Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM

ELEKTRONIKA DASAR
“Oscilloscope”

Disusun Oleh :

Nama : Muhammad Hafizzurrahman


NIM : 09030581822054
Prodi : Teknik Komputer
Dosen : Adi Hermansyah, S. Kom., M.T.

LABORATORIUM ROBOTIKA DAN SISTEM KENDALI


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG
2018
OSCILLOSCOPE

1. Tujuan praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagian – bagian osiloskop dan function generator
beserta fungsinya.
2. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari osiloskop dan function generator.

1. Peralatan yang digunakan.


1. Oscilloscope digital
2. Function generator

2. Teori dasar
a. Oscilloscope
Osiloskop atau sering dikenal dengan CRO (Cathode-Ray Oscilloscope =
osiloskop sinar katoda) merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur
tegangan listrik, beserta frekuensi dan fasenya, sekaligus menampilkan bentuk sinyal
dari tegangan tersebut. Multimeter dapat juga digunakan untuk mengatur tegangan,
namun tidak dapat dipakai untuk mengamati bentuk dari sinyal tegangan. Di sinilah
keunggulan penggunaan CRO dibandingkan multimeter.
Namun yang harus diperhatikan, nilai tegangan yang terukur dari multimeter
merupakan nilai efektifnya (Veff), sedangkan nilai tegangan yang terukur dari CRO
merupakan nilai puncak (Vpeak), dimana :

Pada dasarnya, CRO merupakan pengeplot (plotter) yang menampilkan bentuk


sinyal terhadap waktu (untuk single trace) atau terhadap sinyal lain (untuk dual trace).
Karena menampilkan bentuk sinyal terhadap waktu, maka osiloskop umumnya
dipakai untuk mengamati watak dinamis dari sinyal suatu tegangan.

 Fungsi oscilloscope

1. Untuk menyelidiki gejala yang bersifat periodik


2. Untuk melihat bentuk gelombang kotak dari tegangan
3. Untuk menganalisis gelombang dan fenomena lain dalam rangkaian
elektronika
4. Dapat melihat amplitudo tegangan, periode, frekuensi dari sinyal yang
tidak diketahui
5. Untuk melihat harga-harga momen tegangan dalam bentuk sinus maupun
bukan sinus
6. Digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-ubah
terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar
7. Mengetahui beda fasa antara sinyal masukan dan sinyal keluaran.
8. Mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input
9. Mengukur Amlitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan
generator pembangkit sinyal
10. Mengukur tegangan AC/DC dan menghitung frekuensi.

