Anda di halaman 1dari 11

SINTESIS JURNAL

Perspective Bloom’s Taxonomy: What’s Old Is New Again

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Taksonomi Pendidikan
Fisika yang diampu oleh Dr. Parsaoran Siahaan, M.Pd.

Oleh

Fitri Sulistiawati Dewi 1906980

SEKOLAH PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2019
A. Taksonomi Bloom

Taksonomi Bloom muncul dari diskusi informal pada tahun 1948 antara
Benjamin Bloom dengan para koleganya di American Psychological Association.
Bloom menciptakan sebuah taksonomi yang akan mengorganisir tujuan
pendidikan yang ingin dicapai menjadi suatu susunan yang hierarki. Taxonomy of
Educational Objective (Taksonomi Tujuan Pendidikan) secara resmi diterbitkan
pada tahun 1956. Bloom sering menyebut karya ini The Hand Book. Namun para
guru, peneliti, dan para evaluator yang menggunakan taksonomi ini menyebutnya
sebagai Taksonomi Bloom.

1. Domain Taksonomi Bloom


Terdapat tiga domain Taksonomi Bloom sebagai berikut.
a. Kognitif, yaitu domain berbasis pengetahuan (intelektual)
b. Afektif, yaitu domain berbasis sikap (emosional), dan
c. Psikomotor, yaitu domain berbasis keterampilan fisik (mekanik).
Meskipun Bloom bermaksud untuk mengintegrasikan ketiga domain tersebut,
The Handbook hanya berfokus tentang pengembangan pengetahuan intelektual
(kognitif). Domain kognitif taksonomi Bloom terdiri dari enam level/tingkatan
sebagai berikut.
Gambar 1. Domain Kognitif Taksonomi Bloom.

Evaluation

Synthesis

Analysis

Aplication

Comprehention

Knowledge

Pengetahuan dan pemahaman sering disebut sebagai keterampilan berpikir


tingkat rendah (LOTS), sedangkan empat pengetahuan diatasnya disebut
keterampilan berpikir tingkat tinggi atau kritis (HOTS). Tingkat pengetahuan
berada pada bagian paling bawah, didefinisikan sebagai kemampuan mengingat
materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tingkatan pemahaman merupakan
kategori keterampilan dan kemampuan kognitif terbesar, keterampilan utama pada
tingkat ini adalah kemampuan memproses informasi baru. Pada level penerapan,
peserta didik harus mampu memecahkan masalah baru dengan menerapkan
informasi tanpa dorongan/stimulus dari luar. Tingkatan analisis menuntut peserta
didik untuk mengenali hubungan antar bagian-bagian. Pada tingkatan evaluasi
terjadi proses penilaian atau pembuatan keputusan tentang suatu hal.

2. Penggunaan Taksonomi Bloom dalam Pembelajaran


Kata kerja dalam tujuan pembelajaran menggambarkan perilaku yang
diinginkan atau apa yang akan dilakukan peserta didik untuk menunjukkan bahwa
mereka telah mencapai tujuan. Tujuan pembelajaran yang menggunakan kata
kerja dari taksonomi setidaknya memiliki dua bagian:
a. Sebuah kata benda atau frase kata benda yang mengidentifikasi siapa yang
akan melakukan tindakan
b. Sebuah frase kata kerja yang menjelaskan perilaku yang diperlukan

Taksonomi Bloom sering digambarkan sebagai sebuah tangga bertingkat,


peserta didik diharapkan mampu melewatinya secara berurutan karena
penguasaan setiap level diperlukan sebelum niak ke level berikutnya yang lebih
kompleks.
Gambar 2. Tangga Taksonomi Bloom
Adapun cara menentukan tujuan pembelajaran adalah sebagai berikut.

1) Menentukan tingkat kognitif dari tujuan pembelajaran.


