Proyek Inovasi Kelompok 5 Fix
Proyek Inovasi Kelompok 5 Fix
Disusun Oleh
Kelompok 5
Kelompok 5
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Nyeri persalinan atau his persalinan adalah kontraksi otot-otot rahim pada
persalinan, dimana dengan his tersebut yang menyebabkan pendataran dan pembukaan
serviks (Clervo,2011). His juga sebagai salah satu kekuatan pada ibu yang menyebabkan
serviks membuka dan mendorong janin ke bawah (Saifuddin, 2012). Sebagian besar ibu
bersalin mengalami rasa nyeri pada waktu melahirkan, tetapi intensitasnya rasa nyeri ini
berbeda pada setiap ibu bersalin. Hal ini sering dipengaruhi oleh psikologis ibu saat
bersalin (rasa takut dan berusaha melawan persalinan) serta ada tidaknya dukungan dari
orang sekitar selama proses persalinan (Yanti, 2014). Saat yang paling melelahkan dan
berat, dan kebanyakan ibu hamil merasakan sakit atau nyeri pada saat persalinan adalah
kala 1 fase aktif.
Adapun cara untuk menghilangkan nyeri persalinan yang paling efektif dan efisien
adalah tindakan medis yang dilakukan oleh medis seperti pemberian obat dan tindakan
non medis atau non farmakologis. Tindakan non medis atau non farmakologis yang dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan atau bidan antara lain adalah relaksasi, teknik pemusatan
pikiran dan imajinasi, teknik pernafasan, hidroterapi, masase atau sentuhan terapeutik,
hipnosis, akupuntur (satu pengobatan alternatif 2 yang banyak dilakukan untuk mengobati
berbagai penyakit) dan acupressure (Danuatmaja, 2015).
Sebagian besar ibu bersalin (90%) memilih metode non farmakologis untuk
mengatasi nyeri. Terapi kompres hangat merupakan salah satu metode non farmakologis
untuk mengatasi nyeri. Metode ini mempunyai risiko yang sangat rendah, bersifat murah,
simpel, efektif, tanpa efek yang merugikan dan dapat meningkatkan kepuasan selama
persalinan. Penggunaan kompres hangat untuk area yang tegang dan nyeri dianggap
mampu meredakan nyeri. Hangat mengurangi spasme otot yang disebabkan oleh iskemia
yang merangsang neuron yang memblok transmisi lanjut rangsang nyeri menyebabkan
vasodilatasi dan peningkatan aliran darah ke area yang dilakukan pengompresan (Walsh,
2015).
Penelitian yang dilakukan oleh Manurung (2011) yaitu pengaruh Teknih
Pemberian Perubahan Skala Nyeri Persalinan Pada Klien Primigravida.Terapi kompres
hangat adalah salah satu terapi managemen nyeri persalinan selain terapi alternatif
lainnya seperti pemberian psikoedukasional, terapi biofeedback, terapi endorphin, gate
kontrol dan sensory transformation. Terapi kompres hangat juga telah banyak digunakan
sebagai terapi nyeri di bidang keilmuan lain misalnya mengurangi nyeri persendian, nyeri
postoperasi. Pemberian kompres hangat pada daerah tubuh akan memberikan signal ke
hipothalamus melalui spinal cord. Ketika reseptor yang peka terhadap panas 3
dihipotalamus dirangsang, sistem efektor mengeluarkan signal yang memulai berkeringat
dan vasodilatasi perifer. Perubahan ukuran pembuluh darah akan memperlancar sirkulasi
oksigenisasi mencegah, terjadinya spasme otot, memberikan rasa hangat membuat otot
tubuh lebih rileks, dan menurunkan rasa nyeri.
Penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni (2014) di RB. Ananda Mojokerto yang
bertujuan untuk mengukur ada tidaknya penurunan nyeri dengan metode kompres hangat
pada ibu bersalin. Dari hasil penelitian diperoleh intensitas nyeri sebelum dilakukan
tekhnik kompres hangat nilai rata-rata adalah 73,4% dan setelah dilakukan intervensi nilai
rata-rata adalah 66,6%. Maka dapat disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan
sebelum dan setelah intervensi p=0,002 < α=0,05 maka H1 diterima, dari penggunanaan
kompres hangat terhadap penurunan skala nyeri pada ibu bersalin. Kompres air hangat
yang diberikan pada punggung bawah wanita di area tempat kepala janin menekan tulang
belakang akan mengurangi nyeri, panas akan meningkatkan sirkulasi ke area tersebut
sehinga memperbaiki anoksia jaringan yang disebabkan oleh tekanan. Panas dapat
disalurkan melalui konduksi (botol air panas, bantalan pemanas listrik, lampu, kompres
hangat kering dan lembab) atau konversi (Ultrasonografi, diatermi) (Yani, 2012).
Proyek inovasi mengenai nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada ibu persalinan
telah banyak dilakukan di luar negeri dan menjadi hal yang penting untuk mengatasi
masalah tersebut. Penelitian di Indonesia saat ini masih belum banyak dilakukan. Studi
pendahuluan yang dilaksankan di ruang VK RSU Gunung Jati Kota Cirebon pada tanggal
18 Desember 2019- 10 januarri 2020 terhadap 4 pasien persalinan kala I fase aktif
mengalami nyeri sangat berat. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan proyek
inovasi tentang efektifitas terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada ibu
persalinan di Ruang VK RSD Gunung Jati Kota Cirebon.
Proyek inovasi ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas terapi air hangat
terhadap penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada ibu bersalin di Ruang VK
RSD Gunung Jati Kota Cirebon.
2. STIKes Kuningan
Hasil proyek inovasi ini dapat dijadikan referensi tambahan dan
pengembangan proyek inovasi tentang efektivitas terapi air hangat terhadap
penurunan nyeri persalinan kala 1 fase aktif pada ibu bersalin dengan jumlah
responden dan variasi proyek inovasi yang bias digunakan untuk perunan nyeri
persalinan.
4. Bagi Responden
Proyek inovasi nyeri persalinan kala 1 fase aktif secara efektif ini diharapkan
dapat menambah pengetahuan bagi ibu bersalin yang mengalami gangguan rasa nyeri
dan nyaman. Untuk dapat mengetahui fisiologi dan mampu melaksanakan upaya
penurunan rasa nyeri dam meningkatkan kenyamanan dengan cara kompres air
hangat. juga bermanfaat sebagai pedoman untuk responden didalam penatalaksanaan
nyeri persalinan kala 1 fase aktif secara efektif dan mudah untuk dilaksanakan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Persalinan
1. Pengertian Persalinan
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat
hidup ke dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain
(Mochtar, 2011). Varney (2015), menjelaskan bahwa persalinan adalah
rangkaian proses yang berakhir dengan pengeluaran hasil konsepsi oleh ibu.
Proses persalinan dimulai dengan kontraksi persalinan sejati yang ditandai oleh
perubahan progesif pada serviks, dan akhirnya dengan kelahiran plasenta.
Menurut Manuaba (2011), persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi
(Janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir dengan bantuan maupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwapersalinan merupakan proses pengeluaran hasil konsepsi berupa janin
danplasenta yang telah cukup bulan dan dapat hidup diluar kandungan
melalui jalan lahir atau jalan lain. Persalinan dimulai dengan adanya
kontraks irahim, ditandai perubahan progresif pada servik, dan diakhiri
dengan kelahiran plasenta.
4. Proses Persalinan
Mochtar (2011) menjelaskan tentang proses persalinan yang terdiri dari 4
kala yaitu pada Kala I waktu untuk pembukaan serviks sampai menjadi
pembukaan lengkap 10 cm. Dibagi atas 2 fase yaitu fase latendimana
pembukaan serviks 1–3 cm. Dan fase aktif dimana pembukaan servik 4–10
cm. Pada primigravida berlangsung 13-14 jam dan pada multigravida
berlangsung 6-7 jam. Kemudian pada Kala II merupakan kala pengeluaran janin,
waktu uterus dengan kekuatan his ditambah kekuatan mengedan, mendorong
janin keluar hingga lahir. Pada primigravida berlangsung 1,5–2 jam dan
pada multigravida berlangsung 0,5–1 jam.
