Anda di halaman 1dari 90

BAB 2

PENGUMPULAN DATA

Bab ini akan menyajikan tentang tahapan proses menejemen keperawatan


yang meliputi pengkajian data, análisis SWOT dan identifikasi masalah.

2.1 Visi, Misi dan Motto RSUD Sidoarjo


2.1.1 Visi RSUD Sidoarjo
Menjadi Rumah Sakit yang terakreditasi internasional dalam pelayanan,
pendidikan, dan penelitian
2.1.2 Misi RSUD Sidoarjo
a. Mewujudkan pelayanan yang berkualitas dan terakreditasi dengan
mengutamakan keselamatan pasien serta kepuasan pelanggan
b. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan, dan penelitian kesehatan
yang bermutu dan beretika untuk menunjang pelayanan.
c. Mewujudkan tata kelolarumah sakit yang profesional, integritas, dan
beretika
2.1.3 Nilai RSUD Sidoarjo
Nilai : 1. Profesional
2. Integritas
3. Beretika

2.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 12-14 Maret 2018, meliputi
5M (Man, Material, Metode, Money, Mutu) data yang diperoleh berdasarkan
wawancara, observasi, kuesioner dan dokumen rumah sakit dianalisis dengan
menggunakan metode SWOT sehingga diperoleh beberapa rumusan masalah
dan prioritas masalah.

7
8

2.2.1 Ketenagaan (M1-Man)


a. Struktur Organisasi
Ruang Teratai kelas 2 RSUD Sidoarjo dipimpin oleh kepala
instalasi. Adapun struktur organisasinya ditunjukkan pada bagan
sebagai berikut :

WAKIL DIREKTUR PELAYANAN

KEPALA INSTALASI

KEPALA PERAWAT
INSTALASI

KOORDINATOR

KOORDINATOR PENDIDIKAN &


ADMINISTRASI KOORDINATOR
PENELITIAN

MUTU LOGISTIK

Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator


Pelayanan Pelayanan Pelayanan Pelayanan
Teratai Lt.1 Teratai Lt.1 Teratai Lt.2 Teratai Lt.2
Utara Selatan Utara Selatan

Gambar 2.1 Sumber : Data Administrasi Teratai Bulan Maret 2018


9

b. Bagan Metode Pemberian Asuhan Keperawatan Profesional (Model


Tim) Ruang Teratai Atas
Metode ini menggunakan MAKP Tim yang terdiri atas anggota
yang berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang
terdiri atas tenaga professional, teknikal, dan pembantu dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu (Nursalam, 2016).

KA. PERAWAT
INSTALASI

KA.TIM I KA.TIM II

ANGGOTA ANGGOTA
(Perawat (Perawat
Pelaksana) Pelaksana)

PASIEN PASIEN

Gambar 2.2 Sumber : Data Administrasi Teratai Atas Bulan Maret 2018

Model Asuhan Keperawatan Profesional (MAKP) yang


dilaksanakan adalah MAKP Tim dengan kepala ruangan adalah seorang
sarjana keperawatan, dengan 2 orang katim yang terdiri dari D3
keperawatam dan S1 Keperawatan Ners dan beranggotakan beberapa
perawat pelaksana dengan 3 orang berpendidikan Sarjana Keperawatan
Ners dan 18 orang D3 Keperawatan. Satu orang Katim bertugas di
Ruang teratai atas bagian utara ruang KMB F,G,H,I,J,K, L dan M dan 1
orang katim bertugas di bagian selatan mencakup A-E ruang Anak.
10

c. Uraian Tugas Pegawai


Pembagian tugas di ruangan Teratai Atas dilakukan berdasarkan
tupoksi dari masing-masing. Untuk pembagian tugas juga berdasarkan
pada shift dari perawat itu sendiri.
1. Kepala Instalasi Rawat Inap
Jabatan Kepala Instalasi
Unit Kerja Instalasi Rawat Inap Teratai
Atasan Wakil Direktur Pelayanan
Langsung
Bawahan Kepala Perawat Instalasi Rawat Inap, Koordinator
Langsung Mutu, Koordinator Logistik, Koordinator Pelayanan,
Koordinator Pendidikan &Penelitian
Tugas Melaksanakan pengelolaan dan Pengendalian
Pokok dan pelayanan Instalasi Rawat Inap Teratai
Fungsi
Uraian a) Menyususn program kerja instalasi sesuai
Tugas program kerja rumah sakit
b) Menyusun rencana anggaran dan pengembangan
kebutuhan pelayanan medis di instalasi
c) Menyusun rencana kebutuhan SDM, sarana dan
prasarana instalasi
d) Membuat analisis kelayakan sumber daya dalam
peningkatan dan pengembangan instalasi rawat
inap
e) Memimpin, mengarahkan, dan menggerakkan
sumber daya dalam peningkatan dan
pengembangan instalasi rawat inap secara
maksimal agar mencapai hasil yang optimal
f) Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan
instalasi lain dan SMF terkait
g) Mengkoordinasikan pelaksanaan kebutuhan
sumber daya
11

h) Membuat analisis hasil kegiatan kualitatif dan


kuantitatif secara berkala untuk umpan balik pada
pelaksana masukan kepada atasan
i) Memberi masukan pengembangan pola
pelaksanaan pelayanan dan sistem pencatatan
kegiatan pelayanan medis
j) Pemantauan dan pengawasan kelancaran
pelayanan
k) Pemantauan dan pengawasan penggunaan fasilitas
pelayanan
Tugas Melaksanakan pengelolaan pelayanan profesi
Tambahan kedokteran terhadap pasien
Wewenang a) Meneliti, menganalisa dan mengevaluasi data di
instalasi rawat inap
b) Menolak usulan kebutuhan sarana, prasarana yang
diajukan bila tidak relevan dengan kebijakan
pengembangan instalasi
c) Menyusun prioritas usulan kebutuhan sebagai
masukan guna penyusunan anggaran
d) Menyampaikan usulan kebutuhan berdasarkan
kebijaksanaan rumah sakit
e) Ikut menilai bawahan
f) Membimbing dan memberi pengarahan serta
penghargaan kepada staf
g) Memberi saran untuk bahan pertimbangan atasan
h) Menyampaikan usulan kepada atasan
Tanggung a) Tercukupnya jenis data kebutuhan yang
Jawab diperlukan
b) Kebenaran analisa data dan prioritas kebutuhan
c) Tersedianya data yang benar, akurat, relevan, dan
mutakhir
d) Ketepatan waktu penyelesaian tugas
12

e) Tersedianya prosedur tugas


f) Terpeliharanya hubungan kerja yang harmonis
g) Keamanan dan kelacaran kebijakan dalam
pelayanan medis
h) Kecepatan dan ketepatan dalam antisipasi masalah
i) Terjaga dan terpeliharanya kebersihan dan
kebutuhan inventaris yang ada.
Persyaratan a) Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Tetap BLUD
Jabatan RSUD
b) Masa kerja minimal 2 tahun di Rumah sakit
c) Mempunyai kemampuan menejerial
d) Sehat jasmani dan Rohani

2. Kepala Ruangan
Jabatan Kepala Ruangan
Unit Kerja Instalasi Rawat Inap Teratai
Atasan Kepala instalansi rawat inap
Langsung
Bawahan Seluruh staf rawat inap
Langsung
Tugas Mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan
Pokok dan keperawatan dan admi nistrasi di Instalansi Rawat
Fungsi inap
Uraian a) Menyusun rencana kerja kepala perawat
Tugas Instalansi
b) Merencanakan kebutuhan tenaga dan sarana
prasarana
c) Merencanakan jenis asuhan keperawatan yang
akan diselenggarakan
d) Mengkoordinasikan semua kegiatan pelayanan
keperawatan dan administrasi di instalasi rawat
inap
13

e) Memberikan pengarahan dan bimbingan pada


case manajer ,katim, perawat pelaksana dan staf
administrasi
f) Melaksanakan morning report
g) Melaksanakan rapat bulanan dengan seluruh staf
h) Mengelompokkan pasien sesuai kebutuhan
i) Memberikan Orientasi tenaga dan mahasiswa
baru
j) Memberikan bimbingan keperawatan tentang
pelayanan keperawatan pada semua staf
k) Membuat daftar dinas dan pembagian tugas
perawat
l) Melaksanakan tugas pokja Akreditasi
m)Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan
n) Melakukan supervisi dan penilaian kinerja staf
o) Monitoring dan evaluasi pelayanan keperawatan
p) Memantau kelengkapan dokumentasi rekam
medik
q) Melakukan validasi indikator mutu unit
r) Monitoring dan evaluasi sarana prasarana
Tugas a) Sebagai anggota kelompok kerja akreditasi
Tambahan b) Sebagai instruktur Klinik Rawat Inap
Wewenang a) Meminta informasi dan pengarahan kepada atasan
b) Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan
c) Mengawasi, mengendalikan, dan menilai
pendayagunaan staf, sarana prasarana dan mutu
asuhan keperawatan di instalasi rawat inap
Tanggung Dalam melaksanakan tugas secara teknis profesi
Jawab bertanggung jawab kepada bidang keperawatan
Persyaratan a) Pegawai Negeri Sipil / Pegawai Tetap BLUD
Jabatan RSUD
b) Pendidikan Sarjana Keperawatan
14

c) Masa kerja minimal 2 tahun di Rumah sakit


d) Mempunyai kemampuan manajerial
e) Sehat Jasmani dan Rohani

3. Koordinator Pendidikan dan Penelitian


Jabatan Koordinator Pendidikan dan Penelitian Instalasi
Rawat Inap
Unit Kerja Instalasi Rawat Inap Teratai
Atasan Kepala Instalasi Rawat Inap Teratai
Langsung
Bawahan Staf Instalasi Rawat Inap
Langsung
Tugas Melakukan bimbingan dan pendampingan kepada
Pokok dan tenaga baru, mahasiswa dan mahasiswa yang
Fungsi melakukan penelitian sesuai SPO.
Uraian a) Menyusun rencana kegiatan diklat/diklit untuk
Tugas seluruh staf
b) Mengusulkan kebutuhan diklat/diklit di instalasi
rawat inap
c) Melaksanakan rapat koordinasi dengan bagian
Diklit RS
d) Melakukan orientasi dan bimbingan kepada
tenaga perawat baru dan mahasiswa di instalasi di
rawat inap
e) Menyusun jadwal dinas mahasiswa di instalasi
rawat inap
f) Melakukan penilaian dan evaluasi terhadap
mahasiswa di instalasi rawat inap
g) Melakukan evaluasi staf yang sudah/belum
mengikuti pelatiahan (jumlah dan jenis pelatihan)
15

Tugas a) Memberikan penyuluhan kesehatan kepada pasien


Tambahan dan keluarga
b) Menghadiri rapat penerimaan mahasiswa
keperawatan
c) Sebagai instruktur klinik ruang rawat inap
d) Sebagai Ketua Tim Pemberi Asuhan Keperawatan
e) Melakukan tugas lain yang diberikan kepala
instalasi rawat inap
Wewenang a) Mengatasi, mengendalikan, dan menilai
mahasiswa keperawatan
b) Melaksanakan supervisi terhadap mahasiswa
keperawatan
c) Memberikan bimbingan kepada mahasiswa
keperawatan
Tanggung Bertanggung jawab kepda kepala instalasi dalam
Jawab hal:
a) Kebenaran dan ketepatan dalam membuat laporan
penilaian mahasiswa di instalasi rawat inap
b) Kebenaran dan ketepatan dalam memberikan
bimbingan dan pendampingan mahasiswa
keperawatan di instalasi rawat inap
Persyaratan a) Pegawai negeri sipil atau pegawai tetap BLUD
Jabatan RSUD
b) Masa kerja minimal dua tahun di rumah sakit
c) Pendidikan minimal D3 Keperawatan
d) Memiliki sertifikat pelatihan dan pengalaman
sebagai instruktur klinik
e) Sehat Jasmani dan Rohani
16

4. Koordinator Logistik Instalasi Rawat Inap


Jabatan Koordinator Logistik Instalansi Rawat Inap
Unit Kerja Instalasi Rawat Inap Teratai
Atasan Kepala Instalasi Rawat Inap Teratai
Langsung
Bawahan
Langsung
Tugas Melakukan pencatatan dan pelaporan kegiatan
Pokok dan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana penunjang
Fungsi pelayanan kesehatan di ruang rawat inap
Uraian a) Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana
Tugas bersama kepala perawat Instalasi
b) Mengajukan pengadaan dan permintaan alat-alat
medis dan non medis, ATK dan AHP
c) Melakukan pencatatan iventarisasi sarana dan
prasarana
d) Membuat laporan inventaris alat medik dan non
medik
e) Melakukan kontroling terhadap inventariasi
peralatan medik dan non medik
f) Melakukan kontroling perlatan alat-alat medis
dan non medis dalam hal pemeliharaan dan
kalibrasi
g) Memeriksa dan melaporkan ke instalasi terkait
bila ada alat-alat medik maupun non medik yang
rusak
Tugas a) Sebagai Ketua Tim Pemberi Asuhan Keperawatan
Tambahan b) Melakukan tugas lain yang diberikan kepala
instalasi rawat inap
Wewenang a) Memberikan pelaporan inventaris di Instalasi
b) Membantu mengatasi permasalahan kerusakan
sarana dan prasarana di Instalasi
17

Tanggung Bertanggung jawab kepada kepala Perawat Instalasi


Jawab dalam hal:
a) Kebenaran dan ketepatan dalam membuat
pelaporan inventarisasi
b) Kebenaran dan ketepatan dalam penanganan
dalam permasalahan kerusakan sarana dan
prasarana di Instalas
c) Kebenaran dan ketepatan penempatan alat di
Instalasi
Persyaratan a) Pegawai Negeri sipil/ pegawai tetap BLUD
Jabatan RSUD
b) Masa kerja minimal 2 tahun di RS
c) Pendidikan minimal D3
d) Sehat Jasmani dan Rohani

5. Koordinator Mutu Pelayanan Unit Rawat Inap


Jabatan Koordinator Mutu Pelayanan Unit rawat inap
Unit Kerja Instalasi Rawat Inap Teratai
Atasan Kepala Instalasi Rawat Inap Teratai
Langsung
Bawahan
Langsung
Tugas Mengendalikan kegiatan pengukuran indikator kunci
Pokok dan rumah sakit (Indikator unit kerja,Standar
Fungsi Pelayanan Minimal (SPM),Manajemen
Risiko,Clinical Pathway, Surveilance PPI, Asuhan
Keperawatan)
Uraian a) Merencanakan dan menyusun jadwal kegiatan
Tugas pengukuran indikator
b) Merencanakan pelaksanaan manajemen mutu
c) Menyelenggarakan pelaksanaan kegiatan
pengukuran indikator mutu mulai dari
18

mengumpulan data ,analisa, evaluasi sampai


dengan penyajian dast board
d) Melakukan rapat koordinasi dengan tim mutu RS
e) Monitoring dan evaluasi program kegiatan Mutu
di Instalasi
f) Melaporkan hasil evaluasi Indikator Mutu
Instalasi ke Tim Mutu Rumah Sakit setiap tgl 10
bulan berikutnya
Tugas a) Sebagai Ketua Tim Pemberi Asuhan Keperawatan
Tambahan b) Melakukan tugas lain yang diberikan kepala
instalasi rawat inap
Wewenang a) Meminta informasi dan pengarahan tentang
kegiatan Mutu kepada kepala instalansi
b) Memberikan petunjuk dan informasi dalam
pelaksanaan managemen mutu di Instalasi
c) Menampung dan menanggulangi serta
menyampaikan laporan kejadian tentang hasil
pantauan mutu di instalansi
d) Membantu mengatasi masalah yang timbul dalam
pelaksanaan kegiatan Mutu di instalansi
Tanggung Bertanggung jawab kepada kepala Instalansi dalam
Jawab hal :
a) Kebenaran dan ketepatan dalam mengendalikan
semua kegiatan Mutu di Instalasi
b) Kebenaran dan ketepatan dalam membuat semua
laporan kegiatan Mutu di Instalasi
Persyaratan a) Perawat
Jabatan b) PNS atau pegawai tetap BLUD
c) Pendidikan minimal D3 keperawatan dengan
masa kerja 2 tahun
d) Pelatihan Manajemen data
e) Sehat Jasmani dan Rohani
19

6. Koordinator Administrasi Instalansi Rawat Inap


Jabatan Koordinator Administrasi instalansi rawat inap
Unit Kerja Instalasi Rawat Inap Teratai
Atasan Kepala Instalasi Rawat Inap Teratai
Langsung
Bawahan
Langsung
Tugas Melakukan semua kegiatan pencatatan dan
Pokok dan pelaporan administrasi pasien
Fungsi
Uraian a) Merencanakan kegiatan pelayanan administrasi
Tugas (cek billing SIMRS,kelengkapan berkas klaim)
b) Merencanakan kebutuhan alat habis pakai
bersama koordinator logistik
c) Croscek jumlah pasien masuk dan keluar di
billing system
d) Membuat pengantar pada pasien yang akan
mengurus jaminan asuransi/KSO
e) Melayani dan membuat perincian pasien pulang
(umum maupun dengan jaminan asuransi/ KSO)
f) Menerima dan melengkapi (verifikasi) berkas
pasien asuransi/KSO
g) Menerima dan melayani pasien panggilan operasi
h) Mengantar berkas klem pasien asuransi/KSO
kekeuangan
i) Menyerahkan berkas status rekam medik pasien
kebagian Medikal Record
j) Membuat laporan bulanan
k) Membuat rekapan sensus harian
l) Membuat Rekapan alat habis pakai
Tugas a) Sebagai Verifikator
Tambahan b) Melaksanakan tugas lain yang diberi atasan
20

