Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas bisnis didanai dengan kewajiban atau ekuitas, atau keduanya.


Kewajibanmerupakan utang untuk mendapatkan pendanaan yang
membutuhkan pembayaran dimasadepan dalam bentuk uang, jasa, atau aset
lainnya. Kewajiban merupakan klaim pihak luaratas aset dan sumber daya
perusahaan kini dan masa depan.

Aktivitas pendanaan (financing activities) adalah metode yang digunakan


dalamperusahaan untuk mendapatkan uang guna membayar kebutuhan-
kebutuhan perusahaan.Terdapat dua sumber pendanaan eksternal yaitu
investor ekuitas (pemilik atau pemegangsaham) dan kreditor (pemberi
pinjaman.

Pengembalian (return) adalah bagian dari investor ekuitas atas laba atau
reinvestasilaba. Distribusi laba (earning distribution) adalah pembayaran
dividen kepada pemegangsaham. Dividen dapat dibayar langsung dalam
bentuk tunai atau dividen saham, atausecara tidak langsung melalui pembelian
kembali saham. Pembayaran dividen (dividend payout) mengacu pada
proporsi laba yang didistribusikan, yang sering dinyatakan dalamrasio atau
prosentase, yaitu rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio).

Pemaparan diatas penyusun merasa pembahasan ini sangat penting untuk


kitapelajari dan bahas bersama. Dalam kesempatan kali ini penyusun akan
membahas materiini yang dituangkan dalam bentuk makalah yang berjudul
“ANALISIS AKTIVITAS PENDANAAN"

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana analisis aktivitas utang?

1
2. Bagaimana sewa yang ada di aktivitas pendanaan?

3. Bagaimana analisis imbalan pascapensiun?

4. Bagaimana pegungkapan kontigensi dan komitemen?

5. Bagaimana analisis pendanaan di luar neraca?

6. Bagaimana analisis ekuitas pemegang saham?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kewajiban

Kewajiban (liabilities) merupakan klaim pihak luar atas asset dan sumber
daya perusahaan kini dan masa depan. Kewajiban dapat berupa pendanaan
atau operasi dan biasanya didahulukan daripada pemegang ekuitas. Kewajiban
pendanaan (financing liabilities) merupakan seluruh bentuk pendanaan kredit
seperti wesel bayar jangka panjang dan obligasi, pinjaman jangka pendek, dan
sewa. Kewajiban operasi (operating liabilities) merupakan kewajiban yang
timbul dari operasi seperti kreditor perdagangan, kredit yang ditangguhkan,
dan kewajiban pensiun. Kewajiban umumnya dilaporkan sebagai lancar dan
tidak lancar, biasanya didasarkan pada kapan kewajiban tersebut jatuh tempo,
dalam waktu satu tahun atau tidak. Ekuitas (equity) merupakan klaim pemilik
atas asset bersih perusahaan.

1. Kewajiban Lancar

Kewajiban Lancar (jangka pendek) merupakan kewajiban yang


pelunasannya menggunakan aktiva lancar atau munculnya kewajiban
lancar lainnya. Periode yang diharapkan untuk menyelesaikan kewajiban
adalah mana yang lebih panjang satu tahun dan satu siklus operasi
perusahaan. Terdapat dua jenis kewajiban lancar, yaitu timbul dari:

a. Aktivitas Operasi, meliputi : utang pajak, pendapatan diterima di


muka, uang muka, piutang usaha, dan beban operasi akrual lainnya.

b. Aktivitas Pendanaan, meliputi : pinjaman jangka pendek, utang bunga,


dan bagian utang jangka panjang jatuh tempo dalam jangka waktu satu
tahun.

2. Kewajiban Tak Lancar


Kewajiban Tak Lancar (jangka panjang) merupakan kewajiban
yang tidak jatuh tempo dalam jangka waktu satu tahun atau satu siklus

