Anda di halaman 1dari 37

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN

GANGGUAN NUTRISI ANEMIA

Disusun oleh Kelompok 1:


- Aginda Shindy Yulia Kesuma (119002)
- Desti Fitriana Ermawati (119020)
- Diah Ayuk Widiyanti (119026)
- Gianinda Wening (119044)
- Intan Wijaya Mahanani (119052)
- Ririn Miffah Uli Ana (119086)
- Risma Setiyani (119088)
- Siti Nur Aisyah (119101)

KELAS B

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puja dan puji sykur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,sehingga kami bisa
selesaikan makalah asuhan keperawatan gangguan nutrisi anemia.

Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan pertolongan dari
berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi
didalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata sempurna baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka
untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga
kami bisa melakukan perbaikan makalah ini sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.

Akhir kata kami meminta semoga makalah asuhan keperawatan gangguan nutrisi anemia ini
bisa memberi maanfaat utaupun inpirasi pada pembaca.

Semarang,13 Januari 2020

ii
DAFTAR ISI
JUDUL………………………………………..…………….…………….….. i
KATA PENGANTAR ……………………...………..…………………....… ii
DAFTAR ISI ………………………………………………………….…….. iii

BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang…………………………………..……………….… 1
 B. Rumusan Masalah ……………...………………………………….. 1
 C. Tujuan…………… …………………………………..………......... 1

BAB II PEMBAHASAN

 A. Pengertian……………………………..…………………………… 2
 B. Etiologi…………………………………………….……………… 2
 C. Patofisiologi………………………………………………………. 3
 D. Klasifikasi Anemia………………………………..…………….… 5
 E. Manifestasi Klinis……………...………………………………….. 10
 F. Komplikasi………………………….…………………………...… 10

BAB III TINJAUAN KASUS

 A. Pengkajian………………………………………..………………... 11
 B. Analisa Data ………………………………………….…..…..….... 17
 C. Diagnosa Keperawatan…………………..………………………… 19
 D. Rencana Keperawatan……………………………………………... 21
 E. Implementasi dan Evaluasi……………………………………….... 24

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………………..…. 33

B. Saran……………………………………………..………………… 33

DAFTAR PUSTAKA ……………..……..…………………………..…....... 34

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua sel hidup memerlukan material untuk bertahan hidup dan melakukan fungsi
kerja yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan. Perubahan massa sel darah
merah menimbulkan dua keadaan yang berbeda, jika jumlah sel darah merah kurang, maka
timbul anemia.

Anemia adalah tanda dari suatu proses perjalanan penyakit yang dapat diidentifikasikan
karena anemia bukan penyakit yang spesifik. Telah diketahui secara umum anemia yang
berat dapat membuat shock, biasanya gejalanya tidak diperhatikan oleh penserita.

Beberapa ahli epidemiologi mengkalkulasikan sedikitnya satu setengah populasi


didunia yang menderita anemia. Data tersebut memberi gambaran bahwa masalah anemia
perlu mendapat perhatian dan penanganan yang baik karena kalau tidak akan memberikan
makanan yang baik serta pengobatan yang teratur untuk membeantu dalam proses
penyembuhan dan peningkatan penyakit.

B. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari anemia
2. Untuk mengetahui etiologi dari anemia
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari anemia
4. Untuk mengetahui klasifikasi anemia
5. Untuk mengetahui komplikasi dari anemia
6. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan dari anemia

C. Tujuan
Makalah yang kami buat dapat memberikan wacana kepada pembaca khususnya
mahasiswa mengenai anemia dan konsep keperawatannya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Anemia adalah berkurangnya hingga dibawah niai normal jumlah sel darah
merah,kuantitas hemoglobin,dan volume packed red blood cells (hematocrit) per 100 ml darah.
Dengan demikian,anemia bukan suatu diagnosis melainkan suatu cerrminan perubahan
patofisiologi yang mendasar yang diuraikan melalui anamnesis yang seksama,pemeriksaan
fisik,dan konfirmasi laboratorium (price & Wilson,2006)

Terdapat berbagai macam anemia. Sebagian akibat produksi sel darah merah tidak
mencukupi, dan sebagian lagi akibat sel darah merah premature atau penghancuran sel darah
merah yang berlebihan. Faktor penyebab lainnya meliputi kehilangan darah, kehilangan nutrisi,
faktor keturunan, dan penyakit kronis. Anemia kekurangan besi adalah anemia terbanyak
diseluruh dunia.

B. ETIOLOGI
a) Hemolysis(eritrosit mudah pecah)
b) Perdarahan
c) Penekanan sumsum tulang(misalnya olah kanker)
d) Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi defisiensi besi, piridoksin, vitamin C
dan Copper.
Menurut Badan POM (2011), penyebab anemia yaitu:
a. kurang mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat,
vitamin C, dan unsur-unsur yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
b. darah menstruasi yang berlebihan. Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena
anemia, karena kekurangan zat besi bila darah menstruasi banyakdan dia tidak memiliki
cukup persediaanzat besi.
c. kehamilan. Wanita yang hamil rawan terkena anemia karena janin menyerap zat besi
dan vitamin untuk pertumbuhannya.
d. penyakit tertentu. Penyakit yang menyebabkan perdarahan terus menerus disaluran
pencernaan seperti gastritis dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.

2
e. obat-obatan tertentu. Beberapa jenis obat dapat menyebabkan perdarahan lambung
(aspirin, anti inflamasi, dan lain-lain). Obat lainnya dapat menyebabkan masalah dalam
penyerapan zat besi dan vitamin (antacid, pil KB, antiarthiritis, dan lain-lain)
f. operasi pengambilaan sebagian atau seluruh lambung (gastektromi). Ini dapat
menyebabkan anemia karena tubuh kurang menyerap zat besi dan vitamin B12.

C. PATOFISIOLOGI
Timbulnya anemia mencerminkan keberadaan kerusakan sumsum atau kurang sel
darah merah berlebihan atau antara kegagalan sumsum (misalnya: berkurangnya eritropoesis
dapat terjadi oleh kekurangan nutrisi, piyama toksik, divasi tumor atau kebanyakan akibat
penyebab yang tidak diketahui. Sel darah merah bisa hilang melalui perdarahan atau hemolisis
destruksi)

Lisissel darah merah (disolusi)terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam sistem
retikuloendotelial. Terutama dalam hati dan limpa. Sebagai hasil samping proses ini, bilirubin,
yang terbentuk dalam fagosit, akan berangkat aliran darah. Setiap kenaikan destru kaisel darah
merah (hemo lisis) segera direflek sikap dengan peningkatan bilirubin plasma. Konsentrasi
normalnya 1 mg/dl atau kurang; kadar diatas 1,5 mg/dl selama ikterik pada sklera).

Kesimpulan mengenai sikap apakah pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah
merah. Sebuah atau produksi sel darah merah yang tidak mencakupi biasanya dapat diperoleh
dengan dasar: 1. Hitung retikulosit dalam sirkulasi darah, 2. Derajat darah merah muda dalam
sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang terlibat dalam biopsi dan tidaknya
hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.

