Anda di halaman 1dari 24

SNI 19-17020-1999

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
Standar Nasional Indonesia

Persyaratan umum pengoperasian berbagai


lembaga inspeksi

ICS 03.120.20 Badan Standardisasi Nasional


“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
SNI 19-17020-1999

Daftar isi

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
Daftar isi.....................................................................................................................................i
Prakata .....................................................................................................................................ii
Pendahuluan............................................................................................................................ iii
1 Ruang lingkup................................................................................................................... 1
2 Definisi .............................................................................................................................. 1
3 Persyaratan administrasi .................................................................................................. 2
4 Kemandirian, ketidakberpihakan, dan integritas............................................................... 2
5 Kerahasiaan..................................................................................................................... 3
6 Organisasi dan manajemen.............................................................................................. 3
7 Sistem mutu...................................................................................................................... 4
8 Personel............................................................................................................................ 5
9 Fasilitas dan peralatan...................................................................................................... 6
10 Metode dan prosedur inspeksi.......................................................................................... 8
11 Penanganan barang atau contoh inspeksi ....................................................................... 9
12 Rekaman ........................................................................................................................ 10
13 Laporan dan sertifikat inspeksi ....................................................................................... 10
14 Subkontrak...................................................................................................................... 10
15 Pengaduan dan keluhan................................................................................................. 11
16 Kerjasama....................................................................................................................... 11
Lampiran A - Kriteria kemandirian untuk lembaga inspeksi tipe A ........................................ 12
Lampiran B - Kriteria kemandirian untuk lembaga inspeksi tipe B ........................................ 13
Lampiran C - Kriteria kemandirian untuk lembaga inspeksi tipe C ........................................ 14
Lampiran D - Informasi yang harus termasuk atau diacu dalam panduan mutu ................... 15

i
SNI 19-17020-1999

Prakata

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
ISO (Organisasi Standardisasi Internasional) dan IEC (Komisi Elektroteknik Internasional)
membentuk Sistem khusus di bidang standardisasi tentang penerapan sistem inspeksi
dengan identifikasi ISO/IEC 17020 yang diangkat dari EN 45000. Badan -Standardisasi
Nasional (BSN) yang menjadi anggota ISO dan IEC memandang perlu mengadopsi standar
internasional tersebut menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI).

ISO/IEC 17020 dengan judul: " General criteria for the operation of various type of bodies
performing inspection" tersebut diadopsi menjadi SNI l9-17020-1999 dengan judul. "
Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi ". Melalui rapat konsensus
khusus yang dihadiri unsur pemerintah, produsen, ilmuwan dan konsumen.

SNI 19-17020-1999 tersebut digunakan oleh Komite Akreditasi Nasional, Badan


Standardisasi Nasional (KAN-BSN) sebagai kriteria lembaga inspeksi yang akan diakreditasi.
Apabila dalam penerapan SNI 19-7020-1999 terdapat hal-hal yang meragukan diharapkan
dapat membandingkannya secara langsung dengan substansi yang terdapat di dalam
ISO/IEC 17020.

ii
SNI 19-17020-1999

Pendahuluan

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
Pengangkatan standar Eropa menjadi ISO/IEC 17020 yang diadopsi menjadi SNI 19-17020
dengan maksud untuk mempromosikan tingkat kepercayaan lembaga inspeksi yang
memenuhi persyaratan standar ini.

Lembaga inspeksi yang telah melaksanakan asesmen atas nama pelanggan, organisasi
induknya, dan/atau badan resmi dengan tujuan menyediakan informasi kepada pihak terkait
untuk kesesuaian terhadap peraturan, standar atau spesifikasi. Parameter inspeksi dapat
mencakup hal-hal mengenai kualitas, kuantitas, keamanan, kelaikan untuk digunakan serta
pemenuhan secara terus menerus atas keamanan pabrik atau sistem yang beroperasi.
Kriteria umum yang harus dipenuhi oleh lembaga tersebut adalah agar pelayanan yang
diberikan diterima oleh pelanggan dan oleh badan pengawas resmi yang perlu
diharmonisasikan dalam sebuah standar Eropa.