3
operasi, mana yang lebih panjang. Kewajiban ini meliputi pinjaman,
obligasi, utang, dan wesel bayar. Kewajiban tak lancer beragam
bentuknya, dan penilaian serta pengukurannya memerlukan pengungkapan
atas seluruh batasan dan ketentuan. Pengungkapan meliputi tingkat bunga,
tanggal jatuh tempo, hak konversi, fitur penarikan, persyarata penyisihan
dana pelunasan, provisi kredit berulang, dan provisi subordinasi. Analisis
Kewajiban , memiliki beberapa fitur penting, yaitu :
a. Ketentuan utang (tanggal jatuh tempo, tingkat bunga, ola pembayaran,
dan jumlah)
b. Pembatasan pemakaian sumber daya dan pelaksanaan aktiitas bisnis
c. Kemampuan dan fleksibilitas untuk memperoleh pendanaan
selanjutnya
d. Kewajiban untuk modal kerja, perbandingan utang terhadap ekuitas
(Debt to Equity), dan ukuran keuangan lain
e. Fitur konversi kewajiban yang bersifat difusi
f. Larangan atas pembayaran-pembayaran seperti dividen

B. Sewa/Sewa Guna Usaha (Lease/Leasing)

Sewa (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan


penyewa (lessee). Ciri Kegiatan Sewa Guna Usaha:

1. Perjanjian antara lessor dengan lessee

2. Berdasarkan perjanjian sewa guna usaha, lessor mengalihkan hak


penggunaan barang kepada pihak lesse.

3. Lesse membayar kepada lessor uang sewa atas penggunaan barang (asset)

4. Lesse mengembalikan barang tersebut kepada lessor pada akhir periode


yang ditetapkan lebih dahulu dan jangka waktunya kurang dari umur
ekonomis barang tersebut.

1) Akuntansi dan Pelaporan Sewa


Sewa (Leasing) dapat diklasifikasikan menjadi 2, yaitu:
a) Capital Lease/Finance Lease

4
1. Lessor mencatat sewa sebagai penjualan dan transaksi pendanaan
dan lesse mencatatnya (baik aset maupun kewajiban) sejumlah
nilai sekarang MLP (Minimum Lease Payment) selama masa sewa,
tidak termasuk biaya administrasi seperti asuransi, perawatan dan
pajak yang dibayar oleh lessor yang termasuk dalam MLP.
2. Jika pada saat terjadinya, transaksi tersebut memenuhi capital lease
minimal satu dari empat kriteria sebagai berikut:
a) Terdapat transfer kepemilikan aktiva kepada lesse pada akhir
masa sewa
b) Terdapat opsi untuk membeli aktiva pada harga murah
c) Masa sewa guna guna usaha 75% / lebih dari estimasi umur
ekonomis aktiva.
d) Nilai sekarang sewa pembayaran sewa dan pembayaran sewa
guna usaham minimum lainnya sebesar 90% / lebih dari nilai
wajar aktiva dikurangi dengan kredit pajak investasi yang
ditahan oleh lessor.
3. Kriteria SGU dengan Hak Opsi :
a) Lessor tidak melakukan perawatan terhadap aset yang
dileasingkan.
b) Kontrak tidak dapat dibatalkan
c) Fully Amortized ( Biaya sewa sama dengan harga perolehan
ditambah return on invested capital)
d) Adanya opsi diakhir masa leasing
e) Pajak dan asuransi dibayar lessee
b) Operating Lease
1. Lesse mencatat sewa sebagai beban saat terjadinya dan tidak ada
aset atau kewajiban yang diakui di neraca.
2. Kriteria SGU tanpa Hak Opsi :
a) Jumlah pembayaran selama masa SGU I tidak dapat menutup
cost barang + profit lessor
b) Perjanjian tidak memuat hak opsi bagi lessee
c) Perawatan, pajak, dan asuransi dibayar lessor

5
d) Kontrak bisa dibatalkan lessee sebelum masa kontrak berakhir
2) Pengungkapan Sewa
a. MLP dimasa depan secara terpisah untuk capital lease dan operating
lease untuk masingmasing tahun selama 5 tahun mendatang dan total
setelahnya.
b. Beban sewa untuk masin-masing periode yang dilaporkan di laporan
Laba Rugi.
c. Analisis Sewa
Dampak operating lease
Insentif bagi lesse untuk menstrukturkan sewa guna usaha sebagai
operating lease terkait dengan dampak operating lease terhadap neraca
dan laporan laba rugi. Dampak pada laporan keuangan ini adalah :
1) Operating lease menyajikan kewajiban lebih rendah dari
seharusnya dengan tidak menyajikan pendanaan sewa dalam
neraca.
2) Operating lease menyediakan aset lebih rendah dari seharusnya.
3) Operating lease menunda pengakuan beban dibanding dengan
capital lease.
4) Operating lease menyajikan kewajiban lancar lebih rendah dari
seharusnya.
5) Operating lease memasukkan bunga dalam beban sewa.
d. Kelebihan Sewa sebagai Sumber Pembiayaan
1) Pembiayaan Penuh
2) Lebih Fleksibel
3) Sumber Pembiayaan Alternatif
4) Off Balance Sheet
5) Arus Dana
6) Proteksi Inflasi
7) Perlindungan akibat Kemajuan Teknologi
8) Sumber Pelunasan Kewajiban
9) Kapitalisasi Biaya
10) Risiko Keusangan

