Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Terdapat berjuta- juta neuron
dalam sistem saraf. Setiap neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel
saraf bervariasi dalam bentuk dan ukuran berdasarkan fungsi yang berbeda-
beda. Setiap sel mimiliki nukleus dan sejumlah granula dan fibril dalam
sitoplasma nya. Dendrit adalah serat pendek seperti sikat yang melekat pada
bagian luar sel, melalui dendrit ini impuls memasuki sel, dan sel- sel lain.
Akson adalah serat yang dilalui impuls meninggalkan sel untuk di
transmisikan ke sel lain. Setiap sel saraf memiliki satu akson yang dapat
mempunyai panjang yang bervariasi dari beverapa milimeter sampai
bebwrapa sentimeter. Satu akson sering bercabang banyak didekat
ujungnya, dan setiap cabang membentuk pembesaran seperti kanang yang
merupakan bagian pengantar informasi (Gibson. J, 2003)

Sistem saraf terdiri dari sel- sel saraf yang disebut neuron. Neuron
bergabung membentuk suatu jaringan untuk mengghantarkan impuls
(rangsangan) satu sel saraf terdiri dari badan sel, dendrit, dan akson. Badan
sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf. Badan sel
berfungsi menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson.
Pada badan sel terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan
golgi, lisosom dan retilikum endoplasma. Dendrit adalah serabut sel saraf
pendek dan bercabang- cabang. Dendrit berfunhsi untuk menerima dan
menghantarkan rangsangan ke badan sel. Akson disebut neurit. Neurit
adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan perjuluran sitoplasma
badan sel. Didalam sitoplasma terdapat benang benang halus yang disebut
neutrofil. Neutrofil di bungkus oleh beberapa lapis selaput yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya
rangsangan (Puji, H. 2017)
Jaringan saraf terdiri dari kelompok sel saraf atau neuron yang
mengirimkan informasi disebut impuls saraf dalam bentuk perubahan
elektrokimia dan merupakan sel konduksi. Neuron adalah sel saraf yang
sesungguhnya. Jaringan saraf juga terdiri dari sel sel yang melakukan
dukungan dan perlindungan. Sel- sel ini disebut neuroglia atau sel glia.
Lebih dari 60 ℅ dari semua sel otak adalha sel neuroglia. Sel neuroglia
bukan sel konduksi, mereka adalah jenis khusus dari jaringan jaringan ikat
sistem saraf (Chalik, R. 2016)

Aplikasi dalam bidang farmasi dalam percobaan ini yaitu mengenai


efek pilokarpin dan adrenalin yang bermanfaat untuk memberikan obat
yang sesuai fungsi pada saraf manusia. Hali inilah yang melatar- belakang
dilakukan nya percobaan ini.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

1. 2. 1 Maksud percobaan

1. Memahami pengertian sistem saraf

2. Memahami efek pilokarpin dan adrenalin pada mencit.

3.Memahami efek farmakodinamik yang terjadi akibat perangsangan


saraf simpatik dan parasimpatik pada mencit

1.2.2 Tujuan Percobaan

1. Mengetahui pengertian sistem saraf

2. Mengetahui efek pilokarpin dan adrenalin pada mencit

3. Mengetahui efek farmakodinamik yang terjadi akibat perangsangan


saraf simpatik dan parasimpatik pada mencit
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. 1 Dasar Teori

Neuron dan sel glia merupakan dua jenis sel


penyusun sistem saraf. Neuron merupakannsel fungsional
pada sistem saraf yang bekerja dengan cara menghasilkan
potensial aksi dan menjalarkan impuls dari satu sel ke sel
berikutnya. Pembentukan potensial aksi merupakan cara
yang dilakukan oleh sistem saraf dalam melaksanakan
fungsi kendali dan koordinasi tubuh ( Isnaeni, W, 2010)

Sel saraf atau neuron terdiri atas dendrit, badan sel,


dan neurit (akson). Setiap neuron hanya mempunyai satu
akson dan minimal satu dendrit , kedua serabut saraf ini
berisi plasma sel. Dendrit melekat p\ada sel yang
berfungsi sebagai penerima rangsang, kemudian
mengubah rangsangan yang diterima menjadi impuls.
Dendrit biasanya pendek. Badan sel merupakan bagian
terbesar dari neuron yang terdiri dari membran sel,
sitoplasma, nukleus, nucleolus, dan retilikum
endoplasma. Bagian ini berfungsi menerima rangsangan
dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Akson (neurit)
merupakan serabut saraf yang keluar dari badan sel
(Nyoman, N,2017).
Jaringan saraf terdiri dari sel saraf besertya tonjolan-
tonjolan, serabut saraf, jaringan pengisi yang terdapat
diantara sel- sel dan serabut- serabut saraf. Sel saraf
disebut juga sel neuron. Mempunyai bagian- bagian
yang disebut badan sel, dendrit, dan neurit. Badan sel
adalah bagian saraf yang mengandung inti. Bentuk dan
bagian nadan sel berbeda- beda dapat berbentuk bulat,
lonjong, piramida atau seperti bintang (Judha, m, 2016)

Menurut( Chalik, R, 2016) berbagai aktivitas sistem


saraf dapat dikelompokkan bersama dalam tiga kategori
umum yangf memiliki fungsi :

1. Fungsi sensorik, system saraf menggunakan


jutaan reseptor juga untuk menyatakan
perubahan yang terjadi baik di dalam dan luar
tubuh. Imformasi yang di satukan disebut impor
sensorik.

