LAPORAN TETAP Tekstur
LAPORAN TETAP Tekstur
Donni Arganta
05101381722049
80 Universitas Sriwijaya
81
tanah tergantung pada jumlah ukuran, bentuk, susunan dan komposisi mineral dari
partikel-partikel tanah, macam dan jumlah bahan organik, volume, dan bentuk pori-
porinya serta perbandingan air dan udara menempati pori-pori pada waktu tertentu.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum penetapan tekstur tanah adalah untuk
mengetahui cara penetapan tekstur tanah dengan menggunakan hydrometer pada
masing-masing sampel tanah.
Universitas Sriwijaya
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tekstur
Tekstur tanah adalah perbandingan berat nisbi fraksi pasir, debu, dan liat. Suatu
kelas tekstur mempunyai batas susunan tertentu dari fraksi pasir, debu, dan
liat.Pembagian kelas tekstur tanah menurut USDA dibagi kedalam 12 tekstur.
Pembagian ini didasrkan banyaknya susunan fraksi tanah. (Yulius dkk, 2001).
Tekstur tanah adalah sifat halus atau kadar butiran pada lapisan tanah. Kasar
atau halusnya tanah ditentukan oleh perimbangan antara pasir, debu, dan liat yang
terdapat didalam tanah. Tekstur tanah juga memberikan pengertian persentase
relatif dari ketiga unsur batuan yang meliputi pasir, geluh, dan lempung.
(Prawirahartono, 2002).
Di dalam tanah ditemukan butir-butir primer tanah berbagai ukuran yang dapat
dikelompokkan antara lain sesebagai berikut yaitu fraksi tanah halus (fine earth
fraction) dan fragmen batuan (rock fragment). Fraksi tanah halus adalah fraksi
tanah berukuran < 2 mm yang terdiri dari pasir (50 µ - 2 mm), debu (2 µ - 50 µ),
dan liat (< 2 µ) (Sutedjo dan Kartasapoetra, 2002).
Fragment batuan adalah fraksi tanah berukuran ≥ 2 mm hingga ukuran
horizontalnya lebih kecil dari sebuah pedon (kerikil, kerakal, dan batu-batu kecil).
Kecuali itu, sering ditemukan juga fragmen batuan semu (para rock fragment) yang
berukuran sama dengan batuan, tetapi dapat hancur menjadi ukursn > 2 mm pada
persiapan tanah untuk analisa pada tanah, sehingga dianggap sebagai fraksi tanah
halus (Hardjowigeno, 2003).
Tanah-tanah yang bertekstur pasir, karena butiran-butirannya berukuran lebih
besar, maka setiap satuan berat (misalnya setiap gram) mempunyai luas permukaan
yang lebih kecil sehingga sulit menyerap (menahan) air dan unsur hara. Tanah-
tanah bertekstur liat, karena lebih halus maka setiap satuan berat mempunyai luas
permukaan yang lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan
unsur hara tinggi. Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada
tanah bertekstur kasar (Hardjowigeno, 2002).
82 Universitas Sriwijaya
83
Telah diketahui bahwa pasir dan debu berasal dari pecahnya butir-butir mineral
tanah yang ukurannya berbeda-beda dari satu jenis tanah dengan jenis tanah yang
lain. Luas permukaan debu jauh lebih besar dari luas permukaan pasir per gram.
Tingkat pelapukan debu dan pembebasan unsur-unsur hara untuk diserap akar lebih
besar daripada pasir. Partikel-partikel debu terasa licin sebagai tepung dan kurang
melekat. Sedangkan tanah-tanah yang mengandung debu yang tinggi dapat
memegang air tersedia untuk tanaman. Fraksi liat pada kebanyakan tanah terdiri
dari mineral-mineral yang berbeda-beda komposisi kimianya dan sifat-sifat lainnya
dibandingkan dengan pasir dan debu (Hartatik, 2001).