Wewenang c) Mengendalikan pelaksanaan pencatatan dan


pelaporan administrasi
d) Mengendalikan pelaksanaan verifikasi
Tanggung Bertanggung jawab kepada kepala instalansi dalam
Jawab hal :
a) Kebenaran dan ketepatan dalam membuat laporan
administrasi
b) Kebenaran dan ketepatan dalam melakukan
verifikasi
Persyaratan a) Pegawai negeri sipil / pegawai tetap BLUD
Jabatan b) Pendidikan Sarjana / SKM, SMA
c) Sehat jasmani dan Rohani

7. Koordinator Pelayanan Instalansi Rawat Inap


Jabatan Koordinator Pelayanan instalansi rawat inap
Unit Kerja Instalasi Rawat Inap Teratai
Atasan Kepala Instalasi Rawat Inap Teratai
Langsung
Bawahan Katim dan perawat pelaksana
Langsung
Tugas Melaksanakan manajemen pelayanan pasien dengan
Pokok dan melakukan koordinasi, dan pengawasan kegiatan
Fungsi pelayanan untuk mempertahankan kontinuitas guna
mencapai pelayanan optimal dan peningkatan mutu
pelayanan dan keselamatan pasien
Uraian a) Merencanakan manajemen pelayanan pasien
Tugas berdasarkan hasil assesmen
b) Melakukan koordinasi , monitoring dan evaluasi
pelayanan pasien sejak masuk sampai dengan
keluar rumah sakit
c) Melakukan interaksi dengan anggota tim pemberi
pelayanan kesehatan ,penjamin /pembayar, serta
21

pasien / keluarga dalam menjaga kontinuitas


pelayanan
d) Mengakses semua informasi dan data untuk
mengevaluasi manfaat / utilisasi terkait
kebutuhan manajemen pelayanan kesehatan
e) Mewakili kepentingan pasien dalam melakukan
advokasi untuk pilihan pengobatan yang dapat
diterima setelah berkonsultasi dengan
DPJP,termasuk rencana pemulangan yang aman
f) Penghubung antar DPJP
g) Berkolaborasi dengan DPJP dalam menjaga
kesesuaian biaya dan hasil yang diharapkan
h) Menyelesaikan komplain sesuai dengan prosedur
/ alur komplain
i) Mendokumentasikan kegiatan terkait asuhan
pelayanan dalam rekam medis dan buku aktifitas
harian koordinator
j) Melaporkan kegiatan pelayanan kepada Kepala
Perawat Instalasi
k) Melaksanakan koordinasi dan komunikasi dengan
administrasi, verifikasi dan Instalasi Penjamin
l) Menggantikan tugas kepala perawat,bila yang
bersangkutan cuti,dinas luar atau berhalangan lain
( sakit,ijin dll)
m)Bertugas sebagai case manager
n) Melakukan pengecekan terhadap kebenaran dan
kelengkapan isi dokumen rekam medis oleh
berbagai profesi yang terlibat didalamnya
o) Memonitor permasalahan yang potensial terjadi
p) Melakukan evaluasi kegiatan pelayanan
Tugas
Tambahan
22

Wewenang a) Berkoordinasi dengan semua profesi dalam satu


tim pelayanan terhadap pasien
b) Melakukan konsultasi dan koordinasi tugas
dengan Kepala perawat instalasi dan unit lain
terkait pelayanan pasien
c) Mengingatkan semua profesi akan tugas dan
tanggung jawabnya dalam rangkaian alur
pelayanan
d) Mengevaluasi permasalahan dan mengusulkan
solusi
e) Mendelegasikan kepada coordinator lain apabila
sedang tidak bertugas atau dinas luar (
berhalangan )
Tanggung Bertanggung jawab kepada Ka.Perawat Instalasi
Jawab Irna dalam hal :
a) Melaksanakan kelancaran pelayanan,baik
administratif maupun medis sesuai dengan
prosedur yang berlaku
b) Memastikan kebenaran pemberian informasi dan
asuhan pelayanan kepada pasien dan keluarga
c) Memastikan bahwa hak dan kewajiban pasien
sudah disampaikan sesuai prosedur
d) Memastikan tersedianya sarana prasarana
pelayanan dan siap digunalkan saat dibutuhakan
e) Memastikan kelengkapan dan kebenaran berkas
klaim
f) Melaporkan aktifitas kegiatan sebagai coordinator
kepada Kepala Perawat ruangan
Persyaratan a) Pegawai Negeri sipil/ pegawai tetap BLUD
Jabatan RSUD
b) Masa kerja minimal 2 tahun di RS
c) Pendidikan minimal D3
23

d) Sehat Jasmani dan Rohani

8. Helper di Ruang Rawat Inap


Jabatan Helper di Ruang Rawat Inap
Unit Kerja Instalasi Rawat Inap Teratai
Atasan Kepala Instalasi Rawat Inap Teratai
Langsung
Bawahan -
Langsung
Tugas Membatu semua kegiatan yang diperlukan oleh
Pokok dan Perawat / tim medis dalam memberikan pelayanan
Fungsi kepada pasien
Uraian a) Merencanakan kegiatan yang akan dilakukan
Tugas b) Menyelenggarakan kegiatan rutin dalam
mendukung pelayanan kepada pasien
c) Mengambil dan membawa alat-alat tenun yang
bersih dan kotor ke loundry
d) Mengantar dan mengambil pasien ke dan dari
Unit lain (foto.konsul, dll)
e) Mengajukan permintaan barang alat medis dan
non medis
f) Mengantar bahan dan mengambil hasil laborat ke
unit Laboratorium
g) Mengontrol dan melaporkan ke IPS / ATEM bila
ada sarana dan prasarana yang rusak
h) Mengontrol dan membersihkan alat-alat medis
setiap hari
i) Mengontrol dan menyediakan lembar rekam
medik setiap hari
j) Mengontrol dan mennyiapkan ATK dan AHP
setiap hari
24

Tugas a) Membantu perawat dalam membersihkan dan


Tambahan mengganti seprei pasien
b) Membantu petugas Administrasi apabila ada yg
tidak masuk
c) Melaksanakan tugas lain yang diberi atasan
Wewenang Membantu mengendalikan pelaksanaan pencatatan
dan pelaporan Logistik di IRNA
Tanggung Bertanggung jawab kepada kepala instalansi dalam
Jawab hal :
Kebenaran dan ketepatan dalam Membatu semua
kegiatan yang diperlukan oleh perawat / tim medis
dalam memberikan pelayanan kepada pasien
Persyaratan a) Pegawai negeri sipil / pegawai tetap BLUD
Jabatan b) SMA /sederajat
c) Sehat jasmani dan Rohani

d. Tenaga/SDM
1. Tenaga Perawat
Tabel 2.1 Komposisi Tenaga Perawat di Ruangan Teratai Atas
RSUD Sidoarjo Bulan Maret 2018
No Kualifikasi Jumlah Status Kepegawaian Jumlah
PNS BLUD
1 S1 Ners 2 3 5
2 D3 Keperawatan 3 16 19
Jumlah 5 19 24
Sumber: Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13-14 Maret 2018
Keterangan :
BLUD = Badan Layanan Umum Daerah
PNS = Pegawai Negeri Sipil
Dari table 2.1 menyatakan bahwa petugas perawat berdasarkan
tingkat pendidikan di ruang teratai atas didapatkan perawat yang
berpendidikan S1 Keperawatan Ners sejumlah 5 orang dan D3
Keperawatan berjumlah 19 orang. Lulusan D3 Keperawatan masih
25

mendominasi sehingga berdasarkan hasil wawancara terhadap kepala


ruangan Tanggal 13 Maret 2018, rumah sakit memberikan kebijakan
agar perawat D3 dapat melanjutkan ke tingkat S1 namun ada
pembatasan jumlah perawat yang akan melanjutkan sekolah ke tingkat
S1 dan dilakukan bergilir karena dilihat dari lama masa abdi dan
kontribusi tehadap rumah sakit.
Berdasarkan hasil wawancara juga didapatkan semakin
berkembangnya teknologi dan meningkatnya pengetahuan
masyarakat, menyebabkan semakin tingginya tuntutan dari masyarakat
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik, semakin
tingginya kesadaran masyarakat akan hukum, semakin tingginya
kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan sehingga diharapkan
dengan banyaknya tenaga perawat lulusan S1 Keperawatan Ners
nantinya sirkulasi sistem pelayanan dan implementasi MAKP semakin
baik.

2. Non Perawat
Tabel 2.2 Komposisi Tenaga Non Perawat di Ruangan Teratai
Atas RSUD Sidoarjo Bulan Maret 2018
No Pekerjaan Jumlah
1 Dokter Spesialis 7 Orang
2 Helper 3 Orang
3 Administrasi 1 Orang
4 Farmasi 2 Orang
Sumber: Sistem Informasi Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo Bulan Maret 2018
Dari tabel 2.2 didapatkan bahwa dokter spesialis berjumlah 7
orang, helper 3 orang, administrasi 1 orang dan farmasi 2 orang.
Dengan adanya tenaga non perawat tersebut memaksimalkan kinerja
perawat untuk fokus melakukan asuhan keperawatan tanpa adanya
double job seperti melakukan tugas administrasi, helper, farmasi,
maupun dokter.
26

3. Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Perawat


Tabel 2.3 Komposisi Tenaga Perawat Berdasarkan Tingkat
Pendidikan dan Pelatihan yang Pernah Diikuti di
Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo
Pelatihan yang Pernah
No Nama Pendidikan
Diikuti
1 NURAINI, S1 Ners BLS,BCLS,BTLS,ECG,CI,CC,
DALIN
2 LAILAH NAFIAH D3 BLS, BTLS, HIV,
keperawatan DALIN,ECG,CI
3 ETIK DWI W. D3 BLS,BCLS,ECG,BTLS,HIV,D
keperawatan ALIN
4 LINDA MARTHA D3 PPGD, BCLS, CC,HIV
keperawatan
5 DEFITA D3 BLS,BTLS, BCLS
keperawatan
6 DEWI ASTUTI D3 BLS, BCLS, ECG,
keperawatan APAR,DALIN, RL

7 IQBAL ZULFIANTO D3 BLS, BCLS, APAR, HIV,


keperawatan
8 IKA KRISNAWATI D3 BLS, CC, HIV, RWT LUKA,
keperawatan DALIN

9 DIANITA ASTRID D3 BLS


keperawatan
10 FADIL IMRON D3 BLS, PPGD, APAR
keperawatan
11 FENDI SUGANDA D3 BLS, BCLS, APAR
keperawatan
12 NOVINA S1 Ners BLS, ECG, BCLS, DALIN, CI,
FEBRIYANTI HIV

13 KUSDIAWATI D3 BLS, BCLS, BTLS, HIV, RWT


Keperawatan LUKA

14 LINAWATI D3 BLS, ECG,HIV, DALIN, RWT


Keperawatan LUKA

15 FARISKA NUR AINI D3 BLS, CC, HIV, DALIN


Keperawatan
16 SULISWATIN D3 BLS, BTLS, CC, HIV, DALIN
Keperawatan

17 MISBAKHUL ULUM S1 Ners BLS, PPGD, APAR, HIV,


DALIN, BEDAH PLASTIK,
ECG

18 SITI MAFULAH D3 BLS, ECG, HIV, RAWAT


Keperawatan LUKA

19 IKE RAHMAWATI S1 Ners BLS

20 ANDINI RISKY S1 Ners BLS


27

Pelatihan yang Pernah


No Nama Pendidikan
Diikuti
21 KWALISMA D3 BLS
RINAVY Keperawatan

22 CAHYO DWI H. D3
Keperawatan BLS, BCLS

23 IKA SELVIANA D3 BLS


Keperawatan
24 WURI D3 BLS, BCLS, BTLS, ECG,
Keperawatan APAR
Sumber: Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13-14 Maret 2018
Di ruang Teratai Atas tingkat pendidikannya terdiri dari S1
Keperawatan Ners 5 orang dan DIII Keperawatan 19 orang. Hampir
seluruh perawat di Teratai Atas mendapatkan pelatihan-pelatihan,
pelatihan yang diberikan seperti : BCLS, BLS, BTLS, ECG, APAR, dll.
Namun pembagian pelatihan yang diberikan belum merata dan dari
hasil wawancara terhadap kepala ruangan Tanggal 13 Maret 2018 akan
direncanakan pada pelatihan-pelatihan selanjutnya. Hal ini disebabkan
karena persaingan antar RS yang semakin kuat dan demi
mempertahankan atau meningkatkan akreditasi rumah sakit.

4. Jumlah Petugas Berdasarkan Pelatihan yang Diikuti


Tabel 2.4 Komposisi Jumlah Petugas Berdasarkan Pelatihan yang
Pernah Diikuti di Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo

No Pelatihan Jumlah Presentase


1 BLS 24 100 %
2 BCLS 10 41,1%
3 BTLS 7 29,2%
4 PPGD 3 12,5%
5 ECG 8 33,3%
6 CI 3 12,5%
7 CC 5 20,8%
8 DALIN 7 29,2%
9 HIV 11 45,8%
10 RAWAT LUKA 5 20,8%
11 APAR 4 16,7%
12 BEDAH PLASTIK 1 4,1%
Sumber: Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13-14 Maret 2018
28

Dari hasil perhitungan petugas perawat berdasarkan pelatihan yang


diikuti diruang teratai atas didapatkan perawat yang mengikuti pelatihan
BLS sejumlah 24 orang (100%). Dengan demikian dapat dikatakan
program rumah sakit terkait pelatihan BLS sudah tercapai karena
diharapkan semua staf mengikuti pelatihan tersebut.

5. Pengaturan ketenagaan
Kebutuhan tenaga keperawatan harus memperhatikan unit kerja
yang ada di rumah sakit. Beberapa model pendekakatan yang dapat
digunakan dalam penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di
rumah sakit berdasarkan klasifikasi pasien, cara penghitungan
berdasarkan tingkat ketergantungan pasien berdasarkan jenis kasus.
Bagi pasien rawat inap, standart waktu pelayanana pasien antara lain:
a) Perawatan minimal membutuhkan waktu: 1-2 jam/24 jam
b) Perawatan intermediate membutuhkan waktu: 3-4 jam/24 jam
c) Perawatan maksimal/total membutuhkan waktu: 5-6 jam/24 jam
Penerapan system klasifikasi pasien dengan 3 kategori tersebut
adalah sebagai berikut:
a) Kategori 1: perawatan mandiri/minimal care. Kriteria pasien pada
klasifikasi ini adalah pasien masih dapat melakukan sendiri
kebersihan diri, mandi, ganti pakaian, makan, minum, penampilan
secara umum baik, tidak ada reaksi emosional. Pasien perlu diawasi
ketika melakukan ambulasi atau gerakan. Pasien perlu dialukan
observasi setiap sift, pengobatan minmal, dan persiapan prosedur
memerlukan pengobatan.
b) Kategori II: perawatan intermediate/partial care kriteria pasien
pada klasifikasi ini adalah memerlukan bantuan untuk melakukan
kegiatan sehari-hari seperti makan, mengatur waktu makan,
memberi dorongan agar makan, bantuan dalam eliminasi dan
kebersihan diri, tindakan perawatan untuk memonitor tanda-tanda
vital, memeriksan produksi urin, fungsi fisiologis, status emosional,
kelancaran drainase (infuse), bantuan dalam pendidikan kesehatan
serta persiapan pengobatan memerlukan prosedur.
29

c) Kategori III: perawatan total/total care. Kriteria pasien pada


klasifikasi ini adalah tidak dapat melakukan sendiri kebutuhan
sehari-harinya, semua kebutuhan dibvantu oleh perawat,
penampilan pasien sakit berat, pasien memerlukan obserfasi tanda-
tanda vital setiap 2 jam, menggunakan selang naso gastric ( NGT),
menggunakan terapi intrafena, pemakaian alat penghisap (suction)
dan kadang pasien dalam kondisi gelisah / disorientasi.

