Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Dasar Teknologi Pembelajaran


TREN, ISU DAN PROBLEMA BIDANG TEKNOLOGI PENDIDIKAN

oleh
Brezto Asagi Dewantara 16707251018
Sofyan Alfianto 16707251023
Nusree Areyoo 16707259001

Dosen penampu
Dr. Christine Ismaniati, M.Pd

TEKNOLOGI PEMBELAJARAN
PROGRAM FAKULTAS PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kamu panjatkan atas kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul : Trend, isu dan problema
bidang TP dapat terselesaikan.
Makalah ini disusun guna memenuhi matakuliah desain pesan pembelajaran. Tidak
lupa penyusun mengucapkan terimakasih kepada Dr. Christine Ismaniati M.Pd selaku dosen
penampu dan semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah
ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah masih banyak kekurangan baik
isi maupun penulisannya. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk perkembangan penyempurnaan makalah ini.

Yogyakarta, November 2016

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iii

BAB I..................................................................................................................................... 1

A. Latar belakang ........................................................................................................... 1

B. Rumusan masalah ..................................................................................................... 1

C. Tujuan ....................................................................................................................... 1

BAB II ................................................................................................................................... 3

A. Trend dan Permasalahan kawasan Desan ................................................................. 3

B. Trend dan Permasalahan kawasan Pengembangan ................................................... 4

C. Trend dan Permasalahan kawasan Pemanfaatan....................................................... 5

D. Trend dan Permasalahan kawasan Pengelolaan ........................................................ 6

E. Trend dan Permasalahan kawasan evaluasi .............................................................. 6

BAB III .................................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Inovasi dalam dunia pendidikan sebenarnya telah banyak dilakukan, banyak para ahli
telah menuliskan buku-bukunya yang mengarah pada berbagai kajian dan strategi bagaimana
inovasi dalam dunia pendidikan dapat dilakukan dengan adaptif sesuai dengan tuntutan dan
kebutuhan di masyarakat.
Saat ini kualitas pendidikan di negeri ini belumlah mencapai prestasi yang serempak
diraih oleh semua pihak baik oleh para penyelenggara pendidikan di tingkat pusat maupun
daerah, di wilayah perkotaan maupun di uilarah pedesaan. Walaupun di sisi lain prestasi
secara perorangan, atau kelompok tertentu dan persekolahan atau nonpersekolahan sudah
mulai bisa dirasakan, hal ini belumlah dapat diadopsi oleh pihak lain. Dengan demikian,
inovasi pada tataran kebijakan dan regulasi penyelenggaraan pendidikan sangatlah penting,
arlinya bahwa suatu inovasi tidak hanya terfokus pada tataran praktis dan teknis, tetapi dari
tahapan kebijakan inilah sebenarnya yang sangat diperlukan dalam rangka inovasi
pendidikan bahkan pembelajaran.

B. Rumusan masalah
1. trend dan Permasalahan kawasan Desan.
2. trend dan Permasalahan kawasan Pengembangan.
3. trend dan Permasalahan kawasan Pemanfaatan.
4. trend dan Permasalahan kawasan Pengelolaan.
5. trend dan Permasalahan kawasan Evaluasi.

C. Tujuan
1. Mahasiswa dapat menjelaskan trend dan Permasalahan pendidikan kawasan Desan.
2. Mahasiswa dapat menjelaskan trend dan Permasalahan pendidikan kawasan
Pengembangan.
3. Mahasiswa dapat menjelaskan trend dan Permasalahan pendidikan kawasan
Pemanfaatan.

1
4. Mahasiswa dapat menjelaskan trend dan Permasalahan pendidikan kawasan
Pengelolaan.
5. Mahasiswa dapat menjelaskan trend dan Permasalahan pendidikan kawasan Evaluasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Trend dan Permasalahan kawasan Desan


