Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi


yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan.
Tumor adneksa adalah tumor ganas di tuba fallopi, lebih sekunder berasal dari tumor
ganas ovarium, uterus, kolorectal dan payudara.
Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar ke atas dari
uterus, peradangan ini meyebar ke ovarium, peritonium, pembuluh darah pelviks,
dimana kuman itu masuk ke dalam organ pelviks selama hubungan seksual,
persalinan, aborsi, sebagai akibat dari tindakan (kerokan, laparatomi, dan sebagainya).
Organ-organ tadi akan mengalami peradangan dan bersarang di tuba fallopi, cairan
purulen dapat terkumpul dalam tubuh menyebabkan perlengketan sehingga terjadi
penyempitan akan menyebabkan berbagai gangguan. Pada tuba infeksi dapat
disebabkan oleh kuman seperti streptokokus, stapilokokus, klostridium welehi.
Sebelum seseorang terkena penyakit yang cukup ganas ini lebih baik melaksanakan
tindakan pencegahan dengan cara : Hindari pasangan koitus yang sering
berganti,Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun.

1
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1, DEFINISI

Adneksa adalah perlengkapan rahim, termasuk tuba falopi, ovarium, dan


ligamen yang terkait.

Tumor adneksa adalah benjolan di jaringan dekat rahim, biasanya di indung telur atau
tuba falopi. tumor adneksa termasuk kista ovarium, kehamilan ektopik, dan tumor
jinak atau ganas.

Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem


reproduksi yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi
bersamaan. Tumor adneksa merupakan tumor ganas primer di tuba fallopi yang lebih
sekunder berasal dari tumor ganas ovarium atau uterus (Sarwono prawirohardjo,2007

2. Anatomi

Tuba Falloppii terdiri atas (1) pars interstisialis, yaitu bagian yang terdapat didinding
uterus, (2) pars ismika, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya, (3)
pars ampullaris, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat
konsepsi terjadi, dan (4) infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka kearah

2
abdomen dan mempunyai fimbria. Fimbria penting artinya bagi tuba untuk
menangkap telur dan selanjutnya menyalurkan telur kedalam tuba. Bentuk
infundibulum seperti anemon (sejenis binatang air), Bagian luar tuba diliputi oleh
peritoneum viserale yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot dinding
tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkular. Lebih
kedalam lagi didapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi
dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi kearah
kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.

Ovarium (indung telur) perempuan pada umumnya mempunyai 2 indung telur


kanan dan kiri. Mesovarium menggantung ovarium dibagian belakang ligamentum
latum kiri dan kanan. Ovarium berukuran kurang lebih sebesar ibu jari tangan dan
ukuran panjang kira-kira 4 cm, lebar dan tebal kira-kira 1,5 cm. Pinggir atasnya atau
hilusnya berhubungan dengan mesovarium tempat ditemukannya pembuluh-
pembuluh darah dan serabut-serabut saraf untuk ovarium. Struktur ovarium terdiri
atas (1) korteks, bagian luar yang diliputi oleh epitelium germinativum berbentuk
kubik dan didalam nya terdiri atas stroma serta folikel-folikel primordial, dan (2)
medulla, bagian disebelah dalam korteks tempat terdapatnya stroma dengan
pembuluh-pembuluh darah, serabut-serabut saraf dan sedikit otot polos.

Diperkirakan pada perempuan terdapat kira-kira 100.000 folikel primer. Tiap


bulan satu folikel akan keluar, kadang-kadang dua folikel, yang dalam
perkembangannya akan menjadi folikel de Graaf. Folikel-folikel ini merupakan
bagian terpenting dari ovarium. Folikel de Graaf yang matang terdiri atas (1) ovum,
yakni suatu sel besar dengan diameter 0,1 mm yang mempunyai nucleus dengan
anyaman kromatin yang jelas sekali satu nukleus pula, (2) stratum granulosum, yang
terdiri atas sel-sel granulosa, yakni sel-sel bulat kecil dengan inti yang jelas pada
pewarnaan dan mengelilingi ovum, pada perkembangan lebih lanjut ditengahnya
terdapat suatu rongga terisi likour follikuli, (3) teka interna, suatu lapisan yang
melingkari stratum granulosum dengan sel-sel lebih kecil daripada granulosa dan (4)
teka eksterna, diluar teka interna yang terbentuk oleh stroma ovarium yang terdesak.