Universitas Sriwijaya
84
Lempung terasa tidak kasar dan tidak licin, agak melekat, dan dapat dibentuk
bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
Lempung berdebu terasa licin, agak melekat, dan dapat dibentuk bola agak teguh,
dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat. Debu terasa licin sekali, agak
melekat, dan dapat dibentuk bola agak teguh, dapat dibuat gulungan dengan
permukaan mengkilat. (Hardjowigeno, 2002).
Lempung berliat terasa agak licin, agak melekat, dan dapat dibentuk agak
teguh, dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur. Lempung liat berpasir
terasa halus dengan sedikit bagian agak kasar, agak melekat, dan dapat dibentuk
bola teguh, dapat dibentuk gulungan mudah hancur. Lempung liat berdebu terasa
halus agak licin, melekat, dan dapat dibentuk bola teguh, gulungan mengkilat. Liat
berpasir terasa halus, berat, tetapi terasa sedikit kasar, melekat, dan dapat dibentuk
bola teguh, mudah digulung. (Hardjowigeno, 2002).
Liat berdebu terasa halus, berat, agak licin, sangat lekat, dan dapat dibentuk
bola teguh artinya bola yang mudah pecah, mudah digulung. Dan yang terakhir
adalah liat, terasa berat, halus, sangat lekat, dan dapat dibentuk bola dengan baik,
mudah digulung (Hardjowigeno, 2002).
Universitas Sriwijaya
85
lebih besar sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi.
Tanah bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur
kasar (Hardjowigeno, 2002).
Dalam keadaan tanah yang dominan liat, akar pada tanaman akan sulit untuk
melakukan penetrasi karena keadaan lingkungan tanah yang lengket pada saat
basah dan mengeras pada saat kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga
pertukaran udara maupun masuknya unsur hara pada akar tanaman akan terganggu.
Pada keadaan basah, tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi proses
fisiologi karena pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air (kecuali tanaman padi
yang mampu beradaptasi di lingkungan yang tergenang air). Air pada tanah
dominan liat ini tidak mudah hilang. Tanaman dapat mengalami kematian, karena
kurangnya unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses-proses
fisiologis yang semestinya. (Anonim, 2011).
Tekstur tanah sangat berpengaruh pada penentuan penggunaan tanah.
Khususnya dalam bidang pertanian, variasi budidaya tanaman ditentukan oleh
kesesuaian teksturnya. Data ini sangat dibutuhkan dalam evaluasi tata air, retensi
air, konduktifitas hidrolik dan kekuatan tanah. Hasil pertanian memiliki hubungan
yang erat dengan tekstur tanah. Beberapa penelitian di daerah geografik
membuktikan bahwa tanah bertekstur pasir ternyata dapat memberikan hasil
tanaman yang tinggi dengan irigasi.(Kasman,2007).
Tekstur tanah perlu di lakukan mengingat adanya berbagai jenis tanah yang
terdapat di permukaan bumi dan masing-masing memiliki penggunaan yang
berbeda satu sama lain. Upaya memaksimalkan hasil-hasil pertanian dapat dipenuhi
jika penunjang pokok kesuburan tanaman dapat terpenuhi, dalam hal ini tanah yang
sesuai dengan karakteristik tanaman sehingga irigasi, pemupukan dan upaya-upaya
lain untuk meningkatkan produktifitas tanaman dapat berlangsung dengan baik
(Hardjowigeno 2003).
Universitas Sriwijaya
BAB 3
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
86 Universitas Sriwijaya
87
6. Lalu dikocok sebanyak 20x dengan alat pengocok, lalu masukkan hydrometer
kemudian baca pembaca 40 detik, kemudian baca lagi pada saat 4 menit
terkahir baca pada saat 120 menit. Catat temperature.
