Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KEMAJUAN

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA


Studi Biologi Morfometrik dan Fenetik Ikan Senangin Sebagai Potensi Lokal di
Daerah Perbatasan Kalimantan Utara

BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :
MIRNA NOVITA SARI NIM. 15.601030.020 2015
NURUL ULFAH NIM. 15.601030.032 2015
PARMAN NIM. 17.406030.92 2017

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN


TARAKAN
2018
i
i

LAPORAN KEMAJUAN
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Studi Biologi Morfometrik dan Fenetik Ikan Senangin Sebagai Potensi Lokal di
Daerah Perbatasan Kalimantan Utara

BIDANG KEGIATAN :
PKM PENELITIAN

Diusulkan oleh :
MIRNA NOVITA SARI NIM. 15.601030.020 2015
NURUL ULFAH NIM. 15.601030.032 2015
PARMAN NIM. 17.406030.92 2017

UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN


TARAKAN
2018
ii
iii

RINGKASAN

Penelitian ini memiliki tujuan utama yaitu untuk mengetahui jenis-jenis ikan
senangin (Eleutheronematetradactylum sp) di daerah Tarakan, Nunukan dan
Bunyu dengan mengidentifikasi berdasarkan karakter morfologi, mengetahui tipe
taksonomi kekerabatan dan klasifikasi jenis ikan senangin
(Eleutheronematetradactylum sp) serta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif dengan pendekatan identifikasi. Pengamatan dilakukan di lima tempat
yaitu di Tarakan, Nunukan, Bunyu, Laboratorium Perikanan dan Laboratorium
Dasar Biologi Universitas Borneo Tarakan. Populasi pada penelitian ini yaitu
semua jenis ikan senangin terdapat di daerah perairan laut Kota Tarakan, Nunukan
dan Bunyu. Sedangkan sampel yang diambil adalah ikan senangin dengan
menggunakan peralatan jaring dan perahu. Sampel ikan senangin yang didapat
kemudian dimasukkan ke dalam wadah berukuran besar (peti kayu).
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengidentifikasi morfologi
tubuh, klasifikasi bivalvia didalam kuadran yang diperoleh dengan menggunakan
kunci identifikasi general acuan (Oemardjati dan Wardana) dan ( Dharma B ).
Kemudian data yang telah diperoleh dianalisis dengan menghitung dominansi
rata-rata spesies dan mengidentifikasikannya berdasarkan kekerabatannya.
Luaran pada penelitian adalah artikel ilmiah yang memuat database identifikasi
jenis ikan senangin yang menjadi potensi lokal di daerah perbatasan Kalimantan
Utara. Indikator dari penelitian ini adalah ; Peneliti dapat mengidentifikasi jenis
ikan senangin yang terdapat di daerah perbatasan Kalimantan Utara yakni
Tarakan, Nunukan dan Bunyu. Dapat membuat data base artikel ilmiah ikan
senangin sebagai salah satu potensi lokal di daera perbatasan Kalimantan Utara.

Kata kunci: Kekerabatan Fenetik, Ikan Senangin, Daerah Perbatasan, Potensi


Lokal, Tarakan, Nunukan, Bunyu.
iv

DAFTAR ISI

Halaman Sampul .................................................................................................... i


Halaman Pengesahan ............................................................................................ ii
Ringkasan.............................................................................................................. iii
Daftar Isi ............................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................... vi
1.1 Latar Belakang Penelitian ..................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian ...............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................................2
BAB 2 LUARAN PENELITIAN.......................................................................... 3
BAB 3 METODE PENELITIAN ..........................................................................3
3.1 Jenis Penelitian ...................................................................................................3
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ............................................................................3
3.3 Populasi dan Prosedur Pengambilan Sampel .....................................................3
3.4 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................................3
3.5 Prosedur Kerja....................................................................................................4
3.6 Tahapan Penelitian .............................................................................................4
3.7 Indikator Pencapaian ..........................................................................................5
3.8 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis data ....................................................5
BAB 4 HASIL YANG DICAPAI ..........................................................................7
4.1 Hasil Pengamatan Ikan Senangin .......................................................................7
4.2 Parameter Lingkungan .......................................................................................7
4.3 Dendogram .........................................................................................................8
4.4 Analisis Isi Lambung .........................................................................................9
BAB 5 POTENSI HASIL ...................................................................................10
BAB 6 RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA ...............................................10
LAMPIRAN ..........................................................................................................11
Lampiran 1. Penggunaan Dana ..............................................................................11
Lampiran 2. Bukti-bukti Pendukung Kegiatan ......................................................22
1

