Kel 7 Konsep Recovery Dan Supportive Environment Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa
Kel 7 Konsep Recovery Dan Supportive Environment Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa
i
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadiratNya. Yang telah melimpahkan rahmat hidayah
serta inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelasaikan makalah tentang Konsep
Recovery Dan Supportive Environment Dalam Perawatan Klien Gangguan Jiwa.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat mempelancar dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca. Karna kebenaran hanya milik Allah SWT dan yang salah, dosa,
khilaf hanya milik kami.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii
Penyembuhan………………………………………………………………….. 4
2.4 Terapi Generalis…………………………………………………………………5
2.5 Terapi Spesialis………………………………………………………………….6
3.1 Kesimpulan............................................................................................................11
3.2 Saran......................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................12
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
e. Mengetahui terapi spesialis
2
BAB II
PEMBAHASAN
Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang
berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery didefinisikan
oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa dan orang-
orang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart, 2010). Individu menerima
dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan sebagai rehabilitasi, yang
merupakan proses menolong seseorang kembali kepada level fungsi tertinggi yang dapat
dicapai. Recovery gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial, edukasi,
okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan jangka panjang dan
memaksimalkan kecukupan diri (Stuart, 2013)
3
kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan perawat untuk berfokus pda tiga elemen
yaitu : individu, keluarga dan komunitas (Stuart, 2013)
2.3 Manfaat dan Peran Perawat pada Pemberian Terapi pada Proses Penyembuhan
Pemberian terapi adalah berbagai pendekatan penenganan klien gangguan jiwa
yang bervariasi, yang bertujuan untuk mengubah perilaku klien dengan gangguan jiwa
dengan perilaku mal adaptifnya menjadi perilaku yang adaptif. Perawat sebagai terapis
mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai titik tolak terapi atau penyembuhan
dengan memberikan berbagai macam terapi Generalis maupun Spesialis. Dalam
pemberian terapi perawat seabagai terapis senantiasa berdasarkan pada kompetensi
yang dia miliki dan kondisi pasien yang menjadi titik tolak terapi atau penyembuhan.
4
Keperawatan termasuk dalam posisi yang ideal dalam memberikan perawatan
dengan menggabungkan banyak terapi CAM untuk mengatasi gejala yang dialami oleh
klien dengan gangguan jiwa. Disamping itu terapi CAM yang memberdayakan klien
dapat memperkuat hubungan antar perawat dan klien dalam meningkatkan proses
pemulihan (Stuart, 2013).
5
keyakinannya terhadap perawatan. Obat harus diberikan sesuai dengan dosis
yang direnkomendasikan dan dalam jumlah yang tepat sebelum menentukan
apakah memiliki dampak terapiutik yang adekuat pada klien.
e. Edukasi Pengobatan
Perawat merupakan pemegan posisi utama dalam memberikan edukasi pada klien
dan keluarga tentang pengobatan. Edukasi meliputi pemberian informasi lengkap
kepada klien dan keluarga sehingga mereka dapat memahami, mendiskusikan
dan menerimanya. Edukasi tentang obat merupakan kunci penting agar efektif
dan aman dalam mengonsumsi obat-obat psikotropika, kolaborasi klien dalam
merencanakan tritmen dan kepatuhan klien terhadap regimen terapi obat.
6
dijelaskan bahwa ECT merupakan pilihan program tritmen. Peran paling penting
perawat adalah memberikan kesempatan bagi klien untuk untuk mengespresikan
perasaan, termasuk masalah yang terkait dengan mitos atau yang berkaitan dengan
ECT. Perawat dapat mengajarkan klien dan keluarga, mempertimbangkan ansietas,
kesiapan untuk belajar, dan kemampuan untuk memahami penjelasan yang diberikan.
Asuhan Keperawatan Sebelum Prosedur Tritmen, pemberian asuhan
keperawatan ini meliputi peninjauan kembali proses konsultasi, memastikan bahwa
setiap kelainan hasil tes laboratorium telah ditangani, dan memeriksa bahwa
peralatan dan perlengkapan yang diperlukan telah memadai dan berfungsi.
Asuhan keperawatan selama prosedur, klien harus dibawah ke ruan tritmen,
baik dengan berjalan kaki atau dibawah dengan menggunakan kursi roda, didampingi
seorang perwat dan dengan siapapun klien merasa nyaman. Perawat harus tetap
mendapingi klien selama pelaksanaan terapi untuk memberikan dukungan pada
klien.
Asuhan keperawatan setelah prosedur, ruang pemulihan harus berdekatan
dengan dengan ruang tritmen untuk memudahkan akses staf anastesi keluar masuk
dalam keadaan darurat. Setelah klien berada diruan pemulihan perawat harus harus
mengokservasi klien sampai benar-benar pulih. Perawat harus meyakinkan kodisi
klien dan secara periodic mengorentasikan klien. Pemberian penjelasan yang singkat,
sangat membantu klien dalam proses pemulihan. Perawat harus menjelaskan bahwa
sebagian besar masalah memori akan hilang dalam beberapa minggu.
