Skenario Kasus
Ronald, seorang laki-laki, 26 tahun diantar temannya ke IGD kerena tampak gelisah sejak
2 jam sebelum masuk RS. Tiga jam sebelum masuk RS, Ronald menelan 2 tablet pil ekstansi.
Setelah itu, Ronald tampak gelisah, sesak napas, bicara melantur, kadang-kadang menjerit disertai
sakit kepala.
Pemeriksaan Fisik
Primary Survey:
-Airway : bisa berbicara dengan jelas, tidak terdapat suara napas tambahan
-Breathing : pernapasan 24x/menit, suara napas kiri dan kanan vesikuler, ronkhi tidak ada,
wheezing tidak ada
-Circulation : tekanan darah 130/80 mmhg, Nadi 100x/menit
-Disability :membuka mata secara spontan, bisa menggerakan ekstremitas sesuai perintah,
bila ditanya jawaban melantur, pupil isokor, refleks cahaya (+)
-Exposure : Suhu 36,8oC
Secondary Survey :
-Kepala :
a. Mata : conjungtiva tidak anemis
b. THT : tidak ada kelainan
-Leher : dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi)
-Thorax :
a. Inspeksi : gerak napas simetris, frekuensi napas 24x/menit
b. Palpasi : iktus kordis teraba pada ICS 5 midclavikula sinistra, stem Fremitus kanan
dan kiri sama.
c. Perkusi : batas jantung normal, sonor pada kanan dan kiri
d. Auskultasi : suara jantung jelas dan reguler, HR : 100x/menit, suara paru vesikuler,
ronkhi tidak ada, wheezing tidak ada.
-Abdomen :
a. Inspeksi : datar
b. Palpasi : lemas, nyeri tekan (-), hepar-lien dalam batas normal
c. Perkusi : timpani
d. Auskultasi : bising usus dalam batas normal
-Ekstremitas Inferior dan Superior : refleks fisiologis meningkat.
1 Ronald, seorang laki-laki, 26 tahun diantar temannya ke IGD kerena tampak gelisah sejak 2
jam sebelum masuk RS.
2 Tiga jam sebelum masuk RS, Ronald menelan 2 tablet pil ekstansi. Setelah itu, Ronald
tampak gelisah, sesak napas, bicara melantur, kadang-kadang menjerit disertai sakit kepala.
3 Pemeriksaan Fisik. Primary Survey:
4 Secondary Survey :
Neurotransmitter otak
1) Serotonin
Serotonin merupakan salah satu neurotransmitter yang terdapat di otak. Serotonin juga
dikenali sebagai 5-hydoxytryptamine (5-HT) (Goldman, 1994).
a) Sintesa dan degradasi serotonin
Proses pertama dimulai dengan enzim tryptophan hydroxylase. Bahan bakunya
adalah asam amino triptofan. Serotonin dimetabolisme oleh monoamine oxidase
menjadi 5-hydroxyindoleacetic acid (5-HIAA). Hanya 1-2% konsentrasi serotonin yang
terdapat dalam otak dan selebihnya terdapat dalam platlet, sel mast, dan sel
enterokromaffin di mukosa intestinal. Oleh karena serotonin tidak dapat menembusi
sawar otak, maka otak harus mensintesa sendiri neurotransmitter ini.
b) Jalur serotoninergik
Neuron serotonin paling banyak terdapat di bagian median dan dorsal nukleus
raphe, caudal locus cereleus, area postrema dan area interpedunkular. Dari bagian
medial dan dorsal ini, jalur ini proyeksi ke talamus, hipotalamus, dan ganglia basalis.
Neuron medial juga proyeksi ke amigdala, korteks piriform, dan korteks serebral. Jalur
desending serotonin ini menginnervasi ke medulla spinalis, dan memodulasi sensitivitas
terhadap rasa sakit. Pada badan pineal, ia mengandung 50x ganda kandungan serotonin
berbanding kadar serotonin di otak dan mengandung semua enzim yang dibutuhkan
untuk sintesis serotonin. Melatonin merupakan hormon yang disintesa dari serotonin.