Standar ini mencakup fungsi dari lembaga di mana lingkup pekerjaannya meliputi penilaian
bahan, produk, instalasi, pabrik, prosedur kerja, atau pelayanan, dan penetapan
kesesuaiannya dengan persyaratan dan laporan hasilnya diberikan kepada pelanggan, dan
bila perlu kepada lembaga pengawas resmi. Inspeksi untuk sebuah produk, instalasi atau
pabrik dapat mencakup semua tahap selama hal itu masih berlangsung termasuk tahap
desainnya. Beberapa pekerjaan biasanya memerlukan penilaian yang dibuktikan secara
profesional dalam pelayanan terutama untuk penilaian kesesuaian.

Persyaratan untuk lembaga inspeksi independen bervariasi tergantung pada peraturan dan
permintaan pasar. Oleh karena itu standar ini mencakup kriteria indpendensi seperti pada
persyaratan tambahan (lampiran A, B dan C).

Standar ini juga telah diterbitkan untuk mendukung pengenalan prosedur penilaian
kesesuaian yang tertuang dalam keputusan EC Council yang menyangkut modul-modul
untuk berbagai fase dari prosedur penilaian kesesuaian yang bertujuan untuk digunakan
dalam ketentuan harmonisasi teknis.

Persyaratan yang relevan dari standar seri EN/ISO 9000 yang berkaitan dengan sistem mutu
lembaga inspeksi sudah tercakup dalam standar ini.

Standar ini mendukung bagian dari standar seri berikut yang mencakup pengujian, inspeksi,
sertifikasi dan akreditasi:
EN 45001, General criteria for the operation of testing laboratory
EN 45002, General criteria for the assesment of testing laboratory
EN 45003, General criteria for the laboratory accreditation bodies

iii
SNI 19-17020-1999

EN 45004, General criteria for the operation of bodies performing inspection

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
EN xxxx1, General criteria for accreditation of various type of bodies performing
inspection
EN 45011, General criteria for certification bodies operation product certification
EN 45012, General criteria for certification bodies operation quality system certification
EN 45013, General criteria for certification bodies operation certification of personel
EN 45014, General criteria for suppliers declaration of conformity
EN 45020, General terms and their definitions concerning standardization and relevan
activities

iv
SNI 19-17020-1999

Persyaratan umum pengoperasian berbagai lembaga inspeksi

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
1 Ruang lingkup

1.1 Standar ini memuat persyaratan umum untuk kompetensi suatu lembaga yang tidak
berpihak (impartial) untuk melakukan inspeksi pada sektor yang terkait juga memuat
persyaratan kemandirian (independence).

1.2 Standar ini diberlakukan untuk penggunaan lembaga inspeksi dan badan
akreditasinya termasuk lembaga lain yang berkepentingan dengan pengakuan terhadap
kompetensi lembaga inspeksi.

1.3 Kriteria ini perlu diinterpretasikan apabila akan digunakan untuk sektor tertentu atau
untuk pelayanan inspeksi sendiri (in-service).

1.4 Standar ini tidak berlaku untuk laboratorium penguji, lembaga sertifikasi dan
deklarasi kesesuaian dari pemasok yang kriterianya dimuat dalam EN 45000 series.

2 Definisi

Definisi berikut berlaku untuk pemakaian standar ini.

2.1
Inspeksi

Pemeriksaan suatu desain produk, produk, jasa, proses atau pabrik dan penentuan
kesesuaiannya terhadap persyaratan tertentu atau persyaratan umum berdasarkan
pembuktian secara profesional.

CATATAN 1
Inspeksi pada suatu proses meliputi antara lain personel, fasilitas, teknologi dan metodologi.

CATATAN 2
Hasil inspeksi dapat digunakan untuk mendukung sertifikasi.

2.2
lembaga inspeksi

Lembaga yang melakukan inspeksi

1 dari 15
SNI 19-17020-1999

CATATAN

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
Yang dimaksud lembaga dapat berupa organisasi atau bagian dari organisasi. Untuk definisi lain yang
ada dalam EN 45020 - 1993 juga dapat digunakan.

3 Persyaratan administrasi

3.1 Lembaga inspeksi atau bagian dari suatu organisasi, keberadaannya harus sah
diakui secara hukum.

3.2 Lembaga inspeksi yang merupakan bagian dari suatu organisasi yang mempunyai
fungsi lain dari pada inspeksi harus diakui keberadaan dan jelas fungsinya dalam organisasi
tersebut.

3.3 Lembaga inspeksi harus mempunyai dokumentasi yang menjelaskan fungsi dan
lingkup teknis dari kegiatannya yang kompeten.

Detail dari lingkup inspeksi akan ditentukan dalam persyaratan kontrak atau surat perintah
kerja.