Anemia

Viskisitas darah menurun


Resistensi aliran darah perifer
Penurunan mengangkut O2 ke jaringan
Hipoksia, pucat, lamah
Detak jantung meningkat
Kerja jantung meningkat
Payah jantung

3
- Agen neoplastic
- Radiasi
- Obat-obatan
- Infeksi - Ekimosis
- Bahan kimia - Epistaksis
- Perdarahan
saluran cerna
Gangguan hemapoetik - Perdarahan
sal.kemih
- Perdarahan
Eritropetik trombositopeni cerebral
Leukopenia
a

Depresi sistem imun Anemia Hb turun

Aliran darah perifer Oksihemoglobin turun


Pertahanan sekunder terganggu
menurun

Perfusi jaringan tidak efektif


Resiko infeksi
Penurunan transport O2 ke jaringan
Kompensasi jantung
Hipoksia,pucat
Metabolisme aerob Respirasi meningkat,nadi meningkat
turun,anaerob naik
Intoleransi aktivitas
Cardiomegali Pola nafas tidak efektif
Kelemahan/ keletihan
Defisit perawatan diri
Gagal jantung

Resiko jatuh/resiko cidera Gangguan pertukaran gas

Pathway Anemia(Patrick Davey,2002)

4
D. KLASIFIKASI ANEMIA
a. Anemia Aplastik
Anemia aplastic disebabkan oleh penurunan sel precursor dalam sumsum tulang dan
penggantian sumsum tulang dengan lemak. Dapat terjadi secara kongetinal, idiopatik
(penyebabnya tidak diketahui), atau sekunder akibat penyebab-penyebabindustri atau virus.
Individu dengan anemia plastic mengalami pansitipenia (kekurangan semua jenis sel-sel
darah). Secara morfologis,sel darah merah terlihat normokromik, jumlah retikulosit rendah
atautidak ada, dan biopsy sumsum tulang menunjukkan keadaan yang disebut “pusing kering”
dengan hiplopasia nyata dan penggantian dengan jaringan lemak. Pada sumsum tulang tidak
dijumpai sel-sel abnormal. Anemia aplastic idiopatik diyakini dimediasi secara imunologis,
dengan T limfosit pasien menekan sel-sel induk hematopoietic.

Penyebab-penyebab sekunder anemia aplastic (sementara atau permanen) melipuuti


berikut ini:

1. Lupus eritematosus sistemik yang berbasis autoimun


2. Agen antineoplastik atau sitotoksik
3. Terapi radiasi
4. Antibiotik tertentu
5. Berbagai obat seperti anti konvulsan, obat-obat tiroid,senyaa emas, dan fenilbutazon
6. Zat-zat kimia seperti benzen,pelarut organik, dan insektisida (agen yang diyakini
merusak sumsum tulang secara langsung
7. Penyakit-penyakit virus seperti mononukleosis infeksiosa dan human
immunodeficiency virus (HIV):anemia aplastik setelah hepatitis virus terutama berat
dan cenderung fatal.

Kompleks gejala anemia aplastik di sebabkan oleh derajat pansitopenia.Tanda-tanda dan


gejala meliputi anemia,disertai kelelahan ,kelemahan,dan nafas pendek saat latihan fisik.
Tanda-tanda dan gejal lain diakibatkan oleh defisiensi trombosit dan sel-sel darah
putih.Defisiensi trombosit dapat menyebabkan

a) Ekimosis dan petekia (perdarahan di dalam kulit).


b) Pistaksis (perdarahan hidung)
c) Perdarahan saluran cerna.

5
d) Perdarahan saluran kemih dan kelamin
e) Perdarahan sistem saraf pusat.

Defisien sel darah putih meningkatkan kerentanan dan keparahan infeksi,termaksud


infeksibakteri,virus,dan jamur. Aplasia berat di sertai penurunan (kurang dari 1%) atau
tidak adanya retikulosit ,jumlah granulosit kurang dari 500/mm dan jumlah trombosit
kurang dari 20.000 menyebabkan kematian akibat infeksi atau perdarahan dalam beberapa
minggu atau beberapa bulan .Sepsis merupakan penyebab tersering kematian.

Fokus utama pengobatan adalah peraatan suportif sampai penyembuhan sumsum


tulang.Karena infeksi dan perdarahan merupakan penyebab utama kematian ,maka
pencegahan merupakan hal yang penting ,Faktor-faktor pertumbuhan seperti G-CSF dapat
di gunakan untuk meningkatkan jumlah neutrofil dan mencegah atau meminimalkan
infeksi,Tindakan pencegahan sebaiknya meliputi lingkungan yang d lindungi dan higiene
keseluruhan yang baik. Pada perdarahan atau infeksi,penggunaan yang bijaksana terapi
komponen darah (sel-sel darah merah dan trombosit) serta antibiotik menjadi penting.

Pada individu muda dengan anemia aplastik berat yang sekunder akibat kerusakan sel induk
,diindikasikan untuk melakukan transplantasi sel induk alogenik dengan [HLA] manusia
yang cocok.Angka keberhasilan secara keseluruhan melebihi 80% pada pasien-pasien yang
sebelumnya tidak di transfusi .Pada pasien-pasien yang lebih tua dengan anemia

Aplastik atau kasus yang diyakini dimediasi secara imunologis ,antibodi yang mengandung
globin antihimosit(ATG) terhadap sel-sel T digunakan bersama dengan kontikosteroid dan
sikloporin memberi manfaat pada 50% hingga 60% pasien. Respon sangat diharapkan
dalam aktu 5 sampai 12 minggu. Secara umum ,respon ini persial tetapi cukup tinggi untuk
meningkatkan perlindungan pada pasien–pasien dan memungkinkan kehidupan yang lebih
nyaman

b. Anemia Defisiensi Besi

Secara morfologis, keadaan ini diklasifikasi sebagai anemia mikrositik hipokromik dengan
penurunan kuantitatif sistensis hemoglobin .Defisiensi besi merupakan penyebab utama
anemia di dunia dan terutama sering d jumpai pada perempuan usia subur,disebabkan oleh
kehilangan darah seaktu menstruasi dan peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan.
Penyebab-penyebab lain defisien besi adalah:

6
a) Asupan besi yang tidak cukup ,misal pada bayi-bayi yang hanya di beri diet susu
selama 12-(dua puluh empat) bulan dan pada individu-individu tertentu yang
vegetarian ketat.
b) Gangguan absorbsi setelah gastrektomi,dan
c) Kehilangan darah menetap,seperti pada perdarahan salura cerna lambat akibat
polip,neoplasma,gastritis, varieses esofagus, ingesti aspirin, dan hemoroid.