Sedangkan pada kala III terjadi pelepasan dan pengeluaran uri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Kala IV
digunakan sebagai pengawasan selama 1-2 jam setelah bayi dan lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan postpartum.
B. Nyeri Persalinan
1. Pengertian Nyeri Persalinan
Nyeri merupakan suatu kondisi berupa perasaan yang tidak
menyenangkan, bersifat sangat subyektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap
orang dalam hal skala atau tingkatnya, dan hanya pada orang tersebutlah yang
dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialami (Uliyah, 2014).
Nyeri persalinan adalah nyeri rintik dengan peningkatan frekuensi dan
keparahan (Dorland, 2012). Sedangkan menurut Mender (2014) nyeri
persalinan adalah nyeri yang menyertai kontraksi uterus. Nyeri persalinan
berasal dari gerakan (kontraksi) rahim yang berusaha mengeluarkan bayi.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa nyeri
persalinan adalah nyeri yang berasal dari gerakan (kontraksi) rahim yang
bersifat subyektif, ritmik dengan peningkatan frekuensi dan keparahan yang
digunakan untuk mengeluarkan bayi.
Gambar 2.1
Numeric Rating Scale
Sumber: Ma’rifah & Surtiningsih (2013)
a. 0 (Tidak Nyeri)
Tidak ada keluhan nyeri haid/kram di area perut bagian bawah, wajah
tersenyum, vocal positif, bergerak dengan mudah, tidak menyentuh atau
menunjukkan area yang nyeri.
Pada bab ini akan menyajikan hasil pelaksanaan tentang pengaruh terapi air hangat
terhadap penurunan skala nyeri persalinan pada pasien kala I fase aktif. Waktu
pelaksanaan dimulai dari tanggal 30 Desember 2019 sampai tanggal 11 Januari 2020.
Pelaksaaan ini menggunakan metode quasi eksperiment dengan rancangan one group pre
test and post test without control dan teknik pengambilan sampel menggunakan
accidental sampling. Analisis data menggunakan Chi-square dengan nilai α (p<0,05).
Data diperoleh langsung dengan jumlah 4 orang pasien kala I fase aktif di Ruang VK
RSU Gunung Jati Kota Cirebon 2020.
Tingkat nyeri pada pasien persalinan kala I fase aktif sebelum diberikan tindakan
terapi air hangat dengan mengunakan skala 0-10 yaitu tidak nyeri, nyeri ringan, nyer
sedang, nyeri berat dan nyeri sangat berat, berikut sajian gambaran tingkatan nyeri pada
pasien persalinan kala I fase aktif.
Tabel 1. Distribusi intensitas skala nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan
sesudah diberikan terapi air hangat di Ruang VK RSU Gunung Jati Kota
Cirebon tahun 2020.
No Skala Nyeri
Responden Sebelum Sesudah
1 10 8
2 9 7
3 9 7
4 10 8
Sumber: hasil pelaksanaan proyek inovasi tahun 2020
Berdasarkan data intensitas skala nyeri persalinan kala I fase aktif pada tabel 1,
menunjukan bahwa dari 4 responden sebelum diberikan terapi air hangat didapatkan hasil
distribusi intensitas nyeri yang bervariasi, skala nyeri tertinggi adalah 10 (2 responden)
dan skala nyeri 9 (2 responden).
Setelah diberikan kompres air hangat didapatkan hasil yaitu, 2 responden mengalami
skala 8 (tertinggi) dan 2 responden mengalami skala nyeri 7 (terendah).
Table 2. Rata-rata intensitas skala nyeri persalinan kala I fase aktif sebelum dan
sesudah diberikan terapi air hangat di Ruang VK RSU Gunung Jati Kota
Cirebon tahun 2020.
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari pelaksanaan proyek inovasi yang kami lakukan pada klien
nyeri pesalinan kala 1 fase aktif pada ibu bersalin didapatkan bahwa sebelum dilakukan
Terapi kompres Air Hangat, intensitas nyeri rata-rata yang dirasakan responden adalah
pada skala 9,50. Nyeri tertinggi yang dirasakan responden yaitu skala 10 sedangkan yang
terendah pada skala 9.
