Cover Dan Jurnal Produk Usaha Menengah Desember 2015 PDF
Cover Dan Jurnal Produk Usaha Menengah Desember 2015 PDF
Vol. 07 N0. 02
SMAKPA
Diterbitkan Oleh :
Page i
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
JURNAL ISSN : 2252 – 374X
SMAKPA
Vol. 07 No. 02 Desember 2015
DEWAN REDAKSI
DARI REDAKSI
Dengan segala kerendahan hati, Kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga Jurnal SMAKPA ini dapat
diterbitkan kembali ke hadapan para pembaca sebagai bentuk dan upaya pemenuhan
kerinduan akan pengetahuan, keilmuan dan pemahaman manusia terhadap lingkungannya.
Pada penerbitan kali ini, kami mencoba untuk menyajikan penelitian-penelitian mengenai
pemanfaatan bahan alam dan limbah lingkungan sekitar kita.
Redaksi mengucapkan terima kasih kepada para penulis yang telah
menyumbangkan karya-karya ilmiahnya untuk dipublikasikan di Jurnal SMAKPA. Kritik dan
saran dari pembaca sangat kami harapkan untuk memperbaiki mutu dan penampilan
terbitan jurnal ini.
Page ii
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
JURNAL SMAKPA
PRODUK INOVATIF MENDUKUNGINDUSTRI KECIL MENENGAH BERWAWASAN
LINGKUNGAN
VOL. 07, NO. 02, Desember 2015
DAFTAR ISI
1. Pembuatan dan Analisa Jelly Cincau dari Daun Cincau Hitam (Mesona palustris) .... 1
2. Pembuatan dan Analisis Perekat Kayu Lapis Dari Limbah Kulit jengkol ................... 7
3. Pembuatan dan Analisis Lem Ramah Lingkungan dari Tulang Kaki Kambing.......... 11
4. Pembuatan dan Analisis Minuman Bubuk Biji Pepaya dengan Tambahan
Kepala Muda dan Buah Nangka ....................................................................................... 16
5. Pembuatan dan Analisis Susu Sereal dari bibit Teratai Salju (Saussurea involucrate)
dan Kacang Hijau (Vigna radiata) ..................................................................................... 22
6. Pembuatan dan Analisis Saleb Obat Luka dari Ekstrak Buah Mengkudu
(M.Citrofolia,L.) ................................................................................................................... 29
7. Pembuatan dan Analisa Kertas Hias Aroma Terapi dari Batang Padi (Oryza
sativa.L) ................................................................................................................................ 35
8. Pembuatan dan Analisis Zat Warna Alami dari Kulit Buah Naga (Hylocereus
polyrhizus) Sebagai Pewarna makanan ............................................................................. 39
9. Amoniasi Jerami Padi (Oryza sativa) Untuk Pakan Ternak............................................ 43
10. Pembuatan dan Analisis Insektisida dari Jeringau (Acorus calamus. L) dan Daun
Sirsak (Anona muricata) ..................................................................................................... 50
11. Pembuatan dan Analisis Pupuk Cair dari Isi Perut Ikan, Sisa Sayuran dan
Kotoran sapi ........................................................................................................................ 54
12. Pembuatan dan Analisis Asap Cair (Liquid Smoke) Grade 2 Sebagai Pengawet
Alami dari Sekam Padi ....................................................................................................... 62
13. Pembuatan dan Analisis Sabun Pembersih Wajah dari Minyak Kelapa dengan
Bahan Aditif Ampas Teh (Camellia sinensis) ................................................................... 69
14. Pembuatan dan Analisis Bioetanol dari Bengkoang (Pachyrihizus erosus) ................... 74
15. Pembuatan dan Analisis balsem Aroma Terapi dengan Penambahan Minyak
Atsiri Pala (Myristica fragrans Houtt)................................................................................ 78
16. Pembuatan dan Analisis Tisu Wajah dari Limbah Kulit pisang (Musa paradisiata) ... 86
17. Pembuatan dan Analisis Efektif Mikroorganisme dari Limbah Cair Pabrik Tahu,
Bekatul dan Limbah Sayuran ........................................................................................... 93
18. Pembuatan dan Analisis Teh Kulit Manggis Sebagai Penurun Kadar Kolesterol
Page iii
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Darah .................................................................................................................................... 101
19. Pembuatan dan Analisis Bioetanol Gel (Biogel) dari Air Kelapa (cocosnucifera) ........ 108
20. Pemanfaatan Tulang Sapi Menjadi Pasta Gigi ................................................................ 112
21. Pembuatan dan Analisis Teh Herbal dari Daun Suku (Artocarpus atilis) ..................... 117
22. Pembuatan dan Analisis Permen Jelly dari Daun Sirsak (Annona muricata) ............... 122
Page iv
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISA JELLY CINCAU
DARI DAUN CINCAU HITAM (Mesona palustris)
Antun Kamilah , Bayanul Arif dan Lili Anisa
E-mail : Buyahamka40@yahoo.com
ABSTRAK
Cincau hitam( Mesona palustris )merupakan salah satu tanaman obat yang cukup potensial untuk di-
kembangkan. Saat ini, pengembangan usaha agribisnis tanaman ini mempunyai peluang dan potensi pasar yang
cukup baik. Untuk mendukung penyediaan bahan tanaman secara massal, maka dilakukan perbanyakan secara
in vitro. Penelitian perbanyakan tanaman cin-cau hitam dilakukan di laboratorium mulai bulan februari sampai
maret 2015. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dari daun cincau untuk kesehatan, dari hasil
analisa diperoleh kadar gula 5,55 %, kadar lemak 2,23% kadar posfor 14,72 ppm dan Calsium 0,32%, kadar air
84, 65%, cemaran mikroba 8 x 104.
ABSTRACT
Mesona palustris is one of the medi-cinal plant which is potential to be developed. Recently, the agribisnis of this
plant commo-dity is considered to be potential. To support the availability of plant material, propagation by tissue
culture technique being a good alternative for mass production. This expe-riment was conducted from Februari to
maret 2015 at the Tissue Culture Laboratory parameter test parameters are small sugar and fat content of 5.55
% obtained 2.23% phosphorus content of 14.72 ppm and 0.32 % Calcium, water content of 84, 65%, microbial
contamination of 8 x104.
PENDAHULUAN
Cincau adalah gel serupa agar-agar sekaligus sebagai pangan fungsional yang baik
yang diperoleh dari perendaman daun (atau untuk kesehatan. Cincau hitam sudah
organ lain) tumbuhan tertentu dalam air. Gel dikonsumsi masyarakat Indonesia, Cina,
terbentuk karena daun tumbuhan tersebut Jepang, Korea, dan Asia Tenggara. Menurut
mengandung karbohidrat yang mampu mengikat para ahli gizi dan kuliner, cincau hitam sangat
molekul-molekul air. (Wikipedia.org) baik dikonsumsi oleh semua kalangan.
Kata "cincau" sendiri berasal dari dialek Cincau hitam merupakan salah satu
Hokkian sienchau yang lazim dilafalkan di produk potensial yang perlu dikembangkan. Dari
kalangan Tionghoa di Asia Tenggara. Cincau produk tersebut, dapat dihasilkan berbagai
sendiri di bahasa asalnya sebenarnya adalah produk inovatif untuk kebutuhan pangan sehat
nama tumbuhan (Mesona spp.) yang menjadi maupun non pangan yang banyak dibutuhkan di
bahan pembuatan gel ini. Cincau paling banyak Indonesia maupun luar negeri. Di Indonesia
digunakan sebagai komponen utama minuman produk baru cincau belum banyak diproduksi,
penyegar (misalnya dalam es cincau atau es padahal permintaan terus meningkat. Bubuk
campur). cincau hitam instan, baru diproduksi oleh tiga
Cincau hitam yang lebih dikenal dengan buah industri yang ada di Malang dan Surabaya.
nama janggelan kini mulai dikenal masyarakat (Widyaningsih, 2007).
dan semakin diminati sebagai produk kesehatan Cincau hitam sangat kaya mineral
yang dapat digunakan untuk berbagai produk terutama kalsium dan fosfor, vitamin A, B1, C,
pangan maupun non pangan. Prospek produk kandungan kalori yang rendah dan kandungan
olahan cincau hitam ke depan sangat baik air yang banyak. Cincau juga baik dikonsumsi
karena semakin banyak orang menyukai cincau bagi orang yang sedang menjalani diet, selain
hitam sebagai campuran minuman juga rendah kalori juga tinggi serat. Cincau dipercaya
Page 1
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
mampu meredakan panas dalam,
sembelit, perut kembung, demam, dan diare.
Sedangkan serat bermanfat untuk
membersihkan organ pencernaan dari zat
karsinogen penyebab kanker. Cincau
mengandung antioksidan dan dipercaya mampu
mematikan sel kanker. Cincau hitam merupakan
makanan penghilang dahaga dan menyegarkan
ini juga memiliki kandungan serat larut air
(soluble dietary fiber) yang terdapat di dalamnya.
Sehingga hal ini menjadi latar belakang penulis
untuk mengangkat judul “Pembuatan Bubuk
Cincau dari Daun Cincau (Mesona palustris)”
sebagai laporan Analisis Terpadu II sebagai
salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di
SMK-SMAK Padang.
Peterson, M.S dan A. H. Johnson. 1978. Wahab, E. 1983. Pengaruh Jenis Serta Rasio
Encyclopedia Of Food Technology And Food Tepung Ekstrak Kering Tanaman Janggelan (
Science Series Vol. 3 Encyclopedia Of Food Mesona palustri BL) Terhadap Kekuatan Gel
Science. The AVI Publ, Co., Inc, Wesport, yang dibentuknya. Di dalam jurnal Fahrial. 1999.
Conecticut. Di dalam jurnal Fahrial. 1999. ( ( Mesona palustri BL) Instan dan Pengaruhnya
Mesona palustri BL) Instan dan Pengaruhnya Terhadap Produksi RadikalBebas Magkrofag
Terhadap Produksi Radikal Bebas Magkrofag Mencit Sebagai Indikator Imunostimulan. Bogor.
Di download tanggal 06 Maret 2015.
Page 6
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISIS PEREKAT KAYU LAPIS
DARI LIMBAH KULIT JENGKOL (Pithecellobium jiringa)
PREPARATION AND ANALYSIS OF ADHESIVE PLYWOOD
WASTE OF SKIN jengkol (Pithecellobium jiringa)
ABSTRAK
Kulit buah tumbuhan jengkol (Pithecollobium lobatum Benth) banyak dijumpai di Indonesia. Di Sumatera Barat,
kulit jengkol banyak dijumpai di berbagai pasar tradisional. Kulit jengkol banyak mengandung komponen
senyawa kimia yaitu, tanin, saponin, alkaloid, glikosida, minyak atsiri, steroid, karbohidrat, vitamin A, vitamin B1,
fosfor, dan kalsium. Tanin merupakan senyawa yang berguna dalam proses perekatan. Biasanya perekat tanin
dibuat dengan campuran bahan urea formaldehida tetapi perekat tersebut dapat menghasilkan emisi
formaldehida yang berbahaya. Oleh karena itu, dikembangkan alternatif perekat kayu selain urea formaldehida
yaitu perekat tanin dari kulit jengkol. Tanin dari kulit jengkol ini dapat diperoleh dengan cara ekstraksi
menggunkan pelarut air atau etanol. Perekat kulit jengkol tersebut dibuat dengan komposisi yang divariasikan,
yaitu 100 gram, 80 gram, 60 gram, dan 40 gram ekstrak kulit jengkol kemudian ke dalam campuran tersebut
ditambahkan air sebagai pelarut, NH4Cl sebagai hardener, dan tepung tapioka sebagai bahan pengisi. Tujuan
penelitian ini adalah untuk membuat perekat kayu lapis yang memanfaatkan bahan alam (lingkungan) dengan
esktrak kulit buah jengkol yang divariasikan jumlahnya sehingga dapat diketahui komposisi maksimum yang
dihasilkan oleh kulit jengkol dengan kualitas perekat yang terbaik. Hasil penelitian menunjukkan perekat dengan
komposisi 100 gram yang memiliki kualitas daya rekat lebih kuat dibandingkan dengan komposisi lainnya.
ABSTRACT
Rind of plants jengkol (Pithecollobium lobatum Benth) are often found in Indonesia. In West Sumatra, skin
jengkol often found in many traditional markets. Leather jengkol many chemical compounds that contain
components, tannins, saponins, alkaloids, glycosides, essential oils, steroids, carbohydrates, vitamin A, vitamin
B1, phosphorus, and calcium. Tannins are compounds that are useful in the process of gluing. Usually tannin
adhesives made with a mixture of urea formaldehyde but the adhesive can produce harmful formaldehyde
emissions. Therefore, developed alternative other than urea formaldehyde wood adhesives are adhesive skin
tannins from jengkol. Tannins from jengkol skin can be obtained by using the solvent extraction of water or
ethanol. Jengkol skin adhesive is made with varied composition, is 100 grams, 80 grams, 60 grams, and 40
grams of bark extract jengkol then added to the mixture of water as solvent, NH4Cl as hardener, and tapioca as
filler. The purpose of this study was to make glue plywood that utilize natural materials with fruit peel extract
jengkol which varied in number, so it can be seen that the maximum composition produced by the skin jengkol
with the best quality adhesives. The results showed adhesive composition 100 grams which has a stronger
adhesive power quality compared to other compositions.
PENDAHULUAN
Polimer merupakan salah satu bahan kimia yang mengikat dua buah benda berdasarkan ikatan
kini mempunyai peranan penting dalam permukaan baik yang sejenis maupun tidak
kehidupan manusia. Sebagian besar materi sejenis. Substrat tersebut dapat berupa kayu,
yang dibutuhkan manusia terbuat dari polimer kertas, alumunium foil, PVC, kaca dan
seperti plastik, bahan pelapis, karet, bahan sebagainya.
perekat, dan bahan polimer lainnya. Menurut Perekat merupakan bahan utama dalam
ASTM adhesive atau bahan perekat adalah zat industri pengolahan kayu khususnya komposit.
atau bahan yang memiliki kemampuan untuk Dari total biaya produksi kayu yang dibuat dalam
Page 7
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
berbagai bentuk dan jenis kayu komposit, lebih Kemudian kulit jengkol ini digiling hingga
dari 32% adalah biaya perekatan (Sellers,2001). berbentuk serbuk. Serbuk kulit jengkol tersebut
Perekat yang umum digunakan pada industri kemudian diekstraksi menggunakan metode
pengolahan kayu di Indonesia adalah urea maserasi dengan pelarut air atau etanol. Untuk
formaldehida (UF) yang menghasilkan emisi pembuatan perekat hasil dari ekstrak kulit
formaldehida, yaitu gas beracun yang bisa jengkol yang diperoleh ditimbang sebanyak 100
menimbulkan penyakit. Emisi ini dapat gram dan dicampurkan dengan tepung tapioka
merugikan kesehatan manusia karena jika sebanyak 15 gram. Campuran ini ditambahkan
terkena panas sedikit saja, gasnya dapat NH4Cl 1 gram dan diaduk rata sambil
menyebar di udara. Jika emisi formaldehida ini dipanaskan pada suhu 95°C selama 30 menit
terhirup secara terus-menerus dapat hingga perekat mengental. Pengujian kualitas
menyebabkan penyakit kanker dan gangguan dari perekat dilakukan dengan metode SNI 06-
pada sistem pernapasan. Oleh sebab itu untuk 0060-1998, meliputi uji kenampakan (rupa), pH,
mengurangi emisi formaldehida yang tidak viskositas, berat jenis, kadar zat padat, uji waktu
ramah terhadap kesehatan, digunakan serbuk gelatinasi, uji masa simpan dan uji kateguhan
kulit jengkol yang mengandung polifenol alam rekat.
yaitu tanin sebagai pengganti urea formaldehida.
Tumbuhan jengkol atau Pithecellobium HASIL DAN PEMBAHASAN
jiringa merupakan tumbuhan khas di wilayah
Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri tumbuhan Uji Organoleptik
jengkol banyak dijumpai di wilayah Jawa Barat. Tabel 1. Hasil pengujian organoleptik
Jumlah buah jengkol yang dikonsumsi di
Indonesia hamir mencpai 100 ton per hari.
Dengan banyaknya jumlah buah jengkol yang
dikonsumsi mengakibatkan kulit dari jengkol
tersebut menjadi tumpukan sampah yang tidak
bermanfaat. Di berbagai pasar tradisional banya
k kulit dari buah jengkol yang dibuang begitu
saja karena memiliki bau yang tidak sedap dan Dari pengujian terhadap 10 orang panelis
tidak memberikan nilai ekonomis. Padahal diperoleh data organoleptik seperti pada tabel di
dibalik bau tak sedap yang ditimbulkan kulit atas. Warna dari perekat sesuai dengan
jengkol ternyata banyak kandungan zat-zat yang permukaan kayu yang akan direkatkan sehingga
bermanfaat di dalamnya seperti karbohidrat, tidak menimbulkan warna lain pada lapisan
protein, vitamin A, vitamin B1, fosfor, kalsium, kayu. Semakin cepat waktu yang dibutuhkan
alkaloid, minyak atsiri, steroid, glikosida, tanin, perekat untuk kering maka semakin bagus
dan saponin (Hasil Uji laboratorium MIPA kualitas perekat tersebut.
Universitas Negeri Yogyakarta).
Manfaat tanin yang terdapat pada serbuk Pengujian Kekentalan (Viskositas) Metode
kulit jengkol dapat digunakan sebagai perekat Bola Jatuh
dalam proses perekatan kayu lapis. Serbuk kulit Tabel 2. Hasil pengujian viskositas
jengkol juga mampu meningkatkan nilai
ekonomis limbah kulit jengkol yang ada di pasar,
mengurangi emisi formaldehida dari perekat
yang digunakan sehingga lebih aman untuk
kesehatan. Hal inilah yang membuat penulis
tertarik untuk memilih judul “Pembuatan dan
Analisis Perekat Kayu Lapis dari Kulit Jengkol”.
Dari tabel di atas viskositas yang
BAHAN DAN METODE memenuhi standar hanya komposisi perekat
dengan ektrak kulit jengkol 100 gr sedangkan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini untuk komposisi yang lain belum memenuhi
adalah alat-alat gelas yang biasanya digunakan standar. Tingginya viskositas disebabkan karena
di Laboratorium, viskometer bola jatuh, neraca pemanasan yang terlalu lama saat pembuatan
analitik, oven, dan desikator. Bahan yang perekat sehingga setelah didinginkan perekat
digunakan dalam penelitian ini adalah kulit menjadi terlalu kental.
jengkol, tepung tapioka, NH4Cl, aquades, kertas
pH universal, dan beberapa lembar vinir yang
akan diaplikasikan.
Bahan baku utama yaitu kulit jengkol
dikumpulkan dari limbah pasar tradisional.
Page 8
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Pengujian pH Uji Waktu Gelatinasi
Tabel 3. Hasil pengujian pH Tabel 6. Hasil pengujian waktu gelatinasi
Page 10
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISIS LEM RAMAH LINGKUNGAN DARI
TULANG KAKI KAMBING
Manufacture And Analysis Of Environmentally Friendly Glue Of Bone Leg Of Goat
Aryu Dwiana Otavera, Desy Mielasari, Jenny Elfa Trisna dan Novi Sri Yanti
Laboratorium SMK-SMAK Padang
Jl. Alai Pauh V Kel.kapalo koto no 13 Kec. Pauh Kota Padang
Email : jennyelfatrisna7@gmail.com
ABSTRAK
Tulang ternak (kambing) merupakan salah satu dari bagian ternak yang memiliki banyak manfaat.Namun
pemanfaatan tulang kurang optimal, umumnya tulang masih digunakan secara langsung dan tradisional. Tujuan
penelitian ini adalah pengoptimalan tulang kaki kambing yang terbuang dan memanfaatkan limbah menjadi
produk yang bernilai ekonomis. Oleh karena itu, diperlukan suatu alternatif lain untuk meningkatkan nilai
ekonomis dan dayaguna tulang. Penelitian ini menitikberatkan tentang pembuatan lem dari tulang kaki kambing
yang ramah lingkungan.Didalam tulang kaki kambing terkandung senyawa protein khususnya protein kolagen
yang memiliki potensi untuk diproses menjadi gelatin.
Gelatin adalah protein yang diperoleh dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada kulit, tulang dan
jaringan ikat. Penggunaan gelatin sangat luas khususnya dalam bidang industri pangan dan nonpangan yang
salah satunya dapat dimanfaatkan sebagai lem (perekat). Proses produksi utama gelatin di bagi menjadi 3 tahap
yaitu 1) persiapanbahanbakuantara lain penghilangankomponennonkolagendaribahanbaku, 2) tahap konversi
kolagen menjadi gelatin, dan 3) tahap pemurnian gelatin dengan penyaringan, selanjutnya pembuatan lem dari
hasil pemurnian gelatin.
Kemudian melakukan perebusan secara bertahap menggunakan air dengan suhu 45oC-80oC (dibawah
suhu 100oC) dengan waktu 4- 5 jam. Parameter yang dianalisis pada lem dari tulang kaki kambing adalah daya
rekat, kadar padatan metode gravimetri, kadar abu metode gravimetri, kekentalan (viskositas) metode bola jatuh,
pengukuran berat jenis dan pH. Didapatkan hasil kadar padatan sebesar 66,64%, kadar abu sebesar 8,61%,
viskositas sebesar 1567,66 poise, Berat Jenis 1,1945 g/mL, pH 6,75dan hasil uji organoleptik yang telah diuji
oleh beberapa penelis menunjukan bahwa lem tulang kaki kambing berbau wangi, berwarna coklat, dan memiliki
tekstur kental
ABSTRACT
Bone livestock (goats) is one of the parts of cattle that have a lot benefit. howover less than optimal utilization of
bone, bone generally is used directly and traditional. The purpose of this study is the optimization of goat leg
bones wasted and utilize waste into economically valuable products. Therefore, we need an alternative to
increase the economic value and the efficiency of bone. This study focuses on the manufacture of glue from the
leg bones environment.in this friendly goat goat leg bones contained proteins, especially collagen protein
compounds that have the potential to be processed into gelatin.
Gelatin is a protein derived from animal collagen tissue found in skin, bone and tissue gelatin ikat .to
used very wide, especially in the field of food and non-food industries, one of which can be used as a glue
(adhesive) .Process gelatin main production is divided into 3 stages namely 1) the preparation of raw materials,
among others, the removal of components non collagen of raw materials, 2) the stage of conversion of collagen
into gelatin, and 3) the stage of purification of gelatin by filtration, subsequent manufacture of purified gelatin
glue.
Then do gradually boiling water with a temperature of 45oC-80oC (below 100° C) with a 4- 5 hours. The
parameters analyzed in the glue of goat leg bone is sticking power on paper has a very strong adhesion and the
adhesion on plastics testing adhesive power is strong but could not last long, ash content of 8.61%, the viscosity
of 1567.66 poise , and organoleptic test results that have been tested by several penelis showed that goat leg
bone glue smell fragrant, brown, and has a creamy textur.
Page 11
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PENDAHULUAN kimia yang membahayakan tubuh dan
lingkungan sekitar kita.
Salah satu kebutuhan gizi masyarakat
Indonesia adalah daging dari ternak potong. BAHAN DAN METODE
Indonesia merupakan negara terbanyak
penduduknya, dengan demikian konsumsi Sumber Bahan Baku Pembuatan Produk
daging ternak dapat dikatakan berbanding lurus Sampel lem dibuat dari limbah tulang kaki
terhadap jumlah penduduk. salah satunya kambing. Bahan baku didapatkan dari limbah
pemotongan ternak kambing yang ada di rumah makan gulai kambing di jalan by pass.
sumatera barat mengalami peningkatan setiap Limbah tulang kaki kambing direbus hingga kulit
tahun. Peningkatan pemotongan ternak kambing kambing lunak dan bisa dilepaskan dari tulang,
diikuti dengan peningkatan jumlah limbah kemudian tulang kaki kambing dijemur dan di
berupa darah, kulit, isi rumen dan tulang. Hal ini rendam dengan bahan kimia H3PO4 8% untuk
tentunya menimbulkan masalah lingkungan proses mendapatkan gelatin, dan tulang kaki
akibat sisa tulang yang telah digunakan tersebut kambing direbus secara bertahap lalu
tidak memiliki nilai ekonomis lagi dan akan dikentalkan untuk di jadikan lem.
menjadi limbah sifatnya sementara. Perlu Alat gelas yang digunakan, alat gelas di
ditinjau kembali alternatif baru yang dapat laboratorium.
mengoptimalkan manfaat tulang tersebut
Selama ini limbah tulang kambing belum Pembuatan Produk
dimanfaatkan secara optimal, tulang kaya akan Direbus tulang kambing dengan air sampai
senyawa protein khususnya protein kolagen mendidih selama + 3 jam, perebusan dilakukan
yang memiliki potensi untuk diproses menjadi untuk memudahkan penghilagan kulit kambing
gelatin. Gelatin adalah protein yang diperoleh dan mengurangi bau yang ditimbulkan. Kotoran
dari jaringan kolagen hewan yang terdapat pada berupa sisa-sisa kulit yang merekat dibersihkan.
kulit, tulang dan jaringan ikat. Penggunaan Setelah tulang bersih dari kotoran, tulang
gelatin sangat luas khususnya dalam bidang dijemur sampai kering. direndam tulang kambing
industri pangan dan nonpangan yang salah dengan larutan H3PO4 8% selama 4-5 hari.
satunya digunakan sebagai bahan penstabil, dicuci tulang kambing sampai pH netral (6-7).
pembuatan gel, pengikat, pengental, Direbus tulang kambing secara bertahap 4-5
pengemulsi, perekat dan pembungkus makanan jam suhu 600C, 4 jam suhu 700C dan 5 jam
yang bersifat dapat dimakan seperti permen. suhu 1000C. Perebusan dilakukan agar
salah satunya gelatin yang terkandung dalam didapatkan gelatin yang terkandung dalam
tulang kambing sehingga limbah tulang kaki tulang kaki kambing. Satukan semua hasil
kambing bisa digunakan sebagai perekat. rebusan I, II, III lalu dipekatkan dengan cara
Lem adalah bahan lengket (biasanya memanaskan air rebusan hingga kental. Lalu
cairan) yang dapat merekatkan dua benda atau dimasukan air rebusan yang telah kental
lebih yang dibuat dari tumbuhan atau hewan, kedalam lemari asam, agar air rebusan menjadi
maupun bahan kimia dari minyak. Pentingnya lebih kental lagi. Didapatkan lem yang siap
lem (perekat) dalam kehidupan kita menuntut digunakan.
adanya kehigienisan, kandungan zat yang baik
bagi tubuh kita dan lingkungan sekitar, serta Metode Penelitian
adanya kebermanfaatan lebih yang mengurangi Metode yang digunakan untuk analisis
efek negatif dari lem itu sendiri. banyak jenis lem parameter lem dari tulang kaki kambing yaitu
yang berasal dari bahan kimia yang mempunyai pengujian organolepti, pengujian kadar padatan
bau yang menusuk dan merusak tubuh dan metode gravimetri, kadar abu metode gravimetri,
lingkungan sekitar. kekentalan (viskositas) metode bola jatuh,
Oleh karna itu, perlu adanya tindakan pengujian berat jenis dan pengujian pH.
untuk mengantisipasi hal-hal yang akan
menimbulkan masalah terhadap lingkungan, Cara Kerja Pengujian Mutu Produk
maka dimanfaatkan lah limbah tulang kambing Pengujian Organoleptik
yang berasal dari limbah rumah makan.Di dalam Siapkan kaca datar yang telah bersih,
tulang kambing sendiri terkandung gelatin yang dituangkan contoh perekat kemudian diratakan
bisa digunakan untuk merekatkan. Untuk itu dan dikeringkan. Setelah itu amati warna, bau
digunakanlah limbah tulang kambing sebagai dan tekstur.
perekat (lem) yang ramah lingkungan karna
bahan bakunya berasal dari alam. Lem ramah Pengujian Daya Rekat
lingkungan adalah lem yang tidak menimbulkan Pengujian daya rekat digunakan untuk
berbau zat kimia serta tidak mengandung bahan menentukan kualitas rekat pada contoh perekat.
Cara uji daya rekat pada kaca, kayu atau triplek,
Page 12
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
kertas, plastik, kulit dan karet. Disiapkan semua menimbang gelas ukur 50mL kosong dicatat
alat dan bahan, ambil contoh perekat hasil penimbangan kemudian diisi gelas ukur
secukupnya, lalu oleskan pada tersebut dengan contoh lem sampai volume
pengaplikasiannya, tempelkan aplikasi yang 50mL dan ditimbang kembali dicatat hasil
satunya pada olesan tadi. Kemudian coba penimbangannya dan dihitung berat jenis
lepaskan aplikasi untuk melihat daya rekat lem dengan rumus :
tersebut. (berat gelas ukur+sampel)−berat gelas ukur kosong
Bj=
50
Kadar Abu
Cawan porselen kosong dipanaskan dalam oven
pada suhu 105oC selama dua jam, kemudian
cawan didinginkan dalam desikator dan Kadar padatan yang didapatkan dari lem yang
ditimbang sampai bobot konstan. ditimbang berbahan dasar dari tulang kaki kambing yaitu
sampel 2 gram (W1), masukan kedalam cawan sebesar 66,52% dan 66,36 % dapat dirata-
dan arangkan hingga tidak ada lagi asap hitam. ratakan hasil kadar padatan sebesar 66,44%,
Sampel dipijarkan dalam furnace dengan suhu dan menunjang darii literatur yang menyebutkan
600oC selama 2 jam. Tunggu suhu furnace turun bahwa kadar padatan minimal 60%.
dan didinginkan dalam desikator. Lalu ditimbang
sampai berat konstan (W2). Viskositas
Kadar abu (%) =(W2/W1)x100% Tabel 3 pengujian viskositas
Pengukuran pH
Pengukuran pH pada lem menggunakan alat
pH-meter, caranya dengan menuangkan contoh
lem kedalam gelas piala 250 mL secukupnya,
kemudian diukur dengan pH-meter.
Nilai kekentalan (viskositas) yang didapatkan
Penetapan Berat Jenis dari lem yang berbahan dasar tulang kaki
Berat jenis adalah perbandingan berat contoh kambing yaitu sebesar 1567,66 ,dan menunjang
terhadap berat air pada suhu dan volume yang dari literatur yang menyebutkan nilai viskositas
sama. Penetapan berat jenis dengan cara 3,0 – 150 P.
Page 13
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Pengukuran pH KESIMPULAN
Tabel 4 pengukuran pH
Dari analisis yang dilakukan didapatkan
hasil yaituPengujian Organoleptik memiliki Bau
yang wangi, Warna coklat dan Tekstur kental.
