Anda di halaman 1dari 14

Penetuan Kadar Gas Karbon Monooksida (CO) dan Dampaknya

pada Kesehatan
( Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Udara )

Disusun Oleh :

Hikmah Rahmawati 1812C2003

Indriani 1812C2004

Osa Rosada 1812C2005

Riana Mulia Cahyani 1812C2006

Ridan Hardiansyah 1812C2007

Kelas C-Non Reguler

Sekolah Tinggi Analis Bakti Asih

Bandung
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Penentuan Gas CO dan Dampaknya pada
Kesehatan “ ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu
tugas dosen pada mata kuliah kimia udara. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang kualitas udara dan pencemarnya yang salah satunya adalah gas CO bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Diat Ruhiat, S.Si., M.T selaku dosen mata
kuliah kimia pertanian yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan dalam pembuatan makalah
lain dikemudian hari.

Bandung, Januari 2020

Penyusun
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................................................. 2

Daftar Isi ........................................................................................................................................ 3

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................................................... 4

BAB II. PEMBAHASAN .................................................................................................................... 5

BAB III. PENUTUP ......................................................................................................................... 11

Daftar Pustaka .............................................................................................................................. 12


Bab I

Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah


Pencemaran udara didefinisikan sebagai kehadiran zat-zat kimia atau bahan pencemar
lain kedalam atmosfer yang dapat menyebabkan perubahanterhadap komposisi udara,
sehingga menyimpang dari keadaan normalnya.
Kehadiran zat pencemar, yang dapat menggangu, atau berpotensi sebagai pengganggu
kehidupan organisme, dapat disebut sebagai udara tercemar. Kehadiran senyawa kimia dan
partikel pencemar didalam udara dapat ditoleransi sepanjang tidak melewati batas kualitas
udara ambien. Pencemar udara dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang digolongkan
sebagai faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah sumber pencemaran udara yang berasal dari bumi sendir yang
terjadi secara alamiah, misalnya partikel pencemar dari letusan gunung berapi, penyebaran
debu oleh tiupan angin, pencemaran gas berbau yang berasal dari proses pembusukan oleh
mikroorganisme, dll.
Pencemaran akibat faktor eksternal terjadi aktivitas manusia misalnya masuknya
polutan kedalam udara yang berasal dari hasil pembakaran bahan bakar fosil pada industri
dan kendaraan bermotor, penyebaran partikel yang berasal dari kegiatan industri, dan
kendaraan bermotor, pembebasan gas berbahaya dalam bentuk zat kimia ke udara oleh
kegiatan bidang teknologi, dll.
Beberapa contoh pencemaran udara yang disebabkan oleh aktivitas manusia sehari-hari
adalah dihasilkannya partikel pencemar yang berasal dari buangan kendaraan bermotor,
yaitu berupa gas beracun seperti senyawa oksida nitrogen ( NO / NO2 ), gas karbon
monooksida (CO), senyawa organik, timbal, dll. Peningkatan bahan pencemar diudara
adalah setara dengan peningkatan konsumsi atau pembakaran bahan fosil (minyak dan
batubara).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah dampak dari pencemaran udara oleh gas CO pada kesehatan manusia?
2. Bagaimana cara menentukan kadar dari gas CO dalam udara ambien?
3. Bagaimana cara penanggulangan udara yang sudah tercemar oleh polutan seperti gas
CO?

1.3 Tujuan Makalah


Diharapkan dengan penyusunan makalah ini dapat memberikan pemahaman dan wawasan
yang baik mengenai pengenalan gas CO dan sumber-sumber penghasil gas tersebut, dapat
mengetahui cara analisa gas CO, dan dapat mengetahui cara memperbaiki kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh gas CO
Bab II
Pembahasan

Karbon Monoksida
Asap kendaraan merupakan sumber utama bagi karbon monoksida di berbagai perkotaan.
Data mengungkapkan bahwa 60% pencemaran udara di Jakarta disebabkan karena benda bergerak
atau transportasi umum yang berbahan bakar solar terutama berasal dari Metromini. Formasi CO
merupakan fungsi dari rasio kebutuhan udara dan bahan bakar dalam proses pembakaran di dalam
ruang bakar mesin diesel. Percampuran yang baik antara udara dan bahan bakar terutama yang terjadi
pada mesin-mesin yang menggunakan Turbocharge merupakan salah satu strategi untuk
meminimalkan emisi CO. Karbon monoksida yang meningkat di berbagai perkotaan dapat
mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta kerusakan otak.
Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung pada pengendalian emisi
seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon monoksida menjadi karbon
dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah polusi bagi kendaraan bermotor.