6
11) Kemudahan Pnyusunan Anggaran
12) Pembiayaan Proyek Skala Besar
13) Meningkatkan Debt Capacity
e. Konversi Operating Lease Menjadi Capital Lease
Langkah-langkah mengkonversi operating lease menjadi captal
lease sebagai berikut.
1) Menilai apakah klasifikasi operating lease masuk akal
2) Menentukan estimasi nilai sekarang kewajiban operating lease
3) Menentukan nilai aktiva dan kewajiban sewa guna usaha
4) Mengestimasi dampak reklasifikasi sewa guna usaha pada laba
yang diharapkan.

C. Imbalan Pascapensiun
1. Manfaat Pasca Pensiun (Postretirement Benefit)
a. Manfaat Pensiun (Pension Benefit) : pemberi kerja menjanjikan
manfaat moneter kepada pekerja pascapensiun.
b. Manfaat Lain Pascapensiun Pekerja (Other Postretirement Employee
Benefit-OPEB) : pemberi kerja memyediakan manfaat lain
(nonmoneter) pascapensiun terutama pemeliharaan kesehatan dan
asuransi jiwa.
2. Sifat Kewajiban Pensiun
a. Program Pensiun (Pension Plan) yang merupakan janji pemberi kerja
untuk menyediakan imbalan pensiun bagi pekerja yang melibatkan tiga
pihak, yaitu:
1) Pemberi kerja yang memberikan kontribusi pada program pension
2) Pekerja yang menerima imbalan
3) Pekerja yang menerima Dana pensiun.

Program pensiun dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu


1) Program Pensiun Imbalan Pasti (Defined Pension), menentukan
jumlah pensiun yang dijanjikan pemberi kerja untuk disediakan
bagi pensiunan.

7
2) Program Pensiun Iuran Pasti (Defined Contribution), menentukan
jumlah kontribusi pemberi kerja pada program pensiun.
b. Dana Pensiun (Pension Fund) terpisah dari pemberi kerja dan
diadministrasikan oleh pihak yang ditunjuk (trustee).Dana pensiun
memberikan kontribusi, menginvestasikan kontribusi dengan cara
tepat, dan membagikan imbalan pensiun pada pekerja. Tantangan
akuntansi pada program pensiun adalah perkiraan kewajiban dan beban
yang dibutuhkan untuk menciptakan pembayaran kas di tahun yang
akan datang.
3. Akuntansi dalam Pensiun
a. Kewajiban Pensiun (Pension Obligation)
b. Biaya bunga : kenaikan kewajiban pension
c. Kontribusi
d. Status Pendanaan (Aset Bersih Program Pensiun = Aset Program –
Kewajiban Pensiun)
1) Jika kewajiban melebihi nilai aset, maka program dikatakan
program pensiun kurang didanai (underfunded)
2) Jika nilai aset melebihi kewajiban, maka program dikatakan
program pensiun didanai lebih (overrfunded)
4. Imbalan Karyawan Pascapensiun Lainnya
Imbalan pascapensiun selain pensiun atau imbalan karyawan
pascapensiun lainnya (other postretirement employee benefit-OPEB)
merupakan imbalan yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pensiunan
dan anggota keluarganya. Contohnya adalah asuransi jiwa, perawatan
kesehatan, bantuan perumahan, serta jasa hokum dan pajak.
5. Analisis Manfaat Pascapensiun
Analisis pengungkapan manfaat pascapensiun penting dilakukan,
karena besarnya kewajiban maupun karena kompleksitas aturan akuntansi.
Terdapat prosedur lima langkah untuk menganalisis manfaat pascpensiun :
a. Menentukan dan merekonsiliasi biaya dan kewajiban (atau aset)
manfaat ekonomis dan yang dilaporkan
b. Membuat penyesuaian yang diperlukan atas laporan keuangan

8
c. Mengevaluasi asumsi aktuaria dan dampaknya pada laporan keuangan
d. Memeriksa paparan risiko pension
e. Mempertimbangkan implikasi arus kas program manfaat pascapensiun
6. Tujuan Dana Pensiun
a. Bagi Pemberi Kerja
1) Memberikan penghargaan kepada para karyawan uang telah lama
mengabdi kepada perusahaannya
2) Agar di masa pensiun tersebut karyawan mendapat jaminan
3) Memberikan rasa aman kepada karyawan
4) Meningkatkan kinerja dan motivasi karyawan
5) Meningkatkan citra perusahaan di mata masyarakat
b. Bagi Karyawan
1) Kepastian memperoleh penghasilan masa yang akan datangsesudah
masa pension
2) Memberikan rasa aman dan meningkatkan motivasi untuk bekerja
c. Bagi Pengelola
1) Mengelola dana pensiun untuk mendapatkan keuntungan karena
iuran dana pension dapat dimasukkan dalam kegiatan investasi
2) Turut membantu menyelenggarakan program pemerintah
7. Faktor yang menentukan resiko pensiun, yaitu :
a. intensitas pension, dimana kewajiban pensiun sehubungan dengan
ukuran pos aset dalam perusahaan tersebut.
b. sejauhmana profil resiko dari aset program salah dikaitkan dengan
kewajiban pensiunnya.

D. Kontinjensi dan Komitmen


1. Kontinjensi (contingencies) merupakan keuntungan dan kerugian potensial
yang penyelesaiannya bergantung pada satu atau lebih peristiwa dimasa
depan.
a. Kerugian kontinjensi yang disebut kewajiban kontinjensi/ bersyarat
(contingent liability) merupakan klaim potensial atas sumber daya
perusahaan.

9
b. Kewajiban kontinjen timbul dari perkara hukum, ancaman
pengambilalihan, penagihan piutang, klain atas garansi produk atau
kerusakan produk, garansi kinerja, perhitungan pajak, resiko yang
diasuransikan sendiri, dan kerugian properti akibat bencana.
c. Contoh : garansi , kerugian piutang tak tertagih, kerusakan produk, dll.

Pengungkapan kontijensi meliputi:


a. Deskripsi kewajiban kontijen dan tingkat resiko
b. Jumlah kontijensi potensial dan bagaimana partisipasi pihak lain
diperlakukan dalam penentuan risiko.
c. Pembebanan estimasi kerugian kontijensi bila ada
d.
2. Komitmen (commitments) merupakan klaim potensial atas sumber daya
perusahaan berdasarkan kinerja dimasa depan sesuai kontrak.
a. Komitmen tidak diakui dalam laporan keuangan karena peristiwa
seperti penandatanganan kontrak atau penerbitan pesanan pembelian
bukan merupakan transaksi yang lengkap.
b. Contoh : kontrak jangka panjang yang tidak dapat dibatalkan untuk
membeli barang atau jasa pada harga tertentu, dan kontrak pembelian
aset tetap yang harus dibayar selama masa konstruksi.

Pengungkapan komitmen meliputi:


a. Jumlah
b. Kondisi
c. Waktu

E. Pendanaan di Luar Neraca


Pendanaan diluar neraca (off-balance-sheet financing) adalah tidak
tercatatnya kewajiban pendanaan tertentu. Contohnya : salah satu cara
mendanai properti, pabrik dan peralatan adalah meminta pihak luar untuk
mendapatkannya, dan perusahaan sepakat untuk menggunakan aktiva tersebut

10
serta menyediakan dana yang cukup untuk melunasi utang. Konsep Entitas
Bertujuan Khusus (Special Purpose Entities - SPE):
1. SPE dibentuk oleh perusahaan sponsor dan dikapitalisasi dengan investasi
ekuitas, beberapa di antaranya harus berasal dari pihak ketiga yang
independen.
2. SPE meningkatkan investasi ekuitas ini dengan meminjam dari pasar
kredit dan membeli aktiva dari atau untuk perusahaan sponsor.
3. Arus kas dari aktiva digunakan untuk membayar utang dan menyediakan
pengembalian bagi investor ekuitas.

Ada dua alasan kepopuleran SPE , yaitu :


1. SPE dapat menyediakan alternatif pendanaan berbiaya rendah daripada
meminjam
2. langsung dari pasar kredit.
3. Dalam GAAP sekarang selama SPE distrukturkan dengan benar, SPE
diperlakukan sebagai entitas terpisah tidak dikonsolidasikan dengan
perusahaan sponsor.