2. Fungsi integritas, sistem saraf memproses dan


menafsirkan input sensorik kemudian
memutuskan apa yang harus dilakukan pada
setiap saat.

3. Fungsi motorik, sistem saraf menafsirkan organ


efektor, (otot dan kelenjar) untuk menimbulkan
respon.

Sistem saraf terdiri atas susunan sarf pusat yang


mencakup otak, dan sum- sum tulang belakang.
Sistem saraf perifer atau system saraf tepi terdiri
atas urat- urat saraf yang berasal dari otak dan sum-
sum tulng belakang, serta system saraf otonom.
System pusat dan perifer sering di kelompokkan
bersama dan dilakukan sebagai system saraf
serebrospinal. System saraf otonom mencakup saraf
simpatik dan saraf parasimpatik ( Pearce, E, 2009)
II. 2 Uraian Bahan

1. NaCl fisiologis (FI Edisi III. Hal 403)

Nama resmi ; NATRII CHLORIUM

Nama lain ; Natrium klorida

Rumus molekul ; Na-cl

Pemerian ; Hablur heksa hedral, tidak berwarna, tidak berbau, asin

Kelarutan : Larut dalam 2,8 bagian air mendidih dan dalam kurng
lebih 10 bagian gliserol p, sukar larut dalam etanol
(95 %)

Khasiat ; Sumber ion klorida dan non natrium

Kegunaan : Sebagai pengencer atau pelarut

Penyimpanan ; Dalam wadah tertutup baik atau rapat

Persyaratan kadar ; mengandung tidak kurang 99, 0 % dan tidak lebih


101,0 % Nacl dihitung
2. Alkohol (FI Edisi III hal 65)

Nama resmi : AETHANOLUM

Nama lain : Etanol

RM/ BM : C2H5OH/ 46, 07

Rumus struktur :

Berat molekul : 46,07

Pemerian : Cairan tidak berwarna, jernih, mudah menguap dan


mudah bergerak; bau khas rasa panas,mudah terbakar dan
memberikan nyala biru yang tidak berasap.

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, dan dalam kloroform P dan
dalam eter P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat


3. Eter (FI Edisi V, 2014 : 40)

Nama resmi : ETER

Nama lain : Ether

Rumus molekul : C4H10O

Rumus struktur : C2H5 . O . C2H5

Pemerian : Cairan mudah bergerak, mudah menguap, tidak


berwarna, berbau khas. Teroksidasi perlahan-
lahan oleh udara dan cahaya dengan membentuk
peroksida. Mendidih pada suhu lebih kurang 35°

Kelarutan : Larut dalam air, dapat bercampur dengan etanol,


dengan benzene, dengan kloroform, denagan
heksan, dengan minyak menguap.

Khasiat : Anastesi

Kegunaan : Untuk membius tikus

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya,


pada suhu tidak lebih dari 36°, jauh dari api.

Persyaratan kadar : Eter mengandung tidak kurang dari 96,0 % dan


tidak lebih dari 98,0 % C4H10O, selebihnya terdiri
dari etanol dan air.
II. 3 Uraian Sampel

1. Pilokarpin (FI Edisi III, hal 498)

Nama resmi : Pilocarpini Hydrochloridium

Nama lain : Pilokarpini Hidroklorida

RM/ BM : C11 H6 H12 O2 / 244, 72

Rumus struktur :

CH2 N
H2C

H2C

O N

Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur


putih, tidak berbau, rasa agak pekat

Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, mudah larut


dalam etanol (95%) p. sukar larut
kloroform o. praktis tidak larut dalam eter
o.
Kegunaan : Larutan obat uji

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari


cahaya

Persyaratan kadar : Timbang seksaamaa 500 mg, larutan dalam


20 ml asam asetat glasial p. dan 10 ml
larutan mksa (II) asetat p, hangatkan
perlahan-lahan hingga larut. Dinginkanlah
hingga suhu kamar, tambahkan 2 tetes
larutan Kristal violet p.
2. Adrenalin (FI Edisi III hal. 28)
Nama resmi : Epinephriunum
Nama lain : Epinafrina
RM/ BM : C9 H13 NO3 / 183, 21
Rumus struktur : OH – CH2 – NH – CH3 - OH

OH OH 1-1-1 ( 3,4
dimikroksifenol)
-2- metilaminoetanol

Pemerian : Serbuk hablur memik, putih atau putih


kuning gading.

Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, tidak larut


dalam etanol (95%) p dan dalam eter p;
mudah larut dalam larutan asam
mineral, dalam kalium hidroksida p,
tetapi tidak larut dalam larutan
ammonia dan dalam alkali karbonat.
Tidak stabil dalam alkali atau netral,
berubah menjadi merah jika kena
udara.
Khasiat : Sinapatomi meksikum
Kegunaan : Sebagai sampel
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup

Persyaratan kadar :Tertera pada titrasi dari cahaya.


Menggunakan 300 mg yang ditimbang
seksama asam perkolat setara dengan
18, 32 Mg C9 H13 NO3.

Anda mungkin juga menyukai