Bab 1 FF
Bab 1 FF
Oleh :
Dinda Syavitri
NIM : PO.71.31.1.16.011
2019
LEMBAR PENGESAHAN
1
KATA PENGANTAR
2
Penulis menyadari proposal skripsi ini tidak luput dari berbagai
kekurangan. Penulis mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan
dan perbaikannya sehingga akhirnya proposal skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan dilapangan
serta bisa dikembangkan lagi lebih lanjut.
Dinda Syavitri
3
DAFTAR ISI
BAB Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………….i
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................6
A. Latar Belakang.........................................................................................................6
B. Rumusan masalah................................................................................................10
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................10
1. Tujuan Umum.................................................................................................10
2. Tujuan Khusus...............................................................................................10
D. Hipotesis Penelitian...............................................................................................11
E. Manfaat Penelitian.................................................................................................11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................12
A. Telaah Pustaka......................................................................................................12
1. Hiperkolesterolemia.......................................................................................12
2. Patofisiologi Hiperolesterolemia..................................................................12
3. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol dalam Tubuh...................14
4. Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia.......................................................18
5. Kolesterol........................................................................................................22
6. Klasifikasi kolesterol......................................................................................23
7. Asupan Zat Gizi.............................................................................................26
8. Tomat...............................................................................................................30
6. Wortel..............................................................................................................34
B. Kerangka Teori.......................................................................................................39
C. Kerangka Konsep..................................................................................................40
D. Variabel Penelitian....................................................................................................40
4
E. Definisi Operasional.................................................................................................40
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................................42
A. Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................................42
B. Jenis Dan Rancangan Penelitian........................................................................42
C. Populasi dan Sampel............................................................................................43
D. Cara Pengambilan Sampel..................................................................................44
E. Jenis Data dan Pengumpulan Data....................................................................45
F. Prosedur pembuatan puding tomat dan wortel.................................................46
G. Perlakuan Kepada Sampel..................................................................................46
H. Pengolahan dan Analisis Data.............................................................................47
I. Alur Penelitian........................................................................................................48
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................53
LAMPIRAN
5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hiperkolesterolemia merupakan gangguan metabolisme lemak
dengan ditandai kadar kolesterol total darah yang tinggi. Kadar
kolesterol tinggi akan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh
darah sehingga sirkulasi terganggu. Hal tersebut mengurangi jumlah
oksigen yang disuplai ke jantung yang berakibat pada terjadinya
penyakit jantung koroner (NCI, 2011).
6
jantung koroner serta 6,2 juta jiwa meninggal karena stroke (WHO,
2013).
7
pada tahun 2016 sebanyak 1272 pasien dan pada tahun 2017
mengalami peningkatan dengan pasien sebanyak 1941 pasien. Ketiga
penyakit tersebut dapat disebabkan karena terjadinya abnormalitas
kolesterol dalam darah (hiperkolesterolemia) (Nisrina, 2018).
8
Berdasarkan penelitian Nofia dan Dewi (2018) tentang
pengaruh pemberian intervensi jus tomat, wortel, dan gabungan tomat
dan wortel terhadap kadar kolesterol penderita hiperkolesterolemia.
Didapatkan hasil rerata penurunan kadar kolesterol responden yang
diberi jus gabungan tomat dan wortel paling rendah dibandingkan
perlakuan yang lain. Berarti adanya pengaruh yang signifikan
pemberian jus tomat dan wortel terhadap rerata kadar kolesterol
penderita hiperkolesterolemia.
9
darah. Serat dapat menurunkan kolesterol total 10.37%, dan
meningkatkan kolesterol High Density Lipoprotein (HDL) sebesar 3.2%
(Orviyanti, 2012).
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang meningkatnya angka kejadian
penyakit jantung koroner yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia
sebesar 30,55 % maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai
pengaruh pemberian puding tomat dan wortel terhadap kadar
kolesterol total pasien hiperkolesterolemia rawat jalan di RSI Siti
Khadijah Kota Palembang.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisis pengaruh pemberian puding tomat dan wortel
terhadap kadar kolesterol pasien hiperkolesterolemia rawat jalan di
RSI Siti Khadijah Kota Palembang.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui karakteristik responden (usia dan jenis
kelamin) pasien hiperkolesterolemia kelompok perlakuan dan
kelompok pembanding.
b. Untuk mengetahui rata-rata kadar kolesterol total pasien
hiperkolesterolemia kelompok perlakuan dan pembanding
sebelum diberikan perlakuan.
c. Untuk mengetahui rata-rata kolesterol total pasien
hiperkolesterolemia kelompok perlakuan dan pembanding
setelah diberikan perlakuan.
