Abstrak
Reaksi maillard adalah reaksi yang terjadi antara gula pereduksi (terutama α-D-glukosa)
dengan gugus amin bebas dari asam amino, bagian protein atau senyawa lain yang mengandung
gugus amin. Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Pangan dan Gizi Fakultas Pertanian,
UNSOED, Purwokerto pada bulan Desember 2011. Tujuan praktikum ini adalah untuk
mengetahui terjadinya reaksi maillard pada bahan yang ditambah dengan larutan NaOH 0,1 N dan
HCl 0,1 N. Bahan yang digunakan untuk sampel adalah glukosa 2%, sukrosa 2% dan
maltodekstrin 2% yang dicobakan dengan ditambah NaOH 0,1N, HCl 0.1N, dan larutan protein.
Setelah itu dipanaskan dan dibandingkan. Hasil praktikum menunjukan penambahan NaOH yang
bersifat basa lebih cepat mengalami pencoklatan karena terjadi fragmentasi atau polimerisasi
sehingga monosakarida akan mudah mengalami dekomposisi dan menghasilkan pencoklatan non-
enzimatis bila dipanaskan dalam suasana basa dibandingkan dengan larutan yang ditambahkan
HCL yang bersifat asam.
I. Pendahuluan
Proses pencoklatan atau browning, adalah proses yang umum terjadi pada
produk pangan. Reaksi pencoklatan diklasifikasikan menjadi reaksi pencoklatan
enzimatis dan reaksi pencoklatan non enzimatis. Reaksi kedua pencoklatan
tersebut melibatkan pembentukan pigmen cokelat pada makanan. Reaksi
pencoklatan ini mempebgaruhi flavor, penampakan, dan nilai gizi produk pangan
tersebut.
Reaksi Maillard
Reaksi kecoklatan non-enzimatis atau sering disedbut dengan reaksi
maillard adalah reaksi yang terjadi antara gula pereduksi (terutama α-D-glukosa)
dengan gugus amin bebas dari asam amino, bagian protein atau senyawa lain yang
mengandung gugus amin.(kusnandar, 2010)
Langkah pertama dari reaksi Maillard adalah reaksi dari gula pereduksi,
seperti glukosa, dengan asam amino. Reaksi ini ditunjukkan pada gambar 1 di
bawah ini dan menghasilkan produk reaksi yang disebut senyawa Amadori.
Gambar. 1: Langkah awal dari reaksi Maillard antara glukosa dan asam amino (RNH 2), di
mana R adalah kelompok asam amino sisi (dari ref 2.)
Seperti dapat dilihat pada gambar 1, senyawa Amadori mudah isomerise menjadi tiga
struktur berbeda yang dapat bereaksi berbeda dalam langkah-langkah berikut. Seperti
dalam makanan umumnya lebih dari 5 gula reaktif yang berbeda dan 20 asam amino
reaktif yang hadir, hanya langkah pertama secara teoritis sudah menghasilkan lebih dari
100 produk reaksi yang berbeda.
Dehydratation reaksi,
Fisi, ketika produk hidrolitik rantai pendek yang diproduksi, misalnya
diacetyl dan pyruvaldehyde,
"Strecker degradasi" dengan asam amino atau mereka dapat
condensated untuk aldols.
Reaksi maillard dapat dipercepat oleh keberadaan ion metal, seperti ion
Cu+, Cu2+, Fe2+, dan Fe3+. Namun, keberadaan sulfur dioksida(SO2) dan ion sulfit
dapat menghambat reaksi maillard.npenghambatan reaksi SO2 dan ion sulfit
disebabkan oleh pencegahan reaksi lanjutan pada tahap pembentukan reaksi
melanoidin. Oleh karena itu, sulfur dioksida (SO2) dan sulfit dapat digunakan
sebagai inhibitor pembentukan warna cokelat.(kusnandar, 2010)
Gelatin 2%
Glukosa Sukrosa Maltodekstrin
Protein Bening Bening Bening
NaOH Agak kuning Agak kuning Agak kuning
HCL Agak coklat Agak coklat Agak coklat
B. Pembahasan
Reaksi kecoklatan non-enzimatis atau sering disebut dengan reaksi
maillard adalah reaksi yang terjadi antara gula pereduksi (terutama α-D-glukosa)
dengan gugus amin bebas dari asam amino, bagian protein atau senyawa lain yang
mengandung gugus amin. Biasanya reaksi memerlukan panas. Hasil reaksi ini
berupa produk berwarna coklat yang sering dikehendaki, namun kadang-kadang
malahan menjadi pertanda penurunan mutu.
Menurut Soeharsono (1978), larutan basa encer pada suhu kamar akan
mengubah sakarida. Perubahan ini terjadi pada atom C anomerik dan atom C
tetangganya tanpa mempengaruhi atom-atom C lainnya. Jika D-glukosa dituangi
larutan basa encer maka sakarida itu akan berubah menjadi campuran: D-glukosa,
D-manosa, D-fruktosa. Perubahan menjadi senyawaan tersebut melalui bentuk-
bentuk enediolnya. Bilamana basa yang digunakan berkadar tinggi maka akan
terjadi fragmentasi atau polimerisasi sehingga monosakarida akan mudah
mengalami dekomposisi dan menghasilkan pencoklatan non-enzimatis bila
dipanaskan dalam suasana basa (Soeharsono, 1978).
Hal tersebut sesuai dengan apa yang diungkapkan Sudarmanto (2000), yaitu
bahwa pada pH diatas 4, dalam suasana alkali, glukosa siklik akan berubah
kebentuk cincin terbuka yang mengandung gugus karbonil dan selanjutnya akan
mengalami keseimbangan antara bentuk keto dan enolnya, yang disebut enolisasi.
Enolasi pada glukosa menyebabkan terbentuknya keseimbangan antara campuran
glukosa, fruktosa, dan manosa dengan enediol sebagai senyawa antara. Warna
kuning kecoklatan yang terjadi merupakan akibat dari terbentuknya keempat
senyawa diatas (Sudarmanto, 2000). HCl tidak mampu menghidrolisis glukosa.
Pada pH 3-4 kebanyakan gula reduksi stabil (Fenema,1976).
Reaksi pencoklatan ini dapat terjadi karena semua asam amino memiliki
gugus amino bebas. Namun hanya gugus alfa amino terminal atau gugus amino
yang terdapat pada rantai samping yang dapat bereaksi dengan gugus karbonil
(umumnya gugus karbonil yang ada pada gula pereduksi).
Reaksi maillard adalah reaksi maillard adalah reaksi yang terjadi antara gula
pereduksi (terutama α-D-glukosa) dengan gugus amin bebas dari asam amino,
bagian protein atau senyawa lain yang mengandung gugus amin. Biasanya reaksi
memerlukan panas. Hasil reaksi ini berupa produk berwarna coklat yang sering
dikehendaki, namun kadang-kadang malahan menjadi pertanda penurunan mutu.
Reaksi ini akan terjadi apabila ada pemanasan dengan suhu yang cukup tinggi dan
berlangsung cepat pada suasana alkalis dan dalam bentuk larutan. Hal ini dapat
diketahi dari penambahan NaOH yang bersifat basa lebih cepat mengalami
pencoklatan dibandingkan dengan larutan yang ditambahkan HCL yang bersifat
asam.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA