Anda di halaman 1dari 13

TUGAS KELOMPOK

“MAKALAH SEJARAH INDISCHE PARTIJ”

Disusun Oleh:
Kelompok : II
Ketua : ARI BASTIAR
Sekretaris : M. FADLILLAH
Anggota : SRI MAEMUNAH
PUTRI ALEXA

DINAS PENDIDIKAN KOTA CIREBON


SMP NEGERI 18
Jl. Pronggol No.19, Pegambiran, Kecamatan Lemahwungkuk,
Kota Cirebon, Jawa Barat 45113
2019 - 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur hanyalah milik Alloh Subhanahu wa Ta’ala. Kepada-Nya kita memuji
dan bersyukur, memohon pertolongan dan ampunan. Kepada-Nya pula kita memohon
perlindungan dari keburukan diri dan syaiton yang selalu menghembuskan kebatilan.
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh Subhanahu wa Ta’ala, maka tak seorang pun
dapat menyesatkannya dan barangsiapa disesatkan oleh-Nya maka tak seorang pun dapat
member petunjuk kepadanya. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi
Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam, keluarga, sahabat, juga pada orang-orang yang
senantiasa mengikuti sunnah-sunnahnya. Dengan rahmat dan pertolongan-Nya.
Alhamdulillah makalah yang berjudul SEJARAH INDISCHE PARTIJ ini dapat
diselesaikan dengan baik. Banyak sekali kekurangan kami sebagai penyusun makalah ini,
baik menyangkut isi atau yang lainnya. Mudah-mudahan semua itu dapat menjadikan
cambuk bagi kami agar lebih meningkatkan kualitas makalah ini di masa yang akan datang.

Cirebon, Januari 2020


Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................i


DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan ...........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................3
A. Proses Berdirinya Organisasi Indische Partij........................................................ 3
B. Pelopor Berdirinya Organisasi Indische Partij......................................................4
C. Tujuan Didirikannya Organisasi Indische Partij di Indonesia .............................. 6
D. Proses Kemunduran Organsasi Indische Partij .....................................................7
BAB III PENUTUP ...........................................................................................................9
A. Kesimpulan ............................................................................................................9
B. Saran ......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Keistimewaan Indische Partij adalah usia nya yang pendek, tetapi anggaran
dasarnya di jadikan program politik pertama di Indonesia. Organisasi ini didirikan oleh
E.F.E. Douwes Dekker atau Setyabudi di bandung pada tanggal 16 September 1912
dan merupakan organisasi campuran indo dengan bumi putera. Douwes Dekker ingin
melanjutkan Indische Bond, Organisasi campuran antara Asia dan Eropa yang berdiri
sejak tahun 1898. Indische Partij sebagai organissai politik semakin bertambah kuat
setelah bekerja sama dengan dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Suwardi Suryaningrat
(Ki Hajar Dewantara). Ketiga tokoh ini kemudian di kenal dengan sebutan “Tiga
Serangkai“.
Indische Partij sebagai organisasi campuran menginginkan adanya kerja sama
orang indo dengan bumi putera. Hal ini disadari benar karena jumlah orang indo
sedikit, maka diperlukan adanya kerja sama dengan orang Bumi putera agar
kedudukan organisasinya makin bertambah kuat. Di samping itu juga disadari betapa
baiknya usaha yang di laksanakan oleh orang indo tidak akan mendapat tanggapan
rakyat tanpa bantuan orang-orang bumi putera. E.F.E. Douwes Dekker memiliki
segalanya, mempunyai akal yang terang, otak yang tajam, jiwa kritis, tekad yang
teguh, sedangkan keberaniaanya untuk melahirkan segala yang terkandung dalam
hatinya sangat besar. E.F.E.Douwes Dekker masih mempunyai hubungan keliarga
dengan Edward Douwes Dekker atau Multatuli, yang merupakan penulis buku Max
Havelar yang dimana membela petani banten dalam tanam paksa, lahir pada tahun
1874 dari keturunan campuran ayahnya belanda dan ibunya indo. Pengalaman
hidupnya itulah yang menjiwai gerakan politiknya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka disusun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana proses berdirinya Indische Partij?
2. Siapa sajakah pelopor berdirinya Organisasi Indische Partij?
3. Apakah tujuan didirikannya Organisasi Indische Partij di Indonesia?
4. Mengapa terjadi kemunduran Organisasi Indische Partij?
1
C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka disusun tujuan dan kegunaan
penulisan makalah sebagai berikut:
a) Tujuan dari penulisan ini untuk mengetahui :
1. Proses berdirinya Organisasi Indische Partij.
2. Pelopor berdirinya Organisasi Indische Partij.
3. Tujuan didirikannya Organisasi Indische Partij di Indonesia.
4. Proses kemunduran Organsasi Indische Partij.
b) Kegunaan dari penulisan ini supaya :
1. Kita dapat mengambil pelajaran dari Organisasi Indische Partij.
2. Kita lebih menghargai jasa para Pahlawan Indonesia.
3. Kita dapat mengetahui bahawa organisasi politik pertama yaitu Indische
Partij.
4. Kita bisa lebih mencintai Indonesia karena bangsa lain pun cinta dengan
Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Berdirinya Organisasi Indische Partij