7
tindakan pada keluarga berbasis-bukti, dan advokasi untuk keluarga dan
penggantian pihak ketiga untuk tindakan pada keluarga.
Advokasi Keluarga merupakan model bekerja dengan orang tua dan anggota
keluarga untuk membantu mereka bertindak sebagai advokat dengan dan atas
nama anggotakeluarga yang memiliki ketidakmampuan
Praktik yang berorientasi pada keluarga mengacu pada tindakan tertentu
pada keluarga dan kerangka konseptual yang lebih luas untuk tindakan yang
mencakup asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga.
Ilmu tindaka keluarga merupakan area keilmuan yang didefinisikan dengan
penelitian dalam mengubah perilaku keluarga.
4. Iktisas Terapi Kelompok
Peran Perawat
8
mengurangi stres dan meningkatkan kenyaman serta suasana hati (Stuart, 2013).
Klien yang menerima GI memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dan tingkat
depresi, ansietas dan stres yang lebih rendah dibandingkan dengan klien yang tidak
menerima GI (Apostolo dan Kolcaba, 2009). Selain itu teknik imagery telah
digunakan dalam berbagai kondisi dan populasi. Nyeri dan kanker adalah dua
kondisi di mana teknik imagery telah membantu baik pada orang dewasa ataupun
anak-anak (Lindquist, 2014).
b. Music Intervention
Terapi musik digunakan dengan menerapkan unsur-unsur penyembuhan untuk
memenuhi kebutuhan spesifik pada individu. Di Amerika Serikat dan di seluruh
dunia, terapis musik bekerja di berbagai fasilitas dan perawatan kesehatan.
Meskipun terapis musik secara khusus dilatih untuk menggunakan musik dalam
berbagai cara terapi, ada banyak situasi di mana perawat dapat menerapkan
intervensi musik ke dalam rencana perawatan pasien (Lindquist, 2014).
Musik dan proses fisiologis (detak jantung, tekanan darah, gelombang otak,
suhu tubuh, pencernaan, dan hormon adrenal) melibatkan irama dan getaran yang
terjadi secara rutin, berkala dan terdiri dari osilasi (Crowe, 2004 dalam Lindquist,
2014). Intervensi musik memberikan pasien / klien stimulus menghibur yang dapat
membangkitkan sensasi menyenangkan sambil memfokuskan perhatian individu ke
musik bukan pada pikiran stres, nyeri, ketidaknyamanan, atau rangsangan
lingkungan lainnya (Lindquist, 2014).
c. Humor
Psikoterapis Steven Sultanoff menjelaskan bahwa perbedaan utama antara
komedi-klub humor dan humor terapi. Tujuan dari menggunakan humor terapi
sebagai terapi komplementer harus jelas untuk kepentingan klien atau pasien, bukan
untuk terapis/perawat sebagai kepuasan pribadi atau hanya untuk kesenangan
"(Steven Sultanoff, 2012 dalam Lindquist, 2014). Humor terapi telah didefinisikan
sebagai setiap intervensi yang mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan dengan
merangsang ekspresi. Intervensi ini dapat meningkatkan kesehatan, sebagai terapi
komplementer, memfasilitasi penyembuhan atau mengatasi baik fisik, emosi,
kognitif, sosial, dan spiritual "(AATH, 2000 dalam Lindquist, 2014).
9
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesehatan Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi
tantangan hidup, dapat menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai
sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain.
Secara umum diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya
gangguan pada otak tapi tidak diketahui secara pasti apa yang mencetuskannya. Stress
diduga sebagai pencetus dari gangguan jiwa tapi stress dapat juga merupakan hasil dari
berkembangnya mental illness pd diri seseorang. Prinsip Keperawatan Jiwa, antara lain:
a. Manusia
b. Lingkungan
c. Kesehatan
d. Keperawatan
Kesehatan jiwa meliputi :
a. Bagaimana perasaan anda terhadap diri sendiri
b. Bagaimana perasaan anda terhadap orang lain
c. Bagaimana kemampuan anda mengatasi persoalan hidup anda Sehari - hari.
Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan secara
langsung dan asuhan keperawatan secara tiak langsung. Fungsi ini dapat icapai dengan
aktifitas perawat kesehatan jiwa yang membantu upaya penanggulangan maslah
kesehatan jiwa.
3.2 Saran
Diharapkan perawat lebih mempelajari mengenai fungsi dan perannya dalam
penanganan masalah kesehatan jiwa dengan memahami masalah kesehatan jiwa yang
ada serta upaya penanganannya dengan baik.
11
DAFTAR PUSTAKA
12