3
3. ETIOLOGI

Penyebab tumor adneksa yang paling umum adalah :

1) Kista Ovarium

Kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang berkembang


di ovarium. Kista ovarium sangat sering ditemukan. Bahkan, kebanyakan
wanita akan pernah mengalami kista ovarium setidaknya satu kali dalam
hidup mereka. Kista ovarium biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan
tidak menimbulkan gejala.

2) Tumor Ovarium Jinak

Tumor ovarium adalah benjolan atau pertumbuhan sel abnormal.


Kondisi ini berbeda dengan kista karena tumor memiliki konsistensi yang
lebih padat dari kista yang berisi cairan. Tumor ovarium bersifat jinak karena
sel tumor tidak menyerang jaringan di dekatnya atau menyebar ke bagian
tubuh lainnya. Gejala yang ditimbulkan oleh tumor ovarium tergantung dari
ukuran tumor.

3) Kanker Ovarium

Kanker ovarium adalah salah satu bentuk kanker yang paling sering
ditemukan pada wanita. Sel-sel abnormal dalam ovarium berkembang biak
dan membentuk tumor gansa (kanker). Tumor ini memiliki kapasitas untuk
tumbuh dan menyebar ke area tubuh lain.

4) Kehamilan Ektopik

Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak
sampai ke rahim dan berkembang di dalam saluran tuba falopi, yang

4
merupakan saluran yang menghubungkan indung telur dengan rahim.
Kehamilan ektopik tidak dapat berkembang hingga cukup bulan.

4. Patofisiologi

Tumor adneksa kebanyakan diakibatkan oleh infeksi yang menjalar sampai ke


tuba falopi sehingga menyebabkan perlengketan dan penyempitan
yang menyebabkan berbagai macam gangguan dan terjadi pertumbuhan yang
ganas.Jenis tumor yang paling sering adalah adenokarsinoma mungkin juga ditem
ukan endotelioma atau limposarkoma. secara histopatologik adenokarsinoma
dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan :

a) Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot


tuba.

b) Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki


jaringan otot.

c) Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis


yang atopic dan infasi sel ganas ke saluran limpa. (Sarwono
prawirohardjo, 2007)

5. Gejala Klinis

Gejala yang timbul pada tumor adneksia adalah gejala perdarahan pervagina.
Pada masa reproduksi, perdarahan tersebur biasanya terjadi antara 2 masa haid
dan jumlahnya haya sedikit tetapi dapat berlangsung terus-menerus setiap hari.
Gejala ke-2 setelah perdarahan adalah perasaan nyeri di perut. Perasaan sakit
dapat timbul sebagai akibat distensi dinding tumor.

5
6. Pemeriksaan diagnostik

a) Pemeriksaan pelvik
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan
serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaanuterus.
b) Testpapanicolau
Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi
adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c) UltrasoundUSG
Digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor
d) Endoskopi
Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung :
 Colposcopy : visualisasi vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang
rendah.
 Culdoscopy : pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk
melihat tuba fallopi dan ovarium.
 Hysterescopy : pemasukan hyterescopy melalui servik untuk melihat bagian
dalam uterus.
 Biopsi : untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
 Laboratorium : urine lengkap dan darah lengkap.
7. Tatalaksana
Penanganan utama yang dianjurkan adalah : TAH + BSO + OM + APP
( Total Abdominal Hysterektomy + Bilateral Salfingo Oophorektimy +
Omentektomy + Appendektomi) ).
Terapi alternatif : instilasi phospor 32 Radioaktif atau kemoterapi profilaksis,
tetapi radioktif hanya dikerjakan pada tumor jenis histology keganasan tertentu.