Indische Partij adalah organisasi modern ketiga yang berdiri setelah Budi
Utomo dan Sarekat Islam. Organisasi ini merupakan organisasi pertama yang secara
tegas menyatakan berpolitik. IP adalah partai politik pertama di Indonesia. Indische
Partij ingin menggantikan Indische Bond yang berdiri pada tahun 1898. Indische Bond
adalah organisasi kaum Belanda peranakan (Indo) dengan pimpinan K. Zaalberg,
seorang indo. Tujuan dibentuknya IP ini adalah untuk memperbaiki keadaan kaum
Indo. Pada masa itu kaum Indo menaruh dendam kepada bangsa Belanda dan segala
sesuatu yang bercorak Belanda.
Douwes Dekker melihat keganjilan dalam masyarakat kolonial khususnya
dalam hal diskriminasi antara keturunan Belanda dan orang Belanda campuran (Indo).
Nasib para Indo tidak ditentukan oleh pemerintahan kolonial, namun terletak pada
bentuk kerjasama dengan penduduk Indonesia lainnya. Bahkan menurut Douwes
Dekker yang kemudian dikenal dengan nama Danudirdja Setyabudhi, ia tidak
mengenali supremasi Indo atas penduduk bumiputera malah ia menghendaki
hilangnya golongan Indo dengan cara bercampur dengan bumiputera.
Douwes Dekker, seorang Indo, berusaha mempengaruhi Indische Bond.
Menurutnya, segala keluh kesah dan bantahan-bantahan tidak akan ada gunanya.
Sumber dari segala kesukaran itu dikarenakan ketergantungan pada pemerintah
kolonial yang menyebabkan kaum Indo menderita dan dicampakan.
Pendirian organisasi ini dipertegas lagi pada sidang Indische Bond yang
diselenggarakan di Jakarta tanggal 12 Desember 1911, dengan pokok pidato
"Gabungan kulit putih dengan sawo matang". Ia berkata, bahwa jumlah kaum Indo
sangat sedikit, sehingga jika ia bertindak seorang diri, maka ia tak mungkin
memperoleh keuntungan. Syarat untuk memperoleh kemenangan dalam pertentangan
dengan penjajah Belanda ialah menggabungkan diri dengan bangsa Indonesia agar
kedudukan organisasinya makin bertambah kuat.
Pendapat Douwes Dekker berbeda dengan pendapat Zaanberg, pemimpin
Indische Bond. Ia menerima ketergantungan terhadap pemerintah kolonial. Menurut
Zaanberg, dalam ketergantungan itu, kaum indo akan hidup berbahagia,
asalkan pemerintah dan orang-orang Eropa lapisan atas suka menolongnya. Zaalberg
3
ingin mengekalkan penjajahan sedangkan Douwes Dekker ingin menghapuskan
penjajahan itu.
Untuk persiapan pendirian Indische Partij, maka mulai tanggal 15 September -
3 Oktober 1912, Douwes Dekker mengadakan perjalanan Propaganda di Pulau Jawa.
Di Surabaya, ia mendapat sokongan dari Dokter Tjipto Mangoen Koesoemo. Di
Bandung ia mendapat sokongan dari R.M. Soewardi Soerjaningrat, juga Abdul Muis
yang pada saat tu telah menjadi pimpinan Sarekat Islam cabang Bandung. Di
Yogyakarta mendapat sambutan baik dari pengurus Budi Utomo, juga daerah Jawa
Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Mereka merupakan "Tiga Serangkai" yang
sangat ditakuti oleh Belanda. Mereka ialah tokoh-tokoh Indische Partij yang didirikan
di Bandung pada tanggal 25 Desember 1912 yang mana semboyannya, yaitu Hindia
for Hindia yang berarti Inodnesia hanya diperuntukkan bagi orang-orang yang
menetap dan bertempat tinggal di Indonesia tanpa terkecuali.