6. Tingkat Ketergantungan Pasien dan Kebutuhan Tenaga Perawat


a) Menurut Douglass
Tabel 2.5 Komposisi Ketenagaan Keperawatan di Ruang Teratai
Atas RSUD Sidoarjo Tanggal 12 Maret 2018
Tingkat Jumlah Kebutuhan tenaga keperawatan
Ketergantungan pasien Pagi Siang Malam
Minimal care 4 4 x 0,17 = 0,68 4 x 0,14 = 0,56 4 x 0,07 = 0,28
Partial care 36 36 x 0,27 = 9,72 36 x 0,15 = 5,4 36 x 0,10 = 3,6
Total care 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0x 0,20 = 0
Total 40 10,4 5,96 3,88
10 6 4
Sumber : Pengkajian Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo Tanggal 12 Maret 2018

Total Tenaga Perawat


(1) pagi : 10
(2) Sore :6
(3) Malam :4
Total : 20
Jumlah tenaga lepas dinas perhari = 86/279 x 20 = 0,30 x 20 = 6 orang
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo tanggal 12 Maret 2018 adalah 20
orang + 1 struktural (kepala ruang) + 6 orang lepas dinas = 27 orang.
Hasil perhitungan menurut Douglass didapatkan bahwa jumlah perawat
di Teratai Atas RSUD Sidoarjo belum mencukupi dengan jumlah total
tenaga kesehatan sebanyak 24 orang.
30

Tabel 2.6 Komposisi ketenagaan keperawatan di ruang Teratai Atas


RSUD Sidoarjo Tanggal 13 Maret 2018
Tingkat Jumlah Kebutuhan tenaga keperawatan
ketergantungan pasien Pagi Siang Malam
Minimal care 6 6 x 0,17 = 1,02 6 x 0,14 = 0,84 6 x 0,07 = 0,42
Partial care 44 44 x 0,27 = 11,88 44 x 0,15 = 6,6 44 x 0,10 = 4,4
Total care 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0x 0,20 = 0
Total 50 12,9 7,44 4,82
13 8 5
Sumber : Pengkajian Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo Tanggal 13 Maret 2018

Total Tenaga Perawat


(1) Pagi : 13
(2) Sore :8
(3) Malam :5
Total : 26
Jumlah tenaga lepas dinas perhari = 86/279 x 26 = 0,30 x 26 =
7,8orang dibulatkan 8 orang.
Jadi jumlah perawat yang di butuhkan untuk bertugas per hari di
ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo tanggal 13 Maret 2018 adalah 26
orang + 1 struktural (kepala ruang) + 8 orang lepas dinas = 35orang.
Hasil perhitungan menurut Douglass didapatkan bahwa jumlah perawat
di Teratai Atas RSUD Sidoarjo belum mencukupi dengan jumlah total
tenaga kesehatan sebanyak 24 orang.

Tabel 2.7 Komposisi ketenagaan keperawatan di ruang Teratai


Atas RSUD Sidoarjo Tanggal 14 Maret 2018
Tingkat Jumlah Kebutuhan tenaga keperawatan
ketergantungan pasien Pagi Siang Malam
Minimal care 9 9 x 0,17 = 1,53 9 x 0,14 = 1,26 9 x 0,07 = 0,63
Partial care 44 44x 0,27 = 11,88 44 x 0,15 =6,6 44 x 0,10 = 4,4
Total care 0 0 x 0,36 = 0 0 x 0,30 = 0 0x 0,20 = 0
Total 53 13,41 7,86 5,03
14 8 5
Sumber : Pengkajian Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo Tanggal 14 Maret 2018
31

Total Tenaga Perawat


(1) Pagi : 14
(2) Sore :8
(3) Malam :5
Total : 27
Jumlah tenaga lepas dinas perhari = 86/279 x 27 = 0,30 x 27 = 8,1 orang
dibulatkan 8orang.
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas per hari di
ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo tanggal 12 Maret 2018 adalah 27
orang + 1 struktural (kepala ruang) + 8 orang lepas dinas = 36orang.
Hasil perhitungan menurut Douglass didapatkan bahwa jumlah perawat
di Teratai Atas RSUD Sidoarjo belum mencukupi dengan jumlah total
tenaga kesehatan sebanyak 24 orang.
Sehingga rata-rata hasil jumlah perawat yang dibutuhkan untuk
bertugas per hari di ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo tanggal 12-14
Maret 2018 adalah (27+35+36) : 3 = 32,67 orang dibulatkan 32 orang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jumlah perawat kurang 8 orang dari
jumlah perawat yang ada sebanyak 24 orang. Namun perawat teratai atas
tetap melakukan koordinasi untuk pengajuan ketenagaan.

b) Menurut Perhitungan Gillies (1994)


Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo berkapasitas tempat tidur 54
tempat tidur dengan 20 tempat tidur di anak dan 34 tempat tidur di
dewasa, jumlah pasien yang di rawat 40 orang pada tanggal 12 Maret
2018. Empat pasien yang di rawat dengan perawatan mandiri, 36 orang
perawatan parsial, dan 0 orang perawatan total. Tingkat pendidikan
perawat yaitu S1 Ners dan D3 Keperawatan. Berdasarkan situasi tersebut
maka dapat di hitung jumlah kebutuhan tenaga perawat menggunakan
metode Gillies.
32

(1) Menentukan jam keperawatan yang di butuhkan pasien perhari


(a) Keperawatan langsung :
Keperawatan mandiri 4 x 2 jam = 8 jam
Keperawatan parsial 36x 3 jam = 108 jam
Keperawatan total 0 x 6 jam = 0 jam
Jumlah = 116 jam
(b) Keperawatan tidak langsung 40 pasien x 1 jam = 40 jam
(c) HE (Health Education) dan penyuluhan kesehatan 40pasien
x 15 menit = 600 menit = 10 jam
(d) Total jam secara keseluruhan adalah 116 jam + 40 jam + 10
jam = 166 jam
(2) Menentukan jumlah total jam perawatan yang di butuhkan per
pasien per hari adalah 166jam ÷ 40 pasien = 4,15 jam
(3) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada
ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus
Gilliesdi atas, sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut :
Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan
adalah :
AXBXC= F=H
(C - D) X E G
KETERANGAN :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x Jumlah tempat tidur)
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang di berikan perawat per tahun
G = jumlah jam kerja efektif pertahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
33

4,15 jam/pasien/hari x 40pasien/hari x 365 hari = 60590= 29,95056


(365 hari - 76) x 7 jam 2023
Di bulatkan = 30 orang
20% x 30 = 6 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 30 + 6 = 36
orang/hari berdasarkan survey Tanggal 12 Maret 2018.

Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo berkapasitas tempat tidur 54


tempat tidur dengan 20 tempat tidur di anak dan 34 tempat tidur di
dewasa, jumlah pasien yang di rawat 50 orang pada tanggal 13
Maret 2018. Enam pasien yang di rawat dengan perawatan mandiri,
44 orang perawatan parsial, dan 0 orang perawatan total. Tingkat
pendidikan perawat yaitu S1 Ners dan D3 Keperawatan.
Berdasarkan situasi tersebut maka dapat di hitung jumlah kebutuhan
tenaga perawat menggunakan metode Gillies.
(1) Menentukan jam keperawatan yang di butuhkan pasien perhari
(a) Keperawatan langsung :
Keperawatan mandiri 6 x 2 jam = 12 jam
Keperawatan parsial 44 x 3 jam = 132 jam
Keperawatan total 0 x 6 jam = 0 jam
Jumlah = 144 jam
(b) Keperawatan tidak langsung 50 pasien x 1 jam = 50 jam
(c) HE (Health Education) dan penyuluhan kesehatan 50 pasien
x 15 menit = 750 menit = 12,5 jam
(d) Total jam secara keseluruhan adalah 144 jam + 50 jam +
12,5 jam = 206,5 jam
(2) Menentukan jumlah total jam perawatan yang di butuhkan per
pasien per hari adalah 206,5 jam ÷ 50 pasien = 4,13 jam
(3) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada
ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus
Gilliesdi atas, sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut :
34

Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan


adalah :
AXBXC= F=H
(C - D) X E G
KETERANGAN :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x Jumlah tempat tidur)
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang di berikan perawat per tahun
G = jumlah jam kerja efektif pertahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut

4,13 jam/pasien/hari x 50 pasien/hari x 365 hari = 75372,5 = 37,257


(365 hari - 76) x 7 jam 2023
Di bulatkan = 38orang
20% x 38 = 7,6 orang di bulatkan = 8 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 38 + 8 = 46
orang/hari berdasarkan survey Tanggal 13 Maret 2018.

Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo berkapasitas tempat tidur 54


tempat tidur dengan 20 tempat tidur di anak dan 34 tempat tidur di
dewasa, jumlah pasien yang di rawat 53 orang pada tanggal 14
Maret 2018. Sembilan pasien yang di rawat dengan perawatan
mandiri, 44orang perawat parsial, dan 0 orang perawat total.
Tingkat pendidikan perawat yaitu S1 Ners dan D3 Keperawatan.
Berdasarkan situasi tersebut maka dapat di hitung jumlah kebutuhan
tenaga perawat menggunakan metode Gillies.
35

(1) Menentukan jam keperawatan yang di butuhkan pasien perhari


(a) Keperawatan langsung :
Keperawatan mandiri 9 x 2 jam = 18 jam
Keperawatan parsial 44 x 3 jam = 132 jam
Keperawatan total 0 x 6 jam = 0 jam
Jumlah = 150 jam
(b) Keperawatan tidak langsung 53 pasien x 1 jam = 53 jam
(c) HE (Health Education) dan penyuluhan kesehatan 53 pasien
x 15 menit =795 menit = 13,25 jam
(d) Total jam secara keseluruhan adalah 150 jam + 53 jam +
13,25 jam = 216,25 jam
(2) Menentukan jumlah total jam perawatan yang di butuhkan per
pasien per hari adalah 216,25 jam ÷ 53 pasien = 4,08 jam
(3) Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada
ruangan tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus
Gillies di atas, sehingga di dapatkan hasil sebagai berikut :

Rumus kebutuhan tenaga keperawatan di satu unit perawatan


adalah :
AXBXC= F=H
(C - D) X E G
KETERANGAN :
A = rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B = rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x Jumlah tempat tidur)
C = jumlah hari/tahun
D = jumlah hari libur masing-masing perawat
E = jumlah jam kerja masing-masing perawat
F = jumlah jam perawatan yang di berikan perawat per tahun
G = jumlah jam kerja efektif pertahun
H = jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
36

4,08 jam/pasien/hari x 53 pasien/hari x 365 hari = 78927,6 = 39,015


(365 hari - 76) x 7 jam 2023
Di bulatkan = 39orang
20% x 39 = 7,8 orang di bulatkan = 8 orang
Jadi jumlah tenaga yang dibutuhkan secara keseluruhan 39 + 8 = 47
orang/hari berdasarkan survey Tanggal 14 Maret 2018.

Sehingga rata-rata hasil jumlah perawat yang dibutuhkan untuk


bertugas per hari di ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo tanggal 12-14
Maret 2018 adalah (36+46+47) : 3 = 43 orang. Jadi dapat disimpulkan
bahwa jumlah perawat kurang 19 orang dari jumlah perawat yang ada
sebanyak 24 orang. Namun perawat teratai atas tetap melakukan
koordinasi untuk pengajuan ketenagaan.

e. Diagnosis Penyakit Terbanyak


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Instalasi Rawat Inap Teratai
perlu mengetahui sebaran pola penyakit yang ada. Jumlah diagnosis
terbanyak tahun 2016 dibandingkan dengan tahun 2017 dapat menjadi
bahan untuk mengembangkan instalasi kedepannya melalui kebutuhan
(Need) dan permintaan (demand) akan pelayanan kesehatan.

Tabel 2.8 Daftar 10 Besar Diagnosa Penyakit Instalasi Rawat Inap


Teratai Atas Tanggal 12-14 Maret 2018
No Diagnosa Jumlah
1 GEA 10
2 Dyspepsia 7
3 Vomiting 5
4 RFA 5
5 Broncophnemonia 3
6 CKD 2
7 BRONKITIS 2
8 ISK 2
9 CVA 1
10 VERTIGO 1
Sumber Data : Pengkajian Ruang Teratai Atas Tanggal 12-14 Maret 2018
37

Dari tabel 2.8 diatas didapatkan bahwa kasus penyakit terbanyak di


Instalasi Rawat Inap Teratai tanggal 12-14 maret 2018 adalah GEA (Gastro
Enteritis Akut) dengan angka 10 kasus dari keseluruhan jumlah
pasienFaktor yang menyebabkan kasus GEA sebagai diagnose terbanyak di
Ruang Teratai Atas, diantaranya karena kasus terbanyak dialami oleh anak-
anak, penjamin BPJS dengan GEA disertai komplikasi yang tidak bisa
ditangani oleh faskes pertama, dan musim hujan yang biasanya
berkontribusi pada peningkatan jumlah penderita GEA.

f. Alur Rawat Inap Teratai Atas


Jalur Pelayanan Rawat Inap Teratai Atas

Pelayanan Pasien :
- Yan Medis
Pasien MRS : - Yan Keperawatan
- Pendaftaran - Yan Laboratorium
- General Consent - Yan gizi
COccjCoConsent Consent - Yan Farmasi

KRS

Sembuh Dirujuk Meninggal Atas permintaan


sendiri

Sembuh Rumah Sakit Kamar Jenazah


Sembuh

Gambar 2.3 Alur Pelayanan Rawat Inap Teratai Atas Bulan Maret 2018

Ket:
: Garis Alur Pelayanan
Jalur pelayanan Rawat Inap Teratai Atas RSUD Sidoarjo diawali
dengan pasien masuk rumah sakit melalui proses pendaftaran, kemudian
baru diberikan pelayanan baik dari keperawatan, laboratorium, dan
sebagainya. Proses KRS pasien bisa dikarenakan sudah sembuh, dirujuk,
meninggal, maupun atas permintaan sendiri.
38

g. Hasil Angket Pemahaman Ketenagaan Instalasi Rawat Inap Teratai Atas


Tabel 2.9 Hasil Angket Pemahaman Ketenagaan Instalasi Rawat
Inap Teratai Atas
No. Kategori Hasil (%)
1 Baik 21 (91,3)
2 Cukup 2 (8,7)
3 Kurang 0 (0)
Sumber : Hasil Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13- 14 Maret 2018

Dari hasil kuesioner yang diberikan kepada 23 responden sebanyak 21


(91,3%) responden menyatakan bahwa kepegawaian dan ketenagakerjaan
perawat serta mengerti tentang struktur MAKP dalam kategori “baik”,
sebanyak 2 (8,7%) responden dalam kategori “cukup”.
Keterangan:
Baik : 9-2
Cukup : 13 - 24
Kurang : 25 - 36

h. Hasil Analisa M1
1. Hasil analisa kepegawaian dan ketenagakerjaan perawat serta mengerti
tentang struktur MAKP didapatkan bahwa di ruang teratai atas sudah
baik dalam menjalankan aturan dan peran masing-masing sesuai dengan
jabatan dan wewenang yang diberikan oleh rumah sakit.
2. Analisa yang kedua didapatkan hasil jumlah pegawai di ruang teratai
atas sesuai rata-rata tingkat ketergantungan pasien tanggal 12-14 Maret
2018, bahwa jumlah perawat kurang 8 orang dari jumlah pegawai
perawat yang ada sebanyak 24 orang berdasarakan rumus Douglass dan
kurang 19 orang berdasarkan rumus Gillies. Namun perawat teratai atas
tetap melakukan koordinasi untuk pengajuan ketenagaan.
3. Didapatkan bahwa 100% perawat tertai atas sudah melakukan pelatihan
BLS untuk meningkatkan kemampuan perawat dalam memberikan
pelayanan.
39

2.2.2 Sarana dan Prasarana (M2-Material )


Penerapan proses praktik profesi keperawatan mahasiswa program
profesi ners Ngudia Husada Madura, mengambil tempat di ruang Teratai
Atas Kelas II RSUD Kabupaten Sidoarjo. Pengkajian data awal di lakukan
pada tanggal 12-14 Maret 2018. Adapun data yang didapat adalah sebagai
berikut :
a. Gambaran Umum Ruangan
Ruang Teratai Atas yang di kelola, di dalamnya terdapat beberapa
ruangan antara lain : Ruang Perawat (Nurse Stastion) berada di tengah
tempatnya depan pintu keluar, Nursing station antara rawat inap anak
dan dewasa menjadi satu. kamar A-E ruang rawat inap anak, kamar F-
M ruang rawat inap dewasa (total 13 ruangan), Ruang linen, Ruang
kursi roda, kamar mandi perawat dan setiap ruang rawat inap terdapat 1
kamar mandi pasien.
b. Lokasi dan Denah Ruangan
1. Lokasi Ruangan
Lokasi penerapan proses praktik yang di gunakan dalam
kegiatan profesi manajemen keperawatan mahasiswa program
Studi Ilmu Keperawatan Ngudia Husada Madura yang terletak
dengan uraian sebagai berikut:
a) Sebelah barat nursing station pintu keluar dengan jalan ke
ruangan mawar kuning atas
b) Sebelah utara depan ruangan Panel (kursi roda).
Berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan sebanyak 23
responden menyatakan dalam kategori baik sebanyak 74% dan
cukup sebanyak 26%. Hal tersebut membuktikan bahwa sebagian
besar responden menyatakan bahwa tata letak gedung
ruangansudah sesuai dengan standart pelayanan ruangan Teratai
Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo.
40