Universitas Sriwijaya
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum analisis tanah, air, dan tanaman yang telah
dilaksanakan mengenai penetapan tekstur tanah diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 4.1.1. Hasil Penetapan Tekstur Tanah Metode Hidrometer
Jenis
Kedalaman R1 R2 % Pasir % Liat % Debu Tekstur
Tanah
Lempung
Mineral 0-30 cm 10 2 76 8 16
Berpasir
Lempung
Mineral 30-60 cm 10 3 76,076 10,01 13,914
Berpasir
Lempung
Aluvial 0-30 cm 22 9 78,4 11,2 10,4
Berpasir
Lempung
Aluvial 30-60 cm 16 13 7,22 20,4 2,4 Liat
Berpasir
Gambut 0-30 cm 0 - - - - -
4.2. Pembahasan
Berdasarkan table diatas dapat disimpulkan bahwa tanah tersebut memiliki
sifat fisik yang cukup baik komposisinya didominasi pasir, liat, dan lempung dari
hasil praktikum penetapan tekstur dengan metode hidrometer yang telah di lakukan
di laboratorium didapatkanlah nilai dari perbandingan antara krtiga fraksi tanah
yaitu pasir, debu, dan liat.
Dilihat dari hasil yang telah diperoses persentasi diatas pasa setiap sampel
tanah yang berbeda persentase pasir lebih besar dibandingkan dengan persentase
liat dan debu. Sehingga setelah dilihat pada segitiga tekstur maka dapat disimpulkan
bahwa tanah ini merupakan tanah yang teksturnya lempung berpasir. Tekstur tanah
menunjukan kasar atau halusnya suatu tanah. Karakteristik tekstur merupakan
88 Universitas Sriwijaya
89
perbandingan relative pasar, debu, dan liat atau kelompok partikel dengan ukuran
lebih kecil dari krikil (diameternya kurang dari 2 milimeter). Pada beberapa tanah,
krikil, batu, dan batuan induk dari lapisan-lapisan tanah yang ada juga
mempengaruhi tekstur dab mempengaruhi penggunaan tanah.
Tanah yang didominasi pasir akan banyak mempunyai pori-pori makro, tanah
yang didominasu debu akat mempunyai pori-pori meso (sedang), sedangkan
didominasi liat akan banyak mempunyai pori-pori mikro. Hal ini berbanding
terbalik dengan luas permukaan yang terbentuk, luas permukaan mencerminkan
luas situs yang dapat bersentuhan dengan air, energi atau bahan lain, sehingga
makin dominan fraksi pasir akan makin kecil daya tahannya untuk menahan tanah.
Universitas Sriwijaya
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan pada praktikum tekstur tanah, yaitu:
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan tekstur tanah yaitu bahan
induk tanah, iklim, waktu, organisme, dan topografi. Selain itu tingkat
pelapukan dan kemampuan penyusun tanah mengikat air juga mempengaruhi
tekstur tanah.
2. Tekstur tanah mepengaruhi kesuburan tanah sehingga secara tidak langsung
juga mempengaruhi kesuburan tanaman.
3. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi tekstur tanah yaitu mineral/bahan
induk, umur relatif tanah, kemampuan tanah menyimpan air, drainase, tata
udara, dan pengikatan unsur hara.
4. Tanah alluvial pada lapisan 39-60 cm memiliki persen liat yang cukup tinggi
dari tanah lainnya dengan persentasenya yaitu persentase pasir sebesar 77,2 %,
persentase debu sebesar 2,4 %, persentase liat sebesar 20,4 %,
5.2. Saran
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan maka pada lahan ini
sebaiknya perlu dilakukan pengolahan tanah karena tanah ini termasuk kurang
subur. Selain itu, saran yang dapat diberikan yaitu dari hasil pengamatan tekstur
tanah ini maka dapat dijadikan tolak ukur kesuburan dan ketahanan tanah sebelum
dijadikan media untuk menanam jenis tanaman yang di inginkan..
90 Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian Tanah. 2012. Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air dan Pupuk.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian.
Edisi Petunjuk Teknis II. 234 hal.