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia kaya akan potensi sumber daya perairan, baik itu laut, muara
sungai dan perairan umum. Kottelat (1993) menjelaskan berdasarkan habitat
hidup ikan terdapat 41% ikan dijumpai pada perairan tawar, 58% ikan hidup
dilingkungan air laut, 1% hidup diair payau. Kalimantan Utara merupakan salah
satu daerah perbatasan di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya laut
melimpah, seperti daerah Tarakan, Nunukan dan Bunyu. Ketiga daerah ini di
kelilingi oleh lautan ini sehingga memiliki banyak potensi, seperti sumberdaya
hayati ikan yang mempunyai keanekaragaman yang cukup tinggi, salah satunya
ikan senangin (Eleutheronematetradactylum sp).
Habitat ikan senangin (Eleutheronematetradactylum sp) terdapat di perairan
muara sungai yang dangkal dengan dasar berlumpur bahkan sering memasuki
daerah sungai di pedalaman atau perairan tawar. Ikan senangin
(Eleutheronematetradactylum sp) merupakan salah satu jenis ikan demersal
dengan kecenderungan nilai ekonomis yang terus meningkat, khususnya di daerah
perbatasan yaitu Tarakan, Nunukan dan Bunyu maka diperlukan informasi dan
pengakajian mengenai ikan senangin (Eleutheronematetradactylum sp).
Pemanfaatan ikan senangin belum sepenuhnya di perhatikan sehingga masih
banyak masyarakat yang mengeksploitasi ikan senangin tanpa mengetahui jenis-
jenisnya, padahal jenis dari ikan senangin mempengaruhi kualitas dan nilai jual
ikan itu sendiri. Melihat besarnya sumber daya ikan senangin
(Eleutheronematetradactylum sp) dan belum adanya penelitian mengenai analisis
studi morfometrik dan analisis isi lambung ikan senangin
(Eleutheronematetradactylum sp) khususnya di daerah perbatasan, maka perlu
diadakannya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui morfologi, hubungan
kekerabatan, jenis-jenis serta makanan yang dikonsumsinya. Makanan yang
dikonsumsi oleh ikan senangin (Eleutheronematetradactylum sp) berpengaruh
pada tubuh ikan, masyarakat yang mengkonsumsi serta keseimbangan ekosistem
di perairan.
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui jenis-jenis ikan senangin (Eleutheronematetradactylum sp) di
daerah Tarakan, Nunukan dan Bunyu dengan mengidentifikasi berdasarkan
karakter morfologi, mengetahui tipe taksonomi kekerabatan dan klasifikasi jenis
ikan senangin (Eleutheronematetradactylum sp) serta. Penelitian ini diharapkan
menambah informasi biodiversitas ikan senangin di Indonesia dan mengetahui
tingkat kekerabatan/taksonomi sebagai informasi digunakan untuk pengelolaan,
konservasi dan sejarah dari spesies dan lingkungannya, untuk berbagai studi
2

