Anda di halaman 1dari 6

PERCOBAAN KALIBRASI PRESSURE TRANSMITTER

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI KILANG

Oleh:
Nama Mahasiswa : Muhammad Farhan R
Latupono
NIM : 181120004
Program Studi : Teknik Pengolahan Migas
Bidang Minat : Refinery
Tingkat : I (satu)

KEMENTRIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL
(PEM Akamigas)

Cepu, Mei 2019


I. Tujuan
Setelah melaksanakan praktikum ini, mahasiwa diharapkan :
 Dapat memahami prinsip kerja dari Pressure Transmitter
 Dapat melakukan kalibrasi pada Pressure Transmitter.
 Dapat membandingkan perubahan arus yang terjadi dengan perubahan Tekanan.

II. Keselamatan Kerja


 Hati – hati bekerja menggunakan peralatan-peralatan yang mudah pecah.
 Hati – hati bekerja dengan peralatan listrik dan media air

III. Teori Dasar


Tekanan adalah besaran proses yang sangat penting dalam industri oleh karena itu
besarnya tekanan pada fasilitas industri harus dimonitor bahkan harus dikendalikan.
Untuk keperluan memonitor tekanan tersebut dibutuhkan suatu alat pengukur. Pressure
gauge adalah salah satu jenis perangkat pengukur tekanan, hanya saja pengukuran
dengan menggunakan pressure gauge terbatas pada point –point yang bisa terjangkau,
sedangkan jika posisi pengukuran tidak bisa diakses oleh operator seperti pada sebuah
reaktor proses di pabrik petrochemical yang mencapai ketinggian puluhan meter atau
pada jaringan pipa yang tidak dilengkapi dengan sarana akses yang memadai, maka
tidak bisa dipergunakan alat ukur pressure gauge. Untuk pengukuran pada kondisi
seperti ini ada peranti instrumentasi yang disebut pressure transmitter, alat ini bekerja
sebagai sensor dan pengirim data dari lokasi pengukuran ke ruang monitor. Prinsip kerja
pressure transmitter yaitu mendeteksi besaran tekanan baik dari proses dengan phasa cair
maupun proses dengan phasa gas, kemudian transmitter ini mengirim data yaitu berupa
signal listrik ke perangkat monitor seperti display elektronik, kontroler elektronik atau
perangkat instrumentasi terpadu seperti PLC dan DCS (http://www.rajaloadcell.com).
Transmitter adalah suatu alat kelanjutan dari sensor, dimana merupakan salah satu
elemen dari sistem pengendalian proses. Untuk mengukur besaran dari suatu proses
digunakan alat ukur yang disebut sebagai sensor (bagian yang berhubungan langsung
dengan medium yang diukur), dimana transmitter kemudian mengubah sinyal yang
diterima dari sensor menjadi sinyal standart. Berdasarkan besaran yang perlu
ditransformasikan transmitter dapat digolongkan sebagai transmitter temperatur,
transmitter tinggi permukaan, transmitter aliran.Transmitter dapat dihubungkan dengan
berbagai alat penerima seperti instrument penunjuk, alat pencatat, pengatur yang
mempunyai sinyal masukan yang standard (http://news.tridinamika.com).
Pressure transmitter merupakan alat yang berguna untuk mengubah perubahan
sensing element dari sebuah sensor menjadi sinyal yang mampu diterjemahkan oleh
controller. Transmitter sendiri pasti berhubungan antara satu sama lainnya dengan
komponen sensor. Sensor yang berguna untuk mengukur besaran tekanan akan
memberikan keluaran berupa sinyal elektrik yang selanjutnya oleh transmitter akan
dikirim menuju controller. Standar sinyal output transmitter adalah 3 sampai 15 psig
(0,2–1 kg/cm2), 4–20 mA ataupun 1-5 Volt. Terdapat kemiripan antara pressure gauge
dengan pressure transmitter. Perbedaan yang mendasar adalah apabila pressure gauge
berguna untuk menampilkan hasil pengukuran dari sensor secara langsung (di area
lokal), pressure transmitter sendiri selain nilai hasil pengukuran dari sensor juga dapat
langsung ditampilkan, juga berguna untuk mentransmisikan sinyal hasil pengkuran dari
sensor menuju ke controller dan juga dapat dikirimkan ke control room
(www.instrumentasipembangkit.wordpress.com).

Pressure Transmitter

Jenis-jenis Pressure Transmitter


 Differential pressure transmitter
Prinsip kerja transmitter ini adalah dengan membandingkan dua nilai tekanan di titik
yang berbeda untuk mengamati suatu parameter. Bisa berupa level, flow, maupun
tekanan itu sendiri. Diferential pressure transmitter biasanya dipasang pada suatu
filter. Saat filter masih berfungsi normal maka tidak akan ada perbedaan tekanan
yang signifikan. Namun, saat sudah kotor, maka perbedaan tekanannya akan semakin
besar sehingga menandakan filter harus segera diganti.

 Strain gauge pressure transmitter


Prinsip kerjanya dengan memanfaatkan sifar resistif elektris benda. Sifat resistif ini
akan berubah ketika didapati adanya deformasi pada benda. Deformasi ini bisa
berupa gaya tekan pada benda atau dengan kata lain tekanan yang diberikan pada
benda. Perbedaan nilai resistansi inilah yang kemudian diterjemahkan untuk
mengetahui nilai tekanan.

 Piezo electric pressure transmitter


Piezoelectric atau biasa disebut juga dengan efek piezoelectric adalah muatan listrik
yang terakumulasi dalam bahan padat tertentu, seperti kristal dan keramik akibat dari
mechanical pressure (tekanan). Jadi saat Anda memberikan tekanan pada bahan
dielektrik, maka akan terbentuk medan listrik. Ketika medan listrik melewati bagian
material, molekul yang dipolarisasi akan segera menyesuaikan dengan medan
listriknya, menghasilkan dipole yang ter-induksi molekul dan struktur kristal materi.
Penyesuaian molekul ini akan merubah material dimensi. Gaya listrik yang
dihasilkan medan listrik dari suatu muatan dan usaha gerak mekanis adalah gaya
kekal. Karena energi potensial listrik sifatnya berbanding lurus dengan tegangan,
maka akan timbul tegangan ketika Anda menekan bahan dielektriknya.

IV. Peralatan
- Pressure Transmitter
- Multimeter
- Hart Communicator
- Wiring Cable
- Pressure Gauge
- Kompresor
- Power Supply

V. Langkah Kerja
- Menyiapkan semua peralatan
- Menghubungkan keluaran kompresor ke pressure gauge.
- Melakukan kalibrasi dengan menginput Lower Range Value (LRV) dan Upper
Range Value (URV) pada communicator. LRV di input dengan angka 0 dan URV di
input dengan angka 30.
- Merangkai peralatan seperti gambar dibawah ini :
- Setelah di rangkai, lakukan pengukuran dengan menginput pressure mulai dari 0 psi.
Catat output arus yang terbaca pada multimeter.
- Ulangi pengukuran dengan menginput pressure sebesar 5 psi sampai 30 psi pada
setiap kenaikan 5 psi. Dan catat output arus yang terbaca pada multimeter.
- Bandingkan nilai output yang dihitung dengan nilai output yang di ukur. Selisih dari
kedua output tersebut adalah error.

Anda mungkin juga menyukai