Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi
Asuhan Keperawatan Gerontik Dengan Hipertensi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B.Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui perubahan-
perubahan yang terjadi pada dewasa lanjut, perubahan yang dimaksud yaitu
perubahan yang terjadi pada sistem persyarafan lansia dan juga dampaknya
.C.Manfaat
1.Bagi Penyusun
Meningkatkan kemampuan dalam pembuatan makalah dengan
menggunakan sumber-sumber yang tersedia.
2.Bagi Pembaca
Diharapkan dapat menjadi salah contoh pembuatan makalah pada
mata ajar keperawatan gerontik
BAB II
PEMBAHASAN
A.HIPERTENSI
1. Pengertian
2. Klasifikasi
1. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140
mmHg dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90
mmHg
2. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari
160 mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.
No 1. 2. 3. 4.
Grade
Grade Grade
High Grade 2 4
Kategori Optimal Normal 1 3
Normal (sedang) (sangat
(ringan) (berat)
berat)
Sistolik 120– 130– 140– 160 – 180 –
<120 >210
(mmHg) 129 139 159 179 209
Diastolik 80 – 85 – 90 – 99 100 – 100 –
<80 >120
(mmHg) 84 89 109 119
Kalsifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2
golongan besar yaitu :
3. Etiologi
1. Faktor keturunan
4. PatofisiologI
6.Pemeriksaan Penunjang
Hemoglobin / hematokrit
Kalsium serum
Pemeriksaan tiroid
Asam urat
Steroid urin
IVP
Foto dada
CT scan
EKG
7. Penatalaksanaan
1. Diet
Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
Penurunan berat badan
Penurunan asupan etanol
Menghentikan merokok
2. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat prinsip
yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging, bersepeda,
berenang dan lain-lain
Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-
87 % dari denyut nadi maksimal yang disebut zona latihan.
Lamanya latihan berkisar antara 20 – 25 menit berada dalam zona latihan
Frekuensi latihan sebaiknya 3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu
3. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi :
Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara sadar oleh
subyek dianggap tidak normal.
Penerapan biofeedback terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik
seperti nyeri kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih penderita
untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh menjadi rileks
4. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan pengetahuan
pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya sehingga pasien
dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah komplikasi lebih lanjut.
PROSES KEPERAWATAN
3. 1. Pengkajian
1. Data Umum :
a) Kepala keluarga
b) Komposisi keluarga
c) Genogram
d) Tipe keluarga
e) Suku bangsa
f) Status sosial-ekonomi
g) Aktivitas rekreasi keluarga
3. Data Lingkungan :
a) Karakteristik rumah
b) Karateristik tetangga dan komunitas
c) Mobilitas geografis keluarga
d) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e) Sistem pendukung keluarga
4. Struktur Keluarga :
a) Struktur peran
b) Nilai dan norma keluarga
c) Pola komunikasi keluarga
d) Struktur kekuatan keluarga
5. Fungsi Keluarga :
a) Fungsi afektif
b) Fungsi sosial
c) Fungsi ekonomi
d) Fungsi perawatan kesehatan keluarga :
i. Kemampuan mengenal masalah
ii. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
iii. Kemampuan keluarga merawat keluarga yang sakit
iv. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah
v. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
7. Harapan Keluarga
a) Terhadap masalah kesehatan
b) Terhadap petugas ksehatan
8. Pemeriksaan Fisik
A. Head to Toe
Kepala, mata, telinga, hidung, mulut, leher, thorak, abdomen, genetalia,
ekstremitas, integumen, status neurologi.
B. Kebutuhan Dasar Manusia
i. Nutrisi
ii. Eleminasi
iii. Tidur dan istirahat
iv. Gerak dan aktivitas
v. Rasa aman dan nyaman
vi. Personal hygiene
2. Sirkulasi
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner /
katup, penyakit serebrovaskuler
Tanda :
Kenaikan TD
Nadi : denyutan jelas
Frekuensi / irama : takikardia, berbagai disritmia
Bunyi jantung : murmur
Distensi vena jugularis
3. Ekstermitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin( vasokontriksi perifer ), pengisian kapiler
mungkin lambat
4. Integritas Ego
Gejala : Riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
marah, faktor stress multiple ( hubungsn, keuangan, pekerjaan )
Tanda :
Letupan suasana hati
Gelisah
Penyempitan kontinue perhatian
Tangisan yang meledak
otot muka tegang ( khususnya sekitar mata )
Peningkatan pola bicara
5. Eliminasi
Gejala : Gangguan ginjal saat ini atau yang lalu ( infeksi, obstruksi, riwayat
penyakit ginjal )
6. Makanan / Cairan
Gejala :
Makanan yang disukai yang dapat mencakup makanan tinggi garam, lemak
dan kolesterol
Mual
Muntah
Riwayat penggunaan diuretik
Tanda :
BB normal atau obesitas
Edema
Kongesti vena
Peningkatan JVP
Glikosuria
7. Neurosensori
Gejala :
Keluhan pusing / pening, sakit kepala
Episode kebas
Kelemahan pada satu sisi tubuh
Gangguan penglihatan ( penglihatan kabur, diplopia )
Episode epistaksis
Tanda :
Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara, afek, proses pikir atau memori (
ingatan )
Respon motorik : penurunan kekuatan genggaman
Perubahan retinal optik
8. Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala :
nyeri hilang timbul pada tungkai
sakit kepala oksipital berat
nyeri abdomen
9. Pernapasan
Gejala :
Dispnea yang berkaitan dengan aktivitas
Takipnea
Ortopnea
Dispnea nocturnal proksimal
Batuk dengan atau tanpa sputum
Riwayat merokok
Tanda :
Distress respirasi/ penggunaan otot aksesoris pernapasan
Bunyi napas tambahan ( krekles, mengi )
Sianosis
10. Keamanan
Gejala : Gangguan koordinasi, cara jalan
Tanda : Episode parestesia unilateral transien
11. Pembelajaran / Penyuluhan
Gejala :
Factor resiko keluarga ; hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung, DM ,
penyakit serebrovaskuler, ginjal
Faktor resiko etnik, penggunaan pil KB atau hormon lain
Penggunaan obat / alkohol
Tujuan :
Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 x 24 jam.
