PEMERIKSAAN GINEKOLOGI
Oleh :
Pembimbing :
1
BAB I
PENDAHULUAN
berkaitan dengan upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada
bagian tersebut. Tujuan pemeriksaan ginekologi adalah untuk menentukan arah, besar
berbahaya, terutama jika terlambat dideteksi. Pemerksaan dini sangta penting karena
gejala penyakit biasanya akan muncul pada stadium lanjut. Beberapa keluhan yang
sering muncul adalah keluar cairan dari vagina, gangguan siklus menstruasi, nyeri
saat menstruasi, nyeri perut bagian bawah dan nyeri saat berhubungan seksual.
Oleh karena itu, pemeriksaan ginekologi sangat penting dilakukan, dan akan
2
Makalah ini ditulis berdasarkan tinjauan kepustakaan yang merujuk pada
berbagai literatur.
BAB II
3
TINJAUAN PUSTAKA
berkaitan dengan upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada
pemeriksaan yang lengkap sehingga hasil pemeriksaan ini terfokus pada tampilan
genitalia eksterna dan upaya untuk mengetahui arah, besar,konsistensi uterus dan
(rongga pelvik).1
konfirmasi kehamilan intra dan ekstrauterin, konfirmasi peradangan atau infeksi dan
2.1. ANAMNESIS1,2
a. Ucapkan salam
c. Tanyakan tentang :
4
normal, operasi, anak hidup atau tidak. Infeksi nifas dan kuretase dapat
dialami.
Riwayat Haid
Perlu diketahui menarche, siklus haid teratur atau tidak, banyak darah yang
keluar waktu haid, lamanya haid, disertai nyeri atau tidak dan menopause,
d. Keluhan Sekarang
Perdarahan
Perlu ditanyakan apakah perdarahan ada hubungannya dengan siklus haid
juga karena poliposus servisi uteri,erosi porsio uteri dan karsinoma servik
uteri.
5
Perdarahan sewaktu atau setelah koitus merupakan gejala karsinoma
servik uteri atau bisa juga karena poliposus servik uteri, erosi porsio uteri atau
vulnus postkoitum.
fisik atau mental. Sifat dan banyaknya keputihan bisa memberi petunjuk
Rasa nyeri
Nyeri di perut, pinggang atau alat kelamin luar dapat merupakan gejala
6
Dispareunia, rasa nyeri waktu bersenggama dapat disebabkan kelainan
sakrouterinum.
Miksi
kencing tidak lancar atau tidak tertahan. Penderita urethritis dan sistitis merasa
nyeri waktu kencing atau sesudah kencing disertai pula rasa tidak enak atau
nyeri didaerah simfisis. Retensio urine dijumpai pada retrofleksi uteri gravid
inkarserata pada kehamilan 16 minggu, mioma uteri dan kista ovarii besar.
Defekasi
Apakah ada kesulitan defekasi, apakah defekasi disertai rasa nyeri ataukah
7
2.2 Pemeriksaan Fisik1,2
1. Pemeriksaan Umum
pasien masuk ke dalam kamar periksa. Keadaan umum pasien, postur dan
dilakukan untuk memperoleh data mengenai tanda vital, kondisi organ vital
(jantung dan paru), tanda anemia serta kelainan organ lain dari kepala hingga
kaki. Berilah perhatian khusus terhadap tanda yang berhubungan dengan kelainan
ginekologi.4
secara sistematik mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki. Kalau perlu
2. Pemeriksaan Payudara
8
3. Pemeriksaan abdomen
dan rektum kosong karena kandung kemih penuh teraba seperti kista dan
9
bernafas dalam. Palpasi abdomen dengan seluruh telapak tangan dan jari-jari
dari atas atau daerah yang tidak dikeluhkan nyeri. Diperiksa adanya
rangsangan peritoneum, adanya nyeri tekan dan nyeri lepas. Baru kemudian
membesar/menonjol.
Perkusi. Dapat ditentukan pembesaran yang disebabkan tumor atau cairan
bebas dalam rongga perut. Pada tumor, perkusi pekak terdapat di bagian
menonjol saat pasien tidur telentang. Daerah pekak ini tidak akan berpindah
perut melengkung ke ventral dan pekak sisi kanan dan kiri. Keadaan berubah
bila pasien berbaring miring ke kanan, cairan berpindah dan mengisi bagian
kanan dan ventral. Daerah timpani pun berpindah tempat. Tumor yang disertai
cukup tua, sedang bising uterus dapat terdengar pada uterus gravidus dan
mioma uteri yang besar. Bising usus penting untuk diagnostik peritonitis dan
ileus.