3.4 Lembaga inspeksi harus mempunyai jaminan asuransi yang memadai, kecuali
jaminan ini ditanggung oleh negara sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
atau ditanggung oleh organisasi induknya.

3.5 Lembaga inspeksi harus mempunyai dokumentasi yang menjelaskan tentang


kondisi kegiatan kerjanya kecuali jika lembaga ini adalah bagian dari sebuah organisasi dan
menyediakan pelayanan hanya kepada organisasi tersebut.

3.6 Lembaga inspeksi atau organisasi yang membentuk suatu lembaga inspeksi, harus
mempunyai pembukuan keuangan yang dapat diaudit secara terpisah.

4 Kemandirian, ketidakberpihakan, dan integritas

4.1 Umum

Personel lembaga inspeksi harus bebas dari tekanan komersial, finansial dan tekanan lain
yang mungkin dapat mempengaruhi penilaiannya. Prosedur harus diimplementasikan untuk
memastikan agar personel atau organisasi di luar lembaga inspeksi tidak dapat
mempengaruhi hasil inspeksi yang dilakukan.

2 dari 15
SNI 19-17020-1999

4.2 Kemandirian

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
Lembaga inspeksi harus mandiri sampai tingkat yang diperlukan dengan memperhatikan
kondisi pelayanannya. Lembaga inspeksi harus memenuhi kriteria minimum yang ditetapkan
dalam salah satu persyaratan tambahan Lampiran A, B atau C (normatif).

4.2.1 Lembaga inspeksi tipe A

Lembaga inspeksi yang memberikan pelayanan sebagai "pihak ketiga" harus memenuhi
kriteria persyaratan tambahan Lampiran A (normatif).

4.2.2 Lembaga inspeksi tipe B

Lembaga inspeksi yang merupakan bagian organisasi yang terpisah dan diakui
keberadaanya yang terlibat dalam desain, manufaktur, pasokan, pemasangan, penggunaan
atau pemeliharaan dari barang yang diinspeksi olehnya dan yang telah ditetapkan untuk
memberikan pelayanan kepada organisasi induknya harus memenuhi kriteria persyaratan
tambahan Lampiran B (normatif).

4.2.3 Lembaga inspeksi tipe C

Lembaga inspeksi yang menangani desain, manufaktur, pemasok, pemasangan,


penggunaan atau pemeliharaan barang yang diinspeksi atau barang sejenis dan
memungkinkan memberikan pelayanan inspeksi kepada pihak lain yang bukan merupakan
bagian dari organisasi induknya harus memenuhi kriteria persyaratan tambahan Lampiran C
(normatif).

5 Kerahasiaan

Lembaga inspeksi harus menjamin kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam


menjalankan kegiatan inspeksi. Hak kepemilikan (proprietary rights) harus dilindungi.

6 Organisasi dan manajemen

6.1 Lembaga inspeksi harus mempunyai organisasi yang memungkinkannya


memelihara kemampuan untuk melaksanakan fungsi teknisnya secara memuaskan.

6.2 Lembaga inspeksi harus diberi batasan yang jelas dan mendokumentasikan
pertanggungjawaban dan struktur pelaporan organisasi. Jika lembaga inspeksi memberikan
pelayanan sertifikasi dan/atau pengujian, maka hubungan kedua fungsi tersebut harus diberi
batasan yang jelas.

3 dari 15
SNI 19-17020-1999

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
6.3 Lembaga inspeksi harus mempunyai seorang manajer teknis atau apapun
namanya, yang berstatus pegawai tetap dan mempunyai kualifikasi serta pengalaman dalam
mengoperasikan lembaga inspeksi dan mempunyai tanggung jawab penuh bahwa kegiatan
inspeksi yang dilakukan berdasarkan standar ini.

CATATAN
Bila lembaga inspeksi terdiri dari beberapa divisi dengan lingkup kegiatan yang berbeda, maka
dimungkinkan setiap divisi mempunyai satu manajer teknis.

6.4 Lembaga inspeksi harus menyediakan supervisi yang efektif yang dilakukan oleh
personel yang menguasai metode dan prosedur, dan memahami tujuan inspeksi serta
asesmen hasil pemeriksaan.

6.5 Lembaga inspeksi harus menunjuk seseorang yang diberi wewenang mewakili
manajer atau apapun namanya yang bertanggung jawab dalam pelayanan inspeksi apabila
manajer yang bersangkutan berhalangan.