Dalam keadaan normal tubuh orang deasa rata-rata mengandung 5 g besi,bergantung pada
jenis kelamin dan ukuran tubuhnya. Lebih dari dua per tiga besi terhadap di dalam
hemoglobin. Besi di lepas dengan semakin tua serta matinya sel dan diangkut melalui
transferin plasma ke sumsum tulang untuk eritropoesis. Dengan pengecualian
himoglobin(otot) dan enzim-enzim heme dalam jumlah yang sangat sedikit ,sisazat besi di
simpan di dalam hati,limpa, dan dalam sumsum tulang sebagai feritin dan hemosiderin
untuk kebutuhan lebih lanjut.

Selain tanda-tanda dan grjala-gejala yang terjadi pada anemia, individu dengan defisiensi
berat yang memiliki rambut yang rapuh dan halus serta kuku tipis,rat,mudah patah dan
mungkin berbentuk seperti sendok (koilonikia) .selain itu,atrofi papila lidah mengakibatkan
lidah tampak pucat,licin,mengkilat,berarna merah daging,dan meradang serta sakit. Dapat
juga terjadi stomatitis angularis ,pecah-pecah di sertai kemerahan dan nyeri di sudut mulut.

Untuk mengobati defisiensi besi,penyebab mendasar anemia harus diindentifikasi dan di


hilangkan.Intervensi pembedahan mungkin di perlukan untuk menghambat perdarahan
aktif akibat polip, ulkus, keganasan, dan hemotoroid; perubahan diet dapat di perlukan
untuk bayi-bayi yang hanya diberi susu atau individu dengan indiosinkrasi makanan atau
yang menggunakan aspirin dalam dosis besar. Alaupun modifikasi diet dapat meningkatan
besi yang tersedia, suplementasi besi diperluan untuk meningkatkanhemoglobin dan
mengembalikan cadangan besi.

c. Anemia Megaloblastik

Anemia megaloblastik (sel darah merah besar) diklasifikasikan secara


morfologis sebagai anemia makrositik normokromik. Anemia megaloblastik sering
disebabkan oleh defisiensi Vitamin B12 dan asam folat yang mengakibatkan gangguan
sintesis DNA, disertai kegagalan maturasi dan pembelahan inti. Defisiensi-defisiensi
ini dapat sekunder akibat malnutrisi, defisiensi asam folat, malabsorpsi, kekurangan

7
faktor intrinsik,infestasi parasit, penyakit usus, dan keganasan, serta sebagai akibat
agens-agens kemoterapeutik. Pada individu dengan infeksi cacing pita yang
disebabkan oleh ingesti ikansegar yang terinfeksi, cacing pita berkompetisi dengan
pejamunya untuk mendapat Vitamin B12 di dalam makanan yang diingesti, yang
menyebabkan anemia megaloblastik.
Walaupun anemia pernisiosa khas pada anemia megaloblastik, defisiensifolat
lebih sering ditemukan dalam praktik klinis. Anemia megaloblastik sering
terlihatsebagai malnutrisi pada orang yang lebih tua, pecandu alkohol, atau remaja, dan
pada perempuan selama kehamilan, saat permintaan untuk mencukupi kebutuhan janin
dan laktasimeningkat. Permintaan ini juga meningkat pada anemia hemolitik,
keganasan, danhipertiroidisme. Penyakit seliak dan stomatitis tropik (tropical sprue)
juga menyebabkan malabsorpsi, dan obat-obat yang bekerja sebagai antagonis asam
folat juga memengaruhi.
Kebutuhan minimal folat sehari-hari kira-kira 50 mg, dengan mudah diperoleh
dari diet rata-rata. Sumber yang paling banyak adalah daging merah, seperti, hat idan
ginjal, serta sayuran berdaun hijau. Akan tetapi, menyiapkan makanan yang benar juga
diperlukan untuk memastikan nutrisi yang adekuat. Misalnya,50 % sampai 90% folat
dapat hilang dengan cara memasak yang memakai banyak air. Folat diabsorpsi dari
duodenum dan jejenum bagian atas, cadangan folat biasanya akan habis kira-kira
dalam waktu 4 bulan.Selain gejala-gejala anemia yang telah dijelaskan, pasien-pasien
anemia megaloblastik yangsekunder akibat defisiensi folat dapat terlihat malnutrisi dan
mengalami glositis berat (lidahmeradang, nyeri), diare, dan kehilangan nafsu
makan.Kadar folat serum juga menurun.Sumsum tulang pada pasien anemia
megaloblastik.
Seperti yang telah disebutkan, pengobatan bergantung pada pengidentifikasian
dan penghilangan penyebab yang mendasarinya. Pengobatan ini meliputimemperbaiki
defisinesi diet dan terapi penggantian dengan asam folat Vitamin B12 Pasien- pasien
pecandu alhkool yang dirawat di rumah sakit sering memberi respons “spontan” jika
diberikan diet seimbang.

d. Anemia Sel Sabit

Penyakit sel sabit adalah hemoglobinopati yang disebabkan oleh kelainan


struktur hemoglobin. Kelainan struktur terjadi pada fraksi globin didalam molekul

8
hemoglobin. Globin tersusun dari 2 pasang rantai polipeptida. Misalnya,Hb S berbeda
dari Hb A normal karena valin menggantikan asam glutamat pada salah satu rantai
pasang rantainya. Pada Hb C,lisin terdapat banyak hemoglobin abnormal dengan
berbagai derajat gejala,bervariasi dari tidak ada sampai berat.
Penyakit sel sabit merupakan gangguan genetik resesif autosomal, yaitu
individu memperoleh hemoglobin sabit (hemoglobin S) dari kedua orang tua.Oleh
karena itu, pasien homozigot. Indvidu heterozigot (gen abnormal diwariskan hanya
dari salah satu orangtua) dikatakan memiliki sifat sel sabit. Individu-individu ini
umumnya asimtomatik dan memiliki usia harapan hidup yang normal.
Tanda dan gejala yang terjadi sebagai akibat dari penyumbatan pembuluh darah
yang menyebabkan infark pada berbagai organ, seperti ginjal, paru, dan sistem saraf
pusat. Bayi-bayi biasanya asimtomatik selama 5 sampai 6 bulan karena adanya
hemoglobin fetus(Hb F), yang cenderung menghambat pembentukan sabit.Manifestasi
klinis meliputisindrom kegagalan perkembangan, gangguan tumbuh dan kembang, dan
seringnya episode infeksi bakteri, terutama infeksi pneumokokus. Ada awalnya limpa
membesar; akan tetapikarena adanya infark berulang, limpa menjadi atrofi dan tidak
berfungsi sebelum anak mencapai usia E tahun. Proses ini disebut sebagai
autosplenektomi. Kerentanan terhadap infeksi menetap seumur hidup.Harapan hidup
berkurang akibat infark yang menyebabkan gagal organ.
Tangan dan kaki bengkak, nyeri, meradang (sindrom tangan kaki yang dikenal
sebagai daktilitis) terdapat pada sekitar 20% sampai 30% anak-anak yang berusia
kurang dari 2 tahun. Daktilitis disebabkan oleh iskemia dan infark tulang-tulang
metakarpaldan metatarsal; keadaan tersebut disertai demam. “Krisis” nyeri, rekuren,
dan melemah akan merupakan penyebab utama morbidias akibat penyakit sel sabit.
Tempat yang paling sering terkena adalah abdomen, punggung, dada, dan sendi.Krisis
ini dieksaserbasi oleh infeksi atau dehidrasi, dapat menyerupai penyakit- penyakit akut
lain dan berlangsung dari beberapa jam hingga beberapa hari. Insiden krisis menurun
dengan bertambahnya usia. Dapat juga terjadi krisis aplastik, terutama pada anak-anak,
disertai penghentian fungsi sumsum tulang yang intermiten dan penurunan jelas
eritropoesis serta jumlah retikulosit. Krisis sekuestrasi visera disertai pembentukan
sabit dan pengumpulan darah, terutama di dada, merupakan penyebab utama kematian.