Lem tersebut dapat diaplikasikan pada kayu,
kaca dan triplek.Kadar padatan yang didapatkan
Dari tabel diatas,dapat dilhat hasil dari adalah 66,74%.Hasil analisa viskometer dengan
pengukuran pH dengan menggunakan pH-meter metoda bola jatuh adalah 1567,66 Poise.hasil
adalah 6,75 ini berarti pH dari produk telah dari penetapan kadar abu 8,37%. Hasil dari
sesuai dengan standar acuan yang telah pengukuran pH dengan pH-meter adalah 6,75,
ditetapkan. dan berat jenis diperoleh sebesar 1,19 g/mL.Jadi
lem dari tulang kaki kambing dapat digunakan
Berat Jenis sebagai perekat untuk kayu, kaca, kulit, dan
Tabel 5 penetapan berat jenis kertas.
SARAN
Dari penetapan berat jenis yang dilakukan Saran untuk pembaca yaitu dapat juga
terhadap sampel lem yangterbuat dari kulit melakukan analisa dengan parameter yang lain,
kambing, didapatkan berat jenis sebesar 1,19 perlu penelitian lebih lanjut untuk peningkatan
g/mL. Hasil yang didapat menunjukkan bahwa kualiats lem dari tulang kaki kambing. Penulis
sampel tersebut memiliki kualitas yang baik, berharap untuk penelitian selanjutnya dapat
karena hasil tersebut memenuhi standar yang memberikan inovasi agar lem dari tulang kaki
penulis gunakan. kambing dapat dijadikan produk yang bernilai
ekonomis dan dapat mengkaji lebih dalam lagi
Kadar Abu tentang manfaat dari gelatin tersebut.
Table 6 kadar abu
DAFTAR PUSTAKA
Page 15
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISIS MINUMAN BUBUK BIJI PEPAYA
DENGAN TAMBAHAN KELAPA MUDA DAN BUAH NANGKA
E-mail : ratihsuryaningsih11@gmail.com
ABSTRAK
Pepaya (Carica papaya L.) adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara
dari Amerika Selatan. Biji pepaya merupakan limbah dari buah pepaya. Biji pepaya mengandung alkaloid,
steroid, tanin, minyak atsiri, biji pepaya mengandung senyawa golongan fenol, terpenoid dan juga saponin
karbohidrat dalam jumlah kecil, air, abu, protein, dan juga lemak. biji pepaya dapat diolah menjadi minuman
bubuk yang menyehatkan. Pembuatan minuman bubuk biji pepaya bertujuan untuk mengurangi limbah dari
buah pepaya. Untuk membuat minuman bubuk biji pepaya menjadi harum serta mengurangi rasa atau aroma
pahit dari biji pepaya, digunakan Buah nangka dan daging buah kelapa muda sebagai tambahan dalam
pembuatan minuman bubuk biji pepaya. Minuman bubuk dari biji pepaya ini memiliki khasiat utama membasmi
cacing dalam usus seperti cacing parasit, mengobati penyakit liver dan menurunkan kadar kolesterol dalam
darah. Dari Analisis yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut yaitu Kadar Air Secara
Thermogravimetri sebesar 3,11 %, Kadar Karbohidrat Metode Luff Schrool sebesar 3,40 %, Uji Angka Lempeng
Total Metode Plate Count sebesar 1,8 x 10 3 koloni/mL, Uji Metabolit Sekunder positif mengandung alkaloid,
flavonoid, saponin, dan negatif mengandung steroid dan terpenoid, Kadar Abu sebesar 6, 81 %, serta Kadar
Lemak sebesar 34,60 %, Uji Organoleptik dengan metode hedonik berupa Warna: coklat tua, Bau : agak
menyengat, dan Rasa: agak pahit.
ABSTRACT
Papaya (Carica papaya L.) is a plant originating from southern Mexico and northern parts of South
America. Papaya seeds is a waste of papaya. Papaya seeds contain alkaloids, steroids, tannins, volatile oil,
papaya seeds contain phenols compounds, terpenoids and saponins also small amounts of carbohydrates,
water, ash, protein, and fat. papaya seeds can be processed into a powder drink healthy. Making powdered drink
papaya seeds aims to reduce waste of fruit papaya. To make powdered drink papaya seeds become fragrant
and reduce the bitter taste or aroma of papaya seeds, used fruit jackfruit and young coconut meat as an adjunct
in the manufacture of powdered drink papaya seeds. Beverage powder from papaya seeds have primary efficacy
eradicate intestinal worms in a worm-like parasites, treating liver disease and lower cholesterol levels in the
blood. From the analysis that has been carried out, the following results are obtained Moisture In
Thermogravimetri at 3.11%, Carbohydrate Content Schrool Luff Methods of 3.40%, Total Plate Count Test Plate
Count Method of 1.8 x 103 colonies / mL, Test Secondary metabolites are positive for alkaloids, flavonoids,
saponins, and negative contain steroids and terpenoids, levels Abu at 6, 81%, and fat content of 34.60%,
Organoleptic Test with hedonic methods such as color: dark brown, Odour: slightly pungent, and Taste: slightly
bitter.
Page 16
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PENDAHULUAN pepaya yang biasanya dikonsumsi masyarakat.
Limbah buah pepaya terutama bijinya seringkali
Pepaya adalah tanaman yang berasal dibuang, Karena rasanya yang pahit dan
dari Amerika. Tumbuhnya lurus ke atas setinggi kurangnya pengetahuan tentang kandungan
3-10 m, dengan diameter batang bisa mencapai serta pengolahan biji pepaya. Padahal biji
20 cm. Biasanya tanaman ini tak bercabang, pepaya dapat diolah dan dimanfaatkan menjadi
daun-daun dan buah tumbuh secara langsung sebuah produk yang memiliki nilai jual,
dari batang (Nuraini, 2002). mengingat khasiat limbah ini yang cukup efektif
Bagian tanaman yang digunakan untuk untuk mengobati beberapa penyakit, seperti
penelitian ini adalah biji. Biji pepaya berbentuk menghilangkan parasit usus, Sebagai obat
agak bulat dengan panjang kira-kira 5 mm. cacingan, mengobati penyakit liver/hepatitis,
Bagian biji terdiri dari embrio, jaringan bahan membantu mengeluarkan racun khususnya di
makanan, dan kulit biji. Kulit biji pepaya ginjal, mendetoksifikasi hati, menurunkan kadar
berwarna hitam dengan permukaan kasar, kolesterol LDL (Kolesterol Jahat) dalam darah,
bergerigi, membentuk alur-alur sepanjang biji, meningkatkan kadar HDL (Kolesterol Baik),
tebal dan keras. Dalam satu gram biji pepaya antibakteri, yang efektif melawan bakteri E. coli,
terdiri antara 45-50 buah. Sewaktu masih Salmonella, dan infeksi Staphylococcus,
melekat pada buah, membunuh parasit dalam pencernaan, dll
biji dilapisi oleh suatu lapisan kulit biji Menurut Standar Nasional Indonesia
yang berwarna keputihan, lunak, dan agak (SNI) 01-4320-1996, Serbuk minuman tradisional
bening (Kalie, 1996). adalah produk pangan berbentuk serbuk atau
Biji pepaya dapat digunakan sebagai obat granula yang dibuatkan dari campuran gula dan
cacingan karena kandungan Glucoside Cacirin rempah-rempah dengan atau tanpa bahan
dalam biji pepaya, biji pepaya juga dapat makanan yang diizinkan.
digunakan untuk mengatasi ubanan yang Minuman bubuk yang beredar dipasaran
tumbuh terlalu dini dan dapat menyembuhkan biasanya dibuat dari sari buah-buahan, pada kali
penyakit Influenza (Muktiani, 2011). ini penulis ingin mencoba membuat kreasi dari
Pengolahan buah pepaya menghasilkan limbah minuman bubuk dengan menggunakan bahan
kulit dan biji pepaya, hanya daging dari buah utama biji pepaya. Untuk membuat minuman.
bubuk biji pepaya menjadi harum serta Metode Luff Schrool, Penetapan Kadar Air
mengurangi rasa atau aroma pahit dari biji Metode Thermogravimetri, Uji Angka Lempeng
pepaya, digunakan Buah nangka dan daging Total Metode Plate Count, Serta Uji
buah kelapa muda sebagai tambahan dalam Organoleptik.
pembuatan minuman bubuk biji pepaya, dengan
cara menyangrai ketiga bahan ini sehingga Sumber Bahan Baku Pembuatan Minuman
menghasilkan aroma yang harum dan citarasa Bubuk Biji Pepaya
yang baik. Bahan baku terdiri dari biji pepaya, buah nangka,
Berdasarkan hal diatas penulis tertarik dan kelapa muda. Biji pepaya diperoleh dari
untuk melakukan pengolahan terhadap biji pedagang buah keliling di daerah By. Pass
pepaya menjadi suatu bahan yang memilki nilai kelurahan Bt. Taba, Kec Lubuk Begalung, Buah
ekonomi serta citarasa yang tinggi, dan dengan Nangka dibeli di pasar bandar buat Kec. Lubuk
pembuatan bubuk biji pepaya serta dilakukannya Kilangan, Buah Kelapa Muda diperoleh dari
analisis pada minuman bubuk biji pepaya rumah Saudara Sepupu.
tersebut, sehingga dapat dikatakan hasilnya Alat yang digunakan, alat yang biasa digunakan
yang layak untuk dikonsumsi ataupun tidak dilaboratorium, peralatan sokletasi.
sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan, Bahan yang digunakan adalah Biji Pepaya
adapun pengolahannya dapat dilakukan dengan Daging Buah Kelapa Muda, dan Buah Nangka.
mudah menggunakan teknologi dan alat-alat
sederhana. Bahan
Sampel, CuSO4, Kertas saring, Larutan Luff
BAHAN DAN METODE schrool, HCl 3 %, H2SO4 25 %, NaOH 30 %, HCl
4 N, pH universal, Indikator PP, CH3COOH 3 %,
Metode yang digunakan untuk analisis Na2S2O4 0,1 N, Indikator Amilum 1 %, Aquades,
parameter berbahan dasar biji pepaya yaitu Uji Kertas saring, Kristal K2Cr2O7, KI 20 %, Alkohol
Metabolit Sekunder dan analisis produk 70 %, Spritus, Media PCA, Kapas, Kertas
Minuman Bubuk Biji Pepaya yaitu Penetapan Pembungkus, H2SO4 2 N, Kloroform, H2SO4 2 N,
Kadar Lemak metode Sokletasi, penetapan Metanol, Serbuk magnesium, H2SO4 pekat,
Kadar Abu, Penetapan Kadar Karbohidrat
Page 17
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Iodine, n-hexane, Aquades, HCl pekat, NaOH perlahan-lahan, setelah itu dititar dengan
0,1 N. Thiosulfat 0,1 N hingga kuning gading,
tambahkan 2 mL indikator amilum, dititar kembali
dengan thio 0,1 N hingga hilang endapan biru.
1 Kg Biji 120 gram buah 100 gram daging
pepaya nangka buah kelapa muda Pengujian Angka Lempeng Total Metode
Plate Count
Ditimbang 1 gram sampel, masukkan kedalam
Jemur dibawah tabung reaksi yang telah berisi 9 mL larutan
Potong kecil-kecil Potong kecil-kecil
sinar matahari pengencer steril (10-1). Lalu buat pengenceran
10-2 dan 10-3. Pipet 1 mL dari masing-masing
pengenceran secara aseptik, lalu dimasukkan
kedalam cawan petri. dimasukkan 12-15 mL
Panaskan wajan diatas media PCA steril kedalam masing-masing cawan
kompor, Lalu masukkan
petri. digoyangkan cawan hingga media
ketiga bahan tersebut
kedalam wajan
tercampur rata, biarkan campuran dalam cawan
petri membeku. dibungkus cawan petri dengan
kertas pembungkus steril secara terbalik,
Sangrai tanpa minyak
hingga harum inkubasi pada suhu 35oC dalam inkubator,
dicatat pertumbuhan koloni selama 48 jam.
Hitung angka lempeng total dalam 1 mL sampel
Blender hingga halus berdasarkan tabel standar plate count.
DAFTAR PUSTAKA
Page 21
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISIS SUSU SEREAL
DARI BIBIT TERATAI SALJU (Saussurea involucrate) DAN
KACANG HIJAU ( Vigna radiata)
E-mail : Darmus122@gmail.com
ABSTRAK
Susu sereal adalah serbuk instan yang terbuat dari susu bubuk dan sereal dengan penambahan bahan
makanan lain dan atau tanpa bahan makanan yang diizinkan.Teratai salju merupakan tanaman yang didalamnya
terdapat enzim. Enzim yang terdapat di dalam teratai salju merupakan senyawa yang halus seperti zat yang
terdapat di dalam sel hidup baik hewani maupun nabati. Kacang hijau merupakan tanaman jenis polong-polongan
(Fabace) yang mempunyai kandungan gizi yang cukup tinggi seperti protein, vitamin , serat, fosfor, kalsium dan
lemak tak jenuh yang tentunya sangat baik dikonsumsi untuk kesehatan tubuh. Dari keunggulan tersebut maka
diperlukan pemanfaatan yang tepat, salah satu pemanfaatan bibit teratai salju dan kacang hijau adalah sebagai
makanan siap saji yang disebut sebagai susu sereal. Adapun hasil uji dari pembuatan dan analisis susu sereal
dari bibit teratai salju dan kacang hijau adalah uji organoleptik 75% orang memilih suka, dengan khas warna putih
kekuningan, beraroma khas kacang hijau, dan bertekstur halus dan untuk hasil penetapan kadar air metode
thermogravimetri 2,05 %, penetapan kadar abu metode thermogravimetri 3,76%, kadar protein metode mikro
kjedhal 25,16%, kadar lemak metode sokletasi 7,95%, kadar karbohidrat metode luff scoorl 58,64 % , kadar serat
kasar metode gravimetri 0,61 % , angka lempeng total metode hitung cawan 5,3 x 10 3 koloni/g dan cemaran
kapang metode hitung cawan 0 koloni /gram.
kata kunci : susu sereal, bibit teratai salju, kacang hijau
ABSTRACT
Instan powdered milk for cereal is made from powdered milk and cereal with the addition of other foodstuffs and
food ingredients or without snow diizinkan.Teratai is a plant in which there is an enzyme. Enzymes found in the
snow lotus is a subtle compound like substance found in living cells both animal and vegetable. Green beans are
legumes crop types (Fabace) which has a high nutrient content such as protein, vitamins, fiber, phosphorus,
calcium and unsaturated fats consumed certainly very good for your health. From these advantages it is
necessary to use the right, one of the utilization of snow lotus seeds and green beans are as ready meals are
called milk cereal. The test results from the manufacture of cereal and milk analysis of the snow lotus seeds and
green beans are organoleptic 75% of people choose love, with typical yellowish white color, distinctive aroma of
green beans, and finely textured and for the determination of water content of 2.05 thermogravimetri method %,
ash content determination method thermogravimetri 3.76%, protein content of micro method kjedhal 25.16%, fat
content 7.95% soxhletation method, carbohydrate levels luff method scoorl 58.64%, crude fiber content of 0.61%
gravimetric method , number of total plate count method saucer 5.3 x 103 colonies / g and mold contamination
arithmetic method cup 0 colonies / gram.
keywords: cereal milk, snow lotus seeds, green
PENDAHULUAN
Teratai Salju (Saussurea Selain itu, didalam tanaman teratai salju ini
involucrate) memiliki sekitar 300 jenis spesies terdapat juga enzim. Enzim adalah molekul
tanaman berbunga dalam keluarga Asteraceae, protein yang bertanggung jawab untuk semua
tumbuh didaerah puncak pegunungan dengan aktivitas biologis dalam sel manusia. Enzim
suhu sangat dingin di kutub Asia, Eropa dan merupakan katalis organik yang meningkatkan
Amerika Utara, keragaman habitat terbesarnya proses di mana makanan dipecah dan diserap
berada dipuncak pegunungan Himalaya. Teratai oleh tubuh dan membantu berbagai fungsi
salju berfungsi menyembuhkan berbagai berlangsungnya metabolisme dalam tubuh.
penyakit dan memperkuat kesehatan tubuh. Enzim yang terdapat di dalam teratai salju
merupakan
Page 22
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
senyawa yang halus seperti zat yang empat sehat sempurna dengan menempatkan
terdapat di dalam sel hidup baik hewani maupun susu pada urutan terakhir. Karena ada kata
nabati. sempurna, maka seolah-olah susu adalah
Enzim Teratai Salju berenergi molekul penyempurna makanan kita sehari-hari. Susu
protein yang diperlukan bagi kehidupan. Enzim memang merupakan makanan alami yang dapat
ini mengkatalisasi dan mengatur hampir semua dijadikan sumber nutrisi sekaligus pelengkap
reaksi biokimia yang terjadi dalam tubuh pola makanan sehat seimbang. Pola seimbang
manusia. Jika kekurangan enzim dapat gizi inilah yang kini dianggap lebih ideal untuk
menyebabkan gangguan fungsi organ, tidak bisa mendapatkan tubuh yang sehat. (Setiono.A
mendukung metabolisme tubuh kita, sehingga Mangoenprasodjo).
tubuh kita menjadi tidak sehat / berpenyakit, Sereal adalah makanan yang umumnya
ataupun mati. dimakan sebagai sarapan, sereal umumnya
Ramuan Kuntum Teratai Salju tidak dipromosikan sebagai penunjang kesehatan
mengandung bahan kimiawi, melainkan terdapat dengan memakan sarapan berserat tinggi.
berbagai kandungan gizi yang dibutuhkan oleh Sereal juga mengandung vitamin dan mineral.
organ tubuh manusia. Fermentasi Kuntum Namun ada beberapa sereal yang mengandung
Teratai Salju ini menjadi enzim laktat dan bakteri kadar gula dalam jumlah yang cukup tinggi.
asam laktat aktif untuk menjaga kondisi tubuh Susu sereal adalah serbuk instan yang
tetap prima, membentuk dan memperkuat daya terbuat dari susu bubuk dan sereal dengan
tahan tubuh serta bermanfaat bagi kesehatan penambahan bahan makanan lain dan atau
tubuh secara menyeluruh menganggu kesehatan tanpa bahan tambahan makanan yang
kita. diizinkan.(SNI 01-4270-1996)
Kacang hijau (Vigna radiata) adalah Seorang ahli gizi mengungkapkan bahwa
sejenis palawija yang dikenal luas di daerah sarapan dengan susu sereal bisa menjadi pilihan
tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong- yang sehat. Karena,kaya akan kalsium dan
polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak nutrisi penting lainnya,seperti serat ,protein,dan
manfaat dalam kehidupan sehari-hari sebagai karbohidrat. Dengan meminum susu sereal
sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. maka kita bisa menahan lapar lebih lama
Kacang hijau di Indonesia menempati urutan sehingga membantu mengurangi jumlah asupan
ketiga terpenting sebagai tanaman pangan kalori akibat ngemil untuk menahan lapar. Dari
legum, setelah kedelai dan kacang tanah. keunggulan bibit teratai salju dan kacang hijau
Kacang hijau memiliki kandungan ini, penulis tertarik memilih judul “ Susu Sereal
protein yang cukup tinggi dan merupakan dari Bibit Teratai Salju (Saussurea involucrate)
sumber mineral penting, antara lain kalsium dan dan Kacang Hijau (Vigna radiata)”.
fosfor. Sedangkan kandungan lemaknya
merupakan asam lemak tak jenuh. BAHAN DAN METODE
Kandungan kalsium dan fosfor pada
kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat Metoda penelitian
tulang. Kacang hijau juga mengandung rendah Metoda yang digunakan untuk analisa parameter
lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin bahan dasar bibit teratai salju dan kacang hijau
menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yaitu Uji organoleptik, Penetapan kadar air
yang rendah dalam kacang hijau menjadikan metoda thermogravimetri, Penetapan kadar abu
bahan makanan atau minuman yang terbuat dari metoda themogravimetri, Penetapan kadar
kacang hijau tidak mudah berbau. protein metoda mikro kjedhal, Penetapan kadar
Lemak kacang hijau tersusun atas 73% lemak metoda sokletasi, Penetapan kadar
asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak karbohidrat metoda luff school, Penetapan kadar
jenuh. Umumnya kacang-kacangan memang serat kasar metoda thermogravimetri, Cemaran
mengandung lemak tak jenuh tinggi. Asupan mikroba angka lempeng total dan Cemaran
lemak tak jenuh tinggi penting untuk menjaga mikroba kapang.
kesehatan jantung. Kacang hijau mengandung Alat dan bahan
vitamin B1 yang berguna untuk pertumbuhan. bahan baku terdiri dari bibit teratai salju
Kacang hijau juga mengandung multi protein (Saussurea involucrate) dan kacang hijau (Vigna
yang berfungsi mengganti sel mati dan radiata) yang memiliki bibit ini, dan dipinjam dari
membantu pertumbuhan sel tubuh pembimbing dan dipinjam selama lebih kurang 3
Pada awal tahun 1950-an Prof. Poorwo minggu untuk dibibitkan.
Sudarmo (Bapak gizi Indonesia) mencetuskan
dirumah sendiri sedangkan kacang hijau dibeli Alat yang digunakan, alat-alat gelas
di pasar bandar buat, gula pasir, garam. dilaboratorium.
Page 23
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Gambar 1 Skema Pembuatan Produk
Cara Kerja Pengujian Mutu Produk dikeringkan dalam oven pada suhu 100 – 1050C
Uji Organoleptik : selama 3-5 jam tergantung bahannya, kemudian
Kesukaan dan tekstur : Diambil sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang,
secukupnya kemudian diminum sampel tersebut Dipanaskan lagi dalam oven 30 menit,
dan catat hasil penilaiannya. didinginkan dalam desikator dan ditimbang,
Warna : Diambil sampel secukupnya kemudian perlakuan ini diulangi sampai tercapai berat
dilihat warna dari sampel dan dicatat warna dari konstan ( selisih penimbangan berturut-turut
sampel tersebut dan dicatat hasil penilaiannya. kurang dari 0,1-0,2 mg), pengurangan berat
Bau : Diambil sampel secukupnya kemudian merupakan banyaknya air dalam bahan.
dihirup aroma dari sampel tersebut dan dicatat
hasil penilaiannya. Penetapan kadar abu metoda
thermogravimetri:
Penetapan Kadar Air Metoda Timbang 2g - 3g sampel kedalam cawan
Thermogravimetri : porcelain yang telah diketahui bobot konstannya,
Dipanaskan cawan penguap sampai bobot arangkan di atas nyala pembakar,lalu diabukan
konstan, ditimbang dengan teliti contoh yang dalam furnce sampai pengabuan sempurna,
akan ditetapkan ± 2 gram dalam cawan penguap didinginkan dalam desikator,lalu ditimbang
yang telah diketahui beratnya, kemudian sampai bobot konstant.
larutan telah berubah menjadi hijau jernih., jika
Penetapan kadar protein metoda mikro larutan telah hijau jernih, dihentikan proses
kjedhal: destruksi dan didinginkan larutan didalam
Tahap destruksi : sampel ditimbang sebanyak penangas air, apabila larutan telah dingin,
0.5100 g secara teliti dengan menggunakan dipindahkan kedalam labu ukur 100 ml, dibilas
neraca analitik, dimasukan kedalam labu kjedal, terlebih dahulu labu kjedal dengan aquadest
campuran selen ditimbang 2 g dengan neraca hingga bersih, encerkan larutan dengan
kasar , kemudian dimasukan kedalam labu aquadest hingga 100 ml, lalu paskan,
kjedal, ditambahkan 25 ml H2SO4 pekat dan dihomogenkan. Tahap destilasi : dipipet 5 ml
beberapa batu didih kedalam labu kjedal, sampel dengan pipet gondok dan dimasukan
lakukan proses destruksi dengan menggunakan kedalam labu suling, ditambahkan 2-3 tetes
heating mantel, destruksi dihentikan jika warna indikator pp, pasang dan disiapkan alat destilasi
Page 24
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
mulai dari labu suling, pendingin lurus , dan tersebut.Tahap titrasi: buret diisi dengan larutan
erlenmeyer dihubungkan dengan sumber air hcl 0.01N, kemudian dititar dengan destilat
menggunakan selang air, ditambahkan 5 ml tersebut, titrasi dilakukan hingga warna sampel
larutan NaOH 30 % dengan pipet takar kedalam berubah menjadi orange (TAT),
labu suling, erlenmeyer untuk menampung
destilat diisi 10 ml H3BO3 2% dan 3 tetes Penetapan kadar lemak metoda sokletasi :
indikator MM, mulut labu suling ditutup dengan Ditimbang sampel dengan teliti sebanyak 2
gabus, lalu didestilasi larutan tersebut . proses gram, dimasukan kedalam selongsong kertas
destilasi dapat dihentikan saat warna destilat yang dialasi dengan kapas, sumbat selongsong
didalam erlenmeyer telah berwarna kuning, kertas berisi sampel dengan kapas,lalu
pendingin lurus dibilas dengan aquadest dan dikeringkan dalam oven suhu 80 C selam 1
hasil bilasan ditampung pada destilat jam, kemudian dimasukan kedalam
alat soklet yang telah dengan labu lemak berisi juga blanko dengan cara pipet 25mL larutan
batu didih yang telah diketahui bobo konstannya, luff, ditambahkan beberapa butir batu didih
ekstarak dengan hexana atau pelarut lemak serta 15mL air suling, dipanaskan campuran
lainnya selama kurang lebih 6 jam, disulingkan tersebut dengan nyala yang tetap, diusahakan
hexana dan dikeringkan ekstrak lemak dalam agar larutan dapat mendidih dalam waktu 3
oven, didinginkan dan ditimbang, ulangi menit, didihkan terus selama tepat 10 menit
pengeringan ini hingga tercapai bobot tetap. kemudian didinginkan dalam bak berisi es,
setelah dingin ditambahkan 15 mL larutan KI
Penetapan Kadar Karbohidrat Metoda Luff 20 % dan 25 mL H2SO4 25 % perlahan-lahan,
Schoorl: titar secepatnya dengan larutan thio 0,1 N
Preparasi sampel : Ditimbang seksama lebih (digunakan kanji sebagai penunjuk)
kurang 5 g cuplikan kedalam erlemeyer 250mL,
ditambahkan 200 mL larutan HCl 3%, Penetapan kadar serat kasar metoda
dididihkan selama 3 jam dengan pendingin thermogravimetri :
tegak, didinginkan dan netralkan dengan Ditimbang 2 gram sampel , lalu dibebaskan
larutan NaOH 30% ( dengan lakmus atau lemaknya dengan cara dienap tuang
fenoltallein) dan ditambahkan sedikit menggunakan larutan etanol 96%, dimasukan
CH3COOH 3 % agar suasana larutan agak kedalam erlenmeyer 250 mL , ditambahkan 50
sedikit asam (pH 6). Cek pH dengan kertas pH mL larutan H2SO4 1,25 % kemudian didihkan
universal dan dilihat hasilnya. selama 30 menit dengan menggunakan
Pengukuran sampel : Dipindahkan kedalam pendingin tegak, ditambahkan 50 mL NaOH 3,25
labu ukur 250 mL, dipaskan dan % dan didihkan lagi selama 30 menit, dalam
dihomogenkan, didinginkan, lalu ditimbang keadaan panas, disaring dengan corong yang
sampai konstan, bila kadar serat kasar > 1 % berisi kertas saring whatman 41 yang telah
abukan kertas saring beserta isinya, lalu diketahui bobot konstannya, cuci endapan yang
ditimbang sampai konstan. terdapat pada kertas saring berturut-turut
ipipet 10 mL larutan kedalam erlenmeyer, dengan H2SO4 1,25 %, air panas, dan etanol 96
ditambahkan 25 mL larutan luff dan beberapa %, angkat kertas saring beserta isinya,
butir batu didih serta 15 mL air suling, dimasukan kedalam cawan perselen yang telah
panaskan dicampuran tersebut dengan nyala diketahui bobot konstannya, dikeringkan(105oC).
yang tetap, diusahakan agar larutan dapat
mendidih dalam waktu 3 menit,didihkan terus Uji cemaran mikroba (Angka lempeng total):
selama tepat 10 menit kemudian didinginkan Disiapkan semua alat dan bahan yang akan
dalam bak berisi es, setelah dingin digunakan, Sterilkan pipet takar dan cawan petri
ditambahkan 15 mL larutan KI 20 % dan 25 mL didalam oven, setelah steril disiapkan tiga buah
H2SO4 25 % perlahan-lahan, dititar tabung reaksi untuk diisikan larutan pengencer
secepatnya dengan larutan thio 0,1 N 10-1 , 10-2, 10-3, pipet 1 mL sampel dan
(digunakan kanji sebagai penunjuk), dikerjakan dimasukan kedalam tabung reaksi yang berisi 9
Page 25
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
mL aquadest sampai 10-3 dan dihomogenkan, HASIL DAN PEMBAHASAN
pipet 1 mL pengenceran 10-2 dan 10-3, lalu
dimasukan kedalam cawan petri berbeda (triplo), Uji Fisik
Tabel 1. Hasil uji fisik
dituangkan media PCA 1⁄ cawan ,
3
dihomogenkan dan tunggu hingga media
membeku, dibungkus cawan dengan kertas dan
diinkubasi (1-2 hari) pada suhu 35 ± 1𝐶, diamati
dan dicatat pertumbuhan koloni pada setiap
cawan yang mengandung 30-300 koloni setelah
48 jam, hitung angka lempeng total dalam 1 g
atau 1 mL sampel dengan mengalikan jumlah
rata-rata koloni pada cawan dengan faktor
pengenceran yang digunakan.
Page 26
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Uji Kadar Protein Uji Angka Lempeng Total
Tabel 4. Hasil Analisis Protein Tabel 8. Hasil Analisis Angka Lempeng Total
Dari tabel diatas kadar protein yang Dari tabel data diatas hasil angka
diperoleh pada sampel susu sereal telah lempeng total yang didapatkan sesuai dengan
memenuhi syarat SNI 01-4270-1996 berarti SNI 01-4236-1996 karena tidak mencapai 5 x
sampel tersebut sangat baik untuk dikonsumsi 105.
karena mengandung protein yang tinggi.