6.6 Setiap kategori posisi yang mempengaruhi mutu pelayanan inspeksi harus
dijelaskan. Uraian tugas harus mencakup persyaratan pendidikan, pelatihan pengetahuan
teknis dan pengalaman.

7 Sistem mutu

7.1 Manajemen lembaga inspeksi harus menetapkan dan mendokumentasikan


kebijakan, tujuan, komitmen terhadap mutu, dan harus menjamin bahwa kebijakan tersebut
dimengerti, diterapkan dan dipelihara oleh semua jajaran dalam organisasi.

7.2 Lembaga inspeksi harus melaksanakan sistem mutu yang sesuai dengan tipe,
cakupan dan volume pekerjaan yang dilaksanakan.

7.3 Sistem mutu harus didokumentasikan secara lengkap. Dalam sistem tersebut harus
terdapat panduan mutu, yang harus berisi informasi yang dipersyaratkan oleh standar ini dan
seperti tertera dalam Lampiran D (informatif).

7.4 Manajemen lembaga inspeksi harus menunjuk seseorang yang tanpa memandang
tugas lainnya, harus mempunyai wewenang dan tanggungjawab yang jelas dalam jaminan
mutu lembaga inspeksi tersebut. Seseorang ini harus mempunyai akses langsung dengan
pimpinan puncak.

4 dari 15
SNI 19-17020-1999

7.5 Sistem mutu harus dipelihara relevansi dan kemutakhirannya di bawah tanggung

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
jawab orang yang sama.

7.6 Lembaga inspeksi harus memelihara suatu sistem untuk pengendalian semua
dokumen yang berkaitan dengan kegiatan. Sistem tersebut harus menjamin bahwa:

a) terbitan dokumen mutakhir yang sesuai harus tersedia di tempat yang berkaitan dan
untuk staf yang terkait;

b) semua perubahan dokumen atau amandemen suatu dokumen harus disahkan oleh
personel yang diberi kewenangan yang benar dan diproses sedemikian rupa sehingga
dapat dijamin ketersediaannya tepat waktu di lokasi yang terkait;

c) dokumen yang sudah tidak berlaku ditarik dari pemakaian di seluruh organisasi untuk
dimusnahkan, tetapi satu salinan disimpan untuk jangka waktu yang ditetapkan;

d) perubahan diberitahukan kepada pihak lain, sebagaimana diperlukan.

7.7 Lembaga inspeksi harus melaksanakan suatu sistem audit mutu internal yang
terencana dan terdokumentasi untuk memverifkasi pemenuhan kriteria standar ini dan
keefektifan sistem mutu. Personel yang melakukan audit internal harus memenuhi kualifikasi
yang sesuai dan tidak terkait dengan pekerjaan yang diaudit.

7.8 Lembaga inspeksi harus mempunyai prosedur yang didokumentasikan untuk


menindaklanjuti umpan balik dan tindakan perbaikan, bila ditemukan penyimpangan dalam
sistem mutu dan/atau dalam pelaksanaan inspeksi.

7.9 Manajemen lembaga inspeksi harus mengkaji ulang sistem mutu pada periode
waktu tertentu untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan. Hasil
kaji ulang tersebut harus direkam.

8 Personel

8.1 Lembaga inspeksi harus mempunyai personel tetap yang cukup jumlah dan jenis
keahliannya untuk melaksanakan fungsinya secara baik

8.2 Staf yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan inspeksi harus mempunyai
kualifikasi yang tepat, pelatihan, pengalaman dan memiliki pengetahuan yang memuaskan
tentang persyaratan inspeksi yang harus dilakukan. Staf tersebut harus mampu melakukan
penilaian secara profesional terhadap kesesuaian persyaratan umum standar ini dengan

5 dari 15
SNI 19-17020-1999

menggunakan hasil pemeriksaan dan mempunyai kemampuan untuk melaporkannya.

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
Mereka juga harus mempunyai pengetahuan tentang teknologi yang digunakan untuk
pembuatan produk yang akan diinspeksi, cara memanufaktur produk atau proses yang
diajukan untuk diinspeksi, digunakan atau dimaksudkan untuk digunakan dan cacat yang
mungkin terjadi selama penggunaan atau selama operasi.

Mereka harus mengerti signifikansi dari penyimpangan yang signifikan yang ditemukan
dengan memperhatikan penggunaan normal dari produk, atau proses yang dimaksud.