Sering terjadi tanda-tanda pada jantung akibat anemia, seperti takikardia atau
bising. Dapat juga terjadi pembesaran jantung dan gagal jantung kongestif. Terkenanya

9
ginjal Dapat di buktikan dengan adanya gangguan kemampuan pemekatan urine, dan
infark berulang dapat menyebabkan nekrosis papila dan hematuria. Infeksi atau infark
paru berulang (atau keduanya) mengganggu fungsi paru. Infark sistem saraf pusat
(“stroke”), walaupun jarang, dapat menyebabkan berbagai derajat hemipelgia. Dapat di
temukan ulkus tungkai kronis di atas pergelangan kaki dan di sepanjang sisi media tibia.
Karena meningkatnya pemecahan SDM, pasien sering terlihat ikterus dan mengalami
kolelithiasis (batu empedu ) yang sekunder akibat peningkatan bilirubin. Tampilan
fisik berkisar dari kurus astenik hingga perkembangan normal.

E. Manifestasi Klinis

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem
dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik ( saraf ) yang di
manifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia ( badan kurus kerempeng ), pica,
serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi
abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman
lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai.
Kalau muncul 5 gejala ini, bisa di pastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah
munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah ). Anemia bisa
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang . Jika
anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung ( Sjaifoellah,
1998).

F. Komplikasi

Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita


anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau gampang terkena
infeksi saluran nafas, jantung juga menjadi gampang lelah, karena harus menompa darah lebih
kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, jika lambat di tangani dan berkelanjutan dapat
menyebabkan kematian, dan berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah
anemia juga bisa mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak ( Sjaifoellah
1998 ).

10
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Diri :

Nama : Tn. S
Umur : 63 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Alamat : Padukuhan Gombang Rt 01 Desa Tirtoadi Mlati Sleman

Genogram

Keterangan :

: Meninggal : Perempuan
: Menikah
: Anak
: Tinggal Serumah
: Pasien
: Laki-laki

11
2. Riwayat Keluarga

Menurut Tn. S tidak ada riwayat penyakit keturunan baik pihak keluarga suami maupun
pihak istri. Ny. S mengatakan tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita cacat
baik fisik ataupun mental.

3. Riwayat Kesehatan
a) Keluhan utama yang dirasakan saat ini
Klien mengatakan kepalanya saat ini terasa pusing,ngliyer dan badannya terasa lemas
serta kadang-kadang merasa agak sesak nafas. Klien mengatakan bada terasa lemas
sering dirasakannya dan kadang terasa ngantuk pada waktu siang hari. Menurut Tn.
S beliau sudah beberapa kali mondok di Rumah Sakit karena sesak nafas. Sudah
kurang lebih 5 kantong darah ditambahkan kebadannya selama 5 kali di Rumah Sakit
dalam kurun waktu 4 Tahun yaitu tahun 2001 sampai 2005. Sudah 10x opname di
Rumah sakit Panti Rapih. Sesak nafas ketika beraktifitas yang berlebihan. Secara
verbal klien mengungkapkan nyeri dengan skala nyeri 5-7, Klien kadan
menunjukkan lokasi nyeri kepalanya.
b) Riwayat penyakit yang pernah diderita
Klien mengatakan sering menderita batuk-batuk yang berdahak telah lama serta
kepala sering pusing serta badan yang terasa lemas, setelah diperiksakan dahulu
ternyata menderita anemia.

4. Pengkajian
a. Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan
Klien mengatakan sehat itu adalah bila kondisi badan mempunyai kekuatan untuk
melakukan kegiatan aktifitas sehari – hari, dan keadaan sakit bila merasa tidak enak
badan, hingga tidak dapat beraktifitas, jika kerja itu merasa males. Bila merasa sakit
diperiksakan ke Puskesmas ataupun ke Rumah Sakit. Klien memelihara
kesehatannya dengan banyak istirahat dan kontrol jika merasa tidak enak badan.
Tetapi sudah lima bulanan belum dapat konterol lagi ke tempat pelayanan kesehatan
untuk memeriksa kondisi tubuhnya, khususnya memeriksa kadar HB. Kadar HB
terakhir sudah bagus yaitu 14 gr %. Klien mengatakan tidak tahu mengapa klien
sering sakit-sakitan, batuk-batuk dan berdahak, serta sesak nafas dan pusing. Ny. S
mengatakan,” Mbo yo saya diwarai mas tentang kesehatan”

12
b. Kebiasaan makan dan minum
Klien dalam sehari maka 3 kali sehari . Klien mengatakan dalam makan biasa yaitu
nasi, sayur, lauk nabati kadang hewani serta kerupuk. Klien mengatakan akhir-akhir
ini makannya sedikit dan nafsu makannya menurun. Klien minum dalam sehari
kurang lebih 4-5 gelas air putih dan kadang-kadang minum teh.

c. Pola eliminasi
Klien mengatakan dalam system pembuangannya biasa tidak mengalami masalah.
Klien BAB dalam sehari satu kali yaitu pada pagi hari. Klien mengatakan BAK 3-4
kali sehari dan klien mengatakan tidak pernah ngompol atau beser karena klien dapat
BAK di kamar mandi.
d. Pola toileting
1. Mandi
Klien biasanya mandi dalam sehari sebanyak dua kali yaitu pada pagi dan sore
hari secara mandiri di kamar mandi tanpa disuruh oleh istri ataupun anaknya dan
klien mandi biasanya memakai sabun.
2. Gosok gigi
Klien mengatakan menggosok giginya satu kali sehari. Kadang merasa sakit gigi.
Dahulu pernah dibawa kepuskesmas akan dicabut tetapi karena kondisi tidak
memungkinkan akhirnya tidak jadi dicabut.
3. Keramas
Klien mengatakan biasanya keramas satu dua kali dalam seminggu dengan
sampo. Klien mengatakan jika rambut terasa lepek dan gatal-gatal kepalanya
maka klien akan melakukan keramas.
4. Potong kuku
Klien mengatakan jarang melakukan pemotongan kuku hanya jika disuruh oleh
iastri ataupun anaknya. Kondisi kuku saat ini dalam keadaan bersih.
5. Berpakaian dan berhias
Klien mengatakan dapat berpakaian sendiri dan melakukan sisir rambutnya
sehabis mandi dan bangun tidur. Klien dalam berpakaian rapi sesuai dengan
situasi dan kondisi yang ada.

