Anda di halaman 1dari 19

DEMOKRASI DAN PEMILU DI INDONESIA:

SUATU TINJAUAN DARI ASPEK SEJARAH DAN SOSIOLOGI POLITIK

Yuliani Widianingsih
(Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jakarta)
Email: yuliani35@yahoo.com

ABSTRAK

Pemilu di Indonesia secara garis besar, apakah pemilu di Indonesia telah sesuai
dengan standard internasional pemilu serta bagaimana perkembangan sosial dan
politik dalam perjalanan pemilu itu. Beberapa aspek dari standard tersebut,
dengan beberapa penekanan pada aspek hak pilih warga negara dan kelembagaan
demokratis yang menjadi syarat adanya pemilu demokratis tersebut. Pembahasan
selanjutnya akan diarahkan pada aspek sosial dan politik dari pemilu-pemilu di
Indonesia. keberadaan pemilu yang reguler merupakan bagian dari proses
pemerintahan yang demokratis. Meskipun pemilu bukan hanya satu-satunya
instrumen demokrasi, tetapi peran pemilu tidak bisa dipungkiri sangat vital.
Bahkan, keberadaan pemilu mengindikasikan sebuah negara mengadopsi sistem
politik demokratis. Indikasi pemilu yang bebas dan adil mencakup keberadaan
sentimen yang merefleksikan popularitas secara sadar dan berpartisipasi dalam
interaksi masyarakat. Sesuatu yang timbul sebagaimana masyarakat merasakan
proses berkonsultasi sosial. Pemilu dikatakan demokratis beserta syarat-syaratnya
secara Internasional serta evaluasi pelaksanaan pemilu konteks sosial dan politik
yang ada, konfigurasi politik yang berjalan serta kaitannya dengan aspek yuridis
dari pemilu yang jujur dan adil.

Kata Kunci: demokrasi, pemilu

ABSTRACT

The election process in Indonesia broadly, whether the election in Indonesia has
been in accordance with the international standards of election and how the
social and political developments in the election's journey. Their something
aspects of the standard, with some emphasis on the aspect of citizens' right to vote
and the democratic institutions that are required for such democratic elections.
The next discussion will be directed to the social and political aspects of the
elections in
Indonesia. The existence of regular elections is part of a democratic process of
government. Although elections are not the only instruments of democracy, but the
role of elections can not be denied is vital. In fact, the existence of elections
indicates a country adopting a democratic political system. Indications of free and
fair elections include the presence of sentiments that reflect popularity
consciously and participate in community interactions. Something that arises as
people feel the process of social consultation. This elections are said to be
democratic and their requirements internationally and evaluate the election of
existing social and political contexts, the ongoing political configuration and their
relation to the juridical aspects of fair and just elections.

Keywords: democracy, election,

A. PENDAHULUAN
Pelaksanaan pemilu
Artikel ini membahas tentang merupakan momen penting bagi
proses pemilu di Indonesia secara proses demokrasi di Indonesia,
garis besar, apakah pemilu di Indonesia telah melaksanakan
Indonesia telah sesuai dengan pemilu secara berkala sejak waktu
standard internasional pemilu serta yang telah cukup lama. Mengingat
bagaimana perkembangan sosial dan pentingnya pemilu, maka
politik dalam perjalanan pemilu itu. pelaksanaan pemilu harus dicegah
Saat ini, demokrasi secara luas telah dari segala bentuk tindakan
dapat diterima dibandingkan dengan pelanggaran/ pidana yang
sistem otoriter. Suatu Pemilu yang menghambat proses untuk mencapai
jujur dan adil merupakan landasan tujuan pemilu sendiri.
bagi demokrasi. Dalam memastikan
kelancaran proses pemilu, hal Ada lima belas standard
mendasar yang harus diperkuat pemilu yang diterima oleh
adalah undang-undang yang dapat masyarakat internasional. Standard
memberikan perlindungan penuh tersebut mencakup antara lain: (1)
kepada pemilih terhadap ketakutan, strukturisasi kerangka hukum , (2)
bahaya, penyimpangan, kecurangan, sistem pemilu, (3) penetapan daerah
dan praktik-praktik curang lain yang pemilihan/ unit pemilu , (4) hak
dapat terjadi baik sengaja atau tidak memilih dan dipilih, (5) lembaga
sengaja selama penyelenggaraan penyelenggara pemilu , (6)
pendaftaran pemilih dan daftar pemilih
pemilu.2
(7) akses suara bagi partai politik dan
kandidat, (8) kampanye pemilu yang
2
Virbhadra Singh, “Kata Depan” di Jhingta, demokratis, (9) akses media dan
Hans Raj, Corrupt Practice in Elections, (New keterbukaan informasi dan kebebasan
Delhi: Deep & Deep Publications, 1996) hal
berpendapat, (10) dana
xi.
kampanye dan pembiayaan tidak saja didefinisikan sebagai
kampanye, (11) pemungutan suara , pemerintahan oleh rakyat, tetapi juga
(12) perhitungan suara dan tabulasi, pemerintahan untuk rakyat, yaitu
(13) peran keterwakilan partai politik pemerintah bertindak sesuai dengan
dan kandidat, (14) pemantau pemilu, kehendak rakyat. Pemerintahan
(15) kepatuhan dan penegakan demokratik yang ideal harus bekerja
hukum pemilu.3 dengan baik sesuai dengan aspirasi
dan kebutuhan rakyatnya. Praktik
Tulisan ini akan membahas semacam itu sejauh ini belum pernah
beberapa aspek dari standard terjadi dan mungkin tidak akan bisa
tersebut, dengan beberapa penekanan dicapai, akan tetapi demokrasi ideal
pada aspek hak pilih warga negara yang sempurna tetap menjadi tolok
dan kelembagaan demokratis yang ukur sebagai sumber inspirasi rezim
menjadi syarat adanya pemilu demokrasi.5
demokratis tersebut. Pembahasan
Sampai dengan abad 20,
selanjutnya akan diarahkan pada
sebagian besar negara di dunia telah
aspek sosial dan politik dari pemilu-
melaksanakan praktek demokrasi.
pemilu di Indonesia. Artikel ini akan Namun baru akhir abad ke 19
dimulai dengan pembahasan tentang
demokrasi yang konstitutional
demokrasi dan pemilu sebagai
terlaksana sebagai program dan
landasan kajian.
sistem politik yang konkret. Saat ini,
B. DEMOKRASI DAN PEMILU negara-negara yang telah
Demokrasi secara harafiah mengadopsi demokrasi semakin
memiliki arti - pemerintahan oleh banyak. Jumlahnya meningkat
rakyat – merupakan pemahaman dimana hanya satu negara pada tahun
mendasar dan definisi yang telah 1869 menjadi 65 negara di tahun
digunakan secara luas.4 Demokrasi 990.6Freedom House telah
mendokumentasi bahwa hingga
tahun 1999, demokrasi pemilu
3 terwakili 120 dari 192 negara di
Lihat International IDEA, International
Electoral Standards, Guidelines for
Reviewing the Legal Framework of Elections,
Science], (Jakarta: Gramedia, 1985), hlm.
(Stockholm: International Institute for
50.
Democracy and Electoral Assistance,2002).
5
Ibid.
4
Liphart, Arend, Democracies, Patterns of
Majoritarian and Consensus Government in 6
Lihat bagan terkait development of
Twenty-One Countries, (New Haven: Yale democracy in Dahl, Robert A, Perihal
University Press,1984) hal 1. Kata demokrasi Demokrasi – Menjelajah Teori dan Praktek
berasal dari bahasa Yunani, yaitu demos Demokrasi Secara Singkat [Regarding
yang berarti rakyat dan kratos or kratein, Democracy – Briefly Exploring the Theory
yang berarti wewenang atau dalam and Practices of Democracy], (Jakarta:
kekuasaan. Lihat Miriam Budiarjo, Dasar- Yayasan Obor Indonesia, 2001), hlm. 11.
Dasar Ilmu Politik [The Principles of Political
dunia dan mencakup 62.5 persen licik ;11 (2) Demokrasi menjamin
populasi di dunia.7 warga negara dengan standard hak asasi
Mengapa mayoritas negara-
negara di dunia memilih demokrasi? manusia yang tidak dapat diberikan
Demokrasi ternyata memberikan oleh sistem non demokrasi. ; (3)
perlindungan hak asasi manusia Demokrasi memastikan kebebasan
8
berbanding sistem otoriter. Stabilitas individu yang lebih besar bagi
dan demokrasi solid mempunyai warganya berbanding alternatif lainnya;
hubungan erat dengan terciptanya
(4) Demokrasi membantu
apresiasi hak asasi manusia.
masyarakat dalam melindungi
Sedangkan di bidang lainnya yang
kepentingannya; (5) Hanya
tidak terkait dengan kebebasan
pemerintahan yang demokratis yang
berpolitik, demokrasi menjanjikan
mampu menyediakan kesempatan
terciptanya kerangka politik dimana
perkembangan dan pemenuhan hak besar bagi masyarakatnya, untuk
asasi manusia menjadi lebih baik menggunakan kebebasan memilih,
secara organisastoris dan ekspresi misalnya hidup dalam peraturan yang
dipilihnya (6) hanya pemerintahan
permintaannya. Sorensen
mengemukakan bahwa demokrasi demokratis mampu memberikan
memberikan peluang, bukan kesempatan sebesarnya untuk
melepas tanggung jawab moral; (7)
kepastian hasil.9
Demokrasi membantu pembangunan
Terkait dengan pertanyaan kemanusiaan secara total; (8) Hanya
yang sama mengapa memilih pemerintahan demokratis yang dapat
demokrasi, Robert A. Dahl mengembangkan kesamaan politik
memberikan 10 argumen:10 (1) yang relatif kuat; (9) Negara-negara
Demokrasi membantu mencegah modern yang menganut demokrasi
pengembangan pemerintahan yang keterwakilan tidak saling berselisih
kejam dan kalangan agamawan yang satu dengan yang lain; dan (10)
Negara-negara dengan pemerintahan
demokratis cenderung lebih makmur
dari negara yang tidak demokratis
7