DENAH RUANGAN TERATAI ATAS (KELAS II)


RSUD KABUPATEN SIDOARJO

Gambar 2.4 Denah Ruangan Teratai Atas Bulan Maret 2018

Keterangan:
1. Nurse Station
2. Linen R. Mahasiswa

c. Data tempat tidur pasien


Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 12-14 Maret 2018 di
dapatkan gambaran tempat tidur ruang Teratai Atas Kelas II adalah 13
Ruang, A-E Rawat Inap Anak, F-L Rawat Inap Dewasa dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel 2.10 Data Tempat Tidur Pasien Tanggal 12-14 Maret 2018

No Tanggal Ruang Jumlah Terpakai Kosong BOR


TT
1 12 Maret Teratai 54 40 14 74%
2018 Atas
2 13 Maret Teratai 54 50 4 92,59%
2018 Atas
3 14 Maret Teratai 54 53 1 98%
Atas
Sumber : Hasil Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 12-14 Maret 2018
41

Berdasarkan pengkajian pada Tanggal 12-14 Maret 2018 di Ruang


Teratai Atas bahwa tempat tidur pasien disesuaikan dengan kapasitas
jumlah pasien dan sesuai ukuran ruangan yang ada, serta jenis tempat
tidurnya pun disesuaikan dengan jumlah pasien. Namun berdasarkan
hasil observasi di sekitar tempat tidur pasien tampak keluarga pasien
meletakkan barang-barang yang kurang tersusun rapi
d. Fasilitas pasien
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 12-14 Maret 2018, pasien
diruang Teratai Atas kelas II dilengkapi fasilitas sebagai berikut :
1) Ruang rawat inap yang terdiri dari A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L,
M, Gudang, Panel, Kamar mandi perawat dan pasien
2) Kamar mandi dan toilet untuk pasien terdapat di setiap masing-
masing ruang rawat inap.
e. Fasilitas untuk petugas kesehatan, meliputi :
Berdasarakan pengkajian pada tanggal 12-14 Maret 2018 tenaga
kesehatan di ruang Teratai Atas kelas II dilengkapi fasilitas sebagai
berikut :
1) Ruang kepala ruangan berbeda dengan ruang pertemuan perawat,
terletak ruang kepala ruangan dibawah ruang teratai bawah.
2) Kamar mandi / WC khusus perawat ada 2
3) Ruang staff dokter jadi satu dengan nurse station.
4) Nurse station berada di tengah ruang Teratai atas menjadi satu
dengan rawat inap anak dan dewasa sehingga letaknya sangat
strategis
5) Meja administrasi berada di dalam nurse station bagian utara dekat
nurse station.
6) Gudang berada di depan nurse station tempat berhadapan dengan
ruang penyimpanan liner bersih di sebelah pintu keluar ke arah
Mawar Kuning atas ruang rawat inap kelas III, depang ruang panel.
7) Ruang kantor perawat tempatnya berada di beakang nurse station.
8) Ruang linen bersih berada di dekat pintu ke luar arah Mawar
Kuning atas ruang rawat inap kelas II.
42

9) Ruang kursi roda berada di ruang panel depan ruang linen bersih.
10) Tempat pertemuan mahasiswa berada di ruang transit tepatnya
sampinng ruang D rawat inap anak.

Table 2.11 Fasilitas Non Medis di Ruang Teratai Atas RSUD Kabupaten
Sidoarjo
No Nama Merk Type Resi Keadaan Ideal Usulan
Barang Baik Rusak
1 Bak Mandi 13 0 Kelas2=1:2
Kelas3=1:5
2 Gayung 13 0 - -
3 Kipas Angin 54 0 - -
4 Klosed 13 0 - -
5 Kursi Kayu 54 0 - -
6 Lampu 98 6 - -
7 Matras 38 16 - Tambah
16
8 Meja pasien Mak 21 0 1:1 -
9 Meja pasien Paramaunt 14 0 - -
10 Meja pasien Kayu 2 0 - -
11 Over bed Mak 30 0 - -
tabble
12 Over bed Paramaunt 15 0 - -
tabble
13 Pegangan Px Stainless 21 0 - -
14 Pispot Plastik 3 0 1:2 -
15 Pispot Stainless 8 0 - -
16 Regulator O2 Gentec Central 13 0 2/ruangan -
17 Regulator O2 Flow meter Central 8 0 - -
18 Regulator O2 Tidak ada Central 7 0 - -
merk
19 Standart Stainless 47 0 1:1 -
Infuse
20 Tempat Stainless 13 0 1/ruangan -
jemuran
21 Tempat tidur Supramax 33 6 1:1 1
pasien Tambah
22 Tempat tidur Besi 14 1 1:1 -
pasien
23 Tempat tidur Paramaunt 7 0 1:1 -
pasien
24 Waskom Stainless 13 - - -
25 Wastafel 13 0 2/ruangan -
Sumber : Hasil Observasi Pengkajian di ruang Teratai Atas pada 12-14Maret 2018

Berdasarkan hasil pengkajian observasi didapatkan informasi bahwa di


Ruang Teratai Atas telah tersedia alarm (bel), namun belum aktifnya alarm
sebagai penghubung antara pasien dan perawat. Ruang Teratai Atas juga tersedia
kamar mandi dan WC perkamar, ada satu wastafel perkamar, ada satu tempat
43

jemur baju perkamar, dan pispot ada dua. Namun sesekali masih terlihat adanya
sampah di wastafel dan adanya WC yang kurang bersih. Sehingga menimbulkan
adanya tuntutan dari pasien tentang kesediaan sarana yang kurang memadari (WC
berbau). Di depan pintu kamar pasien juga sudah diberikan tempat sampah medis
dan non medis tetapi tidak semua di depan kamar tersedia sampah medis. Setiap
tempat tidur pasien sudah terpasang manometer O2 pada 17 tempat tidur,
sedangkan sisanya 37 tidak terpasang manometer O2. Standart infus berjumlah 54
sesuai jumlah tempat tidur pasien yang ada, terdiri dari 48 standart infus yang
beroda, 4 yang tidak beroda, dan 2 yang terpasang di ruang perawatan.

Tabel 2.12 Peralatan Medis di Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo


Keadaan
Nama
No Merk Type Resi Bai Rusa Ideal Usulan
Barang
k k
1 Ambubag 2 0 1/ruanaga -
anak n
2 Ambubag 1 0 1/ruanaga Tamba
Bayi n h1
3 Ambubag Hudson Oxygenreservo 2 0 1/ruanaga -
dewasa RCI ir n
4 Bak 4 0 2/ruangan -
injeksi
5 Bengkok 4 0 2/ruangan -
6 ECG Ecaote POB 15941 1 0 1/ruangan -
7 ECG Cardim FX 7202 5000646 1 0 1/ruangan -
ax 3
8 Film GEA 1 0 1/ruangan -
Viewer
9 Lampu Lighty 2 0 1/ruangan -
tindakan
10 nebulizer Devilbl Pulmo mate 1206579 1 0 2/ruangan -
is (5650i) 4
11 Nebulizer Devilbl Pulmo aide 1206650 1 0 - -
is (5650i) 9
12 Penlight GEA/L 1 0 2/ruangan -
ED
13 Stetoskop 1 0 1/ruangan -
anak
14 Stetoskop Riester 1 0 2/ruangan -
dewasa
13 Stetoskop Littman 1 0 2/ruangan -
dewasa
16 Suction Smaf YBDX-23B 1 0 2/ruangan -
pump
dewasa
17 Syring Terumo TE-331 1201000 1 0 3/ruangan -
pump (6) 734
18 Syring Terumo TE-331 7120054 1 0 3/ruangan -
pump (2)
44

Keadaan
Nama
No Merk Type Resi Bai Rusa Ideal Usulan
Barang
k k
19 Syring Freseni Injectomat 2112182 1 0 3/ruangan -
pump (7) us kabi MC-agilia 2
20 Syring Freseni Injectomat 2226520 1 0 3/ruangan -
pump (1) us kab MC-agilia 1
21 Syring Freseni Injectomat 2112182 1 0 3/ruangan -
pump (8) us kab MC-agilia 3
22 Syring Freseni Injectomat 2280008 1 0 3/ruangan -
pump (4) us kab MC-agilia 0
23 Syring Freseni Injectomat 2280008 1 0 3/ruangan -
pump (5) us kab MC-agilia 3
24 Syring Freseni Injectomat 2097858 1 0 3/ruangan -
pump (3) us kab MC-agilia 4
25 Tensi Omron HBP-100 0100277 1 0 2/ruangan -
meter 4LF
electric
26 Tensi Omron HBP-100 0100277 1 0 2/ruangan -
meter 2LF
electric
27 Tensi Omron HBP-100 0100277 1 0 2/ruangan -
meter 3LF
electric
28 Tensi Riester Nova 5098871 1 0 - -
meter Hg Presemeter 2
29 Tensi Riester Nova 7057292 1 0 - -
meter Hg presemeter 3
30 Tensi ABN Indined 1407407 1 0 - -
merer Hg
31 Tensi ABN Indined 1407523 1 0 - -
meter Hg
32 Tensi ABN Indined 1707379 1 0 - -
Meter Hg
33 Tensi me Riestar Nova 0706769 1 0 - -
ter Hg presemeter 44
34 Tensi ABN Indined 0706769 1 0 - -
meter Hg
35 Termomet - - - 2 0 3/ruangan Tamba
er digital h1
36 Termomet 0 0 - Tamba
er raksa h1
37 Timbanga Beby RGZ-20 - 0 0 - -
n bayi love
38 Timbanga GEA ZF/120 1 0 1/ruangan -
n/TB
39 Vien Criestie Vien viewer 1 0 1/ruangan -
viewer vision
Sumber: Hasil Pengkajian di Ruang Teratai Atas Tanggal 12-14 Maret 2018

Berdasarkan hasil pengkajian dan informasi yang diperoleh dari perawat


dan kepala ruangan diruangan Teratai Atas kelas II pada tanggal 12-14 Maret
2018 didapatkan data fasilitas serta peralatan medis ruang Teratai Atas RSUD
Sidoarjo sudah cukup baik sesuai standard dengan penggunaan yang optimal.
45

Tabel 2.13 Pengkajian Peralatan Medis dan Non Medis di


Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo
No Kategori Presentase %
1 Baik 74%
2 Cukup 26%
Sumber: Hasil Pengkajian di Ruang Teratai Atas Tanggal 12-14 Maret 2018
Data inventaris setiap bulan sudah dioperkan dengan baik, kondisi
peralatan pada saat ini baik dan dapat digunakan. Semua perawat di ruangan
mampu menggunakan sarana dan prasarana yang ada. Penyimpanan alat sudah
juga tertata dengan rapi. Jika ada kerusakan alat atau kebutuhan alat pihak
ruangan segera mengajukan kebutuhan pada pihak alat rumah sakit. Ruangan
menggunakan buku dokumentasi penggunaan alat medis dan non medis, jika
terdapat alat yang rusak, maka ruangan segera mengajukan kepada pihak
rumah sakit. Hal ini sudah bagus dan perlu di pertahankan untuk menunjang
pelayanan di Ruang Teratai Atas RSUD Kabupaten Sidoarjo.
Dalam program akreditasi RS sarana dan prasarana menjadi salah satu
item pelayanan sehingga terdapat kebijakan rumah sakit untuk menambah atau
mengganti sarana dan prasarana yang tidak layak pakai, termasuk
ketersediaan terapi bermain yang belum ada sebagai salah satu teknik
mengatasi manajemen stress hospitaslisasi pasien anak. Namun hal tersebut
bisa diantisipasi dengan adanya mahasiswa praktik di teratai atas.

g. Administrasi penunjang RM
1) Buku laporan harian/timbang terima
2) Buku observasi ttv
3) Buku laborat
4) Buku tranfusi
5) Buku harian morning report
6) Buku visite non IPD
7) Buku perlengkapan KRS (surat istirahat dan dirawat)
8) Buku PKRS
9) Buku bon tabung laborat
10) Buku setor status teratai
11) Buku catatan evaluasi sterilisasi
46

12) Buku GDA teratai atas


13) Buku KTD
14) Buku cuti
15) Buku kematian
16) Buku perbaikan IPS
17) Buku CSSD
18) Buku serah terima KRS
19) Buku VCT (Pasien HIV)
20) Buku pasien APS
21) Buku suspek TB
22) Buku daftar pasien beresiko
23) Buku sensus

2.2.3 Metode Keperawatan ( M3-Metode)


a. Penerapan Model MAKP
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 12-14 Maret 2018, Ruang
Teratai atas RSUD Sidoarjo saat ini menerapkan model MAKP tim yang
terdiri dari kepala ruangan, kepala tim, dan anggota. Dalam proses
pemberian asuhan keperawatan sudah terlaksana komunikasi yang adekuat
antara perawat dan tim kesehatan lain, mempunyai standar asuhan
keperawatan, dan mempunyai protab setiap tindakan. Supervisi diruangan
pun dilaksanakan secara terjadwal dan dilakukan oleh supervisior (kepala
ruangan).
Hasil angket tingkat pemahaman model asuhan keperawatan instalasi
rawat inap teratai atas
Tabel 2.14 Hasil Pengkajian Pemahaman MAKP
No Kategori Presentase
1 Baik 19 (83%)
2 Cukup 4 (17%)
3 Kurang 0 (0%)
jumlah 100%
Sumber : Hasil Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13-14 Maret 2018
47

Dari tabel di atas didapatkan bahwa model asuhan keperawatan rawat


inap teratai atas saat ini sudah banyak yang memahami, mengerti, dan
berjalan dengan lancar dengan hasil presentase dalam ketegori “Baik”
sebanyak 83%, sementara kategori “Cukup” sebanyak 17%, dan dalam
kategori “kurang” sebanyak 0%.
Dari hasil wawancara dengan perawat ruangan pada tanggal 12-14
Maret 2018, model asuhan keperawatan profesional di Ruang Teratai Atas
saat ini menggunakan metode tim. Dikarenakan kualifikasi perawat S1
keperawatan berjumlah 5 orang, D3 keperawatan berjumlah 19 orang.
Secara keseluruhan MAKP tim yang diterapkan di ruangan sudah bisa
berjalan dengan lancar dan sudah cukup maksimal. Komunikasi antar
profesi terlaksana dengan baik, pendokumentasian keperawatan sudah
cukup baik meskipun mayoritas tenaga keperawatan di ruang Teratai Atas
berpendidikan akhir D3 Keperawatan. Hal tersebut dapat terjadi karena
adanya sosialisasi rutin dari kepala ruangan tentang proses MAKP,
transfer knowledge dari perawat lulusan S1 kepada D3, dan ketua tim
sudah dibekali MAKP sehingga baik tenaga medis S1 Keperawatan dan
D3 Keperawatan lebih memahami pelaksanaan MAKP tim meskipun
belum mengikuti pelatihan MAKP (Tabel 2.3). Dengan MAKP tim
pelayanan yang diberikan kepada pasien akan lebih menyeluruh.
Dengan kebijakan rumah sakit tentang pelaksanaan MAKP, tuntutan
masyarakat akan pelayanan yang lebih professional menjadi salah satu
ancaman karena makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum.
Ditambah lagi bebasnya pers yang dapat langsung menyebarkan informasi
dengan cepat. Sehingga adanya kebijakan pemerintah tentang
profesionalisme perawat sangat perlu diperhatikan, tidak hanya oleh
perawat yang sudah menjadi pegawai tetapi oleh mahasiswa S1
Keperawatan praktik manajemen keperawatan.
b. Timbang terima
Penatalaksanaan timbang terima ruang rawat inap Teratai atas
dilakukan sebanyak 3 kali, malam ke pagi pukul 07.00 WIB, pagi ke siang
pukul 14.00 WIB, siang ke malam pukul 21.00 WIB di nurse station
48

dipimpin oleh Katim, dengan rincian bahwa Katim shift pagi melaporkan
ke Katim Shift siang, dan Katim Shift siang ke Katim shift malam, maupun
Katim shift malam ke Katim shift pagi. Timbang terima dilakukan selama
>5 menit Timbang terima terdokumentasi dengan menggunakan format
SOAP setelah dilaporkan kemudian divalidkan ke tempat tidur pasien.