8.3 Lembaga inspeksi harus menetapkan sistem pelatihan yang terdokumentasi untuk
menjamin bahwa pelatihan personel dalam bidang teknis dan administrasi yang terkait
dengan pekerjaannya, dipelihara kemutakhirannya sesuai dengan kebijakannya.

Pelatihan yang diperlukan tergantung kemampuan, kualifikasi dan pengetahuan personel


yang bersangkutan

Lembaga inspeksi harus membuat tahap pelatihan yang diperlukan untuk setiap personel.
Hal ini meliputi:
a) periode pemagangan;

b) periode kerja di bawah pengawasan inspektur yang berpengalaman;

c) pelatihan lanjutan selama bekerja untuk selalu mengikuti perkembangan teknologi.

8.4 Lembaga inspeksi harus memelihara rekaman pendidikan, kualifikasi lain, pelatihan
dan pengalaman dari setiap personelnya.

8.5 Lembaga inspeksi harus menyediakan pedoman etika kerja untuk semua personel.

8.6 Penetapan upah atau gaji personel yang terlibat dalam kegiatan inspeksi tidak boleh
didasarkan langsung pada jumlah inspeksi yang telah dilakukan dan sama sekali tidak boleh
didasarkan atas hasil inspeksi.

9 Fasilitas dan peralatan

9.1 Lembaga inspeksi harus menyediakan fasilitas dan peralatan yang sesuai dan
memadai untuk melaksanakan seluruh kegiatan yang terkait dengan permintaan pelayanan
inspeksi.

6 dari 15
SNI 19-17020-1999

9.2 Lembaga inspeksi harus mempunyai aturan yang mudah dipahami untuk

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
mengakses dan menggunakan fasilitas dan peralatan yang diperlukan.

9.3 Lembaga inspeksi harus memastikan keandalan fasilitas dan peralatan yang
digunakan seperti yang disebutkan dalam butir 9.1.

9.4 Semua peralatan harus diidentifikasi secara benar.

9.5 Lembaga inspeksi harus memastikan bahwa semua peralatan dipelihara secara
baik sesuai dengan prosedur dan instruksi kerja yang terdokumentasi.

9.6 Lembaga inspeksi harus memastikan bahwa semua peralatan harus dikalibrasi
bilamana diperlukan sebelum dan setelah digunakan berdasarkan program kalibrasi yang
telah ditetapkan.

9.7 Seluruh program kalibrasi peralatan harus dirancang dan dilaksanakan untuk
menjamin bahwa pengukuran yang dilakukan oleh lembaga inspeksi dijamin tertelusur ke
standar pengukuran nasional dan internasional sepanjang tersedia. Bila ketelusuran itu tidak
memungkinkan, maka lembaga inspeksi harus memberikan bukti korelasi atau akurasi hasil
inspeksi.

9.8 Standar acuan pengukuran yang dimiliki oleh lembaga inspeksi hanya boleh
digunakan untuk keperluan kalibrasi saja. Standar acuan pengukuran tersebut harus
dikalibrasi oleh lembaga yang kompeten yang dapat memberikan ketertelusuran pengukuran
sampai ke standar nasional atau internasional

9.9 Bila memungkinkan, peralatan harus dicek pada saat dioperasikan antara kurun
waktu kalibrasi ulang reguler.

9.10 Bahan acuan harus tertelusur ke standar bahan acuan standar nasional atau
internasional.

9.11 Bila ada daftar dengan mutu pelayanan inspeksi, lembaga inspeksi harus
mempunyai prosedur untuk :

a) pemilihan pemasok yang berkualifikasi;

b) penerbitan dokumen pembelian yang sesuai;

c) inspeksi bahan yang diterima;

7 dari 15
SNI 19-17020-1999

d) pemastian kesesuaian fasilitas penyimpanan.

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
9.12 Bila memungkinkan kondisi barang yang disimpan harus diperiksa pada kurun
waktu tertentu, untuk mendeteksi adanya deteriorasi.

9.13 Bila lembaga inspeksi menggunakan komputer atau peralatan otomatis yang
berkaitan dengan inspeksi, lembaga itu harus menjamin bahwa:

a) perangkat lunak komputer diuji untuk mengkonfirmasikan bahwa perangkat lunak


tersebut layak digunakan;

b) prosedur dibuat dan digunakan untuk melindungi integritas data;

c) komputer dan peralatan otomatis dirawat untuk memastikan berfungsi dengan benar,
dan

d) prosedur dibuat dan digunakan untuk memelihara keamanan data.