Terkait dengan argumen


http:www.freedomhouse.org/reports/centu
ry.pdf diunduh pada 10 September,2005. demokrasi merupakan kekuasaan
penting untuk perdamaian, filsuf
8
Sorensen, Georg, Demokrasi dan Jerman Immanuel Kant dalam artikel
Demokratisasi [Democracy and “Perpetual Peace” (1795)
Democratization], (Yogyakarta: Pustaka
menjelaskan bahwa sekali
Pelajar, 2003) hlm. 52-53.
dilaksanakan, demokrasi akan
9
Ibid.

10 11
Dahl, op.cit., hlm. 63-83. Misalnya, Josep Stalin di Uni Soviet, Adolf
Hitler sebagai penguasa otokrat di Jerman
atau Pol Pot di Cambodia.
membawa hubungan perdamaian bermanfaat bagi pertumbuhan
ekonomi.13
karena pemerintahan yang
demokratis dikontrol oleh Kesimpulan yang sedikit
masyarakat. berbeda dipaparkan oleh Sorensen
bahwa suatu negara tidak
Dukungan opini Kant dan mempunyai hubungan antara bentuk
Dahl diteruskan oleh R.J. Rummel rejim (demokrasi maupun otoriter)
yang menyimpulkan bahwa semakin dengan hasil pembangunannya
liberal suatu negara, berkurang dengan alasan sederhana yaitu
tindakan pelanggaran dan kekerasan bermacam jenis demokrasi dan rejim
dengan negara lainnya. Namun otoriter memiliki kapasitas
demikian, beberapa studi menolak pembangunan yang berbeda.14
ide tersebut, misalnya, Melvin Small Argumen ini didukung oleh fakta
dan J. David Singer tidak bahwa sebagian negara demokrasi
menemukan perbedaan yang misalnya perbandingan antara Cina
signifikan antara demokrasi dan dengan India, atau Saudi Arabia
rezim lainnya terkait frekuensi dengan Filipina. Namun, postulat
keterlibatan perang. Meskipun Dahl dalam isu ini masih relevan,
terdapat perbedaan pendapat, karena premise-nya “tend to be more
optimisme demokrasi terus menguat prosperous” dan bukan “always
karena meskipun terjadi peperangan, more prosperous.” Hal ini berarti
negara demokrasi tidak saling secara umum demokrasi memberikan
menyerang satu sama lain.12 kesempatan kepada rakyat di
negaranya untuk mencapai
Selain itu, dalam hubungan
kemakmuran, sedangkan negara non-
antara demokrasi dan kesejahteraan
demokrasi tidak.
ekonomi, Robert Dahl menyakinkan
bahwa pengalaman di abad 19 dan 20 Selain itu, demokrasi
menunjukkan bahwa negara mempunyai korelasi dengan
demokratis lebih makmur sedangkan pencegahan tindak korupsi (terkait
negara-negara non demokrasi faktor lainnya). Menurut Klitgard,
umumnya miskin. Dahl Maclean-Abaroa dan Parris, sistem
menghubungkan masalah ini dalam multi partai dan pasar bebas akan
dukungannya terhadap demokrasi meningkatan daya kompetisi dan
bagi pendidikan masyarakat,
peradilan yang independen, dan
komunikasi pembangunan yang