Uji Cemaran Mikroba Kapang
Uji Kadar Lemak Tabel 9. Hasil Analisis Cemaran Mikroba
Tabel 5. Hasil Analisis Lemak Kapang
KESIMPULAN
Page 27
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
SARAN DAFTAR PUSTAKA
Dari penelitian yang telah dilakukan Nilma, MP dan Barwita Yuniana, M.Si .2010.
maka penulis menyarankan kepada kalangan Modul Mikrobiologi .Padang: SMAKPA.
masyarakat untuk meminum susu sereal ini.
susu sereal ini juga dapat dibuat sendiri. Selain Gusti, Eli dan Yeni Hermayanti. 2006. Modul
bahan-bahannya mudah didapat, proses Proksimat. Padang: SMAKPA.
pembuatannya tidak terlalu sulit sehingga dapat
dibuat dirumah. Dan untuk meningkatkan Herman, Busser. 1974. Penuntun Analisis
kandungan karbohidrat dalam pembuatan susu Jumlah. Balai Penelitian Kimia Bogor.
sereal ini seharusnya ditambahkan bahan
pangan yang mengandung karbohidrat yang M, Baedhowie dan Pranggonowati, Sri. 1989.
tinggi. Diharapkan juga pada peneliti berikutnya Petunjuk Praktek Pengawasan Mutu
untuk menambah parameter uji, sehingga mutu Hasil Pertanian.
dari susu sereal ini dapat diketahui dengan lebih
sempurna. Sumarna, Ardi. Inowyathye dan A.D,
Latifah.1992. Penuntun Kimia Industri. Bogor :
SMAKBO
Page 28
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISIS SALEP OBAT LUKA DARI EKSTRAK
BUAH MENGKUDU (M. citrifolia, L.)
E-Mail : eligusti
ABSTRAK
Salep ekstrak buah mengkudu adalah sediaan salep yang berisi ekstrak buah mengkudu, mengandung berbagai
zat aktif berupa antioksidan dan antibakteri. Buah mengkudu diketahui mengandung berbagai antioksidan yaitu
flavonoid glikosid, tannin, saponin, vitamin C, catalase, beta caroten, triterpenoid dan antraquinon yang
berpengaruh pada proses penyembuhan luka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran salep ekstrak
buah mengkudu dalam meningkatkan proses regenerasi jaringan luka.
Salep ekstrak buah mengkudu dapat meningkatkan proses regenerasi jaringan luka dan dapat dipakai sebagai
dasar penelitian lebih lanjut untuk jenis luka yang lain.
Dari analisis dan praktikum yang telah dilakukan dari uji metabolit sekunder berupa tanin didapatkan hasil positif,
saponin positif dan negatif glikosida triterpenoidnya, pH yang didapatkan adalah 4,85 berada dalam rentang pH
kulit yaitu antara 4,5 – 6,5. Serta negatif mikroba s.aureu, Angka Lempeng Total yang memiliki standar <10
didapatkan hasil negatif bakteri, uji potensi yang memiliki standar 1,2 didapatkan hasil 4,8 cm2, pada uji
sitronellal didapatkan hasil 33,57 %, pada uji kadar air didapatkan hasil 0,40%, pada uji homogenitas hasil
adalah normal dan uji organoleptik pada warna didapatkan hasil kecoklatan,pada bau didapatkan hasil khas dan
pada tekstur didapatkan hasil normal.
ABSTRACT
Mengkudufruits extract ointment is an ointment preparations containing mengkudu fruits extract, containing a
variety of active substances such as antioxidants and antibacterial. Mengkudu leaves contain a variety of
antioxidants such as flavonoids glycoside, tannins, saponin, vitamin C, catalase, beta carotene, triterpenoid, and
antraquinone that influence in wound healing process. This study aims to determine the role of mengkudu fruits
extract ointment in promoting the regeneration of wound tissue.
The mengkudu fruits extract ointment fot promote regeneration of wound tissue and can be used as a basis for
further research to other types of injuries.
From the analysis and lab testing has been done on secondary metabolites such as tannins obtained positive
results, saponins obtained positive and negative glycosides triterpenoidnya, pH the results obtained 4.85 hearts
skin pH range is between 4.5 to 6.5 . And negative yield microbial s. Aureus, Total Plate Count test that has a
standard <10 showed negative bacteria, the potential of which has a standard test showed 4.8 1.2 cm 2, the test
results obtained sitronellal 33.57%, of water content showed 0.40 %, , the homogeneity test results are normal
and organoleptic test showed a brownish color , the smell of typical results obtained and the results obtained
normal texture.
PENDAHULUAN
Selama ini, tidak banyak manusia yang tradisional selama lebih dari 2000 tahun. Ada
mengetahui manfaat lain dari mengkudu sebagai yang menyebutkan bahwa buah mengkudu yang
tumbuhan yang dapat menyembuhkan luka digunakan sebagai pembersih internal dan
sekaligus menghilangkan bekas luka yang sebagai pengobatan yang efektif untuk nyeri
efektif. Hanya saja pemanfaatan dari tumbuhan sendi dan kondisi kulit luar. Dalam beberapa
mengkudu ini kurang bila dibandingkan dengan kali, penelitian yang luas dilakukan di seluruh
tanaman herbal lainnya. dunia pada buah yang dikenal dengan sebutan
Secara tradisional, buah mengkudu noni ini dan hasilnya memang sangat positif
sangat banyak digunakan sebagai obat untuk anda dalam mengoptimalkan kesehatan.
Page 29
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Salep adalah krim yang digunakan untuk
menyembuhkan luka pada kulit bagian luar dan
yang terinfeksi. Adapun kandungan yang harus
ada dalam salep obat luka tersebut adalah
vaselin putih 82,75%, ekstrak hidroglikolik 15 %,
montanox80 2 %, mentol 0,05 %, nipagin0,15 %,
dan nipasol 0,05 %.
Salep obat luka yang beredar dipasaran
sangat banyak, tetapi yang menggunakan bahan
aktif dari ekstrak mengkudu masih sedikit.
Sehingga hal ini menjadi latar belakang penulis
untuk mengangkat judul “Pembuatan dan
Analisis Salep Obat Luka dari Ekstrak
Mengkudu” sebagai laporan Analisis Terpadu II
yang merupakan salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan studi di Sekolah Menengah
Kejuruan-SMAK Padang.
Metoda penelitian
Metoda yang digunakan untuk analisa
bahan dasar buah mengkudu yaitu Penetapan
Kadar Citronellal secara Acidimetri, Penetapan
Kadar Air Metode Termogravimetri, Penetapan
Tanin/Polyphenol secara kualitatif, Penetapan
zat aktif glikosida triterpenoid metode kualitatif,
Penetapan pH metode pH meter, Uji metabolit
sekunder zat aktif saponin metode kualitatif,
Penetapan Angka Lempeng Total secara Hitung
Cawan, Penetapan Staphylococcus Aureus
(S.Aureus) metode hitung cawan, Uji Potensi
Metode Difusi Cakram, Uji Homogenitas Metode
Kualitatif, Uji Organoleptik Metode Kualitatif .
Page 30
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
ditambahkan 2 ml asam asetat anhidrat, 2 ml pengenceran contoh salep ekstrak buah
H2SO4 pekat (pereaksi Liebermann-Burchard). mengkudu 10-2 dan 10-3 ke dalam masing-
Timbulnya warna ungu menunjukkan adanya masing cawan petri. Dituangkan media NA
glikosida triterpenoid. kedalam cawan petri masing cawann petri.
Cawan petri digoyangkan hingga media dan
Penetapan kadar sitronellal metode contoh homogen, lalu dibiarkan media
acidimetri membeku. Diinkubasikan dalam keadaan
Ditimbang ± 0,7 gram ekstrak Mengkudu. terbalik pada suhu 37 °C selama 45-48 jam. Lalu
Ditambahkan 15 mL NH2OH.HCl netral. diamati dan dicatat perubahan yang terjadi.
Ditambahkan 10 mL KOH-alkohol berlebih
terukur. Ditambahkan batu didih. Direfluks Penetapan Uji Potensi Metode Difusi Cakram
hingga mendidih selama 5 menit. Didinginkan Persiapan alat dan bahan. Disiapkan alat
segera, kemudian ditambahkan 2-3 tetes dan bahan untuk analisa. Disterilisasi cawan
indicator BPB (Brom Phenol Blue). Dititar petri di oven pada dengan suhu 160oc sebanyak
dengan HCl 0,5 N hingga titik akhir hijau 6 buah ,gelas piala 3 buah dan kertas saring.
kekuningan. Dikerjakan blanko (tidak perlu Siapkan suspensi bakteri . Disiapkan media NA.
direfluks). Buat konsentrasi larutan salep luka (dalam %)
sesuai kebutuhan. Buat suspensi bakteri dari
Penetapan Kadar Air Metode biakan murni bakteri. Masukan 5 mL aquadest
Termogravimetri steril kedalam biakan murni bakteri. Goyang
Ditimbang cawan porselen sampai bobot tabung reaksi sampai koloni bakteri lepas dari
konstan. Contoh salep sebanyak 1,5 gram agar dan pindahkan suspensi bakteri kedalam
dimasukkan ke dalam cawan (W 1). Selanjutnya erlenmeyer steril. Potong kertas saring dengan
salep dalam cawan dikeringkan dalam oven ukuran uang logam Rp 100,- dan masukan
pada suhu 105 - 110oC selama satu jam. potongan tersebut ke dalam larutan salep obat
Dinginkan dalam desikator sampai mencapai luka dari buah mengkudu sesuai dengan
suhu kamar, kemudian di timbang (W 2). konsentrasi yang telah ditentukan. Rendam
Pengeringan dan penimbangan dilakukan kertas saring selama 30 menit. Dipipiet 0,1 mL
sampai diperoleh berat tetap. suspensi bakteri,masukan kedalam cawan petri
steril secara aseptic. Tuang media NA steril
Penetapan Angka Lempeng Total Metoda kedalam cawam yang telah di isi suspensi
Hitung Cawan bakteri dan biarkan beku. Diambil kertas saring
Disiapkan semua alat dan bahan yang yang telah direndam dalam larutan salep luka
akan digunakan. Dipipet 9 mL larutan BPW dengan pinset, dimasukan kedalam cawan yang
dimasukan kedalam 3 tabung reaksi dan telah berisi media NA,bungkus dengan kertas
disterilkan dalam autoclave. Kemudian (letakan kertas saring dengan posisi tenga-
dimasukan 1 gram sampel ke dalam tabung tengah media). Inkubasi kedalam incubator.
reaksi 10-1 dan dihomogenkan. Pipet 10-1 Amati 2x24 jam.
sebanyak 1 mL dimasukan kedalam 10-2 dan
dihomogenkan. Pipet juga 10-2 sebanyak 1 mL Uji Homogenitas
dimasukan kedalam 10-3 dan dihomogenkan. Ditimbang 2 gram salep Mengkudu.
Dimasukan 10-2 dan 10-3 ke dalam cawan petri Diratakan diatas sebuah kaca alas yang telah
steril 1 mL pada masing-masing cawan yang disiapkan. Tingkat homogenitas diamati.
sudah diberi label. Ditambahkan media PCA 10-
15 mL ke dalam masing-masing cawan petri. Uji Organoleptik
Dihomogenkan dan dibiarkan media sampai Ambil sedikit contoh salep obat luka. Amati
membeku, Diinkubasi pada posisi terbalik tekstur. Amati warna. Catat hasil.
selama 24-48 jam. Diamati dan dihitung jumlah
koloni yang tumbuh dan dilaporkan sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN
jumlah koloni per mL gram sampe
Penetapan pH metode pH meter
Penetapan Staphylococcus Aureus Tabel 1 : Hasil analisa pH
(S.Aureus) metode hitung cawan No Parameter Hasil
Ditimbang 2 gram salep ekstrak buah 1 Uji pH 4.85
mengkudu. Dimasukkan kedalam tabung reaksi pH salep obat luka harus sesuai dengan
yang sudah berisi larutan BPW (sebagai 10-1), pH kulit yaitu antara 4,5 – 6,5 agar tidak terjadi
dihomogenkan. Pipet 1 ml dari 10-1 kedalam iritasi pada kulit.
tabung reaksi 10-2, dihomogenkan. Dipipet 1 ml
dari 10-2 kedalam tabung reaksi 10-3, lalu
dihomogenkan. Secara aseptis dipindahkan 1 ml
Page 31
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Penetapan Tanin/Polyphenol metode Penetapan Kadar Air Metode
kualitatif Termogravimetri
Tabel 2 : Hasil penetapan tanin Tabel 5 : Hasil Penetapan kadar air
No. Percobaan Hasil No. Percobaan Hasil Standar
Page 32
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Penetapan Staphylococcus Aureus Salep Salep Salep
(S.Aureus) metode hitung cawan
Tabel 7 : Hasil penetapan Staphylococcus Aures 2 Warna Coklat Coklat Coklat
No Parameter Hasil SNI muda muda muda
1. Uji S.Aureus (1x24 Negatif Negatif Produk Produk
Salep Salep Produk
jam)
Salep
2. Uji S.Aureus (2x24 Negatif Negatif
jam)
3 Aroma Khas Khas Khas
Bakteri s.aureus ini adalah bakteri
berbahaya yang biasanya terdapat pada saluran
Produk Produk Produk
pernafasan atas dan kulit pada individu. Infeksi salep salep salep
serius akan terjadi ketika adanya luka, penyakit,
atau saat pelemahan inang yaitu pada saat daya Uji organoleptik ini berguna untuk
imun melemah. Fungsinya melakukan uji mengetahui kualitas/mutu dari salep obat
cemaran mikroba ini adalah untuk mengetahui luka,pengujian ini dapat memberikan indikasi
kualitas dan serta melihat daya tahan salep kebusukan,kemunduran mutu dan kerusakan
sebagai antibakteri. lainnyua dari produk. Dari tabel diatas dapat
dikatakan bahwa salep obat luka dari ekstrak
Penetapan Uji Potensi Metode Difusi Cakram buah mengkudu ini sesuai dengan standar
Tabel 8: Hasil penetapan Uji potensi acuan yang kami gunakan selama proses
No. Konsentrasi Hasil pembuatan salep obat luka dari ekstrak buah
Standar mengkudu.
1. 5% -
KESIMPULAN
Page 34
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISA KERTAS HIAS AROMATERAPI DARI
BATANG PADI (Oryza sativa L)
Elizarni dan Yuli Amitha Septiana
ABSTRAK
Indonesia saat ini telah memiliki 14 pabrik bubur kertas dan 79 pabrik kertas dengan kapasitas masing-
masing 6,7 juta ton bubur kertas dan 10,36 juta ton kertas per tahunnya, tetapi hal tersebut tidak diimbangi
dengan pasokan bahan baku yang memadai. Saat ini, sebagian besar industri tersebut berjalan pada kapasitas
terpasangnya bahan baku dari hutan alam yang semakin menipis dan mahal. Daripada terus menggunakan pulp
berbahan dasar kayu yang masa pertumbuhannya sampai tahunan, juga jika menggunakan bahan baku kayu
maka akan menyebabkan berbagai kerugian antara lain bencana alam, dan juga untuk mengurangi pengundulan
hutan, sebaiknya mengganti bahan baku seperti batang padi yang memiliki serat yang bisa dijadikan pulp untuk
pembuatan kertas.
Pengujian yang dilakukan antara lain kadar air, kadar abu, kadar selulosa dan kadar lignin serta pH pulp
dan juga ketebalan kertas. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan sampel kertas dari
batang padi didapatkan kadar air adalah 5,73 %, sedangkan kadar abu pulp adalah 1,02 %, sedangkan kadar
selulosa dan ligninnya adalah 41,89 % dan 19,72 % . Serta didapatkan pH yaitu 6,95 dengan ketebalan kertas
0,12 mm.
ABSTRACT
Indonesia currently has 14 pulp and paper mills with a capacity of 79 each of the 6.7 million tons of pulp
and 10.36 million tonnes of paper per year but it is not offset by the supply of raw materials adequate. Currently,
most of the industry runs on the installed capacity of raw materials from natural forests dwindling and expensive.
Rather than continue to use wood-based pulp that future annual growth up, also when using wood raw material,
it will cause many disadvantages include natural disasters, and also to reduce deforestation, should replace raw
materials such as rice straw which has fiber that can be used as pulp for papermaking.
Tests were conducted, among others, moisture content, ash content, content of cellulose and lignin
content and pH of the pulp and paper thickness. From the results of the analysis has been done using paper
samples obtained from rice straw moisture content was 5.73%, while the ash content of the pulp was 1.02%,
while the cellulose content and ligninnya was 41.89% and 19.72%. And obtained the pH is 6.95 to 0.12 mm
paper thickness.
Page 35
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Batang padi juga mengandung serat yang Kecamatan Pauh Padang. Batang padi, kaporit
cukup banyak sehingga dapat digunakan sebagai 10 %, NaOH 3 %, pewarna makanan, biang
bahan dasar pembuatan kertas. Batang padi parfum.
memiliki kandungan bahan aktif yang tersusun
atas selulosa (40-45%), hemiselulosa (17-25%), Pembuatan produk
lignin (20%), dan mineral fosfor (0,016-0,02%)
serta kalsium (0,4%) (Akbarningrum Fatmawati,
N. Soeseno, N. Chiptadi dan S. Natalia Jurusan
Teknik Kimia, Falkutas Teknik Universitas BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
Surabaya). Daripada terus menggunakan pulp BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
berbahan dasar kayu yang masa BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
pertumbuhannya sampai tahunan, juga jika
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
menggunakan bahan baku kayu maka akan
menyebabkan berbagai kertas, kebanyakan BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
limbah batang padi hanya digunakan untuk BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
pupuk atau dijual kembali sebagai makan ternak. BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
kerugian antara lain bencana alam, dan BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
juga untuk mengurangi pengundulan hutan. BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
Untuk membuat pulp prosesnya adalah BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
dengan merebus batang padi dengan NaOH 3%
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
lalu direndam dengan kaporit 10 %. Dalam hal ini
NaOH berguna untuk menghidrolisis batang padi, BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
serta kaporit berguna untuk memutihkan pulp BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
tersebut. Pada saat pencetakkan kertas cukup BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
mudah karena pulp yang telah diencerkan dan BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
sudah diberi biang serta pewarna dituang keatas BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
cetakan screen sablon. Oleh karena itu penulis BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
tertarik memilih judul “Kertas Hias Aromaterapi
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
dari Batang Padi (Oryza sativa L)”.
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
BAHAN DAN METODE BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
Metoda yang digunakan adalah untuk analisa BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
parameter pulp dari batang padi adalah kadar BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
abu, metoda gravimetri, penetapan pH kadar
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
selulosa dan lignin. Serta untuk analisa produk
kertas yaitu kadar air metoda gravimetri juga uji BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
ketebalan pada kertas. BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
Alat dan bahan BBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBB
Alat yang digunakan adalah, alat gelas pada
laboratorium , screen sablon.
Bahan baku untuk pembuatan kertas adalah Gambar 1 . Skema Pembuatan Produk
batang padi. Batang padi diambil dari sawah
didaerah Kelurahan binuang kampuang dalam,
dalam furnace pada suhu 550 ºC, lalu timbang
Cara pengujian mutu produk sampai bobot konstan.
Uji Fisik
Tabel 2. Hasil Uji Organoleptik
Page 37
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
pemasak, suhu, waktu pemasakan dan jenis SARAN
bahan baku yang digunakan untuk pulp. Saran untuk pembaca yaitu dapat juga
melakukan analisa dengan parameter yang lain,
Kadar Lignin penulis berharap untuk penelitian selanjutnya
Dari analisa yang telah dilakukan didapatkan dapat memberikan membuat kertas dari Batang
hasil kadar lignin adalah 19,72%. Analisa ini Padi yang memiliki kualitas yang baik, serta
sudah memenuhi range standar yaitu 20 %. mendapatkan kertas yang tipis dan rata dikedua
Dalam proses pembuatan pulp, lignin sisinya. Sehingga Batang Padi tidak dijadikan
merupakan unsure yang tidak diinginkan dan limbah dari hasil penggilingan padi tapi dapat
harus dipisahkan dari selulosa. Lignin yang dipergunakan oleh masyarakat untuk membuat
tersisa dalam pulp dapat menyebabkan kertas karya dari kertas. Dan perlu dilakukan penelitian
menjadi berwarna coklat. lebih lanjut.
Page 38
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISIS ZAT WARNA ALAMI DARI KULIT
BUAH NAGA (Hylocereus Polyrhizus) SEBAGAI PEWARNA
MAKANAN
Erlina dan Waliyadin Nasri
Laboratorium SMK-SMAK Padang
Jl. Alai Pauh V Kel. Kepalo Koto no 13 Kec. Pauh Kota Padang
E-Mail : waliyadinnasri45@gmail.com
ABSTRAK
Kulit buah naga merupakan limbah hasil pertanian yang selama ini belum dimanfaatkan,
padahal kulit buah naga mengandung zat warna alami antosianin cukup tinggi. Antosianin merupakan
zat warna yang berperan memberikan warna merah dan merupakan golongan betalain yang
berpotensi menjadi pewarna alami untuk pangan dan dapat dijadikan alternatif pengganti pewarna
sintetik yang lebih aman bagi kesehatan. Penelitian bertujuan untuk mengekstrak zat warna
antosianin dari kulit buah naga (Hylocereus Polyrhizus) dan diaplikasikan sebagai pewarna alami
pangan. Ekstraksi antosianin dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 80%.
Parameter yang diterapkan pada penentuan kestabilan ekstrak yang diperoleh adalah pemanasan
pada temperatur 25 ºC-100 ºC, variasi pH 2,5- 9,5, dan pembandingan dengan perlakuan pemanasan
dan paparan cahaya matahari.
Serbuk antosianin diperoleh dengan pengeringan ekstrak antosianin menggunakan metode
freeze drying. Serbuk antosianin yang diperoleh diaplikasikan sebagai pewarna alami pangan, seperti
yoghurt, es krim, dan adonan kue bolu. Pada uji kestabilan antosianin terhadap perubahan
temperatur dan perubahan pH diperoleh warna antosianin paling stabil pada pH 4,5 dan pada
temperatur dibawah 40 °C. Ekstrak yang ditambahkan asam, stabil terhadap pemanasan dan
paparan cahaya matahari. Serbuk antosianin dapat diaplikasikan sebagai pewarna alami pangan
untuk makanan yang penyimpanannya dalam suhu rendah seperti es krim dan yoghurt.
ABSTRACT
The skin of Dragon Fruit is a agriculture waste currently unutilized despite its antocyanin
coloring substance highly. Antocyanin is a coloring agent red in color which belong to the betalain
species potential to be used as food coloring substance and as an alternative to synthetic coloring
substance and is safer for health. The objective of this research is to extract the antocyanin coloring
substance from the skin the Dragon Fruit (Hylocereus Polyrhizus) and its application as a safe natural
coloring substance. The extraction of antocyanin was done through maceration method using 80%
ethanol solvent. The parameters determined the stability of antocyanin were variation of temperature
at 25 °C- 100 °C, variation of pH at 2,5- 9,5, heating and sunlight exposure.
Antocyanin powder was found using freeze drying method. The antocyanin powder was then
applied as food natural coloring substance, added to yoghurt, ice cream, and cake’s dough. During
the antocyanin stability test against temperature change and pH change, a stable antocyanin color
was obtained at pH 4,5 and at temperature below 40 °C. Extract added with acid is stable against
heating and exposure to sunlight. Antocyanin powder could be applied as natural coloring substance
for food stored at low temperature such as ice cream and yoghurt.
Page 39
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PENDAHULUAN buah naga mengandung zat warna alami cukup
tinggi. Sejauh ini belum banyak penelitian yang
Penggunaan zat warna sebagai bahan mengungkapkan informasi yang lebih luas
tambahan pangan mendapat perhatian karena tentang potensi kandungan pigmen pada
sering sekali terjadi penyalahgunaan zat warna kekayaan hayati negeri kita sendiri, termasuk
sintetik yang bukan untuk pangan. juga penelitian yang menjelaskan tentang
Penyalahgunaan ini terjadi karena zat warna metode ekstraksi yang tepat dan aman serta
untuk makanan harganya lebih mahal dari zat aplikasinya pada proses pengolahan makanan
warna sintetik yang bukan untuk pangan. masih sangat terbatas dilakukan.
Pemakaian zat warna sintetik yang bukan untuk
pangan dapat membahayakan kesehatan BAHAN DAN METODE
manusia. Oleh karena itu perlu dicari zat warna
alami yang aman dan harganya lebih murah Metode Penelitian
(Violalita, 2010). Metode yang digunakan untuk analisa bahan
baku yaitu dengan cara ekstraksi. Untuk analisa
Antosianin adalah salah satu pigmen yang produk zat warna alami metode yang digunakan
terdapat pada tanaman yang berpotensi adalah Penetapan kadar secara gravimetri,
dijadikan sebagai zat warna makanan atau Penetapan kadar abu secara gravimetri, Uji
minuman dan dapat menggantikan zat warna stabilitas warna pada pH secara spektrofotometri
sintetis. Antosianin berperan dalam pemberian UV-VIS dan Uji kehalusan.
zat warna mulai dari merah tua sampai biru pada
bunga, buah, dan daun tanaman. Selain dapat Sumber bahan baku pembuatan zat warna
dijadikan sebagai zat warna alami, antosianin Bahan baku untuk pembuatan zat warna ini
juga termasuk dalam senyawa flavonoid yang adalah kulit nuah naga. Kulit buah naga
memiliki fungsi sebagai antioksidan alami (Janna diperoleh langsung dari beberapa tempat
et al, 2006). penjual jus di sekitar pasar baru, bandar buat
Zat warna makanan merupakan zat yang dan lubeg, Padang.
sering digunakan untuk memberikan efek warna
pada makanan sehingga makanan terlihat lebih Alat yang digunakan, alat gelas di Laboratorium
menarik sehingga menimbulkan selera untuk ,furnace, kompor, gas, tang cawan,
mencicipinya. Menurut Winarno (1995), yang spektrofotometer UV-VIS, kuvet, shaker, botol
dimaksud dengan zat warna adalah bahan
semprot, baki.
tambahan makanan yang dapat memperbaiki
warna makanan yang berubah atau menjadi
pucat selama proses pengolahan atau untuk
Bahan yang digunakan Kulit buah naga,
memberi warna pada makanan yang tidak
berwarna agar kelihatan lebih menarik. aquades , NaOH 20%, HCl 6.76%
Zat warna makanan terdiri atas 2 yaitu zat
warna alami dan zat warna buatan. Zat warna
alami adalah zat warna yang diperoleh dari Pembuatan produk
tumbuhan atau dari sumber-sumber mineral. Sisik dipisahkan dari kulitnya
Biasanya zat warna ini telah digunakan sejak
dulu dan umumnya dianggap lebih aman
daripada zat warna sintetis.zat warna buatan
adalah za warna yang dihasilkan dari proses
Ditimbang sebanyak 500 gram kulit buah naga
sintnetis melalui rekayasa kimiawi. Zat warna
buatan terbuat dari bahan kimia seperti tartazin
untuk warna kuning, brilliant blue untuk warna
biru dan alurared untuk warna merah.
Salah satu tanaman yang berpotensial Diblender kulit yang sudah dipisahkan dari sisiknya
sebagai sumber pigmen antosianin adalah kulit
buah naga ( Hylocereus Polyrhizus ). Kulit buah
naga merupakan limbah hasil pertanian yang
selama ini belum dimanfaatkan, padahal kulit
Direbus kulit yang sudah diblender
dalam panci
Page 40
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
sampai pengabuan sempurna. Didinginkan
Ditambahkan air ke dalam panci sebelum didalam desikator selama ± 15 menit, lalu
direbus dengan perbandingan 1 : 10 ditimbang sampai bobot konstan.
Uji stabilitas warna pada pH metode
spektrofotometer UV-VIS
Ditimbang dengan teliti sebanyak ± 1 gram
Direbus bahan hingga volume air menjadi bubuk zat warna. Dilarutkan dengan 100 ml
setengah, kalau ingin lebih kental lagi aquades didalam gelas piala 250 ml dan
perebusan bisa diperkecil menjadi sepertiga. diencerkan sampai pengenceran 10-2.
Dipisahkan antara larutan dan endapan dengan
cara disaring, setelah itu dimasukkan kedalam 8
buah tabung reaksi. Diatur pH pada larutan zat
warna mulai dari pH 1 sampai 8. Diukur nilai
Saring hasil ekstrak dengan menggunakan absorban maksimum dan panjang
kain, lalu filtrat yang mengental dijemur gelombangnya dengan spektrofotometer UV-
VIS.
Page 41
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Uji stabilitas warna pada pH metode 3. Uji stabilitas warna pada pH dengan
spektrofotometri V-VIS menggunakan metode spektrofotometri
Tabel 3. Pengaruh pH terhadap stabilitas zat UV-VIS, zat warna dari kulit buah naga
stabil pada pH asam yaitu pH 3 dan 4
warna kulit buah naga
dengan panjang gelombang 500 nm.
4. Uji kehalusan dari zat warna didapatkan
sebesar 69,34 %. Untuk derajat
kehalusan dari zat warna dapat
ditetapkan dengan cara melewatkan
pada pengayak yang dapat digoyang
secara mekanik yang memberikan
gerakan berputar pada ketukan. Dan
dapat disimpulkan zat warna ini halus.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Dari analisa yang telah dilakukan, Arja, Sari Fania, 2013, Isolasi, Identifikasi, dan
Derajat kehalusan dapat ditetapkan dengan cara Uji Antioksidan Senyawa Antosianin dari Buah
melewatkan pada pengayak yang dapat sikaduduak (Melastoma malabathricum L.) serta
digoyang secara mekanik yang memberikan Aplikasinya sebagai Pewarna Alami . 2 (1) : 124-
gerakan berputar dan ketukan. Kehalusan dari 127
serbuk zat warna adalah sebesar 68.57 % ,
67,85 % , 71,60 %. Sudarmadji, Slamet dkk. 2003. Analisa Bahan
Makanan dan Pertanian. Yogyakarta: Liberty.
KESIMPULAN
Dari hasil praktikum Analisis Terpadu II pada Janna, O. A., Khairul, A., Maziah, M., dan Mohd
pembuatan dan analisis zat warna alami dari Y. 2006. Flower Pigment Analysis of Melastoma
kulit buah naga sebagai pewarna makanan malabathricum. Di dalam African Journal of
dapat disimpulkan : Biotechnology Vol 5 (2), pp. 170-174.
1. Kadar air yang terdapat dalam zat warna Violalita, Fidela. 2010. Ekstraksi Pigmen
adalah sebesar 11,43 %. Didapatkan Antosianin Buah Senduduk (Melastoma
kadar yang tinggi dimungkinkan karena malabathricum L.) dan Aplikasinya pada
kandungan air yang tinggi pada kulit Pangan. Fakultas Teknologi Industri Pertanian
buah naga. Universitas Andalas. Padang
2. Kadar abu yang terdapat dalam zat
warna adalah sebesar 2,48 %. Dari hasil Yeniza. 2005. Modul Analisis Gravimetri.
analisa yang dilakukan ini dapat Padang : Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK
disimpulkan zat warna dari kulit buah Padang
naga ini tidak mengandung logam
berbahaya dan aman untuk dikonsumsi.
