Anda di halaman 1dari 17

STUDI ISLAM 3

Abid Yanuar Badharudin


Materi Hari ini..

 Khaira ummah?
 Siapakah Mereka?

 Fitnah dunia

 Kenikmatan
Khaira ummah, Siapakah mereka?

‫ُوف َو َت ْن َه ْو َن َع ِن ْال ُم ْن َك ِر‬ َ ‫اس َتأْ ُمر‬


ِ ‫ُون ِب ْال َمعْ ر‬ ِ َّ
‫ن‬ ‫ل‬ِ ‫ل‬ ْ
‫ت‬ ‫ج‬
َ ‫ر‬
ِ ْ
‫خ‬ ُ ‫ُك ْن ُت ْم َخي َْر أ ُ َّم ٍة أ‬
]110/‫اَّلل [آل عمران‬ ِ َّ ‫ون ِب‬ َ ‫َو ُت ْؤ ِم ُن‬

 Artinya:"Kamu adalah sebaik-baik umat yang


dilahirkan untuk umat manusia, menyuruh kepada
yang ma'ruf dan mencegah kemungkaran dan kamu
beriman kepada Allah." (Ali Imran: 110).
 Syaikh Abdurrahman bin Nashir As Sa’di
memaparkan sebuah kaidah berharga:
“Al Qur’an membimbing manusia agar memahami
bahwa ukuran kebaikan seorang insan adalah dari
iman dan amal shalihnya. Adapun sekedar merasa
dalam kebaikan atau dengan berpatokan dengan
karunia duniawi yang Allah berikan padanya, atau
dengan kedudukannya, semua ini merupakan
sifatnya kaum yang menyimpang”
(Qawa’idul Hisan, 126).
Fitnah Dunia
 ‫َما أَ ْم َوالُ ُك ْم َو ََل أَ ْو ََل ُد ُكم ِبالَّ ِتي ُت َقرِّ ُب ُك ْم ِعن َد َنا ُز ْل َف ٰى إِ ََّل َمنْ آ َم َن َو َع ِم َل‬
‫ف ِب َما َع ِملُوا‬ ِ ْ‫ك َل ُه ْم َج َزا ُء الضِّع‬ َ ‫صالِحً ا َفأُو ٰ َل ِئ‬ َ
 “Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula)
anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada
Kami sedikitpun; tetapi orang-orang yang beriman
dan mengerjakan amal-amal (saleh, mereka itulah
yang memperoleh balasan yang berlipat ganda
disebabkan apa yang telah mereka kerjakan”
(QS. Saba: 37)
‫ب َسلِ ٍيم‬
 َ َّ ‫ون إِ ََّل َمنْ أَ َتى‬
ٍ ‫َّللا ِب َق ْل‬ َ ‫َي ْو َم ََل َين َف ُع َما ٌل َو ََل َب ُن‬
yaitu di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak
berguna, kecuali orang-orang yang menghadap
Allah dengan hati yang bersih” (QS. Asy Syu’ara:
88-89).
 Dan banyak lagi ayat yang menjadikan iman dan amal
shalih sebagai ukuran kebaikan di hadapan Allah, dan
menafikan harta dan perkara dunia sebagai ukuran
kebaikan.
 Di sisi lain, Al Qur’an juga memberikan hikmah yang
berharga bahwasanya sikap gemar mengaku-ngaku
bahwa ia sudah berada dalam kebaikan tanpa
dibuktikan dengan praktek nyata dan juga sikap
gemar menjadikan perkara dunia sebagai ukuran
kebaikan adalah sikapnya orang-orang yang
menyimpang.
‫ك َم ًاَل َوأَ َع ُّز َن َفرً ا‬
َ ‫او ُرهُ أَ َنا أَ ْك َث ُر ِم ْن‬
ِ ‫ح ِب ِه َوه َُو ي َُح‬ َ ِ‫َف َقا َل ل‬
ِ ‫صا‬
 “maka ia (orang kafir) berkata kepada kawannya
(yang mukmin) ketika bercakap-cakap dengan dia:
“Hartaku lebih banyak dari pada hartamu dan
pengikut-pengikutku lebih kuat“” (QS. Al Kahfi: 34).
 jelaskan bahwa perkara duniawi itu sama sekali
bukanlah patokan kebaikan seseorang. Orang
yang mendapat kelebihan dalam perkara duniawi,
bukan berarti Allah merahmatinya. Dan orang yang
diuji dengan kekurangan dalam perkara dunia,
bukan berarti Allah memurkainya.
 jelaskan bahwa perkara duniawi itu sama sekali
bukanlah patokan kebaikan seseorang. Orang
yang mendapat kelebihan dalam perkara duniawi,
bukan berarti Allah merahmatinya. Dan orang yang
diuji dengan kekurangan dalam perkara dunia,
bukan berarti Allah memurkainya.
‫َفأَمَّا ْاْلِ ْن َسانُ إِ َذا َما ا ْب َت ََلهُ َر ُّب ُه َفأ َ ْك َر َم ُه َو َن َّع َم ُه َف َيقُو ُل َربِّي أَ ْك َر َم ِن َوأَمَّا‬
ۖ ‫إِ َذا َما ا ْب َت ََلهُ َف َقد ََر َع َل ْي ِه ِر ْز َق ُه َف َيقُو ُل َربِّي أَ َها َن ِن َك ََّل‬
 “Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu
dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan,
maka dia akan berkata: “Tuhanku telah
memuliakanku”. Adapun bila Tuhannya mengujinya
lalu membatasi rezekinya maka dia berkata:
“Tuhanku menghinakanku”. Sama sekali bukanlah
demikian!” (QS. Al Fajr: 15-17).
 Perhatikanlah ayat di atas, bagaimana Allah l menguji
hamba-Nya dengan memberikan kemuliaan, nikmat, dan
keluasan rezeki, sebagaimana pula Allah l mengujinya
dengan menyempitkan rezeki. Dalam ayat ini Allah l
mengingkari orang yang menyangka bahwa diluaskannya
rezeki seorang hamba merupakan bukti pemuliaan Allah l
kepadanya dan bahwa disempitkannya rezeki adalah
bentuk dihinakannya hamba. Allah l mengingkari dengan
mengatakan ( ‫ﮪﮫ‬Sekali-kali tidak), yakni bahwa perkara
yang sebenarnya tidak seperti yang diucapkan oleh
(sebagian) orang. Bahkan Aku (Allah l) terkadang menguji
dengan nikmat-Ku, sebagaimana terkadang Aku memberi
nikmat dengan cobaan-Ku.
 Dalam (Q.S Al-Kahfi: 7)
“Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang di
bumi sebagai perhiasan baginya, agar Kami menguji
mereka siapakah di antara mereka yang terbaik
amalannya.”
 Nabi n juga bersabda:
‫إِنَّ لِ ُك ِل أ ُ َّم ٍة ِف ْت َن ًة َو ِف ْت َن ُة أ ُ َّم ِتي ْال َما ُل‬
 “Sesungguhnya bagi tiap umat ada fitnah (ujian
yang menyesatkan), dan fitnah umatku adalah
harta.” (Shahih Sunan At-Tirmdzi no. 2336)
 Bila kemewahan dunia menjadi puncak tujuan
seseorang. Rasulullah n bersabda:

ْ ‫َما ْال َف ْق ُر أَ ْخ َشى َعلَ ْي ُك ْم َولَ ِك ِّني أَ ْخ َشى أَنْ ُت ْب َس َط ال ُّد ْن َيا َعلَ ْي ُك ْم َك َما ب ُِس َط‬
‫ت َعلَى‬
‫ َف َت َنا َفسُو َها َك َما َت َنا َفسُو َها َف ُتهلِ ُك ُك ْم َك َما أَهْ لَ َك ْتهُم‬،‫ان َق ْبلَ ُك ْم‬
َ ‫َمنْ َك‬
 “Bukanlah kefakiran yang aku takutkan atas kalian.
Tetapi aku khawatir akan dibuka lebar (pintu) dunia
kepada kalian, seperti telah dibuka lebar kepada
orang sebelum kalian. Nanti kalian akan saling
bersaing untuk mendapatkannya sebagaimana mereka
telah bersaing untuknya. Nantinya (kemewahan) dunia
akan membinasakan kalian seperti telah
membinasakan mereka.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
Kenikmatan ?
 Seseorang Akan Ditanya Tentang Nikmat
 Nikmat bukan pemberian cuma-cuma yang kita
bebas mempergunakannya semau kita. Bahkan ia
merupakan amanah yang kita akan dimintai
pertanggungjawabannya. Allah l berfirman:
 “Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu
tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan
di dunia itu).” (At-Takatsur: 8)
simpulan
 Khaira ummah?
 Siapakah Mereka?

 Fitnah dunia

 Kenikmatan

Anda mungkin juga menyukai