ALUR TIMBANG TERIMA

PASIEN

DATA SUBYEKTIF
+OBYEKTIF

DIAGNOSA DIAGNOSA
MEDIS MASALAH KEPERAWATAN
KOLABORATIF

RENCANA TINDAKAN

YANG TELAH DILAKUKAN YANG AKAN DILAKUKAN

PERKEMBANGAN /KEADAAN
PASIEN

MASALAH :
1. TERATASI
2. BELUM TERATASI
3. TERATASI SEBAGIAN
4. MUNCUL MASALAH
BARU

Gambar 2.5 Alur Timbang Terima Bulan Maret 2018


49

Hasil angket tingkat pemahaman timbang terima instalasi rawat inap


teratai atas
Tabel 2.15 Hasil Pengkajian Pemahaman Timbang Terima
No Kategori Presentase
1 Baik 15 (65%)
2 Cukup 8 (35%)
3 Kurang 0 (0%)
jumlah 100%
Sumber : Hasil Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13-14 Maret 2018

Dari tabel diats didapatkan dari hasil angket bahwa timbang terima
dilaksanakan tepat waktu, dihadiri oleh semua perawat, dan berjalan
dengan lancar dengan hasil presentase dalam kategori “baik” sebanyak
65%, sementara yang masuk dalam kategori “cukup” sebanyak 35%,
sedangkan dalam kategori ”kurang” sebanyak 0%.
Berdasarkan wawancara kepada beberapa perawat pada tanggal 12
Maret 2018, timbang terima dilakukan tiga sift dalam sehari atau
pergantian shift, dimana pergantian sift malam ke pagi dilakukan pada jam
07.00 WIB, shift pagi ke shift sore dilakukan pada jam 14.00 WIB dan
shift sore ke shift malam dilakukan pada jam 21.00 WIB. Setiap timbang
terima dihadiri oleh perawat yang bertugas serta di dampingi katim.
Timbang terima dilakukan setiap pergantian shift di ruang Nurse Station
setelah itu perawat yang bertugas berkeliling ke kamar pasien untuk
melihat kondisi pasien secara langsung, serta menginformasikan
pergantian perawat yang bertugas kepada pasien. Timbang terima yang
isinya informasi tentang identitas pasien, nomor bed pasien, diagnosa
medis, keadaan umum atau keluhan utama, data objektif, data subjektif,
masalah keperawatan, intervensi baik mandiri maupun kolaborasi dan
catatan serta terapi dan intervensi yang belum dan sudah dilakukan.
Pelaksanaan timbang terima ini dilakukan oleh seluruh perawat yang
bertugas sebelumnya kepada perawat yang bertugas berikutnya.
Pelaksanaan timbang terima terdokumentasikan di buku timbang terima
yang sudah disediakan oleh ruangan.
50

Berdasarkan observasi pada tanggal 12-14 Maret 2018 timbang terima


dilakukan di nurse station oleh kepala ruangan, katim dan perawat
pelaksana, pada saat observasi keliling ke pasien untuk melihat kondisi
pasien secara langsung. Timbang terima yang telah dilakukan diruangan
Teratai Atas berisi informasi tentang identitas pasien, nomor bed pasien,
diagnose medis, keadaan umum dan keluhan utama, data objektif, data
subjektif, masalah keperawatan, intervensi baik mandiri maupun
kolaborasi dan catatan serta terapi dan intervensi yang belum dan sudah
dilakukan. Pelaksanaan timbang terima dilakukan oleh semua perawat
yang bertugas sebelumnya kepada perawat yang bertugas berikutnya.
Pelaksanaan timbang terima terdokumentasi di buku timbang terima yang
sudah disediakan oleh ruangan.
Berdasarkan observasi pada tanggal 12-14 Maret 2018 timbang terima
dilakukan di nurse station oleh katim dan perawat pelaksana, dimana
pergantian shift pagi ke shift sore dilakukan pada jam 14.30 WIB yang
mana seharusnya dilakukan pada jam 14.00 WIB. Hal ini terjadi
kemunduran waktu dikarenakan adanya visite dokter yang berdekatan
dengan waktu timbang terima. Proses timbang terima berlangsung selama
30 menit yakni sampai jam 15.00 WIB. Timbang terima yang telah
dilakukan di ruangan Teratai Atas berisi informasi tentang identitas pasien,
nomor bed pasien, diagnose medis, keadaan umum dan keluhan utama,
data objektif, data subjektif, masalah keperawatan, intervensi baik mandiri
maupun kolaborasi dan catatan serta terapi dan intervensi yang belum dan
sudah dilakukan. Pelaksanaan timbang terima dilakukan oleh semua
perawat yang bertugas sebelumnya kepada perawat yang bertugas
berikutnya. Pelaksanaan timbang terima terdokumentasi di buku timbang
terima yang sudah disediakan oleh ruangan.
Pelaksanaan timbang terima di ruang Teratai Atas dalam kategori baik
dikarenakan perawat mematuhi standart prosedur operasional (SPO)
timbang terima yang sudah ditetapkan sesuai SPO sehingga pelaksanaan
timbang terima antar shift dapat berjalan dengan baik. Apabila
pelaksanaan timbang trima antar shift dapat berjalan dengan baik. Apabila
51

pelaksanaan timbang terima berjalan dengan baik, maka pelayanan


terhadap pasien akan berjalan secara komprehensif, namun dalam kategori
kurang dikarenakan perawat belum melakukan sesuai format timbang
terima dimana perawat belum mencakup nama dan paraf pada kedua shift
yang saling operan di lembar operan pasien dalam shift.
c. Ronde Keperawatan
Hasil angket tingkat pemahaman Ronde keperawatan instalasi rawat
inap teratai atas.
Tabel 2.16 Hasil Pengkajian Pemahaman Ronde Keperawatan
No Kategori Presentase
1 Baik 17 (74%)
2 Cukup 6 (26%)
3 Kurang 0 (0%)
jumlah 100%
Sumber : Hasil Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13-14 Maret 2018
Dari hasil tabel diatas didapatkan dari hasil angket Ronde
keperawatan, bahwa perawat yang mengerti dan melaksanakan secara
optimal dengan kategori “Baik” sebanyak 74%, sementara dalam kategori
“cukup” sebanyak 26%.
Dari hasil wawancara pada tanggal 12 maret 2018 di ruang teratai atas,
diketahui bahwa ronde keperawatan masih belum dilakukan dan masih
menggunakan RDK (Refleksi Diskusi Kasus) yang merupakan suatu
metode dalam merefleksikan pengalaman klinis perawat dalam
menerapkan standar dan uraian tugas. Pengalaman klinis yang
direfleksikan merupakan pengalaman actual dan menarik baik hal-hal yang
merupakan keberhasilan maupun kegagalan dalam memberikan pelayanan
keperawatan termasuk untuk menemukan masalah dan menetapkan upaya
penyelesaiannya misal dengan adanya rencana untuk menyusun SOP baru.
RDK hanya dilakukan pada saat menemukan adanya permasalahan dan
masih belum terjadwal karena adanya keterbatasan waktu, dan biasanya
RDK ditentukan oleh katim mengenai permasalahannya dengan melihat
permasalahan yang ada dan di sampaikan ke kepala ruangan, kemudian
dipimpin kepala ruangan untuk melakukan RDK yang diikuti oleh katim,
dan perawat peraksana.
52

Dari hasil observasi tanggal 12-14 Maret 2018 di ruang teratai atas
sudah melakukan RDK (Refleksi Studi Kasus) tetapi tidak ada proses
pendokumentasian melainkan ditulis dalam catatan perkembangan dan
ronde keperawatan dilakukan jika ada mahasiswa praktik diruangan dan
jarang ada kasus pasien yang memerlukan perhatian khusus. Adanya
pelatihan dan seminar tentang PPGD, BCLS, Rawat Luka, MAKP dan
karu memberi kesempatan untuk mengadakan ronde keperawatan pada
mahasiswa praktek adapun dampak dari belum diadakannya ronde
keperawatan yaitu masyarakat menuntut untuk mendapatkan pelayanan
keperawatan yang profesional, makin tinggi kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan dan persaingan antar Rumah Sakit swasta yang
semakin ketat.
d. Sentralisasi Obat
Sentralisasi obat di ruang Teratai atas sudah dilakukan dengan baik.
Baik obat oral maupun obat injeksi telah dilakukan sistem sentralisasi
dengan program yang disebut menggunakan sistem Unit Dose Dispensing
(UDD). Alur sentralisasi obat adalah obat di resepkan oleh dokter
kemudian diserahkan oleh keluarga untuk mengambil resep ke loket
farmasi 6 yang berada di lantai 1 ruang Teratai atas. Setelah itu
berdasarkan resep obat diserahkan ke Nurse Station kepada perawat yang
bertugas di ruang Teratai atas. Dalam kemasan perdosis pemberian dengan
tanda bukti lembar serah terima obat serta ada Informed Concent tentang
sentralisasi obat dari Nurse Station ke pasien, yang berisikan bahwa
pasien/keluarga pasien telah menyatakan setuju dilakukan sentralisasi
obat. Terdapat format pencatatan jenis obat dan jadwal pemberiannya ke
pasien, sehingga obat apa saja yang sesudah diberikan dapat
terdokumentasikan. Jumlah obat oral dan injeksi yang diserahkan adalah
dosis obat untuk 2 atau 3 kali pemberian dalam waktu 24 jam berdasarkan
kebutuhan pasien. Dan terdapat format pengadaan tiap-tiap macam obat
(Oral-Injeksi-Suposituria-Infus-Insulin-Obat gawat darurat) didapatkan
data dengan wawancara bahwa ruang teratai atas memisahkan kepemilikan
antar obat pasien dan memberi etiket. Berdasarkan hasil angket pada 15
53

perawat dan observasi, 100% perawat mengetahui tentang sentralisasi obat


dan sudah dilakukan secara optimal. Data yang diperoleh tentang
pengadaan sentralisasi obat adalah perawat diberi wewenang untuk
mengurus sentralisasi obat sepenuhnya dan dibantu oleh farmasi dalam
pencampuran obat.
Adapun data tentang alur penerimaan obat yang didapat, obat diantar
ke ruangan diterima perawat, serah terima dan tanda tangan antar perawat
dan farmasi klinis, obat diletakkan di kotak sentralisasi sesuai identitas
pasien, obat direkonstruksi/disusun oleh perawat, diberikan kepasien,
informasikan sisa obat, tanda tangan pasien/keluarga pasien dan perawat.
Ruangan menyediakan lembar medikasi obat juga menyediakan sarana dan
prasarana untuk mengelolah sentralisasi obat. Kepala ruangan mendukung
kegiatan sentralisasi obat, perawat juga tidak segan untuk melakukan
sentralisasi obat. Namun masih ada salah satu jenis obat yang diletakkan
dimeja pasien seperti sirup, hal tersebut dikarenakan jam makan pasien
berbeda-beda sehingga agar waktu yang dimiliki perawat lebih efektif dan
efisien, dan bisa memaksimalkan tindakan yang lain. ruangan melakukan
kerjasama yang baik antara perawat dan farmasi dan kerjasama yang baik
antara perawat dengan mahasiswa magang. Hal tersebut membuat
masyarakat sadar akan hukum dan tuntutan akan pelayanan yang
profesional.
54

ALUR UDD

FARMASI / APOTEK

OBAT DIANTAR KERUANGAN


Lembar serah terima
DITERIMA PERAWAT obat dan TTD
Buku serah terima/
Masuk obat
OBAT DILETAKKAN DI KOTAK
SENTRALISASI SESUAI IDENTITAS PX

OBAT DISUSUN
OLEH PERAWAT

DIBERIKAN KE
PASIEN

INFORMASIKA
N SISA OBAT

TTD PASIEN/KELUARGA
PASIEN DAN PERAWAT

Gambar 2.6 Alur Sentralisasi Obat Bulan Maret 2018

Keterangan :
: Garis Komando

Hasil angket tingkat pemahaman Sentralisasi obat rawat inap teratai atas

Tabel 2.16 Hasil Pengkajian Kuesioner Pemahaman SO


No Kategori Presentase
1 Baik 16 (70%)
2 Cukup 7 (30%)
3 Kurang 0 (0%)
jumlah 100%
Sumber : Hasil Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13-14 Maret 2018
55

Dari hasil tabel diatas didapatkan dari hasil angket sentralisasi obat,
bahwa perawat yang melaksanakan secara optimal dengan kategori baik
sebanyak 70%. Dan perawat dengan kategori cukup dalam pelaksanaan
sentralisasi obat sebanyak 30%.
Berdasarkan hasil wawancara dengan perawat pada tanggal 12 Maret
2018 di ruang teratai atas sudah dilakukan sentralisasi obat secara UDD
(Unit Dose Dispensing) adalah suatu system distribusi obat kepada pasien
rawat inap disiapkan dalam bentuk dosis terbagi siap pakai untuk
pemakaian selama 1 hari system distribusi obat UDD merupakan tanggung
jawab farmasi, juga terkait dengan staf medis, perawat, dan administrasi.
Obat diracik UDD dikemas dalam wadah kantong plastik dengan
warna etiket yang berbeda untuk mempermudah perawat dalam
memberikan obat sesuai waktu yang ditentukan dan untuk menghindari
kesalahan dalam jadwal penyerahan obat. Untuk pemberian pagi (jam
07.00) diberi dengan etiket merah muda, siang (jam 19.00) diberi dengan
etiket hijau, malam (jam 24.00) diberi dengan etiket kuning.
Alur sentralisasi obat dari perawat ke farmasi klinis, obat diantar ke
ruangan diterima perawat, serah terima dan tanda tangan antar perawat dan
farmasi klinis, obat diletakkan di kotak sentralisasi sesuai identitas pasien,
obat direkonstruksi/disusun oleh perawat, diberikan kepasien,
informasikan sisa obat, tanda tangan pasien/keluarga pasien dan perawat.
Berdasarkan observasi bahwa jika ada kelebihan obat perawat
menginformasikan sisa obat ke pasien.
Pelaksanaan sentralisasi obat di ruangan dapat berjalan dengan baik
dikarenakan adanya komunikasi antara pasien, perawat, petugas farmasi
dan keluarga pasien sehingga timbul adanya kepercayaan. Namun masih
ada salah satu jenis obat yang diletakkan dimeja pasien seperti sirup, hal
tersebut dikarenakan jam makan pasien berbeda-beda sehingga agar waktu
yang dimiliki perawat lebih efektif dan efisien, dan bisa memaksimalkan
taindakan yang lain.
56

e. Supervisi
Supervisi keperawatan adalah aktivitas menentukan kondisi atau
syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan asuhan
keperawatan, kegiatan supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan
dan bimbingan kesempatan bagi perkembangan keahlian dan kecakapan
para perawat, jadi dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan
bukan sebagai pelaksana pasif melainkan diperlukan sebagai patrner kerja
yang memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar,
dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses
keperawatan.
57

ALUR SUPERVISI

Kasi keperawatan

Ka per Teratai

Menetapkan kegiatan dan tujuan Karu teratai atas


serta instrument / alat ukur

Supervisi

Menilai kinerja
Perawat
Katim 1 Katim 2

PEMBINAAN 3F :
Anggota Anggota
a. Penyampaian penilaian (Fair)
b. Feed back
c. Follow up, Pemecahan masalah
Kinerja perawat dan Kualitas
dan Reward
Pelayanan Meningkat

Gambar 2.7 Alur Supervisi Bulan Maret 2018

Keterangan : : Kegiatan supervisi


: Deligasi dan Supervisi

Sumber : Hasil Wawancara Kepala Ruangan Teratai Atas Tanggal 14 Maret 2018
58

Hasil angket tingkat pemahaman supervisi instalasi rawat inap teratai atas

Tabel 2.18 Hasil Pengkajian Pemahaman Supervisi


No Kategori Presentase
1 Baik 21 ( 91%)
2 Cukup 2 (9%)
3 Kurang 0 (0%)
Jumlah 100%
Sumber : Hasil Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13-14 Maret 2018

Dari hasil tabel diatas di dapatkan angket supervisi instalasi rawat inap
teratai atas menunjukkan bahwa perawat melakukan follow up dan feed
back dari supervisior dengan kategori baik sebanyak 91%.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala tim Teratai atas yang
mengatakan bahwa supervisi di ruangan dilaksanakan secara terjadwal dan
dilakukan oleh supervisior (kepala ruangan) sehingga kepala ruangan
menimbulkan adanya kemauan perawat untuk berubah lebih baik
khususnya dalam pemberian asuhan keperawatan. Sehingga hal ini pun
berdampak pada hasil akreditasi yang menjadikan RSUD Sidoarjo adalah
RS paripurna dan menjadi RS rujukan di daerah Jawa Timur.
Ruangan teratai atas melakukan supervisi secara terjadwal dan
melakukan persamaan persepsi sebelum diadakan supervisi, jika waktu
supervisi sudah ditentukan, maka dari itu perawat selalu dan mengikuti
alur SOP dalam melakukan asuhan keperawatan atau kebutuhan pasien
lainnya karena tuntutan pasien untuk mendapatkan pelayanan yang
professional bisa menjadi sebuah ancaman. Sehingga perawat yang tidak
melaksanakan tugas dengan baik mendapatkan teguran dari kepala
ruangan
Wawancara berikutnya dilakukan kepada kepala ruangan tanggal 14
Maret 2018 terkait alur pelaksanaan supervisi yang dilakukan di teratai
atas didapatkan data bahwa alur supervisi masih berpedoman kepada teori
dan belum memiliki alur sendiri. Namun untuk pendokumentasian
pelaksanaan supervisi sudah dilakukan secara jelas. Hasil supervisi juga
dapat digunakan sebagai pedoman untuk Daftar Penilaian Prestasi Pegawai
59

(DP3) yang nantinya bisa diberikan reward dalam bentuk pelatihan,


sekolah, maupun jasa bagi yang melaksanakan pekerjaan dengan baik.

f. Penerimaan Pasien Baru


Penerimaan pasien baru merupakan suatu cara dalam menerima pasien
baru pada suatu ruangan. Dalam pemeriksaan baru disampaikan beberapa
hal mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis dan tata tertib ruangan.
ALUR PENERIMAAN PASIEN BARU
Katim/Anggota memberitahu KARU akan ada pasien baru

Katim menyiapkan:
1. Lembar pasien masuk RS
2. Lembar format pengkajian pasien
3. Nursing kit
4. Informed cuncent sentralisasi obat
5. Lembar tata tertib pasien dan pengunjung
6. Lembar tingkat kepuasan pasien
7. Tempat tidur pasien baru

KARU, Katim dan anggota menyambut pasien baru

Anamnesa pasien baru oleh Katim dan anggota

Katim melakukan perkenalan, penjelasan ruangan, perawat yang bertanggung


jawab, dokter yang bertanggung jawab, memberitahu tentang diagnosa pasien,
penjelasan aturan RS, penjelasan fasilitas yang tersedia untuk pasien baru,
informasi tata tertib RS, tata cara pengurusan administrasi RS, sentralisasi obat.