6
8. Pencegahan
a) Hindari pasangan koitus yang sering berganti.
b) Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun

9. Prognosis
Tergantung dari tingkatan klinik dan jenis histologik tumor. Karena umumnya
penyakit ditemukan terlambat maka AKH-5 tahun tidak seberapa baik (34,4%)

7
BAB III
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. M

Usia : 49 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jl. Perintis, Medan

Pendidikan : SMA

Status : Menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Identitas Pasien

Nama : Tn.B

Umur : 52 thn

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Jl. Perintis, Medan

II. ANAMNESIS

Seorang Pasien Perempuan usia 49 tahun, P2A0, Batak, Islam, SMA, IRT, i/d
Tn.B, 52 tahun, Batak, Islam, D3, Karyawan, datang ke RSU Haji Medan pada
tanggal 1 desember 2019 pukul 11.00 WIB dengan keluhan keluarnya darah dari
kemaluan.

Riwayat Penyakit Sekarang

Keluhan Utama : Keluar darah dari kemaluan

Telaah : Pasien datang ke RSU haji medan dengan keluhan keluar


darah dari kemaluan sejak 11 hari yang lalu, warna darah kehitam-hitaman dan
dalam 1 bulan ini pasien 2x haid ± sudah 3 bulan ini , pasien juga mengatakan bahwa

8
ia dapat mengganti duk ± 3-5 kali perhari. Pasien juga mengeluhkan nyeri diperut,
nyeri perut dirasakan di ari-ari, nyeri saat berhubungan tidak ada tidak ada,
penurunan nafsu makan tidak ada, penurunan berat badan tidak ada, keputihan tidak
ada,riwayat trauma (-) BAK dan BAB dalam batas normal.

Riwayat Penyakit Dahulu

Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya, radang panggul disangkal.
Tidak ada riwayat penyakit jantung, Hipertensi dan DM.

Riwayat penyakit Keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat DM, hipertensi, penyakit jantung,
serta tidak pernah ada anggota keluarga yang pernah mengeluhkan penyakit yang
sama dengan pasien.

Riwayat Pekerjaan, Sosial, Ekonomi, Kejiwaan dan Kebiasaan.

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, tinggal serumah dengan suami, kehidupan
ekonomi cukup, tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman keras serta obat-
obat terlarang.

Riwayat perkawinan

Status perkawinan : kawin


Berapa kali : 1 kali
Umur kawin : 25 tahun
Lama kawin : 14 tahun

Riwayat Haid

 Menarche : 12 tahun

 Siklus : tidak teratur

 Lama Haid : 7 hari

 Banyak darah : 2-3 kali ganti dut/hari

 Dysmenorrhea :+

 Darah beku :-

 Metrorrhagia :-

9
 Menorrhagia :+

 Spotting :-

 Contact bledding : -

 Climacterium :-

Riwayat kehamilan/Abortus/persalinan: P2A0

Riwayat kehamilan, persalinan

1. Laki-laki, 3100 gr, aterm, PSP, Bidan, sehat, 27 tahun

2. Perempuan, BBL 3000 gr, aterm, Bidan, sehat, 24 tahun

Riwayat penggunaan kontrasepsi (-)

Gizi dan kebiasaan

 Nafsu makan : baik

 Merokok :-

 Alkohol :-

 Kebiasaan makan obat :-

III. PEMERIKSAAN FISIK

A. STATUS PRESENT

Sensorium : CM
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Tinggi Badan : 157 cm
Berat Badan : 80 kg

B. STATUS GENERALISATA
Kepala : normochepal, tidak ada kelainan

Rambut : hitam, tidak mudah dicabut

10
Mata : konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-).

Telinga : tidak ditemukan kelainan

Hidung : tidak ditemukan kelainan

Tenggorok : tidak ditemukan kelainan

Gigi dan Mulut : Karies (-)

Leher : KGB tidak teraba, JVP tidak meningkat

Thoraks :