13
Dahl, Ibid., hlm. 82.
12
Sorensen, op.cit., 166-169 dan Dahl,
14
op.cit., hlm. 80-81. Lihat Sorensen, op.cit.,hlm., 155.
akuntabilitas sehingga akhirnya dapat melahirkan negara yang
mengurangi korupsi. 15 memiliki sistem politik
demokratis.”16
Seperti terkuak diatas,
keberadaan pemilu yang reguler Argumen Powell penting
merupakan bagian dari proses untuk digarisbawahi, terutama bagian
pemerintahan yang demokratis. ” keberadaan pemilu kompetitif yang
Meskipun pemilu bukan hanya satu- melebihi fungsi lainnya, melahirkan
satunya instrumen demokrasi, tetapi negara yang memiliki sistem politik
peran pemilu tidak bisa dipungkiri demokratis”.
sangat vital. Bahkan, keberadaan
pemilu mengindikasikan sebuah Di Indonesia Pemilu
negara mengadopsi sistem politik diselenggarakan secara reguler dan
demokratis, dimana terurai secara dilaksanakan dengan seksama.
jelas pendapat Powell sebagai Pembiayaan dengan jumlah bersar
berikut: dialokasikan untuk memobilisasi
pemilih dan melakukan
“Pemilu bukan hanya satu- 17
polling. Indonesia telah
satunya instrumen demokrasi. menyelenggarakan Pemilu sejak
Pemilu harus didukung oleh 1955. Menilik ke belakang,
instrumen lainnya dan pengalaman pelaksanaan pemilu atau
mengatur guna mendorong sistem perwakilan telah terlaksana
komunikasi dan kerjasama. sejak jaman koloni dan pemilu di
Namun, pemilu tetaplah daerah (pilkada) seperti Yogyakarta18
merupakan instrumen dan Minahasa (Sulawesi Selatan).19
demokrasi yang utama.
Pemilu mengklaim 16
Powell JR, G. Bingham, Elections as
membentuk sistem yang Instruments of Democracy (Majoritarian
memaksa atau mendorong and Proportional Visions), (New Haven: Yale
pembuat undang-undang agar University Press, 2000), hlm. 4.
memperhatikan aspirasi 17
Taylor, R.H, “Elections and Politics in
rakyatnya. Konsensus Southeast Asia” in The Politics of Elections in
kolektif menghendaki pemilu Southeast Asia, (Ed. R.H. Taylor)
yang kompetitif, lebih dari (Cambridge: Woodrow Wilson Center Press
sekedar fungsi lainnya, akan and Cambridge University Press, 1996), hlm.
4.

15 18
Klitgard, Robert, Ronald Maclean-Abaroa, Propinsi berlokasi di bagian selatan Pulau
and H. Lidsey Parris, Penuntun Jawa, dikelilingi oleh Propinsi Jawa Tengah.
Pemberantasan Korupsi dalam
19
Pemerintahan Daerah [Guidance to Feith, Herbert, Pemilihan Umum 1955 di
Elimination of Corruption in the Regional Indonesia [The 1955 Indonesian General
Government], (Jakarta: Yayasan Obor Election], (Jakarta: Kepustakaan Populer
Indonesia, 2005), hlm. 110. Gramedia,1999), hlm. 1-8.
Semenjak era Soeharto atau lebih hingga sekarang.21 Sebaran propinsi
identik dengan rejim “Orde Baru,” tersebut mencakup mulai Aceh di
Pemilu telah terlaksana secara bagian barat sampai dengan Papua di
berturut-turut pada tahun, 1971, pulau paling timur. Negara Indonesia
1977, 1982, 1987, 1992 dan 1997. merupakan negara terbesar di Asia
Pemilu berikutnya seharusnya Tenggara sekaligus negara
diadakan tahun 2002, namun karena berpenduduk muslim terbesar di
kondisi politik, sosial dan krisis dunia. Jarak pulau dari timur ke barat
ekonomi yang berlarut saat itu maka adalah 3000 mil, dan membentang
pada tahun 1998 yang akhirnya 46 derajat ketinggian. Total luas area
meruntuhkan dominasi rejim Indonesia adalah 5,070,606 km222
Soeharto, maka Pemilu diadakan yang terdiri dari setidaknya 17000
tahun 1999 dan Indonesia menjadi pulau. Indonesia merupakan negara
negara yang berhasil mengadakan berkepulauan terbesar di dunia.
pemilu paling demokratis sejak 30 Indonesia diatur oleh konstitusi
tahun.20 Pemilu kemudian Undang Undang Dasar 1945 dan
dilaksanakan pada tahun 2004 dan dilindungi oleh Pancasila. Pancasila
2009. Pemilu terakhir diadakan pada terdiri dari lima prinsip mendasar
tahun 2014. yaitu Ketuhanan yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia,
C. SEJARAH DAN KONTEKS
Kerakyatan yang Dipimpin oleh
SOSIAL POLITIK YANG Hikmah dalam Permusyaratan/
BERBEDA DARI PEMILU DI
Perwakilan, dan keadilan sosial.23
INDONESIA
Sesuai dengan pembagian
Indonesia adalah negara
kekuasaan, konstitusi 1945 membagi
kesatuan yang terdiri dari 34 propinsi