Katim mengorientasikan penunggu pasien

Katim menanyakan kembali apakah pasien dan penunggu sudah mengerti dengan
penjelasan dari Katim

Terminasi

Evaluasi
Gambar 2.8 Alur Penerimaan Pasien Baru Maret 2018
60

Hasil angket tingkat pemahaman penerimaan pasien baru instalasi


rawat inap teratai atas.
Tabel 2.18 Hasil Pengkajian Pemahaman Penerimaan Pasien Baru
No Kategori Presentase
1 Baik 16 (70%)
2 Cukup 7 (30%)
3 Kurang 0 (0%)
Jumlah 100%
Sumber : Hasil Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13-14 Maret 2018

Dari hasil tabel diatas didapatkan angket penerimaan pasien baru


instalasi rawat inap teratai atas menunjukkan bahwa seluruhnya dalam
kategori baik 70%.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan perawat pada
tanggal 12-14 Maret 2018 penerimaan pasien baru diruang teratai atas
RSUD Sidoarjo dimulai pasien yang akan masuk rumah sakit, dari IGD,
poli ataupun ruangan lain menghubungi terlebih dahulu Ruang Teratai
Atas. Ruang Teratai Atas akan menyiapkan kamar, setelah kamar pasien
sudah siap, kemudian pasien datang dilakukan identifikasi pasien dan
dicocokkan dengan berkas RM, pasien mendapatkan kamar sesuai dengan
kebutuhan pasien, operan status pasien dengan petugas yang mengantar
dengan menggunakan transfer dan harus ditanda tangani oleh pengantar
dan penerima pasien, kemudia perawat melakukan pengkajian
keperawatan meliputi :
1. Salam perkenalkan diri perawat yang merawat
2. Identifikasi pasien
3. Keluhan pasien
4. RPS-RPD-RPK
5. Assesment + gizi (dengan mengisi skor gizi)
6. Resiko jatuh (dengan mengisi blanko resiko jatuh)
7. Nyeri (intervensi nyeri), mengisi blanko nyeri, TTD pasien pada
lembar edukasi
8. Penggunaan alat-alat medis yang aman (TTD pasien)
9. Menerangkan fungsi gelang
61

10. Menerangkan dokter penanggung jawab (DPJP)


11. Keluarga dipersilahkan menuju kantor untuk pengisian informs pasien
baru dan lembar edukasi untuk ditanda tangani
Perawat tidak memperkenalkan pasien baru dengan pasien yang
sekamar di karenakan hal itu mencakup privasi pasien, Karu tidak
menyambut pasien baru yang datang dari ugd akan tetapi penerimaan
pasien baru bisa di lakukan oeleh katim yang mengantarkan ke ruangan.
karu memberi kesempatan untuk Kerjasama yang baik antar profesi
adanya mahasiswa PSIK praktik manajemen keperawatan yaitu
masyarakat menuntut untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang
profesional, makin tinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya
kesehatan dan persaingan antar Rumah Sakit swasta yang semakin ketat.
Dari hasil analisa didapatkan hasil 70 % mengatakan baik karena
seluruhnya perawat yang ada diteratai atas mengerti dan menjalankan
sesuai dengan SPO penerimaan pasien baru.

g. Discharge Planning
Proses pelaksanaan Discharge planning dilakukan di Nurse Station
atau di Education room dengan cara memanggil keluarga pasien. Kartu
Discharge planning sudah ada dengan isi sesuai dengan standart yang
telah ditetapkan Rumah sakit, meliputi : Identitas pasien, tanggal masuk,
diagnosa masuk, tanggal keluar, diagnosa akhir, kategori pasien
membutuhkan erencanaan pulang kritis, peraatan dan aktivitas di rumah,
aturan diet, tindakan dan pengobatan yang diberikan (termasuk obat yang
masih diminum), rencana hari perawatan, edukasi kesehatan, rincian
pemulangan, jadwal kontrol.
62

ALUR DISCHARGE PLANNING

Jam kerja Visite


dokter dpjp Diluar
jam
kerja
Pasien
Pasien krs meninggal

perawat Lengkapi berkas RM dan cek sisa obat


pasien

Cek berkas administrasi


bpjs,sep,ktp,kk + tindakan

Resep diserahkan ke
keluarga
Admin

Cek entri billing obat

perawat
Rincian biaya diserahkan
keluarga

Lengkap lembar dischharge


planning dan kie

perawat

Melepas infus dan gelang

admin Lembar discharge planning,


hasil pemeriksaan lab/foto
diserahkan keluarga

Pasien KRS

Gambar 2.9 Alur Discharge Planning Maret 2018


63

Berdasarkan hasil studi dokumentasi didapatkan Discharge planning


telah dilakukan dan setiap melakukan perencanaan pulang dilakukan
pendokumentasian yang di masukkan dalam status pasien. Hasil dari
penyebaran angket didapatkan data sebagai berikut :
Tabel 2.20 Hasil Pengkajian Pemahaman Discharge Planning
No Kategori Presentase
1 Baik 22 (96%)
2 Cukup 1 (4%)
3 Kurang 0 (0%)
Jumlah 100%
Sumber : Hasil Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13-14 Maret 2018
Dari hasil tabel diatas didapatkan angket Discharge planning instalasi
rawat inap teratai atas menunjukkan bahwa hampir seluruhnya perawat,
memberikan informasi, dan memberikan HE dengan kategori baik
sebanyak 96%, sedangkan perawat dengan kategori cukup sebanyak 4%.
Berdasarkan hasil observasi dadan wawancara 3 hari diruang teratai
atas kepada katim, di dapatkan bahwa perawat di ruang Teratai atas
memahami tentang Discharge planning dan sudah dilakukan pada semua
pasien yang datang dengan menggunakan lembar Discharge planning
dengan cara penyampaian secara lisan dan tertulis hingga pasien
dinyatakan pulang dan diberikan leaflet serta HE bagaimana perawatan
lanjutan selama dirumah akan tetapi terkadang proses administrasi
pemulangan yang masih cukup butuh waktu lama karena memang banyak
berkas yang diselesaikan.
Discharge planning pelaksanaan diruang Teratai Atas sudag hampir
seluruhnya perawat sudah melaksanakan discharge planning dengan baik
sesuai SPO yang ditetapkan ke pasien tersebut dan diberikan HE dari
pasien awal masuk hingga pasien pulang oleh perawat dan di bantu oleh
mahasiswa praktik S1 keperawatan. Jika pasien sudah dinyatakan pulang
oleh dokter perawat memberikan HE tentang perawatan lanjutan dirumah
serta perawat menganjurkan pasien untuk kontrol rutin ke poli.
Dalam Discharge planning tidak diberikan brosur/leaflet yang
menjelaskan terkait perawatan lanjutan selama pasien dirumah karena
leaflet digunakan sebagai sarana Health Education di ruangan Teratai atas
64

dan HE sudah terdokomentasi. Namun Health Education pada Discharge


planning diberikan secara informal kepada keluarga pasien tetapi kurang
optimal karena keterbatasan waktu dan tenaga keperawatan sesuai
observasi yang telah dilakukan pada tanggal 12 Maret 2018. dan
Discharge palnning dilakukan oleh perawat yang bertugas tepat saat
pasien dinyatakan boleh pulang oleh Dokter. Dan adanya tuntutan
peningkatan standart masyarakat yang harus dipenuhi Persaingan RS
dalam memberikan pelayanan keperawatan menjadi ancaman bagi rumah
sakit.

h. Dokumentasi Keperawatan
Berdasarkan hasil angket persepsi perawat tentang dokumentasi
keperawatan yang dibagikan kepada 23 perawat yang ada di teratai atas
pada tanggal 13-14 Maret 2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.21 Hasil Pengkajian Pemahaman Dokumentasi
No Kategori Presentase
1 Baik 20 (87%)
2 Cukup 3 (13%)
3 Kurang 0 (0%)
jumlah 100%
Sumber : Hasil Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 13-14 Maret 2018
Dari hasil tabel diatas di dapatkan angket dokumentasi instalasi rawat
inap teratai atas menunjukkan sebagian besar berkatagori baik sebanyak
87%, sedangkan dalam kategori cukup sebanyak 13% perawat sudah
melaksanakan pendokumentasian dengan tepat.
Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 12-14 maret 2018 semua
tenaga kesehatan yang melakukan implementasi ke pasien dicatat dalam
satu lembar terintegrasi dan berkelanjutan.
Setelah dilakukan wawancara terhadap perawat, perawat menyatakan
sudah ada format pendokumentasian, Didapatkan pendokumentasian yang
berlaku di Ruang Teratai Atas adalah sistem SOR (Source Oriented
Record) yaitu suatu sistem pendokumentasian yang berorientasi dari
berbagai sumber tenaga kesehatan, misalnya dari Dokter, perawat, ahli
gizi, fisioterapi dan lain-lain.
65

Contoh dokumentasi : lembar indeks diagnose, lembar registrasi,


lembar masuk dan keluar RS, lembar untuk penempelan surat (MRS,
rujukan), daftar masalah, lembar riwayat penyakit, lembar observasi,
lembar pengkajian dan asuhan keperawatan
Pendokumentasian dilakukan satu kali pada setiap shift dan
pendokumentasian mencakup asuhan keperawatan mulai dari keluhan
utama, data objektif, data subjektif dan tindakan keperawatan. Selama ini
pendokumentasian asuhan keperawatan sudah dilaksakan pada lembar
rekam medis dan format asuhan keperawatan. Catatan tindakan
keperawatan pada rekam medis terkait advice dari dokter, sedangkan pada
format status pasien meliputi anamnesa, diagnosa, pengkajian, renpra,
intruksi dokter, laporan perawat dan intervensi serta evaluasi keperawatan.
Namun terkadang perawat belum bisa melakukan tindakan langsung
dilakukan dokumentasikan di lembar implementasi dikarenakan perawat
banyaknya tindakan yang harus di lakukan. Pada pencatatan evaluasi,
perawat tidak terlalu memperthatikan perkembangan pasien setiap kali
shift, perawat langsung melakukan soap setelah proses timbang terima,
semenjak perawat tidak mengetahui perubahan pad kondisi pasien di akhir
periode shift, yang tidak terdokumentasi di SOAP. Hal ini disebabkan
lebih mengevisienkan atau meminimalkan waktu jika sewaktu-waktu ada
hal Emergency yang tidak inginkan, dan perawat langsung bertindak cepat
untuk menolong keselamatan pasien.

2.2.4 Money( M4)


a. Persiapan
Pengawasan M-4 (Money) pada Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo
dilakukan pada tanggal 12 Maret 2018 sampai tanggal 14 Maret 2018,
dengan mengamati jumlah pasien BPJS.
b. Pelaksanaan
Proses pelaksanaan kegiatan dilakukan dalam pengamatan,
Pengamatan pada jumlah pasien BPJS.
66

Rumah sakit menyediakan tenaga administrasi keuangan sehingga


dapat mempermudah pasien dalam pembayaran administrasi.
Tabel 2.22 Hasil Kuesioner Kesejahteraan Perawat
No Hasil kesejahteraan perawat Sumber
1 Pengadaan dana bagi ruangan sendiri Pengelolaan dari Instansi
2 Sumber dana operasional ruangan Pengelolaan dari Instansi
3 Sumber Kesejahteraan karyawan Pengelolaan dari Instansi
4 Pendanaan fasilitas kesehatan bagi Pengelolaan dari Instansi
pasien
5 Pendanaan alat kesehatan Pengelolaan dari Instansi
6 Pendanaan bahan kesehatan habis Pengelolaan dari Instansi
pakai
7 Pendanaan fasilitas kesehatan bagi Pengelolaan dari Instansi
petugas
Sumber : Hasil Pengkajian Berdasarkan Kuesioner Tanggal 14 Maret 2018
Berdasarkan hasil kuesioner kesejahteraan perawat yang diberikan
kepada kepala ruangan didapatkan hasil bahwa kesejahteraan perawat di
ruang Teratai Atas yaitu paling besar berasal dari sumber pengelolaan dari
Instansi.

Tabel 2.23 Jenis Pembiayaan Ruang Teratai RSUD Sidaoarjo Tahun


2017.
No Cara bayar Tahun 2017
1 BPJS 6.616
2 Umum 751
3 Jasa raharja 101
4 TC Jamsostek 44
5 KSO Lain 41
6 Jamkesda/Jaminan 39
Kesehatan Maskin (JKMM)
7 International Organization Migration (IOM) 21
8 Inhealth 9
Jumlah 7.622
Sumber: Data Administrasi Ruang Teratai 2017

Berdasarkan tabel diatas didapatkan pada Tahun 2017 hasil


pembiayaan rawat inap pasien paling besar berasal dari menggunakan
BPJS Kesehatan pada tahun 2017 yaitu 6.616 orang dan sumber
pendanaan dari pasien BPJS, PBI (jamkesmas), non PBI
67

(mandiri,askes,jamsostek). Penyelesaian administrasi melalui 1 admin di


ruang teratai atas yang terletak di sebelah kanan ners station.

Tabel 2.24 Jenis Pembiayaan di Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo


Tanggal 12-14 Maret 2018
PEMBIAYAAN
BPJS UMUM
12-03-18 22 5
13-03-18 15 1
14-03-18 12 0
Sumber: Hasil Pengkajian di Ruang Teratai Atas Tanggal 12-14 Maret 2018
Total pembiayaan pasien pada tanggal 12-14 Maret 2018 didapatkan
bahwa paling besar pembiayaan berasal dari BPJS dengan hasil total 89 %
dan 11% didapatkan dari umum.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 12-14
Maret 2018 biaya perawatan pasien di ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo
paling besar berasal dari BPJS dikarenakan semakin meningkatnya
pemahaman masyarakat tentang BPJS yang bisa dilakukan kapan saja
yang berhubungan dengan kesehatan, dan masyarakat sudah mulai sadar
tentang pentingnya kesehatan.
Tabel 2.25 Daftar Perincian Pembiayaan Perawatan
Ruang Teratai Atas
No Jenis Tindakan Kelas II Kelas III
1 Akomodasi (biaya kamar) -70.000 -40.000
2 Biaya makan -40.000 -40.000
3 Visite dokter spesialis -55.000 -55.000
4 Jasa pelayanan -100.000 -100.000
keperawatan
5 Bhap dasar -60.000 -55.000
6 Visite ahli gizi -15.000 -35.000
7 Visite Apoteker -20.000 -20.000
8 ECG -75.000 -75.000
9 GDA -23.000 -23.000
10 Konsultasi dr. Spesialis -25.000 -25.000
Via Telepon
11 Nebul 1x tindakan -50.000 -50.000
12 Oksigen
Oksigen Masker < 12 jam -94.000 -94.000
Oksigen Masker > 12 jam -187.000 -187.000
68

No Jenis Tindakan Kelas II Kelas III


Oksigen Masker > 12 jam -75.000 -75.000
Oksigen Masker < 12 jam -55.000 -55.000
13 Pemasangan NGT -55.000 -55.000
14 Pemasangan Infuse Pump -80.000 -80.000
15 Pemberian Kemoterapi -50.000 -50.000
16 Perawatan Luka sedang -75.000 -75.000
17 Visite dokter umum -35.000 -35.000
18 Konsultasi dr. Spesialis di -25.000 -25.000
luar jam kerja
Sumber: Data Administrasi Ruang Teratai 2017

Daftar perincian biaya perawatan di Ruang Teratai Atas belum


tersampaikan baik secara lisan maupun tulisan pada awal penerimaan
pasien baru, sehingga keluarga pasien harus menanyakan hal tersebut
kepada petugas kasir atau administrasi agar keluarga pasien bisa
mengetahui sejak awal rincian tarif rencana tindakan yang harus dibayar.
Sebagian besar pembiayaan ruangan berasal dari BPJS, adapun adanya
kesejahteraan pelayanan pasien. Namun hal tersebut menimbulkan adanya
tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih baik sehingga membutuhkan pendanaan yang lebih
besar untuk mendanai sarana dan prasarana