Paru

Inspeksi : Normochest, gerakan paru simetris kiri = kanan

Palpasi : Fremitus kiri = kanan

Perkusi : Sonor diseluruh lapangan paru

Auskultasi : Vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat

Palpasi : Iktus cordis tidak teraba

Perkusi : Batas jantung dalam batas normal

Abdomen
Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-)
Palpasi : Teraba massa padat dengan pole 2 jari dibawah pusat dan
pole bawah 1 jari diatas simfisis pubis, berbatas tegas,
padat kenyal, terfiksir, permukaan rata, nyeri tekan (-).
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) Normal
Ekstremitas
Akral hangat :+
Edema :-

11
C. STATUS GINEKOLOGI
Portio
- Erosi :-
- Ectropion :-
- Laserasi :-
- Ovula naboti :-
- Darah : tampak darah mengenang di ferniks posterior,
dibersihkan, kesan : tidak aktif
- Polip :-
- Leukoplakia : -
- Schiller test : -

D. PEMERIKSAAN DALAM (VT)

Uterus

- Posisi : Antefleksi

- Besarnya : Sebesar kepalan tangan orang dewasa

- Mobilitas : Mobile

- Konsistensi : padat, permukaan rata

- Nyeri tekan :-

Cavum Douglas

- Menonjol / tidak : tidak menonjol

- Douglas crise :-

Vagina

- Dinding : normal

- Tanda-tanda :-

- Secret :-

- Massa :-

- Darah :+

12
Pemeriksaan secret vagina

- Langsung : tidak dilakukan pemeriksaan

- Kultur : tidak dilakukan pemeriksaan

Paps Smear

- Di ambil tanggal :-

- Hasil :-

- Anjuran :-

DIAGNOSIS BANDING

1. Mioma uteri

2. Adenomiosis

3. Kista ovarium

4. Karsinoma endometrium.

5. Miosarkoma

6. Hamil 5 bulan

7. Tumor abdomen

PEMERIKSAAN PENUNJANG:

1. Darah Rutin

Darah Rutin

Hb 11,6 g/dL 12-16

Hitung Eritrosit *4,7/µL 3.8 – 5.2

Leukosit 13.610 /µL 4.000 – 11.000

Hematokrit 35,0% 35 – 47

Trombosit 326.000 /µL 150.000 – 450.000

13
Index Eritrosit

MCV 79,5 fL 80 – 100

MCH 27,3pg 26 – 34

MCHC 34,3 % 32 – 36

Hitung Jenis Leukosit


Eosinofil
Basofil 0% 1–3
N.Stab 0% 0–1
N.Seg
Limfosit
Monosit
0% 2–6
Kimia klinik
65% 53 – 75
Glukosa darah 20 – 45
28%
4– 8
5%

<140 mg

105

2. USG TAS

- Kandung kemih : Terisi baik

- Uterus :Tampak gambaran hipochac, intrauterine bentuk


kumparan dan ukuran 10,9 x 7,1 x 7,3 cm.

- Adneksa kanan/kiri : Dalam batas normal

- Cairan bebas :-

- Kesan : Mioma uteri

14
DIAGNOSA KERJA

- Mioma uteri

TERAPI
- IVFD RL 20 gtt/i makro
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
- Inj. Ranitidine 50 mg/ 8 jam

RENCANA TINDAKAN
- Operasi tanggal 3 desember pukul 09.00, jenis operasi : TAH (total abdomen
histerektomi).
PEMERIKSAAN PRE OPERASI
- Informed concern
- Surat izin operasi
- Konsul dokter anestesi dan persiapan anestesi, IVFD terpasang abocath no
18
- Pasien tidak makan dan minum 8 jam sebelum jadwal operasi

15
LAPORAN OPERASI LAPARATOMI

Operator : dr. Taufik M.Sp.OG


Tanggal : 03 Desember 2019
Jam : 09.00 WIB
Jenis operasi : TAH-BSO (Total abdominal histerektomi – bilateral salpingo
oophorectomy)

 Pasien tidur telentang dalam spinal anestesi.