Trend dan permasalahan dalam kawasan desain berpusat pada penggunaan desain
sistem pembelajaran (DSP) yang tradisional, aplikasi teori belajar dalam desain, dan
pengaruh teknologi baru pada proses penyusunan desain. Walaupun orang sependapat
bahwa pendekatan sistematis yang lebih tradisional terhadap desain pembelajaran masih
banyak berarti, beberapa orang meragukan tentang keunggulan model-model DSP, dan
kecenderungan untuk menggunakannya dalam cara yang tinier dan tidak fleksibel. Dick
(1993) menganjurkan suatu DSP yang sudah ditingkatkan dan yang mengandung unsur-
unsur pendekatan teknologi kinerja, mencoba mengurangi siklus waktu DSP yang biasa,
dan lebih memberikan penekanan pada sistem pendukung kinerja elektronik. Juga terdapat
keprihatinan mengenai hilangnya DSP di sekolah sebagai sarana mendesain kurikulum.
Beberapa orang menghendaki peninjauan yang lebih cermat mengenai kegunaan prosedur
DSP yang baku untuk digunakan di sekolah-sekolah dalam merancang pembelajaran untuk
anak-anak, pengembangan tenaga guru atau pegawai administrasi (Gustafson, 1993;
Martin dan Clemente, 1990; Richey dan Sikorski, 1993). Satu masalah yang sangat penting
adalah perlunya teori yang menghubungkan klasifikasi belajar dengan pemilihan media.
Setiap langkah dalam proses DSP, dari analisis tugas sampai pada penilaian, kecuali
pemilihan media, mempunyai dasar landasan teori klasifikasi berajar dan prosedur untuk
melaksanakannya. waiaupun beberapa model pemilihan media perlu mempertimbangkan
jenis belajar (Reiser dan Gagne, 1982). cara-cara untuk penentuan keputusan menurut
tujuan dan strategi sambil mempefiimbangkan variabel-variaber yang lain kurang
dikembangkan.
Mengenai permasalahan teoretis yang lain, para praktisi hendaknya hanya
memberikan perhatian khusus pada tangkah- langkah umum dari desain ini. Dikemukakan
dalam suatu model DSP dan mengesampingkan penggunaan prinsip-prinsip umum belajar
(Winn, 1989). Akan tetapi, ada juga perlanyaan mengenai orientasi belajar manakah yang
paling tepat. Bidang Teknologi Pembelajaran selama ini telah memihak pada pendirian
atau sikap kognitif. Walaupun prosedur dan taktik mencerminkan baik pada orientasi

3
perilaku maupun orientasi kognitif. Sekarang terdapat pula dukungan yang meningkat bagi
posisi kaum konstruktivis. Ini membawa akibat terpusatnya perhatian pada pengalaman
pembelajar, kontrol pembelajar, dan definisi pembelajar dalam makna maupun realita. Hal
ini konsisten dengan kecenderungan ke arah kontekstualisasi mated yang jelas terlihat pada
penelitian tentang belajar dalam konteks dan situasi nyata (cognition and Technology
Group at Vanderbirt, 1992), dengan gerakan teknologi kinerja dan dengan pendekatan
sistemik desain pembelajaran (Richey, 1993a). contoh lain tentang perlunya dikembangkan
strategi alternatif lain ditunjukkan dengan upaya menemukan alternatif yang berlandaskan
pada pendekatan koraboratif dan kooperatif di samping pendekatan belajar individual dan
mandiri, Mungkin kecenderungan yang lebih mendasar adalah diterimanya pendekatan-
pendekatan alternatif terhadap desain.
Apa pun orientasi teoretis atau firosofis mereka, para desainer akan terpengaruh oieh
perkembangan teknologi yang cepat yang membuka ajang baru bagi penyampaian
pembelajaran, di samping segi otomatisasi bagian-bagian proses desain itu sendiri. Sebagai
alternatif penyampaian, teknologi ini bukan saja memungkinkan visualisasi yang lebih
efektif, tetapi juga akses yang cepat terhadap informasi, kemampuan menghubungkan
informasi, desain yang lebih mudah diadaptasi dan lebih interaktif dan cara belajar lain
yang tidak bersifat forrnal (Kannafun, 1992). Sebagai alat tomatisasi desain, teknologi baru
ini membuka kemungkinan bagi desainer untuk menggunakan aturan-aturan yang lebih
terperinci dalam pemilihan strategi pembelajaran, melaksanakan pelatihan "saat
diperlukan", dan secara efisien dapat menanggapi harapan dan persyaratan dari organisasi
mereka (Dick, 1993). Semua kecenderungan ini merupakan reaksi terhadap perrnasalahan
dan berpengaruh terhadap asas-asas desain pembelajaran (Richey 1993a; Seels, 1993a).