Kriteria hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
Intervensi :
1) Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang
tepat
2) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
3) Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
4) Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
5) Catat edema umum
6) Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah
pengunjung.
7) Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi
8) Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
9) Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher,
meninggikan kepala tempat tidur.
10) Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
11) Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
12) Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
13) Kolaborasi untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
Tujuan :
Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala
Pasien tampak nyaman
TTV dalam batas normal
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
2) Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
3) Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
4) Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
5) Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik
relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksi
6) Hilangkan / minimalkan vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit
kepala misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk
7) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas
(lorazepam, ativan, diazepam, valium )
Kriteria hasil :
Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti
ditunjukkan dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan
sakit kepala, pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal.
Haluaran urin 30 ml/ menit
Tanda-tanda vital stabil
Intervensi :
1) Pertahankan tirah baring
2) Tinggikan kepala tempat tidur
3) Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia
4) Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan
5) Amati adanya hipotensi mendadak
6) Ukur masukan dan pengeluaran
7) Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai program
8) Pantau elektrolit, BUN, kreatinin sesuai program
Tujuan :
Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari – hari
Menunjukkan penurunan gejala – gejala intoleransi aktifitas
Intervensi :
1) Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika dapat
ditoleransi. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
2) Instruksikan pasien tentang penghematan energi
3) Kaji respon pasien terhadap aktifitas
4) Monitor adanya diaforesis, pusing
5) Observasi TTV tiap 4 jam
6) Berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu
istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat sepanjang siang atau
sore
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan pola tidur setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat 6 – 8 jam per hari
Tampak dapat istirahat dengan cukup
TTV dalam batas normal
Intervensi :
1) Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman
2) Beri kesempatan klien untuk istirahat / tidur
3) Evaluasi tingkat stress
4) Monitor keluhan nyeri kepala
5) Lengkapi jadwal tidur secara teratur
6) Berikan makanan kecil sore hari dan / susu hangat
7) Lakukan masase punggung
8) Putarkan musik yang lembut
9) Kolaborasi pemberian obat sesuai indikasi
Tujuan :
Perawatan diri klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam
Kriteria hasil :
Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan
Dapat mendemonstrasikan tehnik untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
Intervensi :
1) Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan diri
2) Beri pasien waktu untuk mengerjakan tugas
3) Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
4) Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan klien /
atas keberhasilannya
Tujuan:
Kecemasan hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 1 x 24 jam
Kriteria hasil :
Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi / cemas berkurang
Ekspresi wajah rilek
TTV dalam batas normal
Intervensi :
1) Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku misalnya
kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi
dalam rencana pengobatan
2) Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan
konsentrasi, peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala,
ketidakmampuan untuk menyelesaikan masalah
3) Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan
strategi untuk mengatasinya
4) Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan
partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan
5) Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan hidup
6) Kaji tingkat kecemasan klien baik secara verbal maupun non verbal
7) Observasi TTV tiap 4 jam
8) Dengarkan dan beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan
perasaanya
9) Berikan support mental pada klien
10) Anjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan pada klien
Kriteria hasil:
Pasien mengungkapkan pengetahuan akan hipertensi
Melaporkan pemakaian obat-obatan sesuai program
Intervensi :
1) Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan prosedur
2) Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh dengan stress
3) Diskusikan tentang obat-obatan : nama, dosis, waktu pemberian, tujuan dan
efek samping atau efek toksik
4) Jelaskan perlunya menghindari pemakaian obat bebas tanpa pemeriksaan
dokter
5) Diskusikan gejala kambuhan atau kemajuan penyulit untuk dilaporkan dokter
: sakit kepala, pusing, pingsan, mual dan muntah.
6) Diskusikan pentingnya mempertahankan berat badan stabil
7) Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan mengangkat berat
8) Diskusikan perlunya diet rendah kalori, rendah natrium sesuai program
9) Jelaskan penetingnya mempertahankan pemasukan cairan yang tepat,
jumlah yang diperbolehkan, pembatasan seperti kopi yang mengandung
kafein, teh serta alcohol
10) Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan
11) Berikan support mental, konseling dan penyuluhan pada keluarga klien