Oleh karena aktivitas serotonin meningkat saat terjaga, arousal, dan berkurang saat
Skenario B (INTOKSIKASI EKSTASI) NON CEKLIS
REM sleep, maka dikatakan serotonin dalam badan pineal berfungsi dalam kontrol
circadian system.
2) Asetilkolin (Acetylcholine)
Asetilkolin memiliki peran mendasar yang sangat penting dalam penyimpanan
berbagai materi yang kita hafal atau kita ingat.Kita juga banyak menggunakan
asetilkolin ketika kita membutuhkan konsentrasi dan kesadaran. Defisiensi asetil kolin
menyebabkan terjadinya penyakit alzheimer.
3) GABA
GABA adalah neurotransmitter yang berfungsi meredam kecepatan trasmisi pesan-
pesan antar neuron. Kalau saja asam jenis ini tidak ada, maka “panas” didalam otak
kita pasti akan meningkat tajam ketika ia sedang digunakan untuk berfikir keras.
4) Asam Glutamin (Glutamic Acid)
Dengan adanya asam jenis ini, maka berbagai informasi baru dapat
“melekat”didalam benak kita dan berbagai informasi lama dapat kembali dimunculkan.
5) Dopamine
Dopamin adalah neurotransmitter yang berfungsi mengatur gerak otot tubuh dan
membentuk postur tubuh agar menjadi proporsional. Defisiensi dopamin menyebabkan
penyakit parkinson.
6) Endorfin
Endorfin adalah neurotransmitter yang berfungsi meredam rasa sakit, sehingga
dapat membuat kita merasa tenang secara fisik dan mental. Bahkan efek yang
ditimbulkan endorfin dapat mendekati kondisi ekstase. Endorfin dapat melepaskan
berbagai tekanan fiik dan mental sehingga dapat dikatakan bahwa endorfin adalah
semacam morfin yang diproduksi oleh tubuh kita.
7) Noradrenalin (Norepinefrin)
Norepinefrin adalah neurotransmitter yang membuat otak tetap sadar dan terjaga.
Tugas noradrenalin juga bertfungsi untuk merangsang hasrat seksual serta membentuk
kondisi mental yang dapat meredam nafsu makan. Neurotransmitter jenis ini banyak
dihasilkan oleh mereka yang sedang dimabuk cinta. Noradrenalin juga bertugas
memindahkan materi-materi yang telah kita simpan didalam “hippocampus” (tempat
penyimpanan informasi jangka pendek) ke lapisan otak yang disebut neocortex ( tempat
penyimpanan informasi jangka panjang).
Mekanisme :
2. Tiga jam sebelum masuk RS, Ronald menelan 2 tablet pil ekstansi. Setelah itu, Ronald
tampak gelisah, sesak napas, bicara melantur, kadang-kadang menjerit disertai sakit
kepala.
a. Apa makna ronald tampak gelisah sesak napas, bicara melantur, kadang-kadang menjerit
disertai sakit kepala ?
Tanda dari intoksikasi amfetamin. Kondisi intoksikasi akan menimbulkan beberapa gejala psikotik,
beberapa hari sampai beberapa minggu. Gejala psikologik penggunaan amfetamin yaitu agitasi
psikomotor, rasa gembira, harga diri meningkat, bayak bicara (melantur), kewaspadaan meningkat,
halusinasi penglihatan, mudah tersinggung. Gejala fisik yang ditimbulkan menurut yaitu jantung berdebar
(palpitasi), pupil melebar (dilatasi pupil), tekanan darah naik, keringat berlebihan, mual dan muntah,
tingkah laku maladaptif, sulit tidur, gangguan delusi.