B. Trend dan Permasalahan kawasan Pengembangan


Kecenderungan dan permasalahan teknologi cetak dan teknologi audiovisual
mencakup peningkatan perhatian terhadap desain teks, kerumitan visual serta penggunaan
isyarat warna (Berry, 1992). Kecenderungan dan permasalahan dalam teknologi komputer
dan teknologi terpadu dari kawasan pengembangan terletak pada tantangan mendesain
teknologi interaktif, penerapan konstruktivisme dan teori belajar sosial, sistem pakar dan
otonomisasi peralatan pengembangan, serta aplikasi untuk belajar jarak jauh.

4
Sebagai contoh, sekarang ini ada perhatian besar pada sistem belajar terpadu (SBT)
atau integrated learning sistem ILS) dan pada sistem pendukung kineria elektronik (SPICE).
SBT merupakan sistem pengeroraan perangkat keras/lunak terpadu yang rumit dengan
menggunakan pembelajaran berlandaskan teknologi (Bailey, 1992, h 5). Sistem ini ditandai
bentuk pelajaran yang 1) berlandaskan tujuan; 2) menyatu dalam kurikulum; 3) disampaikan
melalui jaringan; 4) memasukkan komponen penelusuran prestasi (bailey. 1992)
Demikian pula gloria grey (1991) menjelaskan sistem pendukung kinerja yang rumit
dalam industri yang menggabungkankomponen perangkat keras dan perangkat lunak dalam
penyediaan “bank informasi”, pengelolaan berdasarkan komputer, “expert turoring”,
bantuan serta sarana kerja dalam satu sistem. SPKE merukan konsep, bukan teknologi. SBT
dan SPICE merupakan contoh kecendrungan berintegrasi yang lebih luas dan kawasan
pengembangan dan kawasan kawasan yang lain, seperti desain, pengelolaan, evaluasi.
Dengan semakin rumitnya proyek-proyek pembelajaran, batas antar kawasan menjadi tidak
saling bergantung.

C. Trend dan Permasalahan kawasan Pemanfaatan


Kecendrungan san permasalahan dalam kawasan pemanfaatan umumnya berkisar pada
kebijakan peraturan yang mempengaruhi penggunaan, difusi, implementasi, dan
pelembagaan. Maslah lain yang berhubungan dengan kawasan ini adalah bagaimana gerakan
restrukturisasi sekolah dapat mempengaruhi penggunaan sumber pembelajaran.
Pertumbuhan yang pesat dari bahan sistem yang berlandaskan komputer telah meningkatkan
resiko politik dan ekonomi yang akan mengadakan adopsi. Kaum profesi teknologi
pembelajaran sekarang sedang mempertimbangkan keputusan untuk pengeluaran jutaan
dolar yang berpengaruh bukan saja terhadap guru secara perorangan dan ruang kelas, tetapi
terhadap seluruh wilayah persekolahan.,perguruan tinggi, dan badan usaha. Bidang ini
tampaknya semakin telibat pada permasalahan politikdan ekonomi tingkat organisasi secara
keseluruhan. Faktor faktor ini sering berdampak pada cara bagaimana pemanfaatan harus
dilakukan.

5
D. Trend dan Permasalahan kawasan Pengelolaan
Kecenderungan terhadap peningkatan dan pengelolaan kualitas dari dunia industri
tampaknya akan menyebar ke dunia pendidikan. Jika demikian, hal tersebut akan membawa
dampak pada kawasan pengelolaan. Sintesis dari difusi inovasi, teknologi kinerja, dan
pengelolaan kualitas dapat menjadi alat yang ampuh untuk perubahan organisasi.
Mengurangi hal ini akan menjadi tantangan bagi para pengelola untuk rnenggunakan
sumber-sumber yang ada sekarang secara lebih baik. Perkawinan antara sistem informasi
dan pengelolaan akan berkembang dan berpengaruh terhadap Teknologi pembelajaran dalam
pengertian bahwa pengambilan keputusan pengelolaan akan menjadi semakin bergantung
pada komputerisasi informasi.