Page 42
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
AMONIASI JERAMI PADI (Oryza Sativa)
UNTUK PAKAN TERNAK
Fifi Yarni, Riki Afriyadi, Ulfa Tulhasanah dan Wahyuni Fitri *)
ABSTRAK
Jerami padi mempunyai potensi besar sebagai pakan ternak ruminansia, terutama sebagai sumber
serat. Ketersediaan jerami padi cukup luas di berbagai daerah di Sumatera Barat, dengan jumlah yang
melimpah. Akan tetapi, kualitas gizinya rendah, yang ditandai dengan rendahnya kandungan protein dan
tingginya kandungan silika dan lignin, sehingga mengakibatkan rendahnya kecernaan jerami padi. Untuk itu
dilakukan amoniasi pada jerami guna meningkatkan kandungan nitrogen dan kecernaan, selain itu amoniasi juga
mudah dilakukan. Dengan demikian jerami padi dapat di jadikan alternatif pakan ternak pada musim kemarau
dan salah satu usaha pemanfaatan limbah pertanian. Hasil analisa dari jerami padi yang telah diamoniasi ini
memiliki kandungan sebagai berikut : Kadar Protein 13,08 %, Kadar Air 7,37 %, Angka Lempeng Total 6,0 x 105
CFU/g, Kadar Neutral Detergent Fiber 34,5 %, Kadar Abu 12 %, Kadar Lemak 6,96 Kadar Karbohidrat 8,32 %,
Kadar Serat Kasar 3,40 %, Kadar Kalsium 2,10 %.
ABSTRACT
Rice straw has a great potential as ruminant feed, particularly as a source of fiber. Availability of rice
straw is quite widespread in various areas in West Sumatra, with an abundant amount. However, the low
nutritional quality, which is characterized by low protein content and high content of silica and lignin, resulting in
the low digestibility of rice straw. For that carried ammoniation on the straw to increase the nitrogen content and
digestibility, besides ammoniation is also easy to do . Thus rice straw can be made in alternative forage in the dry
season and one of the commercial utilization of agricultural waste. The results of analysis of rice straw has this
diamoniasi contains the following : content of Neutral Detergent Fiber 34.5 %, content of Ash 12%, the fat
content of 6,96 %, protein content 13,08%, water content 7,37%, total plate count 6,0 x 10 5 CFU/g, carbohydrate
content 8,32 %, crude fiber content 3,40 %, calcium content 2,10 %
PENDAHULUAN
Sebagian besar penduduk di daerah pedesaan pengganti rumput. Limbah pertanian seperti
bermata pencaharian sebagai petani dan jerami padi dapat dijadikan alternatif sebagai
peternak yang semua itu dilakukan secara pakan ternak karena di daerah pedesaan jumlah
tradisional, sehingga hasil yang didapatkanpun jerami padi sangat banyak,oleh karena itupenulis
relatif rendah. Rendahnya produksi ternak dapat tertarik untuk melakukan penelitian
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan tentangamoniasi jerami untuk pakan ternak.
peternak mengenai cara pemeliharaan yang baik Hewan ternak meliputi sapi, kerbau, kambing
dan benar, belum ada upaya pemeliharaan dan domba mempunyai peran penting bagi
secara intensif dan sulitnya mendapatkan peternakdi pedesaan maka kebutuhan nutrisi
hijauan/rumput.Untuk meningkatkan populasi ternak perlu diperhatikan dengan memberikan
ternak tertentu membutuhkan rumputan yang pakan yang bermutu. Karena keberhasilkan
lebih banyak dan berkualitas, namun itu semua usaha ternak ditentukan dari pakan yang
mengalami hambatan karena semakin diberikan. Kebutuhan pakan ternak yang
menyempitnya lahan karena terus meluasnya bermutu tidak harus mahal dan susah di dapat,
pemukiman penduduk dan adanya musim bahan yang digunakan dan teknik pengolahan
kemarau. Oleh karena itu pengembangan ternak yang tepat akan menghasilkan mutu yang baik
lebih menguntungkan jika ada alternatif tanpa biaya yang besar. Pemberian pakan
Page 43
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
berperan penting dalam menunjang produktifitas kualitatif, kontinuitas serta keseimbangan zat
ternak.Amoniasi merupakan cara pengolahan pakan yang terkandung di dalamnya. Pakan
kimia dengan menggunakan amonia untuk adalah segaalah sesuatu yang dapat diberikan
meningkatkan daya cerna bahan pakan berserat sebagai sumber energi dan zat-zat gizi.
sekaligus meningkatkan kadar nitrogen (N).
Bahan pakan adalah (bahan makanan ternak)
Amoniasi jerami padi adalah proses pengolahan
adalah segalah sesuatu yang dapat diberikan
jerami padi menggunakan amonia ( urea )
kepada ternak baik yang berupa bahan organik
dengan pemeraman pada kondisi anaerob.
maupun anorganik yang sebagian atau
Proses ini merubah tekstur jerami menjadi lunak
semuanya dapat dicerna tanpa mengganggu
dan rapuh sehingga mudah dicerna.
kesehatan ternak.Bahan pakan terdiri daribahan
Peningkatan kandungan protein juga terjadi
organik dan anorganik. Bahan organik yang
pada jerami amoniasi karena peresapan
terkandung dalam bahan pakan, protein,
nitrogen dari urea. Proses ini juga
lemak,serat kasar, bahan ekstrak tanpa
menghilangkan aflatoksin/ jamur dalam jerami
nitrogen, sedang bahan anorganik seperti
(Anonimus, 2011).
calsium,phospor,magnesium, kalium, natrium
Prinsip dalam teknik amoniasi ini adalah
(Riwan. 2005).Bagi semua makhluk hidup,
penggunaan urea sebagai sumber amoniak
pakan mempunyai peranan sangat penting
yang dicampurkan ke dalam jerami. Amoniasi
sebagai sumber energi untuk pemeliharaan
dapat dilakukan dengan cara basah dan cara
tubuh, pertumbuhan dan perkembangbiakan.
kering. Cara basah yaitu dengan melarutkan
Selain itu, pakan juga dapat digunakan untuk
urea ke dalam air kemudian baru dicampurkan
tujuan tertentu, misalnya untuk menghasilkan
dengan jerami. Sedangkan cara kering ureanya
warna dan rasa tertentu. Fungsi lainnya
langsung ditaburkan pada jerami secara
diantaranya yaitu sebagai pengobatan,
berlapis. Pencampuran urea dengan jerami
reproduksi, perbaikan metabolisme lemak dll.
harus dilakukan dalam kondisi hampa udara (an-
(Abbas, Hafil dkk. 2005).
aerob) dan dibiarkan/disimpan selama satu
bulan. Urea dalam proses amoniasi berfungsi BAHAN DAN METODE
untuk menghancurkan ikatan-ikatan lignin,
selulosa, dan silica yang terdapat pada jerami, Metode Penelitian
karena lignin, selulosa, dan silica merupakan Analisa yang digunakan untuk amoniasi jerami
faktor penyebab rendahnya daya cerna padi untuk pakan ternak yaitu penetapan kadar
jerami.(Anonimus, 2011). protein metoda mikro kjedhal penetapan kadar
air metoda thermogravimetri, uji angka lempeng
Amoniasi dapat meningkatkan kualitas gizi
total (ALT), penetapan kadar lemak metoda
jerami agar dapat bermanfaat bagi ternak.
sokletsai, penetapan kadar abu metoda
Proses ini dapat menambah kadar protein kasar
gravimetri, penetapan kadar Neutral Detergent
dalam jerami. Kadar protein kasar diperoleh dari
Fiber metoda gravimetri, penetapan kadar
amonia yang terdapat dalam urea.Amonia
karbohidrat metoda luff school, penetapan kadar
berperan memuaikan serat selulosa. Pemuaian
serat kasar metoda gravimetri, penetapan kadar
selulosa akan memudahkan penetrasi enzim
kalsium metoda titrimetri
selulase dan peresapan nitrogen, sehingga
meningkatkan kandungan protein kasar jerami. Bahan baku terdiri dari urea, air, dan jerami padi
(Abdullah. 2008)Pakan adalah makanan/asupan (Oryza Sativa).Urea dibeli pada seorang
yang diberikan kepada hewanternak pedagang penjual pupuk di jalan Alai Pauh V,
(peliharaan). Istilah ini diadopsi dari bahasa Padang. Air yang diguanakan berasal dari air
Jawa. Pakan merupakan sumber energi dan sumur yang diambil dari rumah kos Riki Afriyadi.
materi bagi pertumbuhan dan dan kehidupan Sedangkan jerami padi didapat dari seorang
makhluk hidup . Zat yang terpenting dalam petani yang telah panen di daerah Lubuk Buaya,
pakan adalah protein. Pakan berkualitas adalah Padang, Jerami padi, urea, dan air.
pakan yang kandungan protein, lemak, Alat yang digunakan, Kantong plastik bewarna
karbohidrat, mineral dan vitaminnya seimbang. hitam, pengikat/tali, dan ember.
Pada umumnya pengertian pakan (feed)
digunakan untuk hewan yang meliputi kuantitatif,
Page 44
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Kantong plastik menit.Destruksi dihentikan jika warna larutan
hitam dilapisi 2 Masukan 10 kg telah berubah menjadi hijau jernih.Jika larutan
dengan jerami yang telah hijau jernih, dihentikan proses destruksi
memasukkan telah dipotong.
lembar pertama Berukuran 10 – dan didinginkan larutan didalam penangas
kedalam lembar 15 cm air.Apabila larutan telah dingin dipindahkan
kedua kedalam labu ukur 100 ml.Bilas terlebih dahulu
labu kjedhal denga aquadest hingga bersih.
Diencerkan larutan dengan aquadest hingga 100
Campurkan larutan
ml, pas kan dan homogen.
Larutkan 580 gram urea tersebut Tahap Destilasi :
urea kedalam kedalam kantong Pipet 10 ml sampel dan dimasukkan kedalam
3300 ml air. plastik yang berisi labu suling, ditambahkan 2-3 tetes indkator
Homogenkan jerami. Diaduk-aduk PP.Pasang dan disiapkan semua alat Destilasi
sampai semua dan dibolak-balik
urea larut hingga merata mulai dari labu suling, pendingin lurus dan
seluruhnya erlenmeyer penampung yang dihubungkan
dengan sumber air menggunakan selang
air.Erlemeyer untuk menampung destilat diisi 10
ml H3BO3 2% dan 3 tetes indicator MM.Pada
Selanjutnya ikat Kantong plastic labu suling tambahkan 5 ml larutan NaOH 30%
plastik lapisan disimpan pada dengan pipet takar.Proses destilasi dapat
pertama pada tempat yang dihentikan pada saat warna destilat didalam
bagian atas, dan aman, waktu
kemudian ikat penyimpanan
erlenmeyer telah berwarna kuning.Pendingin
lapisan plastik selama 4 lurus dibilas dengan aquadest dan hasil bilasan
kedua minggu ditampung pada destilat tersebut.
Tahap Titrasi :
Buret diisi dengan larutan HCL 0,01 N,
Lalu jerami padi kemudian titar destilat tersebut.Titrasi dilakukan
Setelah 4 hasil amoniasi hingga warna sampel berubah menjadi orange
minggu, jerami dikering-anginkan (TAT).
padi hasil selama 1-3 hari
amoniasi dapat hingga bau
dibuka menyengat Penetapan Kadar Air Metode
ammonia hilang Thermogravimetri :
Dikeringkan cawan porselen didalam oven
Kemudian jerami
selama 1 jam dengan suhu 1050C. Dinginkan
padi amoniasi dalam desikator kurang lebih 10 menit kemudian
sudah bisa ditimbang sampel 1 gram (m) dan dimasukkan
diberikan kepada kedalam cawan penguap (m1). Dipanaskan
ternak sapi dalam oven 1050 derajat selama 12 – 16 jam.
Cawan dan sampel dikeluarkan dari oven dan
didinginkan dalam desikator selama 10 menit
Gambar 1. Skema Pembuatan Produk (m2). Ditimbang hingga didapat bobot konstan.
Penetapan Kadar Protein Metode Mikro Uji Angka Lempeng Total (ALT) :
Kjedhal Dihomogenisasi Sampel (Sampel Dalam Bentuk
Tahap Destruksi : Padat) :
Sampel ditimbang sebanyak 0.5100 gr secara Ditimbang sejumlah 5 gram cuplikan kedalam
teliti dengan menggunakan Neraca wadah sampel steril. Ditambahkan 45 ml larutan
analitik.Sampel yang telah ditimbang pengencer hingga diperoleh pengenceran 1:10
dimasukkan kedalam labu kjedhal.Campuran lalu dihomogenkan. Pipet 5 ml dari pengenceran
Selen ditimbang 2 gr dengan Neraca kasar, 1 : 10 dan ditambahkan 45 ml larutan pengencer
kemudian ditambahkan campuran Selen pada hingga diperoleh pengenceran 1:100 lalu
sampel dalam labu kjedhal.H2SO4 pekat dihomogenkan. Pipet 5 ml dari pengenceran 1 :
ditambahkan 25 ml dan beberapa butir batu 100 dan ditambahkan 45 ml larutan pengencer
didih kedalam labu kjedhal.Proses destruksi hingga diperoleh pengenceran 1:1000 lalu
dilakukan diatas nyala api kompor gas dengan dihomogenkan.
api kecil, dimana labu kjedhal dipasang miring Prosedur :
pada standar dan klem saat proses destruksi Lakukan persiapan homogenisasi sampel.
berlangsung.Api kompor gas dapat Dipipet 1 ml dari masing-masing pengenceran
dibesarkansetelah pemanasan sekitar 15 menit kedalam cawan petri steril secara duplo.
dan kocok larutan yang di destruksi setiap 15 Dituangkan 12-15 ml media PCA yang telah
Page 45
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
dicairkan yang bersuhu 45± 10 C kedalam ditambahkan indikator pp 2-3 tetes.Ditambahkan
cawan petri. Digoyangkan cawan petri dengan larutan NaOH 30 % tetes demi tetes hingga
hati-hati hingga sampel tercampur rata dengan netral, cek dengan indikator universal (menjadi
perbenihan. Dibiarkan hingga campuran dalam warna pink seulas), jika telah netral ditambahkan
cawan petri membeku. Dimasukkan semua larutan CH3COOH 3% tetes demi tetes hingga
cawan petri dengan posisi terbalik kedalam suasana larutan sedikit asam ( pH 6 ) Cek pH
inkubator dan inkubasikan pada suhu 35 ± 10 C dengan kertas pH universal. Dipindahkan isinya
selama 24-48 jam. Dicatat pertumbuhan setiap ke dalam labu ukur 500 ml diencerkan dengan
koloni pada setiap cawan yang mengandung 30 aquades dan himpitkan hingga tanda garis,
- 300 koloni setelah 48 jam. Hitung angka dihomogenkan. Larutan disaring dengan
lempeng total dalam 1 ml sampel dengan bantuan corong dan kertas saring lipat-berlipat,
mengalikan jumlah rata – rata koloni pada filtrat dipipet sebanyak 10 ml dengan pipet
cawan dengan faktor pengenceran yang gondok dan pindahkan ke dalam
digunakan. erlenmeyer.Tambahkan 15 ml aquadest dan
Penetapan Kadar Neutral Detergen Fiber (NDF) pipet dengan pipet gondok 25 ml larutan luff
Metoda Gravimetri : schoorl serta ditambahkan beberapa butir batu
Sampel sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke didih. Larutan dipanaskan dengan nyala tetap,
dalam gelas piala berukuran 500 ml, serta usahakan agar larutan dapat mendidih dalam
ditambahkan dengan 50 ml larutan NDS dan 0,5 waktu 3 menit, dan didihkan terus selama tepat
gram Na2SO3. Dipanaskan selama 1 10 menit ( dihitung dari saat mulai mendidih
jam.Lakukan penyaringan dengan bantuan dengan stop watch ) dalam penangas
pompa vakum, lalu dibilas dengan air panas dan air.Larutan didinginkan dalam bakes, setelah
aseton.Hasil penyaringan tersebut dikeringkan dingin tambahkan 25 ml larutan H2SO4 25 % dan
dalam oven 1050C. Setelah itu dimasukkan 15 ml larutan KI 20% perlahan-lahan (terbentuk
dalam desikator selama 1 jam, kemudian warna coklat ). Secepatnya titar dengan larutan
dilakukan penimbangan akhir. thio 0,1 N sampai warna kuning
gading.Tambahkan ± 1ml amilum, titar kembali
Penetapan Kadar Abu Metoda Gravimetri : dengan larutan thio hingga TAT ( endapan biru
Dikeringkan cawan porselen didalam oven hilang ).Penitaran dilakukan duplo, kerjakan juga
selama 1 jam dengan suhu 105℃. Didinginkan blanko seperti sampel diatas.
dalam desikator kurang lebih 10 menit kemudian
ditimbang. Ditimbang sampel kurang lebih 3 Penentuan Serat Kasar Metode Gravimetri :
gram dengan teliti dan dimasukkan kedalam Ditimbang sampel sebanyak 2 gram secara teliti
cawan porselen. Diarangkan sampel dengan menggunakan neraca analitik. Dipindahkan
menggunakan kompor gas. Dipijarkan sampel sampel kedalam gelas piala 250 mL. Untuk
dengan suhu 600 C selama 3-4 jam dalam pembebasan lemak ditambahkan ethanol 96%
furnace. Didinginkan dalam desikator selama 10 15 mL dan aduk kemudian diamkan sebentar.
menit lalu ditimbang dengan teliti hingga di dapat Enap tuangkan larutan tersebut, dengan kertas
berat konstan. saring kedalam
Erlenmeyer 250 mL.Angkat kertas saring yang
Penetapan Kadar LemakMetoda Sokletasi: telah berisi endapan lalu keringkan.
Ditimbang sampel dengan teliti sebanyak 1 gram Ditambahkan ± 50 mL larutan H2SO4 1,25%
dan bungkus dengan kertas saring bebas lemak. kedalamnya dan diaduk. Dipasang pendingin
Sampel dimasukkan dalam tabung soklet yang tegak pada mulut Erlenmeyer Panaskan ( refluk)
telah berisi pelarut N-Heksana.Lakukan selama 30 menit dengan penangas air. Jika
ekstraksi hingga pelarut bewarna jernih (±5 telah selesai langsung ditambahkan ± 50 mL
jam). Lalu dikeluarkan sampel dari alat soklet. larutan NaOH 3,25% Lakukan refluk kembali
Dipisahkan pelarut dari lemak yang didapatkan. selama 30 menit.Jika telah selesai saring larutan
Setelah itu anaskan labu ke dalam oven selama dalam keadaan panas dengan kertas saring
2 jam dengan suhu 105 C. Didinginkan dalam yang telah ditimbang konstan sebelumnya dan
desikator selama 10 menit kemudian ditimbang corong.Lakukan pencucian dengan H2SO4
hingga di dapatkan berat labu konstan. Hitung panas 1,25%, air panas dan terakhir dengan
kadar lemak yang didapatkan. ethanol 96% ( masing-masing 25 mL). Angkat
endapan dan kertas saring serta dipindahkan ke
Penentuan Kadar Karbohidrat Metoda Luff cawan penguap yang telah ditimbang konstan
Schorl : beratnya terlebih dahulu. Dikeringkan endapan
Sampel ditimbang sebanyak 5 gram secara teliti tersebut dalam oven dengan suhu 105°C
di erlenmeyer. Ditambahkan 200 ml larutan HCL selama 2 jam. Didinginkan dalam desikator
3 %, Dipanaskan dengan pendingan tegak selama 15 menit. Ditimbang hingga didapatkan
selama 3 jam.Larutan didinginkan lalu bobot konstan. Dihitung kadar serat kasar.
Page 46
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Penetapan Kadar Ca metoda Titrimetri : 106 koloni / gram. Jumlah bakteri pada jerami
Ditimbang 0,2000 gram sampel dengan neraca setelah di amoniasi lebih sedikit dari standar
analitik. Diarangkan diatas kompor gas. yang diperbolehkan (SNI) berarti jumlah bakteri
Diabukan dalam furnace 800oC terbentuk abu yang terdapat pada jerami hasil amoniasi
sempurna. Abu yang dihasilkan dilarutkan hasilnya bagus (memenuhi standar SNI Pakan
dengan sedikit HCl 4 N ke labu ukur 250 ml. Ternak).
Dibilas cawan dengan aquadest ke labu ukur
tadi. Dipaskan sampai tanda batas dengan Penentuan Kadar Neutral Detergent Fiber
aquadest dan dihomogenkan.Dipipet 10 ml ke Metoda Gravimetri
dalam erlenmeyer.Tambahkan 3 ml NaOH 30 Tabel 4. Hasil Analisis Kadar Neutral Detergent Fiber
%.Titar dengan EDTA 0,05 M ( TAT ungu ).
SARAN
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan Dalam hal ini penulis melakukan amoniasi pada
didapatkan kadar Ca 2,10 % dengan standar jerami padi guna pemanfaatan limbah pertanian
maksimum 1,20 % dan standar minimum 0,90%. yang terbuang sia-sia. Oleh karena itu penulis
Dengan kadar Ca yang didapatkan berarti berharap agar masyarakat dapat melakukan
jerami padi hasil amoniasi tidak sesuai dengan pemanfaatan yang sama untuk meminimalkan
SNI pakan ternak, hal ini disebabkan karena air pakan hijauan dan memanfaatan limbah
sumur yang digunakan untuk melarutkan urea pertanian. Penelitian tentang amoniasi jerami
mengandung banyak kalsium. untuk pakan ternak ini diharapkan lebih
dikembangkan lagi agar dapat mengetahui mutu
Uji Organoleptik yang sesuai dengan standar dan dapat
Tabel 10.Persentase Panelis meningkatkan nilai ekonomi dari jerami, dan
dapat meningkatkan ketersediaan pakan ternak
pada musim kemarau.
DAFTAR PUSTAKA
Dari uji organoleptik yang telah dilakukan, Abdullah. 2008. Pembuatan Jerami Padi
didapatkan persentase panelis yang memilih Amoniasi Sebagai Sumber Pakan Ternak
tekstur jerami sedikit lunak yaitu 100 %, panelis Potensial di Kecamatan Ujung Loe Kabupaten
yang memilih warna jerami coklat kekuningan Bulukumba. Program penerapanIPTEKS.
yaitu sebesar 100 %. Sedangkan panelis yang
memilih bau ammonia pada jerami yaitu bau Anonimus. 2011. Amoniasi Jerami Padi Sebagai
menyengat sebesar 7,14 %, bau sedikit Pakan Ternak.
menyengat sebesar 42,86 % dan bau tidak http://www.sinartani.com/mimbarpenyuluh/amoni
menyengat sebesar 46,43 %. asi-jerami- Diakses tanggal 20
Desember 2014
KESIMPULAN
http://www.indowarta.org/2011/query/jurnal-
Dari analisa yang telah dilakukan disimpulkan jerami-amoniasi. Diakses tanggal 20Desember
bahwa telah dapat dibuat amoniasi jerami padi 2014
untuk pakan ternak. Amoniasi jerami padi dapat
meningkatkan kandungan gizi pada jerami dan Setiadji. 2007. Kimia Oraganik. Jember : FTP
dari analisis yang dilakukan semua parameter UNEJ.
memenuhi standar SNI seperti pada tabel
berikut : SITORUS, S.S. 1989. Pemberian jerami padi
dengan dan tanpa perlakuan urea pada kerbau
yang diberi suplementasi ampas kecap dan
Page 48
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
molasse. Pros. Pertemuan Ilmiah Ruminansia.
Jilid 1. Ruminansia Besar. Puslitbangnak, Bogor
Page 49
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISIS INSEKTISIDA DARI JERINGAU
(Acorus Calamus L) dan DAUN SIRSAK (Anona Muricata)
E-Mail : rifa271196@gmail.com
ABSTRAK
Insektisida organik adalah insektisida yang mengandung unsur karbon dan umumnya bersifat alami
yaitu diperoleh dari makhluk hidup (tanaman) sehingga disebut insektisida hayati. Salah satu tanaman yang
dapat dijadikan insektisida organik adalah jeringau dan daun sirsak. Jeringau merupakan tumbuhan herba
menahun yang tumbuh pada lingkungan basah dan lembab seperti kolam, rawa, dan pinggir sungai pada semua
ketinggian tempat. Rimpang jeringau ini dimanfaatkan sebagai insektisida karena mengandung minyak atsiri.
Kandungan minyak atsiri yang terdapat dalam rimpang jeringau adalah terpene, camphor (C 10H16O6), terpene
alcohol (C18H18O), calamine, acoroxide (C15H24O), calamine (C15H26O), calameone (C15H26O2) acorone dan
isacorone yang mampu membunuh serangga. Sedangkan tanaman sirsak daunnya mengandung zat toksik
untuk serangga. Daun sirsak ini mengandung bahan aktif annonain dan resin dan mengandung senyawa
Acetogenin antara lain : asimisin, bulatacin, dan squamosin. Insektisida organik yang berkomposisi dari jeringau
dan daun sirsak ini berfungsi sebagai pembasmi serangga yang ramah lingkungan.Tujuan dari praktik AT II ini
adalah membuat dan menganalisa insektisida organik dari jeringau dan daun sirsak. Parameter uji yang
dilakukan yaitu penetapan kadar air 0.07 % , penetapan kadar keasaman 0.046 % , penetapan kadar kebasaan
0.03 % , dan penetapan pH 6.87 . Jadi kesimpulan yang didapat berdasarkan parameter uji yang telah dilakukan
bahwa insektisida organik dapat diaplikasikan pada serangga rumah.
ABSTRAC
Organic insecticide is an insecticide containing carbon and generally it is natural that is derived from
living things (plants) so-called biological insecticide. One of the plants that can be used as organic insecticide is
Jeringau and soursop leaves. Jeringau a chronic herbaceous plants that grow in wet and humid environments
such as ponds, swamps, and river bank at all altitudes. Jeringau rhizome is used as an insecticide because they
contain essential oils. The content of essential oils contained in the rhizome Jeringau is terpenes, camphor
(C10H16O6), terpene alcohol (C18H18O), calamine, acoroxide (C15H24O), calamine (C15H26O), calameone
(C15H26O2) acorone and isacorone that kill insects. While soursop leaves of plants contain substances toxic to
insects. Soursop leaves contain active ingredients annonain and resins and compounds containing acetogenin
include: asimisin, bulatacin, and squamosin. Organic insecticide that is composed of Jeringau and soursop leaf
serves as a friendly insect repellent lingkungan.Tujuan of AT II practice is to create and analyze organic
insecticides from Jeringau and soursop leaves. Test parameters were performed, namely the determination of
water content 0.07%, 0.046% determination of acidity, alkalinity assay of 0.03%, and the determination of pH
6.87. So the conclusion is based on the test parameters that have been made that the organic insecticide can be
applied to the insect house.
Page 50
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PENDAHULUAN Insektisida adalah semua zat atau campuran
Jeringau merupakan tumbuhan herba zat yang khusus digunakan untuk
menahun yang tumbuh pada lingkungan basah mengendalikan atau membunuh dan membasmi
dan lembab seperti kolam, rawa, dan pinggir organisme pengganggu atau perusak
sungai pada semua ketinggian tempat. (serangga). Kelompok insektida dibedakan
Membentuk akar batang yang disebut rimpang, menjadi dua, yaitu ovisida (mengendalikan telur
daun seperti lalang, bunga tumbuh kesamping, serangga) dan larvasida (mengendalikan larva
berkembang biak dengan rimpangnya. Jeringau serangga).
dapat hidup hampir pada semua ketinggian Insektisida dapat dibedakan menjadi 2 golongan
tempat. 1. Insektisida organic ( mengandung unsur
Bagian tumbuhan yang umum di karbon dan umumnya bersifat alami yaitu
mafaatkan adalah rimpangnya. Rimpang diperoleh dari makhluk hidup sehingga disebut
berbentuk agak petak bulat keras, dengan insektisida hayati). Selain berasal dari
panjang ruas 1-3 cm. rimpang jeringau tanaman atau tumbuhan hewan dan bahan
barcabang cabang banyak sesuai dengan organic lainnya yang berkhasiat
kesuburan tanah tempat hidupnya. Rimpang mengendalikan serangga hama pada tanaman
segar kira-kira sebesar tangan, isinya berwarna atau serangga rumah seperti kecoa dan
putih tetapi jika dalam keadaan kering berwarna semut.
merah muda. Rimpang jeringau mengandung Kelebihan dari insektisida organic adalah :
minyak yang serba guna seperti campuran a. Repelan yaitu menolak kehadiran
dalam industry makanan dan minuman, bahan serangg, misalnya dengan bau yang
penyedap, pewangi, deterjen, sabun, dan krem menyengat.
kecantikan. b. Antifidan yaitu mencegah serangga
Bau akar sangat menyengat seperti bau memakan tanaman yang telah disemprot.
rempah atau bumbu lain. Jika diletakkan di lidah c. Merusak perkembangan telur,larva dan
rasanya tajam, pedas dan sedikit pahit tetapi pupa.
tidak panas. Rimpang jeringau dapat d. Menghambat reproduksi serangga betina.
dimanfaatkan sebagai insektisida karena e. Racun syaraf bagi hama.
mengandung minyak atsiri. Kandungan minyak f. Insektisida alami merupakan bahan yang
atsiri yang terdapat dalam rimpang jeringau mudah terurai di alam sehingga tidak
adalah: terpene, camphor (C10H16O6), terpene dikhawatirkan akan menimbulkan bahaya
alcohol (C18H18O), calamine, acoroxide residu yang besar.
(C15H24O), calamine (C15H26O), calameone g. Mengurangi bahaya bagi manusia dan
(C15H26O2) acorone dan isacorone. hewan.
Tanaman Annona Muricata (sirsak) h. Merupakan pengendalian hama yang
mengandung zat toksik bagi serangga. ramah lingkungan.
Serangga yang menjadi hama dilapangan
maupun pada bahan simpan yang mengalami Insektisida anorganik (tidak mengandung unsure
kelainan tingkah laku akibat bahan efektif yang karbon dan biasanya terbuat dari bahan-bahan
terkandung dalam daun sirsak. Disamping itu kimia). (Panut djojosumarto : 2006). Oleh karena
dapat juga menyebabkan pertumbuhan itu, penulis tertarik menulis judul “Pembuatan
serangga terhambat, mengurangi produksi telur Dan Analisis Insektisida Organik Dari Jeringau
sebagai reppelen atau penolak. (Rismunandar , (Acorus calamus L) Dan Daun Sirsak (Anona
1983) , selain jeringau tanaman yang dapat muricata).
dijadikan insektisida adalah daun sirsak.