10
d. Untuk mengetahui perbedaan rata-rata penurunan kadar
kolesterol total pasien hiperkolesterolemia pada kelompok
perlakuan dan pembanding.
e. Untuk menganalisis pengaruh pemberian puding tomat dan
wortel terhadap penurunan kadar kolesterol total pada pasien
hiperkolesterolemia.
D. Hipotesis Penelitian
Ada pengaruh pemberian puding tomat dan wortel terhadap
kadar kolesterol pasien hiperkolesterolemia rawat jalan di RSI Siti
Khadijah Kota Palembang
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan,
pengetahuan dan pengalaman penelitian di bidang gizi dan
menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama mengikuti
perkuliahan di Poltekkes Kementerian Kesehatan Palembang
Jurusan Gizi.
2. Bagi RSI Siti Khadijah Palembang
Diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam penurunan
kadar kolesterol total pada pasien hiperkolesterolemia di RSI Siti
Khadijah Palembang agar tetap stabil dan tidak terjadi peningkatan
kadar kolesterol.
3. Bagi Poltekkes Kemenkes Palembang
Diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Poltekkes Kemenkes
Palembang yaitu sebagai salah satu referensi informasi dan bahan
kepustakaan dalam pengembangan penelitian selanjutnya.
4. Bagi Masyarakat
Bahan masukan dalam pemanfaatan pangan yang berbasis
kearifan lokal yaitu tomat dan wortel dalam upaya pencegahan dan
penurunan kadar kolesterol total.
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Hiperkolesterolemia
Hiperkolesterolemia adalah suatu kondisi dimana
meningkatnya konsentrasi kolesterol dalam darah yang melebihi
nilai normal (Guyton & Hall, 2008). Kolesterol telah terbukti
mengganggu dan mengubah struktur pembuluh darah yang
mengakibatkan gangguan fungsi endotel yang menyebabkan lesi,
plak, oklusi, dan emboli. Selain itu juga kolesterol diduga
bertanggung jawab atas peningkatan stress oksidatif (Stapleton et
al., 2010).
2. Patofisiologi Hiperolesterolemia
Lipid yang berasal dari makanan akan mengalami proses
pencernaan di dalam usus menjadi asam lemak bebas, trigliserida,
fosfolipid dan kolesterol yang akan diabsorbsi dan
ditransportasikan oleh darah ke berbagai jaringan dalam bentuk
lipoprotein. Lipoprotein merupakan alat pengangkut lipid dalam
darah karena lipid tidak dapat larut dalam darah sehingga harus
berikatan dengan protein untuk membentuk senyawa larut.Terdapat
empat kelompok utama lipoprotein, yaitu: kilomikron, Very
Lowdensity Lipoprotein (VLDL), Low Density Lipoprotein (LDL) dan
12
High Densitylipoprotein (HDL). Kilomikron merupakan lipoprotein
yang mengangkut lipid dari penyerapan dalam usus; VLDL
mengangkut trigliserol dari hati: LDL menyalurkan kolesterol ke
jaringan, dan HDL membawa kolesterol dari jaringan dan
mengembalikannya ke hati untuk diekskresikan dalam proses yang
dikenal sebagai transport kolesterol terbalik (reverse
cholesteroltransport).
13
3. Faktor yang Mempengaruhi Kadar Kolesterol dalam Tubuh
Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute (2012),
faktor risiko yang berhubungan dengan kadar kolesterol total dibagi
dalam faktor risiko yang dapat diubah dan faktor risiko yang tidak
dapat diubah (Putri, 2016).
1) Usia
2) Jenis kelamin
14
Laki-laki dewasa di atas 20 tahun umumnya memiliki
kadar kolesterol lebih tinggi dibandingkan wanita. Setelah
wanita mencapai menopause, mereka memiliki kadar
kolesterol lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini disebabkan
berkurangnya aktifitas hormon estrogen setelah wanita
mengalami menopause (Ujiani, 2014).
3) Genetik (Keturunan)
15
menunjukkan bahwa kadar kolesterol anak kembar tersebut
cenderung sama (Antika, 2014).
1) Asupan makanan
16
penyakit jantung sehingga dapat terjadi serangan jantung
yang mendadak (Rahayu, 2015).
2) Kebiasaan merokok
3) Aktifitas fisik
17
Kurang olahraga akan meningkatkan kadar LDL
kolesterol. Kadar kolesterol yang tinggi akan menyebabkan
kolesterol lebih banyak melekat pada dinding-dinding
pembuluh darah dan menyebabkan rongga pembuluh darah.