21
Buku Tahunan Badan Pusat Statistik
20 Indonesia 2007. Terkait dengan permintaan
Saifullah Ma’shum, KPU & Kontroversi
banyaknya otonomi pemerintah daerah
Pemilu 1999 [General Election Commission
yang merupakan isu populer di Indonesia
and Controversy of the 1999 General
saat ini, beberapa propinsi baru akan
Elections], (Jakarta: Pustaka Indonesia Satu,
mengumumkan dalam waktu dekat.
2001) hal ix. Ma’shum menggarisbawahi
Propinsi baru seperti Papua Barat,
bahwa pemilu 1999 dianggap “unik.”
Gorontalo, Bangka Belitung, Banten,
Alasannya adalah karena dua pendapat
Maluku Utara, Sulawesi Barat.
berbeda tentang pemilu. Berdasarkan
Panitia Pengawas Pemilu dan pengamat 22
The Economist Intelligence Unit Limited
internasional, pemilu tahun 1999 terlaksana 2001, Country Profile 2001-Indonesia
secara demokratis. Ironisnya, KPU (2001), hlm. 3.
mengatakan (pada saat tersebut terdiri atas
perwakilan partai politik) bahwa pemilu 23
Pancasila adalah ideologi negara
tidak demokratis dan mengalami banyak Indonesia.
ketidakteraturan/ irregularities.
kewenangan pusat menjadi tiga kedua adalah Komisi Pemilihan Umum
(KPU).27
kewenangan: eksekutif, legislatif,
dan yudikatif. Kewenangan dibentuk Semula hanya ada satu
oleh lembaga tinggi negara yaitu kategori pemilu yaitu pemilu untuk
Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat memilih anggota DPR dan DPRD28.
(DPR) dan Mahkamah Agung (MA). Berikutnya di tahun 2004, sesuai
Selain itu, konstitusi 1945 mengakui dengan amandemen konstitusi,
kewenangan lainnya seperti Dewan pemilu dilaksanakan memilih
Perwakilan Daerah/DPD) dan Badan anggota DPR, DPRD Propinsi,
Pemeriksa Keuangan). Lembaga DPRD Kabupaten/Kota, anggota
konstitusi lainnya adalah Majelis DPD, dan pemilu untuk memilih
Permusyawaratan Rakyat (MPR) Presiden dan Wakil Presiden. Selain
yang terdiri dari DPR and DPD. pemilu tersebut, masih ada pemilu
Sebelum amandemen konstitusi yang memilih Gubernur, Bupati,
1945, MPR adalah lembaga tertinggi Walikota yang biasa disebut dengan
pemilihan kepala daerah atau
negara.24
Pilkada.29
25
Pada amandemen ketiga,
konstitusi 1945 mengatur dua Sejarahnya, sejak proklamasi
institusi penting, pertama bagian kemerdekaan 17 Agustus 1945
kewenangan pengadilan yakni Indonesia telah menyelenggarakan
26 pemilu sebanyak sembilan kali.
Mahkamah Konstitusi (salah satu
Pemilu pertama yang diadakan pada
tugasnya adalah menyelesaikan
sengketa hasil pemilu) dan yang tahun 1955 menghasilkan lembaga
negara dengan otoritas membentuk
konstitusi baru Indonesia dan DPR
24
Sejak amandemen keempat Konstitusi (parlemen).30 Selanjutnya pemilu
1945, peran MPR telah banyak berubah. 1955, dianggap sebagai kegiatan
Perubahan terpenting adalah MPR tidak
mempunyai peran untuk memilih presiden. 27 Pasal 22E dari UUD 1945 .
Presiden dipilih secara langsung oleh rakyat
dalam pemilu presiden. 28
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Propinsi dan Kabupaten atau Kota.
25
UUD 1945 telah mengalami amandemen
29
empat kali: amendemen pertama (1999), Sesuai dengan Undang-Undang No. 22
amendemen kedua (2000), amendemen Tahun 2007, jargon pemilu mencakup
ketiga (2001), dan amendemen keempat (Pilkada), sehingga KPU juga
(2002). bertanggungjawab atas penyelanggaraan
Pilkada.
26
Pada Pasal 24C UUD 1945 (hasil
amandemen ketiga), gagasan pembentukan 30
Pada pemilu 1955, selain memilih
Mahkamah Konstitusi telah diadopsi dalam anggota Dewan, mereka juga memilih
Konstitusi sebagai lembaga khusus yang anggota Konstituante; namun pemilu
mempunyai posisi setara dengan tersebut tidak pernah terjadi lagi.
Mahkamah Agung.
terbesar kedua sejak proklamasi bisa dipisahkan dari identitasnya.
kemerdekaan 1945,31 dan terjadi Golkar tidak mempunyai basis
selama periode demokrasi liberal. kepartaian dan tidak memiliki jejaring
dengan rakyatnya, sebagai bentuk
Pada tahun 1971, Pemilu federasi yang digerakkan oleh prajurit-
jaman Orde Baru dimulai yang
prajurit sementara dengan tujuan untuk
merupakan pemilu kedua di
Indonesia sejak kemerdekaan. Saat melemahkan posisi partai politik."32
itu, Golkar memenangi pemilu. Pada saat itu, Soeharto
Semenjak itu, pemilu terus berulang kali terpilih menjadi
dilaksanakan berturut-turut dalam presiden33 hingga pemerintahannya
kancah politik di Indonesia dengan jatuh di tahun 1998. Meskipun
hasil yang sama dari pemilu 1971 pemilu tetap berlangsung, kualitas
sampai dengan 1997, yakni pemilu semasa jaman orde baru
pemenang yang sama partai Golkar. dianggap rendah, dan bahkan tidak
Dengan demikian, era Soeharto demokratis. Mahfud MD
sukses menyelenggarakan pemilu di menyebutnya situasi konfigurasi
tahun 1971, 1977, 1982, 1992 yang politik yang tidak demokratis.34
berakhir dengan kemenangan partai
Golkar. 32
Crouch, Harold, Militer dan Politik di
Namun kemenangan tersebut Indonesia [Military and Politics in
Indonesia], (Jakarta: Pustaka Sinar
dilakukan dengan kecurangan seperti
Harapan,1999), hlm. 303. Dalam penjelasan
manipulasi oleh aparat pemerintah, lebih jauh tentang Golkar dan Military dan
tekanan birokrasi, monopoli media, peran dalam Pemilu jaman Orde Baru lihat
lembaga penyelenggara yang tidak Leo Suryadinata, Golkar dan Militer – Studi
adil, dan korupsi dilakukan oleh tentang Budaya Politik [Golkar and Military
petugas pengadilan yang justru – Study concerning Political Culture],
semuanya berujung pada melindungi (Jakarta: LP3ES, 1992).

kepentingan –kepentingan Orde 33


Sebelum amandemen ketiga 2002, the
Baru.Harold Crouch menjelaskan Presiden tidak dipilih secara langsung oleh
bahwa: rakyat melalui pemilu, tetapi oleh.
"Sebagian dari keberhasilan Beberapa anggota MPR dipilih dalam
pemilu, Golkar yang pemilu (sebagai anggota DPR) dan beberapa
merupakan ciptaan dari ditunjuk oleh Presiden. Selama era Orde
Baru, Soeharto selalu menjadi kandidat
penguasa militer dan tidak
tunggal dalam pemilu oleh MPR.