13
e. Pola tidur dan istirahat
Klien biasanya tidur malam mulai pukul 19.30 sampai dengan pukul 04.00 WIB dan
melakukan sholat subuh. Klien mengatakan kadang pada waktu malam hari sering
terbangun tetapi klien dapat tidur lagi sampai pagi hari. Klien sering beristirahat dan
menyempatkan waktu untuk tidur siang hari.

f. Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan Peraawatan Diri 0 1 2 3 4

Makan/Minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Mobilitas di Tempat Tidur 

Berpindah/Berjalan 

Ambulasi/ROM 

Keterangan:

0: Mandiri; 1: Alat Bantu; 2: Dibantu Orang Lain; 3: Dibantu Orang Lain Dan Alat
Bantu; 4: Tergantung Total.

g. Pola perceptual
1. Penglihatan: Klien mengatakan pandangannya akhir-akhir ini agak kabur untuk
melihat, menurut klien karena terlalu banyak tidur dan karena kepalanya yang
terasa pusing. Klien tidak sedang menggunakan alat bantu melihat atau kaca
mata.
2. Pendengaran: Klien mengatakan masih dapat mendengar dengan baik tanpa
harus menggunkana alat bantu dengar serta dengan cukup berbicara dengan
volume sedang klien sudah dapat mendengarnya.

14
3. Sensasi: Klien mengatakan masih dapat merasakan rasa nyeri, rangsan taktil
klien masih dapat merasakan baik dengan rasa dingin atau panas klien masih
dapat merasakannya dengan baik.
4. Pengecap: Klien mengatakan masih dapat merasakan sensasi rasa baik manis,
asin, pahit ataupun pedas.
5. Psikososial
a. Hubungan sosial
Klien dalam berhubungan dengan masyarakat di Padukuhan Gombang dengan
menggunakan bahasa jawa. Hubungan klien dengan anak ataupun tetangga terdekat
baik karena klien ramah dan menyapa tetangganya ketika lewat depan rumahnya.
Klien sering ikut kegiatan di masyarakat misalnya pengajian ataupun pertemuan
warga. Tapi kalau kondisi tidak baik klien tidak datang pada acara tersebut.
b. Konsep diri
Klien mengatakan sudah tua jadi menerima saja dengan baik keadaannya saat ini.
Dahulu ketika anaknya lagi bermasalah klien merasa bingung tapi sekarang semua
sudah berlalu, klien menikmati hidupnya walaupun dalam kondisi kurang baik.
Klien merasa betah tinggal di rumah dan sangat senang menunggu kehadiran
cucunya nanti.
c. System nilai dan kepercayaan
Klien beragama Islam dan taat dan rajin menjalankan ibadah shalat maupun
puasanya. Klien kadang mengikuti kegiatan shalat berjamaah di masjid di
Masyarakat.
d. Psikoseksual
Klien mengatakan bahwa dirinya sudah tua jadi sudah tidak memikirkan tentang apa
itu sex. Klien hanya menginginkan untuk lebih diperhatikan dan sering diajak
ngobrol saja sudah cukup dan sudah tidak menginginkan tentang hubungan badan
dengan istrinya karena juga kondisi badan kadang kurang baik.
6. Mekanisme Koping dan Adaptasi Stress

Kejadian yang sangat berarti dan sangat besar dialami klien adalah pada saat anaknya
satu-satunya hamil dan yang laki – laki belum mau bertanggung jawab karena masih
sekolah. Tn. S sampai melaporkannya ke polisi dan akhirnya laki – laki itu mau untuk
menikahi anaknya hingga sekarang hubungan masih baik – baik saja. Jika klien

15
mempunyai masalah kadang bercerita ke istrinya atau teman sejawatnya yang dekat
dengan rumah klien.

7. Pemeriksanaan Fisik
a. Pemeriksaan Fisik
1. Tingkat Kesadaran: Compos metis
2. Tanda-tanda vital: Tekanan darah: 130/70 mmHg, Nadi: 78x/menit, Pernafasan:
20x/menit, Temperatur: 36.8º C, TB: 155 cm dan BB: 42 kg.
3. Kepala: Kulit kepala dan rambut bersih, rambut beruban.
4. Leher: tidak ada pembesaran limfonodi leher
5. Thorak: Bentuk dada simetris, retraksi dinding dada (-), suara paru vesikuler,
jantung tidka mengalami pembesaran, BJ I=BJ II murni.
6. Abdomen: tidak ada ascites, nyeri tekan (-), turgor kulit baik.
7. Ekstremitas: Tidak ada bengkak dan sianosis, kuku jari tangan dan kaki besih,
kaki kadang-kadang terasa kesemutan terutama jika digunakan untuk duduk
lama. Dalam berjalan klien agak tertaih-tatih.
b. Pemeriksanaan Panca Indera
1. Penglihatan (Mata):
 Bola mata: simetris, tidak ada kelainan
 Konjugtive: anemis
 Sclera: tidak ikterik
 Reflek pupi: +/+
 Visus: 5/6
2. Pendengaran (Telinga):
 Bentuk telinga simetris
 Tidak ada nyeri tekan
 Liang telinga bersih: tidak ada serumen
 Gangguan pendengaran tidak ada
3. Pengecapan (Mulut):
 Gigi sudah tanggal hanya tinggal gigi taring bawah
 Lidah bersih
 Sensasi manis, asin, pahit (+)
4. Sensasi (Kulit):
 Turgor kulit baik

16
 Klien dapat merasakan sensasi nyeri (+), sensasi taktil (+), sensasi suhu (+)
5. Penciuman (Hidung):
 Lubang hidung terlihat simetris, tidak ada secret
 Septum nasi: lurus
 Konka normal.