2) Menentukan kata kerja dari tingkatan tersebut.
3) Menghubungkan kata kerja dengan aktivitas dalam tingkatan tersebut.

B. Taksonomi Bloom Revisi

Taksonomi Bloom revisi diterbitkan oleh Lorin Anderson (murid Bloom)


yang berkolaborasi dengan David Krathwohl dan teman-teman yang lainnya pada
tahun 2001, dengan judul A Taxonomy for learning, Teaching, and Assesing : A
Revision of Bloom’s of Educational Objectives.

Tujuan yang mendasari dilakukannya revisi taksonomi oleh Anderson dan


Krathwohl adalah untuk memfokuskan kembali nilai-nilai yang terkandung pada
handbook asli (original) dalam pengembangan akuntabilitas, menyelaraskan
kurikulum dan merancang penelitian, serta untuk memperbaiki taksonomi
berdasarkan pemahaman dan metode baru yang relevan.

1. Perubahan Kategori

Bloom’s Original Taxonomy Bloom’s Revised Taxonomy


Evaluation Creating
Synthesis Evaluating
Analysis Analyzing
Aplication Applying
Comprehention Understanding
Knowledge\ Remembering

Taksonomi Bloom revisi menekankan pada suatu proses yang terjadi dalam
pembelajaran, hal ini ditandai dengan perubahan kategori kata benda menjadi kata
kerja, dengan puncak hierarki menjadi mencipta yang sebelumnya proses ini
terdapat pada kategori sintesis.
Gambar 3. Perbedaan hierarki antara taksonomi Bloom tahun 1956 dan 2001

2. Perubahan Dimensi

Perubahan yang signifikan lainnya adalah perubahan dari satu dimensi


menjadi dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan san dimensi proses kognitif.
a. Dimensi Pengetahuan
Dimensi pengetahuan terdiri ini dari empat dimensi pengetahuan yang
diatur dari yang paling konkret ke yang paling abstrak sebagai berikut.
1) Faktual, pengetahuan yang memuat fakta-fakta penting, terminologi,
detail dan elemen yang spesifik. yang harus diketahui untuk dapat
memahami suatu disiplin ilmu tertentu, misalnya simbol dan kosakata
teknis.
2) Konseptual, Pengetahuan yang lebih kompleks, seperti klasifkasi, prinsip,
generalisai teori, model atau struktur yang berkaitan dengan suatu disiplin
ilmu tertentu.
3) Prosedural, informasi atau pengetahuan yang membantu peserta didik
bagaimana melakukan sesuatu, tentang keterampilan dan algoritma, teknik
dan metode pada bidang tertentu.
4) Metakognitif, pengetahuan mengenai kesadaran akan pemikiran atau
pertumbuhan pribadi seseorang, pengetahuan strategi dan pengetahuan
tentang proses-proses kognitif (kognisi diri).
b) Dimensi Proses Kognitif ,
Terdiri dari enam proses kognitif yaitu remembering, understanding,
applyinhg, analyzing, evaluating dan creating. Dari enam proses kognitif tersebut
dijabarkan menjadi 19 proses yang secara kontinu dari yang paling dasar (LOTS)
yaitu proses kognitif remembering ke yang paling kompleks (HOTS) yaitu proses
kognitif creating. Proses kognitif tersebut dipaparkan secara ringkas dalam tabel
sebagai berikut.
Tabel 1. Dimensi Proses Kongitif Taksonomi Bloom Revisi