Daun sirsak mengandung bahan aktif BAHAN DAN METODE
annonain dan resin dan mengandung senyawa
Acetogenin (C35H64O8) antara lain : asimisin, Metodologi Penelitian
bulatacin, dan squamosin. Pada konsentrasi Metoda yang digunakan untuk analisa
Acetogenin (C35H64O8) antara lain : asimisin, parameter bahan dasar rimpang jeringau dan
bulatacin, dan squamosin. Pada konsentrasi daun sirsak yaitu Penetapan kadar air metoda
tinggi senyawa acetogenin memilki thermogravimetri, kadar keasaman metoda
keistimewaan sebagai anti feedent. Dalam hal
ini serangga tidak lagi bergairah untuk melahap Sumber bahan baku pembuatan insektisida
bagian tanaman yang disukainya. Sedangkan organik.
pada konsentrasi rendah bersifat racun perut Bahan baku terdiri dari rimpang jeringau dan
yang bisa mengakibatkan serangga hama daun sirsak. Bahan rimpang jeringau segar
menemui ajalnya. diambil langsung dari rawa-rawa didaerah
Page 51
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Pasar Kambang. Kec Lengayang Kab. Pesisir Menentukan Kadar Keasaman dengan
Selatan dan daun sirsak diambil langsung dari Metoda Titrimetri
pohon di SMK-SMAK Padang. Ditimbang dengan teliti ± 10 gram contoh (W)
dan larutkan dalam 25 ml asetone. Dihangatkan
Alat dan Bahan dalam penangas air , untuk melarutkan bahan
Alat gelas yang digunakan di Laboratorium, aktif. Ditambahkan 25 ml air, saring dan titar
oven, pH meter. filtrate yang telah ditambahkan 2-3 tetes
Sampel, acetone, larutan NaOH 0.02 N, larutan indicator merah metil dengan larutan NaOH 0.02
HCl 0.02 indicator MM, indicator PP, aquadest N (a). Buat blanko (25 ml acetone + 75 ml air +
2-3 tetes indikator merah metil) titar dengan
NaOH 0.02 N (b)
DAFTAR PUSTAKA
Page 53
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISIS PUPUK CAIR DARI ISI PERUT
IKAN,SISA SAYURAN DAN KOTORAN SAPI
Monaliza, Besty Hartini, Ogit Purnama Sari dan Oksa Dwi Kurnia
Laboratorium SMK-SMAK Padang
ABSTRAK
Pupuk merupakan kebutuhan utama bagi tanaman, tanpa pupuk tanaman tidak bisa tumbuh dengan
maksimal. Pupuk organik adalah pupuk yang dibuat dari bahan organik melalui proses secara alami atau dengan
bantuan manusia. Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari
sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur. Untuk
memperolah pupuk organik yang berkualitas, digunakan sampah pasar berbahan organik. Limbah tersebut
berupa sisa sayuran, isi perut ikan dan pemanfaatan limbah peternakan yaitu kotoran sapi, yang memiliki
kelebihan yaitu memperbaiki sifat fisik, kimia, serta biologi tanah, menaikkan daya serap tanah terhadap air,
menaikkan kondisi kehidupan di dalam tanah serta sebagai sumber zat makanan bagi tanaman.
Hasil analisis dari Pupuk organik cair dari limbah dengan bantuan bioaktivator EM-4 ini memiliki kandungan
unsur hara sebagai berikut : Kadar Nitrogen 1,36 % , Kadar Phospor 3,04%, Kadar Kalium 0,31%, Kadar C-
organik 0.55%, Derajat keasaman (pH) 6.55, unsur hara mikro Fe 3,3400 ppm,Cu 0 ppm, Zn 2 ppm, Mn
59,3208 ppm.Micro kontaminasi E.coli 1,53× 10 -2 ,Salmonella negative (-) Kadar logam berat Pb -0,1938
ppm.Maka dapat disimpulkan Pupuk Organik cair baik digunakan untuk tanaman.
Kata kunci : Sisa sayuran, isi perut ikan, kotoran sapi, pupuk cair organik.
ABSTRACT
Fertilizer is eminent need for plants, cause without fertilizer can’t grow maximum. Organic fertilizer
make of organic matter pass through natural process or help human. Organic liquid fertilizer is solution
rottenness organic matter that to come from wasted vegetable, fish dirt, animal dirt and human dirt that has a lot
of nutritions. To get qualyted organic fertilizer, to have the disposal market trash that organic matter. The wasted
it is vegetable residue, fish dirt and cow dirt that have the function is to make good physic,chemical,biology
character of ground, added intimated power water of ground and source food substance for plants.
The result for analysist of organic liquid fertilizer to come from wasted with aid bioactivator EM-4 it have
entertained nutrition element is : nitrogent contents of 1,36 %, phosporus contents 3,04 %, potassium contents
0,31 %, C-Organic contents 0,55%, pH 6.55, micro hara element Fe 3,3400 ppm ,Cu 0 ppm, Zn 2 ppm, Mn
56,3108 ppm Micro contamination E.coli 1,53 × 10-2,Salmonella negative and levels of heavy metals lead (Pb)-
0,1938 ppm.So the conclusion is liquid organic fertilizer ready to use and good for plants.
Key word : Vegetable residue, fish dirt, cow dirt,organic liquid fertilizer.
Page 54
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PENDAHULUAN disebut jeroan adalah semua bagian kecuali otot
dan tulang. Tergantung dari budaya setempat,
Pupuk merupakan kebutuhan utama bagi berbagai bagian jeroan dapat dianggap sebagai
tanaman, tanpa pupuk tanaman tidak bisa tumbuh sampah atau makanan mahal. Jeroan yang tidak
dengan maksimal. Kebutuhan pupuk mengalami digunakan secara langsung untuk konsumsi
peningkatan dari tahun ke tahun. Sayangnya, manusia atau binatang diproses lebih lanjut untuk
penggunaan pupuk kimia yang terus-menerus menghasilkan makanan hewan, pupuk, atau
justru menyebabkan tanaman menjadi resistan bahan bakar. Isi Perut Ikan di gunakan karena
terhadap pupuk.(Cattelan, A.J., P.G. Hartel, dan banyak mengandung bakteri membantu dalam
J.J. Fuhrmann, 1999) penyuburan tanah maupun bisa juga
Pupuk organik adalah pupuk yang dibuat mempercepat pengomposan. Pupuk organik
atau berasal dari bahan organik melalui proses lengkap yang terbuat dari isi perut ikan memiliki
kegiatan alam secara alami atau dengan bantuan kualitas sebagai pupuk yang lebih dibandingkan
manusia, dimana mempunyai peranan penting dengan pupuk organik
dalam peningkatan produksi dan mutu hasil lain.(http://id.wikipedia.org/wiki/jeroan)
budidaya tanaman. (Cattelan, A.J., P.G. Hartel, Kotoran sapi adalah limbah hasil
dan J.J. Fuhrmann, 1999) pencernaan sapi dan hewan dari subfamili
Pupuk organik cair adalah larutan dari Bovinae lainnya . Pemanfaatan limbah peternakan
pembusukan bahan-bahan organik yang berasal (kotoran ternak) merupakan salah satu alternatif
dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang sangat tepat untuk mengatasi bau dari
yang kandungan unsur haranya lebih dari satu kandang dan naiknya harga pupuk. Pemanfaatan
unsur.Terutama hara makro seperti nitrogen, kotoran ternak sebagai pupuk sudah dilakukan
kalium, dan fosfor. (S.Alex.2012) petani secara optimal di daerah-daerah sentra
Untuk memperolah pupuk organik yang produk sayuran. Sayangnya masih ada kotoran
berkualitas, lebih baik digunakan sampah berasal ternak tertumpuk di sekitar kandang dan belum
dari pasar, karena 90 persen sampah pasar banyak dimanfaatkan sebagai sumber pupuk.
berasal dari bahan organik. Limbah padat dari Kotoran sapi dipilih karena selain tersedia banyak
buangan pasar dihasilkan dalam jumlah yang di petani/peternak juga memiliki kandungan
cukup besar. Limbah tersebut berupa : nitrogen dan potassium, di samping itu kotoran
Sisa sayuran dimana sayuran organik sapi merupakan kotoran ternak yang baik untuk
adalah sayuran yang dibudidayakan secara alami kompos. Agar kotoran sapi tidak terbuang dengan
tanpa ada bantuan bahan kimia. Bagian dari sia-sia, maka kotoran ini dimanfaatkan sebagai
sayuran yang sudah tidak dapat digunakan atau pupuk cair yang baik untuk pembenahan tanah
dibuang. Pupuk yang diberikan untuk sayuran dan dapat meningkatkan produksi tanaman.
berasal dari pupuk organik, seperti kompos atau Pembuatan pupuk organik cair tidak terlepas dari
pupuk kandang, bukan pupuk kimia. Karena proses Pupuk kandang dari kotoran sapi memiliki
sayuran organik dibudidayakan secara alami, kandungan serat yang tinggi. Serat atau selulosa
maka sayuran tersebut mengandung berbagai merupakan senyawa rantai karbon yang akan
keunggulan dibandingkan sayuran non organik. mengalami proses dekomposisi lebih lanjut.
Selain dapat digunakan sebagai penyubur tanah Kotoran sapi telah dikomposkan dengan
dan tanaman, ternyata juga dapat digunakan sempurna atau telah matang apabila berwarna
sebagai starter pada pembuatan kompos. Namun hitam gelap, teksturnya tidak lengket, suhunya
harga dipasaran relative mahal, oleh karena itu dingin dan tidak berbau. (peni dkk, 2007).
pelu dikembangkan suatu cara agar dapat Berdasarkan hal tersebut diatas, perlu diterapkan
menghasilkan pupuk cair organik buatan sendiri suatu teknologi untuk mengatasi limbah padat,
dengan menggunakan bahan-bahan yang mudah yaitu dengan menggunakan teknologi daur ulang
didapat dan murah.(Administrator.2007), limbah limbah padat menjadi produk pupuk cair organik
sayuran terdiri dari limbah daun bawang, seledri, yang bernilai guna tinggi. Karna hasil produk
sawi hijau, sawi putih, kol, limbah kecambah pertanian dengan menggunakan pupuk organik
kacang hijau, daun kembang kol dan masih mempunyai nilai jual yang lebih tinggi dibanding
banyak lagi limbah sayuran lainya. dengan pertanian anorganik.
(http://profilbro.com/artikel/2013/03/syarat-
pertumbuhan-tanaman-.html)
Isi perut ikan : Jeroan adalah bagian-bagian dalam
tubuh (hewan) yang sudah dijagal. Biasanya yang
Page 55
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
BAHAN DAN METODE dimasukan ke labu destilasi, ditambahkan 100 mL
aquades, ditambahkan larutan NaOH 40% 50
Metoda penelitian mL, teteskan 2-3 tetes indicator pp, pasang
Metode yang digunakan untuk analisis parameter erlenmeyer penampung destilat yang berisi 50mL
bahan dasar limbah pasar dan kotoran hewan H2SO4 0,25 N dan 3 tetes indikator campuran
yaitu Penetapan kadar nitrogen metode makro, Conway, dihentikan penyulingan bila volume
kadar fosfor metode spektrofotometer, kadar destilat mencapai volume ±75 ml, titar hasil
kalium metode flemefotometri, , kadar C-Organik destilasi dengan larutan NaOH 0,25 N hingga titik
metode permanganometri, penetapan pH meter akhir titrasi tercapai , dilakukan penetapan larutan
metode potensiometri, kadar logam Cu, kadar Zn , blanko.
kadar Mn metode SSA, pengujian bakteri Penetapan kadar fosfor metode spektrofotometer:
salmonella sp, Pengujian mikro kontaminasi E.coli Ditimbang dengan teliti NaHPO4 0,1250 gram
dan kadar logam berat Pb. dilarutkan dengan aquadest dalam labu ukur 250
Sumber bahan baku pembuatan pupuk organik mL, dipipet 20 mL ke dalam labu ukur 100 mL,
cair Dimasukkan 0, 5, 10, 15, dan 20 mL ke dalam
Sampel isi perut ikan diambil di tempat penjual labu ukur 50 mL, ditambahkan masing-masing 5
ikan di Pasar Bandar Buat, Pengambilan sampel mL larutan HNO3 5N dan larutan molibdovanadat
Sisa sayuran diambil dari tempat penjual sayur di 20 mL dipaskan sampai tanda tera dan di
pasar Bandar Buat, Pengambilan sampel kotoran homogenkan. Dan untuk sampel (destruksi
sapi, diambil Piai Tangah. terlebih dahulu ) ditimbang dengan teliti 1 gram
Alat dan Bahan sampel ke gelas piala 250 mL, ditambahkan 20-30
Alat yang digunakan, Komposter, timbangan , mL HNO3 p.a dididihkan selama 30 - 40 menit,
ember, sendok Kayu, pisau / Parang, gayung , ditambahkan 10 – 20 mL HClO4 70% dididihkan
karung. sampai larutan tidak berwarna, ditambahkan 50 mL
Bahan yang digunakan Kotoran Sapi, Isi Perut air suling didihkan beberapa menit lalu
Ikan, Sisa Sayuran, gula Pasir, bioaktivator EM-4, didinginkan, dipindahkan ke labu 250 mL,
air bebas kaporit. dipaskan dengan aquades sampai tanda tera dan
dihomogenkan, disaring dengan kertas whatman
42 dan tampung di dalam Erlenmeyer, dipipet 5
mL larutan sampel masukan ke labu ukur 100 mL,
ditambahkan 50 mL aquadest, 20 mL
molibdovanadat dan diencerkan dengan aquadest
hinga tanda tera dan dihomogenkan, didiamkan
selama 10 menit, dilakukan pengerjaan blanko,
Ukur dengan spektrofotometer. Penetapan kadar
kalium metode flemefotometer : Larutkan 0.2314
grma K2HPO4 dilarutkan ke labu ukur 250 mL
dipaskan dan dihomogekan, dipipet 20 mL ke labu
ukur 100 mL, dimasukan 0mL,2.5mL,5 mL,7.5
mL,10 mL,12.5 mL kedalam labu ukur 50 mL
dipaskan dengan aquadest dan dihomogenkan.
Dan untuk sampel (didestruksi terlebih dahulu)
ditimbang 5 gram sampel dengan teliti ke gelas
piala, ditambahkan 10 mL HCl 5 N ,100 mL
aquadest dan didihkan sekitar 5 menit, Didinginkan
pindahkan ke labu ukur 250 ml kemudian
diencerkan dengan aquadest sampai tanda tera,
dihomogenkan dan saring dengan kertas saring
Gambar 1 Skema Pembuatan Produk whatman 42, Pipet sampel 10 mL ke labu 100 mL,
tambahkan 5 ml larutan supresor, diencerkan
Cara kerja analisis parameter dengan aquadest dan dihomogenkan, ukur dengan
Penetapan kadar nitrogen metode makro kjhedal : Flame Fotometer.
Ditimbang dengan teliti 5 gram sampel ke labu
kjedhal, ditambahkan 2 gram campuran selen, 25 Penetapan Kadar C- Organik Metoda
mL H2SO4 pa destruksi hinga berwarna jernih, lalu Permanganometri : Sampel ditimbang 5 gram
rangkai alat destilasi, Cairan di labu kjedhal secara teliti dan dimasukan kedalam Erlenmeyer.
Page 56
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Ditambahkan 15 mL H2SO4 Pekat dan 10 mL label 10-1 , lakukan cara yang sama pada 10-2 dan
larutan K2Cr2O7 2 N, lalu pasang pendingin tegak. 10-3, Tutup rapat dan inkubasi dalam inkubator
Dilakukan proses refluk di atas nyala api kompor selama 2 kali 24 jam, amati perubahan yang
gas selama 1,5 jam dan setiap 15 menit labu terjadi jika positif ada e-colilanjutkan ke uji
digoyang supaya terjadi reaksi yang sempurna. penguat.
Refluk dihentikan apabila warna larutan telah Uji Penguat: Disediakan tabung reaksi steril baru
jernih kehijau-hijauan. Didinginkan larutan tersebut sebanyak yang terdapat positif e-coli, dimasukkan
dan diencerkan dengan aquades di dalam labu ampul ke dalam tabung reaksi, Ditambahkan
ukur 100 mL. Dipaskan dan dihomogenkan, lalu masing – masing 9 mL media BGLB,
disaring dengan kertas saring. Dipipet 10 mL hasil Ditenggelamkan ampul, disterilkan pada
saringan dan dimasukkan ke dalam Erlenmeyer autoclave ± 15 menit, Setelah disteril inokulasikan
250 mL. Ditambahkan 12 ml FeSO4 0,2 N dan 25 inokulum test tube yang positif e-colike dalam
ml H2SO4 4 N dengan gelas ukur ke dalam tabung reaksi yang berisi media BGLB dengan
erlenmeyer tersebut. Dititar dengan KMnO4 0,1 N menggunakan jarum ose celupkan dan kocok
hingga diperoleh TAT (lembayung muda). sedikit jarum ose, Ambil cawan petri steril,
Dilakukan titrasi secara duplo dan dilakukan juga dimasukkan Endo Agar, Bagi cawan dengan 3
prosedur yang sama terhadap blanko. bagian, Inokulasikan inokulum yang terdapat pada
Penetapan Derajat Keasaman (pH) dengan tabung positif e-coli kedalam cawan petri, dan beri
Metoda Potensiometri : Sampel pupuk organik cair label pada cawan petri, Inkubasi 1 – 2 hari. Uji
diambil lebih kurang 20 mL dalam gelas piala, lalu Pelengkap : Fiksasi kaca objek, Teteskan 1 tetes
diukur pH sampel dengan pH meter. Dicatat hasil air, Inokulasi inokulum, Fiksasi hingga timbul
pembacaannya. bercak putih, Diteteskan zat warna Cristal Violet
(30 – 60”), Bilas dan kering anginkan, Beri Lugol
Pentapan kadar Fe, Cu, Zn, Mn, Pb metode (30 – 60”), Bilas dan kering anginkan, Rendam
AAS : Pipet masing-masing titrisol 10 ml dalam alkohol 96% diamkan selam 1 menit, Bilas
dimasukan ke labu ukur 100 ml, buatlah deret dan dikering anginkan, Beri zat safranin (30 – 60”),
standar dengan masing-masing konsentrasi yang Bilas dan kering anginkan, Preparat siap diamati.
sudah diinginkan. Masukan ke labu ukur 50ml,
tambahkan HNO3 pekat 5ml masing-masing deret Uji IMVIC :
standar, lalu himpit hingga tanda tera dan Uji Indol : Biakan murni (NA) miring diinokulasikan
dihomogenkan. Dan untuk sampel (destruksi) inokulum ke dalam triptone broth , Inkubasi 35oC
Diambil sampel sebanyak 100ml dan dimasukan selama 18-24 jam , ditambahkan 0,2-0,3 ml
ke gelas piala, ditambahkan HNO3 pekat sebanyak pereaksi indol ke dalam labu, Kocok selama 10
5ml, Dipanaskan hingga volumenya berkurang menit, Merah tua → positif (+), Merah jingga→
setengah dari volume awal (sampel), ditambahkan negatif (-)
lagi HNO3 pekat sebanyak 5ml, Dipanaskan Uji Merah Methil : Biakan murni NA diinukolasikan
kembali hingga larutan sampel jernih, didinginkan kedalam pembenihan MR-VP , Inkubasi 48 jam
larutan sampel yang telah didestruksi Dimasukan dengan menggunakan pipet takar, dipindahkan
kedalam labu ukur 100 ml, dihimpitkan hingga kedalam tabung reaksi, ditambahkan 5 tetes
tanda tera lalu dihomogenkan, saring larutan merah methil dan kocok, kuning →negatif (-),
tersebut dengan kertas saring, setelah itu diukur merah → positif (+)
masing-masing logam dengan lampu katoda yang Uji VP (voges proskader) : Biakan Na inokulasikan
sesuai menggunakan SSA. dalam pembenihan MR-VP inkubasi 48 jam,
Dengan mengunakan pipet 1 ml suspensi kedalam
Penetapan Mikroba E.coli Metoda MPN : Uji tabung, , ditambahkan 0,6 ml larutan alfa nafrol,
Dugaan: Dimasukkan masing – masing 9 mL ditambahkan 0,2 ml larutan kalium hidroksida dan
larutan pengencer ke 3 test tube, Dimasukkan kocok, didiamkan selama 2-4 jam, Merah muda
ampul dengan posisi terbalik ke 9 test tube baru, →merah tua→ positif (+), Merah muda→ merah
Dimasukan media Lactosa Borth masing – masing muda →negatif (-)
9 mL ke 9 test tube, disterilkan dalam autoclave ± Penetapan Organoleptik (Bau, Warna) : Bau /
15 menit, dimasukan sampel 1 mL ke 3 test tube Aroma = Kipas – kipaskan tangan diatas prodak
yang berisi larutan pengencer beri label dengan ke arah hidung, lalu catat, Warna = Perhatikan
10-1, dari 10-1 pipet 1 Ml ke test tube yang lain beri warna pada prodak, lalu catat.
label 10-2, dari 10-2 pipet 1 mL ke test tube yang
lain beri label 10-3, dimasukan 1 mL test tube 10-1
ke 3 test tube yang berisi media Lactosa Borth beri
Page 57
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Pengujian bakteri Salmonella : Dari Tabel diatas,kadar fosfor yang diperoleh dari
uji identifikasi : Dibuatlah pengenceran 10ˉ1 yaitu pupuk cair didapatkan setelah di analisa yaitu 3.04
1ml sampel dimasukan kedalam tabung reaksi % dengan standar mutu <2 dan dijelaskan di
yang sudah berisi 9ml larutan pengencer atau dalam Standar mutu Bahwa Bahan-bahan tertentu
aquades steril. Dipipet 1ml dari pengenceran 10-1 yang berasal dari bahan organic alami di
tadi , lalu dimasukan ke dalam tabung reaksi yang perbolehkan mengandung kadar fosfor dan
sudah berisi 5ml media SCB( Selenit Cystein kalium > 6%.
Broth), Dihomogenkan. Inkubasi pada suhu ±
37˚C, selama 1x24 jam. Amati , jika ada Penetapan kadar kalium metode
kekeruhan maka positif (+) untuk penduga bakteri flamefotometer
salmonella typhosa. Tabel 3. Tabel Hasil Penentuan Kadar kalium
pengujian lanjutan dari uji identifikasi (cara
aseptis) : Dituang media SSA (Salmonella Shigella
Agar) sebanyak 10ml kedalam cawan petri steril
dan biarkan beku. Diinokulasikan dengan
menggunakan jarum ose bulat sampel dari media
SSA tadi kedalam cawan petri yang berisi media
SSA dengan cara digoreskan. Inkubasi pada suhu Dari tabel diatas kadar kalium yang diperoleh dari
± 37˚C, selama 1x24 jam. Diamati koloni hitam pupuk cair yaitu 0,31% dengan standar mutu < 2
zona kuning maka berati itu ialah bakteri memenuhui dari baku mutu
salmonella (+) positif. 70/Permentan/SR.140/10/2011. Kekurangan
kalium sangat berpengaruh pada tanaman terlihat
HASIL DAN PEMBAHASAN dari bunga mudah rontok dan tepi daun‘hangus’ ,
dan rentan terhadap serangan penyakit
Penetapan kadar nitrogen metode makro kjedal sedangkan kelebihan K menyebabkan penyerapan
Tabel 1. Tabel Hasil Analisis Nitrogen Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman
terhambat sehingga tanaman mengalami
defisiensi.
Page 58
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Hasil analisis dari pengukuran derajat keasaman Dari tabel diatas, kadar besi yang didapatkan dari
(pH) pada sampel yaitu pupuk cair organik dengan analisa pupuk organik cair adalah 3.400 ppm
menggunakan pH-meter adalah 6,55. pH pupuk dengan standar maksimum 800 ppm. Kadar Besi
tersebut sesuai dengan standar peraturan mentri berfungsi sebagai penyusun klorofil, protein, enzim
pertanian No70/Permentan/SR.140/10/2011. pH dan berperan dalam perkembangan kloroplas.
yang didapat yaitu sedikit masam dan mendekati
netral, dimana mikroba kompos akan bekerja pada kadar timbal (Pb) metode AAS
keadaan pH netral sampai sedikit masam. Tabel 9. Hasil Analisis Penentuan Timbal
Page 59
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
mikroba salmonella pada pupuk cair organik SARAN
tersebut. Jika dibandingkan dengan standar
peraturan mentri pertanian No. Penulis mengharapkan kepada masyarakat agar
70/Permentan/SR.140/10/2011 yaitu (<102 ) kecil mempunyai solusi mengenai masalah
dari 100 koloni, bukan berati pupuk cair tergolong lingkungan yaitu dengan memanfaatkan limbah
buruk, karna bakteri Salmonella tersebut masih seperti limbah pasar, rumah tangga menjadi
diperbolehkan ada pada pupuk cair organik, pupuk organik, serta dapat membuat sendiri pupuk
namun sesuai pada standar yang digunakan, organik cair tersebut, selain dapat memperkecil
karena apabila melebihi standar dapat pengeluaran juga bisa mengurangi serta
membahayakan atau memberikan dampak negatif memanfaatkan limbah dilingkungan. Memperkecil
kepada pupuk organik cair dan juga lingkungan. pemakaian pupuk anorganik maupun pupuk kimia
Apabila tanaman tercemar oleh bakteri pathogen dalam kehidupan sehari-hari karna dapat merusak
salmonella sp. kemudian dikonsumsi oleh manusia struktur tanah bila dipakai secara terus-menerus.
maka dapat menimbulkan dampak yang negatif
seperti penyakit diare, tifus, dll. (Djoko Hadi
Kunarso. 1987)
DAFTAR PUSTAKA
Uji Organoleptik
Tabel 13. Hasil uji organoleptik warna Affandi. 2008. Pemanfaatan urine Sapi yang
Difermentasi sebagai Nutrisi Tanaman.
(online), di akses tanggal,20 Januari
2010Oleh Riyanto, Ph.D.
Page 60
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Salmonella - Wikipedia bahasa Indonesia, Soeryoko,Heri. 2010. Kiat Pintar Memproduksi
ensiklopedia bebas. Kompos dengan Pengurai Buatan Sendiri –
Ed.I. Andi. Yogyakarta.
Siboro, E., Edu Surya dan Netti Herlina. 2013.
Pembuatan Pupuk Cair Dan Biogas Dari SNI 01-3554-2006
Campuran Limbah Sayuran . Jurnal Teknik Kimia
USU, Vol. 2, No.3 SNI 01-2332.1-2006
Page 61
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISIS ASAP CAIR (Liquid Smoke) GRADE 2
SEBAGAI PENGAWET ALAMI DARI SEKAM PADI
(Oryza Sativa L.)
Ria Elvi Susanti dan Divo Wahid Firman dan Meliza Wahyuni*) dan Sri Utari Suryani
ABSTRAK
Asap cair sekam padi merupakan suatu hasil kondensasi atau pengembunan dari uap hasil pembakaran
tidak sempurna dari bahan-bahan yang banyak mengandung lignin, selulosa, hemiselulosa serta karbon lainnya.
Asap cair Grade 2 (dua) digunakan sebagai pengawet makanan pada makanan dengan rasa asap seperti daging
asap dan bandeng asap/ikan asap. Asap cair mengandung berbagai komponen kimia seperti fenol, aldehid, keton,
asam organik, alkohol dan ester. Berbagai komponen kimia tersebut dapat berperan sebagai antioksidan dan
antimikroba serta memberikan efek warna, citarasa khas asap dan umur simpan produk asapan. Tujuan dari
penelitian ini adalah dapat mengetahui angka lempeng total, ph, kadar abu, kadar air, uji kualitatif fenol, kadar
keasaman, kadar nitrogen, kandungan karbonil, selulosa, hemiselulosa, luas daerah halo dan logam Cu. Dari hasil
penelitian yang di dilakukan didapat angka lempeng total 0, ph 4,01, kadar abu 0,07%, kadar air 93,30%, kadar
keasaman 1,85%, kadar nitrogen 0,125%, identifikasi fenol (+), identifikasi karbonil (+), selulosa 16,78%,
hemiselulosa 0,68%, luas daerah halo konsentrasi 25% = 0,82cm 2, 50% = 4,87cm2, 100% = 6,43cm2, logam Cu pada
asap cair grade 2 ini tidak ditemukan/tidak ada.
ABSTRACT
Liquid smoke rice husk is a result of condensation or condensation of vapor result of incomplete combustion
of material which contains lignin, cellulose, hemicellulose and other carbon. Liquid smoke Grade 2 (two) is used as a
food preservative in food with smoked taste like bacon and smoked milkfish / smoked fish. Liquid smoke contains
many chemical components such as phenols, aldehydes, ketones, organic acids, alcohols and esters. Various
chemical components can act as an antioxidant and antimicrobial and give effect to color, distinctive flavor and shelf
life of the product smoke asapan. The purpose of this study was able to determine the total plate count, pH, ash
content, moisture content, qualitative test phenols, acidity, nitrogen, carbonyl content, cellulose, hemicellulose, area
halo and Cu. From the results of research conducted obtained in total plate count of 0, pH 4.01, 0.07% ash content,
moisture content of 93.30%, 1.85% acidity, nitrogen content of 0.125%, identification of phenol (+), identification
carbonyl (+), 16.78% cellulose, hemicellulose 0.68%, the area halo concentration of 25% = 0,82cm2, 50% =
4,87cm2, 100% = 6,43cm2, liquid smoke Cu on this grade 2 not found / no.
Page 62
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PENDAHULUAN limbah pertanian yang banyak ditemukan di Padang
adalah sekam padi.
Kasus pemakaian bahan pengawet formalin
pada bahan makanan sekarang ini masih marak BAHAN DAN METODE
diperbincangkan publik.Dalam konsentrasi yang
sangat kecil (<1%) digunakan sebagai pengawet Metodologi yang digunakan untuk analisa produk
untuk berbagai barang konsumen seperti asap cair liquid smoke adalah: Uji Kualitatif Fenol,
pembersih rumah tangga, cairan pemcuci piring, Kadar Keasaman, Kadar Nitrogen, Angka Lempeng
sampo mobil, dan pembersih karpet.Melalui Total, pH, Kadar Abu, Kadar air, Identifikasi
sejumlah survey dan pemeriksaan laboratorium, Karbonil Metode Fehling, Uji Kadar Selulosa dan
ditemukan sejumlah produk makanan yang Hemiselulosa Metode Chesson, Uji Difusi Cakram,
menggunakan formalin sebagai pengawet. Amalan Penetapan Kadar Cu Metode AAS.
yang salah seperti ini dilakukan oleh pengelola
makanan yang tidak bertanggung jawab. Beberapa Sumber bahan baku pembuatan asap cair
contoh produk yang sering mengandung formalin
Bahan baku pembuatan asap cair dari sekam padi
misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan
ini dibeli di tempat penggilingan padi di Limau
tahu yang beredar di pasaran.