2.2.5 Mutu ( M5)


a. BOR Pasien
Berdasarkan hasil pengkajian BOR pasien di teratai Atas tanggal 12-
14 maret 2018 didapatkan
Tabel. 2.25 Gambaran Keadaan Kapasitas Tempat Tidur
Berdasarkan Jumlah Pasien di TerataiAtas RSUD
Sidoarjo Tanggal 12-14Maret 2018
No Tanggal Ruang Jumlah Terpakai Kosong BOR
TT
1 12 Maret Teratai 54 40 14 74%
2018 Atas
2 13 Maret Teratai 54 50 4 92,59%
2018 Atas
3 14 Maret Teratai 54 53 1 98%
Atas
Sumber: Hasil Pengkajian di Ruang Teratai Atas Tanggal 12-14 Maret 2018
69

Berdasarkan hasil pengkajian dari tanggal 12-14 Maret 2018 dapat


disimpulkan bahwa, BOR pada tanggal 12 Maret 2018 yaitu 74%,
sedangkan hasil pengkajian pada tanggal 13 Maret 2018 didapatkan BOR
92,59% sedangkan hasil pengkajian pada tanggal 14 maret 2018
didapatkan BOR 98%. Jumlah BOR secara keseluruhan dari Tanggal 12-
14 Maret 2018 adalah 88,2%. Dilihat dari banyaknya tempat tidur yang
terpakai menunjukkan bahwa banyak pasien yang masuk ke ruang Teratai
dengan diagnosa terbanyak yaitu GEA dengan lama perawatan yang
sekitar 3-4 hari dengan cuaca yang musim hujan maka banyak pasien yang
keluar masuk untuk di rawat inap ke Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo.

b. Mutu Pelayanan
Terdapat beberapa aspek penilaian penting dalam upaya penjaminan
mutu perawatan pasien. Salah satu aspek yang menjadi indikator
peningkatan mutu palayanan yaitu keamanan pasien dan kepuasan pasien
1. Patient safety
a) Angka kejadian medication error

Kejadian KTD Dalam Pemberian obat


X 100%
Jumlah pasien pada harian tersebut
0 /40 x 100% = 0%
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 12 – 14 bulan
Maret 2018 didapatkan bahwa 0% pasien tidak mengalami
kejadian yang tidak diharapkan (medication error) dalam
pemberian obat diruangan Teratai Atas RSUD Sidoarjo.
70

b) Plebitis, pemakaian gelang, dan decubitus


Tabel 2.27 Data Plebitis Pada Tanggal 12 – 14 Maret 2018
di Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo.

Tanggal Plebitis (%) Tidak memakai Decubitus (%)


gelang (%)

12 Maret 2018 1 dari 40(1%) 0 (0%) 0 (0%)

13 Maret 2018 1 dari 50 (1%) 0 (0%) 0 (0%)

14 Maret 2018 0 dari 53(0%) 0 (0%) 0 (0%)

Total 2 (2%) 0 (0%) 0 (0%)

Sumber: Hasil Pengkajian di Ruang Teratai Atas Tanggal 12-14 Maret 2018

Pasien Plebitis
X 100%
Pasien Beresiko Plebitis

2/54 x 100% = 3,7%


=4%

Dari hasil pengkajian pada tanggal 12 – 14 Maret 2018 didapatkan


54 pasien ditemukan:
1) Kejadian Plebitis sebanyak 2 pasien (2%) yang mengalami
phlebitis grade II.
Grade I : nyeri di IV line, sedikit kemerahan
Grade II : nyeri pada IV Line, kemerahan, bengkak
Grade III : nyeri sepanjang kanul, kemerahan, bengkak
Grade IV : nyeri sepanjang kanul, kemerahan, bengkak, vena
teraba keras
Grade V : nyeri sepanjang kanul, kemerahan, bengkak, vena
teraba keras, tromboplebitis
Hasil analisa dari kejadian diatas disimpulkan bahwa
penyebab adanya pasien phlebitis dikarenakan pasien anak
pembuluh darahnya tipis jika terlalu banyak gerak
menyebabkan IV line bengkak. Namun hal ini menjadi bahan
evaluasi perawat teratai atas seiring dengan adanya tuntutan
71

peningkatan standard masyarakat dan persaingan RS dalam


memberikan pelayanan perawatan
2) Kejadian decubitus sebanyak 0 pasien (0%) di ruang Teratai
Atas RSUD Sidoarjo.
3) Kejadian tidak memakai gelang identitas 0 pasien (0%) di
ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo.
c) Angka kejadian jatuh
Pasien jatuh
X 100%
Pasien beresiko jatuh

0 / 0 x 100% = 0%
Dari hasil pengkajian yang dilakukan pada bulan Maret 2018
didapatkan 0% pasien tidak mengalami jatuh di ruang Teratai Atas
RSUD Sidoarjo.
2. Kepuasan pasien
Dari yang pembagian angket yang dilakukan di ruang Teratai Atas
RSUD Sidoarjo mengenai kepuasan pasien terhadap kinerja parawat
dengan pelaksanaan evaluasi menggunakan kuesioner. Dari kuesioner
yang terdiri yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan sesuai
yang di janjikan secara terpercaya. Asurance (jaminan) yaitu berkaitan
dengan kemampuan pengetahuan, keterampilan staf dalam menangani
setiap pelayanan yang di berikan sehingga mampu menumbuhkan
kepercayaan dan rasa aman. Memberikan perhatian yang tulus dan
bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada pasien.
Responsif (tanggung jawab) yaitu suatu kemauan untuk membantu dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat kepada pasien dengan
penyampaian informasi yang sejelas jelasnya.
Berdasarkan hasil pengkajian tanggal 12 - 14 Maret 2018 dengan
kuesioner yang dilakukan di ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo yang
diambil dari beberapa sampel dari jumlah keseluruhan pasien sebanyak
36 pasien. menyatakan sangat puas sebanyak 10 pasien (27,7%),
menyatakan puas sebanyak 26 pasien (72,2%) dengan pelayanan di
72

Teratai Atas RSUD Sidoarjo. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat


kepuasan pasien di Ruang Teratai Atas terhadap kinerja perawat adalah
baik. Analisis mengenai hal ini karena di buktikan banyaknya perawat
yang selalu memberikan inform consent kepada pasien tentang segala
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan.
Dengan adanya mahasiswa praktik manajemen yang merupakan
salah satu realisasi dari visi dan misi RSUD Sidoarjo sebagai rumah
sakit pendidikan, tercipta kerjasama yang baik antara perawat dan
mahasiswa. Hal ini juga dapat membantu meningkatkan mutu
pelayanan di ruang teratai atas.

c. Promosi
1. Upaya meningkatkan pelayanan dengan 5S (senyum, salam, sapa,
sopan, santun)
2. Upaya menjaga agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat
dengan menerapkan prinsip 6T
3. Upaya memberikan HE pada keluarga dalam merawat pasien dirumah
4. Adanya pemberian leaflet saat penyuluhan untuk keluarga pasien.

d. ALOS (Average Length of Stay)


Dari data pasien masuk-pulang ditemukan bahwa jumlah pasien pada
bulan februari 2018 sebanyak 184 pasien, dengan total lama pasien dirawat
pada bulan februari 2018 adalah 708 hari. Maka ALOS pada bulan
februari 2018 di ruang teratai Atas adalah
ALOS = Jumlah lama di Rawat
Pasien keluar dan meninggal
= 1029 hari
238 + 3
= 1029
241
= 4,26
= 4 hari
73

Nilai Normal ALOS secara umum = 6 - 10 Hari

Berdasarkan hasil di atas didapatkan rata-rata lamanya hari di rawat


pasien di ruang teratai atas adalah 4 hari. Sehingga nilai ALOS di ruang
teratai atas RSUD Sidoarjo. Kurang dari normal tidak sesuai teori yaitu 6-
10 hari (sumber: Nursalam, 2016).

e. Sepuluh Diagnosa Penyakit Terbanyak


Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, Instalasi Rawat Inap
Teratai perlu mengetahui sebaran pola penyakit yang ada.Teratai pada
tanggal 12 – 14 Maret Tahun 2018 dibandingkan dengan Taal ini dapat
menjadi bahan untuk mengembangkan instalasi kedepannya melalui
kebutuhan (Need) dan permintaan (demand) akan pelayanan kesehatan.

Tabel 2.28 Daftar 10 Besar Diagnosa Penyakit Instalasi Rawat


Inap Tanggal 12 – 14 Maret 2018

No Diagnosa Jumlah
1 GEA 10
2 Dyspepsia 7
3 Vomiting 5
4 RFA 5
5 Broncophnemonia 3
6 CKD 2
7 BRONKITIS 2
8 ISK 2
9 CVA 1
10 VERTIGO 1
Sumber Data : Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo Tanggal 12-14 Maret 2018

Dari tabel 2.27 diatas didapatkan bahwa kasus penyakit terbanyak


di Instalasi Rawat Inap Teratai tanggal 12-14 Maret 2018 adalah GEA
(Gastro Enteritis Akut) dengan angka 10 kasus dari keseluruhan
jumlah pasien. Sedangkan kasus penyakit terbanyak kedua dan ketiga
masing-masing adalah dyspepsia dan vomiting jumlah kasus masing-
masing sebesar 7 dan 5.
74

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kasus GEA sebagai


diagnose terbanyak di ruang Teratai, kasus terbanyak di alami oleh
anak-anak, penjamin BPJS dengan GEA di sertai komplikasi yang
tidak bisa di tangani oleh faskes pertama , dan musim hujan yang
biasanya berkontribusi pada peningkatan jumlah penderita GEA..
Berdasarkan clinical pathway lama di rawat dengan kasus selama 4
hari sehingga keluar masuk pasien dengan kasus tersebut sangat
tinggi.
f. Target dan Realisasi Standart Minimal
Standart pelayanan minimal adalah ketentuan tentang jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak
dipereloh setiap warga secara minimal. Juga merupakan spesifikasi teknis
tentang tolak ukur pelayanan minimum yang diberikan oleh Badan
Pelayanan Umum kepada masyarakat (kepmenkes 129 tahun 2008).
Standart pelayanan minimal ini dimaksudkan agar tersedianya panduan
bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan pelaksanaan dan
pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban penyelenggaraan
standart pelayanan minimal rumah sakit(kepmenkes 129 tahun 2008).

Tabel 2.29 Realisasi Standart Pelayanan Minimal Instalasi Rawat Inap


Teratai Tahun 2017

Hasil
No Indikator Standart Hasil Numerator Hasil
Denomerator
1 Pemberi Jumlah tenaga Jumlah seluruh
pelayan di dokter dan perawat tenaga dokter
rawat inap yang memberi dan perawat
pelayanan di ruang yang bertugas
rawat inap yang di rawat inap
sesuai dengan
ketentuan
a. Dr Spesialis 54 54 100%
b. perawat 45 45 100%
minimal
pendidikan D3
2 Dokter Jumlah pasien Jumlah seluruh 100%
penanggung tahun 2017 yang pasien rawat
jawab pasien mempunyai dokter inap tahun
75

Hasil
No Indikator Standart Hasil Numerator Hasil
Denomerator
rawat inap debagai 2017
penanggug jawab
100% 7798 7798
3 Ketersediaan
pelayanan
rawat inap
Minimal 100%
a. Anak
b. Penyakit
dalam
c. Kebidanan
d.Bedah
4 Jam visite Jumlah visite Jumlah 99,70%
dokter spesialis dokter spesialis pelaksanaan
antara jam 08.00- visite dokter
14.00 yang spesialis yang
disurvey disurvey
100% 4761 4761
5 Angka Jumlah pasien Jumlah pasien 0,05%
kejadian rawat inap yang di rawat tahun
infeksi terkena infeksi 2017
nosokomial nasokomial tahun
2017
<1,5% 4 7798
6 Tidak adanya Jumlah pasien Jumlah pasien 99,90%
kejadian pasien dirawat tahun 2017 dirawat tahun
jatuh yang tersebut dikurangi 2017
berakibat jumlah pasien
kecacatan / yang jatuh dan
kematian berakibat
kecacatan atau
kematian
100% 7793
7 Kematian Jumlah kejadian Jumlah seluruh 2,31%
pasien >48 jam kematian rawat pasien rawat
inap >48 jam inap tahun
tahun 2017 2017
<0,24% 180
8 Kejadian Jumlah pasien Jumlah seluruh 0,98%
pulang paksa pulang paksa pasien yang
dirawt tahun
2017
<5% 77 7798
9 Kepuasan Jumlah kumulatif Jumlah total 100%
pelanggan hasil penilaian pasien yang
76

Hasil
No Indikator Standart Hasil Numerator Hasil
Denomerator
rawat inap kepuasan pasien disurvey (n
yang disurvey minimal 50)
dalam porsen
>90% 0 120
Sumber: Data Administrasi Ruang Teratai 2017
77

2.3 Tabel Analisa SWOT


Tabel 2.30 Tabel Analisa SWOT

No ANALISIS SWOT BOBOT RATING BOBOTxRATING

1 M 1(MAN)
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah memiliki struktur
0,3 4 1,2
organisasi ruangan
2. Ruangan Teratai atas
0,2 3 0,6
ditangani oleh 7 dokter
spesialis
3. Adanya perawat yang
0,3 4 1,2
mengikuti pelatihan,
BLS (100%), HIV
(45,8%), BCLS (41,1%),
ECG (33,3%)
0,2 3 0,6
4. Jenis ketenagaan :
- S1 KeperawatanNers5
orang
- D3 Keperawatan 19
orang

TOTAL
1 3,6 S–W
WEAKNESS 3,6 – 3
= 0,6
1. Jumlah tenaga perawat
0,5 3 1,5
lulusan D3 Keperawatan
masih mendominasi
yaitu sebanyak 19 orang,
sedangkan lulusan S1
Keperawatan Ners hanya
5 orang
0,5 3 1,5
2. Kurangnya tenaga
perawat berdasarkan
jumlah pasien yang ada
1 3
TOTAL
78

Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya peluang bagi
perawat untuk
0,6 3 1,8
melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih
tinggi
2. Adanya kebijakan RS
untuk meningkatkan
0,4 4 1,6
kemampuan (mengikuti
pelatihan/seminar)

TOTAL
1 3,4
O–T
TREATHENED 3,4 – 3
1. Semakin tinggi tuntutan = 0,4
0,3 3 0,9
dari masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih
baik
0,2 3 0,6
2. Makin tingginya
kesadaran masyarakat
akan hukum
0,2 2 0,6
3. Persaingan antar RS
yang semakin kuat
4. Makin tingginya
0,3 3 0,9
pengetahuan masyarakat
akan pentingnya
kesehatan
1 3
TOTAL

2 M 2(Sarana dan Prasarana)


Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya gedung dan
peralatan medis yang 0,2 2 0,4
sudah cukup sesuai
standart.
2. Semua perawat di
0,1 2 0,2
ruangan mampu
menggunakan sarana
79

dan prasarana yang ada


di rumah sakit
3. Nurse station terletak di
daerah yang trategis
4. Adanya WC di setiap 0,2 3 0,6
ruangan
5. Tersedianya bak sampah 0,2 3 0,6
medis dan non medis
0,1 3 0,3
6. Tersedianya kipas angin
di setiap ruangan yang 0,1 4 0,4
bisa digunakan
7. Adanya whastafel di 0,1 3 0,3
setiap ruangan

TOTAL 1 2,8 S–W


2,8 –
2,0 =
WEAKNESS 0,8
1. Jumlah tempat sampah
medis terbatas tiap 0,2 2 0,4
ruangan
2. Lingkungan cukup
bersih tetapi pada 0,2 2 0,4
beberapa waktu terlihat
adanya sampah di
whastafel dan adanya
WC yang kurang bersih
3. Disekitar bed pasien,
tampak keluarga pasien
meletakkan barang- 0,2 2 0,4
barang yang kurang
tersusun rapi (jemuran,
hantuk, dan pakaian)
4. Belum tersedia 2
penunjang untuk 0,4 0,8
kegiatan terapi bermain

TOTAL 1 2,5
80

Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Kebijakan pihak rumah
sakit untuk menanbah 0,3 2 0,6
sarana dan prasarana di
rumah sakit
2. Adanya kesempatan
untuk mengganti alat-alat 0,2 2 0,4
yang tidak layak dipakai
3. Adanya program
akreditasi RS dari
pemerintah dimana 0,3 2 0,6
sarana dan prasarana
merupakan salah satu
penilaian
4. Adanya mahasiswa
praktik manajemen di 0,2 3 0,6
ruang anak Teratai Atas
O–T
TOTAL
1 2,2 2,2 – 2
= 0,2
TREATHENED
1. Adanya keluhan atau 0,4 2 0,8
tuntutan dari pasien
tentang ketersedian
sarana yang kurang
memadai (WC berbau)
0,6 2 1,2
2. Klien anak rawat inap
rentan mengalami stress
hospitalisasi