Dampak Pencemaran Udara


Dampak pencemaran udara Dampak kesehatan
Substansi pencemar yang terdapat di udara dapat masuk ke dalam tubuh melalui sistem
pernafasan. Jauhnya penetrasi zat pencemar ke dalam tubuh bergantung kepada jenis pencemar.
Partikulat berukuran besar dapat tertahan di saluran pernapasan bagian atas, sedangkan partikulat
berukuran kecil dan gas dapat mencapai paru-paru. Dari paru-paru, zat pencemar diserap oleh sistem
peredaran darah Dampak kesehatan yang paling umum dijumpai adalah ISPA(infeksi saluran
pernapasan akut), termasuk di antaranya, asma, bronkitis, dan gangguan pernapasan lainnya.

Dampak terhadap tanaman


Tanaman yang tumbuh di daerah dengan tingkat pencemaran udara tinggi dapat terganggu
pertumbuhannya dan rawan penyakit, antara lain klorosis, nekrosis, bintik hitam. Partikulat yang
terdeposisi di permukaan tanaman dapat menghambat proses fotosintesis, Merusak estetika,
Mengganggu kenyamanan, Merusak gedung, kantor, dan perumahan. Hujan asam PH normal air
hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi
dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara
lain:

• Mempengaruhi kualitas air permukaan


• Merusak tanaman
• Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah

Efek rumah kaca


Efek rumah kaca disebabkan oleh keberadaan CO2, CFC, metana, ozon, dan N2O di lapisan
udara kita, sebenarnya zat-zat ini ada di lapisan udara menguntungkan, yaitu untuk menghalagi
pemantulan panas dari bumi ke luar angkasa, karena panas terhalangi maka udara di bumi siangnya
tidak terlalu panas dan malam nya tidak terlalu dingin.

Menguntungkan jika keberadaannya di udara dengan jumlah sedikit, tapi fakta nya hari ini
jumlah CO2,CFC,N2O di udara sangat banyak dikarenakan gaya hidup manusia di dunia serba
canggih daan serba menggunakan bahan bakar minyak, karena jumlahnya yang begitu banyak maka
jumlah energi matahari yang masuk ke bumi hanya sedikit yang di pantulkan kembali ke luar
angkasa akibatnya suhu bumi naik, kalu kita analogikan jumlah sinar matahari yang masuk 100 maka
yang di pantulkan cuma 30, 70 nya lagi tetap berada di bumi. Suhu bumi yang naik ini lah yang di
sebut dengan fenomen global warming.

Kerusakan lapisan ozon


Lapisan ozon yang berada di stratosfer (ketinggian 20-35 km) merupakan pelindung alami
bumi yang berfungsi memfilter radiasi ultra violet B dari matahari. Pembentukan dan penguraian
molekul-molekul ozon (O3) terjadi secara alami di stratosfer. Emisi CFC yang mencapai stratosfer
dan bersifat sangat stabil menyebabkan laju penguraian molekul-molekul ozon lebih cepat dari
pembentukannya, sehingga terbentuk lubang-lubang pada lapisan ozon.Kerusakan lapisan ozon
menyebabkan sinar UV-B matahri tidak terfilter dan dapat mengakibatkan kanker kulit serta penyakit
pada tanaman.
Penentuan Kandungan CO di Udara
Metode : iodine pentaoksida
Peralatan dan Bahan
PERALATAN :
1. Tabung penyerap (impinger) yang terbuat dari bahan gelas dengan ukuran normal dan dibungkus
alumunium foil atau bahan berwarna gelap.
2. Pompa udara dengan kecepatan air sampai 50 Liter / menit, ketelitian 0,01 Liter per menit.
3. Thermometer dengan suhu dari 5 – 50oC, pengukur kecepatan alir udara (flowmeter ),
kemampuan 0,5 – 5 Liter / menit, ketelitian 0,1 Liter per menit.
4. Anemometer dan altimeter.
5. Kompas.
6. Labu takar dengan berbagai macam ukuran 25 mL dan 1000 mL
7. Pipet ukur dengan skala 1-5 mL dan 5-10 mL, timbangan analitik.
8. UV-Vis spectrophotometer.
BAHAN :
1. Penyerap CO yaitu KI 2%
20 gram KI dilarutkan dalam 100 mL aquadest.