 Dilakukan tindakan asepsis dan antisepstik pada daerah abdomen dan


sekitarnya

 Daerah operasi diperkecil dengan menutupkan duk steril duk pertama


dipasang mulai setinggi simpisis pubis sampai kebawah menutupi ujung
kaki,duk kedua dipasang mulai setinggi pusat keatas sampai menutupi kepala,
dua buah duk kecil dipasang dikiri-kanan.

 Dibuat insisi 1 cm diatas batas rambut pubis dengan arah melintang sepanjang
10 cm. Insisi dilanjutkan sampai lapisan subkutis.

 Fascia muskulus rektus abdominis diidentifikasi dan dipisahkan secara tajam


sesuai insisi dari luar.

 Muskulus rektus abdominis di identifikasi, dipisahkan kekiri dan kekanan


secara tumpul dengan kedua jari tangan.

 Peritonium parietal dibuka dan dipisahkan secara tajam sesuai insisi dari luar.

 Setelah peritonium dibuka dilakukan eksplorasi, tampak uterus sebesar tinju


dewasa, warna merah muda permukaan berbenjol, konsistensi kenyal padat,
kemudian dilakukan eksplorasi lebih lanjut tak dijumpai perlengketan uterus
dengan jaringan sekitarnya. Ovarium kiri dan kanan , tuba kiri dan kanan
warna, bentuk, dan konsistensi dalam batas normal.

 Uterus dikeluarkan dari rongga abdomen dan dipasang dram kas untuk
melindungi usus. Ligamentum rotundum kiri di identifikasikan, diklem pada
dua tempat dipotong dan diikat, dibuat jendela pada ligamentum latum kiri
secara tumpul dengan ujung jari..pangkal tuba dan ligamentum ovarii
proprium kiri diklem dan di potong dan diikat.dilakukan hal yang sama pada
bagian kanan.

16
 Lembaran depan lig. latum kanan dan kiri dibuka secara tajam dengan
gunting sedekat mungkin ke uterus menyisiri sisi uterus sampai setinggi plika
vesikouterina.

 Lembaran belakang lig latum kanan dan kiri dibuka secara tajam dengan
gunting sedekat mungkin dengan uterus menyisiri sisi uterus sampai setinggi
lig. sakrouterina.

 Jaringan parametrium kanan dan kiri di klem sedekat mungkin dengan uterus
dipotong dan diikat dengan cromic cat gut no 1.

 Plikavesikouterina dibuka melintang dengan gunting, vesika urinaria


dibebaskan secara tumpul dari serviks dan didorong kebawah dengan jari
yang dibungkus kain kasa sekaligus dilepaskan dari bagian bawah uterus.
Jaringan lig.latum yang terbuka didorong kelateral untuk menjauhi ureter.

 Peritonium dilapisan belakang lig. latum digunting pada pinggir uterus, lalu
vasa uterina kanan dan kiri dengan cabang-cabangnya dijepit dekat uterus,
digunting dan diikat denga catgut yang kuat. Serviks bagian atas dijepit
dengan 2 cunam, lalu dipotong diantara 2 cunam tersebut, luka yang terbentuk
dijahit dengan catgut yang kuat. Tuba dan ovarium kanan diangkat.

 Perdarahan dirawat semestinya. Setelah diyakini tidak ada perdarahan lagi


dari bekas operasi, ligamentum sakrouterina , pangkal tuba, lig. ovarii
propium dan lig. rotundum diikatkan kesudut puncak vagina yang sepihak dan
semua ujung yang ditahan dengan klem dipotong.

 Dilakukan reperitonialisasi dengan lembaran depan lig. latum, lembaran


belakang lig. latum, bagian depan peritonium yang melapisi cavum Douglas
dan plika vesikouterina .

 Setelah diyakini tidak ada perdarahan lagi maka dinding abdomen dijahit lapis
demi lapis.

