Isi
Isi
PENDAHULUAN
1
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN
1.4 MANFAAT
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 ENZIM
Enzim berasal dari kata in dan zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi.
Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu protein
yang berupa molekul-molekul besar. Enzim adalah biomolekul berupa protein
berbentuk bulat (globular), yang terdiri atas satu rantai polipeptida atau lebih dari
satu rantai polipeptida (Wirahadikusumah, 1989). Keunggulan enzim sebagai
biokatalisator antara lain memiliki spesifikasi tinggi, mempercepat reaksi kimia
tanpa pembentukkan produk samping, produktivitas tinggi dan dapat
menghasilkan produk akhir yang tidak terkontaminasi sehingga mengurangi biaya
purifikasi dan efek kerusakan lingkungan
Apoenzim = komponen protein pada enzim yang tidak aktif dan tidak
terikat pada kofaktor.
Holoenzim = komponen protein dari enzim yang telah berikatan dengan
kofaktor dan menciptakan bentuk enzim.
Kofaktor = bahan kimia yang membantu (ion/molekul) yang terikat pada
enzim untuk meningkatkan aktivitas enzim tersebut. Contoh : Mg+, Zn2+,
Na+, K+.
3
Koenzim = kofaktor yang berupa molekul organik kecil yang merupakan
bagian enzim yang tahan panas, mengandung ribosa dan fosfat, larut
dalam air serta dapat bersatu dengan apoenzim untuk membentuk
holoenzim. Contoh : NADP, koenzim-A, ATP, NAD.
Enzim memiliki beberapa sifat tertentu yang khas, yaitu sebagai berikut :
4
5. Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel
(eksoenzim).
Enzim ekstraseluler atau eksosim, fungsinya adalah melangsungkan
perubahan-perubahan pada nutrien disekitarnya sehingga
memungkinkan nutrien tersebut memasuki sel (berfungsi di luar sel)
misalnya amilase menguraikan pati menjadi unit-unit gula yang lebih
kecil.
Enzim intraseluler atau endoenzim, fungsinya mensintesis bahan
seluler dan menguraikan nutrien untuk menyediakan energi yang
diperlukan sel (berfungsi di dalam sel) misalnya heksokinase
mengkatalisis fosforilasi glukose dan heksose di dalam sel.
6. Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada
juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh: lipase, mengkatalisis
pembentukan dan penguraian lemak.
7. Bekerjanya secara spesifik : enzim bersifat spesifik, karena bagian yang
aktif (permukaan tempat melekatnya substrat) hanya setangkup dengan
permukaan substrat tertentu.
8. Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein
tambahan yang disebut kofaktor.
5
Nama Sistematik Jenis Reaksi yang Di Katalisis
Mempercepat reaksi oksidasi-reduksi
Oksidoreduktase misalnya : dehidrogenase, oksidase, dan
peroksidase.
Mempercepat pemindahan gugus ato
Transferase dari satu senyawa ke senyawa lain
misal : transaminase
Membantu mempercepat rekasi
hidrolisis ikatan ester, glikosida, ikatan
Hidrolase
peptida misalnya lipase, peptidase,
enzim-enzim pencernaan.
Membantu melepaskan suatu gugusan
zat kimia dari substrat atau menambah
Liase
suatu gugusan kepada ikatan rangkap
misal : dekarboksilase.
Reaksi isomerasi yaitu membantu
mengubah gugusan dalam molekul
Isomer
sehingga menjadi bentuk isomerik
misal : epimerase
Pembentukan ikatan kovalen yaitu
membantu mengembangkan dua
molekul atau lebih menjadi satu. Rekasi
Ligase
ini memerlukan energi yang berasal
dari ikatan fosfat pada ATP contoh :
asetat tiokinase
6
suatu reaksi kimia pada tubuh organisme. Tanpa enzim, maka proses
metabolisme baik anabolisme maupun katabolisme akan terganggu.
2. Enzim dapat pula menghambat suatu reaksi yang disebut inhibitor enzim.
3. Mengatur sejumlah reaksi yang berbeda-beda dalam waktu yang sama.
7
5. Enzim laktose adalah enzim yang berfungsi mengurai senyawa laktosa
menjadi senyawa glukosa dan juga galaktosa.
6. Enzim selulose adalah enzim yang berfungsi mengurai selulosa atau
polisakarida menjadi senyawa selabiosa atau disakarida.
Enzim protease adalah golongan enzim yang berfungsi dalam peroses pencernaan
protein. Macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan ini antara lain:
Enzim esterase adalah golongan enzim yang berfungsi dalam mengurai senyawa-
senyawa ester. Macam-macam enzim yang masuk ke dalam golongan ini antara
lain:
8
1. Enzim katalase adalah enzim yang berfungsi dalam membantu mengubah
hidrogen peroksida menjadi H2O (air) dan O2 (Oksigen).
2. Enzim oksidase adalah enzim yang berfungsi mempercepat penggabungan
oksigen (O2) pada substrat tertentu yang disaat bersamaan juga
mereduksikan oksigen (O2) sehingga membentuk air (H2O).
3. Enzim karbosilase adalah enzim yang berfungsi dalam mengubah asam
organik secara bolak balik. Contohnya: mengubah asam piruvat menjadi
asetildehida yang dibantu oleh karbosilase piruvat.
4. Enzim desmolase adalah enzim yang berfungsi dalam membantu
pemindahan /penggabungan ikatan karbon. Contoh: aldolase diubah dalam
pemecahan fruktosa menjadi gliseraldehida dan dehidroksiaseton.
5. Enzim peroksidase adalah enzim yang berfungsi dalam membantu oksidasi
senyawa fenolat, sedangkan dari oksigen yang digunakan, diambil dari
H2O2.
6. Enzim hidrase adalah enzim yang berfungsi menambah atau mengurangi
air (H2O) dari senyawa tertentu tanpa menyebabkan terurainya senyawa
yang bersangkutan.
7. Enzim dehidrogenase adalah enzim yang berfungsi dalam memindahkan
hidrogen dari suatu zat ke zat yang lainnya.
8. Enzim transphosforilase adalah enzim yang berfungsi dalam memindahkan
H3PO4 dari molekul satu ke molekul yang lainnya yang dibantu oleh ion
Mg2+.
9
2.5 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA ENZIM
1. Temperatur
2. Perubahan pH
10
rekasi yang dikatalisis. Sampai batas tertentu semakin banyak molekul substrat
semakin cepat reaksi enzimatik. Tetapi jika mencapai titik jenuh penambahan
substrat tidak berguna karena tempat-tempat aktif pada enzim sudah terisi substrat
dan kecepata reaksi sudah optimum.
4. Inhibitor Enzim
Enzim Irreversible
Jika inhibitor berikatan dengan sisi aktif enzim secara kovalen, sehingga
memiliki ikatan yang kuat dan tidak dapat terlepas. Hal tersebut mengakibatkan
enzim menjadi tidak aktif dan tidak dapat kembali seperti semula. Contoh
inhibitor irreversible adalah PMSF (Poly Methyl Sulfonil Fluoride). PMSF dapat
berikatan kovalen dengan kompleks enzim. PMSF biasanya digunakan dalam
kelarutan protein untuk menonaktifkan protease yang mencerna protein.
Inhibitor reversible
11
menambah jumlah konsentrasi substrat sehingga jumlah substrat akan lebih
banyak daripada jumlah inhibitor. Contohnya gas sianida yang bersaing dengan
oksigen untuk dapat berikatan dengan hemoglobin (Hb). jika jumlah oksigen
diperbanyak, sianida yang merupakan inhibitor akan salah bersaing dengan
oksigen (O2) sebagai substrat.
12
terjadi karena enzim menurunkan energi aktivasi yang dengan sendirinya akan
mempermudah terjadinya reaksi. Sebagian besar enzim bekerja secara khas, yang
artinya setiap jenis enzim hanya dapat bekerja pada satu macam senyawa atau
reaksi kimia. Hal ini disebabkan perbedaan struktur kimia tiap enzim yang bersifat
tetap. Sebagai contoh, enzim a-amilase hanya dapat digunakan pada proses
perombakan pati menjadi glukosa.
Cara kerja enzim dapat dijelaskan dengan dua teori, yaitu teori gembok dan anak
kunci, dan teori kecocokan yang terinduksi (Fauziyah, 2012).