B. Pelopor Berdirinya Organisasi Indische Partij


Keanggotaan Indische Partij terbuka untuk semua golongan bangsa tanpa
membedakan tingkatan kelas, seks atau kasta, golongan bangsa yang menjadi
anggota Indische Partij adalah golongan bumi putera, golongan Indo, Cina dan
Arab. Keanggotaan Indische Partij tersebar pada 30 cabang dengan jumlah anggota
seluruhnya 7.300 orang, sebagian besar golongan Indo. Sedangkan jumlah anggota
golongan bumi putera adalah 1.500 orang, kebanyakan golongan terpelajar. Cabang
Indische Partij, yaitu Semarang, dengan jumlah anggota 1.300 orang, Surabaya
dengan jumlah anggota 850 orang, Bandung dengan jumlah anggota 700 orang,
Batavia dengan Jumlah anggota 654 orang.
Jika dibandingkan dengan Budi Utomo dan Sarekat Islam, maka keanggotaan
Indische Partij lebih kecil jumlahnya. Mungkin disebabkan karena adanya perasaan
takut untuk memasuki suatu perkumpulan politik. Adanya pasal 111 Regerings-
Reglement (RR), yang berbunyi "Bahwa perkumpulan-perkumpulan atau
persidangan-persidangan yang membicarakan soal pemerintahan (politik) atau
membahayakan keamanan umum dilarang di Hindia Belanda". Pasal ini merupakan
tembok penghalang yang sukar ditembus oleh Indische Partij dalam mengembangkan
jumlah Anggotanya.
Didirikan oleh Tiga Serangkai yaitu, Douwes Dekker, dr. Tjipto
Mangunkusumo dan Suwardi Suryaningrat, yang melihat keganjilan dalam
4
masyarakat kolonial khususnya diskriminasi antara keturunan Belanda dan kaum Indo.
Berikut profil Tiga Serangkai, yaitu:
2. Ernest Douwes Dekker
Nama Lengkap : Ernest Douwes Dekker atau Danudirja Setiabudi
Lahir : 8 Oktober1879 di Pasuruan, Jawa Timur, Hindia Belanda
Meninggal : 28 Agustus1950 di Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Pekerjaan : Politisi
Istri : Clara Charlotte Deije Johanna P. Mossel Haroemi Wanasita
Douwes Dekker adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pahlawan
nasional Indonesia. Pendidikan dasar ditempuh Nes di Pasuruan. Sekolah
lanjutan pertama diteruskan ke HBS di Surabaya, lalu pindah
ke Gymnasium Willem III, suatu sekolah elit di Batavia. Selepas lulus sekolah ia
bekerja di perkebunan kopi "Soember Doeren" di Malang, Jawa Timur. Di sana
ia menyaksikan perlakuan semena-mena yang dialami pekerja kebun, dan sering
membela mereka. Tindakannya membuat ia kurang disukai rekan kerjanya,
namun disukai pegawai bawahannya. Akibat konflik dengan manajernya, ia
dipindah ke perkebunan tebu "Padjarakan" di Kraksaan sebagai laboran. Sekali
lagi, dia terlibat konflik dengan manajemen karena urusan
pembagian irigasi untuk tebu perkebunan dan padi petani. Akibatnya, ia dipecat.
3. Tjipto Mangoenkoesoemo
Dr. Cipto Mangunkusumo atau Tjipto Mangoenkoesoemo adalah seorang tokoh
pergerakan kemerdekaan Indonesia. Bersama dengan Ernest Douwes
Dekker dan Ki Hajar Dewantara ia dikenal sebagai "Tiga Serangkai" yang banyak
menyebarluaskan ide pemerintahan sendiri dan kritis terhadap pemerintahan
penjajahan Hindia Belanda. Ia adalah tokoh dalam Indische Partij, suatu
organisasi politik yang pertama kali mencetuskan ide pemerintahan sendiri di
tangan penduduk setempat, bukan oleh Belanda. Dr. Cipto Mangunkusumo lahir
di Pecangakan, Ambarawa tahun 1886 dan wafat di Jakarta, 8 Maret 1943. Tahun
1913 ia dan kedua rekannya diasingkan oleh pemerintah kolonial ke Belanda
akibat tulisan dan aktivitas politiknya, dan baru kembali 1917. Dokter Tjipto
menikah dengan seorang Indo pengusaha batik, sesama anggota
organisasi Insulinde, bernama Marie Vogel pada tahun 1920. Ia wafat pada tahun
1943 dan dimakamkan di TMP Ambarawa.