2. Iodine
1 mL 0,05 N iodine diencerkan menjadi 250 mL dengan larutan KI 2%. Larutan ini
identik dengan 0,5 µgL CO/mL (0,1 µgL I2/mL).

Cara Uji
PENGAMBILAN SAMPEL
1. Alirkan uap iodine yang terbentuk ke dalam impinger yang telah berisi 20 mL KI
2%.
2. Kecepatan aliran udara 0,1 - 0,4 L/menit.
3. Baca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 352 nm.

KALIBRASI
1. Untuk kalibrasi, siapkan 4 buah labu ukur 25 mL masing-masing diisi dengan 0; 1; 2; 4 mL
larutan standar iodine yang identik dengan 0,5 µgL CO/mL (0,1 µgL I2/mL).
2. Tanda bataskan dan homogenkan.
3. Baca pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 352 nm.
PERHITUNGAN
µg/mL CO (25o C, 76 mmHg) = gL CO x 24,5 .

volume udara (L)

Contoh Perhitungan Penentuan CO di Udara


Perhitungan volume standar Rumus :

Keterangan :
P1 = P terukur (kPa) V2 = Volume standar (L)
P2 = P standar (kPa) T1 = Suhu terukur (oK)
V1 = Volume terukur (L) T2 = Suhu standar (oK)
Data Sampling

Suhu Terukur Tekanan Volume Suhu Tekanan Volume


No Lokasi (T) terukur terukur Std Standar Standar

(oC) (oK) (kPa) (L) (oK) (kPa) (L)

1 A1 27.0 300.0 95.0 60 298 101.3 55.8934

2 A2 26.5 299.5 95.0 60 298 101.3 55.9867

3 A3 27.5 300.5 95.0 60 298 101.3 55.8004

4 A4 26.0 299.0 95.0 60 298 101.3 56.0803

Kadar CO di udara
Rumus Perhitungan :

Keterangan :
C : Konsentrasi CO di udara (μg/m3);
A : Jumlah CO dari contoh uji hasil perhitungan kurva kalibrasi (μg);
V : Volume udara yang dihisap dikoreksi pada kondisi normal 250C,101.3 kPa;
1000 : Konversi liter ke m3.

Data Hasil Perhitungan Kadar CO di Udara :


No Sampel μg blanko a (μgblanko) Volume Kadar
(μg/m3)

1 A1 0.088 0.038 0.05 55.8934 0.00028

2 A2 0.154 0.038 0.116 55.9867 0.00064

3 A3 1.814 0.038 1.776 55.8004 0.00989

4 A4 0.065 0.038 0.027 56.0803 0.00015

Pembahasan :
Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara ambien, bahwa standar kesehatan atau
nilai baku mutu udara ambien untuk gas CO adalah 30000 μg/m3, sehingga seluruh sampel yang
dianalisa berada pada nilai yang diperkenankan.
Lampiran

GAMBAR SUSUNAN PERALATAN SAMPLING KUALITAS UDARA

Gambar 1. Susunan Peralatan Sampling Kualtas Udara


1.1 Prinsip

Alat analisis gas CO bekerja atas dasar sinar infra merah yang terabsorbsi oleh analit. Sinar infra merah
yang digunakan adalah sinar infra merah non dipersive.
Gas nol (zero gas) dan contoh uji masuk dalam sel pengukuran dalam jumlah yang tetap dan diatur
oleh katup selenoid yang bekerja dalam rentang waktu tertentu. Pengukuran ini berdasarkan
kemampuan gas CO menyerap sinar infra merah. Banyaknya intensitas sinar yang diserap sebanding
dengan konsentrasi CO. Dengan kondisi ini alat penganalisa akan menggunakan modulasi yang timbul
sebagai akibat terabsorbsinya infra merah oleh contoh uji. Sinar infra merah dihasilkan oleh sumber
infra merah yang diarahkan ke tabung pengukuran, kemudian masuk ke detektor. Energi dari sinar
infra merah dilewatkan melalui tabung pengukuran kemudian diabsorpsi oleh contoh uji. Apabila
contoh uji mengalir ke tabung, energi infra merah yang masuk ke dalam detektor akan berfluktuasi
sesuai dengan intensitas sinar yang terabsorbsi oleh contoh uji yang sedang diukur.
Di dalam detektor, terdapat membran yang dapat mengukur fluktuasi tekanan contoh uji. Fluktuasi
tekanan terjadi jika terdapat perbedaan jumlah energi infra merah yang terabsorbsi oleh contoh uji
dan gas nol (zero gas) di dalam sel. Perbedaan ini menciptakan fluktuasi yang ekivalen dengan
perbedaan tekanan dalam membran. Hal ini kemudian diubah menjadi sinyal fluktuasi elektrik yang
diperkuat.

1.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam metode ini adalah:

a) gas nol (zero gas) : N2 atau He berisi kurang dari 0,1 ppm CO;
b) gas rentang induk : gas standar CO untuk skala penuh 80 % digunakan untuk kalibrasi rentang
instrumen; dan
c) gas rentang kerja : gas standar CO yang diperlukan untuk uji linieritas dengan rentang 10 %; 20
%; 50 % dan 80 % dari skala penuh.

1.3 Peralatan

Peralatan yang digunakan antara lain:


a) kantong pengumpul contoh uji CO; dan
b) alat ukur CO dengan detektor NDIR.

Keterangan gambar:

A adalah aliran udara masuk; E adalah pompa vakum;


B adalah kotak hampa udara (vakum); F adalah kran buka tutup Tedlar bag; C
adalah ruang vakum; G adalah kran pengatur vakum;
D adalah Tedlar bag; H adalah kran pengatur laju alir.

Gambar 1 - Rangkaian peralatan pengambil contoh uji CO Tedlar bag

1.4 Pengumpulan contoh uji

Lakukan pengumpulan contoh uji dengan langkah-langkah, sebagai berikut:

a) pasang alat sedemikian rupa sehingga siap untuk pengumpulan contoh uji (lihat gambar).
Kantong pengumpul harus benar-benar kosong dan bebas kontaminan;
b) atur laju pompa vakum sesuai dengan kantong pengumpul yang digunakan

CATATAN Bila dilakukan pengukuran secara langsung dengan alat CO Analizer maka tahap ini diabaikan

1.5 Persiapan pengujian

1.5.1 Prosedur kalibrasi

a) Alirkan gas nol pada alat dan tetapkan pembacaan nol pada pencatat (recorder).
b) Nilai nol disesuaikan pada skala pencatat (zero adjustment).
c) Masukkan segera standar gas dan buat kurva kalibrasi (minimal tiga titik).

1.5.2 Pengujian contoh uji

a) Kondisikan alat ukur hingga siap untuk pengukuran,


b) Pastikan alat dalam keadaan terkalibrasi sesuai dengan petunjuk pembuatan kurva kalibrasi,
c) Hubungkan wadah pengumpul berisi contoh uji gas CO ke katup gas masuk pada alat ukur,
d) Lakukan pengukuran,
e) Catat data yang diperoleh.

CATATAN Butir c) dilaksanakan apabila digunakan wadah pengumpul contoh uji

1.6 Perhitungan

Konsentrasi gas CO dibaca langsung dari pencatat (recorder) dengan satuan ppm. Konversi ke satuan
g/Nm3 menggunakan rumus sebagai berikut :

C 2  C 1  28  1000 (1)

24,45
Keterangan:

C2 adalah konsentrasi CO dalam udara ambien


(µg/Nm3); C1 adalah konsentrasi CO dalam udara
ambien (ppm );

28 adalah berat molekul CO;

24,45 adalah volum gas pada kondisi normal 25C, 760 mmHg (L).

Bab III
Penutup

Kesimpulan

Karbon monoksida akan bersifat berbahaya apabila konsentrasinya melebihi ambang


batas. Jika kadar karbonmonoksida meningkat dampak yang dihasilkannya antara lain dapat
mengakibatkan turunnya berat janin dan meningkatkan jumlah kematian bayi serta
kerusakan otak. Karena itu strategi penurunan kadar karbon monoksida akan tergantung
pada pengendalian emisi seperti pengggunaan bahan katalis yang mengubah bahan karbon
monoksida menjadi karbon dioksida dan penggunaan bahan bakar terbarukan yang rendah
polusi bagi kendaraan bermotor.
Berdasarkan data yang diperoleh dari sumber Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 41 tahun 1999 tentang pengendalian pencemaran udara ambien, bahwa
standar kesehatan atau nilai baku mutu udara ambien untuk gas CO adalah 30000 μg/m 3,
sehingga seluruh sampel yang dianalisa berada pada nilai yang diperkenankan.
DAFTAR PUSTAKA

14

Anda mungkin juga menyukai