lanjutan lainnya seperti; keanekaragaman hayati, upaya penyusunan takson/


kekerabatan sejarah kehidupan secara genetik, bioekologi, bioreproduksi dan
telaah untuk kepentingan ekonomis maupun medis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.2.1 Bagaimana keadaan morfologi ikan senangin yang ada di daerah
Tarakan, Nunukan dan Bunyu?
1.2.2 Bagaimana hubungan kekerabatan fenetik ikan senangin yang ada di
daerah Tarakan, Nunukan dan Bunyu?
1.2.3 Bagaimana analisis isi lambung ikan senangin yang ada di daerah
Kota Tarakan, Nunukan dan Bunyu?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
1.3.1 Untuk menganalisis keadaan morfologi ikan senangin yang ada di
daerah Tarakan, Nunukan dan bunyu.
1.3.2 Untuk mengetahui kekerabatan fenetik ikan senangin yang ada di
daerah Tarakan, Nunukan dan Bunyu.
1.3.3 Untuk mengetahui analisis isi lambung ikan senangin yang ada di
daerah Kota Tarakan, Nunukan dan Bunyu.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1.4.1 Memberikan informasi mengenai bentuk morfologi dari ikan senangin
(Eleutheronematetradactylum sp) dan jenis-jenisnya di daerah
perbatasan Kalimantan Utara.
1.4.2 Meningkatkan peran masyarakat lokal dalam mengelola sumberdaya
hayati berupa ikan senangnin sebagai sumber ekonomi.
3

BAB 2
LUARAN PENELITIAN

Luaran dari hasil penelitian ini adalah :


Artikel Ilmiah dan poster yang memuat database identifikasi jenis ikan
Senangin di daerah Tarakan, Nunukan dan Bunyu. Sebagai database biodiversitas
ikan Kalimantan Utara.

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan metode identifikasi
karakterisik morfologi meliputi karakter morfometrik, meristik, dan karakter
khusus serta metode survei perairan laut. Pengamatan dilakukan di empat tempat
yaitu di pesisir yakni daerah Kota Tarakan, Nunukan, Bunyu dan Laboratorium
Dasar Biologi Universitas Borneo Tarakan.

3.2 Waktu dan tempat penelitian


Penelitian direncanakan dalam jangka waktu 5 bulan. Lokasi penelitian
dilakukan di wilayah daerah pesisir Kota Tarakan, Nunukan dan Bunyu. Peneliti
memilih tempat penelitian ini karena lokasi ini merupakan lokasi utama para
pencari ikan senangin.

3.3 Populasi dan Prosedur Pengambilan Sampel


Pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive sampling. Populasi pada
penelitian ini yaitu semua jenis ikan senangin terdapat di daerah perairan laut
Kota Tarakan, Nunukan dan Bunyu. Sedangkan sampel yang diambil adalah ikan
senangin dengan menggunakan peralatan jaring dan perahu. Sampel ikan senangin
yang didapat kemudian dimasukkan ke dalam wadah berukuran besar (peti kayu).

3.4 Alat dan Bahan


Bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan
senangin (Eleutheronema tetradactylum), formalin 4% untuk mengawetkan
lambung dan aquades untuk membantu dalam memisahkan jenis-jenis
makanan yang terdapat di dalam lambung ikan senangin yang telah di bedah.
Alat-alat yang digunakan selama penelitian adalah alat bedah, botol film,
gelas ukur, timbangan O’haus, penggaris, mikroskop, nampan, bak parafin,
cawan petri, pipet tetes, pinset, kertas label, kamera dan alat tulis untuk
mencatat selama penelitian, jaring penangkap ikan dan perahu.
4

3.5 Prosedur Kerja


Karakter Morfologi Bivalvia yang telah didapatkan segera dilakukan
karakterisasi karakter morfologi penentu spesies. Karakter morfologi tersebut antara
lain: standard length (SL), total length (TL),fork length (FL), head width (HW), head
depth (HD), body depth (BD), the width of the body (DW), Eye diameter
(ED), the length between the eyes with a gill cover (PaM), the length of the head
behind the eyes (CLC), high fat fin (TSL), long before the ventral fins (PsSV)
and high caudal peduncle (TBE). Setelah melakukan deskripsi karakter morfologi
kemudian dicocokkan dengan kunci identifikasi taksa untuk penentuan nama spesies
berdasarka (Oemardjati dan Wardana) dan ( Dharma B).
Hubungan kekerabatan fenetik pada spesies ikan yang didapatkan ditentukan
dengan urutan kerja sebagai berikut: a) Menentukan Satuan Taksonomi
Operasional, dalam hal ini berupa spesies yang akan dibandingkan; b) Menyeleksi
ciri morfologi dari masing-masing sampel yang dapat dibandingkan untuk
memberi gambaran secara umum dari ciri satuan taksonomi operasional yang
dinyatakan dengan kode biner, artinya yaitu apabila terdapat karakter yang
diamati diberi angka 1 dan apabila tidak terdapat karakter yang diamati diberi
angka 0; c) Menyusun data hasilpengamatan berupa ciri-ciri morfologi ke
dalam bentuk tabel atau matrik untuk semua wakil spesies yang merupakan
satuan taksonomi; d) Data yang diperoleh daripengamatan dan pengukuran
ditabulasi untuk dianalisis dengan menggunakan NTSYS 2.02i dengan
menggunakankoefisien asosiasi (S) untuk mendapatkan data berupa fenogram.

Gambar 3.1 Morfologi Ikan Senangin


(Eleutheronema tetradactylum). Sumber: Wikipedia

3.6 Tahapan Penelitian


Tahapan penelitian terdiri dari survey pendahuluan yakni mencari
permasalahan apa yang akan diangkat, kemudian identifikasi objek yang akan
diteliti, penelitian lapangan, analisis data lapangan dan penyimpulan hasil analisis
data identifikasi.
5

3.7 Indikator Pencapaian


Indikator dari penelitian ini adalah ;
3.7.1 Peneliti dapat mengidentifikasi jenis ikan senangin yang terdapat di
daerah pesisir Kota Tarakan, Nunukan dan Bunyu.
3.7.2 Dapat membuat data base artikel ilmiah dan poster ikan senangin
.
3.8 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan mengidentifikasi morfologi
tubuh, klasifikasi ikan senanngin yang ada di tiga stasiun yaitu Kota Tarakan,
Nunukan dan Bunyu yang diperoleh dengan menggunakan kunci identifikasi
general acuan (Oemardjati dan Wardana) dan (Dharma B ). Kemudian data yang
telah diperoleh dianalisis dengan menghitung dominansi rata-rata spesies dan
mengidentifikasikannya berdasarkan kekerabatannya.
Pengambilan lambung ikan dilakukan dengan membedah bagian abdominal
mulai dari anus ke arah vertebrae hingga ke tulang operkulum. Lambung diambil
lalu dimasukkan dalam botol film yang berisi formalin 4% sampai lambung
tersebut tenggelam dalam larutan formalin, kemudian sampel di bawa ke
Laboratorium Zoologi untuk dianalisis dan diidentifikasi menggunakan buku
Davis (1955), Peristiwady (2006) dan Saanin (1986). Untuk menganalisis jenis
makanan dalam lambung ikan digunakan Index of Preponderance atau Indeks
Bagian Terbesar yang dikemukakan oleh Effendi (1979) dalam bentuk rumusan
sebagai berikut:
IP =
Keterangan :
IP = Index of Preponderance atau Indeks Bagian Terbesar
Vi = Persentase jumlah satu jenis makanan
Oi = Persentase frekuensi kejadian satu jenis makanan
∑Vi x Oi = Jumlah Vi x Oi dari semua jenis makanan

Persentase jumlah dinyatakan dengan cara menghitung jumlah makanan


sejenis per jumlah makanan seluruhnya dengan rumus:
Vi = X 100%

Untuk persentase frekuensi kejadian dinyatakan dengan cara


menghitung jumlah lambung yang berisi makanan sejenis per jumlah
lambung yang berisi seluruhnya dengan rumus :
Oi = x 100%

Dengan ketentuan:
IP > 40 % sebagai makanan utama
6

IP 4-40 % sebagai makanan tambahan


IP < 4 % sebagai makanan pelengkap

Pengelompokan IP Berdasarkan Kelas Ukuran Panjang Tubuh


Pengelompokan ikan berdasarkan kelas ukuran panjang tubuh bertujuan
untuk mengetahui IP makanan ikan senangin mulai ukuran terkecil yang diperoleh
hingga ukuran terbesar, sehingga diketahui apakah ada perbedaan isi lambung
ikan berdasarkan ukuran tubuhnya. Pengelompokan sesuai dengan petunjuk
Sudjana (1996) yaitu:
1. Tentukan jumlah ikan yang diteliti misalkan dalam penelitian ini ada
40 ekor ikan senangin, berarti banyakknya data (n) adalah 40.
2. Tentukan panjang tertinggi dan terendah
3. Tentukan rentang data terbesar dikurangi data terkecil
4. Tentukan banyak kelas interval
5. Banyak kelas interval : 1 + (3,3) log n
6. Tentukan panjang kelas (P) : rentang/banyak kelas