TOTAL 1 2
81

3 M3

MAKP
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Sudah ada model MAKP 0,1 4 0,8
yang digunakan yaitu
model tim
2. Mayoritas perawat
mengerti dengan model 0,2 4 0,8
MAKP yang digunakan
diruangan
3. Supervisi sudah dilakukan 0,2 4 0,8
kepala ruangan secara
terjadwal
4. Ketenagaan keperawatan
sudah memenuhi syarat 0,2 4 0,8 S–W
untuk MAKP (S1 3,8 – 3
keperawatan 5 orang) = 0,8
5. Mempunyai standard 0,1 4 0,4
asuhan keperawatan
6. Mempunyai protab setiap
tindakan 0,1 3 0,3
7. Terlaksana komunikasi
yang adekuat : perawat dan 0,1 3 0,3
tim kesehatan lain
1 3,8
TOTAL

WEAKNESS 0,5 3 1,5


1. Perawat belum mengikuti
pelatihan MAKP 0,5 3 1,5
2. Masih adanya perawat
yang lulusan D3
Keperawatan

TOTAL 1 3
82

Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Ada kebijakan pemerintah
tentang profesionalisasi 0,3 3 0,9
perawat
2. Adanya kebijakan RS
tentang pelaksanaan 0,3 4 1,2
MAKP
3. Adanya mahasiswa S1
Keperawatan praktik 0,4 2 0,8
manajemen keperawatan O–T
2,9 –
TOTAL 1 2,9 2,6 =
0,3
THREATENED
1. Makin tingginya kesadaran 0,2 2 0,4
masyarakat akan hukum
2. Bebasnya pers yang dapat 0,2 2 0,4
langsung menyebarkan
informasi dengan cepat
3. Tuntutan masyarakat akan 0,6 3 1,8
pelayanan yang maksimal

TOTAL 1 2,6

TIMBANG TERIMA
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Katim memimpin kegiatan 0,3 3 0,9
timbang terima setiap shift
malam ke pagi dan pagi ke
sore
2. Pelaporan jaga setiap shift 0,2 3 0,6
sudah dilakukan
3. Timbang terima 0,2 3 0,6
merupakan kegiatan rutin
yang sudah dilakukan S–W
4. Adanya buku khusus untu 0,3 2 0,6 2,7 – 1
pelaporan timbang terima = 1,7
TOTAL
1 2,7
WEAKNESS
1. Pelaksanaan timbang
terima masih kurang
optimal khususnya dari 0,5 2 1
shift pagi ke sore
TOTAL 1 1
83

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Sarana dan prasarana 0,5 2 1
penunjang tersedia
2. Adanya kerja sama yang 0,5 2 1
baik antar perawat
O–T
2 – 1,1
TOTAL 1 2 = 0,9

THREATENED
1. Meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang
tanggung jawab dan 0,1 3 0,3
tanggung gugat perawat
sebagai pemberi asuhan
keperawatan
2. adanya tuntutan yang lebih
tinggi dari masyarakat 0,8 1 0,8
untuk mendapatkan
pelayanan keperawatan

TOTAL 1 1,1
84

Ronde Keperawatan
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. SDM banyak mempunyai 0,5 4 2
pengalaman dalam
bidang keperawatan
KMB 0,5 3 1,5
2. Adanya ronde
keperawatan dilakukan
jika ada mahasiswa
praktik diruangan.
1 3,5 S–W
TOTAL 3,5 –
3,4 =
WEAKNESS 0,1
1. Jarang ada kasus pasien 0.4 4 1,6
yang memerlukan
perhatian khusus
2. Belum adanya kebijakan 0,6 3 1,8
dari rumah sakit untuk
dilakukan ronde
keperawatan
1 3,4
TOTAL

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya pelatihan dan 0,5 4 2
seminar tentang PPGD,
BCLS, Rawat Luka,
MAKP
2. Adanya kesempatan dari 0,5 3 1,5
Karu untuk mengadakan
ronde keperawatan pada
mahasiswa praktek
1 3,5
TOTAL O–T
3,5 –
TREATHENED 4= -0,5
1. Semakin tinggiya 1 4
kesadaran masarakat
terhadap hukum dan
kesehatan

TOTAL 1 4
85

Sentralisasi obat
Internal faktor ( IFAS )
STRENGHT
1. Adanya buku injeksi dan 0,2 3 0,6
buku oral
2. Tersedianya sarana dan 0,2 2 0,4
prasarana untuk
mengelolahan sentralisasi
obat
3. Kepala ruangan 0.2 4 0,8
mendukung kegiatan
sentralisasi obat
4. Adanya kemauan perawat 0,2 4 0,8 S–W
untuk melakukan =
sentralisasi obat 2,4 – 2
TOTAL 1 2,4 = 0,4

WEAKNESS
1. Masih ada salah satu 1 2 2
jenis obat yang
diletakkan dimeja pasien
seperti sirup, hal tersebut
dikarenakan jam makn
pasien berbeda-beda
sehingga agar waktu yang
dimiliki perawat lebih
efektif dan efisien, dan
bisa memaksimalkan
tindakan yang lain.
TOTAL 1 2

Eksternal Faktor ( EFAS )


OPPRTUNITY
1. Kerjasama yang baik
antara perawat dan 0,3 3 0,9
farmasi
2. Adanya kerjasama yang 0,7 2 1,4 O–T
baik antara perawat 2,3 – 2
dengan mahasiswa =0,3
magang
TOTAL 1 2,3
TREATHENED 2
1. Kesadaran masyarakat 0,5 1
akan hukum 2
2. Adanya tuntutan akan 0,5 1
pelayanan yang
profesional
TOTAL 1 2
86

SUPERVISI

Internal Faktor (IFAS)


STRENGTH
1. RSUD Sidoarjo adalah RS
Paripurna dan menjadi RS 0,3 4 1,2
rujukan didaerah Jawa
Timur.
2. Adanya kemauan perawat 0,3 4 1,2
untuk berubah lebih baik
khususnya Asuhan
keperawatan
3. Supervisi telah 0,4 4 1,6
dilaksanakan secara rutin
dan terjadwal
S–W
TOTAL 1 4 4–1=
3
WEAKNESS
1. Alur supervisi masih
berpedoman kepada teori 1 1 1
dan belum memiliki alur
sendiri

TOTAL 1 1

Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Adanya reward berupa
pelatihan ,sekolah, maupun
jasa bagi yang 0,3 2 0,6
melaksanakan pekerjaan
dengan baik.
2. Perawat yang tidak
melaksanakan tugas 0,2 1 0,2
dengan baik mendapat
teguran.
3. Hasil supervisi dapat 0,3 3 0,9
dijadikan pedoman DP3.
O–T
TOTAL 1 1,7 1,7 – 1
= 0,7
THREATENED
1. Tuntutan pasien untuk 1 1 1
mendapatkan pelayanan
yang professional.

TOTAL 1 1
87

PENERIMAAN PASIEN
BARU
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Adanya format untuk
penerimaan pasien 0,5 4 2
baruerawat melakukan
anamnesa terhadap pasien
baru
2. Perawat merencanakan
intervensi baik mandiri 0,5 4 2
maupun kolaboratif S–W
4 – 2,5
TOTAL 1 4 = 1,5

WEAKNESS
1. Karu tidak menyambut
pasien baru yang datang 0,5 3 1,5
dari ugd hanya anggota tim
yang mengantarkan ke
ruangan.
2. Perawat tidak
memperkenalkan pasien
baru dengan pasien baru 0,5 2 1
yang sekamar.
TOTAL 1 2,5

b.Eksternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Kerjasama yang baik antar 0,5 4 2
profesi
2. adanya mahasiswa PSIK 0,5 3 1,5
praktik manajemen
keperawatan
TOTAL 1 3,5

TREATHENED O–T
1. Makin tingginya kesadaran 0,4 2 0,8 3,5 –
masyarakat akan pentingya 2,4=
kesehatan 1,1
2. akreditasi rumah sakit 0,2 2 0,4
tentang sistem
dokumentasi
3. adanya kesadaran pasien 0,4 3 1,2
dan keluarga akan
tanggung jawab dan
tanggung gugat 1 2,4
TOTAL
88

DISCHARGE PLANNING

Internal Faktor (IFAS)


STRENGTH
1. Tersedianya sarana dan 0,3 4 1,2
prasarana discharge
planning di ruangan untuk
pasien pulang (format
atau kartu discharge
planning).
2. Perawat memberikan 0,2 4 0,8
penkes secara informal S–W
kepada pasien /keluarga 3,9 – 2
selama dirawat atau = 1,9
pulang. 0,1 4 0,4
3. Adanya kartu kontrol 0,3 4 1,2
4. tersedianya leaflet pasien
pulang. 0,1 3 0,3
5. HE terdokomentasi
1 3,9
TOTAL

WEAKNESS 1 2 2
Keterbatasan waktu dan
tenaga keperawatan
1 2
TOTAL

O–T
Eksternal Faktor 3– 2,5
= 0,5
OPPORTUNITY
1. Adanya mahasiswa S1 1 3 3
keperawatan yang praktik

TOTAL 1 3

TREATHENED
1. Makin tingginya
kesadaran masyarakat 0,5 2 1
akan pentingnya
kesehatan
2. Persaingan antar Rumah 0,5 3 1.5
Sakit yang semakin kuat
dalam pemberian
pelayanan

TOTAL 1 2,5
89

Dokumentasi Keperawatan
Internal Faktor (IFAS)
STRENGTH
1. Tersedianya sarana
dan prasarana 0.2 4 0,8
dokumentasi untuk
tenaga kesehatan
(sarana administrasi
penunjang)
2. Format asuhan
keperawatan sudah 0.2 4 0,8
ada
3. Adanya dokumentasi 0.3 4 1,2 S–W
tindakan pada pasien 4-3,5 =
4. Adanya kesadaran 0,2 4 0,8 0,5
perawat tentang
tanggung jawab dan
tanggung gugat
5. Sudah ada sistem 0,1 4 0,4
pendokumentasian
SOR
TOTAL 1 4

WEAKNESS
1. Setiap melakukan
tindakan tidak segera 0,5 4 2
dilakukan
dokumentasi.
2. Perawat langsung 0,5 3 1,5
melakukan evaluasi
SOAP setelah proses
timbang terima.

TOTAL 1 3,5

Eksternal Faktor (IFAS)


OPPORTUNITY
1. Peluang perawat untuk
meningkatkan 0,4 3 1,2
pendidikan
(pengembangan SDM)
2. Sistem Katim yang 0,2 2 0,4
sudah diterapkan
diruangan O–T
3. Adanya program 0,4 4 1,6 3,2 – 3
pelatihan = 0,2
1 3,2
TOTAL
90

THREATENED
1. Tingkat kesadaran
masyarakat (pasien dan 1 3 3
keluarga) akan tanggung
jawab dan tanggung
gugat
TOTAL 1 3

4 M4 (Money)
Internal Faktor
STRENGTH
1. Sumber pendanaan 0,3 3 0,9
paling banyak berasal
dari BPJS.
2. Sumber dari pasien BPJS 0,4 4 1,6
PBI (jamkesmas), non
PBI (mandiri, askes,
jamsostek)..
3. Penyelesaian 0,3 4 1,2
administrasi melalui 1
admin di ruang teratai
atas 1 3,7
TOTAL
WEAKNESS
1. Daftar perincian biaya
1 2 2
tindakan atau perawatan
di Ruang Teratai Atas
belum tersampaikan
baik secara lisan
maupun tulisan pada
awal penerimaan pasien
baru, sehingga keluarga
pasien harus
menanyakan semua
perincian rencana
tindakan kepada petugas
kasir atau administrasi
agar keluarga pasien
91

bisa mengetahui sejak


awal rincian tarif
rencana tindakan yang
harus dibayar.

TOTAL 1 2

Eksternal Faktor

OPPORTUNITY
1. Sebagian besar 0,4 3 1,2
pembiayaan ruangan
berasal dari BPJS.
2. Adanya kesetaraan
pelayanan pasien. 0,6 4 2,4

TOTAL 1 3,6

THREATENED
1. Adanya tuntutan yang 1 3 3
leih tinggi dari
masyarakat untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih
baik sehingga
memutuhkan pendanaan
yang lebih besar untuk
mendanai sarana dan
prasarana.

1 3
TOTAL
92

5 M5 (Mutu)

Internal Faktor (IFAS)

STRENGTH
1. Pasien yang dirawat di
teratai atas 72 % merasa 0,5 4 2
sangat puas terhadap
pelayanan perawat yang S –W
diberikan 3,5–
2. Angka kejadian Flebitis 0,6 =
2%, tidak memakai 2,9
gelang (0 dari 54 0,3 3 0,9
pasien) 0%, decubitus
(0 pasien) 0%
3. Lama rata-rata
perawatan pasien 4 hari 0,2 3 0,6

TOTAL 1 3,5

WEAKNESS

1. Adanya kejadian pasien 0,3 2 0,6


kematian >48 jam
sebesar 2,31%

TOTAL
93

Ekternal Faktor (EFAS)


OPPORTUNITY
1. Mahasiswa S1
Keperawatan Praktik 0,5 3 1,5
managemen sebanyak 12
orang
2. Kerjasama yang baik
antara perawat dan 0,5 3 1,5
mahasiswa

TOTAL 1 3

TREATHENED O–T
1. Adanya tuntutan 0,3 2 0,6 3 – 1,2
peningkatan standart = 1,8
masyarakat yang harus
dipenuhi
2. Persaingan RS dalam
memberikan pelayanan 0,3 2 0,6
keperawatan

TOTAL 0,6 1,2


Sumber Data : Pengkajian Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo Tanggal 12-14 Maret 2018
94

2.4 Diagram Layang Pelaksanaan Model MAKP

2,0 M5
1,6
1,4
1,2 PPB
1,0 TT
0,8 SP
M4
0,6 RK
DP
0,4 M1
SO MAKP
0,2 DK
M2
W
S
1 -0,9 -0,8 -0,6 -0,4 -0,2 0,2 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2 1,4 1,6 1,8 2 2,4 2,6 2,8 3

Gambar: 2.11 Gambar Diagram Layang Analisa SWOT MAKP Ruang Teratai Atas RSUD
SIDOARJO

Keterangan :
: M1
: M2
: MAKP
: PENERIMAAN PASIEN BARU
: TIMBANG TERIMA
: RONDE KEPERAWATAN
: SUPERVISI
: SENTRALISASI
: DISCHARGE PLANING
: DOKUMENTASI KEPERAWATAN
: M4
: M5
95

2.5 Identifikasi Masalah


a. Masih sedikitnya tenaga keperawatan yang berpendidikan S1 Keperawatan
Ners
b. Kurang Memadainya sarana& pra sarana di ruang Teratai Atas
c. Perawat di teratai atas menggunakan MAKP Tim yang kelamahannya adalah
komunikasi antar anggota tim terbentuk dalam bentuk konferensi tim, yang
biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-
waktu sibuk
d. Masih adanya 35% perawat dalam kategori cukup dalam proses timbang
terima
e. Masih adanya 9 % perawat dalam kategori cukup pada supervisi berdasarkan
hasil kuesioner
f. Masih adanya 30% perawat dalam kategori cukup pada penerimaan pasien
baru berdasarkan hasil kuesioner
g. Pemberian HE pada Pre-discharge planing kurang lengkap
h. Masih adanya 30% perawat dalam kategori cukup pada sentralisasi obat
berdasarkan hasil kuesioner
i. Ronde keperawatan belum pernah dilakukan di ruang teratai atas
j. Masih adanya 13% perawat dalam kategori cukup pada dokumentasi
berdasarkan hasil observasi
k. Adanya pasien flebitis dalam kategori ringan (derajat II)
96

2.6 Prioritas Masalah


Tabel 2.30 Prioritas Masalah Instalasi Rawat Inap Teratai Tahun 2018

Skor Analisa SWOT


Masalah IFAS- Rating Prioritas
IFAS EFAS EFAS
Man 0,6 0,4 0,2 III Progresif
Sarana dan Prasarana 0,8 0,2 0,6 VII Progresif
Pelaksanaan MAKP 0,8 0,3 0,5 VI Progresif
Penerimaan Pasien Baru 1,5 1,1 0,4 V Progresif
Supervisi 3 0,7 2,3 XII Progresif
Timbang Terima 1,7 0,9 0,8 VIII Progresif
Discharge Planning 1,9 0,5 1,4 XI Progresif
Sentralisasi Obat 0,4 0,3 0,1 II Progresif
Ronde Keperawatan 0,1 0,5 -0,4 I Progresif
Dokumentasi Keperawatan 0,5 0,2 0,3 IV Progresif
Money 1,7 0,6 1,1 X Progresif
Mutu 2,9 1,8 1,1 IX Progresif
Sumber Data : Pengkajian Ruang Teratai Atas RSUD Sidoarjo Tanggal 12-14 Maret 2018

Berdasarkan hasil pengkajian pada Tanggal 12-14 Maret 2018 didapatkan


bahwa prioritas masalah tertinggi adalah Ronde Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai