Bagi seorang penggemar makanan yang serba dipanggang dan dibakar tentu
sudah sangat familiar sekali dengan aroma serta rasa dari makanan yang dipanggang
dan dibakar tersebut. Makanan yang dibakar atau dipanggang umumnya hasil
olahannya bewarna kecoklatan hingga menghitam, juga menghasilkan aroma yang
khas dan berbeda dari makanan yang digoreng atau direbus. Ternyata perubahan
warna dan aroma khas ini tidak serta-merta terjadi begitu saja, dan tentu ada
penjelasan Ilmiahnya.
Perubahan warna dan aroma pada makanan yang dibakar atau dipanggang
tersebut dikarenakan Reaksi Maillard, proses kimiawi yang terjadi hampir di setiap
proses memasak. Reaksi Maillard adalah reaksi pencoklatan non enzimatis yang
terjadi karena adanya reaksi antara gula pereduksi dengan gugus amin bebas dari
asam amino atau protein1. Reaksi Maillard pertama kali ditemukan pada awal 1900-
an oleh seorang ilmuwan berkebangsaan Perancis, Louis Camille Maillard.. Nama
beliau kemudian diabadikan sebagai nama reaksi.
Gula dan asam amino merupakan salah satu zat yang dapat mempengaruhi.
Komponen gula yang dapat melangsungkan reaksi Maillard adalah gula yang
memiliki sifat pereduksi, seperti glukosa. Sementara sukrosa tidak memiliki sifat
pereduksi. Molekul gula yang lebih kecil akan lebih mudah bereaksi dibanding
molekul yang besar3. Faktor lainnya yang dapat mempengaruhi reaksi Maillard
adalah suhu dan waktu pemanasan. Semakin lama waktu dan semakin tinggi suhu
pemanasan, reaksi Maillard akan semakin banyak terjadi, suhu pemanasan lebih
berpengaruh dibanding waktu pemanasannya (C. Eriksson, 1981:109)
Arthasalina, Dian Septi. 2018. Reaksi Maillard, Rahasia dibalik Lezatnya Steak
dan Roti Bakar. www.idntimes.com/science/discovery/reaksi-maillard-
rahasia-di-balik-lezatnya-steak-dan-roti-bakar diakses 7 Januari 2020
Kusnandar, Feri. 2017. Kimia Pangan Komponen Makro. Institut Pertanian Bogor
: Bogor.
Winarno, F.G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi. Gramedia Pustaka Utama : Jakarta