B. ANALISA DATA
DATA MASALAH KEMUNGKINAN
KEPERAWATAN PENYEBAB
Data Subyektif : Ketidak seimbangan nutrisi Kurangnya pemasukan dan
 Klien mengatakan kurang dari kebutuhan tubuh proses penyakit : anemia
akhir-akhir ini nafsu
makannya menurun
dan makan tidak
pernah habis banyak.
 Klien mengatakan
badannya terasa
lemas dan kepalanya
pusing
Data Obyektif :
 Konjugtive : anemis
 TB : 155 cm dan BB
: 42kg
 Tekanan darah :
130/70 mmHg, Nadi
: 78x/menit,
Pernapasan
20x/menit,
Temperatur : 36,8˚C.
Data Subyektif : Nyeri akut Kurangnya dan
 Klien mengatakan ketidakseimbangan suplay
kepalanya terasa oksigen pada jaringan
pusing dan badannya cerebral
terasa lemas
 Klien mengatakan
kepalanya pusing
nggliyer dan
pandangan kadang
menjadi kabur
Data Obyektif :
 Secara verbal klien
mengungkapkan
nyeri dengan skala 5-
7

17
 Klien kadang
menunjukkan lokasi
nyeri kepalanya
 Klien banyak
melakukan istirahat

Data Subyektif : Kurang pengetahuan Kurang mengenal informasi


 Klien mengatakan
tidak tahu mengapa
klien sering sakit
batuk-batuk dan
pusing
 Klien mengatakan
sering merasa
bedannya kemas dan
tidak nafsu makan
Data Obyektif :
 Klien
mengungkapkan
secara verbal tertarik
pada penjelasan
tentang kondisi
kesehatannya
sekarang dan
menginginkan
penjelasan yang lebih
lanjut
Data Subyektif : Risiko jatuh Proses degenaritif dan
 Klien mengatakan intoleransi aktivitas
badannya terasa
lemas
 Klien mengatakan
kepalanya pusing dan
kadang-kadang
pandangannya terasa
kabur
Data Obyektif :
 Klien mempunyai
riwayat anemia
 Klien jika berjalan
tertatih dan banyak
istirahat
 Usia klien sudah
lanjut usia

18
C. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
kurangnya pemasukan dan proses penyakit: anemia yng ditandai dengan:
Data subyektif:
 Klien mengatakan akhir-akhir ini nafsu makannya
menurun dan makan tidak pernah habis banyak.
 Klien mengatakan badannya terasa lemas dan kepalanya
pusing.

Data obyektif:

 Konjungtive: anemis.
 TB:155cm dan BB:42kg.
 Tekanan darah:130/70 mmhg
 nadi:78x/menit
 pernapasan:20x/menit
 temperatur:36.8°𝐶°.

2. Nyeri akut berhubungan dengan kurangnya dan ketidakseimbangan suplay


oksigen pada jaringan cerebral,yaitu ditandai dengan:
Data subyektif:
 Klien mengatakan kepalanya terasa pusing dan bdannya terasa lemas.
 Klien mengatakan kepalanya pusing ngliyer dan pandangnnya kadang
menjadi kabur.

Data obyektif:

 Secara verbal klien mengungkapkan nyeri dengan skala nyeri 5-7.


 Klien kadang menunjukkan lokasi nyeri kepalanya.
 Klien banayak melakukan istirahat.
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya mengenal informasi,yang
ditandai dengan:
Data subyektif:

19
 Klien mengatakan tidak tahu mengapa klien sering sakit-sakitan,batuk-
batuk dan berdahak.
 Klien mengatakan sering merasa badannya lemas dan tidak nafsu makan.

Data obyektif:

 Klien mengungkapkan secara verbal tertarik terhadap penjelasan tentang


kondisi kesehatannya sekarang dan menginginkan penjelasan yang lebih
baik.
4. Risiko jatuh berhubungan dengan proses degenerative dan intoleransi aktivitas,
yang ditandai dengan :
Data Subyektif :
 Klien mengatakan badannya terasa lemas
 Klien mengatakan kepalanya pusing dan kadang-kadang pandangannya
terasa kabur.

Data Objektif :

 Klien mempunyai riwayat anemia


 Klien jika berjalan tertatih dan banyak istirahat
 Usia klien sudah lanjut usia

20
D. Rencana Keperawatan

DIAGNOSA RENCANA
NO KEPERAWATAN KEPERAWATAN
TUJUAN INTERVENSI

1 Ketidakseimbangan nutrisi kurang Umum : 1. Kaji pola makan


dari kebutuhan tubuh berhubungan Setelah dilakukan klien sebelumnya
dengan kurangnya pemasukkan dan perawatan selama 1 2. Monitor pemasukan
proses penyakit: anemia minggu,kebutuhan dan pengeluaran
nutrisi Tn. S terpenuhi. makanan dan
Khusus : minuman klien
Setelah dilakukan 4x secara bertahap
kali pertemuan selama 3. Monitor berat
30 menit,Tn. S badan dan lingkar
diharapkan mampu: lengan klien secara
 Klien secara verbal bertahap tiap
mengungkapkan minggunya
bahwa nafsu 4. Lakukan
makannya pemeriksaan fisik
bertambah. klien yang terkait
 Klien makan dengan masalah
menghabiskan porsi nutrisi
makannya dan 5. Anjurkan klien
makan minimal 3x untuk makan sedikit
sehari tapi sering
 Klien mampu 6. Kaji makanan
beraktivitas secara kesukaan klien
optimal dan tidak 7. Hidangkan
merasa badannya makanan dalam
lemas-lemas lagi. keadaan hangat dan
 Konjungtiva tidak sesuai dengan
anemis dan berat selera klien
badan klien 8. Jelaskan pada klien
bertambah secara pentingnya nutrisi
bertahap minimal bagi kesehatan
0,5 kg per bulannya 9. Kaji keadaan
anemia klien secara
laboratories dengan
bertahap
10. Berikan suplemen
zat bezi jika
diindikasikan
11. Konsultasikan
dengan ahli gizi
tentang nutrisi yang
baik bagi klien

21
2. Nyeri akut Umum : 1. Kaji tingkat nyeri
Berhubungan dengan kurangnya dan Setelah di lakukan klien
ketidakseimbangan suplay oksigen perawatan selama 1 2. Jelaskan pada klien
pada jaringan cerebral minggu, nyeri Tn. S tentang penyakitnya,
berkurang hubungan dengan
Khusus : nyeri yang di rasakan
Setelah di lakukan 3. Ajarkan pada klien
tindakan perawatan untuk melakukan
selama 2x pertemuan teknik distraksi dan
selama 30 menit, Tn.S relaksai nafas dalam
diharapkan mampu : 4. Anjurkan klien
-Mengungkapkan nyeri untuk istirahat dan
berkungan secara verbal membatasi aktivitas
-melakukan tindakan biar nyeri di rasakan
perawatan untuk 5. Anjurkan klien
mengurangi nyeri. secara rutin untuk
memeriksaan diri ke
pelayanan kesehatan
terdekat
6. Berikan analgetik
sesuai dengan
indikasi.
3. Kurang pengetahuan berhubungan Umum : 1. kaji pengetahuan
dengan kurangnya mengenal Setelah di lakukan klien tentang anemia
informasi perawatan selama 1 dan perawatannya
minggu, pengetahuan 2. kaji tindakan
Tn. S mengenai anemia perawatan yang telah
bertambah di lakukan oleh klien
Khusus : 3. jelaskan pengertian,
Setelah di lakukan 2x penyebab, gejala, dari
pertemuan selama 30 anemia
menit, Tn.S 4. diskusikan dengan
Di harapkan mampu: klien tentang
-memahami tentang perawatan penyakit
anemia dengan kriteria anemia
hasil dapat 5. berikan informasi
menyebutkan tentang proses menua,
pengertian, gejala, dan perubahan yang
penyebab, komplikasi terjadi pada lansia
dan perawatan anemia. 6. dorong klien untuk
- memahami tentang melakukan tindakan
perubahan yang terjadi perawatan seperti
pada lansia. yang telah di jelaskan
- melakukan perawatan 7. berikan pujian atas
anemia dengan kriteria tindakan yang sudah
hasil dapat menjelaskan di lakukan oleh klien
cara perawatan secara 8. anjurkan untuk
mandiri. kontrol kondisi klien
secara teratur ke