Olahraga dapat memperbaiki profil lipid darah yaitu dengan
menurunkan kadar kolesterol total, kolesterol Low Density
Lipoprotein (LDL), kolesterol High Density Lipoprotein (HDL)
dan trigliserida (Soeharto, 2004).
Olahraga mampu mengkonversi kolesterol menjadi
sterol yang kemudian dikonversi lagi menjadi hormon
reproduksi. Karena itu, setelah olahraga tubuh menjadi lebih
bugar. WHO merekomendasikan untuk melakukan aktivitas
fisik dengan intensitas sedang selama 30 menit perhari
dalam satu minggu atau 20 menit perhari selama 5 hari
dalam satu minggu dengan intensitas berat untuk
mendapatkan hasil yang optimal dari aktivitas fisik/olah raga
(Ruslianti, 2014).
4) Obesitas
5) Alkohol
18
ini karena sel hati berhenti mengolah lemak yang berasal
dari makanan agar dapat melakukan detoksifikasi alkohol
yang dalam jumlah besar akan menjadi racun bagi sel tubuh
(Anies, 2015).
4. Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia
Penatalaksanaan hiperkolesterolemia terdiri atas non
farmakologi dan farmakologi. Penatalaksanaan non farmakologi
dengan perubahan gaya hidup meliputi pengaturan diet, aktivitas
fisik, serta beberapa upaya lain seperti menghentikan rokok, dan
mengurangi asupan alkohol (Adam, 2007). Penatalaksaan
farmakologis dengan menggunakan obat penurun
hiperkolesterolemia adalah sebagai berikut:
19
Statin umumnya ditoleransi dengan baik, meskipun
penggunaan statin berhubungan dengan peningkatan kadar
transaminase hati. Peningkatan ini tergantung pada
penggunaan dosis. Pasien dengan gangguan hati harus
dipantau secara ketat ketika mendapat obat golongan statin.
Efek samping secara umum yaitu menyebabkan kram otot dan
kesemutan. Statin diklasifikasikan sebagai kategori x pada
kehamilan (Ross dkk., 2009).
b. Sekuestran asam empedu
Sekuestran asam empedu bekerja dengan cara mengikat
asam empedu dalam saluran cerna dan mempengaruhi sirkulasi
enterohepatik. Berkurangnya kadar asam empedu dengan
pemberian obat ini akan menyebabkan peningkatan sintesis
asam empedu yang berasal dari kolesterol. Disamping itu,
sirkulasi enterohepatik yang terganggu menyebabkan kolesterol
yang diabsorbsi lewat saluran cerna menjadi terhambat dan
keluar bersama tinja. Kedua proses ini akan menyebabkan
penurunan kolesterol dalam hati. Selanjutnya, dengan adanya
penurunan kandungan kolesterol dalam hati ini akan
menstimulasi produksi reseptor LDL, efek yang mirip dengan
statin (Suyatna, 2008). Efek samping obat ini terbatas pada
usus, karena resin tidak diabsorpsi sehingga menyebabkan rasa
penuh, rasa tidak nyaman pada perut, diare serta konstipasi.
Contoh sekuestran asam empedu yaitu kolesteramin dan
kolestipol (Neal, 2005).
c. Asam nikotinat
Asam nikotinat (niasin) merupakan vitamin B komplek
larut air yang berfungsi sebagai vitamin setelah diubah menjadi
nikotinamida. Nikotinamid tidak mempengaruhi kadar lipid
dalam darah. Asam nikotinat (niasin) harus diberikan dalam
dosis yang lebih besar daripada yang diperlukan untuk efeknya
20
sebagai vitamin agar mendapatkan efek hipolipidemik. Obat ini
merupakan hipolipidemik yang paling efektif dalam
meningkatkan HDL (sebesar 30-40%). Disamping itu juga
menurunkan trigliserida (sebesar 35-45%), dan kolesterol LDL
(sebesar 20-30%) (Mahley & Bersot, 2007).
Niasin menghambat lipolisis trigliserida oleh hormone
sensitive lipase dalam jaringan adiposa sehingga mengurangi
transpor asam lemak bebas ke hati dan menurunkan sintesis
trigliserida. Penurunan sintesis trigliserida ini akan
menyebabkan berkurangnya produksi VLDL sehingga kadar
LDL menurun. Selain itu, niasin juga meningkatkan aktivitas LPL
(Lipoprotein Lipase) yang akan menurunkan kadar kilomikron
dan trigliserid VLDL. Efek peningkatan kolesterol HDL oleh
niasin terjadi karena berkurangnya katabolisme apoA-I oleh hati
sehingga meningkatkan kandungan apoA-I dalam plasma dan
memperbesar transpor kolesterol ke arah berlawanan (Mahley &
Bersot, 2007).