E. Trend dan Permasalahan kawasan evaluasi


Penilaian kebutuhan dan jenis "front-end analysis" yang lain semula berorientasi
terutama pada perilaku dengan menitikberatkan pada data kinerja dan penjabaran materi/isi
jadi bagian-bagian yang lebih kecil. Namun, penekanan pada pengaruh konteks belajar
yang sekarang memberi orientasi kognitif kadang-kadang orientasi konstruktivis, pada
proses penilaian kebutuhan. Perhatian pada konteks jelas terlihat pada gerakan teknologi
kinerja, teori belajar situasional, dan pada pendekatan yang lebih sistemik terhadap desain
(Richey, 1993). Sebagai konsekuensinya, tahap penilaian kebutuhan menjadi semakin
penting. Di samping itu, banyak yang memberikan rekomendasi agar tahap penilaian
kebutuhan tugasnya diperluas, tidak hanya berkonsentrasi pada isi, melainkan ditambah
dengan penekanan baru pada analisis pembelajar. Linglarngan organisasi (Richey, 1992;
Tessmer dan Harris, 1997). Gerakan teknologi kinerja juga memberikan sumbangan
penting pada penilaian kebutuhan yang baru ini. Pendekatan-pendekatan teknologi kinerja
dapat memperluas peran para desainer mencakup identifikasi perrnasalahan yang bukan
bersifat pembelajaran serta bekerja sama dengan pihak lain untuk mendapatkan pemecahan
masalah yang bersifat majemuk.
Gerakan perbaikan kualitas juga memengaruhi kawasan penilaian. Pengendalian
kualitas memerlukan penilaian yang berkelanjutan termasuk perluasan siklus di luar
penilaian sumatif. Penilaian konfirmatif (Misanchuk. 1978) merupakan langkah logis
berikutnya dalam siklus ini.

6
Bidang-bidang lain yang penting untuk diperhatikan adalah pengukuran untuk tujuan
kognitif tingkatan tinggi, tujuan afektif dan tujuan psikomotor. Penelitian tentang
pengukuran acuan-patokan yang berasaskan komputer akan merangsang kawasan ini.
Demikian juga halnya dengan pengukuran kualitatif; seperti portofolio dan soal-soal
pengukuran yang lebih realistis, seperti studi kasus dan penilaian presentasi rekaman pita.
Ilmu pengetahuan kognitif akan tetap memengamhi kawasan ini dalam pengertian
pendekatan yang lebih baru untuk cara mendiagnosis (Tennyson, 1990).
Teknologi baru telah menimbulkan permasalahan baru dalam kawasan penilaian.
Keadaan ini menuntut kebutuhan akan teknik dan metode baru.

7
BAB III
KESIMPULAN

Pemahaman akan telmologi dalam konteks pendidikan dan pembelajaran kadang


banyak dipengaruhi oleh bidang konsep dan praktis. Dalam arti pemahaman terhadap
teknologi itu sendiri kadang cenderung mengarah pada perangkat dan sistem otornatis yang
sifatnya hardware, padahal pemahaman terhadap hakikat teknologi dalam konteks
pendidikan dan pembelajaran justru diarahkan pada aplikasi dari teknorogi sebagai
'ide'tentang rancang bangun dan hasil pikirnya. Demikian juga dalamtelaah mengenai
teknologi pembelajaran di daramnya terdapat pemahaman terhadap teknologi dan
pembelajaran. Pembelajaran yang mengadopsi hasil pikir dan rancang bangun suatu ide yang
diwujudkan dalam produk terlentu dan memberikan kemudahan dalam pembelajaran, maka
it,iah salah satu pemahaman terhadap teknologi pembelajaran. Di samping pemahaman
intinya yang lain bahwa 'teknoiogi pembelajran itu sendiri mempakan suatu teknologi, yaitu
teknologi sebagai ide dan rancang bangun tentang bagaimana suatu proses pembelajaran bisa
berkualitas melalui pengukuran efektivitas dan efesiensi, serta akselerasi pencapaian
perubahan perilaku peserta didik, atau warga belajar.
Definisi tahun 1994, teknologi pembelajaran dirumuskandengan berlandaskan pada
lima bidang garapan bagi teknologi pembelajaran, yaitu desain, pengembangan,
pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian. Kelima hal ini merupakan kawasan dari bidang
teknologi pembelajaran. Tujuan dari uraian bab ini adalah agarpembaca mampu
menganalisis setiap pergeseran paradigma definisi setiap kawasan teknoiogi pembelajaran,
menganalisis subkategori kawasan berdasarkan sudut pandang teknologi terapan dalam
pembelajaran, mengklasifikasi yang konsep yang terkait, menganalisis kecenderungan
permasalahan pembelajaranberdasarkan analis teknologi pembelajaran dan sumber pengaruh
utama teknologi pembelajaran dalam optimalisasi pembelajaran.

8
DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, deni. 2011. Inovasi Pendidikan. Bandung :rosda

Seels, Barbara B & richey, Rita C. 1994. Instructional Technology. Washington DC :


Assiciation for educional communication and technology.

Anda mungkin juga menyukai