22
tempat pelayanan
kesehatan terutama
jika merasakan gejala
anemia.
4. Resiko jatuh berhubungan dengan Umum : 1. Kaji tingkat
proses degenaritif dan intoleransi Setelah dilakukan kemampuan fungsi
aktivitas klien
perawatan selama 1
2. Kaji tingkat
minggu kemungkinan kekuatan otot dan
rentang gerak klien.
jatuh pada Tn. S tidak
3. Jelaskan hubungan
terjadi lagi. kejadian jatuh
dengan penyakit
Khusus:
anemianya
Setelah dilakukan 2x 4. Jelaskan faktor-
faktor penyebab
pertemuan selama 30
jatuh dan cara
menit, Tn. S diharapkan pencegahannya
5. Anjurkan klien
mampu:
untuk aktivitas
 Mengenali faktor- secara bertahap dari
posisi tidur, duduk,
faktor yang berdiri dan berjalan
mengakibatkan klien 6. Anjurkan klien
untuk tidak
jatuh. melakukan aktivitas
 Melakukan tindakan jika mengalami sakit
kepala dan badan
antisipasi atau terasa lemah.
pencegahan untuk 7. Anjurkan klien
untuk menggunkan
mengurangi kejadian alat bantu (tongkat)
jatuh dalam berjalan jika
memungkinkan.

23
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No waktu Tindakan Evaluasi


Dx Keperawatan
Ke
p
1 Senin, 8-11-2004  Mengkaji pola S:
Jam 11.00 WIB kebiasaan - Klien
makan klien mengatakan
 Mengatur berat biasanya makan
badan klien dan 3x sehari dengan
tanda-tanda vital porsi sedang dan
 Melakukan akhir-akhir ini
pemeriksaan klien merasa
fisik nafsu makannya
menurun dan
terkadang malas
makan
- Klien
mengatakan
dalam sekali
makan menunya
adalah nasi,
lauk, sayuran
O:
- TB: 155 cm dan
BB: 46 kg
- TD:
100/70mmHg,
Nadi 78x/menit,
pernapasan:
20x/menit,
temperatur:
36,8oC
- Konjungtive:
anemis, turgor
kulit sedang,
tidak ada edema
A: Masalah belum
teratasi
P: Intervensi
dilanjutkan
2 Senin,8-11-2004  Mengkaji S:
Jam 11.00 WIB tingkat nyeri - Klien
klien mengatakan
 Menganjurkan kepalanya terasa
pada klien untuk pusing ngliyer
beristirahat jika dan
pandangannya

24
mengalami sakit kadang menjasdi
kepala kabur
 Mengajarkan - Klien
kepada klien mengungkapkan
tentang posisi secara verbal
tidur yang baik nyeri dengan
jika mengalami skala 5-7
sakit kepala - Klien
 Mengajarkan mengatakan jika
kepada klien mengalami sakit
cara nafas dalam kepala maka
mengalami klien tiduran saja
nyeri kepala dan kadang
memeriksakan ke
petugas
kesehatan yang
ada
O:
- Klien mampu
mengulang
tentang tehnik
nafas dalam
yang diajarkan
- Klien aktif
berpartisipasi
dalam tindakan
keperawatan
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
3 Selasa, 9-11-2004  Mengkaji S:
Jam 10.00 WIB tingkat nyeri - Klien
pengetahuan mengatakan
klien tenntang bahwa dirinya
kondisinya mengalami
sekarang ini lemas dan
 Menjelaskan pandangan
pada klien kabur serta
tentang kepalanya
kondisinya saat kadang pusing
ini dan apa itu - Klien diberi
anemia dan cara tahu petugas
perawatannya panti bahwa
 Memberikan dirinya sudah
reiforcement tua dan sering
positif terhadap mengalami
partisipasi klien kurang darah
dalam tindakan
keperawatan

25
O:
- Klien mau
menyatakan
dan aktif
dalam
perawatan
- Klien
mengetahui
hanya kurang
darah dan
tahu harus
banyak
makan dan
istirahat
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
4 Selasa, 9-11-2004  Mengkaji S:
Jam 10.00 WIB kemampuan - Klien
pergerakan klien mengatakan
 Mengkaji bahwa
tingkat kekuatan dirinya
otot klien dan kadang
mobilitas klien mengikuti
 Mengkaji senam dan
kondisi membuat
lingkungan kerajinan jika
klien dalam badannya
bergerak sehat
- Klien
mengatakan
lebih banyak
tidur dalam
bulan puasa
ini dan mals
melakukan
kegiatan
O:
- ROM klien
baik
- Pergerakan
baik, hanya
klien saat ini
malas
mobilisasi
karena
merasa lemas
- Lingkungan
klien aman

26
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
1 Selasa, 9-11-2004  Menanyakan S:
pada klien - Klien
tentang mengatakan
pemasukan untuk tadi
nutrisinya hari malam sahur
ini habis banyak
 Menjelaskan dan satu
pada klien porsi habis
tentang - Klien
pentingnya mengatakan
kebutuhan ingin
nutrisi bagi mengetahui
kondisi makanan
kesehatan klien yang
 Melakukan bagaimana
pemeriksaan yang baik
tanda-tanda vital untuk klien
konsumsi
O:
- TD: 110/80
mmHg,
- Nadi:
80x/menit,
- RR:
20x/menit,
- suhu: 37,1oC
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
2 Selasa, 9-11-2004  Menanyakan S:
Jam 10.00 WIB pada klien - Klien
tentang rasa mengatakan
sakit kepalanya bahwa
hari ini kepalanya
 Menanyakan sudah agak
apa yang telah baikan
dilakukan oleh karena tadi
klien untuk malam dapat
mengatasi sakit tidur dengan
kepalanya nyenyak
tersebut - Klien
mengatakan
skala nyeri
berkurang 2-
3

27
O:
- Klien
mengungkap
kan secara
verbal nyeri
berkurang
- Klien
melakukan
istirahat
dalam
mengurangi
rasa nyerinya
A: Masalah teratasi
P: Intervensi
dihentikan
1 Rabu,10-11-2004  Mengkaji pola S:
Jam 10.00 WIB pemasukan - Klien
nutrisi klien mengatakan
 Menganjurkan untuk tadi
kepada klien malam sahur
untuk makan habis banyak
makanan dalam dan satu
keadaan hangat porsi habis
 Menganjurkan dan banyak
klien untuk cemilan tadi
makan sedikit- malam
sedikit pada ketika buka
malam hari serta menu
sehabis puasa makanannya
dan sering sangat
 Melakukan disukai oleh
pengukuran klien
tanda-tanda vital O:
- TD:
110/80mmH
g, Nadi:
80x/menit,
RR:
20x/menit
dan suhu:
37,1OC
- Klien
kooperatif
dan mau
diajak
berdiskusi
bersama
tentang
masalah
nutrisi