Obat ini memiliki efek samping gatal dan kemerahan
pada kulit serta perasaan panas di muka bahkan di badan yang
diperantarai oleh prostaglandin (Mahley & Bersot, 2007). Efek
samping yang paling berbahaya adalah gangguan fungsi hati
(Suyatna, 2007).
d. Asam Fibrat
Obat golongan ini menghasilkan penurunan pada LDL
(sekitar 10%), peningkatan HDL (sekitar 10%) serta
menyebabkan penurunan bermakna pada trigliserida plasma
(sekitar 30%). Fibrat bekerja sebagai ligan untuk reseptor
transkripsi nukleus, reseptor alfa peroksisom yang diaktivasi
proliferator (PPAR-α, peroxisome proliferator-activated receptor
21
alpha), dan menstimulasi aktivitas lipoprotein lipase. Asam fibrat
dapat menyebabkan sindrom seperti miositis. Insidensi miositis
meningkat dengan penggunaan bersama inhibitor HMG KoA.
Contoh turunan asam fibrat yaitu gemfibrozil dan bezafibrat
(Neal, 2005). Efek samping obat ini dapat menyebabkan
keluhan gastrointestinal, rash, pusing, dan peningkatan kadar
transaminase serta fosfatase alkali (wells, dkk, 2009).
e. Ezetimibe
Obat ini efektif menurunkan LDL dan kolesterol total.
Ezetimibe diabsorpsi dengan baik lewat saluran cerna. Di dalam
usus mengalami glukoronidasi dan akan diekskresikan ke dalam
empedu (Mahley & Bersot, 2007). Ezetimibe yang merupakan
inhibitor absorbsi kolesterol menurunkan LDL ketika
ditambahkan juga pada pengobatan dengan statin (Kastelein.,
et al. 2008).
5. Kolesterol
a. Definisi Kolesterol
Asal kata kolesterol berasal dari bahasa Yunani, chole
yang artinya empedu, dan stereo yang artinya padat. Nama
kolesterol ditemukan pada abad ke-18, kolesterol saat itu
ditemukan pada batu empedu (Graha C, 2010). Kolesterol
merupakan senyawa lemak berbentuk seperti lilin yang
berwarna kekuningan yang terdapat pada setiap dinding sel
darah yang berasal dari himpunan lemak yang diproduksi oleh
hati (Graha C, 2010).
22
Untuk mengatasi masalah pendistribusian kolesterol, maka
metabolisme tubuh akan bekerja. Kolesterol membentuk
senyawa dengan protein yang dikenal dengan lipoprotein,
senyawa yang telah terbentuk dapat membawa kolesterol
melalui pembuluh darah menuju ke sel-sel tubuh yang
membutuhkan sehingga kolesterol dapat didistribusikan ke
seluruh tubuh dan membentuk jaringan tubuh dengan baik
(Graha C, 2010). Tanpa adanya kolesterol pada sel-sel tubuh,
jaringan di dalam tubuh akan terbentuk menjadi kurang kuat dan
kurang stabil sehingga dapat membahayakan tubuh (Graha C,
2010).
b. Sumber Kolesterol
23
mg per hari. Dan jumlah tersebut akan bertambah dengan
adanya tambahan kolesterol yang berasal dari makanan
yang kita konsumsi. Umumnya kolesterol ditemukan pada
makanan yang berasal dari hewani seperti ayam, mentega,
keju, susu, telur, daging merah (Graha C, 2010).
6. Klasifikasi kolesterol
a) Jenis Kolesterol
24
kadar kolesterol dan kandungan lemak jenuh dalam
makanan yang dikonsumsi (Anggraeni, 2016).
b) Kadar Kolesterol
Tabel 1
Pengelompokan Kadar Kolesterol
25
≥ 240 Tinggi
a) Karbohidrat
Karbohidrat adalah sumber energi utama dibandingkan
dengan lemak dan protein. Salah satu fungsinya yaitu beperan
sebagai pengatur dalam metabolisme lemak. Oksidasi lemak
yang tidak sempurna dapat dicegah oleh karbohidrat sehingga
badan keton seperti asam asetosetat, aseton, b-hidroksi butirat
tidak dapat terbentuk dan ketosis tidak terjadi (Tejasari, 2005).
