Anda di halaman 1dari 2

Kathleen Christandi Heriawan

1864061
Desain Komunikasi Visual

Gereja Sebagai Denominasi

Lima model spiritualitas dalam denominasi gereja

1. Gereja Kontemplatif
Kontemplatif berasal dari Bahasa Latin yaitu contemplore berarti merenung dan
memandang. Kontemplatif merupakan cara hidup yang mengutamakan kehidupan penuh
ketenangan, bermati raga, dan bertapa, sehingga dapat berdoa dan bersemadi dengan lebih
mudah. Ordo atau kongregasi dalam Gereja Katolik Roma yang mengutamakan segi
kehidupan religius semacam ini disebut ordo atau kongregasi kontemplatif. Di setiap gereja
memiliki minimal terdapat karakter kontemplatif ini. Dan gereja yang memiliki tradisi
kontemplatif menekankan aspek doa dalam keheningan. Doa kontemplatif dimulai ketika
semua pemikiran diskursif berhenti, ketika pikiran beristirahat dalam keheningan, dalam
kehadiran Allah. Kontemplasi adalah praktik kehadiran Allah. Gereja-gereja yang menerapkan
tradisi seperti ini adalah gereja Katolik, orthodoks timur.

2. Kekudusan
Gereja dengan model yang kedua dari gereja adalah kekudusannya, Gereja itu kudus.
Gereja katolik meyakini diri kudus bukan karena tiap anggotanya sudah kudus tetapi lebih-
lebih karena dipanggil kepada kekudusan oleh Tuhan, “Hendaklah kamu sempuran
sebagaimana Bapamu di surga sempurna adanya” (Mat 5:48). Kategori kudus yang dimaksud
terutama bukan dalam arti moral tetapi teologi, bukan soal baik atau buruknya tingkah laku
melainkan hubungannya dengan Allah. Ini tidak berarti hidup yang sesuai dengan kaidah moral
tidak penting. Namun kedekatan dengan yang Ilahi itu lebih penting. Diharapkan dari diri
seorang yang telah terpanggil kepada kekudusan seperti itu juga menanggapinya dalam
kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan kaidah-kaidah moral. Gereja dengan tradisi
Kekudusan menekankan pada aspek penyangkalan diri dan ketaatan untuk mewujudkan
kehidupan yang kudus di hadapan Allah. Gereja-gereja yang menerapkan tradisi seperti ini
adalah gereja Katolik dan gereja – gereja injili.

3. Kerugmatis
Gereja dengan model kerugmatis yang biasa disebut dengan model kesaksian. Model
ini dikaitkan dengan teologi yang alkitabiah dan teologi firman Karl Barth. Model ini
melakukan kegiatan missioner yang dilakukan oleh Gereja, yang dimana hal tersebut mengikuti
perintah dari Kristus. Terus menerus dan tanpa henti Gereja mengirim para saksi untuk
mewartakan Injil. Maka terlihatlah suatu pelayanan komunikasi Gereja dengan pihak
luar. Gereja dengan tradisi kerugmatis menekankan aspek Injil sebagai kabar baik yang harus
diberitakan khususnya sebagai berita kenabian untuk menegur dan membawa dalam pertobatan.
Gereja-gereja yang menerapkan tradisi seperti ini adalah gereja protestan, gereja calvinis, dan
gereja cutheran.

4. Kharismatis
Gereja dengan model kharismatik adalah gereja dengan aliran agama Kristen yang
bercirikan karunia rohani atau bisa juga disebut dengan gerakan roh khususnya karunia bahasa
Roh sebagai tanda kehidupan baru dalam baptisan Roh Kudus.Kharismatik berasal dari Bahasa
Yunani yang berarti karunia roh. Pandangan ini berdasarkan pada alkitab perjanjian baru, surat
roma, surat korintus dan surat petrus. Dalam hal ini Kristus yang memberikan karunia-karunia
rohani kepada gereja untuk membawakan perbaikan melalui Roh. Istilah yang dipakai untuk
mendeskripsikan kaum Kristiani yang percaya bahwa manifestasi Roh Kudus tersebut juga bisa
terjadi dan seharusnya dipraktikkan sebagai pengalaman pribadi setiap orang-orang
percaya pada masa sekarang ini. Gereja- gereja yang menerapkan tradisi seperti in adalah
gereja GBI dan Pentakosta.

5. Inkarnasional
Gereja dengan model inkarnasional menghayati setiap peristiwa sebagai inkarnasi
kristus sehingga setiap peristiwa merupakan tempat bagi Allah untuk menyatakan diri-Nya.
gereja yang memiliki pandangan luas teologi bagi kota untuk memberikan dasar teologi
penuntun sekaligus penyeimbang yang dapat dijadikan sebagai sebuah refleksi pelayanan.
Inkarnasional adalah meniru Kristus. Di dalam kehidupan dan pelayanan Yesus, penjelmaan
diriNya di dalam kata dan perbuatan adalah inkarnasionalitas itu sendiri. Ia melayani manusia
dan menjawab kebutuhan terdalam manusia.
Berita dan tindakNya bersifat inkarnasional. Dalam lingkaran perikoresis itu,
mendasari semua pelayanan dan kehidupan Yesus. Harusnya gereja demikian. Salah satu
contoh konsep "missio Dei,"menegaskan misi trinitarian tersebut yg memiliki implikasi pd
kepentingan kerja Bapa, Anak dan Roh Kudus di dalam dunia. Prinsip inkarnasional Kristus
harus menjadi akar dari segala relevansi pelayanan Kristen.

Dari Diagram dibawah ini dijelaskan hubungan 5 macam model spiritualitas gereja yang ada yaitu
seperti demikian.

1. kontemplatif
2. Kekudusan
3. Kerugmatis
4. Kharismatis
5. Inkarnasional

Bila sebuah gereja itu adalah gereja yang menerapkan model spiritualitas sebagai
kharismatis seperti contoh diagram diatas angka 4 (kharismatis) menjadi dominan dan yang
lainnya terbagi-bagi lagi. Tetapi seharusnya di dalam satu gereja, gereja harus tetap
menerapkan prinsip-prinsip yang lain sehingga terjadi keseimbangan. Tidak boleh dominan di
salah satu tradisi. Dan gereja yang menerapkan semua tradisi ini disebut gereja Inkarnasional.
Prinsip inkarnasional Kristus harus menjadi akar dari segala relevansi pelayanan Kristen.

Anda mungkin juga menyukai