28
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan

2 Rabu, 10-11-2004  Menjelaskan S:


Jam 10.00 WIB kepada klien - Klien
cara mengatakan
penangganan jika dia
anemia merasa lemas
 Menganjurkan dan
klien untuk pandangan
melakukan apa kabur serta
yang telah kepala terasa
dijelaskan pusing maka
dalam klien akan
melakukan apa melakukan
yang telah pemeriksaan
dijelaskan ke petugas
dalam rangka kesehatan
perawatannya dan biasanya
nanti
mendapatkan
obat serta
disuruh
banyak
istirahat dan
makan yang
banyak
O:
- Klien
kooperatif
dan mau
mencoba
untuk
melakukan
perawatan
dengan baik
tentang
kondisi
kesehatannya
A: Masalah teratasi
P: Intervensi
dihentikan
3 Rabu, 10-11-2004  Menjelaskan S:
Jam 10.00 WIB kepada klien - Klien
tentang apa itu mengatakan
jatuh serta bahwa
faktor-faktor dirinya sudah
yang tua, jadi

29
mengakibatkan sudah biasa
hatuh pada jika orang tua
lansia jatuh karena
 Menjelaskan kondisinya
kepada klien sudah lemah
tentang tidak kuat
hubungan jatuh laagi seperti
dengan kondisi anak muda
penyakit klien O:
- Klien
kooperatif
dan mau
diajak
berdiskusi
dalam
penanganan
dan
pencegahan
jatuh
- Klien
menanyakan
apa yang
dapat
dilakukan
untuk
mencegah
jatuh tersebut
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
1 Kamis,11-11-2004  Menanyakan S:
Jam 10.00 WIB pada klien - Klien
tentang obat- mengatakan
obatan yang nafsu
pernah makannya
dikonsumsi oleh sekarang
klien membaik dan
 Menanyakan makan telah
kepada klien habis banyak
tentang - Klien tidak
pemasukan pernah
nutrisinya hari makan obat-
ini obatan
 Melakukan kecuali jika
pengukuran dikasih oleh
tanda-tanda vital peyugas panti
O:

30
- TD:
110/70mmH
g,
- Nadi:
82x/menit,
RR:
20x/menit
- suhu: 36,8OC
- Klien
kooperatif
dan mau
diajak
berdiskusi
bersama
tentang
masalah
nutisi
A: Masalah teratasi
sebagian
P: Intervensi
dilanjutkan
2 Kamis,11-11-2004  Menganjurkan S:
Jam 10.00 WIB pada klien untuk - Klien
tidak melakukan mengatakan
aktivitas jika bahwa jika
merasa badannya
bbadannya lemas, kepala
lemas dan pusing dan
kepalanya pandangan
pusing serta kabur terasa
pandangannya mau jatuh
kabur - Klien
 Menganjurkan mengatakan
pada klien untuk jika sudah
menggunakan mau jatuh
tongkat dalam maka banyak
berjalan jika diam duduk
memungkinkan atau tiduran
ditempat
tidur dan
malas untuk
melakukan
apapun
- Klien
mengatakan
bahwa di
ruangan pada
dinding
dudah ada
pegangan

31
sehingga
dapat
digunakan
oleh klien
untuk
berpegangan
jika berjalan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi
dihentikan
1. Jumat,12-11-2004  Melakukan S:
Jam 09.00 WIB pengukuran - Klien
tanda-tanda vital mangtakan
 Melakukan nafsu
pengukuran makannya
berat badan sekarang
klien membaik dan
 Menanyakan makan telah
kepada klien habis banya
tentang - Klien merasa
kondisinya hari badannya
ini sekarang
sedah agak
kuat dan
mampu untuk
berjalan jauh
sampai ke
masjid dan
tadi pgi dapat
mengikuti
senam pagi
O:
- TD: 120/70
mmHg,
- Nadi:
84x/menit,
- RR:
20x/menit
- suhu:36,6o
- BB: 46,3 kg
- Klien
kooperatif dan
mau diajak
berdiskusi
bersama tentang
masalah nutrisi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi
dihentikan

32
BAB IV
PENUTUP

A. Simpulan
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen
darah,eleman tidak adekuat atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan
sel darah,yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada
banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya.(Marilyn E, Doenges, Jakarta 1999)

Berikut ini katagori tingkat keparahan pada anemia.:


• Kadar Hb 10 gram- 8 gram disebut anemia ringan.
• Kadar Hb 8 gram -5 gram disebut anemia saedang.
• Kadar Hb kurang dari 5 gram disebut anemia berat.Kemungkinan dasar penyebab
anemia:
1.Penghancuran sel darah merah yang berlebihan.
Bisa disebut anemia hemolitik ,muncul saat sel darah merah dihancurkanlebih
cepat dari normal (umur sel darah merah normalnya 120 hari).Sumsumtulang
penghasil sel darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan seldarah
merah.
2.Kehilangan darah.
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia karena
perdarahan berlebihan,pembedahan atau permasalahan dengan pembekuan darah.
Kehilangandarah yang banyak karena menstruasi pada remaja atau perempuan juga
dapatmenyebabkan anemia.Semua faktor ini akan meningkatkan kebutuhan tubuh
akanzat besi ,karena zat besi dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.
3.Produksi sel darah merah yang tidak optimal.
Ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darh merahdalam
jumpah cukup.ini diakibatkan infeksi virus,paparan terhadap kimia beracunatau
obat-obatan (antibiotic, antikejang atau obat kanker).
B. Saran
Bagi pembaca dan masyarakat sebaiknya harus menjaga kesehatan lingkungan dan
makanan serta pola makan agar memenuhi kecukupan akan Fe pada tubuh kita.
Sehingga kita terjauh dari penyakit terlebih anemia yang disebabkan karena kurangnya
zat besi untuk memproduksi darah.

33
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman Untuk Perencanaan


Dan Pendokumentasian Pasien. EGC : Jakarta

Archer, Lina. 2017. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Anemia. Melalui
https://www.academia.edu/12302146/Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_Dengan_Anemi
a Diakses 12 Januari 2020

Rs, Dian. 2005. Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn. S Dengan Anemia Di Padukuhan
Gombang RT 01 Desa Tirtoadi Mlati Sleman Yogyakarta. Melalui
https://www.academia.edu/11048873/Askep_Tn_S_anemia Diakses 12 Januari 2020

Saadah, Haifa. 2013. Anemia. Melalui https://www.academia.edu/7191273/makalah_anemia


Diakses 12 Januari 2020

34

Anda mungkin juga menyukai