5
4. Ki Hadjar Dewantara
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat lahir di Yogyakarta, 2 Mei1889 dan wafat di
Yogyakarta, 26 April1 959, disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD" adalah
aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan
pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan
Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan
yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh
hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.Tanggal
kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Bagian dari semboyan ciptaannya, Tut Wuri Handayani,
menjadi slogan Departemen Pendidikan Nasional.

C. Tujuan Didirikannya Organisasi Indische Partij di Indonesia.


Bunyi pasal-pasal dalam anggaran dasar Indische Partij sebagai tujuan
didirikannya Indische Partij, seperti sebagai berikut:
1. Memelihara nasionalisme Hindia dengan meresapkan cita-cita kesatuan
kebangsaan semua Indiers, meluaskan pengetahuan umum tentang sejarah
budaya Hindia, mengasosiasikan intelek secara bertingkat kedalam suku dan
antar suku yang masih hidup berdampingan pada mada ini, menghidupkan
kesadaran diri dan kepercayaan kepada diri sendiri.
2. Memberantas rasa kesombongan rasial dan keistimewaan ras.
3. Memberantas usaha untuk membangkitkan kebencian agama dan sektarisme.
4. Memperkuat daya tahan rakyat Hindia dengan mengembangkan individu ke
aktivitas yang lebih besar secara taknis dan memperkuat kekuatan batin dalam
soal kesusilaan
5. Berusaha untuk mendapatkan persamaan hak bagi semua orang Hindia
6. Memperkuat daya rakyat Hindia untuk mempertahankan tanah air dari serangan
asing.
7. Mengadakan unifikasi, perluasan, pendalaman, dan meng-Hindia-kan
pengajaran, yang semua hal tersebut ditujukan kepada kepentingan ekonomi
Hindia, dimana tidak diperbolehkan adanya perbedaan perlakuan karena ras,
seks atau kasta dan harus dilaksanakan sampai tingkat yang setinggi-tingginya
yang bisa di capai
8. Memperbesar pengaruh pro-Hindia di dalam pemerintahan.
6
9. Memperbaiki keadaan ekonomi bangsa Hindia, terutama dengan memperkuat
mereka yang ekonominya lemah.