REMEMBERING UNDERSTANDING APPLYING ANALYZING EVALUATING CREATING


Recognizing Interpeting Excecuting Differentiating Checking Genetaring
 Identifying  clarifying  carring out  discriminating  coordinate  hypothesizing
Recalling  paraphrasing Implementing  distinguisthing  detecting planning
 retrieving  representing  using  focusing  monitoring  designing
 translating  selecting  tesing producing
Exemplifying organizing crtitiquing  contructing
 illustrating  finding  judging
 instantiating coherence
Classifying  integrating
 categorizing  outlining
 subsuming  parsing
summarizing  structuring
 abstracting attributing
 generalizing  descontructing
inferring
 concluding
 extrapolating
 predicting
comparing
 contrasting
 mapping
 matching
explaining
 constructing
Perubahan menjadi dua dimensi ini menjadikan kompleksitas kognitif
yang lebih spesifik dengan menentukan kata kerja yang paling sesuai dari setiap
kategori. Misalnya ketika meminta peserta didik untuk apply bisa menggunakan
kata kerja implmenting agar lebih spesifik dan tepat, analyze bisa menggunakan
kata kerja organizing dan begitupun contoh-contoh yang lainnya dari setiap
kategori.

3. Penggunaan Taksonomi Bloom Revisi dalam Pembelajaran

Hubungan dimensi pengetahuan dimensi proses kognitif dijelaskan dalam


gambar berikut.
Gambar 4. Hubungan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif

Ketinggian batang pada gambar menunjukan peningkatan kompleksitas


kognitif dari kanan (mengingat) ke kiri (mencipta) dan kompleksitas pengetahuan
dari yang paling dasar (faktual) ke yang paling kompleks (metakognitif).

Berikut ini adalah contoh penggunaan Taksonomi Bloom Revisi pada


pembelajaran, yaitu pada materi Fisika kelas X tentang Momentum dan Impuls.
Secara ringkas hubungan dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan
disajikan dalam tabel berikut.
Tabel. 2. Taksonomi Bloom Revisi dalam Pembelajaran Fisika (Momentum dan Impuls)

PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
Menyebutkan Menjabarkan Menggunakan Menganalisis Menilai ciri-ciri Merancang desain
fenomena jenis-jenis prinsip fenomena impuls helm yang baik projek mengenai
tumbukan dalam tumbukan yang momentum dan dalam kehidupan untuk keamanan fenomena

Faktual kehidupan sehari- terjadi. impuls dalam sehari-hari berkendara. momentum dan
hari. teknologi (matras, misalnya impuls dalam
PENGETAHUAN

sarung tinju, teknologi air bag fenomena sehari-


helm). dan helm. hari.

Mengidentifikasi Menjelaskan Mengimplementa- Menganalisis Menyimpulkan Merancang projek


jenis-jenis konsep koefisien sikan konsep hubungan konsep keberlakuan roket berdasarkan
tumbukan restitusi. momentum dan momentum dan hukum kekekalan hukum kekekalan
Konseptual
berdasarkan impuls dalam impuls momentum dan momentum
gambar yang kehidupan sehari- pada fenomena
disediakan. hari tumbukan.
PROSES KOGNITIF
DIMENSI Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Mencipta
(C1) (C2) (C3) (C4) (C5) (C6)
Menggambarkan Memprediksikan Melakukan Mengintegrasikan Menentukan nilai Merancang
proses terjadinya rancangan percobaan untuk teknik pengolahan koefisien restitusi prosedur
tumbukan. percobaan untuk menentukan data dengan jenis-jenis ekperimen
Prosedural menentukan koefisien restitusi menggunakan tumbukan peluncuran roket
koefisien restitusi jenis-jenis aplikasi tracker berdasarkan
jenis-jenis tumbukan. eksperimen
tumbukan.
Mengidentifikasi Mendiskusikan Menggunakan Menemukan Mendeteksi Menciptakan
strategi agar cara efektif untuk aplikasi tracker perbedaan jenis- penyebab roket air
terjadi tumbukan mengetahui dalam pengolahan jenis tumbukan keberlakukan sederhana yang
Metakognisi
lenting dan tidak koefisien restitusi data hasil berdasarkan nilai hukum kekekalan baik dengan
lenting. pada peristiwa eksperimen. koefisien restitusi momentum dan anggaran biaya
tumbukan energi minimal

Anda mungkin juga menyukai