31 34
Alfitra Salamm, ‘Pemilihan Umum dalam Indonesia pada jaman Orde Baru
Perspektif Sejarah : Pengalaman 1955’ melaksanakan konfigurasi politik yang tidak
dalam Menggugat Pemilihan Umum Orde
Baru (ed. Syamsuddin Haris), (Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia & PPW-LIPI, 1998)
hal 19.
Pada saat pemilu orde baru, permasalahan seperti lemahnya
polling dan tahap perhitungan dan kerangka hukum dan
termasuk juga tahapan didalamnya, pelaksanaannya.
seringkali tidak dimonitor oleh partai
Pemilu tahun 1999 yang
politik oposisi. Tahap-tahap tersebut
diselenggarakan dengan atmosfir
sangat rawan terjadi kecurangan.
baru tersebut tidak pernah dialami
Hari pemilihan yang dilaksanakan
selama tiga puluh tahun era Soeharto
pada hari biasa (tidak pada hari
libur), contohnya halnya tersebut berkuasa.36 Meskipun situasi politik
tidak diingikan oleh PDI dan PPP masih sangat dipengaruhi oleh
namun menguntungkan Golkar. kekuatan Orde Baru, masyarakat
dapat melaksanakan hak politiknya
Melalui jaringan birokrasinya,35
secara bebas di pemilu sehingga
Golkar mengerahkan pelayan
pemilu tidak dianggap hanya sebagai
publiknya yang pada akhirnya
formalitas belaka. Selain itu juga,
memilih Golkar. Meskipun
arena demokrasi telah mejadi lebih
dicantumkan dalam undang-undang
kompetitif dibandingkan dengan
bahwa pemilu harus bebas dan
enam pemilu sebelumnya.
rahasia, tampaknya sebagian besar
pelayan publik tidak mau mengambil Hasil pemilu 1999
resiko untuk memilih partai politik mengindikasikan Partai Demokrasi
lainnya selain Golkar. Indonesia Perjuangan adalah partai
Secara kontras, banyak politik terkuat. Partai Golkar secara
pemantau domestik dan internasional mengejutkan masih tetap kuat berada
menghargai pemilu 1999 dan 2004 di pencapaian posisi kedua, meskipun
karena pemilu tersebut sangat jauh dari sisi jumlah pemilihnya
berbeda dengan pemilu di jaman menunjukkan penurunan yang sangat
Orde Baru. Namun, pemilu tersebut, signifikan dibandingan pencapaian
tingkat demokrasinya masih dapat pemilu jaman Orde Baru. Partai
terukur dan dibandingkan dengan Persatuan Pembangun yang
pemilu tahun 1955, bahwa banyak merupakan partai lama juga berhasil
juga ditemui permasalahan- menempati posisi ketiga dan diikuti
oleh Partai Kebangkitan Bangsa,
demokratis. Lihat Mahfud MD,
Perkembangan Politik Hukum – Studi 36
Pemilu 1999 merupakan pemilu
Tentang Pengaruh Konfigurasi Politik
kompetitif yang pertama setelah runtuhnya
terhadap Produk Hukum di Indonesia,
era Soeharto. Banyak pihak yang
(Disertasi Doktor, Universitas Gadjahmada,
mendukung implementasi pemilu yang
1993), hlm.410.
kompetitif, sehingga telah merubah
lembaga KPU dan kebebasan media. Kevin
35
Komponen Golkar terdiri atas tiga bagian Evans, “Hasil Pemilihan Umum 2004” dalam
utama yaitu: A (Militer/ABRI), B (Birokrasi),
Analisis CSIS, Vol. 33, No. 2, June 2004,
dan C (Golkar).
hlm.190-191.
Partai Amanat Nasional/ PAN, Partai Sementara itu Partai Demokrat
Bulan Bintang/PBB, dan Partai berhasil meraih 57 kursi38, melewati
Keadilan PK. Partai Kebangkitan Bangsa 52 kursi dan
Partai Amanat Nasional 52 kursi.39
Pemilu demokrasi lainnya Partai penguasa PDIP mengalami
yaitu pemilu 2004 yang diadakan
penurunan pemilih, meskipun berhasil
semasa periode Presiden Megawati.
menjadi partai pemenang kedua,
Pada pemilu ini banyak perubahan
pemilihnya menurun drastis dari 34
penting yang telah terjadi. Rakyat
persen pada pemilu 1999 menjadi hanya
telah memilih secara langsung tiga
19 persen di pemilu 204. Suara dan
macam instititusi: (1) wakil rakyat
kursi yang didapat oleh partai Golkar
baik tingkat nasional (DPR) dan
(21 persen suara) melemahkan posisi
regional (DPRD Propinsi dan DPRD
PDIP. Namun, superioritas Golkar tidak
Kabupaten/Kota); (2) Presiden dan
mutlak. Sebelumnya, Golkar pada
Wakil Presiden; dan (3) Dewan
pemilu era Orde Baru selalu meraih 65
Perwakilan Daerah (DPD). Pemilu
DPR/DPRD dan DPD37 persen suara.40
dilaksanakan secara serentak pada 5 Berdasarkan ilustrasi diatas,
April 2004. Pemilu Presiden dapat disimpulkan bahwa pemilu
diadakan pada 5 Juli 2004 (Putaran 2004 dianggap sebagai pemilu kedua
pertama) dan berikutnya 20 yang paling demokratis setelah
September 20, 2004 (putaran kedua). runtuhnya era Soeharto. Dalam
laporan final misi pemantau Uni
Pemilu tahun 2004 diikuti
Eropa, diuraikan bahwa secara
oleh 24 peserta partai politik. Pemilu
umum proses pemilu yang
ini ditandai dengan adanya kejutan
dilaksanakan telah sesuai dengan
oleh dua partai politik pendatang
baru, yakni Partai Demokrat/PD dan
Partai Keadilan Sejahtera/PKS). 38
Sebagai hasil Mahkamah Konstitusi, Kursi
Partai PKS mempunyai dukungan Partai Demokrat dikurang dua sehingga
popularitas yang sangat pesat. Pada menjadi 55 kursi karena satu kursi menjadi
milik Partai Amanat Nasionaldan satu lagi
pemilu 1999, PKS (dengan nama PK
menjadi Partai Pelopor. Berita Mahkamah
saat itu) hanya mendapat tujuh kursi Konstitusi , Edisi Khusus 2004 hlm.39.
di DPR. Pada pemilu tahun 2004
39
telah berhasil mendapatkan 45 kursi Sebagai hasil Mahkamah Konstitusi, kursi
(atau peningkatan 650 persen). partai ini menambah satu kursi menjadi 53
kursi. Berita Mahkamah Konstitusi , Ibid.,
hlm.39.