9.14 Lembaga inspeksi harus mempunyai prosedur yang terdokumentasi untuk


penanganan peralatan yang rusak. Peralatan yang rusak harus dipindahkan dari tempat
pelayanan dengan cara pemisahan, pelabelan, atau pemarkahan. Lembaga inspeksi harus
memeriksa efek dari kerusakan alat terhadap hasil inspeksi sebelumnya.

9.15 Informasi yang sesuai tentang peralatan harus direkam. Hal ini biasanya termasuk
identifikasi, kalibrasi dan perawatan.

10 Metode dan prosedur inspeksi

10.1 Untuk menentukan kesesuaian, lembaga inspeksi harus menggunakan metode dan
prosedur untuk inspeksi yang ditetapkan dalam persyaratan.

10.2 Lembaga inspeksi harus mempunyai dan menggunakan instruksi yang


terdokumentasi pada perencanaan inspeksi, pengambilan contoh yang standar dan teknik
inspeksi, yang bila tidak tersedia instruksi tersebut dapat mempengaruhi efisiensi proses
inspeksi. Hal ini memerlukan pengetahuan teknik statistik yang memadai untuk memastikan
prosedur pengambilan contoh yang benar secara statistik dan pengolahan serta interpretasi
hasil.

10.3 Bila lembaga inspeksi harus menggunakan metode dan prosedur inspeksi yang
tidak standar, metode dan prosedur tersebut harus tepat dan didokumentasikan secara

8 dari 15
SNI 19-17020-1999

lengkap.

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
10.4 Semua instruksi kerja, standar, prosedur tertulis, lembar kerja, daftar isian dan data
acuan yang terkait dengan pekerjaan lembaga inspeksi, harus dipelihara bahwa semua
dokumen tersebut harus mutakhir dan selalu tersedia untuk staf.

10.5 Lembaga inspeksi harus mempunyai sistem pengendalian terhadap permintaan


kontrak atau pekerjaan yang menjamin bahwa:
a) pekerjaan yang dilakukan berada dalam Iingkup keahliannya dan organisasi tersebut
mempunyai sumber daya yang cukup untuk memenuhi persyaratan;

b) persyaratan mereka yang meminta pelayanan dari lembaga inspeksi ditetapkan


dengan jelas dan kondisi khusus dimengerti sehingga instruksi yang jelas dapat
diterbitkan untuk staf yang melaksanakan pekerjaan yang diperlukan;

c) pekerjaan yang sedang dilakukan dikendalikan dengan kaji ulang dan tindakan korektif
secara rutin;

d) pekerjaan yang telah diselesaikan dikaji ulang untuk mengkonfirmasi bahwa


persyaratan telah dipenuhi.

10.6 Pengamatan dan/atau data yang diperoleh dari pelaksanaan inspeksi harus direkam
pada saat itu juga untuk menghindari hilangnya informasi yang terkait.

10.7 Semua perhitungan dan pengalihan data harus dicek dengan tepat dan teliti.

10.8 Lembaga inspeksi harus mempunyai instruksi kerja yang terdokumentasi untuk
melaksanakan inspeksi dengan aman.

11 Penanganan barang atau contoh inspeksi

11.1 Lembaga inspeksi harus menjamin bahwa contoh dan barang yang akan diinspeksi
telah diidentifikasi secara unik untuk menghindari adanya keraguan identitas barang tersebut
pada setiap saat.

11.2 Setiap penyimpangan yang diberitahukan kepada atau diketahui oleh inspektur
harus direkam sebelum inspeksi dimulai. Bila terdapat keraguan terhadap kecocokan barang
yang akan diinspeksi atau jika barang tersebut tidak sesuai dengan diskripsi yang diberikan,
maka lembaga inspeksi harus mengkonsultasikannya dengan pelanggan sebelum diproses
Iebih lanjut.

9 dari 15
SNI 19-17020-1999

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
11.3 Lembaga inspeksi harus menetapkan apakah barang yang akan diinspeksi semua
memerlukan penyiapan atau apakah pelanggan yang meminta lembaga inspeksi untuk
melaksanakan penyiapannya.

11.4 Lembaga inspeksi harus mempunyai prosedur yang terdokumentasi dan fasilitas
yang memadai untuk menghindari diteriorasi selama berada di bawah tanggung jawabnya.

