Ginek
Ginek
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1, DEFINISI
Tumor adneksa adalah benjolan di jaringan dekat rahim, biasanya di indung telur atau
tuba falopi. tumor adneksa termasuk kista ovarium, kehamilan ektopik, dan tumor
jinak atau ganas.
2. Anatomi
Tuba Falloppii terdiri atas (1) pars interstisialis, yaitu bagian yang terdapat didinding
uterus, (2) pars ismika, merupakan bagian medial tuba yang sempit seluruhnya, (3)
pars ampullaris, yaitu bagian yang berbentuk sebagai saluran agak lebar, tempat
konsepsi terjadi, dan (4) infundibulum, yaitu bagian ujung tuba yang terbuka kearah
2
abdomen dan mempunyai fimbria. Fimbria penting artinya bagi tuba untuk
menangkap telur dan selanjutnya menyalurkan telur kedalam tuba. Bentuk
infundibulum seperti anemon (sejenis binatang air), Bagian luar tuba diliputi oleh
peritoneum viserale yang merupakan bagian dari ligamentum latum. Otot dinding
tuba terdiri atas (dari luar ke dalam) otot longitudinal dan otot sirkular. Lebih
kedalam lagi didapatkan selaput yang berlipat-lipat dengan sel-sel yang bersekresi
dan bersilia yang khas, berfungsi untuk menyalurkan telur atau hasil konsepsi kearah
kavum uteri dengan arus yang ditimbulkan oleh getaran rambut getar tersebut.
3
3. ETIOLOGI
1) Kista Ovarium
3) Kanker Ovarium
Kanker ovarium adalah salah satu bentuk kanker yang paling sering
ditemukan pada wanita. Sel-sel abnormal dalam ovarium berkembang biak
dan membentuk tumor gansa (kanker). Tumor ini memiliki kapasitas untuk
tumbuh dan menyebar ke area tubuh lain.
4) Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik terjadi ketika sel telur yang telah dibuahi tidak
sampai ke rahim dan berkembang di dalam saluran tuba falopi, yang
4
merupakan saluran yang menghubungkan indung telur dengan rahim.
Kehamilan ektopik tidak dapat berkembang hingga cukup bulan.
4. Patofisiologi
5. Gejala Klinis
Gejala yang timbul pada tumor adneksia adalah gejala perdarahan pervagina.
Pada masa reproduksi, perdarahan tersebur biasanya terjadi antara 2 masa haid
dan jumlahnya haya sedikit tetapi dapat berlangsung terus-menerus setiap hari.
Gejala ke-2 setelah perdarahan adalah perasaan nyeri di perut. Perasaan sakit
dapat timbul sebagai akibat distensi dinding tumor.
5
6. Pemeriksaan diagnostik
a) Pemeriksaan pelvik
Pemeriksaan ini digunakan untuk melihat perubahan pada vulva, vagina dan
serviks dengan palpasi organ dalam khususnya ovarium dan permukaanuterus.
b) Testpapanicolau
Merupakan pemeriksaan sistologis yang memungkinkan untuk mendeteksi
adanya sel yang abnormal dan mendeteksi keganasan tumor pada tahap awal.
c) UltrasoundUSG
Digunakan untuk menentukan lokasi massa tumor
d) Endoskopi
Untuk melihat lapisan dan jaringan disekitarnya secara langsung :
Colposcopy : visualisasi vagina dan serviks dibawah kekuatan magnet yang
rendah.
Culdoscopy : pemasukan culdoskop melalui vagina bagian belakang untuk
melihat tuba fallopi dan ovarium.
Hysterescopy : pemasukan hyterescopy melalui servik untuk melihat bagian
dalam uterus.
Biopsi : untuk mengetahui jenis dan keganasan sel.
Laboratorium : urine lengkap dan darah lengkap.
7. Tatalaksana
Penanganan utama yang dianjurkan adalah : TAH + BSO + OM + APP
( Total Abdominal Hysterektomy + Bilateral Salfingo Oophorektimy +
Omentektomy + Appendektomi) ).
Terapi alternatif : instilasi phospor 32 Radioaktif atau kemoterapi profilaksis,
tetapi radioktif hanya dikerjakan pada tumor jenis histology keganasan tertentu.