40
Hasil lengkap pemilu 2004 General
Electionsdan distribusi kursi oleh masing-
masing partai politik dapat dilihat pada
37
Pemilu tersebut dikenal dengan pemilu bagian lampiran.
legislatif
ketentuan-ketentuan demokrasi. bahwa negara-negara demokratis
Berdasarkan hasil laporan tersebut, cenderung sejahtera dan negara-negara
pemilu 2004 merupakan pemilu non demokratis umumnya miskin. Dahl
kedua yang paling demokratis di mengkaitkan hal ini untuk mendukung
Indonesia sejak berakhirnya rejim demokrasi bagi pendidikan rakyat,
otoriter di tahun 1997/1998.41 pengadilan independen, dan
komunikasi, yang semuanya berguna
Freedom House juga bagi pertumbuhan ekonomi. Sampai
melakukan evaluasi yang serupa
dengan sekarang pertumbuhan ekonomi
dengan hasil yang menyebutkan
Indonesia masih rendah dibandingkan
bahwa Pemilu 2004, rakyat Indonesia dengan rejim sebelumnya. Selama, era
telah dapat memilih anggota
pemerintahan Soeharto, Indonesia
parlemen dengan bebas dan pemilu
termasuk salah kekuatan ekonomi baru
yang adil.42 Sehingga sejak di Asia.
kemerdekaan, Indonesia telah Partai politik berkompetisi
melaksanakan tiga kali pemilu yang
demokratis yaitu pemilu 1955, 1999 dalam pemilu demokratis untuk
dan 2004. menyakinkan rakyat bahwa hasil
Pencapaian pemilu yang demokrasi membawa akses yang
bebas dan adil di Indonesia
(khususnya tahun 1999 dan 2004) lebih baik untuk pendidikan dan
bukan merupakan suatu tujuan akhir. standar pendidikan rakyat,
Pencapaian demokrasi harus pengadilan independen, dan
berhubungan dengan standar hidup komunikasi, yang semuanya berguna
masyarakat yang tinggi. bagi pertumbuhan ekonomi.
Sebagaimana disampaikan oleh
Robert Dahl, pengalaman abad 19 D. PEMILU YANG BEBAS
dan 20 telah mendemonstrasikan DAN ADIL DI INDONESIA:
SUATU EVALUASI SINGKAT
41
Laporan Final 2004, European Union Pemilu demokratis yang sah
General Election Monitoring Mission in
Indonesia, (2004) at 7. atau bebas dan adil tidak terbatas
apakah lembaga Komisi Pemilihan
42
http:www.freedomhouse.org/reports/cent Umum berlaku imparsial dan efektif,
ury.pdf cited on September 10, 2005. tetapi juga bagaimana peran kandidat
According to Freedom House for 2005 melaksanakan kampanye dengan
Indonesia is considered as a “Free” nation
bebas dan mendapat dukungan dari
(based on two criteria: political rights and civil
liberties. This status is the highest
rakyat. Berkaitan erat terhadap
achievement. From 1973 – 2004 Indonesia was pemilu yang bebas dan adil adalah
considered as a “Partly Free” nation. apakah sumber-sumber pemerintah
http:www.freedomhouse.org/template.cfm digunakan dengan benar selama
diunduh pada 1 April, 2008.
proses pemilu; apakah militer yaitu pada “tingkat berkompetisi.”
bersikap netral dan bertindak sebagai Lebih jauh, para kandidat juga harus
organisasi profesional; dan apakah merasakan keterlibatan dalam proses
kepolisian dan pengacara dan menghargai hasil pemilu. Sehingga
menegakkan kewajiban dan pemilu menjadi begitu dekat sebagai
melindungi mereka yang kegiatan peralihan yang terlaksana
melaksanakan hak sipil dan politik. sebelum dan sesudah pemilu.44 Dilihat
Selain itu, isu penting lainnya apakah
dari elemen ini, dapat dikatakan bahwa
institusi pengadilan bertindak partisipasi yang cukup tinggi dari warga
imparsial dan efektif; apakah media negara yang berhak memilih serta opini
menghadirkan pemberitaan dan secara luas dan dukungan masyarakat
informasi yang akurat serta bertindak
pada proses pemilu di Indonesia, dapat
selaku watchdog terhadap dikatakan bahwa proses pemilu telah
pemerintah dan proses politik, dan mendapat kepercayaaan dari rakyat.
apakah media menyediakan akses
Sebuah lembaga yang
kepada kandidat dan cakupan tujuan
bertanggung jawab mengatur
para kandidat.43Di dalam konteks administrasi penyelenggaraan pemilu
ini, dapat dikatakan bahwa pemilu- harus independen dan mampu
pemilu Indonesia pasca orde baru mengadakan proses pemilu yang adil
sudah memenuhi sejumlah kriteria dan efektif. Jika tidak masyarakat
untuk disebut sebagai pemilu yang tidak akan mempercayai hasil
free and fair.
pemilu. Lebih lanjut, penting adanya
Elemen penting selama
evaluasi terhadap institusi pemilu,
proses pemilu adalah pembentukan
termasuk kepolisian dan pengacara,
kepercayaan rakyat menjelang
yang memantau aspek-aspek tersebut
pemilu. Jika rakyat tidak merasa
secara memadai dan melaksanakan
terlibat secara bebas untuk mengelola
tindakan efektif guna menghindari
pilihan politik, mendapat informasi
permasalahan dan kecurangan
memadai sesuai keperluan dan
investigasi. Hal ini untuk
tujuannya, sebagaimana hak pilihnya
memastikan kesetaraan menjelang
dihormati, maka proses pemilu
pengadilan dan perlakuan
menjadi tidak signifikan. Para
perlindungan hukum bagi para
kandidat harus mendapat kesempatan
kandidat. Dilihat dari aspek inipun
yang sama untuk memenangi suara –
pemilu-pemilu pasca orde baru
43 secara kelembagaan sudah sesuai
Merloe, Patrick, Pemilihan Umum
dengan standard pemilu demokratis
Demokrati: Hak Asasi, Kepercayaan
Masyarakat dan Persaingan Yang Adil. karena terdiri atas lembaga-lembaga
[Democratic General Election: Human
Rights, People’s Trust and Fair Competition], 44
Ibid.
(Jakarta: Dinas Penerangan Amerika Serikat,
1994) hal 1.
yang independen. Meski demikian pergeseran atau pergantian
melihat cukup banyaknya kasus pemerintahan tanpa kekerasan atau
pelanggaran etik dari anggota pertumpahan darah, dan saat politisi
penyelenggara pemilu, ke depan tidak mengambil resiko tergantikan
masalah ini perlu lebih diperhatikan. karena telah memahami makna
Seperti diutarakan diatas, akuntabilitas untuk pemilu
demokrasi mempersyaratkan berikutnya.47
kebebasan, keadilan, dan pemilu Kita juga melihat bahwa
yang berkala.45 Dalam negara selama ini standar penting lain dari
demokrasi terdapat kesetaraan pemilu demokratis juga secara umum
politik. Untuk mencapai kesetaraan telah dipenuhi yakni hak memilih dan
politik, setiap warga negara harus dipilih. Kerangka hukum telah
mempunyai kesempatan yang sama memastikan seluruh warga negara
dan efektif dalam pemungutan suara, yang memenuhi persyaratan hukum
dan seluruh suara harus dihitung dijamin untuk memilih secara bebas
secara bersama. Ketika perhitungan dan adil, termasuk berpartisipasi di
suara dilakukan secara seksama,
pemilu tanpa diskriminasi.48
sebuah pemilu dapat dianggap bebas
Berkaitan dengan kesempatan untuk
dan adil.46Dari aspek inipun pemilu- dipilih, penting ditekankan bahwa
pemilu Indonesia pasca reformasi persyaratan kandidat harus
sudah cukup memenuhi kriteria disediakan dengan jelas dalam
pemilu jujur dan adil. kerangka hukum.49
Apakah prakondisi pemilu Hak memilih dan dipilih
yang bebas dan adil? Indikasi pemilu
adalah standar yang dipakai oleh
yang bebas dan adil mencakup
banyak negara sebagaimana tertera
keberadaan sentimen yang dalam the Declaration on Criteria
merefleksikan popularitas secara for Free And Fair Elections by the
sadar dan berpartisipasi dalam
interaksi masyarakat. Sesuatu yang
timbul sebagaimana masyarakat
merasakan proses berkonsultasi
47
Abdul Aziz Bari, Malaysian Constitution:
sosial. Indikasi lainnya adalah
A Critical Introduction, (Kuala Lumpur: The
Other Press, 2003), hlm. 218.

