Anda di halaman 1dari 4

HASIL RESUME MENGENAI TAKSONOMI BLOOM

Linda Putri Palupi


Universitas Negeri Semarang

Konsep Taksonomi Bloom


Pada tahun 1956 Benyamin S. Bloom menyampaikan gagasan berupa
taksonomi tujuan pendidikan dengan menyajikanya dalam bentuk hirarki. Tujuan
penyajian ke dalam bentuk sistem klasifikasi hirarki ini dimaksudkan untuk
mengkategorisasi hasil perubahan pada diri siswa sebagai hasil buah pembelajaran.
Bloom dalam taksonominya disebut Taksonomi Bloom (Bloom, 1956).
Secara etimologi kata taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu taxis dan
nomos. Taxis artinya ‘pengaturan atau divisi’ dan namos artinya ‘hukum’ (Enghoff,
2009). Jadi secara etimologi taksonomi dapat diartikan sebagai hukum yang mengatur
sesuatu. Sehingga taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal yang
berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu.
Taksonomi ialah klasifikasi atau pengelompokkan benda menurut ciri-ciri
tertentu. Taksonomi dalam bidang pendidikan, digunakan untuk klasifikasi tujuan
instruksional; ada yang menamakannya tujuan pembelajaran, tujuan penampilan, atau
sasaran belajar, yang digolongkan dalam tiga klasifikasi umum atau ranah (domain),
yaitu: (1) ranah kognitif, berkaitan dengan tujuan belajar yang berorientasi pada
kemampuan berpikir, (2) ranah afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sistem
nilai, dan sikap hati, (3) ranah psikomotorik (berorientasi pada ketrampilan motorik
atau penggunaan otot kerangka) (Bloom, 1956) .
Taksonomi Bloom merupakan sebuah framework untuk mengklasifikasikan
suatu pernyataan tentang tujuan pendidikan apa yang akan dicapai oleh siswa
berdasarkan hasil belajat siswa (Krathwohl, 2002).
Pada tahun 2001 Taksonomi Bloom khususnya pada ranah kognitif telah
direvisi oleh muridnya Benjamin S. Bloom yaitu Lorin W. Anderson, dan rekannya
yaitu David R. Krathwohl, serta para ahli psikolog aliran kognitivisme memperbaiki
taksonomi Bloom agar sesuai dengan kemajuan zaman. Taksonomi Bloom ranah
kognitif merupakan salah satu kerangka dasar untuk pengkategorian tujuan-tujuan
pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum di seluruh dunia (Anderson, 2010). Hasil
perbaikan tersebut dipublikasikan pada tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi
Bloom.

Alasan yang mendasari adanya revisi taksonomi bloom (Husamah, 2018) :


a. Adanya kebutuhan untuk memadukan pengetahuan dan pemikiran dalam sebuah
kerangka kategorisasi tujuan pendidikan.
b. Taksonomi merupakan kerangka berpikir khusus yang mendasari klasifikasi tujuan
pendidikan
c. Proporsi yang tidak sebanding dalam penggunaan taksonomi pendidikan untuk
perencanaan kurikulum dan pembelajaran dengan penggunaan taksonomi
pendidikan untuk asesmen.
d. Taksonomi Bloom lebih menekankan dan menjabarkan 6 kategori secara mendetail,
namun kurang menjabarkan pada sub kategorinya sehingga sebagian orang akan
lupa dengan sub-sub kategori.
e. Ketidakseimbangan proporsi sub kategori dari taksonomi bloom.
f. Taksonomi bloom versi aslinya lebih ditujukan untuk dosen-dosen, padahal dalam
dunia pendidikan tidak hanya dosen yang berperan untuk menerencakan kurikulum,
pembelajaran, dan penilaian.

Perbandingan antara taksonomi bloom sebelum dan sesudah direvisi serta


penerapannya pada kurikulum 2013
a. Perbedaan taksonomi bloom sebelum dan sesudah direvisi serta penerapan
taksonomi pada kurikulum 2013 pada ranah kognitif
1. Nama-nama dalam taksonomi Bloom mengalami perubahan dari nama dengan
kata benda ke nama dengan kata kerja. Dalam taksonomi revisi Aplikasi,
Analisis, dan Evaluasi dipertahankan, tetapi dalam bentuk kata kerja sebagai
Menerapkan, Menganalisis, dan Mengevaluasi. Sintesis berubah tempat dengan
Evaluasi dan berganti Mencipta (Krathwohl, 2002).
2. Terdapat perubahan urutan taksonomi
3. Perubahan sub kategori.