Manis Kecamatan Pauh Kota Padang.
Asap cair merupakan suatu hasil
kondensasi atau pengembunan dari uap hasil
Alat dan bahan
pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan
yang banyak mengandung lignin, selulosa,
hemiselulosa serta karbon lainnya (Darmaji, P, Alat yag digunakan berupa, drum, pipa, slang, botol
2002; Girrard, J.P, 1992).Asap cair digunakan penampung, labu destilasi, Erlenmeyer, konektor,
sebagai pengawet makanan karna telah melalui pendingin, heating mantel, kolom, corong, standar
beberapa tahap yaitu pemurnian dan penyaringan. klem, gelas piala.
Pertama tahap pirolisis (pembakaran), selama
proses pirolisis (pembakaran) komponen bahan Bahan
baku tersebut akan mengalami pirolisa asap cair, Sekam padi, minyak tanah, kapas, zeolit, arang.
tar, dan arang. Pirolisis adalah proses penguraian
yang tidak teratur dari bahan-bahan organik atau Pembuatan Produk
senyawa kompleks menjadi zat dalam tiga bentuk
yaitu padatan, cairan, dan gas yang disebabkan
oleh adanya pemanasan tanpa berhubungan
dengan udara luar pada suhu yang cukup tinggi
(Sulaiman, 2004). Tahapan selanjutnya yaitu
pemurnian asap cair, adalah destilasi yaitu
pemisahan berdasarkan titik didih pada temperatur
150°C-200°C untuk mendapatkan grade sekaligus
meminimalkan kandungan tar yang sangat
berbahaya bagi kesehatan. Selanjutnya dilakukan
penyaringan dengan karbon aktif dan zeolit
(Demarco,1998). Penyaringan dengan zeolit aktif
bertujuan untuk mendapatkan asap cair yang
benar-benar bebas dari zat berbahaya seperti
benze(a)pyrene. Sedangkan filtrasi dengan karbon
aktif bertujuan untuk mendapatkan filtrat asap cair
dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat.
Asap cair grade 2 yang diperoleh setelah
penyaringan ini berwarna bening, rasa sedikit
asam, beraroma netral, kualitasnya tinggi dan tidak
mengandung senyawa yang berbahaya untuk
diaplikasikan dalam produk makanan (Oramahi,
2009). Gambar 1 . Skema pembuatan produk
Bahan dasar yang dapat digunakan untuk
membuat asap cair ini bisa diperoleh dari limbah-
limbah pertanian misalnya sekam padi, batang padi,
batang jagung, dan batang tembakau. Salah satu
Page 63
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
selama 2 jam. Setelah itu didinginkan dalam
desikator, lalu ditimbang.Pengabuan diulangi
sampai bobot tetap.
Berdasarkan tabel diatas didapatkan kadar Penentuan kadar air metode gravimetri
keasaman ( dihitung sebagai asam asetat ) Tabel 7. Kadar air
sebesar 1,85 %. Berarti kadar keasaman yang
terdapatdalam asap cair yang dibuat tidak melebihi
standar 1 - 18 % yang telahditetapkan Literatur
yaitumaksimal 18 % sehinggaSenyawa-senyawa
asam mempunyai peranan sebagai antibakteri dan
membentuk citarasa produk asapan. Dari data diatas didapatkan kadar air 93,30 %
dalam asap cair. Berdasarkan acuan yang
Penetapan kadar nitrogen bersumber dari Laboratorium LPPT UGM tahun
Tabel 4. Kadar nitrogen 2007 dalam Ihwan, 2008. Hasil yang didapat tidak
sesuai dikarenakan tidak didapatkan bobot
konstan penimbangan karna saat praktikum
memakai oven yang bersamaan dengan praktikan
lainnya.
Dari data diatas didapatkan karbonil dalam
asap cair positif (+). Acuan hasil dari analisa
mengacu pada literatur (hasil uji dari orang lain)
yaitu dengan standar acuan (+) karena belum ada
Berdasarkan tabel 3 didapatkan kadar SNI asap cair sekam padi.
Nitrogen hasil penitaran I 0,12 % II 0,13 %
Page 66
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Uji kadar hemiselulosa dan selulosa metode Penetapan kadar Cu metode AAS
chesson Tabel 12. Deret standard Cu
Tabel 9. Kadar hemiselulosa
KESIMPULAN
Uji organoleptik
Tabel 14. Hasil uji organoleptik Dari hasil pembuatan asap cair dari sekam padi
didapatkan 4 liter asap cair grade2 dari 300kg
sekam padi yang telah mengalami proses pirolisis,
1 kali destilasi dan 1 kali penyaringan. Dari hasil
penelitian yang di dilakukan didapat angka
lempeng total 0, ph 4,01, kadar abu 0,07%, kadar
Dari data diatas didapatkan luas daerah halo air 93,30%, kadar keasaman 1,85%, kadar
memasuki standar acuan. Acuan hasil dari analisa nitrogen 0,125%, identifikasi fenol (+), identifikasi
mengacu pada literatur (hasil uji orang lain) yaitu karbonil (+), selulosa 16,78%, hemiselulosa
luas daerah halo pada konsentrasi 25% = 0.75 0,68%, luas daerah halo konsentrasi 25% =
cm2, 50% = 1.34 cm2, 100% = 2.35cm 2. Karena 0,82cm2, 50% = 4,87cm 2, 100% = 6,43cm 2, logam
belum ada SNI asap cair sekam padi. Cu pada asap cair grade 2 ini tidak
ditemukan/tidak ada. Hasil dari analisa diatas
menyatakan bahwa pembuatan asap cair grade2
ada yang sesuai dengan standard acuan dan ada
yang tidak karna pemakaian alat untuk praktek
bersamaan dengan praktikan lain. Tetapi secara
garis besar asap cair grade 2 ini aman untuk
dikonsumsi.
Page 67
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
SARAN Pembuatan Asap Cair Sebagai Pengawet
Makanan Alami. Teknik Kimia Universitas
Diharapkan pada badan standar nasional Malikussaleh Lhokseumawe. Aceh.
indonesia untuk membuatkan SNI Asap Cair dan
lengkap dengan kandungan kimia yang ada dalam SNI (Standar Nasional Indonesia) No. 01-2891-
asap cair, supaya ada acuan yang kuat sebagai 1992. Cara Uji Makanan Dan Minuman. Badan
pegangan para peneliti.Diharapkan pula pada Standarisasi Nasional.
masyarakat agar dapat memanfaatkan sekam padi
dengan baik sebagai asap cair untuk bahan Wikipedia bahasa Indonesia. Uji Organoleptik
pengawet alami. Dengan begitu dapat dalam :http://id.wikipedia.org/wiki/Uji_organoleptik
mengurangi limbah dan polusi. Dengan demikian
dapat menghemat biaya karena tidak perlu untuk Yeniza, S.Pd. 2006.Modul Analisis Gravimetri.
mengeluarkan biaya untuk membeli bahan Padang : SMAK
pengawet lagi, karena alat pembuatannya
sangatlah sederhana.
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Sabun pembersih wajah adalah surfaktan yang digunakan dengan air untuk mencuci dan
membersihkan wajah yang berfungsi untuk menghilangkan bekas jerawat. Ampas teh mengandung Polifenol
berupa katekin dan flafanol yang berfungsi sebagai antioksidan untuk menangkap radikal bebas dalam tubuh.
Vitamin E pada teh berfungsi membuat kulit menjadi halus. Antioksidan dari teh mengangkat sel kulit mati dan
memperlancar peredaran darah sehingga membuat kulit tidak kusam dan cerah. Minyak kelapa merupakan
minyak nabati yang sering digunakan dalam industri pembuatan sabun. Minyak Kelapa kaya akan vitamin E
yang berfungsi menjaga kesehatan kulit, juga berfungsi sebagai antioksidan. Sabun merupakan campuran
garam natrium atau kalium dari asam lemak yang dapat diturunkan dari minyak atau lemak dengan direaksikan
dengan alkali (seperti natrium atau kalium hidroksida) pada suhu 80–100 °C melalui suatu proses yang dikenal
dengan saponifikasi. Lemak akan terhidrolisis oleh basa, menghasilkan gliserol dan sabun mentah. Dari
pemeriksaan yang dilakukan didapatkan hasil bilangan penyabunan sebesar 666,7 mg NaOH, kadar alkali bebas
0,07 %, uji minyak mineral negative, uji difusi cakram dengan konsentrasi 5% dan pH sabun 10,82
ABSTRACT
Soap is a surfactant that is used with water for washing and cleaning for face. Dregs of tea contains
polyphenols such as catechins and flafanol that act as antioxidants to capture free radicals in the body. Vitamin E
in tea serves to make the skin smooth. Antioxidants from tea remove dead skin cells and accelerate blood
circulation making the skin is not dull and bright. Coconut oil is a vegetable oil that is often used in soap making
industry. Coconut oil is rich in vitamin E, which serves to maintain healthy skin, also functions as an antioxidant.
Soap is a mixture of sodium or potassium salts of fatty acids which can be derived from oils or fats with reacted
with alkali (such as sodium or potassium hydroxide) at a temperature of 80-100 ° C through a process known as
saponification. Fat will be hydrolyzed by alkali, produce glycerol and crude soap. From the tests carried out
showed saponification of 190.6 mg of NaOH, free alkali content of 0.07%, a negative test mineral oil, disc
diffusion test with broad halo area of 11 cm and pH soap 10.82
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sudah mengembalikan kesehatan kulit. Sabun adalah
tidak asing lagi dengan yang namanya sabun. surfaktan yang digunakan dengan air untuk
Sabun pada umumnya dikenal dalam bentuk mencuci dan membersihkan.
batangan, krim dan bentuk cair. Sabun sudah (Artikelkesehatanwanita,2008)
menjadi salah satu kebutuhan yang sangat Sabun biasanya berbentuk padatan
penting bagi masyarakat masa kini. Sabun tercetak yang disebut batang. Sabun yang telah
pembersih memiliki beberapa jenis, tergantung berkembang sejak zaman mesir kuno berfungsi
pada fungsinya. Ada sabun pembersih wajah dan sebagai alat pembersih dengan berbagai macam
ada juga sabun pembersih tubuh. Seiring dengan bahan baku. Bahan baku dalam pembuatan
perkembangan teknologi, sabun pembersih tidak sabun bias dibuat dari miyak nabati yang
hanya dipakai untuk membersihkan kulit dari diproduksi dari minyak kelapa, minyak kelapa
kuman dan bakteri saja. Namun juga untuk sawit, minyak jagung dan lain sebagainya.
mencerahkan, menghaluskan dan
Page 69
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Kelapa merupakan sumber daya alam BAHAN DAN METODE
yang menakjubkan, khususnya minyak kelapa.
Minyak kelapa memiliki fungsi dan peranan yang Metodologi penelitian
sangat banyak, baik dari segi nutrisionalnya Metoda yang digunakan untuk analisa bahan
maupun farmasetikalnya. Karena minyak kelapa baku minyak kelapa yaitu Penetapan bilangan
mengandung asam laurat yang tinggi (45% - penyabunan metoda Volumetri secara Asidimetri.
55%) dan juga mengandung asam lainnya.Asam Dan untuk analisa produk sabun pembersih
laurat adalah asam lemak jenuh dengan rantai wajah yaitu Kadar asam lemak jumlah metode
sedang atau disebut juga dengan trigliserida Ekstraksi (kocok), Uji minyak pelikan, Penetapan
rantai sedang.(Amin. S:2009) kadar air metode Thermogravimetri, Uji difusi
Minyak kelapa dijadikan bahan cakram, Uji alkali bebas metode Asidimetri dan
pembuatan produk kecantikan natural dan Penetapan pH.
alamiah. Kandungan anti bakteri dan anti jamur
menghindarkan kita dari infeksi serta jerawat. Sumber bahan baku dan bahan aditif
Tidak hanya itu saja, minyak kelapa juga memiliki pembuatan sabun
kekuatan melembabkan yang sangat bagus dan Minyak kelapa dibeli dari sebuah swalayan di
mudah diserap. Bandar buat dan ampas teh dibeli dari rumah
Ampas teh (Camellia sinensis) makan Singgalang Maimbau di Belimbing
merupakan salah satu sampah atau limbah yang
dapat diolah untuk menghasilkan produk bernilai
tinggi. Teh merupakan salah satu minuman yang
paling banyak dikonsumsi diberbagai negara.
Indonesia adalah penghasil teh terbesar kelima
di dunia. Teh konon ditemukan secara tak
sengaja ketika daun-daun nya masuk ke dalam
air yang tengah dijerang untuk khaisar Shen Nun
di China pada 2737 SM. Kita percaya dengan
meminum teh secara rutin dapat meningkatkan
daya tahan tubuh, mengatasi stres, dan
memperlambat proses penuaan. Dan ternyata
khasiat teh tidak hanya dapat kita peroleh
dengan meminum seduhan teh saja. Kita juga
bisa memanfaatkan ampas dari seduhan teh
tersebut. Teh yang mengandung vitamin C dan
vitamin E ini sangat bagus digunakan untuk
perawatan tubuh seperti halnya mencerahkan
kulit, atau memutihkan kulit. (dropfamous 2014)
Kandungan polifenol dan antioksidan
pada teh juga dapat membantu untuk
mengurangi bintik hitam diwajah. Selain untuk
menghilangkan bekas jerawat, ampas teh juga
bermanfaat untuk menghaluskan wajah. (doni
sehat, 2004)
Sehingga hal inilah yang menjadi latar
belakang penulis untuk mengangkat judul Gambar 1. Skema pembuatan produk
“Pembuatan dan Analisis Sabun Pembersih
Wajah dari Minyak Kelapa dengan Bahan Aditif Alat yang digunakan, alat gelas yang biasa
Ampas Teh (Camellia sinensis)” sebagai laporan digunakan di Laboratorium.
Analisis Terpadu II untuk salah satu persyaratan Bahan
dalam menyelesaikan studi di SMK – Sekolah Minyak kelapa,NaOH, aquadest, gliserin, alkohol,
Menengah Analis Kimia (SMAK) Padang. gula pasir, NaCl, ampas teh, biang farfum
Sabun yang dihasilkan dalam penelitian ini diuji
dengan beberapa prosedur uji yaitu uji kualitas, Cara Kerja Pengujian Mutu Produk
uji efektivitas, serta uji keamanan sabun. Penetapan bilangan penyabunan pada minyak
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelapa : Ditimbang 2 gram sampel dalam
sabun yang dihasilkam telah sesuai dengan erlenmeyer dengan neraca analitik, ditambahkan
Standar Nasional Indonesia (SNI 06-3532-1994). 25 ml KOH alkohol dengan menggunakan gelas
ukur, lalu dipasang pendingin tegak dan refluk
Page 70
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
selama 1 jam. Setelah direfluk, ditambahkan 2-3 yan telah diisi suspensi bakteri dan dibiarkan
tetes indikator phenolphtalein (PP) dan titrasi beku, diambil kertas saring yang di rendam di
dengan HCl 0,5 N hingga warna pink seulas. dalam sabun tadi menggunakan pinset dan
Dilakukan pengerjaan yang sama pada blanko. dimasukkan ke dalam cawan berisi media,
diinkubasi ke dalam inkubator dan amati selama
Penetapan kadar air metode thermogravimetri 1x24 jam, diukur daerah halo dengan rumus luas
Disiapkan semua alat dan bahan, ditimbang lingkaran.
dengan teliti sampel yang telah disiapkan
sebanyak 4 gram dengan menggunakan cawan Uji alkali bebas metode asidimetri : Ditimbang
penguap yang telah diketahui beratnya. sampel sabun sebanyak 5 gram, ditambahkan
Dipanaskan dalam oven selama 2 jam dengan 100 ml alkohol 96% netral, ditambahkan
suhu 1050C sampai berat tetap. hitung kadar air beberapa batu didih, ditambahkan 2-3 tetes
yang terdapat dalam sampel. indikator pp, dipanaskan diatas penangas air
memakai pendingin tegak selama 30 menit, lalu
Analisis kadar asam lemak jumlah dengan titar dengan larutan HCl 0,1 N dalam alkohol
metode ekstraksi (kocok) : Ditimbang 10 gram sampai warna pink hilang.
contoh kedalam gelas piala dan dilarutkan
dengan 50 ml air, ditambahkan beberapa tetes Penetapan pH : kalibrasi pH meter denan
jingga metil, kemudian H2SO4 20% berlebihan larutan buffer (4, 7, 10), dilakukan setiap saat
hingga semua asam lemak terbebaskan dari akan melakukan pengukuran, dicelupkan
natrium, yang ditunjukkan oleh timbulnya warna elektroda yan telah dibersihkan dengan air suling
merah. Kemudian dimasukkan dalam corong kedalam contoh yan akan diperiksa, dicatat dan
pemisah, endapan dan lainnya jangan baca nilai ph pada skala ph meter.
dimasukkan kedalam corong pemisah, endap
tuangkan dengan heksana dan larutan air HASIL DAN PEMBAHASAN
dikeluarkan dan larutan heksan ditampung dalam
gelas piala. Pengujian ini diulangi sampai pelarut Penetapan bilangan penyabunan :
berjumlah kurang lebih 100 ml, Pelarut dikocok Tabel 1. Hasil penetapan bilangan penyabunan
dan dicuci dengan air sampai tidak bereaksi
asam (lihat dengan kertas pH). Tiap-tiap
pengocokkan dipakai 10 ml air. Lalu pelarut
dikeringkan dengan CuSO4 kering, saring dan
dimasukkan kedalam labu lemak yang telah
ditimbang terlebih dahulu beserta batu didih dan
pelarut disuling lalu labu dikeringkan pada suhu
102C - 105C sampai bobot tetap.
Jumlah miligram KOH yang diperlukan untuk
Uji minyak pelikan : Ditimbang 5 gram contoh,
menyabunkan 1 gram minyak disebut
ditambahkan 3 ml aquadest dan dipanaskan
bilanganpenyabunan. Analisis ini dilakukan guna
sampai larut. Lalu pipet 1 ml dan dimasukan
mengetahui komposisi KOH/NaOH yang akan
kedalam tabung reaksi, ditambahkan 5 ml KOH
ditambahkan untuk pembuatan sabun. Setiap
0,5 N dalam alkohol, dipanaskan hingga
bahan baku (Minyak) berbeda komposisi
mendidih. Kemudian ditambahkan air tetes demi
KOH/NaOH yang akan ditambahkannya. Untuk
tetes. Jika keruh (+) , jika tidak (-)
bahan baku minyak kelapa didapatkan hasil
KOH/NaOH yang dapat ditambahkan ada
Uji difusi cakram : Dibuat konsentrasi larutan
pembuatan sabun untuk 1 gram minyak
sabun (antiseptik) 5%, 10%, 15%, dibuat
sebanyak 0,35 gram.
suspensi bakteri (staphylococcusaureus) dari
biakan muni bakteri dengan cara dimasukkan 5 Penetapan Kadar Air :
ml aquadest steril kedalam biakan murni, Tabel 2. Hasil penetapan kadar air
digoyang tabung reaksi sampai koloni lepas dari
agar, dipindahkan suspensi bakteri kedalam
erlenmeyer steril, poton kertas saring dengan
ukuran uang logam, dimasukkan potongan
tersebut kedalam larutan sabun, rendam selama
30 menit, pipet 1 ml suspensi bakteri dan Dari data tersebut terlihat bahwa rata-rata dari
dimasukkan kedalam cawan petri steril secara kadar air pada sabun pembersih wajah ini adalah
aseptik, tuan media NA steril ke dalam cawan 13,99% dimana hasil tersebut sudah
Page 71
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
sesuai dengan range standar yang ditentukan sebagai berikut : Dari pemeriksaan kualitas
dari standar SNI (SNI 06-3532-1994) berarti mutu sabun yan telah dilakukan didapatkan kadar
dari sabun ini sangat baik karena dapat bertahan alkali bebas sebesar I : 0,09%, II : 0,07% dimana
lama dan tidak mudah rusak oleh bakteri nilai tersebut sudah sesuai range standar yang
ditentukan (SNI 06-3532-1994).
Analisis kadar asam lemak jumlah dengan
metode ekstraksi (kocok) : Uji Penetapan pH:
Tabel 3. Hasil kadar asam lemak jumlah Uji pH bertujuan untuk mengetahui tinakat
keasaman atau kebasaan dari sabun tersebut.
Dari pengukuran pH didapatkan hasil bahwa
larutan sabun tersebut memiliki pH 10,82.
Berdasarkan hasil pH sabun tersebut, bahwa
sabun yan dihasilkan bersifat basa. Beberapa
jenis sabun memang bersifat basa untuk
Dari pemeriksaan kualitas sabun dengan menjadikan sabun tersebut sebagai sabun juga
pemeriksaan kadar asam lemak jumlah di akan menyebabkan iritasi pada kulit. Oleh sebab
laboratorium SMK-SMAKPA didapatkan kadar itu diusahakan sabun mandi mempunyai kisaran
asam lemak jumlah sebesar I : 3,7697% , II : pH 8-11 (ASTM D1172-95).
3,8041% dimana nilai yg didapat tidak sesuai
dengan range standar yang ditentukan (SNI 06- Uji Difusi Cakram:
3532-1994). Hal tersebut membuktikan bahwa Tabel 6. Hasil uji difusi cakram
sabun yang didapatkan tidak menghasilkan busa
yang terlalu banyak, karena kadar asam lemak
jumlah erat kaitannya dengan busa yang
dihasilkan dari sabun.
Annisa, P dkk.2014. Kumpulan Jurnal Analisis Resti thisa ,2014. Kumpulan Laporan Praktikum
Terpadu II. SMK-SMAK Padang. Analisis Terpadu I. SMK-SMAK Padang. Padang
Wikipedia.minyak kelapa Dalam :
(http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_kelapa) Yeniza. 2005. Modul Analisis Gravimetri. Padang
diakses tanggal 3 maret 2015 12.20 WIB .Sekolah Menengah Kejuruan – SMAK Padang .
Hal: 56
Page 73
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISIS BIOETANOL DARI BENGKOANG
(Pachyrhizus erosus)
ABSTRAK
ABSTRACT
Padang is one of producerof bengkuang that spread in subdistrict is Koto tangah, Nanggalo, Kuranji and
Pauh. Using bengkuang sometimes causes trouble at the harvest time. Utilization of yam sometimes be a
problem, especially during the harvest season. Ethanol from raw materials bengkuang, with the help of yeast,
fermentation time 13 days. Type of yeast ( yeast and yeast breads tape ), the greater the weight, the higher
ethanol yeast formed. In this study, the highest ethanol content of fermented bengkuang weighing 18 g yeast and
fermentation time 13 days gained by 55 % , then the rest of evaporation is 0,02 ml/L, and acidity (as acetic acid)
is 162 mg/L.Bengkuang can produce 55% bioethanol fermentation time for 13 days. 55% bioethanol can be used
as an antiseptic.
PENDAHULUAN
terkandung dalam bengkuang adalah fosfor, zat
Tanaman bengkuang sebenarnya berasal besi, kalsium, dan lain-lain. Tumbuhan yang
dari amerika, disana tanaman bengkuang ini berasal dari Amerika tropis ini termasuk dalam
bukan termasuk buah – buahan tetapi dianggap suku umbi yang mengandung gula dan pati serta
sebagai sayuran. Pada saat musim panen fosfor dan kalsium. Umbi ini juga memiliki efek
datang, harga bengkuang menurun drastis. pendingin karena mengandung kadar air 86-
Dimana banyaknya kuantitas bengkuang 90%. (Anna Poedjiadi, Dasar – Dasar Biokimia,
tersebut dapat menyebabkan tidak maksimalnya 1994)
pemanfaatan bengkuang, sehingga Bioetanol adalah etanol yang diproduksi
kemungkinan besar bengkuang tersebut akan dengan cara fermentasi menggunakan bahan
menjadi busuk. Hal ini memacu penulis untuk baku nabati. Etanol atau Ethyl alcohol C2H5OH
melakukan penelitian seberapa banyak kadar berupa cairan bening tak berwarna, terurai
alkohol yang dapat dihasilkan bengkuang. secara biologis (biodegradable), toksisitas
Bengkuang merupakan buah yang kaya akan rendah dan tidak menimbulkan polusi udara
berbagai zat gizi yang sangat penting untuk yang besar bila bocor. Manfaat bioetanol sendiri
kesehatan terutama vitamin dan mineral. Vitamin dalam kehidupan sehari-hari adalah sebagai
yang terkandung dalam bengkuang sangat tinggi bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
adalah vitamin C. Sedangkan mineral yang Beberapa contoh manfaat dari bioetano
Page 74
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
adalah sebagai bahan bakar kendaraan, sebagai Alur Pembuatan Produk
antiseptic, sebagai pelarut untuk parfum dan cat.
(Prihardana, R., dkk. 2008).
Untuk menguji kualitas dari bioetanol
dilakukan analisis yang meliputi penetapan
kadar karbohidrat metode luff schoorl,
penetapan kadar gula metode refraktometri,
penetapan viskositas metode oswald, pengujian
minyak fusel metode SNI 3565:2009, pengujian
aldehid sebagai asetaldehid metode SNI
3565:2009, penetapan kadar etanol berdasarkan
berat jenis metode SNI 3565:2009, penentuan
serat kasar bengkuang sebagai uji
pendahuluan, uji keasaman (sebagai asam
asetat), penetapan sisa penguapan maksimum,
dan pengujian kadar air bengkuang sebagai uji
pendahuluan.
Rosdiana and Shinta francisca . 2010. StandarNasional Indonesia. SNI 3565: 2008.
“Pembuatan Etanol dari Bengkuang dengan BioetanolTerdenaturasiUntuk
variasi berta ragi, waktu, dan jenis ragi”. Jurusan Gasohol.BadanStandarisasiNasional.
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas
Sriwijaya. StandarNasional Indonesia. SNI 3565: 2009.
Sarifudin, Asep. 2010. Destilasi Sederhana. EtanolNabati. BadanStandarisasiNasional.
Bogor Agricultural University
Rosdiana and Shintafrancisca . 2010.
Standar Nasional Indonesia. SNI 3565: 2008. “PembuatanEtanoldariBengkuangdenganvariasi
Bioetanol Terdenaturasi Untuk Gasohol. Badan bertaragi, waktu,
Standarisasi Nasional. danjenisragi”(http://www.bengkuanguntukbioetan
ol.com) download tanggal 22/12/2014.
Standar Nasional Indonesia. SNI 3565: 2009.
Etanol Nabati. Badan Standarisasi Nasional. http://www.pharmcoaaper.com/pages/TechLibrar
y/techdocsethylalcohol/alcoholometrictable2.pdf
Standar Nasional Indonesia. SNI 3836:2013. http://id.wikipedia.org/wiki/Bengkuang
Teh Kering Dalam Kemasan. Dewan
Standarisasi Nasional. http://www.google.com/m?q=minyak+fusel#q=mi
nyak+fusel+pdfhttp://www.bengkuanguntukbioet
Sukmawati,Riza Fahmi, Salimatul Milati. 2009. anol.com)download tanggal22/12/2014
Laporan Tugas Akhir Pembuatan Bioetanol Dari
Kulit Singkong. Program Studi Diploma Iii Teknik
Kimia Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Page 77
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
PEMBUATAN DAN ANALISIS BALSEM AROMATERAPI DENGAN
PENAMBAHAN MINYAK ATSIRI PALA (Myristica Fragrans Houtt)
E-mail : sylvi_bustami@gmail.com
ABSTRAK
Pala (Myristica Fragrans Houtt) banyak dijumpai di Indonesia. Di Sumatera Barat, pala banyak di jumpai
di Kab. Agam, Kab. Solok, Kab. Padang Panjang dan Kab. Sijunjung. Hasil panen pala di Indonesia biasanya
dijual pada pedagang yang akan mengekspor pala ke luar negeri dan pada industri-industri besar. Tapi di sisi
lain, pala dapat diolah dan dimanfaatkan untuk pembuatan produk industri kecil. Daging buah pala dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan manisan, fuli pala dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan
teh dan biji pala dapat diolah menjadi minyak atsiri dengan berbagai kegunaannya. Pala yang diolah menjadi
minyak atsiri dengan cara penyulingan yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan obat-obatan seperti balsem.
Tujuan penelitian ini adalah pembuatan balsem aromaterapi yang memanfaatkan bahan alam (lingkungan).
Bahan baku yang digunakan yaitu pala 8000 gram dengan rendemen minyak pala 1,29 %. Respon yang
diamatipada balsem aromaterapi adalah kekentalan, berat jenis dan bilangan ester pada balsem serta cemaran
logam Pb. Hasil yang didapat yaitu kekentalan balsem sebesar 442,46 cp dengan berat jenis 0,9785 g/cm3,
bilangan ester25,41 dan cemaran logam Pb negative. Indeks bias minyak pala dengan hasil 1,478 n. pH dan uji
cemaran logam Cu menggunakan metode spektrofotometri UV-VIS. pH rata rata dari balsem tersebut adalah 6
dan cemaran logam Cu yang terdapat adalah negatif atau bisa dibilang tidak ada. Hasil yang didapat dari Uji
putaran Optik yaitu 24,625o, Uji Bilangan Penyabunan yaitu 19,22453, 21,98667, 11,49767, Uji cemaran Mikroba
yaitu 0,66×102, 0, 0 dan Uji Organoleptik yaitu Warna menarik, panas tahan lama dan bau sangat baik.
ABSTRACT
Nutmeg (MyristicaFragransHoutt) are often found in Indonesia. In West Sumatra, nutmeg many have
encountered in the district. Agam District.Solok District.Padang Panjang and Kab.Sijunjung. Yields of nutmeg in
Indonesia are usually sold on the merchant who will export nutmeg abroad and in major industries. But on the
other hand, nutmeg can be processed and used for the manufacture of products of small industries. Meat
nutmeg can be used as materials for sweets, nutmeg mace can be used as raw material for making tea and
nutmeg can be processed into essential oil with various uses. Nutmeg is processed into a distillation of essential
oils in a way that can be used for the manufacture of drugs such as ointments. The purpose of this research is
the manufacture of aromatherapy balm that utilize natural materials (environment). The raw material used is
8000 grams with nutmeg nutmeg oil yield of 1.29%. Responses were observed in aromatherapy balm is
viscosity, density and number of ester on balsam and Pb metal contamination. The result is a balm for 442.46
cpviscosity with the density of 0.9785 g / cm3, the number of ester 25.41 and negative Pb metal contamination.