Hanafiah KA. 2007.Dasar-dasar Ilmu Tanah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Hartatik, W. dan K. Idris. 2008. Kelarutan fosfat alam dan SP-36 dalam gambut
yang diberi bahan amelioran tanah mineral. Jurnal Tanah dan Iklim, 10 (27)
: 45-56.
Wahida, A., A. Fahmi, dan A. Jumberi. 2007. Pengaruh Pemberian Fosfat Alam
Asal Maroko terhadap Pertumbuhan Padi di Lahan Sulfat Masam. J. Tanah
Tropik, 12(2): 85-91.
91 Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN
Perhitungan
Penetapan Tekstur Tanah
% Pasir : [ W – { R1 + ( T – 20 ) x 0,4 }] x 2
% Liat : { R2 + [( T – 20 ) x 0,4 ]} x 2
% Debu : 100 % - ( % Pasir + % Liat )
Keterangan :
W : Berat Tanah
T : Suhu Ruangan ( ditetapkan 25 )
R1 : Pembacaan 40 detik
R2 : Pembacaan 120 menit.
1. Mineral 0 – 30 cm
R1 : 10, R2 : 2
% Pasir = [ 50 – { 10 + ( 25 – 20 ) x 0,4 } x 2
= [ 50 – { 10 + 5 x 0,4 }] x 2
= [50 – 12 ] x 2
= 38 x 2
= 76 %
% Liat = { 2 + ( 25 – 20 ) x 0,4 } x 2
= { 2 + 5 x 0,4 } x 2
= 4x2
= 8%
% Debu = 100 % - ( % Pasir - % Liat )
= 100 % - ( 76 % - 8 % )
= 100 % - 68 %
= 16 %
Lempung Berpasir
2. Mineral 30 – 60 cm
Universitas Sriwijaya
R1 : 10 , R2 : 3
% Pasir = [ 50 – { 10 + ( 25 – 20 ) x 0,4 }] x 2
= [50 – (10 + 2 )] x 2
= 76 %
% Liat = {3 + [( 25 – 20 ) x 0,4 ]} x 2
= {3+2}x2
= 10 %
% Debu = 100 % - ( % Pasir + % Liat )
= 100 % - 86 %
= 14 %
Lempung Berpasir
3. Alluvial 0 – 30 cm
R1 :22, R2 :9
% Pasir = [ 50 – { 22 + ( 25 – 20 ) x 0,4 }] x 2
= [ 50 – { 22 + 5 x 0,4 }] x 2
= [ 50 – 22 ] x 2
= 39,2 x 2
= 78,4 %
% Liat = { 9 + ( 25 – 20 ) x 0,4 } x 2
= { 9 + 5 x 0,4 } x 2
= {9+2}x2
= 5,6 x 2
= 11,2 %
% Debu = 100 % - ( % Pasir + % Liat )
= 100 % - (78,4 % + 11,2 % )
= 10,4 %
Lempung Berpasir
4. Alluvial 30 – 60 cm
R1 :16, R2 : 13
% Pasir = [ 50 – { 13 + ( 25 – 20 ) x 0,4 }] x 2
Universitas Sriwijaya
= [ 50 – { 13 + 5 x 0,4 }] x 2
= [ 50 – 15 ] x 2
= 38,6 x 2
= 77,2 %
% Liat = { 13 + ( 25 – 20 ) x 0,4 } x 2
= { 13 + 5 x 0,4 } x 2
= 10,2 x 2
= 20,4 %
% Debu = 100 % - ( % Pasir + % Liat )
= 100 % - ( 77,2 % + 20,4 % )
= 100 % - 97,6 %
= 2,4 %
Lempung Liat Berpasir
5. Gambut 0 - 30 cm
R1 : 0 ; R2 : 0
% Pasir = [ W – { R1 + ( T – 20 ) x 0,4 }] x 2
= 0
% Liat = { R2 + [( T – 20 ) x 0,4 ]} x 2
= 0
% Debu = 100 % - ( % Pasir + % Liat )
=0
Universitas Sriwijaya
Foto-foto
Universitas Sriwijaya