Anda di halaman 1dari 2

Kata Masy’aril Haram di Mafâhîm Hizb at-Tahrîr

Pertanyaan:
Di dalam kitab Mafâhîm halaman 50 dinyatakan: “Banyak masyâ’ir al-hajji seperti thawaf
mengelilingi ka’bah, menyentuh hajar aswad, menciumnya, sa’iy antara Shafaa dan Marwah …”.
Kata masyâ’ir juga dinyatakan di tempat-tempat lainnya seperti itu.
Bukankah yang benar dikatakan “banyak sya’â`ir al-hajji dan bukan masyâ’ir al-hajji? Jika hal itu
benar, apakah bisa dilakukan koreksi “masyâ’ir” menjadi “sya’â`ir” dan dinyatakan di dalam buku
tersebut?
Jawab:
Kata sya’îrah adalah bentuk tunggal dari sya’â`ir dan kata mas’ar adalah bentuk tunggal dari
masyâ’ir. Keduanya dinyatakan dalam makna yang sama. Hanya saja penggunaan yang lazim kata
masyâ’ir untuk alamat-alamat haji seperti Shafaa, Marwah, Muzdalifah, ‘Arafah dan Jumrah…
Dan penggunaan kata sya’â`ir untuk aktifitas-aktifitas dan manasik haji seperti sa’i, thawaf, wukuf di
‘Arafah dan melempar jumrah…
Akan tetapi adalah benar bahwa makna keduanya saling menggantikan:
Allah SWT berfirman:
َ ‫صفَا َو ْال َم ْر َوة َ مِ ْن‬
َّ ‫شعَائ ِِر‬
ِ‫ّللا‬ َّ ‫… ِإ َّن ال‬
Sesungguhnya Shafaa dan Marwah adalah sebahagian dari syi`ar Allah… (QS al-Baqarah [2]: 158)
Di dalam ayat ini dinyatakan kata sya’â`ir menunjuk alamat-alamat haji. Bukan untuk menunjuk sa’i
antara Shafaa dan Marwah.
Dan Allah SWT juga berfirman:
‫ّللاَ ِع ْندَ ْال َم ْشعَ ِر ْال َح َر ِام‬
َّ ‫ت فَا ْذ ُك ُروا‬ ْ َ‫…فَإِذَا أَف‬
َ ‫ضت ُ ْم مِ ْن‬
ٍ ‫ع َرفَا‬
Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu. Maka
apabila kamu telah bertolak dari `Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy`arilharam… (QS al-
Baqarah [2]: 198)
Di sini kata al-masy’ar menunjuk pada Muzdalifah, yaitu menunjuk pada alamat-alamat haji.
Dinyatakan di dalam kitab-kitab bahasa:
Di dalam al-Qâmûs al-Muhîth, I/434 dinyatakan:
Syi’âr al-hajj adalah manasik dan alamatnya. Dan asy-sya’îrah wa asy-sya’ârah wa al-masy’ar:
sebagian besarnya.
Di dalam al-Muhîth fî al-Lughah, I/43:
Sya’â`ir al-hajj adalah aktifitas-aktifitas dan alamat-alamat haji, bentuk tunggalnya sya’îrah.
Di dalam Lisân al-‘Arab, IV/410 :
Syi’âr al-hajj adalah manasik, alamat, pengaruh dan aktifitas-aktifitas haji. Bentuk jamak dari
sya’îrah… dan asy-sya’îrah wa asy-sya’ârah wa al-masy’ar seperti asy-syi’âr…
Al-Lihyani berkata: sya’â`ir al-hajj adalah manasik haji. Bentuk tunggalnya sya’îrah… Dan al-
masyâ’ir adalah al-ma’âlim (ajaran) yang disunahkan oleh Allah dan diperintahkan untuk dilakukan.
Dari situ disebut al-masy’ar al-harâm.
Az-Zujaj berkata: sya’â`irilLâh artinya semua ibadah kepada Allah yang disimbolkan oleh Allah yaitu
dijadikan sebagai tanda-tanda untuk kita… Semua simbol yang digunakan untuk beribadah disebut
sya’â`ir… Karena itu tanda-tanda (simbol-simbol) yang merupakan peribadatan kepada Allah
disebut sya’â`ir…
Al-Azhari mengatakan: “saya tidak tahu masyâ’ir al-hajj kecuali dari posisi isy’âr adalah informasi
dan asy-syi’âr adalah al-‘alâmah (simbol). Maka masyâ’ir al-hajj adalah ‘alâmât (simbol-simbol) haji..
Jelaslah bahwa sya’â`ir dan masyâ’ir maknanya saling menggantikan. Hanya saja seperti yang kami
sebutkan di awal, yang lebih terkenal penggunaan kata masyâ’ir untuk simbol-simbol haj seperti
Shafaa, Marwah, Muzdalifah, ‘Arafah dan Jumrah… Sedangkan penggunaan kata sya’â`ir untuk
perbuatan-perbuatan dan manasik haji seperti sa’i, thawaf, wukuf di ‘Arafah dan melempar jumrah…
Adapun masalah koreksi, jika jelas bagi kita bahwa penggunaan seperti itu membingungkan, dan
cocok dilakukan koreksi, maka pada waktu itu kami akan melakukannya, insya Allah.

Anda mungkin juga menyukai