Anda di halaman 1dari 2

2.

3 Kontradiksi Pakan Recovery


Pakan recovery adalah makanan diet lengkap untuk anjing dan kucing, diformulasikan
untuk meningkatkan restorasi nutrisi selama masa pemulihan seperti pasca operasi atau pada kasus
hepatik lipidosis. Makanan ini mempunyai densitas energi tinggi dan konsentarasi nutrisi esensial
tinggi yang sangat mudah dicerna. Nutrisi memiliki peran yang penting dan tidak dapat dipisahkan
dengan persiapan pra operasi dan pasca operasi pada pasien. Gejala pascaoperasi seperti mual,
muntah, nyeri, dan anoreksia dapat terjadi pada pasien. Sedangkan katabolisme, infeksi, dan proses
penyembuhan luka bisa saja terjadi dan menjadi faktor pasien mengalami deplesi nutrisi. Oleh
sebab itu, dalam melakukan masa pemulihan pada kucing/pasien dibutuhkan recovery berupa
makanan supportive seperti makanan kaleng. Makanan kaleng memiliki kandungan air, lemak dan
protein yang tinggi, juga meningkatkan palatabilitas. Makanan dengan kandungan lemak yang
tinggi akan memperlambat pengosongan lambung. Namun, makanan tersebut justru sering lebih
disukai, kecuali jika ada kontraindikasi untuk lemak atau kandungan protein yang tinggi. Kucing
lekat hubungannya dengan tekstur makanan. Jika kucing diberi makan makanan kering sejak anak
kucing, kemungkinan mereka akan spontan makan makanan kering daripada alternatif pakan
kaleng. Dalam pakan recovery, penambahan gula dapat meningkatkan rasa pada pakan anjing,
tetapi kucing tidak memiliki reseptor rasa untuk rasa manis. Gula buatan (misalnya xylitol) dapat
menyebabkan hipoglikemia pada kucing dan anjing sehingga harus dihindari. Berdasarkan hal
tersebut, pakan recovery begitu penting bagi pemulihan anjing dan kucing. Namun dapat
diimbangi dengan kebutuhan nutrisinya agar tidak menjadi berlebihan/tidak berguna, serta
pemberiannya yang tepat tergantung setiap kondisi pasien.

2.4 Mekanisme Kerja Pakan


Pakan recovery mengupayakan agar status gizi pasien segera kembali normal untuk
mempercepat proses penyembuhan dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien dengan cara yaitu:
a. Memberikan kebutuhan dasar (cairan, energi, protein),
b. Mengganti kehilangan protein, glikogen, zat besi, dan zat gizi lain
c. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan
d. Mencegah dan menghentikan perdarahan
Mekanisme pemberian pakan berupa nutrisi suportif dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat
melakukan intake secara per oral. Nutrisi suportif diberikan baik secara intravena menggunakan
kateter vena dengan infus formula yang mengandung makronutrisi dan mikronutrisi maupun
secara enteral menggunakan tube yang ditempatkan pada perut atau usus halus. Pakan yang masuk
ke dalam tubuh pasien melewati beberapa tahapan berupa
1. Penelanan (ingestion): tindakan memakan (tahap awal pengolahan makanan)
2. Pencernaan (digestion): proses perombakan makanan menjadi molekul-molekul yang
cukup kecil dan dapat diserap oleh tubuh. Terjadi secara mekanik (menggunakan
mulut,gigi) dan secara kimiawi (pemberian enzim untuk merombak molekul makanan)
3. Penyerapan (absorption): sel – sel akan menyerap molekul kecil seperti asam amino
4. Pembuangan (elimination): sisa bahan makanan yang sudah ataupon yang tidak dapat
dicerna akan dibuang
Pakan tersebut mengandung beberapa hal sebagai pendukung recovery berupa:
1. Asam amino
a. Arginin, yang dapat memacu retensi nitrogen, perputaran protein, konversi amonia ke
urea, dan penyembuhan luka.
b. Glutamin, satu asam amino yang paling penting. Glutamin mendukung kesehatan sel
usus dan meningkatkan kekebalan tubuh. Namun, glutamin tidak sepenuhnya disintesis
pada hewan yang stres, termasuk stres yang disebabkan oleh penyakit. Glutamin
mendukung aktivitas usus dan sistem kekebalan tubuh dengan merangsang sintesis
protein fase akut spesifik dan memperpendek masa pemulihan setelah operasi.
2. Fatty Acids
Penggunaan EPA dan DHA memberikan manfaat kesehatan yang potensial. Tidak semua
omega-ke 3 rantai panjang asam lemak tak jenuh ganda sebagai hal yang efektif sebagai
EPA dan DHA. Mereka sebagai antiinflamasi dan berkontribusi pada penurunan produksi
leukotrien B4 dan prostaglandin E2, yang memainkan peran penting dalam peradangan dan
nyeri.
3. Prebiotik
Prebiotik seperti inulin dan frukto-oligosakarida diyakini memilki kontribusi pada
kesehatan saluran gastrointestinal. Prebiotik adalah bahan makanan yang secara selektif
merangsang pertumbuhan dan aktivitas satu atau lebih jenis bakteri (termasuk
Bifidobacterium spp dan Lactobacillus spp) di usus besar, sehingga meningkatkan
kesehatan hewan.

Reference:
Wini, Maria et al. 2018. Pemberian Nutrisi Yang Baik Pasca Operasi. Denpasar: Universitas
Udayana

Anda mungkin juga menyukai