 Fungsi bagian oscilloscope

1. TOMBOL POWER ON/OFF : Untuk menghidupkan dan mematikan Osiloskop


2. LAMPU INDIKATOR : Indikasi Osiloskop dalam keadaan ON (lampu Hidup)
atau OFF (Lampu Mati) 3. ROTATION : Untuk mengatur posisi tampilan garis
pada layar agar tetap berada pada posisi horizontal. Untuk mengatur rotation ini,
biasanya harus menggunakan obeng untuk memutarnya.
3. INTENSITY : Untuk mengatur kecerahan tampilan bentuk gelombang agar
mudah dilihat.
4. FOCUS : Untuk mengatur penampilan bentuk gelombang sehingga tidak kabur
5. CAL : Untuk kalibrasi tegangan peak to peak (VPP) atau tegangan puncak ke
puncak.
6. POSITION : Untuk mengatur posisi Vertikal (masing-masing Saluran/Channel
memiliki pengatur POSITION).
7. INV (INVERT) : Saat tombol INV ditekan, sinyal Input yang bersangkutan
akan dibalikan.
8. SAKELAR VOLT/DIV : Untuk memilih besarnya tegangan per sentimeter
(Volt/Div) pada layar Osiloskop. Umumnya, Osiloskop memiliki dua saluran
(dual channel) dengan dua Sakelar VOLT/DIV. Biasanya tersedia pilihan
0,01V/Div hingga 20V/Div.
9. VARIABLE : Untuk mengatur kepekaan (sensitivitas) arah vertikal pada saluran
atau Channel yang bersangkutan. Putaran Maksimum Variable adalah CAL
yang berfungsi untuk melakukan kalibrasi Tegangan 1 Volt tepat pada 1cm di
Layar Osiloskop.
10. AC – DC : Pilihan AC digunakan untuk mengukur sinyal AC, sinyal input yang
mengandung DC akan ditahan/diblokir oleh sebuah Kapasitor. Sedangkan pada
pilihan posisi DC maka Input Terminal akan terhubung langsung dengan
Penguat yang ada di dalam Osiloskop dan seluruh sinyal input akan ditampilkan
pada layar Osiloskop.
11. GND : Jika tombol GND diaktifkan, maka Terminal INPUT akan terbuka, Input
yang bersumber dari penguatan Internal Osiloskop akan ditanahkan (Grounded).
12. VERTICAL INPUT CH-1 : Untuk Saluran1 (Channel 1)
13. VERTICAL INPUT CH-2 : Untuk Saluran 2 (Channel 2)
14. SAKELAR MODE : Terdiri dari 4 pilihan yaitu CH1, CH2, DUAL dan ADD.
CH1 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 1 (Channel 1).
CH2 = Untuk tampilan bentuk gelombang Saluran 2 (Channel 2).
DUAL = Untuk menampilkan bentuk gelombang Saluran 1 (CH1) dan Saluran
2 (CH2) secara bersamaan.
ADD = Untuk menjumlahkan kedua masukan saluran/saluran secara aljabar.
Hasil penjumlahannya akan menjadi satu gambar bentuk gelombang pada layar.
15. x10 MAG : Untuk pembesaran (Magnification) frekuensi hingga 10 kali lipat.
16. POSITION : Untuk penyetelan tampilan kiri-kanan pada layar.
17. XY : Pada fungsi XY ini digunakan, Input Saluran 1 akan menjadi Axis X dan
Input Saluran 2 akan menjadi Axis Y.
18. SAKELAR TIME/DIV : Untuk memilih skala besaran waktu dari suatu periode
atau per satu kotak cm pada layar Osiloskop.
19. TOMBOL CAL (TIME/DIV) : Untuk kalibrasi TIME/DIV
20. VARIABLE : Fungsi Variable pada bagian Horizontal adalah untuk mengatur
kepekaan (sensitivitas) TIME/DIV.
21. GND : GND merupakan Konektor yang dihubungkan ke Ground (Tanah).
22. TOMBOL CHOP DAN ALT : CHOP adalah menggunakan potongan dari
saluran 1 dan saluran 2. ALT atau Alternate adalah menggunakan saluran 1 dan
saluran 2 secara bergantian.
23. HOLD OFF : Untuk mendiamkan gambar pada layar osiloskop.
24. LEVEL atau TRIGGER LEVEL : Untuk mengatur gambar yang diperoleh
menjadi diam atau tidak bergerak.
25. TOMBOL NORM dan AUTO
26. TOMBOL LOCK
27. SAKELAR COUPLING : Menunjukan hubungan dengan sinyal searah (DC)
atau bolak balik (AC).
28. SAKELAR SOURCE : Penyesuai pemilihan sinyal.
29. TRIGGER ALT
30. SLOPE
31. EXT : Trigger yang dikendalikan dari rangkaian di luar Osiloskop.
 Penampilan pada Layar (Display)

A. Layar Osiloskop
B. Trace, garis yang digambar oleh Osiloskop yang mewakili sinyal
C. Garis Grid Horizontal
D. Garis Grid Vertical
E. Garis Tengah Horizontal dan Vertikal

 Kalibrasi oscilloscope

1. Jangan Lupa Probe / Kabel Penghubung kita Masukan Ke Input ( Chanel 1 /


Chanel 2 )
2. Hidupkan Power Osiloscope.
3. Atur Intensitas Cahaya & Fokus-nya Biar Gambar Pada Osiloscope Enak
DiLihat.
4. Volt/Div & Time/Div-nya DiAtur Juga Biar Dalam PengKALIBRASIan Dapat
DiHitung.
5. Kemudian Salah satu ujung probe ( Probe Ch 1 atau 2 ) kita hubungkan pada
tempat Calibrasi ( Biasanya tertulis CAL )
6. Setelah gambar gelombang ( Biasanya Gelombangnya Berbentuk Gelombang
Kotak ) telah tampil pada layar Osiloscope baru dapat kita hitung Frekuensi &
Volt Peak to Peak dengan rumus dibawah ini.
 Pengukuran Tegangan dan Pengukuran Tegangan-Frekuensi
Pengukuran tegangan pada osiloskop dilakukan dengan menghitung
jumlah div pada sumbu vertikal dikali dengan volt/div yang digunakan.

Keterangan :
Vpp = tegangan peak to peak (volt)
div vertikal = div pada skala vertikal
volt/div = skala volt/div yang digunakan.

Pengukuran perioda dengan menggunakan skala horizontal pada osiloskop.

Keterangan :
T = perioda (sekon)
div horizontal = div pada sumbu horizontal
time/div = skala time/div yang digunakan
f = frekuensi (Hz)