45
Dahl, Robert A, Perihal Demokrasi – 48
International IDEA (2002), op.cit. hlm. 35.
Menjelajah Teori dan Praktek Demokrasi Article 21 (3) of the Universal Declaration of
Secara Singkat [Regarding Democracy – Human Right. Article 25 of the International
Briefly Exploring the Theory and Practices of Covenant on Civil and Political Rights.
Democracy], (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2001), hlm.132. 49
Declaration on Criteria For Free And Fair
Elections by the Inter-Parliamentary Council,
46
Ibid. Paris, 26 March 1994
Inter-Parliamentary Council.50
lain sesuai dengan bobot yang
Dalam deklarasi ini dsebutkan
sama.
sebagai berikut:
(6) Kerahasiaan hak memilih
(1) Setiap orang dewasa
adalah mutlak dan tidak boleh
mempunyai kesempatan terhadap
dibatasi oleh segala bentuk
akses prosedur yang efektif,
apapun.
imparsial, dan tidak diskriminatif
Berdasarkan prinsip ini, harus
dalam pendaftaran pemilih.
ada kesetaraan dan tidak boleh ada
(2) Tidak ada warga negara yang
diskriminasi hak pilih terhadap
memenuhi syarat ditolak hak
perempuan. Berkaitan dengan ini,
pilihnya atau diskualifikasi dari
salah satu rujukan adalah the
pendaftarann sebagai pemilih,
Convention on the Political Rights of
kecuali telah sesuai dengan tujuan
Women (1953). Konvensi ini
kriteria yang dapat dipastikan oleh
dikeluarkan pada 7 Juli 1954. Artikel
hukum dan terukur secara
pertama dari konvensi ini
konsisten dengan kewajiban di
menyebutkan bahwa “Perempuan
daerah bagian sesuai dengan
mempunyai hak dalam segala bentuk
hukum internasional.
pemilu setara dengan laki-laki dan
(3) Setiap individu yang hak pilih
tidak ada diskriminasi apapun.”
dan terdaftar ditiadakan dapat
Lebih jauh artikel kedua menjelaskan
mengajukan banding ke
bahwa: “Perempuan dapat dipilih
pengadilan yang kompeten untuk
oleh lembaga penyelenggara publik,
mengkaji tentang hasil dan
yang dibentuk oleh undang-undang,
mengkoreksi dengan segera dan
setara dengan laki-laki dan tidak ada
efektif.
diskriminasi apapun.”
(4) Setiap pemilih mempunyai
Isu penting lainnya
hak yang sama dan akses yang
berhubungan dengan kesetaraan dan
efektif terhadap polling station
hak pilih narapidana. Dalam hal ini,
untuk melakukan hak pilihnya.
the Council of Europe
(5) Setiap pemilih mempunyai
51
hak untuk melaksanakan merekomendasikan bahwa:
kesetaraan haknya dengan yang “Jika hukum mengijinkan
pemilih untuk memilih tanpa
50
Unanimously adopted by the Inter- mengunjungi tempat
Parliamentary Council at its 154th session pemungutan suara, maka
(Paris, 26 March 1994)
seorang tahanan dapat
diijinkan menggunakan hak