Karbohidrat yang penting dalam ilmu gizi dibagi dalam
dua golongan, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat
kompleks. Karbohidrat sederhana terdiri atas monosakarida
(glukosa, fruktosa, dan galaktosa), disakarida (sukrosa,
maltosa, laktosa, dan trehalosa), gula alkohol (sorbitol, manitol,
dulsitol, dan inositol), dan oligosakarida (rafinosa, stakiosa,
verbakosa, dan fruktan). Jenis karbohidrat lainnya yaitu
karbohidrat kompleks terdiri dari polisakarida yang terdiri atas
lebih dari dua ikatan monosakarida (pati, dekskrim, dan
glikogen), dan serat (polisakarida) non pati (Sulviana, 2008).
Konsumsi karbohidrat yang berlebihan dapat memicu
penyakit jantung pada seseorang. Karbohidrat berlebih dapat
26
meningkatkan kadar glukosa di dalam darah dan berakibat pada
penyakit jantung yang semakin tinggi. Konsumsi tinggi
karbohidrat cenderung meningkatkan kadar trigliserida dan
menurunkan kadar kolesterol HDL. Senyawa trigliserida yakni
jenis lemak yang biasanya dijumpai di dalam darah yang
mengandung glukosa lebih. Kadar trigliserida tinggi dan HDL
rendah maka akan berpengaruh pada aterosklerosis dan
berimbas pada penyakit jantung sehingga dapat terjadi
serangan jantung yang mendadak (Rahayu, 2015)
b) Lemak
Lemak dengan nama ilmiah trigliserida terdiri dari
beberapa unsur yaitu karbon, hidrogen, dan oksigen. Lemak
memiliki lebih banyak unsur karbon dan hidrogen daripada
unsur oksigen sehingga memberikan energi lebih banyak
sebesar 9 kkal (Sandjaja dkk, 2009). Fungsi lemak sebagai
sumber energi, sumber asam lemak esensial, alat angkut
vitamin larut lemak, menghemat protein, memberi ras kenyang
dan kelezatan, sebagai pelumas, memelihara suhu tubuh, serta
pelindung organ tubuh (Almatsier, 2010).
Lemak yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis
oleh hati dan jaringan adiposa harus diangkut keberbagai
jaringan dan organ untuk digunakan dan disimpan. Lipid plasma
terdiri dari triasilgliserol (16%), fosofolipid (30%), kolsterol
(14%), ester kolesterol (36%), dan asam lemak bebas (4%).
Lipid diangkut didalam plasma sebagai lipoprotein. Empat
kelompok utama lipoprotein penting yaitu : kilomikron, VLDL,
LDL, dan HDL. Kilomikron mengangkut lipid yang dihasilkan dari
pencernaan dan penyerapan; VLDL mengangkut trigliserol dari
hati; LDL menyalurkan kolesterol ke jaringan; dan HDL
membawa kolesterol ke jaringan dan mengembalikannya ke hati
27
untuk di ekskresikan dalam proses yang dikenal sebagai
transpor kolesterol terbalik.
Konsumsi lemak berlebih akan membuat asam empedu
yang dibutuhkan lebih banyak karna untuk memecah molekul
lemak agar dapat diserap dan dimanfaatkan tubuh. Untuk
memenuhi peningkatan kebutuhan itu dibutuhkan lebih banyak
kolesterol sebagai bahan baku asam empedu. Apabila asupan
sedikit, maka kolesterol didapat dari cairan darah (Afriansyah,
2008).
Asupan lemak yang berlebih dapat menyebabkan
meningkatnya kadar kolesterol, LDL, dan trigliserida yang
menumpuk pada dinding pembuluh darah dan akan membentuk
plak. Plak tersebut akan bercampur dengan protein dan ditutupi
oleh sel-sel otot dan kalsium yang pada akhirnya berkembang
menjadi aterosklerosis. Pembuluh darah koroner pada penderita
aterosklerosis selain tidak elastis juga akan mengalami
penyempitan sehingga tekanan aliran darah dalam pembuluh
koroner naik (Widyaningrum, 2012).
Asupan makanan yang mengandung asam lemak jenuh
dapat meningkatkan kadar kolesterol darah, kenaikan 25 mg
kolesterol diet dapat meningkatkan kolesterol darah 1 mg/dl.
Lemak makanan digolongkan dalam asam lemak jenuh, asam
lemak tidak jenuh rantai tunggal, asam lemak tidak jenuh rantai
tunggal, dan asam lemak tidak jenuh rantai ganda (Ayundira,
2012).
c) Serat
28
(Persatuan Dokter Gizi Medik Indonesia, 2012). Beralihnya pola
konsumsi masyarakat yang lebih menyukai makanan cepat saji
atau fastfood yang minim akan serat (Saptawati Bardosono,
2011). Rendahnya konsumsi serat dan antioksidan merupakan
faktor risiko berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes
melitus, stroke, penyakit jantung serta hiperkolesterolemia.