12 Rekaman

12.1 Lembaga inspeksi harus memelihara sistem rekaman sesuai dengan kondisinya
dan memenuhi peraturan yang berlaku.

12.2 Rekaman harus berisi informasi yang cukup untuk memungkinkan berlangsungnya
evaluasi inspeksi yang memuaskan.

12.3 Semua rekaman harus disimpan dengan aman untuk periode waktu tertentu,
keamanan dan kerahasiaan pelanggan dijaga, kecuali bila diperlukan oleh hukum.

13 Laporan dan sertifikat inspeksi

13.1 Pekerjaan yang dilakukan oleh lembaga inspeksi harus dituangkan dalam laporan
inspeksi mampu balik (retrievable) dan/atau sertifikat inspeksi.

13.2 Laporan dan/atau sertifikat inspeksi harus berisi semua hasil pemeriksaan dan
penentuan kesesuaian yang dibuat dari hasil inspeksi dan juga semua informasi perlu
dimengerti dan diinterpretasi. Semua informasi tersebut harus dilaporkan secara benar,
akurat, dan jelas. Bila laporan atau sertifikat inspeksi berisi hasil yang didapat dari
subkontrak, maka hasil tersebut harus diidentifikasi secara jelas.

13.3 Laporan dan sertifikat inspeksi harus ditandatangani atau disetujui hanya oleh
anggota staf yang berwenang.

13.4 Koreksi atau penambahan pada laporan atau sertifikat inspeksi yang telah
diterbitkan harus dicatat dan dibenarkan sesuai dengan persyaratan yang terkait dari bagian
ini.

14 Subkontrak

10 dari 15
SNI 19-17020-1999

14.1 Lembaga inspeksi harus sedapat mungkin mengerjakan sendiri terhadap kegiatan

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
yang dikontrakkan.

14.2 Bila lembaga inspeksi melakukan sub kontrak dari sebagian inspeksi, maka
lembaga inspeksi harus memastikan dan mampu membuktikan bahwa subkontraktornya
kompeten untuk melaksanakan pelayanan yang diminta, dan jika perlu memenuhi
persyaratan kriteria yang ditentukan dalam standar EN 45000 series yang terkait. Lembaga
inspeksi harus memberitahukan kepada pelanggan adanya maksud mensubkontrakan
sebagian dari inspeksi. Subkontraktor harus dapat disetujui oleh pelanggan.

14.3 Lembaga inspeksi harus merekam dan menyimpan rincian penyelidikan terhadap
kompetensi dan pemenuhan subkontraktornya. Lembaga inspeksi harus memelihara suatu
daftar dari semua pekerjaan yang disubkontrakan.

14.4 Bila lembaga inspeksi mensubkontrakkan kegiatan yang khusus, maka lembaga
tersebut harus mempunyai akses kepada personel yang berkualifikasi dan berpengalaman
yang mampu membentuk kemandirian dalam asesmen hasil pekerjaan yang
disubkontrakkan. Tanggung jawab atas penetapan kesesuaian terhadap persyaratan berada
pada lembaga inspeksi tersebut.

15 Pengaduan dan keluhan

15.1 Lembaga inspeksi harus mempunyai prosedur yang terdokumentasi urituk


menangani pengaduan yang diterima dari pelanggan maupun pihak lain yang berkaitan
dengan kegiatan lembaga inspeksi.

15.2 Lembaga inspeksi harus mempunyai prosedur yang terdokumentasi untuk


mempertimbangkan dan menyelesaikan perselisihan dan keluhan terhadap hasil inspeksinya
dan hal ini dilakukan di bawah kewenangan yang didelegasikan secara legal.

15.3 Rekaman penanganan semua pengaduan, keluhan dan tindakan yang diambil oleh
lembaga inspeksi harus dipelihara.

16 Kerjasama

Lembaga inspeksi diharapkan dapat berpartisipasi dalam pertukaran pengalaman dengan


lembaga inspeksi yang lain dan dalam proses standardisasi yang sesuai.

11 dari 15
SNI 19-17020-1999

Lampiran A

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
(Tambahan)

Kriteria kemandirian untuk lembaga inspeksi tipe A

Lembaga inspeksi yang mengacu pada butir 4.2.1 harus mengikuti kriteria:

A.1 Lembaga inspeksi harus tidak ada hubungannya dengan pihak yang diinspeksi.
Lembaga inspeksi dan stafnya yang bertanggung jawab untuk melaksanakan
pekerjaan inspeksi harus bukan desainer, pemanufaktur, pemasok, instalator,
pembeli, pemilik, pengguna atau pemelihara dari barang yang akan diinspeksi, dan
juga bukan perwakilan resmi pihak-pihak tersebut.