PEMERIKSAAN GINEKOLOGIK
10
Status ginekologik yaitu catatan-catatan dan hasil pemeriksaan yang
pasien harus berbaring dalam posisi tertentu dan diperlukan alat-alat tertentu.
Posisi pasien
Posisi litotomi.
Dengan penerangan yang memadai, vulva, anus, dan sekitarnya tampak jelas
bisa juga tanpa meja ginekologik. Pasien tidur telentang sam bil kedua tungkai
pasien, sambil 2 jari tangan dimasukkan ke dalam vagina dan tangan kiri
diletakkan di perut.
Posisi miring.
11
Posisi Sims.
Posisi hampir sama dengan letak miring, hanya tungkai kiri hampir
lurus, tungkai kanan ditekuk ke arah perut dan lututnya diletakkan pada alas,
belakang badan dan bahu sejajar dengan alas. Penderita berbaring setengah
tengkurap.
1. Sarung tangan
2. Spekulum Sims dan cocor bebek
3. Cunam kapas untuk membersihkan vagina dan porsio uteri
4. Kateter Nelaton dan logam
5. Kapas sublimat atau lisol
6. Kaca benda untuk pemeriksaan gonorea dan sitologi vaginal
7. Spatel ayre dan etil alkohol 95% untuk sitologi vaginal
8. Kapas lidi untuk pemeriksaan gonorea, trikominiasis dan kandidiasis
9. Botol kecil berisi larutan fisiologis
10. Cunam porsio
11. Sonde uterus
12. Cunam biopsi
13. Mikrokuret
Apakah ada darah atau fluor albus. Apakah himen masih utuh, klitoris masih
12
Selain itu juga dilakukan perabaan glandula Bartholini dengan jari-jari dari
luar kemudian diteruskan dengan perabaan antara 2 jari di dalam vagina dan ibu
jari diluar. Dicari apakah ada Bartholinitis, abses, atau kista. Dalam keadaan
dilakukan apabila pasien telah menikah atau pernah melakukan koitus. Spekulum
yang sering digunakan adalah spekulum Sims atau Graeves. Spekulum Sims
melakukan hal lain. Pada beberapa keadaan, Sims dapat digunakan dengan
dan kanan dengan menggunakan ibu jari dan telujuk tangan kiri. Tangan kanan
memegang Graves dalam posisi oblik dan menggerakkan daun spekulum sampai
dengan perlahan dan halus dalam posisi daun tertutup.Perhatikan bahwa arah
2/3 daun spekulum ke dalam vagina, rotasikan 90˚ secara perlahan sampai daun
13
Setelah serviks dapat divisualisasikan, seluruh daun spekulum dimasukkan ke
lakukan assessment terhadap serviks secara hati-hati tentang, antara lain, warna
14
Himen yang masih utuh atau kaku merupakan kontraindikasi untuk
sempit atau luas, apakah dinding vagina licin atau kasar, apakah teraba polip,
tumor atau benda asing, apakah ada kelainan bawaan apakah puncak vagina
Arah porsio
teraba lebih dahulu oleh jari karena portio menghadap agak kebelakang.
atau ostium uteri eksternum yang teraba lebih dahulu karena portio
menghadap kedapan.
15
Pada nullipara portio bentuknya konis atau silindris dan ostium uteri
eksternum kecil dan bulat. Setelah terjadi robekan pada persalinan, portio
menjadi lebih besar dan mempunyai bentuk lain, yaitu yang lazim disebut
terbelah melintang dan terdiri dari bibir depan dan bibir belakang.
Gadis muda mempunyai portio yang masih kecil kira-kira sebesar ujung jari
kelingking atau lebih kecil lagi dan berbentuk konis. Pada multipara portio
dapat mencapai sebesar ibu jari. Apabila portio lebih besar lagi maka
karsinoma eksofitik. Konsistensi servik yang normal kenyal dan elastis teraba
seperti buah rambutan yang telah dikupas kulitnya. Mioma teraba kenyal
keras, sedang karsinoma teraba keras apabila masih kecil dan rapuh apabila
sudah besar.