2) Psikotropika
Psikotropika adalah obat yang digunakan oleh dokter untuk mengobati gangguan jiwa
(psyche) yang terbagi menjadi 4 golongan, yaitu :
a) Golongan I adalah psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, dilarang
digunakan untuk terapi dan hanya untuk kepentingan pengembangan ilmu
pengetahuan, seperti MDMA/ekstasi, LSD dan STP.
b) Golongan II adalah psikotropika dengan daya adiktif kuat, akan tetapi berguna
untuk pengobatan dan penelitian, contohnya amfetamin, metilfenidat atau ritalin.
c) Golongan III adalah psikotropika dengan daya adiksi sedang dan berguna untuk
pengobatan dan penelitian (lumibal, buprenorsina, pentobarbital, Flunitrazepam
dan sebagainya).
d) Golongan IV yaitu jenis psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta
berguna untuk pengobatan, seperti nitrazepam (BK, mogadon, dumolid),
diazepamdan lain sebagainya.
3) Bahan Adiktif
Adapun zat suatu benda yang termasuk dalam kategori bahan adiktif adalah:
a) Rokok
b) Kelompok alkohol dan minuman lain yang dapat menimbulkan hilangnya
kesadaran (memabukkan), dan menimbulkan ketagihan
c) Thinner dan zat-zat lain yang jika dihirup dapat memabukkan, seperti lem kayu,
penghapus cair, aseton, cat, bensin dan lain sebagainya.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan primary survey?
Airway : tidak ada sumbatan/obstruksi jalan nafas
Breathing : RR : 24x : takipnea
Circulation : TD :130/80 : Prehipertensi
Disabili
Jenis Pemeriksaan Nilai
Respon buka mata (Eye Opening, E)
· Respon spontan (tanpa stimulus/rangsang) 4
15 · Respon
: sadar terhadap suara (suruh buka mata) 3
13 · Respon
– 14 : penurunan kesadaran
terhadap ringan
nyeri (dicubit) 2
9 –· Tida
12 : penurunan kesadaran sedang
ada respon (meski dicubit) 1
3 – 8 : penurunan kesadaran berat (koma)
Respon verbal (V)
Interpretasi GCS : 14 : penurunan kesadaran ringan
· Berorientasi baik 5
E x p o s u r e
· Berbicara mengacau (bingung) 4
normal
· Kata-kata tidak teratur 3
(36 ,5 - 37,5o)
· Suara tidak jelas (tanpa arti, mengerang) 2
· Tidak ada suara 1
a. Bagaimana mekanisme
Respon motorik Konsumsi ekstasi
(M) dari pemeriksaan primary survey?
· Ikut perintah 6
· Melokalisir nyeri 5
· Fleksi normal (menarik anggota yang dirangsang) 4
Pelepasan norepinefrin, serotonin, dan dopamin di pre sinaps
· Fleksi abnormal 3
· Ekstensi abnormal 2
· Tidak ada (flasid) 1
Total halang reuptake katekolamin di presinaps & inhibisi 14
aktivitas MAO
4. Secondary Survey :
a. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan secondary survey?
Hasil Pemeriksaan Interpretasi
Kepala : Normal
a. Mata : conjungtiva tidak anemis
b. THT : tidak ada kelainan
Leher : dalam batas normal, vena jugularis datar (tidak distensi) Normal
Thorax : Normal
Abdomen : Normal
Ekstremitas Inferior dan Superior : refleks fisiologis meningkat. Abnormal
Gangguan kardiovaskular
Amfetamin dapat menyebabkan hipertensi, sinus takikardi, iskemik miokard.
Kerusakan ginjal
Gangguan saluran pencernaan
Gangguan fungsi seksual
Hipertermia
Gangguan kesadaran, dll
Kesimpulan
Ronald, seorang laki-laki 26 tahun mengalami gelsah, sesak napas, bicara melantur dan sakit kepala
karena intoksikasi ekstasi.
Kerangka Konsep
Konsumsi ektasi
Intoksikasi ekstasi