 Operasi selesai

TERAPI DAN RENCANA POST OPERASI

Terapi

 IVFD RL 20 gtt/i

 Inj Cefotaxim 1 gr/ 12 jam

17
 Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam

 Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam

INSTRUKSI POST OP

- Observasi TTV dan perdarahan

- Pemeriksaan darah rutin post operasi

- Pemeriksaan histopatology jaringan post operasi

FOLLOW UP POST-OP

( Tanggal 3 desember 2019)

S : nyeri pada bagian operasi (+)

O : SP : Sens : Compos Mentis

TD : 110/80 mmHG

HR : 104 x/i

RR : 24 x/i

T : 37,0 °C

SL : Abdomen : soepel (+), peristaltik (+)

L/O : Tertutup perban steril

P/V : (-)

Flatus : (+)

BAK : (+) Via kateter

BAB : (-)

A: Post OP TAH a/I mioma uteri

P:

 IVFD RL 20 gtt/menit

 Inj Inj Cefotaxim 1 gr/ 8 jam

18
 Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam

 Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam

FOLLOW UP POST-OP ( Tanggal 4 desember 2019)

S : Nyeri pada bagian operasi (+)

O : SP : Sens : Compos Mentis

TD : 120/80 mmHG

HR : 90 x/i

RR : 20 x/i

T : 36,6 °C

SL : Abdomen : peristaltik (+)

L/O : Tertutup perban steril

P/V : (-)

Flatus : (+)

BAK : (+) Via kateter

BAB : (+)

A: Post OP TAH a/I mioma uteri

P:

 IVFD RL 20 gtt/menit

 Inj Inj Cefotaxim 1 gr/ 8 jam

 Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam

 Inj Ranitidin 50 mg/ 12 jam

FOLLOW UP POST-OP ( Tanggal 5 desember 2019)

S : Tidak ada keluhan

19
O : SP : Sens : Compos Mentis

TD : 110/70 mmHG

HR : 80 x/i

RR : 20 x/i

T : 36,6 °C

SL : Abdomen : peristaltik (+)

L/O : Tertutup perban steril

P/V : (-)

Flatus : (+)

BAK : (+) Via kateter

BAB : (+)

A: Post OP TAH a/I mioma uteri

P:

Cefadroxil tab 500 mg 2x1

Asam mefenamat tab 500 mg 3x1

Vit B kompleks tab 2x1

Ganti perban

R - Aff Infus

- Aff Kateter

PBJ

20
BAB IV

KESIMPULAN

Tumor adneksa adalah tumbuhnya jaringan abnormal pada sistem reproduksi


yaitu pada tuba fallopi kemudian ovarium dan uterus yang biasanya terjadi bersamaan.
Tumor adneksa adalah tumor ganas di tuba fallopi, lebih sekunder berasal dari tumor
ganas ovarium, uterus, kolorectal dan payudara.
Penyebab tumor adneksa tidak diketahui secara pasti tetapi diduga karena
infeksi yang menjalar ke atas dari uterus, peradangan ini menyebar ke ovarium dan
tuba fallopi yang menyebabkan berbagai gangguan dan terjadi pertumbuhan jaringan
yang abnormal.
Menurut Taymor dan Hertig secara histopatologik adenokarsinoma dapat dibedakan
menjadi:

 Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.

 Jenis tumor dengan pertumbuhan papillo alvioler : tumor telah memasuki


jaringan otot.

 Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis yang atopik
dan infasi sel ganas ke saluran limpa.

Gejala yang timbul pada tumor adneksia adalah gejala perdarahan pervagina. Pada
masa reproduksi, perdarahan tersebur biasanya terjadi antara 2 masa haid dan
jumlahnya haya sedikit tetapi dapat berlangsung terus-menerus setiap hari.Gejala ke-
2 setelah perdarahan adalah perasaan nyeri di perut. Perasaan sakit dapat timbul
sebagai akibat distensi dinding tumor.

21
DAFTAR PUSTAKA

Padjajaran,Universitas. 2003. Obstetri Patologi Edisi 2. Jakarta : EGC

Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohadjo.

Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo Bagian Obstetri dan Ginekologi FK UNPAD, 1981. Ginekologi :
Bandung

Prawiroharjo Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka–


Sarwono

Prawiroharjo.Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 2000. Kapita Selekta


Kedokteran Jilid I, Jakarta

22

Anda mungkin juga menyukai