F. Ekuitas Pemegang Saham


Ekuitas mengacu pada pendanaan oleh pemilik (pemegang saham)
perusahaan. Analisis atas ekuitas harus dipertimbangkan pengukuran dan
pelaporan standar ekuitas pemegang saham, yaitu :
1. Mengklasifikasi dan memisahkan sumber utama pendanaan ekuitas.
2. Mempelajari hak untuk kelompok-kelompok pemegang saham dan
prioritas mereka pada likuidasi.
3. Mengevaluasi pembatasan hukum untuk distribusi ekuitas.
4. Menelaah kontrak, ketentuan hukum dan pembatasan-pembatasan lainnya
atas distribusi laba ditahan.
5. Menilai ketentuan dan provisi efek yang dapat dikonversi (convertible
securities), opsi saham dan kesepakatan lainnya yang berpotensi
menerbitkan saham.

11
a. Modal Saham
1) Pelaporan Modal Saham
Pelaporan Saham Modal, meliputi penjelasan atas perubahan
jumlah lembar modal yang diungkapkan dalam laporan keuangan
atau catatan terkait. Terdapat alasan perubahan saham modal,
terpisah menurut kenaikan dan penurunan.
a) Sumber kenaikan saham modal yang beredar:
1. Penerbitan saham
2. Konvensi utang dan saham preferen
3. Penerbitan dividen dan pemecahan saham (stock split)
4. Penerbitan saham dalam akuisisi dan merger
5. Penerbitan untuk opsi saham dan warrant
b) Sumber penurunan saham.
1. Pembelian dan penghentian saham
2. Pembelian kembali saham
3. Pemecahan saham terbalik (reverse stock split)

Modal Disetor (Contributed Or Paid-In Capital)


Modal kontribusi atau modal disetor merupakan total pendanaan yang
diterima dari pemegang saham sebagai pembayaran saham modal.

Saham Diperoleh Kembali (Treasury Stock Atau Buyback)


Salam diperoleh kembali merupakan saham yang dibeli kembali stelah
sebelumnya diterbitkan dan dibayar penuh.
2) Klasifikasi Modal Saham
Modal Saham (Capital Stock) merupakan saham yang
diterbitkan kepada pemegang saham ekuitas sebagai pembayaran
aktiva dan jasa. Terdapat dua jenis Modal Saham, yaitu :
a. Saham Preferen (preffered stock), yaitu kelompok khusus
saham yang memiliki fitur yang tidak dimiliki oleh saham
biasa. Ciri-ciri umum saham preferen meliputi :

12
1. Prioritas atas distribusi dividen termasuk hak partisipasi
dan dividen kumulatif;
2. Prioritas atas likuidasi, terutama penting karena selisih
antara nilai nominal dan nilai likuidasi dan nilai likuidasi
saham preferen bisa besar;
3. Dapat dikonversi menjadi saham biasa;
4. Tidak memiliki hak suara;
5. Harga pembelian kembali biasanya untuk melindungi
pemegang saham preferen dari pembelian kembali yang
terlalu awal (harga pembelian kembali premium sering kali
makin menurun).
6. Tidak dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan
b. Saham Biasa (common stock), yaitu kelompok saham yang
mencerminkan hak kepemilikan serta memiliki risiko tinggi
dan pengembalian tinggi atas kinerja perusahaan. Saham biasa
mencerminkan bunga sisa (residual interest) dan tidak
diprioritaskan namun mendapatkan laba bersih sisa dan
menyerap rugi bersih. Ciri-ciri umum saham preferen meliputi :
1. Memiliki Keuntungan Tak Terhingga
2. Dapat mempengaruhi kebijakan perusahaan
3. Memiliki hak suara

Analisis Modal Saham


Informasi yang lebih relevan bagi analisis adalah komposisi
pos modal dan pembatasanpembatasan yang berlaku. Komposisi
ekuitas penting karena dapat memengaruhi hak sisa atas saham
biasar, serta hak, risiko dan pengembalian bagi investor ekuitas.
b. Laba Ditahan
Laba ditahan (retained earnings) merupakan modal yang
dihasilkan sebuah perusahaan. Akun laba ditahan mencerminkan
akumulasi laba atau rugi yang tidak dibagikan sejak berdirinya
perusahaan. Laba ditahan merupakan sumber utama distribusi dividen.

