Latar Belakang
dalam keadaan gawat darurat dimulai dari fasilitas kesehatan pertama kemudian
fasilitas kesehatan tingkat yang kedua kemudian fasilias kesehatan tingkat yang
ketiga yang hanya dapat diberikan atas rujukan dari fasiltas kesehatan tingkat yang
kedua atau tingkat yang pertama (Panduan Praktis Sistem Rujukan Berjenjang oleh
BPJS Kesehatan).
mendapat pelayanan untuk sehat pada peraturan yang telah dibuat oleh menteri
kesehatan Nomor 001 Tahun 2012 dengan tujuan mempermudah sampai tempat,
kepada pasien dilakukan ke tempat fasilitas kesehatan terdekat yang dapat melakukan
pasien baik dilakukan secara sistem vertikal maupun horizontal disebut dengan sistem
rujukan. Rujukan yang horizontal adalah rujukan yang dilakukan antar fasilitas
kesehatan dalam satu tingkatan apabila tempat merujuk tidak dapat memberikan
1
2
dan/atau ketenagaan yang sifatnya sementara atau menetap. Rujukan vertikal adalah
rujukan yang dilakukan antar pelayanan kesehatan yang berbeda tingkatan, dapat
dilakukan dari tingkat pelayanan yang lebih rendah ke tingkat pelayanan yang lebih
pratama, praktik dokter, praktik dokter gigi, klinik pratama atau yang setara dan
Rumah Sakit kelas D pratama atau setara. Sedangkan yang termasuk kategori yang
fasilitas pelayanan kesehatan yang tingkat kedua dan yang ketiga (Fasilitas Kesehatan
Rujukan Tingkaant Lanjutan) adalah klinik utama, Rumah Sakit Umum dan Rumah
Sakit Khusus. Berdasarkan klasifikasi rumah sakit, maka Rumah sakit umum/khusus
(Sekunder) dan Rumah sakit Umum/Khusus Kelas A atau rumah sakit umum/khusus
fasilitas kesehatan yang tingkatan pertama dan kedua wajib melakukan sesuai aturan
yang telah ditetapkan seperti dalam Formularium Nasional (Fornas). Jika pasien tidak
mematuhi aturan dari BPJS seperti mau memperoleh pelayanan tidak sesuai yang
sebagaimana telah ditetapkan oleh BPJS maka tidak dapat dibayarkan oleh BPJS
pasien yang diatur dalam Keputusan Menteri Kesehatan nomor 391 tahun 2014.
3
Dalam hal memutuskan rumah sakit rujukan secara wilayah diatur pada peraturan
Gubernur wilayah yang mengacu keputusan menteri Kesehatan nomor 391 tahun
2014.
merupakan daerah perbatasan antara Provinsi Aceh dengan Sumatera Utara dimana
jarak ke ibukota Propinsi Sumatera Utara yaitu Kota Medan lebih dekat daripada
jarak dari ibukota Propinsi Aceh, Yaitu Kota Banda Aceh. Dari Kota Subulussalam
waktu 12 jam.
kelas C, dengan jumlah tempat tidur 200 bed. Ketersediaan Dokter Spesialis
sangat terbatas yang hanya terdiri dari lima dokter spesialis, yaitu dokter spesialis
sekitar 99% pasien di RSUD Subulussalam adalah pasien BPJS, data 10 besar
diagnosa penyakit yang dirujuk dari RSUD Kota Subulussalam bulan November
2017 sampai dengan Januari 2018 dapat diketahui bahwa diagnosa terbesar
terbesar terkahir yang dirujuk adalah Corpus Allenium sebanyak 4 kasus. Rumah
sakit tujuan yang sering dirujuk diantaranya RS.H.Adam Malik, RSUD Dr. Zainal
4
Abidin, RSUD Dr. Pirngadi, RS. Murni Teguh dan RS. Dr. H. Yulidin Away, dan
beberapa rumah sakit Khusus seperti Rumah sakit Jiwa Banda Aceh serta RS
Rujukan Pasien Rawat Inap bulan November 2017 sampai dengan Januari
2018 berdasarkan kelas rumah sakit yang dirujuk maka diperoleh data tujuan rumah
sakit rujukan kelas A rata-rata sebesar 65%, rumah sakit kategori B 30%, dan Rumah
sakit kategori C sebesar 5%. Untuk kategori tujuan rumah sakit Rujukan yang
dipilih yaitu rumah sakit rujukan regional kawasan Aceh Selatan (Rumah Sakit
Yuliddin Away) hanya sebesar 16% sedangkan rumah sakit lain sebesar 84%.
Untuk pasien rawat jalan pilihan rumah sakit rujukan lebih bervariasi
dibandingkan pasien rujukan rawat yang inap. Pasien yang raawat jalan RSUD
Subulussalam memilih rumah sakit rujukan ke rumah sakit regional (RSUD Yuliddin
Away ) hanya sebesar 1,6% sedangkan tujuan rujukan ke rumah sakit lain sebesar
99,4 %. Untuk kategori tujuan rumah sakit rujukan berdasarkan kelas maka Rujukan
ke rumah sakit kategori A sebesar 49%, rumah sakit kategori B 28%, ke rumah sakit
kategori C sebesar 23%. Dari data tersebut menunjukkan bahwa pilihan rumah sakit
rujukan dari RSUD Kota Subulussalam bervariasi dan jumlah tujuan rujukan ke
Rumah sakit dan dokter yang ada di rumah sakit itu sendiri, pasien/keluarga
pasien serta Rumah sakit regional yang telah ditetapkan. Dampak bagi Rumah
sakit Subulussalam jika terlalu banyak merujuk pasien ke rumah sakit lain
sakit (Info BPJS Kesehatan), selain itu pendapatan Rumah sakit akan berkurang
karena pasien banyak dirujuk. Dampak bagi Pasien adalah terjadinya dinamika
pelayanan medis adalah adanya kerja sama antara tempat fasilitas kesehatan,
mengikuti aturan sesuai standar operasional prosedur (SOP) rujukann yang telah
ditetapkan, adanya sarana dan prasana pendukung yang lengkap termasuk alat
transport dan alat dalam hal berkomunikasi, adanya formulirr tentang pasien,
hubungan interaksi antar fasilitas kesehatan yang mengirim pasien dan menerima
pasien yang dirujukan serta merujuk balik pasien (World Health Organization
(WHO)).
ketersediaan fasilitas kesehatan, sisi peralatan seperti ketersediaan alat dan obat-
perlu dipertimbangkan faktor yang menjadi keinginan pasien atau keluarga pasien
sebagai pendamping pasien selama perawatan untuk memilih tujuan rumah sakit
yang lebih rendah, atau lokasi, kelengkapan sarana kesehatan, biaya layanan, atau
Penelitian tentang pilihan rumah sakit telah diteliti baik diluar negeri
pasien yaitu penelitian oleh Rajkumar Grinhari Singh, Dr. Md. Kheiruddin Shah,
In Minipur menunjukkan dari beberapa faktor atribut memilih rumah sakit yaitu
satunya penelitian oleh Anggraheni (2012) tentang hal yang menjadi pengaruh
masalah dan data dari latar belakang tentang pengambilan keputusan pasien
Rumusan masalah
keputusan pasien dalam pilihan rumah sakit rujukan di RSUD Kota Subulussalam
dan budaya) dalam pengambilan keputusan pasien dalam pilihan rumah sakit
Manfaat Penelitian