6
8. Pencegahan
a) Hindari pasangan koitus yang sering berganti.
b) Pemeriksaan pap smear minimal sekali setahun
9. Prognosis
Tergantung dari tingkatan klinik dan jenis histologik tumor. Karena umumnya
penyakit ditemukan terlambat maka AKH-5 tahun tidak seberapa baik (34,4%)
7
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Usia : 49 Tahun
Pendidikan : SMA
Status : Menikah
Identitas Pasien
Nama : Tn.B
Umur : 52 thn
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
II. ANAMNESIS
Seorang Pasien Perempuan usia 49 tahun, P2A0, Batak, Islam, SMA, IRT, i/d
Tn.B, 52 tahun, Batak, Islam, D3, Karyawan, datang ke RSU Haji Medan pada
tanggal 1 desember 2019 pukul 11.00 WIB dengan keluhan keluarnya darah dari
kemaluan.
8
ia dapat mengganti duk ± 3-5 kali perhari. Pasien juga mengeluhkan nyeri diperut,
nyeri perut dirasakan di ari-ari, nyeri saat berhubungan tidak ada tidak ada,
penurunan nafsu makan tidak ada, penurunan berat badan tidak ada, keputihan tidak
ada,riwayat trauma (-) BAK dan BAB dalam batas normal.
Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya, radang panggul disangkal.
Tidak ada riwayat penyakit jantung, Hipertensi dan DM.
Tidak ada anggota keluarga yang memiliki riwayat DM, hipertensi, penyakit jantung,
serta tidak pernah ada anggota keluarga yang pernah mengeluhkan penyakit yang
sama dengan pasien.
Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, tinggal serumah dengan suami, kehidupan
ekonomi cukup, tidak merokok dan tidak mengonsumsi minuman keras serta obat-
obat terlarang.
Riwayat perkawinan
Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Dysmenorrhea :+
Darah beku :-
Metrorrhagia :-
9
Menorrhagia :+
Spotting :-
Contact bledding : -
Climacterium :-
Merokok :-
Alkohol :-
A. STATUS PRESENT
Sensorium : CM
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Suhu : 36,7oC
Tinggi Badan : 157 cm
Berat Badan : 80 kg
B. STATUS GENERALISATA
Kepala : normochepal, tidak ada kelainan
10
Mata : konjungtiva anemis (-)/(-), sklera ikterik (-)/(-).
Thoraks :
Paru
Jantung
Abdomen
Inspeksi : Tidak ada tanda-tanda peradangan, bekas operasi (-)
Palpasi : Teraba massa padat dengan pole 2 jari dibawah pusat dan
pole bawah 1 jari diatas simfisis pubis, berbatas tegas,
padat kenyal, terfiksir, permukaan rata, nyeri tekan (-).
Perkusi : Timpani
Auskultasi : BU (+) Normal
Ekstremitas
Akral hangat :+
Edema :-
11
C. STATUS GINEKOLOGI
Portio
- Erosi :-
- Ectropion :-
- Laserasi :-
- Ovula naboti :-
- Darah : tampak darah mengenang di ferniks posterior,
dibersihkan, kesan : tidak aktif
- Polip :-
- Leukoplakia : -
- Schiller test : -
Uterus
- Posisi : Antefleksi
- Mobilitas : Mobile
- Nyeri tekan :-
Cavum Douglas
- Douglas crise :-
Vagina
- Dinding : normal
- Tanda-tanda :-
- Secret :-
- Massa :-
- Darah :+
12
Pemeriksaan secret vagina
Paps Smear
- Di ambil tanggal :-
- Hasil :-
- Anjuran :-
DIAGNOSIS BANDING
1. Mioma uteri
2. Adenomiosis
3. Kista ovarium
4. Karsinoma endometrium.
5. Miosarkoma
6. Hamil 5 bulan
7. Tumor abdomen
PEMERIKSAAN PENUNJANG:
1. Darah Rutin
Darah Rutin
Hematokrit 35,0% 35 – 47
13
Index Eritrosit
MCH 27,3pg 26 – 34
MCHC 34,3 % 32 – 36
<140 mg
105
2. USG TAS
- Cairan bebas :-
14
DIAGNOSA KERJA
- Mioma uteri
TERAPI
- IVFD RL 20 gtt/i makro
- Inj. Ceftriaxone 1 gr/12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg/ 8 jam
- Inj. Ranitidine 50 mg/ 8 jam
RENCANA TINDAKAN
- Operasi tanggal 3 desember pukul 09.00, jenis operasi : TAH (total abdomen
histerektomi).