A.2 Lembaga inspeksi dan stafnya tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang
memungkinkan terjadinya konflik dengan kemandirian penilaiannya dan integritas
yang berkaitan dengan kegiatan inspeksinya. Secara khusus mereka tidak boleh
secara Iangsung terlibat dalam desain, manufaktur, pemasokan, instalasi,
penggunaan atau pemeliharaan dari barang yang diinspeksi atau barang pesaing
yang sejenis.

A.3 Seluruh pihak yang terkait harus mempunyai akses terhadap pelayanan lembaga
inspeksi. Dalam hal ini tidak ada hubungan dengan keuangan dan kondisi lain yang
tidak pantas. Prosedur yang digunakan dalam lembaga inspeksi dalam
mengoperasikan sistem tersebut harus diatur dalam suatu tata cara yang tidak
diskriminatif.

12 dari 15
SNI 19-17020-1999

Lampiran B

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
(Tambahan)

Kriteria kemandirian untuk lembaga inspeksi tipe B

Lembaga inspeksi yang disebut pada butir 4.2.2 harus memenuhi kriteria berikut:

B.1 Pemisahan yang jelas dalam tanggung jawab personel inspeksi yang dipekerjakan
pada fungsi lain, harus ditetapkan oleh organisasi teridentifikasi dan metode
pelaporan lembaga inspeksi di dalam organisasi induknya.

B.2 Lembaga inspeksi dan stafnya tidak boleh terlibat dalam kegiatan yang
memungkinkan terjadinya konflik dengan kemandirian penilaian dan integritas yang
berkaitan dengan kegiatan inspeksinya. Terutama mereka tidak boleh secara
langsung terlibat dalam desain, manufaktur, pemasokan, pemasangan, penggunaan
atau pemeliharaan barang yang diinspeksi atau barang pesaing yang sejenis.

B.3 Pelayanan inspeksi harus hanya diberikan kepada organisasi dimana lembaga
inspeksi merupakan bagiannya.

13 dari 15
SNI 19-17020-1999

Lampiran C

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
(Tambahan)

Kriteria kemandirian untuk lembaga inspeksi tipe C

Lembaga inspeksi yang disebut pada butir 4.2.3 harus memenuhi kriteria berikut:

C.1 Lembaga inspeksi harus memiliki usaha pengamanan di dalam organisasi untuk
menjamin kecukupan pemisahan tanggung jawab dan akuntabilitas dalam
penyediaan pelayanan inspeksi oleh organisasi dan/atau prosedur yang
terdokumentasi.

14 dari 15
SNI 19-17020-1999

Lampiran D

“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
(Tambahan)

Informasi yang harus termasuk atau diacu dalam panduan mutu

Informasi harus umum (nama, alamat, nomor telepon, dan lain-lain, serta status legalitas).

Pernyataan manajemen tentang kebijakan, tujuan, dan komitmen terhadap mutu.

Pernyataan manajemen dalam menetapkan personel sesuai dengan butir 7.4.

Uraian tentang lingkup kegiatan dan kompetensi lembaga inspeksi.

Informasi tentang hubungan lembaga inspeksi terhadap organisasi induknya atau organisasi
yang terkait (bila diperlukan).

Skema organisasi.

Uraian pekerjaan yang terkait.

Pernyataan kebijakan tentang kualifikasi dan pelatihan personal.

Prosedur untuk kontrol dokumen.

Prosedur untuk audit internal.

Prosedur untuk urnpan balik dan tindakan koreksi.

Prosedur tinjauan manajemen sistem mutu.

Prosedur dan instruksi lain atau acuan terhadap prosedur dan instruksi yang dipersyaratkan
standar.

Daftar distribusi panduan mutu.

15 dari 15
“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”
“Hak Cipta Badan Standardisasi Nasional, Copy standar ini dibuat untuk penayangan di website dan tidak untuk dikomersialkan”

BADAN STANDARDISASI NASIONAL - BSN


Gedung Manggala Wanabakti Blok IV Lt. 3-4
Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan Jakarta 10270
Telp: 021- 574 7043; Faks: 021- 5747045; e-mail : bsn@bsn.or.id

Anda mungkin juga menyukai