Tabel 1. Perbandingan antara Taksonomi Bloom sebelum dan sesudah direvisi


serta penerapan taksonomi pada kurikulum 2013 pada ranah kognitif
Taksonomi Bloom Revisi Taksonomi Bloom Taksonomi Bloom
1956 2001 Kurikulum 2013
Pengetahuan Mengingat Mengingat
Pemahaman Memahami Memahami
Penerapan Menerapkan Menerapkan
Analisis Menganalisis Menganalisis
Sintesis Mengevaluasi Mengevaluasi
Evaluasi Mencipta Mengkreasi
4. Perubahan dilakukan dengan memberi versi baru pada ranah kognitif yang
diterapkan juga pada kurikulum 2013 yaitu dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif dalam taksonomi bloom revisi (Anderson, 2010).
Tabel 2. Dimensi pada ranah kognitif hasil revisi
Dimensi Pengetahuan Dimensi Proses Kognitif
1. Pengetahuan Faktual C.1. Mengingat ( Remember)
a. Pengetahuan tentang 1.1. Mengenali (recognize)
terminology 1.2. Menginat (recalling)
b. Pengetahuan tentang C.2. Memahami (Understand)
bagian detail dan unsur- 1.3. Menafsirkan (Interpreting)
unsur 1.4. Memberi contoh (Exampliying)
2. Pengetahuan Konseptual 1.5. Meringkas (Summarizing)
a. Pengetahuan ttg klasifikasi 1.6. Menarik inferensi (Inferring)
dan kategori 1.7. Membandingkan (Compairing)
b. Pengetahuan ttg prinsip dan 1.8. Menjelaskan (Explaining)
generalisasi C.3. Mengaplikasikan (Apply)
c. Pengetahuan ttg teori, 1.9. Menjalankan (Executing)
model, & struktur 1.10. Mengimplementasikan
3. Pengetahuan Prosedural (Implementing)
a. Pengetahuan ttg C.4. Menganalisis (Analyze)
ketrampillan khusus yang 1.11. Menguraikan (Diffrentiating)
berhubungan dengan suatu 1.12. Mengorganisir (Organizing)
bidang tertentu dan 1.13. Menemukan makna tersirat
pengetahuan algoritma (Attributing)
b. Pengetahuan ttg teknik dan C.5. Mengevaluasi (Evaluate)
metode 1.14. Memeriksa (Checking)
c. Pengetahuan ttg kriteria 1.15. Mengkritik (Critiquing)
penggunaan suatu prosedur C.6. Mencipta (Create)
4. Pengetahuan Metakognitif 1.16. Merumuskan (Generating)
a. Pengetahuan strategik 1.17. Merencanakan (Planning)
b. Pengetahuan ttg operasi 1.18. Memproduksi (Producing)
kognitif
c. Pengetahuan ttg diri sendiri

b. Perbedaan taksonomi bloom sebelum dan sesudah direvisi serta penerapan


taksonomi pada kurikulum 2013 pada ranah afektif
Tabel 3. Perbandingan taksonomi bloom pada ranah afektif
Taksonomi Bloom Taksonomi Bloom 2001 Taksonomi Bloom
1956 Kurikulum 2013
Penerimaan Menerima Menerima
Responsive Merespon Merespon/Menanggapi
Nilai yang diamati Menghargai Menghargai
Organisasi Mengorganisasikan Menghayati
Pembentukan Pola Karakteristik Menurut Mengamalkan
hidup Nilai

c. Perbedaan taksonomi bloom sebelum dan sesudah direvisi serta penerapan


taksonomi pada kurikulum 2013 pada ranah psikomotorik
Tabel 4. Perbandingan taksonomi bloom pada ranah psikomotorik
Taksonomi Taksonomi Taksonomi K- Taksonomi K-13 Yang Kongkret
Bloom 1956 Bloom 2001 13 Yang Sympson Dave
Abstrak
(Dyers)
Peniruan Meniru Mengamati Persepsi Imitasi
Kesiapan
Meniru
Manipulasi Manipulasi Menanya Membiasakan Manipulasi
gerakan
Ketatapan Presisi Mencoba Mahir Presisi
Artikulasi Artikulasi Menalar Menjadi gerakan Artikulasi
alami
Pengalamiahan Naturalisasi Menyaji Menjadi Naturalisasi
tindakan orisinil
Mencipta
Daftar Pustaka :

Anderson, L.W et al. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan
Asesmen Revisi Taksonomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Anderson, L. W., Krathwohl, D. R., Airasian, P. W., Cruikshank, K. A., Mayer, R. E.,
Pintrich, P. R., et al. (2001). A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assissing:
A Revision of Bloom's Taxonomy of Educational Objectives. New York: Longman.
Bloom, B. S., Engelhart, M.D., Furst, E.J., Hill, W.H., dan Krathwohl, D.R. 1956. The
Taxonomy of Educational Objectives The Classification of Educational Goals,
Handbook 1: Cognitive Domain. New York: David Mckay.
Enghoff, Henrik. 2009. “What is Taxonomy”, Soil Organisms, Volume 81 (3)
2009.http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi.
Husamah, dkk. 2018. Belajar & Pembelajaran. Malang: UMM Press.
Krathwohl, D. R. (2002). A Revision of Bloom’s Taxonomy: An Overview. Theory
into Practice, 41(4).

Anda mungkin juga menyukai