Apakah kanalis servikalis dapat dilalui oleh jari, terutama ostium uteri
d. Pemeriksaan Bimanual
dimasukkan dalam vagina atau satu jari ke dalam rektum, sedang tangan lain
berbaring dalam letak litotomi, kemudian pasien diberitahu, pasien harus santai,
16
tidak boleh meregangkan perutnya. Pemeriksa memakai sarung tangan dan
di forniks anterior dan mendorong lekukan uterus keatas belakang. Lalu tangan
luar ditempatkan diperut bawah tidak langsung diatas simfisis, melainkan agak
keatas atau lebih jauh lagi keatas. Dipegang fundus uteri dan permukaan
belakang korpus. Dengan demikian korpus dicekap betul antara kedua tangan
dengan tangan luar mendorong korpus kebawah dan dari belakang kedepan.1,2,3
17
o Letaknya : anteversiofleksio, retroversiofleksio, anteversio, retroversion,
atau lurus.
o Bentuknya. Bentuk uterus bulat agak lonjong dengan fundus uteri lebih
dan uterus dengan karsinoma korporis uteri. Permukaan yang tidak rata dan
kedalam sehingga ujung jari bias mencapai 2-5 cm lebih dalam. Pemeriksaan
sebaiknya dimulai disisi yang tidak terasa nyeri atau yang tidak ada tumornya.
Parametrium dan tuba normal tidak teraba. Ovarium normal hanya dapat diraba
pada wanita kurus dengan dinding perut yang lunak, besarnya seperti ujung jari
atau ujung ibu jari dan kenyal. Setiap kali parametrium dan atau tuba dapat
peradangan, retensi dan neoplasma. Pada pelvio peritonitis daerah sekitar uterus
teraba sebagai tahanan lunak tanpa batas-batas yang jelas dan sangat nyeri. Juga
18
gerakan portio dirasakan nyeri. Pada abses douglas dan hematoma retrouterina
teraba tahanan lunak dikavum douglas dengan batas-batas yang lebih jelas.1
e. Pemeriksaan Rektal
Dilakukan pada: 1
19
Gambar 2.4 pemeriksaan rektal3
Pemeriksaan Khusus
20
Kadar Hb diperiksa pada wanita yang tampak pucat mengalami perdarahan,
Jumlah leukosit dan laju endap darah perlu diperiksa pada proses peradangan. Air
kencing diperiksa pada setiap wanita hamil (proteinuri) dan pada persangkaan
orifisium urethrae eksternum dan getah servik dari ostium uteri eksternum. 1
Bahan diambil dari dinding vagina atau dari serviks. Pemeriksaan sitologi
vagina dilakukan untuk kepentingan diagnosis dini karsinoma servisis uteri dan
karsinoma korporis uteri. Selain itu pemeriksaan sitologi vaginal dapat juga
Percobaan schiller
Apabila permukaan portio dipulas dengan larutan lugol, maka epitel portio
yang normal menjadi berwarna coklat tua, sedangkan daerah yang tidak normal
Kolposkopi
21
Penderita dalam letak litotomi, lalu dipasang speculum. Portio dibersihkan
dari lendir dengan larutan cuka 2% atau dengan larutan nitras argenti 5% atau
dilakukan percobaan schiller terlebih dahulu. Tampak jelas batas antara epitel
berlapis gepeng dari ektoserviks dan mukosa dari endoserviks. Apabila ada lesi
tampak jelas pula batas antara daerah yang normal dan yang tidak normal. Muara
kelenjar-kelenjar endoserviks dapat dilihat pula, dan dengan kenyataan ini dapat
Dilakukan pada setiap portio yang tidak utuh, didahului atau tidak oleh
Biopsy endometrium
Dilakukan untuk menentukan ada atau tidak adanya ovulasi. Waktu yang
paling baik ialah hari pertama haid untuk menghindari kemungkinan adanya
22
misalnya penentuan fungsi hipofisis, ovarium, kelenjar gondok, dan kelenjar
adrenal.1
genitalia interna, untuk deteksi massa tumor, perkapuran, kista dermoid yang
mengandung tulang atau gigi, lesi pada tulang panggul atau punggung, juga untuk
kehamilan kembar, untuk mencari detak jantung janin, lokasi plasenta, dan massa
Sonografi transvaginal.
transvaginal dapat menilai bentuk, ukuran, dan letak organ/massa, akan tetapi
tidak dapat menilai mobilitas organ/massa tersebut dan tidak dapat dipakai pada
Histeroskopi
23
Dipakai untuk memeriksa rongga uterus, seperti kanalis servikalis, kavum
uteri serta ostium tuba uteri kiri dan kanan. Indikasi pemeriksaan :1
Kontraindikasi pemeriksaan :1
Peran diagnostik dalam mendeteksi kelainan ginekologik terutama dalam tiga hai :1
BAB III
KESIMPULAN
berkaitan dengan upaya pengenalan atau penentuan ada tidaknya kelainan pada
bagian tersebut
24
2. Pemeriksaan yang dilakukan dimulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang
DAFTAR PUSTAKA
2. Yusrawati, Muhammad S. Penuntun Skills Lab Blok 2.3 Reproduksi, edisi ke-3,
25
3. Tahir AM, Farid RB, Jusuf EC. Buku Panduan Keterampilan Pemeriksaan
26