13
1. Dividen tunai (cash dividend) merupakan distribusi kas kepada
pemegang saham. Dividen ini merupakan jenis dividen yang paling
umum dan saat didistribusikan menjadi kewajiban bagi perusahaan.
2. Dividen saham (stock dividend) adalah distribusi saham perusahaan
itu sendiri kerpada pemegang saham secara proporsional. Dividen
ini mencerminkan kapitalisasi laba secara permanen.

Penyesuaian Periode Lalu


Penyesuaian periode lalu (prior period adjustment) terutama
merupakan koreksi kesalahan di periode laporan keuangan lalu.
Perusahaan tidak melaporkannya dalam laporan laba rugi, melainkan
melaporkannya sebagai penyesuaian (setelah pajak) atau saldo awal
laba ditahan.

Apropriasi Laba Ditahan


Apropriasi laba ditahan (appropriations of retained earnings)
merupakan reklasifikasi laba ditahan untuk tujuan tertentu. Apropriasi
laba ditahan (kadang kala disebut cadangan) merupakan pengakuan
bahwa perusahaan tidak berniat untuk mendistribusikannya sebagai
dividen, melainkan mencadangkannya untuk tuntutan hukum,
perluasan pabrik, asuransi diri sendiri (self-insurance), dan kontijensi
bisnis lainnya. Apropriasi juga tidak membebaskan laporan keuangan
dari beban potensial. Apropriasi direklasifikasi kembalu sebagai laba
ditahan bila tujuannya telah tercapai.

Pembatasan Laba Ditahan


Pembatasan atau persyaratan bala ditahan (restriction or convenant
of retained earnings) merupakan pembatasan atau ketentuan laba
ditahan sejumlah tertentu. Pembatasan penting meliputi pembatasan
distribusi dividen. Ketentuan obligasi dan kesepakatan pinjaman
merupakan sumbe rutama pembatasan tersebut. perusahaan sering kali
mengungkapkan pembatasan tersebut dalam catatan penjelas.

14
Analisis Laba Ditahan
Analisis pembatasan distribusi laba ditahan oleh pinjaman atau
kesepakatan lain umumnya mengungkapkan cakupan perusahaan
dalam area seperti distribusi dividen atau pencapaian modal kerja pada
tingkat tertentu. Pembatasan tersebut juga mengungkapkan kekuatan
tawar-menawar perusahaan dan posisinya dalam pasar kredit.
c. Nilai Buku per Lembar Saham
1) Perhitungan Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku per lembar saham (book value per share) adalah
angka per lembar yang berasal dari likuidasi perusahaan pada
jumlah yang dilaporkan dalam neraca. “Nilai buku” (book value)
merupakan istilah konvensional yang mengacu pada nilai aktiva
bersih, yaitu total aktiva dikurangi dengan klaim terhadapnya.
2) Relevansi Nilai Buku per Lembar Saham
Nilai buku memiliki peranan penting dalam analisis laporan
keuangan. Aplikasi meliputi:
a) Nilai buku, dengan potensi penyesuaian, sering kali digunakan
dalam penilaian kesepakatan merger.
b) Analisis perusahaan dengan komposisi besar aktiva likuid
(institusi keuangan, investasi, asuransi, dan bank) sangat
bergantung pada nilai buku.
c) Analisis obligasi kualitas utama dan saham preferen sangat
memerlukan penutupan aktiva (asset coverage).
d. Kewajiban Pada ‘Ujung’ Ekuitas
1) Saham Preferen yang Dapat Ditarik Kembali
Analisis harus mewaspadai efek ekuitas (umumnya saham
preferen) yang memiliki provisi penarikan kembali wajib, yang
membuatnya lebih mirip hutang daripada ekuitas. Efek tersebut
tersebut mengharuskan perusahaan untuk membayar dana pada
tanggal tertentu.
2) Hak Minoritas

15
Hak minoritas (minority interest) dalam perusahaan yang
dikonsolidasi umumnya disajikan dalam laporan posisi keuangan,
di antara kewajiban dan ekuitas. Namun demikian, hak minoritas
bukanlah klaim langsung atas sumber daya perusahaan. Hak
minoritas adalah kepemilikan proporsional pemegang saham
minoritas atas anak perusahaan yang dikonsolidasikan tersebut.

16

Anda mungkin juga menyukai