasi lingkungan sekitar.
dengan baik. Pengulangan vaksinasi
dilakukan setiap tahun. Vaksinasi sangat UCAPAN TERIMA KASIH
efektif karena kucing yang telah menerima Penulis mengucapkan terima kasih
vaksinasi penuh tidak mungkin tertular atas bimbingan drh. Ahmad Fauzi, M.Sc., atas
penyakit ini. Jika anak kucing tidak waktu dan ilmu sehingga studi kasus ini dapat
menerima kolostrum (susu pertama, kaya berjalan dengan baik dan lancar. Terima kasih
antibodi) dari induk, atau dilahirkan dari juga kepada Rumah Sakit Hewan Pendidikan
induk yang tidak divaksinasi, suntikan serum (RSHP) Malang dan Labolatorium Patologi
dari kucing yang divaksinasi di bawah kulit Anatomi Kessima Medika Malang atas
dapat dianggap menciptakan ‘imunitas pasif’. fasilitas untuk mendukung studi kasus ini
(Kornya,2017) berjalan dengan baik.
Menjaga kebersihan kandang dapat
dilakukan dengan cara membersihkan DAFTAR PUSTAKA
kandang, tempat makan, dan tempat minum Akers RM, Denbow DM. 2008. Anatomy and
secara teratur. Menggunakan desinfektan Physiology of Domestic Animals. Iowa
dengan larutan TH4 atau Natrium Hipoklorit : Blackwell Publishing.
(NaOCL)untuk membunuh virus dan bakteri
yang dapat menyebabkan penyakit pada Awad, Romane A., Wagdy K. B. Khalil and
kucing. Menjaga pola makan kucing dapat Ashraf G. Attallah. 2018.
dilakukan dengan cara memberikan pakan Epidemiology and Diagnosis of Feline
yang memiliki kandungan nutrisi yang Panleukopenia Virus in Egypt: Clinical
lengkap serta pemberian vitamin untuk and Molecular Diagnosis in Cats.
menjaga kekebalan tubuh kucing tetap Egypt : Veterinary World, EISSN:
terjaga. (Hartmann,2017) 2231-0916

Aspinall, V. 2014. Clinical Procedures in


SIMPULAN
Veterinary Nursing Third Edition.
Berdasarkan gejala klinis berupa lemas,
Butterworth Henemann : USA
anoreksia, muntah, diare dan pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan Kucing Batan, I Wayan. 2017. Gejala-Gejala Klinik
‘Carlosa’ didiagnosa Feline Panleukopenia. yang Berkaitan dengan Sistem
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk Penceraan pada Anjing dan Kucing.
penyakit ini antarala lain yaitu vaksinasi Lab Diagnosis Klinik dan Patologi
rutin, menjaga kebersihan kandang, dan Klinik Veteriner Fakultas Kedokteran
menjaga pola makan kucing. Hewan Universitas Udayana Bali.
Csiza CK, De Lahunta A, Scott FW,
Gillespie JH. 2011. Pathogenesis of
Feline Panleukopenia Virus in
Susceptible Newborn Kittens II.
Pathology and Immunofluorescence.
Infect Immun 3: 838-846.

Dellmann DH, Brown EM. 2012. Buku Teks


Histologi Veteriner. Jakarta : UI-Press.

Greep RO et al. 2004. Histology. New York


: The Blakiston Company, Inc.

Hartmann, K. 2017. Feline Panleukopenia-


Update on Prevention and Treatment
Medizinische Kleintierklinik, LMU
Munich, Germany. Thai J Vet Med
Suppl. 2017, 47 : S101-S104-S101

Kelly WR. 2013. Pathology of Domestic


Animal Volume 2. California :
Academic Press.

Kornya, Matthew. 2017. Feline


Panleukopenia. America : Winn
Feline Foundation.

Raldy. 2017. Rapid Diagnostik Test. Jakarta


: UI Press.

Truyen U, Parrish CR. 2013. Feline


Panleukopenia Virus: Its Interesting
Evolution and Current Problems in
Immunoprophylaxis Against a Serious
Pathogen. Vet Microbiol 165: 29–32.

Anda mungkin juga menyukai