Serat dapat membantu menghambat absorbsi lemak yang
secara tidak langsung membantu menurunkan kadar kolesterol
(Sulastri, et al., 2005).
Serat yang dinamakan juga polisakarida non pati atau
serat. Berdasarkan daya larutnya di dalam air, serat dibedakan
menjadi dua kelompok yaitu serat larut air (pektin, gum,
mukilase, glukan, dan algal) dan serat tidak larut air (selulosa,
hemiselulosa, dan liknin). Bahan makanan yang mengandung
serat larut air terbukti dapat mengurangi kolesterol di dalam
darah karena mengandung sitosterol dan niasin yang
merupakan hipokolesterolemik (Waspadji, 2003). Banyak
penelitian yang menyatakan bahwa polisakarida non pati larut
air berpengaruh terhadap penurunan kolesterol darah terutama
LDL (Low Density Lipoprotein) yang disertai dengan penurunan
kolesterol dalam hati dan jaringan lain (Sulviana, 2008).
Penelitian Ayuandira (2012) menunjukkan bahwa adanya
hubungan antara konsumsi buah dan sayur dengan
hiperkolesterolemia, dimana yang mengkonsumsi buah <200
gr/hari, 2.2 kali berisiko hiperkolesterolemia dibandingkan
dengan yang mengkonsumsi buah > 200 gr/hari. Begitu juga
dengan konsumsi sayur, risiko seseorang yang kurang
mengkonsumsi sayur terhadap hiperkolesterolemia adalah 2.8
kali lebih besar daripada yang seseorang yang cukup
mengkonsumsi sayur.
Tabel 2
29
Komposisi Makanan untuk Hiperkolesterolemia
Makanan Asupan yang Digunakan
Total lemak 20-25% dari total kalori total
- Lemak jenuh < 7% dari kalori total
- Lemak PUFA Sampai 10% dari kalori total
Karbohidrat 60% dari kalori total
Serat 30 gr/hari
Protein 15% dari kalori total
Sumber: Penatalaksanaan dyslipidemia. Perkumpulan Endokrinologi
Indonesia (2005)
8. Tomat
a. Gambaran Umum Tomat
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dycotyledonae
Ordo : Tubiflorae
Famili : Solanaeceae
Genus : Lycopersicon
30
Tomat merupakan buah yang kaya akan zat gizi. Buah
tomat mengandung vitamin dan mineral yang berguna untuk
kesehatan tubuh. Vitamin yang terkandung dalam tomat yaitu
vitamin A, vitamin B dan vitamin C (Rismunandar, 1984).
Selain vitamin dan mineral tomat juga mengadung senyawa
antioksidan yang dapat mengurangi radikal bebas yang ada di
dalam tubuh. Kandungan setiap 100 gram buah tomat yaitu
sebagai berikut:
Tabel 3
31
mengandung likopen sebesar 9,7 µg. Sedangkan tomat
segar mengandung likopen hanya 3-3,1 µg. Selain tomat,
buah lain yang mengandung likopen cukup tinggi yaitu buah
jambu biji (5,4 µg) dan semangka (4,1-4,9 µg) (Reesannen,
2003).
c. Manfaat tomat
32
(kaemferol, quersetin dan myrisetin). Likopen merupakan
pigmen berwarna merah. Likopen ditemukan pada buah dan
sayuran, seperti tomat, semangka, anggur merah, pepaya,
jambu merah, wortel, ubi merah, apel dan aprikot (Agarwal,
2000). Kandungan likopen paling banyak di tomat (Campbell
et al, 2004).
33
darah dengan mengurangi efek toksik dari spesies oksigen
reaktif (ROS), sehingga diasosiasikan dengan penurunan
resiko terjadinya berbagai macam penyakit, seperti kanker,
penyakit kardiovaskuler, penyakit neurodegeneratif dan
aging. Penurunan resiko terhadap berbagai macam penyakit
tersebut juga menimbulkan dugaan adanya peranan likopen
di dalam sistem imun, yaitu sebagai suatu immunomodulator
(Hadley, 2003).
6. Wortel
a. Gambaran umum wortel
34
renyah, serta rasa yang gurih dan agak manis (Berlian dan
Hartuti, 2003).