PEMERIKSAAN PRE OPERASI
- Informed concern
- Surat izin operasi
- Konsul dokter anestesi dan persiapan anestesi, IVFD terpasang abocath no
18
- Pasien tidak makan dan minum 8 jam sebelum jadwal operasi
15
LAPORAN OPERASI LAPARATOMI
Dibuat insisi 1 cm diatas batas rambut pubis dengan arah melintang sepanjang
10 cm. Insisi dilanjutkan sampai lapisan subkutis.
Peritonium parietal dibuka dan dipisahkan secara tajam sesuai insisi dari luar.
Uterus dikeluarkan dari rongga abdomen dan dipasang dram kas untuk
melindungi usus. Ligamentum rotundum kiri di identifikasikan, diklem pada
dua tempat dipotong dan diikat, dibuat jendela pada ligamentum latum kiri
secara tumpul dengan ujung jari..pangkal tuba dan ligamentum ovarii
proprium kiri diklem dan di potong dan diikat.dilakukan hal yang sama pada
bagian kanan.
16
Lembaran depan lig. latum kanan dan kiri dibuka secara tajam dengan
gunting sedekat mungkin ke uterus menyisiri sisi uterus sampai setinggi plika
vesikouterina.
Lembaran belakang lig latum kanan dan kiri dibuka secara tajam dengan
gunting sedekat mungkin dengan uterus menyisiri sisi uterus sampai setinggi
lig. sakrouterina.
Jaringan parametrium kanan dan kiri di klem sedekat mungkin dengan uterus
dipotong dan diikat dengan cromic cat gut no 1.
Peritonium dilapisan belakang lig. latum digunting pada pinggir uterus, lalu
vasa uterina kanan dan kiri dengan cabang-cabangnya dijepit dekat uterus,
digunting dan diikat denga catgut yang kuat. Serviks bagian atas dijepit
dengan 2 cunam, lalu dipotong diantara 2 cunam tersebut, luka yang terbentuk
dijahit dengan catgut yang kuat. Tuba dan ovarium kanan diangkat.
Setelah diyakini tidak ada perdarahan lagi maka dinding abdomen dijahit lapis
demi lapis.
Operasi selesai
Terapi
IVFD RL 20 gtt/i
17
Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
INSTRUKSI POST OP
FOLLOW UP POST-OP
TD : 110/80 mmHG
HR : 104 x/i
RR : 24 x/i
T : 37,0 °C
P/V : (-)
Flatus : (+)
BAB : (-)
P:
IVFD RL 20 gtt/menit
18
Inj Ketorolac 30 mg/ 8 jam
TD : 120/80 mmHG
HR : 90 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 °C
P/V : (-)
Flatus : (+)
BAB : (+)
P:
IVFD RL 20 gtt/menit
19
O : SP : Sens : Compos Mentis
TD : 110/70 mmHG
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 36,6 °C
P/V : (-)
Flatus : (+)
BAB : (+)
P:
Ganti perban
R - Aff Infus
- Aff Kateter
PBJ
20
BAB IV
KESIMPULAN
Jenis tumor dengan pertumbuhan papiler : tumor belum mencapai otot tuba.
Jenis tumor dengan pertumbuhan alveo meduller : terlihat mitosis yang atopik
dan infasi sel ganas ke saluran limpa.
Gejala yang timbul pada tumor adneksia adalah gejala perdarahan pervagina. Pada
masa reproduksi, perdarahan tersebur biasanya terjadi antara 2 masa haid dan
jumlahnya haya sedikit tetapi dapat berlangsung terus-menerus setiap hari.Gejala ke-
2 setelah perdarahan adalah perasaan nyeri di perut. Perasaan sakit dapat timbul
sebagai akibat distensi dinding tumor.
21
DAFTAR PUSTAKA
22