Nutmeg oil with a refractive index n 1,478 results. pH and Cu metal contamination test on balsam and. average
pH of the balm is 6 and contained Cu metal contamination is negative or practically none. The result is Optic roll
that 24,625o, the counting soap decimal that 19,22453, 21,98667, 11,49767, cemaran mikroba that 0,66 x 102, 0,
0 and Organoleptic that color excited,a long hot and very good smell.
PENDAHULUAN
Tanaman pala (Myristica fragrans houtt) Pala dapat diolah menjadi minyak atsiri yang
adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dari diperoleh dari penyulingan biji dan fuli pala
pulau Banda, Maluku. Pala dikenal sebagai (Rismunandar, 1990).
tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis Setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan
dan multiguna karena setiap bagian tanamannya dalam berbagai industri. Biji, fuli dan minyak pala
dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. merupakan komoditas ekspor dan digunakan
Page 78
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
dalam industri makanan dan minuman. Selain itu Minyak atsiri yang telah didapatkan
minyak yang berasal dari biji, fuli dan daun dilakukan analisa parameter yaitu pengukuran
banyak digunakan untuk industri obat-obatan, indeks bias dan putaran optik. Hasil pengujian
parfum dan kosmetik. Sampai saat ini Indonesia minyak atsiri yaitu hanya ukuran bahan yang
menjadi pemasok biji dan fuli pala terbesar ke berpengaruh terhadap nilai putaran optik
pasar dunia (sekitar 60%). Sebagai komoditas minyak. Uji BNJ menunjukkan bahwa ukuran
ekspor, pala mempunyai prospek yang baik bahan besar menghasilkan putaran optik yang
karena selalu dan akan selalu dibutuhkan secara berbeda sangat nyata dengan ukuran sedang
kontinyu baik dalam industri makanan, minuman, dan kecil. Besarnya putaran optik tergantung
obat-obatan dan lain-lain. Sampai saat ini, pada jenis dan konsentrasi senyawa, panjang
kebutuhan dalam negeri untuk pala juga cukup jalan yang ditempuh sinar melalui senyawa
tinggi (Harris,2009). tersebut dan suhu pengukuran. Besar putaran
Di sisi lain, sebenarnya kita sendiri dapat optik minyak merupakan gabungan nilai putaran
mengolah buah pala yang kita hasilkan drai para optik senyawa penyusunnya. Penyulingan bahan
petani pala. Salah salah satu pengolahan pala berukuran kecil akan menghasilkan minyak yang
yang dapat dilakukan oleh industri keci yaitu komponen senyawa penyusunnya lebih banyak
penyulingan pala menjadi minyak atsiri. (lengkap) dibanding dengan bahan ukuran
Minyak atsiri digunakan sebagai bahan besar, sehingga putaran optik yang terukur
dasar kosmetik, parfum, aromaterapi, obat, adalah putaran optik dari gabungan (interaksi)
suplemen dan makanan. Salah satu senyawa-senyawa yang biasanya lebih kecil
penggunaan minyak atsiri sebagai obat-obatan dibanding putaran optik gabungan senyawa
yang banyak diminati masyarakat adalah produk yang kurang lengkap (sedikit) yang dihasilkan
balsam (Arif, 2006). Balsem merupakan produk bahan berukuran besar. Putaran optik minyak
aromatik yang bersifat sebagai obat luar yang dari semua perlakuan bersifat negatif, yang
dioleskan di kulit tubuh. Balsem digunakan untuk berarti memutar bidang polarisasi cahaya kekiri.
penyembuhan dan menenangkan. Manfaat Nilainya antara (-) 5,03 sampai (-) 6,75 derajat.
balsem bagi masyarakat telah dikenal cukup Nilai ini lebih besar dibanding standar EOA
lama, diantaranya ialah untuk meringankan sakit (1970) yang nilainya (-) 2 sampai 0 derajat.
kepala, sakit perut, menghilangkan gatal-gatal Indeks bias pada medium didefinisikan
akibat gigitan serangga, pegal-pegal, pilek dan sebagai perbandingan antara kecepatan
hidung tersumbat karena flu, juga untuk pijat dan cahaya dalam ruang hampa udara dengan cepat
kerok, baik pada orang dewasa maupun anak- rambat cahaya pada suatu medium. Indeks bias
anak dan bayi (Arif, 2006). yang didapatkan yaitu 1,478 n.
Secara umum buah pala yang menjadi
BAHAN DAN METODE komoditas ekspor tidak banyak yang mengolah
sendiri untuk menjadikan minyak atsiri. Disisi
Metoda Penelitian lain, sebenarnya masyarakat / petani pala dapat
Metoda yang digunakan untuk mengolah bahan mengolah sendiri pala yang mereka hasilkan.
baku menjadi minyak atsiri yaitu penyulingan Pengolahan pala dapat dilakukan dalam industri
secara destilasi uap. Destilasi uap digunakan kecil yang menghasilkan produk-produk yang
untuk memisahkan campuran senyawa-senyawa bermanfaat dan memiliki nilai jual tinggi (Mayuni,
yang memiliki titik didih mencapai 200 °C atau 2008). Proses pengolahan pala tidaklah sulit,
lebih. Buah pala bisa menguap pada suhu yaitu dengan cara penyulingan menggunakan
mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer alat-alat yang dapat diciptakan sendiri. Dari hasil
dengan menggunakan uap atau air mendidih. penyulingan didapatkan minyak atsiri yang
Didalam destilasi uap memiliki prinsip bahwa memiliki banyak manfaat dan kegunaannya.
mendestilasi senyawa di bawah titik didih dari Oleh karena itu, penulis tertarik meilih judul
masing masing senyawa campuran yang “Balsem Aromaterapi Dengan Penambahan
dimilikinya. Buah pala yang didestilasi akan Minyak Atsiri Pala”.
menghasilkan minyak dengan bantuan destilat
air. Pada saat proses destilasi, kondensasi Parameter analisa untuk produk balsem
harus dilakukan dengan air yang suhunya ±20ºC aromaterapi yaitu penentuan bilangan ester dan
supaya minyak yang dihasilkan sesuai dengan penentuan bilangan penyabunan metode
standar rendemen pala. Rendemen yang
didapatkan untuk 8 kg pala yaitu 1,29.
Volumetri secara Asidimetri, Sumber bahan baku pembuatan balsem
Pengukuran kekentalan metoda bola jatuh ,
Bahan baku yang digunakan yaitu buah pala,
pengukuran berat jenis, uji logam Pb dan Cu, uji kamfer kristal, minyak papermint, mentol kristal
cemaran mikroba, penentuan pH dan uji dan vaselin. Buah pala didapatkan langsung dari
organoleptik.
Page 79
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
petani pala di daerah Maninjau Kab. Agam, Alat yag digunakan adalah alat gelas di
kemudian pala jemur dan dilakukan penyulingan laboratorium, Neraca kasar, hot plate, magnetic
untuk mendapatkan minyak atsiri. Kamfer kristal, stirer.
mentol kristal, minyak papermint dan vaselin
Bahan yang digunakan Minyak atsiri pala,
didapatkan dari pedangan rempah-rempah di
vaselin, kamfer kristal, mentol kristal, miyak
Pasar Raya Kota Padang.
papermint.
Alat dan bahan
Page 80
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Gambar 1. Skema Pembuatan Produk
Page 81
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015
Cara Kerja Pembuatan Mutu Produk sampel balsem tersebut. Dilakukan juga prosedur
Penentuan bilangan ester metoda volumetri di atas untuk blangko dengan perlakuan triplo.
secara asidimetri
Bilangan ester merupakan selisih antara bilangan Uji kualitatif logam Pb
penyabunan dan bilangan asam. Ditimbang 2 gr Ditimbang sampel balsem 50 gr di dalam gelas,
sampel balsem dengan neraca analitik lalu dipanaskan sampai mencair. Ditambahkan 1
menggunakan erlenmeyer 250 mL. Dilarutkan mL larutan asam asetat 30% dengan pipet takar
dengan 50 mL ethanol 96% dan ditambahkan dan ditambahkan 0.5 gr Na2CO3. Kemudian
aquadest 25 mL. Larutan dipanaskan sampai ditambahkan 5 tetes K4Fe(CN)6.3H2O tetes demi
mendidih di atas penangas air. Ditambahkan tetes dengan pipet tetes. Diaduk larutan tersebut
indikator PP sebanyak 2-3 tetes (tidak berwarna). hingga rata. Larutan dibiarkan selama ½ jam. Jika
Dititrasi dengan larutan NaOH 0.1 N sampai TAT tetap jernih berarti logam Pb tidak terdapat di
berwarna pink seulas (bilangan asam). Larutan dalam sampel tersebut (Logam Pb negativ).
hasil titrasi ditambahkan 10 mL KOH alkohol 0.5 N
dengan pipet takar. Ditambahkan beberapa batu Pengukuran indeks bias
didih dan sambungkan erlenmeyer dengan Refraktometer dihidupkan kemudian dibiarkan
pendingin tegak. Kemudian larutan direfluk selama standby dalam 5 menit. Teteskan air ke dalama
30-60 menit. Sewaktu-waktu larutan harus dikocok prisma pada suhu 20 derjat celcius dan bersihkan
supaya penyabunan sempurna. Pada akhir dengan alkohol. Minyak pala diteteskan beberapa
pendidihan, ditambahkan 2-3 tetes indikator PP. tetes keatas prisma, kemudian tutup prisma
Jika larutan berwarna merah berarti masih ada dengan rapat menggunakan sekup. Gerakan
kelebihan alkohol KOH, jika tidak merah berarti alidade maju mundur. Atur garis pada
masih kekurangan KOH alkohol dan harus pembatasnya. Nilai indeks bias dapat dibaca
ditambah KOH alkohol 0,5 N 10 ml lagi dengan langsung.
pipet takar, lalu direfluks kembali selama 30-60 Pengukuran pH
menit lagi. Diangkat dan didinginkan sebentar Ditimbang balsem 20 gram menggunakan neraca
(jangan terlalu dingin bisa membeku), lalu dititrasi kedalam gelas piala. Panaskan sampai balsem
dengan HCl 0,5 N sampai TAT berwarna pink mencair. Periksa pH balsem menggunakan pH
seulas. Dilakukan titrasi blanko dengan meter. Lakukan triplo untuk setiap sampel.
pelaksanaan yang sama seperti contoh. Dilakukan
perlakuan triplo pada sampel dan blanko. Uji logam Cu
Preparasi sampel
Pengukuran Kekentalan Ditimbang sampel sebanyak 5 gram dengan
Disediakan gelas ukur 50 mL dan sampel balsem cawan peoselen menggunakan neraca analitik
yang akan digunakan. Gelas ukur diisi dengan kemudian diarangkan pada kompor gas. Diabukan
sampel yang akan ditentukan kekentalannya didalam furnace selama 2 jam pada suhu 9000C.
sampai volume 50 mL dengan hati-hati dan jangan Abu yang terbentuk dilarutkan dengan HNO3
sampai terdapat gelembung udara di dalamnya. pekat sebanyak 5 ml kemudian pindahkan
Dimasukkan bola ke dalam gelas ukur dengan kedalam labu ukur 100ml sambil disaring dengan
hati-hati. Stopwatch dihidupkan ketika bola mulai kertas saring dan dipaskan sampai tanda tera.
jatuh pada garis awal dan dimatikan ketika bola Homogenkan dan siap dibaca pada AAS.
sampai di dasar gelas. Dicatat waktu tempuh bola Larutan Induk
melalui gelas mulaid ari garis awal sampai garis Dipipet 10 ml titrisoc Cu 1000 ppm kedalam labu
akhir dalam hitungan detik. Dilakukan prosedur no. ukur 100 ml, paskan dengan aquabidest dan
1 sampai no. 5 dengan perlakuan triplo untuk homogenkan. ( larutan 100 ppm).
sampel balsem tersebut. Larutan Intermediet Dipipet 5 ml larutan 100 ppm
Pengukuran berat jenis kedalam labu ukur 50 ml, paskan denagan
Disediakan gelas ukur 50 mL dan sampel balsem aquabidest dan homogenkan. (larutan 10 ppm)
yang akan digunakan. Ditimbang gelas ukur 50 mL Pembuatan Deret Standar
tersebut dengan neraca analitik, kemudian dicatat Dipipet 0ml; 10ml ; 15ml ; 20ml ; 25 ml larutan
hasil penimbangannya. Dimasukkan sampel intermediet ( 10 ppm ) masing masing kedalam
balsem ke dalam gelas ukur sampai volume 50 labu ukur 50 ml. Tambahkan HNO3 pekat 3 tetes.
mL dengan hati-hati dan jangan sampai terdapat Paskan dengan aquabidest dan homogenkan.
gelembung udara, lalu dicatat hasil Kemudian ukur dengan alat AAS.
penimbangannya. Dilakukan prosedur no. 1
sampai no. 3 dengan perlakuan triplo untuk
dihomogenkan. Dipipet 1 ml dari masing-masing Viskositas atau kekentalan yang didapatkan pada
pengenceran ke dalam cawan petri steril secara produk balsam pala adalah sebesar 453,46cp ;
Triplo. Ke dalam setiap cawan petri dituangkan 442,46 cpdan 466,79 cp. Dari 3 komposisi sampel
sebanyak 12 – 15 ml media PCA yang telah yang berbeda, viskositas sampel yang memenuhi
dicairkan yang bersuhu 45 ± 1⁰C dalam waktu 15 standar literatur adalah sampel komposisi 2. Tinggi
menit dari pengenceran pertama. Digoyangkan atau rendahnya kekentalan suatu balsem
cawan petri dengan hati-hati (putar dan berpengaruh terhadap kualitas balsam, karena
goyangkan ke depan ke belakang serta ke kanan semakin tinggi kekentalan balsam tersebut maka
dan ke kiri) hingga contoh tercampur rata dengan ketahanannya dalam jangka waktu yang cukup
pembenihan. Dikerjakan pemeriksaan blangko lama.
dengan mencampur air pengencer dengan Tabel 3. Berat Jenis Balsem
pembenihan untuk setiap contoh yang diperiksa.
Dibiarkan hingga campuran dalam cawan petri
membeku. Dimasukkan semua cawan petri
dengan posisi terbalik ke dalam incubator dan
inkubasikan pada suhu 35 ± 1⁰C selama 24 – 48
jam. Dicatat pertumbuhan koloni pada setiap
cawan yang mengandung 25 – 250 koloni setelah
48 jam. Dihitung angka lempeng total dalam 1
gram atau 1 ml contoh dengan mengalikan jumlah Pada pengukuran berat jenis, didapatkan
rata – rata koloni pada cawan dengan factor hasil yang menunjukkan balsem pala memiliki
pengenceran yang digunakan. kualitas yang baik dan data yang didapatkan
mendekati data pada literatur yang penulis
Uji Organoleptik gunakan.
Aroma : Diambil sampel secukupnya kemudian
hirup aroma dari sapel tersebut dan catat hasil Penentuan Bilangan Ester Pada Balsem
penilaiannya. Tabel 5. Hasil penentuan bilangan ester
Warna : Diambil sampel secukupnya kemudian
lihat warna dari sampel dan catat penilaian warna
dari sampel tersebut.
reaksi terhadap kulit : Diambil sampel secukupnya
kemudian oleskan pada kulit tangan, tunggu reaksi
terhadap kulit dan catat hasil penilaiannya.
Penentuan pH balsam
Tabel 8. Hasil pengujian pH
Bilangan Penyabunan
Tabel 7. Hasil bilangan penyabunan
E-mail :momonmc2196@gmail.com
ABSTRAK
Tisu menjadi komoditi yang memiliki pasaran bagus dikarenakan penggunaannya sangat luas. Tisu merupakan
perkembangan dari kertas karena pada proses pembuatannya sama hanya saja tisu wajah lebih tipis dan transparan.
Penggunaan Kulit Pisang menjadi alternative baru dalam mengurangi penggunaan bahan dasar kayu untuk
pembuatan bubur kertas (pulp) yang semakin tinggi. Tujuan penelitian ini adalah pembuatan tisu wajah yang
memanfaatkan bahan alam (lingkungan) yaitu kulit pisang yang kaya akan vitamin C dengan menggunakan larutan
NaOH sebagai larutan pemasak dengan waktu pemasakan 90 menit. Parameter yang dianalisa antara lain kadar
rendemen, pH, kadar hemiselulosa ,kadar selulosa, kadar lignin, kadar air, kadar abu, uji difusi cakram,, daya serap
air pada tisu, ketebalan tisu dan nilai gramatur kertas tisu. Hasil analisa skala triplo didapatkan nilai kadar rendemen
sebesar 86,54%, nilai pH 7,39, kadar hemiselulosa sebesar 21,63%,selulosa 49,73%,lignin 1,33%, kadar air 7,9%,
kadar abu 1,24 %, uji difusi cakram 1.54 cm2, daya serap air 10,67 mm , ketebalan 0,09 mm dan nilai gramatur
kertas tisu sebesar 14,12 g/m2.
ABSTRACT
Tissues become a commodity which has a good market because of its use is widespread. Tissue paper is the
development of the manufacturing process is the same as the only facial tissue is thinner and transparent. Use of
Banana Skin becomes a new alternative in reducing the use of materials of wood for the manufacture of pulp (pulp)
are higher. The purpose of this research is the manufacture of facial tissue that utilizes natural materials
(environment) that banana peel is rich in vitamin C using NaOH solution as the solution of the cooker with cooking
time 90 minutes. The parameters analyzed include yield levels, pH, levels of hemicellulose, cellulose content, lignin
content, moisture content, ash content, disc diffusion test ,, water absorption in tissue, tissue thickness and tissue
paper grammage value. Triplo scale analysis results obtained value of the levels of yield of 86.54%, pH 7.39,
hemicellulose content of 21.63%, 49.73% cellulose, lignin 1.33%, 7.9% moisture content, ash content 1 , 24%, 1:54
cm2 disc diffusion test, water absorption 10.67 mm, thickness of 0.09 mm and tissue paper grammage value of
14.12g.m2
PENDAHULUAN
kayu(Anonim, 1999).Serat alam non-kayu
Di Indonesia,kebutuhan akan pulp setiap memiliki keuntungan dibandingkan dengan kayu
tahunnya semakin tinggi. Sedangkan diantaranya adalah kemudahan dipanen dalam
perkembangan produksi hutan alam untuk bahan waktu yang relatif lebih singkat dibandingkan
baku pembuatan pulp (kayu) tidak berbanding pohon kayu dan kemudahannya dibudidaya.Salah
lurus dengan meningkatnya kebutuhan akan pulp satu serat alam non kayu yang dapat digunakan
tersebut. Kondisi tersebut mengakibatkan adanya untuk pembuatan kertas adalah kulit
ketimpangan yang tingggi antara ketersediaan pisang.Pisang adalah tumbuhan dengan bentuk
produksi kayu dengan kebutuhan kayu nasional. hidup herbal dan termasuk dalam family Musacae
Tingginya tingkat penebangan hutan akibat atau pisang-pisangan.Pisang pada umumnya,
meningkatnya penggunaan kayu sebagai bahan ditemukan di daerah tropis. Persebaran tersebut
baku berbagai industri perkayuan menyebabkan terjadi akibat adanya perdagangan antar negara di
perlunya mengganti dengan serat alam non- daerah tropis (Anhwange et al.,2009).
Dari tabel 4 dapat dilihat kadar lignin yang didapat Penetapan nilai pH
setelah hasil analisis yaitu 1,33 % dimana hasil Tabel 7.Hasil analisis uji pH
tersebut sesuai dengan standar baku mutu kadar
lignin didalam pulp atau bubur kertas dengan
batas kadar lignin pada pulp >10%. Besar atau
kecilnya kadar lignin yang didapat akan
berpengaruh pada mutu pulp. Jika kadar lignin
yang didapat <10% maka pulp akan lebih bewarna
gelap dan memerlukan larutan pemutih yang lebih
banyak atau sebaliknya jika kadar lignin >10%
bearti pada proses pemutihan tidak memerlukan
larutan pemutih yang terlalu banyak sehingga
pekerjaan yang dilakukan lebih effisien dan limbah
larutan pemutih yang dihasilkan tidak terlalu
banyak sehingga mepermudah proses penetralan
limbah dan tidak membahayakan lingkungan.
Karena hasil analisis kadar lignin sesuai dengan
standar, maka pulp dari kulit pisang ini bisa
Dari tabel data diatashasil pH yang
digunakan untuk pembuatan kertas tisu dari kulit
didapatkansesuaidenganSNI 14-0173-1987maka
pisang.
sampel tersebut baik untuk digunakan.
Penetapan nilai uji gramatur kertas
Penetapan kadar abu pada pulp
Tabel 5. Hasil analisis uji gramatur kertas
Tabel 8.Kadar Abu Pada Pulp
Uji Daya Serap Air Pada Tisu Hendro Soenarjono. 1998. Teknik Memanen
Tabel 10. Uji Daya Serap Air Pada Tisu Buah Pisang agar Berkualitas Baik.Trubus no.
341.
Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan Island B,. Cicilia, N., dan Anang G. 2003.
bahwa ketebalan tisu yang telah dirata-ratakan Prospek dan Potensi Pemanfaatan Kayu Karet
adalah 0,09 mm.Pengukuran dilakukan dari Sebagai Substitusi Kayu Alam. Jurnal Ilmu dan
bagian tepi dan tengah tisu tersebut. Tisu yang Teknologi KayuTropis Vol. 1. No. 1.
dianalisa memiliki ketebalan yang sama dan
rata jika dilihat dari data yang didapatkan tisu James clark. 1987. Pulp and Paper
tersebut memiliki ketebalan cukup. Techonology. McGrow Hill BookCompany. New
York
KESIMPULAN
Rismunandar. 1990. Membudidayakan Tanaman
Setelah dilaksanakan penelitian berupa Buah-buahan. C.V. Sinar Baru.Bandung.
pembuatan produk tisu wajah dan analisisnya
yang berjudul Pembuatan Tisu Wajah dari Syamani.F.A., Prasetiyo. K.W., Budiman. I.,
Limbah Kulit Pisang dan didapatkan hasil Subyakto, dan Subiyanto. B. 2008. Sifat Fisis
analisa dari parameter untuk bahan dasar kulit Mekanis Papan Partikel dari Serat Sisal atau
pisang dalam bentuk pulp yaitu kadar rendemen Serat Abaka setelah Perlakuan Uap.J. Tropical
sebesar 86,54%, kadar hemiselulosa 21,63%, Wood Science and Technology Vol. 6 . No. 2
kadar selulosa 49,73%, kadar lignin 1,33% dan .2008
kadar abu sebesar 1,24%, serta untuk analisa
parameter sampel tisu didapatkan nilai gramatur Subiyanto, B., Raskita, S., dan Efendy, H.
sebesar 14,12 g/m2, kadar air 7,90%, nilai pH 2003.Pemanfaatan Serbuk Sabut Kelapa
7,12, uji efektivitas mikroba metoda difusi sebagai Bahan Penyerap Air dan Oli Berupa
cakram sebesar 1,54 cm 2, daya serap air Panel Papan Partikel.Jurnal Ilmu dan Teknologi
10,67mm dengan kecepatan serap 1,8×10-4 m/s Kayu Tropis Vol. 1.
dan ketebalan pada kertas tisu adalah 0,09mm.
Dari data yang telah didapatkan Tisu Wajah Dari Van Steenis, C.G.G.J., D. Den Hoed, S.
Limbah Kulit Pisang dapat dipasarkan kepada Bloembergen dan P.J. Eyma. 2002. Flora. P.T.
masyarakat karena sesuai dengan SNI Kertas Pradnya Paramita. Jakarta.
Tisu Muka (Revisi Sni 14-1073-1987).
YayanSutrian. 1992.Pengantar AnatomiTumbuh-
SARAN tumbuhan. Rineka Cip
Email : nofalhenry@gmail.com
ABSTRAK
EM 4 merupakan suatu cairan berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam (segar) yang
didalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan bagi proses
penyerapan/persediaan unsur hara dalam tanah. Penulis melakukan variasi pembuatan EM 4 yang
bahan dasar EM 4 biasanya dari air beras diganti menjadi air limbah dari proses pembuatan tahu dan
sampah sayur. Diketahui, limbah air tahu ini dapat dimanfaatkan sebagai media pertumbuhan
mikroba dan kandungan unsur haranya dibutuhkan oleh tanaman. Proses Fermentasi EM 4 dilakukan
selama 4 minggu dan kemudian di analisis, maka di dapatkan hasil sebagai berikut: Nitrogen 1,1 %,
kadar Fe 2,03 ppm, posfor 4,92 %, Kalium 1,25 %,C-Organik 0,33 %, Cu 0 ppm, Mg 39× 104, Zn 7,48
ppm, Pb 0 ppm, E-Coli 0 (-), Mn 6,05 ppm, dan pH EM 4 4,58. Hasil tersebut sesuai dengan yang di
syaratkan dan sesuai standar dari Kementrian Pertanian (Permenpan No.70/ permenpan/ SR.140 /10
/2011).
ABSTRACT
EM 4 is a brownish liquid and sweet-scented acid (fresh) which contains a mixture of several
live microorganisms that are beneficial for the absorption / supply of nutrients in the soil. The author
did a variation of making the base material EM4 EM 4 usually of rice water was changed to the
wastewater from the process of making tofu and vegetable bins. Known, tofu wastewater this can be
used as microbial growth media and content elements needed by plants. Fermentation Process EM 4
for 4 weeks and then in the analysis, then get the following results: 1.1% nitrogen, 2.03 ppm Fe
content, 4,92 % Phosfor, 1,25 % Kalium, 0,33 % C-Organik, o ppm Cu, 39× 104 Mg, 7,48 ppm Zn, 0
ppm Pb, 0 (-) E-Coli, 6,05 ppm Mn, and pH of the EM4 4.58. These results are in accordance with
other requirements and standards of the Ministry of Agriculture (Permenpan No. 70 / PERMENPAN /
SR.140 / 10/2011).
Hasil pengujian kadar Nitrogen total Dari table diatas kadar Phospor yang diperoleh
Tabel 4. Hasil Penetapan Nitrogen Total dalam EM4 belum memenuhi standar
Permenpan dan standar acuan EM4 yang ada
dipasaran. Perlu dilakukan perbaikan komposisi
untuk penelitian selanjutnya. Kelebihan P
menyebabkan penyerapan unsur lain terutama
unsure mikro seperti besi (Fe) ,tembaga (Cu) ,
Dari tabel 2 dapat terlihat kadar nitrogen total dan seng (Zn) terganggu. Namun gejalanya
dari sampel EM 4 yang didapatkan sebesar tidak terlihat secara fisik pada
1,1% hasil yang diperoleh sesuai dengan tanaman.Sedangkan kekurangan dimulai dari
standar dari (Permenpan No. daun tua menjadi keunguan cenderung
70/permenpan/SR.140/10/2011) yang kadar kelabu.Tepi daun cokelat ,tulang daun muda
nitrogen total maksimal 2 % berarti mutu dan berwarna hijau gelap. Hangus ,pertumbuhan
kualitas EM 4 ini baik dan sesuai dengan daun kecil , kerdil , dan akhirnya rontok. Fase
standar dari Kementrian pertanian. Dengan EM pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.
4 ini sesuai dengan standar dari Kemenpan
berartiEM 4 ini dapat membantu proses Uji Kadar Pb
pembentukan hijau daun atau klorofil. Klorofil Tabel 7. Uji Kadar Pb
sangat berguna untuk membantu proses No. Parameter Hasil (ppm) Standar Acuan
fotosintesis. Apabila tanaman kekurangan
nitrogen, maka dapat menyebabkan 1 Kadar Pb 0 ppm
pertumbuhan tanaman tidak normal atau kerdil. 2 Kadar Pb 0 ppm
≤ 5 ppm
Nitrogen juga berfungsi sebagai sumber energi 3 Kadar Pb 0 ppm
bagi mikroorganisme dalam tanah yang Rata-rata 0 ppm
berperan dalam proses pelapukan atau Dari hasil penentuan kadar Pb yang didapat
dekomposisi bahan organik. dalam EM4 memenuhi syarat sesuai dengan
Peraturan Kementrian Pertanian Republik
Hasil Pengujian Kadar Fe Indonesia tentang Teknis Minimal Pupuk
Tabel. 5 Hasil Uji Kadar Fe Organik No.70/PERMEMPAN/SR.140/10/2011
dan EM4 yang ada dipasaran.
Uji Kadar Ca
Tabel. 8 Uji Kadar Ca
ABSTRAK
Teh adalah minuman yang di hasilkan dari daun atau pucuk pokok renek Camelia sinesis atau Cperti
mangamellia thea di dalam air panas dan sejuk, melalui cara rendaman atau campuran. Teh juga bisa di buat
dari bahan lain, seperti kulit manggis yang memiliki banyak manfaat, salah satu nya sebagai penurun kadar
kolestrol.Pemeriksaan yang di lakukan pada teh dari kulit manggis ini yaitu penetapan kadar abu dan serat kasar
yang bertujuan untuk mengetahui baik atau tidaknya suatu pengolahan, memperbaiki mutu dan lain sebagai nya.
Selanjutnya yaitu penetapan alkalinitas abu dan kadar Fe dengan hasil 1,02 % dan 1,28%. Kadar abu
didapatkan 2,68% dan serat kasar 9,9%, kadar air 5,54 %, kadar ekstrak dalam air 83,97 %, kapang 1 x
10-2.
ABSTRACT
Tea is a drinking which is produced from the leaves or shoots renek Camelia sinesis or Cperti
mangamellia thea in the hot and cold water, by means of immersion or mixture. Tea can also be made from other
materials, such as mangosteen skin that has many benefits, one of them as mahing cholesterol low levels. The
examination is done on tea from the bark of the mangosteen is the determination of ash and crude fiber which
aims to determine whether or not a treatment, improve the quality and the other. Furthermore, the determination
of ash alkalinity and Fe content with the results of 1.02% and 1.28%. The content of its ash is 2,68% and 9,9%
crude fiber water content 5,54%, water extract content 83,97 %, kapang 1 x 10-2.
PENDAHULUAN
Perlu kita pahami bahwa kolesterol dan fisiologis lain. Dari jumlah tersebut 25-40 persen
lemak merupakan substansi yang berbeda. Satu atau sekitar 200-300 mg secara normal berasal
makanan bisa tinggi lemak, tetapi bebas dari makanan, selebihnya disintesis oleh tubuh.
kolesterol, misalnya minyak zaitun. Makanan lain Namun, apabila kolesterol dalam tubuh
bisa rendah lemak tetapi tinggi kolesterol, seperti berlebihan, maka akan tertimbun di dalam
jeroan. Kolesterol sebenarnya merupakan salah dinding pembuluh darah dan menimbulkan suatu
satu komponen lemak. Lemak merupakan salah kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu
satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh penyempitan atau pengerasan pembuluh darah.
kita disamping zat gizi lain seperti karbohidrat, Kondisi ini merupakan cikal bakal terjadinya
protein, vitamin dan mineral. Lemak juga penyakit jantung dan stroke.
merupakan salah satu sumber energi yang Teh adalah minuman yang mengandung
memberikan kalori paling tinggi. kafein dan antioksidan, sebuah infusi yang
Kolesterol sangat dibutuhkan oleh tubuh dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk
untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh daun, atau tangkai daun yang dikeringkan dari
dan pembentukan hormon-hormon steroid. tanaman Camellia sinensis dengan air panas.