b. Fuction Generator
Function Generator adalah alat ukur elektronik yang menghasilkan, atau
membangkitkan gelombang berbentuk sinus, segitiga, ramp, segi empat, dan
bentuk gelombang pulsa.
Function generator terdiri dari generator utama dan generator modulasi.
Generator Utama menyediakan gelombang output sinus, kotak, atau gelombang
segitiga dengan rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 13 MHz. Generator
modulasi menghasilkan bentuk gelombang sinus, kotak, dan segitiga dengan
rangkuman frekwensi 0,01 Hz sampai 10 kHz. Generator sinyal input dapat
digunakan sebagai f = 1/T ............(3) T = 1/f ............(4) 10 Amplitudo Modulation
(AM) atau Frequency Modulation (FM). Selubung (envelope) AM dapat diatur
dari 0% sampai 100%; FM dapat diatur frekuensi pembawanya hingga ±5%.
Function Generator umumnya menghasilkan frekuensi pada kisaran 0,5 Hz sampai
20 Mhz atau lebih tergantung rancangan pabrik pembuatnya. Frekuensi yang
dihasilkan dapat dipilih dengan memutar-mutar tombol batas ukur frekuensi
(frequency range). Amplitudo sinyal yang dapat diatur berkisar antara 0,1V
– 20 Vpp (Volt peak to peak atau tegangan puncak ke puncak) kondisi tanpa
beban, dan 0,1 V – 10Vpp (Volt peak to peak atau tegangan puncak ke puncak)
dengan beban sebesar 50Ω.
 Fungsi Function Generator
A. Function Generator Output, Untuk mendapatkan keluaran (output) bentuk
gelombang yang diinginkan.
B. Sweep Generator Output, Untuk mendapatkan ayunan (sweep) bentuk
gelombang yang diinginkan.
C. Frequency Counter, untuk menghitung frekuensi.

 Fungsi bagian Function Generator

1. Tombol Power : Power switch digunakan pada function generator.


2. Power di indicator : LED digunakan untuk menandai ketika power
diterapkan atau digunakan untuk function generator.
3. Range Switch : Range switch ini terdiri dari 7 pushbuton yang berfungsi
sebaai adjustment frekuensi dari 1 Hz s/d 1 MHz
4. Tombol Function : Tiga tombol yang terhubung menyediakan pilihan
bentuk gelombang yang diinginkan, seperti gelombang pulsa,segitiga,
segitiga dan sinusoidal.
5. Pengali (Multiplier) : Adalah potensiometer yang digunakan sebagai
faktor pengali dengan range dangan kalibrasi yang tersedia 0,2 s/d 2,0.
6. Duty Kontrol ( Tugas Pengendali ) : Digunakan untuk mengkalibrasi
gelombang output agar mendapatkan gelombang yang simetris.
7. Pulse Invert : Sebuah push button yang digunakaan untuk membalikkan
waktu simetris yang diset pada duty control. Berikut adalah setting invert
switch dan duty control.
8. DC OFFSET (PULL ADJ) : Suatu DC OFFSET kendali disediakan untuk
membiarkan DC tingkat bentuk gelombang OUTPUT yang untuk menjadi
di-set seperti diinginkan. Tabel 2 di bawah menggambarkan pengaruh dari
kendali DC OFFSET. Menjepit bentuk gelombang disebabkan oleh terlalu
banyak amplitudo dan terlalu banyak offset.

9. Amplitudo : Pengatur amplitudo menyediakan 20 db dari attenuation dari


bentuk gelombang
10. ATT : Ketika tombol ditekan di additor 20 db disediakan oleh pengendali
amplitudo, maksimum dari 40 db dari attenuation di output.
11. Output : Output system ini berupa gelombang persegi, segitiga, sinus,
ramp dan gelombang pulsa lebih dari 20Vpp
12. VCF input : Input voltage controlled frequency (VCF) untuk frekuensi
eksternal.
13. Output Pulsa : Output pulsa adalah sinyal output TTL yang pantas
mengendalikan IC TTL logic. Waktu ON dan OFF pulsa output sekitar
10ns. Lebar pengulangan pulsa dapat diatur sedemikian rupa
menggunakan range, multipier dan duty control. Kesimetrisan pulsa
gelombang output dikendalikan dengan cara pengesetan semua table

3. Langkah Praktikum
1. Siapkan osiloskop yang telah terkalibrasi
2. Atur volt/div pada posisi 2V dan time/div pada posisi 1 ms
3. Siapkan function generator yang telah terkalibrasi dengan osiloskop
4. Tekan tombol Frequency Range Selector 100, dan pilih gelombang sinus
5. Atur amplitudo nya sebesar kurang lebih 300 Hz
6. Hubungkan probe osiloskop dengan probe function generator, dimana probe
positif dengan probe positif dan probe negatif dengan probe negatif.
4. Percobaan
4,2 Kotak Vertikal 2 volt
3,4 Kotak Horizontal 1 ms

Vpp = div vertikal x volt/div


= 4,2 x 2 volt
= 8,4 volt

T = div horizontal x time/div


= 3,4 x 0,001 s = 0,0034 s

f = 1/T
= 1 / 0,0034s = 294,11 Hz

5. Hasil praktikum
Dari hasil percobaan diatas didapatkan tegangan peak to peak adalah 8,4 volt
dan frekuensi nya adalah 294,11 hz

6. Kesimpulan
Oscilloscope tidak hanya dapat mengambarkan tegangan listrik dalam bentuk
gelombang. Namun oscilloscope juga dapat menghitung jumlah frekuensi dan nilai
tegangan pada suatu rangkaian listrik.

Anda mungkin juga menyukai