BAB 4
HASIL YANG DICAPAI

4.1 Hasil Pengamatan Ikan Senangin


Berikut ini adalah tabel jumlah spesies ikan senangin yang ditemukan di
daerah perairan Tarakan, Nunukan dan Bunyu. Pengambilan sampel ikan
senangin menggunakan metode purposive sampling (Fahcrul,2007). Jenis-jenis
ikan senangin yang ditemukan disetiap wilayah penelitian disajikan pada tabel 4.1

Tabel 4.1 Jenis-jenis Ikan Senangin yang ditemukan di wilayah Tarakan,


Nunukan dan Bunyu
Jumlah Spesies Ikan Senangin
Stasiun
(Eleutheronema tetradactylus)
Tarakan 5
Nunukan 4
Bunyu 2
Jumlah 11

Berdasarkan hasil sampel yang ditemukan pada tiga stasiun yaitu di


Tarakan, Nunukan dan Bunyu ditemukan masing-masing jumlah ikan senangin
berbeda di setiap daerah. Hal tersebut dikarenakan faktor lingkungan dan
7

makanan yang tersedia pada lokasi tersebut. Jumlah seluruh ikan senangin yang
ditemukan adalah 11. Semua ikan senangin yang ditemukan merupakan spesies
yang sama yaitu Eleutheronema tetradactylus.

4.2 Parameter Lingkungan


Penentuan stasiun pengambilan sampel ikan senangin yang dilakukan secara
purposive yakni berdasarkan daerah penangkapan ikan oleh nelayan. Semua
lokasi mengarah laut. Posisi stasiun penelitian yang ditentukan berdasarkan GPS
(Global Positioning System) ditunjukkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Titik Koordinat Lokasi Ikan Senangin yang ditemukan di wilayah
Tarakan, Nunukan dan Bunyu
Stasiun Titik Koordinat
N 3o27’8.9496”
Tarakan
E 117o49’44.328”
N 4o03’56.2”
Nunukan
E 117o45’24.8”
N 3o27’8.9496”
Bunyu
E 117o49’44.328”
Berdasarkan tabel parameter lingkungan yang meliputi titik koordinat
yang diambil menggunakan GPS dari 3 daerah tersebut telah diperoleh data yang
variatif. Terdapat daerah yang telah diamati ada yang mendukung dan ada
yang tidak mendukung bagi kehidupan ikan senangin.

4.3 Dendogram

Automorfi A

Automorfi B
Apomorfi A

Automorfi C
Sinapomorfi

Apomorfi B
8

Gambar 4.1 Dendogram Ikan Senangin

Tabel 4.3 Nilai similaritas ikan senangin berdasarkan karakter morfometrik dan
morfologi
Eleutheronemate Eleutheronematetr Eleutheronematetra
Eleuteronema Galeoides
tradactylum sp adactylum sp dactylum sp
tridactylum decadactylus
(Tarakan) (Nunukan) (Bunyu)
Eleutheronem
atetradactylu
m sp 100%
(Tarakan)

Eleutheronem
atetradactylu
m sp 61% 100%
(Nunukan)

Eleutheronem
atetradactylu
m sp 56% 56% 100%
(Nunukan)

Eleuteronema
tridactylum 67% 61% 56% 100%
Galeoides
decadactylus 61% 61% 56% 61% 100%