Sesudah dilakukan pemberian Terapi Komres Air Hangat intensitas nyeri
mengalami penurunan yaitu rata-rata mengalami intensitas nyeri pada skala 7.50 . Nyeri
tertinggi yang dirasakan pada skala 8 sedangkan yang terendah pada skala 7.
Ada perbedaan intensitas nyeri persalinan kala 1 fase aktif ada ibu bersalin
sebelum dan sesudah pemberian Terapi Kompres Air Hangat . Hal ini ditunjukkan
dengan hasil analisis p value 0.046 (<0.05) yang berarti ada perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah pemberian Terapi Komres Air Hagat.
B. SARAN
Diharapkan bagi ibu Nyeri Persalinan kala 1 fase aktif dapat memahami tentang
Terai Kompres Air Hangat terhadap penurunan intensitas nyeri akibat Persalinan kala
1 fase aktif ada Ibu Bersalin. Informasi yang telah diterima dapat dipraktekkan secara
mandiri oleh keluarga pasien sehingga ketika ibu mengalami nyeri keluarga bisa
melakukan tindakan non farmakologis untuk mengurangi nyeri yaitu dengan tidakan
terapi kompres air hangat.
Diharapkan bagi tenaga kesehatan khususnya paramedis hasil proyek inovasi ini
ini dapat digunakan untuk bahan pertimbangan pengembangan intervensi kebidanan
untuk tindakan non farmakologis dalam mendukung penyembuhan dan pelengkap
tindakan farmakologis
Kelompok menyarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut tentatang Terapi
Kompres Air Hangat untuk mengurangi nyeri pada ibu persalinan kala 1 fase aktif
pada ibu bersalin dengan jumlah responden yang lebih banyak dan lama penelitian
yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
A. Pengertian
Terapi air hangat merupakan metode relaksasi mengguanakan air sebagai media
intervensinya. Terapi air hangat dapat menyababkan efek relaksasi, mengurangi
nyeri,dan melancarakan aliran darah pada lokasi yang di Intervensi.
B. Tujuan
1. Dapat menyebabkan efek relaksasi
2. Mengurangi nyeri
3. Melancarkan peredaran darah
C. Indikasi
1. Penurunan intensitas nyeri
2. Menurunkan kecemasan
3. Meningkatkan kualitas tidur
D. Kontraindikasi
1. Luka bakar
2. Luka memar
3. Ruam kulit
4. Peradangan kulit
5. Kulit yang kemerahan
E. Peralatan
1. Air hangat dengan suhu 37-400 Celcius
2. Buli-buli
3. Thermometer air raksa
4. Handuk kecil /kain
5. stopwatch
F. Prosedur Pelaksanaan
1. Tahap Prainteraksi
a. Mengecek program terapi
b. Mencuci tangan
c. Menyiapkan alat
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam pada pasien dan sapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
c. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
3. Tahap Kerja
a. Mengkaji kontraindikasi terapi botol air hangat
b. Mengkaji skala nyeri sebelum tindakan
c. Mengisi 1/3-2/3 buli-buli dengan air hangat dengan suhu 37-40 Celcius
d. Mengkaji ketebalan pakaian pasien, apabila terlalu tipis dapat menggunakan
handuk pada area yang akan diterapi.
e. Menyampaikan kepada pasien apabila terlalu panas atau perasaan terbakar
f. Taruhlah buli-buli hangat pada area punggung di lumbal 3-4 selama 15 menit.
g. Kaji kondisi kemerahan atau kulit pasien setiap 5 menit
h. Hentikan terapi buli-bulil air hangat setelah terapi berlangsung atau apabila
klien merasakan perasaan terbakar dan tidak nyaman dengan intervensi.
i. Kaji ulang skala nyeri setelah dilakukn tindakan.
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan
b. Berpamitan dengan klien
c. Membereskan dan kembalikan alat ketempat semula
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
LEMBAR OBSERVASI
1. Nama :
2. Usia :
3. Status Obstetric :
4. Usia kehamilan :
5. Pekerjaan :
6. Pendidikan :
7. Skala Nyeri Sebelum Tindakan :
8. Skala Nyeri Setelah Tindakan :