51
Council of Europe, Recommendation 195,
Resolution (62) 2, 1st February 1962).
prerogatifnya kecuali tahanan mengamalkan prinsip-prinsip pemilu
tersebut dicabut hak pilihnya dengan dukungan rakyat. Suatu
oleh perintah pengadilan. negara dimana lembaga pelaksana
Perijinan tahanan untuk pemilu sangat dipengaruhi oleh
memilih merupakan suatu pemerintah yang berkuasa, maka
kesempatan yang akan akan sulit membentuk “tingkat
diinformasikan berdasarkan panggung yang kondusif.”
kondisi tertentu agar dapat Terkait komposisi dan
menggunakan haknya.” kualifikasi lembaga/badan
Berkaitan dengan hak pilih, penyelenggara pemilu atau beberapa
hal yang patut digarisbawahi adalah negara menyebutnya Komisi
kerangka hukum memastikan hak Pemilihan umum (KPU) , ketentuan
pilih tersedia dalam bentuk tidak umum mempersyaratkan setidaknya
adanya perilaku diskriminasi sebagai beberapa anggota KPU, pada setiap
dasar perlakuan kesetaraan sebelum tingkatan memiliki latar belakang
hukum. pelatihan hukum.54 Hal ini menjadi
Standar berikutnya adalah penting dicatat karena beberapa area
mengenai kelembagaan penting KPU, termasuk independen
penyelenggara pemilu. Kerangka dan imparsial, efisiensi, dan
hukum berkewajiban membentuk efektiftifitas, profesionalisme,
lembaga berupa institusi kecepatan penanganan, dan
penyelenggara pemilu yang 55
transparansi.
mempunyai kemampuan Isu lainnya yang penting
menyelenggarakan pemilu yang adalah akses media dan kebebasan
independen dan adil.52 Ketentuan- memberikan ekspresi dan pendapat.
ketentuan termuat dalam hukum Kerangka hukum harus menjamin
harus memastikan terwujudnya bahwa seluruh partai politik dan
obyektifitas, adil, independen, kandidat harus mempunyai akses
struktur administrasi yang efektif.53 terhadap media. Ini juga harus
Standar ini sangat penting dipastikan bahwa mereka mendapat
untuk mencapai pemilu yang bebas perlakuan yang sama oleh pemilik
dan adil. Semakin independen dan media atau diatur oleh negara.
berkapasitasnya lembaga Sebagai tambahan, seharusnya tidak
penyelenggara suatu negara, semakin boleh ada batasan terhadap
besar kesempatan suatu negara kebebasan dan kesempatan
berekspresi bagi partai politik dan
52
International IDEA, (2002), op.cit.,hlm. 39.
53
United Nations, op.cit.,hlm. 16. 54
International IDEA, (2002), loc.cit.
55 Id at 43.
kandidat selama periode kampanye.56
konteks kebebasan media selama
Pengaturan akses media bagi
pemilu berjalan, kondisi di Indonesia
kandidat dan partai politik
sudah cukup baik. Akan tetapi masih
merupakan fokus penting bagi
kepemilihan media yang terkait
undang-undang pemilu.57 dengan pihak-pihak yang juga
Gugatan tentang keterbatasan menjadi pihak berkempentingan
akses media dan kebebasan dalam pemilu sedikit banyaknya
berekspresi di beberapa negara Asia menimbulkan persoalan.
Tenggara merupakan isu yang
menarik perhatian domestik maupun E. SIMPULAN
pemantau internasional. Hal ini Uraian di atas telah
merupakan hasil dari lingkungan membahas tentang bagaimana pemilu
politik dalam beberapa negara yang dikatakan demokratis beserta syarat-
membatasai kebebasan pers terutama syaratnya secara Internasional.
selama pelaksanaan pemilu. Situasi Uraian di atas juga telah
politik selam era orde baru di menggambarkan bagaimana
Indonesia dapat dijadikan contoh pelaksanaan pemilu-pemilu di
tentang pemerintahan yang represif Indonesia dalam konteks sosial dan
terhadap praktik-praktik media. politik yang ada, konfigurasi politik
Isu keterbatasan media tidak yang berjalan serta kaitannya dengan
hanya menjadi konsumsi monopoli aspek yuridis dari pemilu yang jujur
negara-negara berkembang. Amerika dan adil. Beberapa aspek dari
Serikat juga mengalami masalah prasyarat pemilu juga secara ringkas
yang sama. Selama pemilu presiden telah dievaluasi yang secara umum
2004, terdapat beberapa keluhan oleh dapat ditarik kesimpulan bahwa ada
masyarakat yang merasa korporasi dua macam pemilu pemilu di
media tidak memberikan muatan Indonesia yakni pemilu demokratis
cakupan yang cukup, atau fakta yang yang berlangsung pada tahun 1955
terjadi bertujuan dan 1999 - 2014 serta pemilu non
membatasi/meminimalkan cakupan isu
dan minat demokratis yang berlangsung selama
pemerintahan orde baru. Meski
pemilu-pemilu pasca orde baru
56
Id at 67-71. publik.58Dalam dikatakan secara umum cukup baik
57 tetapi masih ada kekurangan yang
United Nations, loc.cit.
harus diperbaiki di masa mendatang.
58
Jurkowitz, Mark.
Yang jelas, dukungan masyarakat
"Media accused of pada proses pemilu masih cukup
ignoring election irregularities", The Boston tinggi.
Globe, 2004-11-17. Spencer, Miranda
(March/April 2005). Americas Broken
Electoral System. Fairness and Accuracy in
Reporting. Retrieved on 2006-05-19.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. Buku Tahunan Badan
Pusat Statistik Indonesia 2007. Evans, Kevin. “Hasil Pemilihan Umum
2004” dalam Analisis CSIS, Vol. 33,
Bari, Abdul Aziz. No. 2, June 2004.
Malaysian
Constitution: A Critical International IDEA. International
Introduction, (Kualla Lumpur: Electoral Standards, Guidelines for
The Other Press, 2003).
Reviewing the
Budiarjo, Miriam. Dasar-Dasar Ilmu Politik Legal Feith, Herbert. Pemilihan
(Jakarta: Gramedia, 1985). Umum 1955 di
Indonesia. (Jakarta:
Crouch, Harold. Militer dan Politik di
Kepustakaan Populer
Indonesia. (Jakarta: Pustaka Sinar
Gramedia,1999).
Harapan,1999).
Framework of Elections. (Stockholm:
Dahl, Robert A. Perihal Demokrasi – International Institute for
Menjelajah Teori dan Praktek Demokrasi
Democracy and Electoral
Secara Singkat. (Jakarta: Yayasan Obor
Assistance,2002).
Indonesia, 2001).

Hikam, Muhammad AS. „Pemilihan Penuntun Pemberantasan Korupsi


Umum dan Legitimasi Politik‟ dalam dalam Pemerintahan
Menggugat Pemilihan Umum Orde Daerah.(Jakarta: Yayasan Obor
Baru (Ed. Syamsuddin Haris), Indonesia, 2005).
(Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia & PPW- Powell JR, G. Bingham. Elections as
LIPI, 1998). Instruments of Democracy
(Majoritarian and Proportional
Jhingta, Hans Raj.Corrupt Practice Visions), (New Haven: Yale
in Elections. (New Delhi: Deep University Press, 2000).
& Deep Publications, 1996).
Mahfud MD. Perkembangan Politik
Liphart, Arend.Democracies, Patterns of Hukum – Studi Tentang Pengaruh
Majoritarian and Consensus Konfigurasi Politik terhadap
Government in Twenty-One Produk Hukum di Indonesia,
Countries, (New Haven: Yale (Disertasi Doktor,
University Press, 1984). Universitas Gadjahmada, 1993).

Ma‟shum, Saifullah. KPU &


Klitgard, Robert, Ronald Maclean- Kontroversi Pemilu 1999
Abaroa, dan H. Lidsey Parris.

Anda mungkin juga menyukai