D. Proses Kemunduran Organsasi Indische Partij


Sejak semula Indische Partij memang menunjukkan keradikalannya sehingga
pemerintah kolonial Belanda merasa perlu menghentikannya. Itulah sebabnya
organisasi ini tidak dapat berumur panjang karena pada akhirnya pemimpinnya
dibuang ke luar negeri. Persoalan yang menyangkut nasib tiga serangkai tersebut erat
hubungannya dengan tindakan Belanda pada tahun 1913, dalam rangka memperingati
bebasnya negeri Belanda dari penindasan Prancis pada tahun 1813 merupakan suatu
ironi bahwa negara yang menjajah, merayakan kebebasan negerinya itu di negeri yang
dijajahnya sendiri, lebih-lebih untuk perayaan tersebut pemerintah akan memungut
biaya dari rakyat Hindia.
Melihat fenomena menarik tersebut, Suwardi Suryaningrat dan kawan-kawan
akhirnya membentuk “Komite Bumi Putera”, komite yang bertujuan menentang
peringatan tersebut. Komite ini kemudian mengeluarkan brosur yang didalamnya
dimuat tulisan Suwardi Suryaningrat dengan judul: “Als ik een Nederlander Was”
yang isinya menyindir dengan tajam sikap pemerintah kolonial Belanda yang ingin
merayakan kebebasannya di tanah jajahan dengan cara memungut biaya dari rakyat.
Karena tulisannya itulah Suwardi Suryaningrat ditangkap, dan temannya tang
tergabung dalam “Komite Bumi Putera” juga tidak luput dari pemeriksaan pemerintah.
Setelah penangkapan Suwardi, Cipto mangun Kusumo kemudian menulis
sebuah karangan di harian De Express dengan julul “Kracht of Vrees” (Kekuatan atau
Ketakutan). Tulisan itu jelas merupakan sindiran terhadap pemerintah kolonial.
Selanjutnya Douwes Dekker yang merasa senasib dengan kawan-kawannya itu
kemudian juga menulis sebuah karangan yang berjudul “Onze Helden : Cipto
Mangunkusumo en R.M. Suwardi, yang isinya sangat membangga-banggakan kedua
temannya . Akibatnya, ketiga tokoh tersebut dieksernisasi ke negeri Belanda.
Mulai saat itu, berhembuslah gerakan politik yang menusuk kekuasaan
kolonial. Meledaknya Perang Dunia I (1914-1918), membuat pemerintah Hindia
Belanda selalu berhati-hati terhadap gerakan politik disini. Walaupun peperangan
tidak terjadi secara riil, getarannya menyentuh alam pikiran kaum pergerakan.
Semboyan presiden Amerika Serikat Wilson, “The Right of Self Determination”
sangat mempengaruhi sikap para tokoh Indonesia.
7
Kepergian dari ketiga pemimpin tersebut membawa pengaruh terhadap kegiatan
Indische Partij yang makin lama makin menurun, kemudian Indische Partij menjadi
Partai Insulinde. Sebagai asas utama dalam program yang tertera: “Mendidik suatu
nasionalisme Hindia dengan memperkuat cita-cita persatuan bangsa”, kepada
anggota ditekankan supaya menyebut dirinya “Indiers“, orang Hindia. Pengaruh
Serekat Islam telah menarik orang-orang Indonesia, sehingga Partai Insulinde menjadi
semakin lemah. Kembalinya Douwes Dekker dari negeri Belanda tahun 1918 tidak
mempunyai arti bagi partai insulinde, pada bulan juni 1919 berganti nama menjadi
National Indische Partij.
Indische Partij hidup tidak lama, konsep kebangsaan yang dicanangkan dan
dikembangkan sangat berpengaruh terhadap tokoh-tokoh pergerakan kebangsaan
Indonesia dan sepak terjang organisasi pergerakan kebangsaan Indonesia pada masa-
masa selanjutnya. Pemimpin-pemimpin Indische Partij setelah organisasinya
dibubarkan dan dianggap sebagai partai terlarang bersepakat secara perorangan tetap
terus mempropagandakan cita-cita organisasi tersebut melalui tulisan-tulisan ataupun
organisasi lain.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa Indische Partij adalah organisasi pertama yang secara
tegas menyatakan berpolitik. Dengan demikian IP adalah partai politik pertama di
Indonesia. Indische Partij ingin menggantikan Indische Bond yang berdiri pada tahun
1898. Partai ini didirikan oleh Tiga Serangkai, yaitu Douwes Dekker,
dr.Tjipto Mangun Kusumo dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara), yang
melihat keganjilan dalam masyarakat colonial khususnya diskriminasi antara
keturunan Belanda Totok dan Kaum Indo.
Tujuan Indische Partij sebagai yaitu, membangun patriotisme semua “Indiers”
kepada tanah air yang telah memberi lapangan hidup kepada mereka, Menganjurkan
kerjasama atas dasar persamaan ketatanegaraan, memajukan tanah air
hindia, mempersiapkan kehidupan rakyat yang merdeka.
Penyebab mundurnya Indische Partij karena ia menunjukkan keradikalannya
sehingga pemerintah kolonial Belanda merasa perlu cepat menghentikannya. Karena
tulisan tiga yang isinya menyindir pihak belanda, ketiga tokoh tersebut dieksernisasi
ke negeri Belanda.

B. Saran
Sebagai generasi muda penulis menyarankan kepada:
1. Pemerintah supaya lebih memperhatikan arsib bangsa dan lebih mengenalkan
seharah bangsa indonesia dan lebih memerhatikan para pahlawan nasional.
Tingaktkan mutu pendidikan, jangan pentingkan golongan. Partai hanya sebagai
batu loncatan demi bangsa untuk kemajuan.
2. Generasi muda, supaya lebih mencintai dan menghargai jasa para pahlawan dan
untuk itu kita berasama tingkatkan prestasi, harumkan negeri membangun bangsa
yang benar-menar merdeka. Jangan hanya kenang para pahlawan namun jadikan
para pahlawan bangga melihat perjuangan mereka yang tidak sia-sia melihat
Indonesia yang merdeka.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Magdalena dkk. 2007. Sejarah SMA dan MA kelas XI. Jakarkata. Esis.
Tim Nasional Penulisan Sejarah Indonesia. 2008. Zaman kebangkitan nasional dan masa
hindia belanda. Jakarta. Balai pustaka.
Buku Sejarah 2 Untuk Kelas XI Program IPA, oleh M. Habib Mustopo, dkk, Penerbit
Yudhistira
http://maalikghaisan.blogspot.com/2017/08/indische-partij.html diakses pada 23 Januari
2020 pukul 15.30 WIB
http://id-littlestar.blogspot.com/2014/11/makalah-indische-partij.html diakses pada 23
Januari 2020 pukul 16.30 WIB

10

Anda mungkin juga menyukai