Sebagaimana yang diungkapkan (Astawan, MS), Teh yang berasal dari tanaman teh dibagi
ahli teknologi pangan dan gizi dari IPB, menjadi 4 kelompok: teh hitam, teh oolong, teh
meskipun dianggap berbahaya, kolesterol tetap hijau, dan teh putih. Teh yang tidak mengandung
dibutuhkan tubuh. Manusia rata-rata daun teh disebut teh herbal. Teh merupakan
membutuhkan 1.100 miligram kolesterol per hari sumber alami kafein, teofilin dan antioksidan
untuk memelihara dinding sel dan fungsi dengan kadar lemak, karbohidrat atau protein.
y = 0.0685x -… Absorbansi
0
(A)
0 5 10
Dari tabel 4.1.3 didapatkan hasil serat kasar Konsentrasi (ppm)
pada sampel 1 adalah 9,40 %, dan pada sampel
2 adalah 10,37 %. Rata – rata kadar serat kasar
adalah 9,88 %. Manfaat serat kasar dalam tubuh Gambar 2. Kurva Kalibrasi
yaitu mencegah kanker, mencegah sakit pada Dari tabel diatas pengukuran deret standar dan
usus besar, menurunkan kadar kolesterol, sampel, pada sampel 1 memiliki absorban
mencegah sembelit, membantu mengontrol gula sampel yaitu 0,153, sampel 2 yaitu 0,173,
darah, mencegah wasir dan membantu sampel 3 yaitu 0,133. Dengan rata – rata
menurunkan berat badan. Persentase serat absorban pada sampel adalah 0,153. Pada tabel
kasar dapat dipergunakan untuk mengevaluasi 4.1.4.2 dapat dilihat kurva kalibrasi standar dari
suatu proses pengolahan, misalnya proses deret larutan Fe, memiliki nilai R2 yaitu 0,997.
antara pemisahan cangkang dengan kulit buah. Dengan persamaan y = 0,068x – 0,058. Kadar
Jadi hasil pada penetapan serat kasar dapat Fe yang ditentukan adalah kadar Fe dalam
dikatakan memasuki nilai standar pada SNI dan tubuh atau Fe secara biokimia. Total kadar Fe
proses pada pengolahan dikatakan cukup baik, yang didapatkan adalah 1,28% dengan
karena memiliki kadar serat kasar yang tinggi. konsentrasi 1,3971 ppm. Jika kadar Fe yang
didapatkan tinggi maka tidak baik bagi
Kandungan serat kasar yang tinggi dalam kesehatan tubuh.
makanan atau minuman akan menurunkan
koefisiensi cerna dalam sampel, karena serat KESIMPULAN
kasar mengandung bagian yang sukar untuk
dicerna.(Eka Setiawan, 2014) Dari hasil analisis yang telah di lakukan terhadap
sampel teh herbal dari kulit manggis didapatkan
hasil penetapan kadar abu sebanyak 2,69 %.,
penetapan kadar alkalinitas larut dalam air
(sebagai KOH) sebanyak 1,02%, penetapan
kadar serat kasar dengan rata – rata sebanyak
9,89 %, penetapan kadar Fe metode KCSN
sebanyak 1,28% dengan konsentrasi 1,3971
ppm. Penetapan Kadar Air sebanyak 5,54
%.Penetapan Kadar Ekstrak Dalam Air
sebanyak 83,97 %. Pengujian mikroba metode
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015 Page 106
kapang sebanyak 1 x 10-2. Dari data yang di
peroleh dapat di simpulkan bahwa teh herbal
dari kulit manggis ini dinyatakan layak untuk di
pasarkan dan di konsumssi oleh
masyarakat.Dikarenakan,hasil yang di peroleh
untuk setiap parameter memenuhi standar
acuan yang di gunakan,yaitu SNI 3836,2013.
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Andrianus Nugroho, Lukas . 2012. Alkalinitas
dan Asiditas. Bogor.
ABSTRAK
Bioethanol gel adalah bioetanol dengan bentuk fisik berupa gel. Produk Bioethanol gel sangat prospektif
dikembangkan. Keunggulan dari Bioethanol gel dibandingkan fase cairnya yaitu praktis dan aman. Praktis karena
berbentuk gel sehingga bisa disimpan di dalam botol serta tidak mudah tumpah. Gel yang terbentuk karena bantuan
gelling agent yang berfungsi sebagai pengental dimana pada bioetanol gel air kelapa ini menggunakan carbopol 940.
Proses pembuatan bioetanol gel air kelapa ini diawali dengan proses fermentasi pada air kelapa dengan penambahan
NPK, urea, dan ragi selama lebih kurang 10 hari, dan dilanjutkan dengan proses destilasi yang mengahasilkan
bioetanol 65%. Bioetanol air kelapa yang didapat selanjutnya di rubah menjadi gel dengan bantuan gelling agent dan
sedikit NaOH yang berfungsi sebagai penstabilitas pH pada bioetanol gel. Dari pengujian bioetanol gel air kelapa ini,
didapat nyala api yang stabil dengan warna nyala api biru, waktu penyalaan bioeatnol gel dari air kelapa < 1 detik
dengan waktu pembakaran 5 menit 30 detik setiap 5 gramnya. Bioetanol gel dari air kelapa dapat memindahkan suhu
hingga 70ºC dalam waktu 3 menit dengan berat bioetanol gel yang terbakar rata-rata 4,9 gram.
ABSTRACT
Bioethanol gel is bioethanol with physical forms a gel. Bioethanol Product prospective gel developed.
Advantages of bioethanol gel than the melting phase is practical and safe. Practical because gel that can be stored in
the bottle and not easily spill. The gel is formed as a gelling agent assistance that serves as a thickener in which the
ethanol gel coconut water using Carbopol 940. The process of making bioethanol gel coconut water is preceded by a
process of fermentation in coconut milk with the addition of NPK, urea, and yeast for about 10 days, and followed by
distillation processes that result in 65% ethanol. Bioethanol coconut water obtained in the change next to gel with the
help of a gelling agent and a bit of NaOH which serves as stabilitation pH on bioethanol gel. Of ethanol gel test this
coconut water, a stable flame obtained by the color blue flame, ignition timing bioeatnol gel of water coconut <1
second with a time of 5 minutes 30 seconds burning every 5 gram. Bioethanol gel of coconut water can move up to a
temperature of 70ºC in 3 minutes premises bioethanol gel burning weight average of 4.9 grams.
PENDAHULUAN
melekat di dinding dalam batok (daging buah
Kelapa adalah satu jenis tumbuhan dari suku aren kelapa) adalah sumber penyegar yang
- arenan atau Arecaceae. Tumbuhan ini di mengandung beraneka enzim dan memiliki khasiat
manfaatkan hampir semua bagiannya oleh penetral racun dan memberikan efek penyegar
manusia sehingga dianggap sebagai tumbuhan (Palungkun,1992).
serba guna. Kelapa (Cocos nucifera) secara alami Air kelapa mengandung air 91,5 %,
tumbuh di pantai dan mencapai ketinggian 30 m protein 0,14%, lemak 1,5 %, karbohidrat 4,6%,
(Palungkun,1992). Buah kelapa adalah bagian serta abu 1,06 %. Selain itu air kelapa
paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mengandung berbagai nutrisi seperti sukrosa,
mesokarp berupa serat - serat kasar, destrosa, fruktosa serta vitamin B kompleks yang
diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok terdiri dari asam nikotinat, asam pantotenat, biotin,
kursi, anyaman tali dan lain-lain. Tempurung atau riboflafin dan asam folat.
batok bagian endocarp digunakan sebagai bahan Bioetanol adalah cairan yang dihasilkan melalui
bakar, wadah minuman, bahan baku proses fermentasi gula dari penguraian sumber
kerajinan dan arang aktif. Endosperma buah karbohidrat dengan bantuan mikroorganisme.
kelapa yang berupa cairan serta endapannya yang Bioetanol dapat juga diartikan sebagai bahan kimia
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015 Page 108
yang memiliki sifat kesamaan dengan minyak Analisa warna nyala dari pembakaran
premium, karena terdapatnya unsur–unsur seperti bioethanol gel :
karbon (C) dan hidrogen (H). Bahan baku Diambil bioethanol gel 5 gram dimasukkan dalam
pembuatan bioetanol dibagi menjadi tiga kelompok cawan penguap. Dibakar bioethanol gel tersebut.
yaitu bahan Diamati warna nyala dari hasil pembakaran
bersukrosa (nira, tebu, nira nipah, nira bioethanol gel tersebut.
sargum manis, nira kelapa, nira aren, dan sari Lama waktu penyalaan
buah mete), bahan berpati (bahan yang Diambil 5 gram bioethanol gel kedalam cawan
mengandung pati) seperti tepung ubi,tepung ubi penguap. Disiapkan stopwatch. Dibakar bioethanol
ganyong, sorgum biji, jagung, cantel, sagu, ubi gel tersebut, bersamaan dengan menghidupkan
kayu, ubi jalar, dan lain-lain, dan bahan berserat Stopwatch. Dimatikan stopwatch apabila
selulosa/lignoselulosa (tanaman yang bioethanol gel sudah mulai terbakar.
mengandung selulosa dan lignin seperti kayu, Lama waktu pembakara bioethanol gel/5 gram
jerami, batang pisang, dan lain-lain. Diambil 5 gram bioethanol gel kedalam cawan
penguap. Siapkan stopwatch. Dibakar bioethanol
METODOLOGI gel tersebut, bersamaan dengan menghidupkan
Stopwatch. Dimatikan stopwatch apabila
Metoda penelitian bioethanol gel sudah tidak terbakar. Dicatat waktu
Uji stabilitas nyala, warna nyala, lama waktu yang diperlukan untuk membakar 5 gram gel
penyalaan, lama waktu nyala, dan berat terbakar tersebut.
yang dapat dipindahkan.
Sumber bahan baku pembuatan produk Berat bioethanol gel yang terbakar
Bahan yang digunakan adalah air kelapa tua yang Diambil 5 gram ethanol gel kedalam cawan
hanya menjadi limbah di pasar-pasar tradisional penguap yang sudah konstan. Dibakar bioethanol
terutama di tempat peremasan santan yang dapat gel tersebut sampai gel sudah tidak bisa terbakar
menimbulkan pencemaran lingkungan. lagi (sisa abu dan padatan lain). Didinginkan di
Alat dan bahan dalam desikator selama 15 menit. Ditimbang berat
Alat akhir sisa bioethanol gel
Alat gelas yang ada di Laboratorium, Neraca setelah dibakar (sisa abu dan padatan lain). Berat
analitik. bioethanol gel yang terbakar adalah selisih berat
Bahan awal dengan berat akhir.
Air kelapa 10 liter, ragi 1 ons, urea 2 sdm, NPK 1
sdm, air hangat 1 gelas, NaOH 1 N, Carbopol 940. Panas yang dapat dipindahkan
Pembuatan Produk Dimasukkan 100 ml aquadest kedalam gelas
beaker kemudian mengukur suhu awal. Diambil
bioethanol gel 5 gram kedala cawan penguap
Panaskan,
kemudian dibakar untuk memanaskan air dalam
gelas beaker tadi sambil memulai stopwatch.
Air kelapa tambahkan NPK, Fermentasi
Hentikan stopwatch saat air mendidih dan catat
Urea dan Ragi
waktu. Diukur suhu akhir air setelah bioethanol gel
sudah tidak terbakar.
1𝐿
Cara Kerja Pengujian Mutu Produk Analisa Rendemen = x 100%
10 𝐿
stabilitas nyala bioethanol gel :
Diambil bioethanol gel 5 gram dimasukkan dalam Rendemen = 10%
cawan penguap. Dibakar bioethanol gel tersebut. Rendemen bioetanol gel
Diamati nyala dari hasil pembakaran bioethanol gel Dari 1 liter bioetanol air kelapa didapat 800 gram
tersebut. bioetanol gel. Untuk mencari nilai rendemen dari
KESIMPULAN
Pada pengujian lama waku penyalaan, dibutuhkan Dari hasil pengujian produk bioetanol gel yang
waktu kurang dari 1 detik untuk menyalakan terbuat dari limbah air kelapa tua, di dapat hasil
bioetanol gel, hasil ini sesuai dengan standar yang pengujian pada nyala bioetanol gel dengan nyala
ada. api yang stabil dan nyala api yang berwarna biru.
Warna nyala api biru dihasilkan pada awal
Lama pembakaran bioetanol gel pembakaran karena yang terbakar di awal
Tabel 4. Lama Waktu Pembakaran
pembakaran adalah bioetanol dan semakin
berkurang karena pengaruh carbopol. Bioetanol
gel dari air kelapa dapat melakukan pembakaran
dan menghasilkan panas selama 5 menit 40 detik
pada setiap 5 gram bioetanol gel.Waktu penyalaan
yang dibutuhkan untuk menyalakan bioetanol gel
kurang dari satu detik, ini disebabkan karena
Pada pengujian lama waktu pembakaran, di dapat bioetanol gel dari air kelapa ini mengandung kadar
waktu rata-rata pembakaran dari setiap 5 gram etanol 70% . jumlah carbopol mempengaruhi
bioetanol gel yaitu 6 menit, ini belum masuk pada kekentalan dan kualitas nyala bioetanol gel,
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Tulang sapi merupakan limbah organik yang belum banyak dimanfaatkan kalsiumnya oleh masyarakat. Untuk
memanfaatkan kalsium tersebut dilakukan pembuatan pasta gigi dari tulang sapi.Pasta gigi adalah sediaan untuk
membersihkan gigi serta dapat mencegah kerusakan gigi yang disebabkan aktifitas bakteri.Tujuan dari pembuatan ini
adalah memberitahukan kepada pembaca bahwasanya kalsium yang banyak pada tulang sapi dapat dimanfaatkan
menjadi barang yang bernilai jual.Pembuatan dilakukan dengan mengkalsinasi tulang sapi pada suhu 900℃ selama 6
jam. CaO yang didapatkan lalu dihaluskan dan diayak dengan ukuran 125 mesh kemudian dibuatkan pasta gigi
dengan penambahan MgCO3, Gliserin, Pepermint dan propolis sebagai antibakteri. Untuk mengetahui efektifitas pasta
gigi tersebut, telah dilakukan analisis dan didapatkan hasil kadar Mg sebesar 5,73 %, kadar air sebesar 18,95 % serta
pengujian potensi antimikroba dengan konsentrasi 5 % sebesar 1,25 cm 2, 10% sebesar 2,40 cm2 dan konsentrasi 15
% sebesar 6,74 cm2, kadar Ca sebesar 11,34 %, Angka Lempeng Total 1,00×102 koloni/mL, bakteri Coliform negatif
dan derajat keasamannya 9,72.
ABSTRACT
Cow bone is organic waste that has not been widely used by the public calcium. To take advantage of these
calcium done manufacture toothpaste from cow bones. Toothpaste is preparations for cleaning the teeth and can
prevent tooth decay caused bakteri.Tujuan activity of these preparations is to inform the reader that a lot of calcium in
the bones of cattle can be harnessed into marketable goods. Making do with cow bone calcining at 900 ℃ for 6 hours.
CaO obtained then mashed and sieved to 125 mesh size then made toothpaste with the addition of MgCO3, Glycerin,
peppermint and propolis as an antibacterial. To determine the effectiveness of toothpaste, has been carried out and
the analysis showed 5.73% Mg content, moisture content of 18.95% as well as testing the antimicrobial potency with
5% concentration of 1.25 cm2, 10% at 2.40 cm2 and 15% concentration of 6.74 cm2, Ca content of 11,34%, Total
Plate Count 1,00×102 koloni/mL, bacteria Coliform negative and acidity constant is 9,72
PENDAHULUAN
Tulang sapi merupakan salah satu bentuk kalsium dari tulang sapi dapat dimanfaatkan untuk
limbah industri yang memiliki kandungan kalsium pembuatan pasta gigi.
terbanyak karena unsur utama dari tulang sapi Pasta gigi adalah sediaan untuk
adalah kalsium, fosfor dan karbonat. Kadar kalsium membersihkan permukaan gigi, pasta gigi dibuat
didalam tulang sapi adalah sekitar 39% dengan tujuan membersihkan gigi dari sisa-sisa
(Herniawati,2008). Tulang sapi termasuk makanan, menghilangkan bau serta dapat
komponen yang keras sehingga hal inilah yang mencegah kerusakan gigi yang disebabkan
menyebabkan tulang tidak mudah terurai aktifitas bakteri.Salah satu bahan penyusun pasta
dekomposer, dan membuat tulang tersebut gigi adalah senyawa pembersih yaitu kalsium.
menjadi limbah padat yang lebih dikenal sebagai Pasta gigi yang tidak mengandung kalsium akan
sampah yang sering dianggap tidak dikehendaki menyebabkan terjadinya lapisan berwarna coklat
kehadirannya karena tidak memiliki nilai pada permukaan gigi
ekonomis.Oleh karena itu perlu pengolahan lebih Pasta gigi didefinisikan suatu bahan semi-
lanjut agar tulang tidak menjadi sampah yang aqueous yang digunakan bersama sikat gigi
mencemari lingkungan dan dapat dimanfaatkan untuk membersihkan deposit dan memoles
secara maksimal.Dengan demikian sumber seluruh permukaan gigi. Penggunaan pasta gigi
bersama sikat gigi melalui penyikatan gigi adalah
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015 Page 112
salah satu cara yang paling banyak digunakan Tahapan Pembuatan Pasta Gigi
oleh masyarakat saat ini dengan tujuan untuk
meningkatkan kebersihan rongga mulut.
Di negara berkembang, masyarakat
membiasakan menyikat gigi secara manual
dengan pasta gigi sebagai hal yang umum dan
secara potensial efektif terhadap kebersihan
rongga mulut..
Pasta gigi dibuat dari berbagai macam
bahan penyusun dengan fungsi yang berbeda-
beda dan beberapa bahan tambahan. Pasta gigi
tanpa bahan herbal yang digunakan masyarakat
pada umumnya terbuat dari bahan-bahan
abrasif (contoh: silikon oksida, granular polivinil
klorida), air, pelembab, sabun atau detergen,
bahan perasa dan pemanis, bahan-bahan
terapetik (contoh: flouride, pirofosfat), bahan Gambar 1. Alur pembuatan pasta gigi
pewarna dan pengawet.
Tulang sapi dibersihkan dan direbus dalam panic Cara kerja pengujian mutu produk
bertekanan. Lalu rendam tulang didalam NaOH 1% Penetapan kadar kalsium secara kompleksometri :
selama 24 jam lalu direndam kembali dialam Ditimbang 1 gram contoh dimasukkan ke labu
aseton. Kemudian tulang dijemur dibawah sinar ukur 100 mL dipaskan hingga tanda tera dengan
matahari selanjutnya dikalsinasi pada suhu 900℃ aquades lalu dihomogenkan. Dipipet sebanyak 10
selam 6 jam. Hasil yang didapat kemudian mL dimasukkan kedalam Erlenmeyer 250 mL.
dihaluskan dengan mortal. Ditambahkan 25 mL aquades. Ditambahkan 1 mL
larutan buffer pH=12. Ditambahkan ± 0,1 gram
METODOLOGI EBT sebagai indicator. Kemudian dititar dengan
EDTA 0,1 M hingga TAT bewarna ungu ke biru.
Metoda penelititan
Metoda yang digunakan untuk analisa parameter
pembuatan pasta gigi yaitu penetapan kadar Penetapan kadar Mg secara kompleksometri:
kalsium secara kompleksometri, kadar Mg secara Ditimbang 1 gram sampel, dimasukkan kedalam
kompleksometri, pengujian potensi antimikroba labu ukur 100 mL. Dilarutkan dengan aquadest,
metode difusi cakram, pengujian koliforom, himpitkan dan dihomogenkan. Dipipet 10 mL
pengujian angka lempeng total metode hitung larutan diatas, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer.
cawan dan pengujian pH metode potensiometri. Ditambahkan 5 mL larutan buffer pH 10.
Dimasukkan indicator EBT seujung sendok. Titrasi
Sumber bahan baku pembuatan pasta gigi dengan larutan EDTA 0,1 M.Titar hingga titik akhir
Bahan baku berupa tulang sapi didapatkan dari warna ungu menjadi warna biru.
pedagang daging di pasar Bandar buat lalu
dipisahkan dari daging yang menempel Penetapan kadar air metode Thermogravimetri:
Alat dan bahan Disiapkan semua alat dan bahan. Ditimbang
Alat dengan teliti 1 gram sampel didalam cawan
Alat gelas yang biasa digunakan di Laboratorium, penguap yang telah diketahui beratnya.
Panci Presto Dipanaskan dalam oven selama 2 jam pada suhu
Bahan 105℃ sampai berat tetap.
Tulang sapi, gliserin, peppermint, MgCO3, gliserin,
propolis, NaOH, media agar, EDTA, CaCO3. Pengujian potensi antimikroba :
Pembuatan Produk Dipotong kertas saring sebesar uang logam.
Disterilkan kedalam oven.Siapkan inoculum
Tahap preparasi bakteri. Disiapkan sampel dengan variasi
Tulang sapi dibersihkan dan direbus dalam panic konsentrasi. Disiapkan media dan sterilkan didaam
bertekanan. Lalu rendam tulang didalam NaOH 1% autoklaf. Dimasukkan media NA steril kedalam
selama 24 jam lalu direndam kembali dialam cawan petri secara aseptis dan tunggu hingga
aseton. Kemudian tulang dijemur dibawah sinar beku.Kertas cakram direndam dalam larutan
matahari selanjutnya dikalsinasi pada suhu 900℃ sampel selama 30 menit. Dengan pinset steril,
selam 6 jam. Hasil yang didapat kemudian kertas cakram di letakkan ditengah-tengah media
dihaluskan dengan mortal secara aseptis. Diinkubasikan selama 24 jam.
SARAN
Email : achiwahyuni@gmail.com
ABSTRAK
Sukun termasuk dalam genus Artocarpus famili (moraceae) yang terdiri atas 50 spesies tanaman berkayu,
yang hanya tumbuh di daerah panas dan lembab di kawasan Asia Tenggara dan Kepulauan Pasifik. Daun Sukun
dapat menurunkan kolesterol darah, mencegah peradangan (inflamasi) dan mencegah penyakit kanker. Teh adalah
minuman yang mengandung kafein, sebuah infusi yang dibuat dengan cara menyeduh daun, pucuk daun, atau
tangkai daun yang dikeringkan dari tanaman Camellia sinensis dengan air panas. Untuk memastikan teh kering dari
daun sukun ini aman untuk dikonsumsi maka dilakukan pengujian kadar air, kadar ekstrak dalam air, serat kasar,
metabolit sekunder dan uji organoleptik untuk tingkat kesukaan, warna, rasa dan bau. Dari penelitian yang dilakukan
pada teh kering dari daun sukun didapatkan kadar air 5,93%, kadar serat kasar 1,9% dan terdapat senyawa metabolit
sekunder seperti : tannin, saponin, alkaloid dan flavanoid yang berguna dan bermanfaat bagi tumbuhan dan manusia.
ABSTRACT
Breadfruit Artocarpus genus included in the family (Moraceae) which consists of 50 species of woody plants, which
only grows in hot and humid in Southeast Asia and the Pacific Islands. Breadfruit leaves can lower blood cholesterol,
prevent inflammation (inflammatory) and prevent cancer. Tea is a drink that contains caffeine, an infusion that is made
by brewing the leaves, leaf buds, dried leaves or stems of the plant Camellia sinensis in hot water. To ensure the dry
tea from the leaves of breadfruit is safe for consumption then testing the water content, water content in the extract,
crude fiber, secondary metabolites and organoleptic test for the level of preference, color, taste and smell. From the
research conducted on the dry tea from the leaves of breadfruit obtained 5.93% water content, crude fiber content of
1.9% and there are secondary metabolites such as tannins, saponins, alkaloids and flavonoids are useful and
beneficial to plants and humans.
PENDAHULUAN
yang berperan dalam keseimbangan pH dan
Daun sukun (Artocarpus altilis) adalah salah osmolaritas (S. Nazaruddin, 1994).
satu obat tradisional yang telah banyak dikenal Teh merupakan salah satu produk minuman
masyarakat Indonesia. Flavonoid, asam terpopuler yang banyak dikonsumsi oleh
hidrosianat, asetilcolin, tannin, riboflavin, saponin, masyarakat Indonesia maupun masyarakat dunia
phenol, quercetin, champerol dan kalium dikarenakan teh mempunyai rasa dan aroma yang
merupakan kandungan kimia daun sukun yang khas, selain itu teh juga dipercaya mempunyai
berkhasiat sebagai obat penyakit seperti ginjal, khasiat bagi kesehatan diantaranya mencegah
jantung, tekanan darah tinggi, liver, pembesaran kegemukkan, kanker dan kolesterol. Seiring
limpa, kencing manis, asma, dan kanker. Kalium dengan perkembangan zaman serta teknologi
merupakan kation penting dalam cairan intraselular maka pada saat sekarang ini banyak sekali kita
temui industri pengolahan teh dengan
Jurnal SMAKPA Vol.07 No.02, Desember 2015 Page 117
menghasilkan berbagai macam produk akhir
seperti halnya teh kering, teh celup, dan bahkan Daun sukun Sortasi
teh dalam kemasan botol yang mana kesemuanya
dapat memberikan kemudahan bagi kita untuk
mengkonsumsinya secara praktis.
Pengertian Teh Herbal adalah sebutan Tiriskan agar sisa Cuci daun
racikan bunga, daun, biji, akar, atau buah kering
untuk membuat minuman yang juga disebut teh air pencucian sukun hingga
herbal. Walaupun disebut “teh”, racikan atau hilang bersih
minuman ini tidak tentu harus mengandung daun
dari tumbuhan teh. Seperti herbal Teh Satoimo,
berasal dari buah talas (umbi) Satoimo yang Rajang daun Panaskan dalam
dikeringkan dan dibikin minuman layaknya seperti sukun menjadi oven suhu 600C
teh, tentunya dengan campuran tamkomposisi
tumbuhan herbal lainnya seperti dicampur dengan ukuran kecil selama 30 menit
daun teh hijau atau dicampur dengan daun secang
atau dicampuran dengan herbal-herbal lainnya
untuk menambah khasiat dan manfaat minuman
teh herbal (Watanabe et al., 2009). Oleh karena itu Teh herbal
penulis tertarik memilih judul Pembuatan dan
daun sukun
Analisa Teh Herbal dari Daun Sukun (Artocarpus
Atilis). siap untuk
dikemas
BAHAN DAN METODE
KESIMPULAN
SARAN
Penulis menyarankan kepada konsumen agar
dapat meningkatkan gaya hidup sehat dengan
mengkonsumsi makan dan minuman yang tanpa
bahan kimia yang dapat membahayakan, baik
yang akan mengakibatkan efek kronis maupun
efek akut pada tubuh. Untuk peneliti
ABSTRAK
Permen jelly adalah salah satu jenis kembang gula yang disukai karena memiliki sifat yang khas.
Kekhasan tersebut terletak pada rasa, bentuk, kekenyalan dan elastisitas produk.Sirsak, nangka belanda,
atau durian belanda (Annona muricata L.) adalah tumbuhan berguna yang berasal dari Karibia, Amerika
Tengah dan Amerika Selatan. Keistimewaan yang dimiliki tanaman sirsak terletak pada khasiat daunnya Daun
sirsak mengandung banyak manfaat untuk bahan pengobatan herbal, dan untuk menjaga kondisi tubuh. Dari
keunggulan tersebut maka diperlukan pemanfaatan yang tepat, salah satu pemanfaatan daun sirsak adalah
pembuatan Permen Jelly dari Daun Sirsak. Metode untuk penetapan kadar air dan kadar abu adalah metode
Thermogravimetri, uji Angka Lempeng Total dengan metode hitung cawan,uji cemaran logam Pb dengan metode
Spektrofotometri Serapan Atom, penentuan kadar gula dengan metode Luff Schoorl, penetapan kadar vitamin C
dengan metode iodimetri, dan uji kapang dengan metode hitung cawan.Adapun hasil uji dari pembuatan dan
analisis permen jelly dari daun sirsak yaitu kadar air dalam sampel adalah 27,9 %, kadar abu sebesar 2,78 %,
angka lempeng total sebesar <3,0 × 103 (2,4 × 103) koloni/ gram,cemaran logam Pb sebesar -5,0213 mg/kg,
kadar gula dalam sampel adalah 52,99 %, kadar vitamin C 0,01%, dan uji kapang sebesar 3,3 x 10 1 koloni/ gram
sampel. Sedangkan untuk penilaian organoleptik didapatkan hasil pengujian rasa adalah manis, berbau agak
khas daun sirsak, mempunyai tekstur yang kenyal, dan tingkat kesukaan panelis adalah suka.
ABSTRACT
Jelly Candy is one of the preferred type of candy because it has distinctive properties. The
distinctiveness lies in the taste, shape, firmness and elasticity of the product. Soursop, jackfruit dutch, or durian
Netherlands (Annona muricata L.) is a useful plant from the Caribbean, Central America and South America.
Privilege in plants is located on the efficacy of soursop leaves Soursop leaves contain many benefits for herbal
medicine ingredients, and to maintain body condition. From these advantages it is necessary to use on the way
right, one of the utilization of soursop leaf is the manufacture of Soursop Leaf Jelly Candy.
Methodsfordetermination ofmoisture contentandash contentisThermogravimetrimethod, testofTotal Plate Countis
Plate Count method,Pb contaminationtest is Atomic Absorption Spectrophotometrymethod, sucrose analysis is
Luff Schoorl method, vitamin C analysis is iodimetri method, and mold test is plate count method .The analysis
results from the manufacture and analysis of soursop leaf jelly candy are water in the sample of 27.9%, ash of
2.78%, total plate count of <3.0 × 103 (2.4 × 103),Pb contamination of -5.0213 mg / kg, sucrose 52,99 %, vitamin
C 0,01%, and mold test is 3,3 x 101 koloni/ gram. Organoleptic assessment test is got sweet taste, smell which
has somewhat typical of soursop leaves, has a chewy texture, and the testers like it.
DAFTAR PUSTAKA