(Sumber : http://teorick.blogspot.com/2012/10/cara-kerja-enzim.html)
13
Menurut teori kecocokan yang terinduksi, sisi aktif enzim merupakan
bentuk yang fleksibel. Ketika substrat memasuki sisi aktif enzim, bentuk sisi aktif
termodifikasi melingkupi substrat membentuk kompleks. Ketika produk sudah
terlepas dari kompleks, enzim tidak aktif menjadi bentuk yang lepas. Sehingga,
substrat yang lain kembali bereaksi dengan enzim tersebut.
1. Secara normal mempunyai aktivitas spesifik yang tinggi per unit berat
kering produk.
2. Fluktuasi musiman dari bahan mentah dan kemungkinan kekurangan
makanan kaitannya dengan perubahan iklim.
3. Mikroba mempunyai karakteristik cakupan yang lebih luas, seperti
cakupan pH, dan resistansi temperatur.
4. Industri genetika sangat meningkat sehingga memungkinkan
mengoptimalisasi hasil dan tipe enzim melalui seleksi strain, mutasi,
induksi dan seleksi kondisi pertumbuhan, yang akhir-akhir ini,
menggunakan inovasi teknologi transfer gen.
14
memelihara satu atau beberapa komponen selama fermentasi. Secara umum
proses pembuatan enzim skala industri ini dilakukan dengan cara : sterilisasi,
pembiakan mikroba hasil inokulasi, inkubasi, fermentasi, filtrasi dan purifikasi,
evaporasi.
15
fermentasi, kondisi ideal adalah cairan dengan konsentrasi enzim tinggi, sebuah
organisme biomassa yang mudah dipisahkan. Produk enzim yang aman sebaiknya
mempunyai potensi alergi yang rendah, dan dalam partikelnya terbebas dari
kontaminan.
16
Produksi Enzim dalam skala laboratorium
Strain produksi, disebut juga bibit untuk produksi enzim, pada mulanya
dibiakan dalam labu kecil yang mengandung nutrien. Nutrien adalah persediaan
17
bahan makanan untuk mikroorganisme tertentu yang akan dikembangbiakkan.
Labu tersebut ditempatkan dalam inkubator, sebuah alat yang mampu menjaga
temperatur optimal bagi pertumbuhan mikroorganisme yang dimaksud.
18
waktu proses produksi dan produk akhir enzim sehingga layak dijual sesuai
dengan spesifikasi dan kegunaan enzim yang diproduksi.
Contoh salah satu pembuatan enzim diambil dari penelitian (Sa’adah dkk,
2010) dengan judul Produksi Enzim Selulase oleh Aspergillus niger
Menggunakan Substrat Jerami dengan Sistem Fermentasi Padat.
1. Penyiapan bahan baku : bahan baku berupa jerami diambil dari desa Mijen
Kec. Kebonagung, Kab. Demak. Sebelum digunakan sebagai medium
fermentasi, jerami dicacah agar didapat ukuran yang homogen.
Aspergillus niger diperoleh dari Laboratorium Teknologi Pangan
Universitas Katolik Soegijapranata (UNIKA) Semarang.
2. Pembenihan inokulasi : pembenihan inokulasi dilakukan pada PDA
secara zig-zag dengan menggunakan kawat inokulasi di dalam cawan petri
secara aseptik. Mikroba diinkubasi pada suhu ± 30°C selama 120 jam.
3. Penyiapan inokulum : Penyiapan inokulum dilakukan dalam media cair
(sukrosa 12,5%, (NH4)2SO4 0,25%, KH2PO4 0,2%) yang ditutup dengan
kapas kemudian diinkubasi pada suhu ± 30°C selama 24 jam di ruang
aseptik.
4. Produksi enzim selulase : produksi enzim ini dimulai dengan mencampur
jerami dengan nutrien yang ada dalam media cair padat. pH fermentasi
diatur lalu media disterilkan di dalam autoclave kemudian didinginkan.
Suspensi spora ditambahkan dan disebar merata pada media tersebut.
Kemudian diinkubasi pada suhu 30°C dengan waktu fermentasi sesuai
dengan variabel yang telah ditentukan.
5. Pengambilan enzim : proses pengambilan enzim dimulai dengan
mengekstrak hasil fermentasi dengan aquadest sehingga diperoleh filtrat
dan padatan. Kemudian filtrat dan padatan dipisahkan dengan
19
menggunakan centrifuge kecepatan 4200 rpm selama 14 menit. Filtrat
yang diperoleh siap diuji aktivitas enzimnya.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
3.2 SARAN
21