Tabel 4
35
Betakaroten 3,784 mcg
Vitamin B1 (Thiamin) 0,04 mg
Vitamin B2 (Riboflavin) 0,04 mg
Niasin 1,0 mg
Vitamin C 18 mg
Air 89,9 gr
Sumber : Panganku, 2018
c. Manfaat Wortel
36
merupakan pigmen paling aktif apabila dibandingkan dengan
alpha dan gamma karoten. Selain itu betakaroten bisa
mencegah dan menekan pertumbuhan sel kanker serta
melindungi asam lemak tidak jenuh ganda dari proses
oksidasi. Jika tubuh memerlukan vitamin A maka betakaroten
di hati akan diubah menjadi vitamin A. Fungsi vitamin A bisa
mencegah buta senja, mempercepat penyembuhan luka dan
mempersingkat lamanya sakit campak. Sebuah wortel ukuran
sedang mengandung sekitar 12000 SI betakaroten.
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa dengan
mengkonsumsi wortel yang dikukus sebentar akan
memperbesar penyerapan betakaroten (Kumalaningsih, 2006)
37
mengandung sitosterol dan niasin yang merupakan
hipokolesterolemik (Waspadji, 2003).
38
B. Kerangka Teori
Usia
Genetik
Hiperkolesterole
Obesitas mia
Merokok
39
Faktor risiko yang
Alkohol dapat diubah
Aktifitas Fisik
Asupan makan
(Sumber: National Heart, Lung, and Blood Institute (2012) dalam Putri (2016),
modifikasi William H. Frisman, MD dan Syed. F Mahmood, MD dalam Inggrit
(2014))
Bagan 1. Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
40
D. Variabel Penelitian
1. Variabel dependen (terikat)
Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat (dependen) yaitu
variabel yang dipengaruhi adalah kadar kolesterol total pasien
hiperkolesterolemia rawat jalan di RSI Siti Khadijah Kota
Palembang
2. Variabel independen (bebas)
Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas (independen) yaitu
variabel yang mempengaruhi adalah puding tomat dan wortel
E. Definisi Operasional
1. Penderita Hiperkolesterolemia
Penderita hiperkolesterolemia adalah seseorang dengan
kenaikan kadar kolesterol total yaitu ≥240 mg/dL (Kemenkes RI,
2014).
2. Kadar kolesterol total sebelum perlakuan
Jumlah kandungan kolesterol total dalam plasma darah yang
diukur sebelum dilakukan perlakuan.
41
Puding tomat dan wortel adalah makanan selingan atau
snack yang dibuat dari 100 gr buah tomat, 100 gr wortel, madu 1
sdm, yang selanjutnya dilumatkan dengan blender menjadi halus
dan dimasak dengan penambahan air dan agar-agar sehingga
menjadi puding.
5. Kelompok perlakuan (intervensi)
Kelompok perlakuan adalah penderita hiperkolesterolemia
yang mendapatkan puding tomat dan wortel yang diberikan 1 kali
dalam sehari selama 7 hari sebagai selingan serta mendapatkan
obat penurun kolesterol total
6. Kelompok pembanding (kontrol)
BAB III
METODE PENELITIAN
42
dengan menggunakan kelompok pembanding yaitu peneliti memberi
perlakuan langsung ke subyek dengan tujuan untuk mengetahuii
pengaruh pemberian Puding tomat dan wortel terhadap penurunan
kadar kolesterol total pada pasien hiperkolesterolemia, Sedangkan
pada kelompok pembanding tidak mendapatkan puding tomat dan
wortel. Adapun bentuk rancangan penelitian sebagai berikut :
Kelompok Perlakuan (Intervensi) : Xo1 ------ x ------
Xo 2
43
Kriteria inklusi sampel:
a) Berusia > 20 tahun
b) Kadar kolesterol total diatas ≥ 240 mg/dL
c) Pasien rawat jalan
d) Berdomisili di Palembang
e) Penderita hiperkolesterolemia
f) Mengkonsumsi obat penurun kolesterol
g) Dapat berkomunikasi dengan baik
h) Bersedia menjadi sampel dan menandatangani inform concent
Kriteria ekslusi sampel:
a) Penderita hiperkolesterolemia dengan komplikasi penyakit lain
(seperti diabetes ellitus, ginjal dan hati)
b) Mengalami depresi
3. Besar sampel
Besar sampel diambil berdasarkan banyaknya sampel yang
memenuhi kriteria inklusi. Besar sampel yang digunakan dalam
penelitian ini ditentukan dengan rumus menurut (Lemeshow, 1997)
data sebagai berikut:
β
z 1−α /2+ z 1−¿2
¿
μ 1−μ 2 ¿2
¿
2 α2 ¿
n1=n 2=¿
Keterangan :
n1=n2 : Besar sampel untuk setiap kelompok
SD(α) : Standar deviasi (59,08)
z1 – α / 2 : Nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan
tingkat kemaknaan (nilai z pada α = 0,05 adalah 1,96)
z1 – β : Nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan
kuasa (power) sebesar yang diinginkan (nilai z pada = β
0,20 adalah 0,842).