Dendogram diatas menunjukan dua percabangan utama berdasarkan


persamaan karakter morfologi yang telah dijabarkan sebelumnya. Karakter
yang sama dan dimiliki oleh taksa pada suatu percabangan disebut
sinapomorfi. Kedua percabangan yang terbentuk memiliki beberapa karakter
morfologi yang sama. Cabang pertama terdiri atas tiga subklad. Subklad
tersebut terdiri atas klad Eleutheronema tetradactylus (Tarakan) dan
Eleutheronema triadactylus dengan Galeoides decadactylus serta
Eleutheronema tetradactylus (Nunukan) dalam hal ini kedua klad pada
cabang subklad pertama memiliki hubungan kekerabatan yang dekat,
diperkuat dengan nilai similaritas yang paling tinggi dibandingkan dengan
yang lainnya yaiatu 67%. Karakteristik yang sama pada subklad apomorfi A
yaitu bentuk moncong dan bentuk tubuh.
Pada cabang kedua hanya terdiri dari satu subklad yaitu yang terdiri
dari klad Eleutheronema tetradactylus (Bunyu). Hal tersebut menandakan
kekerabatannya cukup jauh dengan sampel lain, ditandai dengan karakteristik
secara morfologi yang berbeda dari ikan yang lainnya. Eleutheronema
tetradactylus (Bunyu) cenderung memiliki bentuk tubuh yang lebih besar
dibandingkan ikan yang lainnya.
9

Berdasarkan dendogram tersebut, ikan pembanding justru memiliki


kekerabatan yang cukup dekat dengan sampel penelitian. Meskipun berbeda
spesies tetapi nilai similaritasnya cukup dekat yaitu berkisar 61% hingga 67%.

4.4 Analisis Isi Lambung


Sebanyak 11 ekor ikan senangin yang telah diteliti, terdapat 8 lambung
yang berisi dan 3 lambung lainnya kosong. Hal ini sesuai dengan pendapat Sjafei
(2001) bahwa lambung ikan bisa kosong karena makanan ikan telah tercerna
sempurna atau saat penangkapan ikan dalam keadaan lapar, sehingga tidak
ditemukan makanan di dalam lambungnya. Jenis makanan yang dianalisis
hanya dapat diidentifikasi sampai ke tingkat famili, karena proses pencernaan
sudah berjalan sehingga makanan yang ditemukan tidak utuh. Lebih jauh,
ada yang sama sekali sulit untuk diidentifikasi karena hanya berupa
hancuran makanan. Pada penelitian ini terdapat 2 kelompok makanan yang
semuanya termasuk hewan seperti Crustacea dan ikan.

Tabel 4.4 Nilai IP setiap kelompok makanan ikan senangin


Frekuensi Kejadian
Jenis Jumlah Makanan (Vi)
No. (Oi) IP (%)
Organisme
Jumlah Persentasi Jumlah Persentase

1. Crustacea 8 72,72% 7 87,5% 56,56

2. Ikan kecil 3 27,27% 2 25% 6,06

Nilai IP terbesar dari jumlah keseluruhan isi lambung sampel ikan senangin
adalah crustacea yaitu 56,56%. Hal ini menunjukkan bahwa kelompok makanan
crustacea merupakan makanan utama dari ikan senangin. Selain udang, ikan
senangin juga mengkonsumsi ikan-ikan kecil lain dengan nilai IP 6,06%.
Berdasarkan uraian di atas, terlihat jelas bahwa ikan senangin dari
beberapa ukuran mengkonsumsi crustacea sebagai makanan utamanya
walaupun dalam komposisi yang berbeda. Hal ini kemungkinan disebabkan
oleh ukuran ikan yang relatif sama, jadi memungkinkan ikan untuk
mengkonsumsi makanan yang sama juga. Crustacea khususnya kelompok
udang-udangan memiliki peranan sebagai sumberdaya makanan bagi ikan di
paerairan mangrove, hal ini di dukung oleh penelitian Bleber (1980) dalam
Simanjuntak (2002) yang menyatakan bahwa udang yang terdapat di perairan
mangrove sebelah utara Queensland merupakan sumberdaya makanan yang
penting bagi banyak spesies ikan.
10

BAB 5
POTENSI HASIL

Hasil penelitian ini akan dipublikasikan dalam bentuk artikel ilmiah.


Selain itu, hasil penelitian ini dapat dijadikan poster yang memuat database
identifikasi jenis ikan senangin yang menjadi potensi lokal yang berada di
daerah perbatasan Kalimantan Utara yaitu Tarakan, Nunukan dan Bunyu.
Selanjutnya hasil penelitian dapat dijadikan sebagai database biodiversitas
kalimantan utara.