µ1- µ2 : Rata-rata (39,05).
(Penelitian Tamiya, 2017)
44
Berdasarkan perhitungan rumus diatas maka responden minimal
dalam penelitian ini sebanyak 25 responden. Responden ditambah
dengan responden cadangan 10%, maka total sampel sebanyak 30
responden untuk kelompok perlakuan dan kelompok pembanding.
Sehingga jumlah responden penelitian ini adalah sebanyak 60
responden.
45
Data identitas pasien hiperkolesterolemia dengan
hiperkolesterolemia diambil melalui wawancara
menggunakan formulir identitas pasien.
2) Data kolestrol total
Data kolestrol total pasien hiperkolesterolemia dengan
diambil melalui pengukuran darah menggunakan Easy-
Touch
3) Asupan zat gizi
Asupan zat gizi pasien hiperkolesterolemia diambil
melalui wawancara dengan menggunakan formulir recall 3 x
24 jam. Kemudian hasil recall tersebut di analisis dengan
menggunakan Nutrisurvey
4) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari arsip atau catatan tertulis
RSI Siti Khadijah Palembang
46
d) Masukkan tomat dan wortel yang telah hancur ke dalam panci,
tambahkan agar-agar tanpa rasa (plain) dan madu 1 sdm, lalu
masak dengan menggunakan api kecil.
e) Masukkan ke dalam cup. Tunggu puding hingga dingin dan
mengeras
f) Berikan kepada kelompok perlakuan
2. Analisis Data
Pengolahan data dilakukan dengan sistem komputerisasi
dengan tingkat kemaknaan P-value < 0,05 uji t independen.
a) Analisis Univariat
Data yang didapat dikelompokkan lalu dilihat dengan
menggunakan tabel distribusi frekuensi.
b) Analisis Bivariat
47
Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan variabel
bebas dan terikat. Data yang diperoleh dianalisis dan disajikan
dalam bentuk tabel dengan penjelasan deskriptif. Uji statistik
yang digunakan adalah uji t, mula-mula data yang didapat diuji
dengan menggunakan uji t dependen pada kelompok perlakuan
dan kelompok pembanding. Jika pada uji t tersebut sama-sama
signifikan, maka untuk memastikan efektifitas perlakuan
pemberian puding tomat dan wortel dilakukan uji t independen
I. Alur Penelitian
Tahap awal dari penelitian ini adalah pembuatan puding tomat
dan wortel. Tomat dan wortel dicuci lalu dipotong, selanjutnya proses
penghancuran dengan blender. Kemudian dilanjutkan dengan proses
pemasakan menjadi puding. Selanjutnya, tomat dan wortel yang telah
diproses menjadi puding diberikan untuk kelompok perlakuan.
Penentuan responden
48
Bagan 3. Alur Penelitian
Lampiran 1
Kode
Responden
49
d. Pemberian puding tomat dan wortel beserta prosedur pemakaian
(..............................)
Lampiran 2
IDENTITAS RESPONDEN
IDENTITAS RESPONDEN
a. Nama : .....................
b. Jenis Kelamin : .....................
c. Tempat Tanggal Lahir : .....................
d. Usia : .....................
e. Alamat : .....................
f. No.Telp/Hp : .....................
50
Lampiran 3
FORM RECALL 24 JAM
Banyaknya
Pagi
Selingan
Siang
Selingan
Malam
51
DAFTAR PUSTAKA
Guyton AC, Hall JE, editors. Buku ajar fisiologi kedokteran edisi 11.
Jakarta : Buku Kedokteran EGC; 2008.
Mayes PA, Botham KM, editors. Biokimia harper edisi 27. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2009
52
Tan, H.T., dan Rahardja, K. (2010). Obat – Obat Penting Khasiat,
Penggunaan dan Efek – Efek Sampingnya. Edisi keenam. Jakarta:
PT Elex Media Komputindo
Ujiani, sri. 2014. Hubungan Antara Usia Dan Jenis Kelamin Kadar
Kolesterol Penderita Obesitas RSUD Abdul Moelek Provinsi
lampung. Lampung.
Agarwal dan Rao. 2000. Tomato Lycopene And Its Role In Human Health
And Chronic Diseases.Can Med Assoc.
53
Adam, J., 2007, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Pusat penerbitan Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia,
Jakarta
54