BAB 6
RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Rencana tahapan berikutnya dalam penelitian ini adalah membuat draf


artikel ilmiah dan poster tentang spesies ikan senangin yang ada pada daerah
Tarakan, Nunukan dan Bunyu Kalimantan Utara.
11

Lampiran 1. Penggunaan Dana

1. Peralatan Penunjang
Jumlah
Harga Harga
Justifikasi pemakaian Kuantitas Satuan Peralatan
Material
(Rp) Penunjang
(Rp)
Timbangaan Digital Identifikasi sampel 1 buah 660.000 660.000
GPS Pengambilan sampel 1 buah 4.750.000 4.750.000
Botol kodak Pengambilan sampel 10 buah 10.000 50.000
Nampan Pengambilan sampel 1 buah 40.000 50.000
Jaring Pengambilan sampel 1 buah 200.000 200.000
Kertas label Identifikasi sampel 1 pak 50.000 50.000
Gabus Identifikasi sampel 1 buah 61.000 61.000
Alat tulis kantor Identifikasi sampel 1 buah 10.000 10.000
(ATK)
Masker Identifikasi Sampel kotak 29.000 29.000
Subtotal (Rp) 5.900.000
2. Pembelian bahan habis pakai
Harga Jumlah
Satuan Harga
Material Justifikasi Kuantitas (Rp) Peralatan
Pembelian
Penunjang
(Rp)
Formalin Untuk mengawetkan 1 liter 50.000 50.000
Kertas A4 Bahan tulis cetak print 2 rim 35.000 70.000
Gelas penutup Pengamatan anatomi 5 kotak 36.000 180.000
Gelas obyek Pengamatan anatomi 5 kotak 50.000 20II0.000
Subtotal (Rp) 5.050.000
3. Perjalanan
Harga Jumlah Biaya
Justifikasi Satuan (Rp)
Uraian Kegiatan Kuantitas
Perjalanan (Rp)

Perjalanan Tarakan – 2 orang x 1 kali 400.000 800.000


Nunukan-Bunyu (2 orang Sampling kunjungan - pp
peneliti)
Biaya penginapan (4 hari) 2 orang x 1 kali 100.000 400.000
Sampling
kunjungan - pp

Subtotal (Rp) 1.200.000


12

4. Biaya Operasional Lainnya

Harga Jumlah
Uraian Kegiatan Volume Satuan (Rp) Biaya (Rp)

Identifikasi sampel 1 Paket 100.000 100.000

Publikasi 1 Paket 150.000 250.000


Subtotal (Rp) 350.000

TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN 8.000.000


SELURUHNYA (Rp)
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22

Lampiran 2. Bukti-bukti Pendukung Kegiatan

Eleutheronematetradactylum sp (Tarakan)

Eleutheronematetradactylum sp (Nunukan)
23

Eleutheronematetradactylum sp (Bunyu)

Timbangan Untuk Mengidentifikasi Berat Ikan


24

Observasi di Lokasi Penelitian

Pengambilan Sampel Ikan Senangin


25

Pengambilan Titik Koordinat

Proses Pengambilan Sampel Ikan


26

Lokasi Pengambilan Sampel

Proses Analisis Isi Lambung Ikan Senangin Pertama


27

Identifikasi Ikan Senangin Tarakan

Identifikasi dan Proses Pengawetan Ikan Lambung Ikan Senangin


28

Identifikasi Lambung kedua

Analisis Isi Lambung


29

Hasil Tangkapan Sampel Ikan Senangin Nunukan dan Bunyu

Analisis Sampel Ikan Senangin Bunyu


30

Awetan Lambung Ikan Senangin Menggunakan Formalun 4%

Analisis Berat Lambung Ikan Senangin


31

Sampel Isi Lambung yang akan di Analisis

Hasil Analisis Isi Lambung 1


32

Hasil Analisis Isi Lambung 2

Analisis Isi Lambung

Anda mungkin juga menyukai