KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.
Sholawat serta salam kami haturkan kepangkuan Nabi besar akhir zaman, Nabi Muhammad SAW
insyaallah didapatkan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.
Syukur Alhamdulillah, Allah pemilik alam semesta yang maha Esa memberikan kenikmatan iman dan
islam kepada kita semua, serta memberikan kesempatan pada saya untuk mengerjakan dan
menyelesaikan tugas ini.
Tugas ini bisa saya semua selesaikan berkat bantuan dan beberapa dorongan. Untuk itu Tugas ini
saya persembahkan dan kami ucapkan terimakasih kepada:
Orang Tua yang selalu mendidik, menjaga, memberi kasih sayang dan mendukung dana sekolah.
Bapak Drs. H. Ahmad Rohani HM, M.Pd selaku pengampu mata kuliah Statistik Pendidikan.
Dengan pembahasan singkat yang mungkin masih banyak kekurangan nya dengan pembahasan
tugas ini, saya berharap Dosen(pengampu) mata kuliah Statistik Pendidikan, dapat menambahkan
kekurangan tersebut, sehingga saya mudah dalam mempelajarinya.
Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat menjadi
evaluasi, sehingga dapat tercipta tugas yang lebih baik lagi.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
ISI PEMBAHASAN
PENYAJIAN DATA
A. Tabel
Distribusi frekuensi
B. Grafik
Macam-macam Grafik
a) Histogram
b) Poligon
c) Ogive
d) Kurva
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kita sering menjumpai dalam majalah, brosur, buletin, monograf, dan buku ilmiah adalah penyajian
data. Dalam kerja penelitian ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil pengukuran. Penyajian
data sebaiknya di pilih tergantung jenis data, selera dari peneliti dan tujuan penampilan data itu.
Dan langkah pertama dalam kerja analistik statistik adalah penampilan data yang sistematis. Ada
beberapa dalam penyajian data, dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang Penyajian Data:
Tabulasi dan Grafik. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja; jumlah penjulan menurut
jenis barang dan kantor cabang) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data. Gafik
merupakan gambaran-gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka ( munkin juga
dengan simbol-simbol) yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah di buat.
B. RUMUSAN MASALAH
3. Macam-macam Grafik?
ISI PEMBAHASAN
PENYAJIAN DATA
Dalam kerja penelitian ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil pengukuran. Penyajian data
sebaiknya di pilih tergantung jenis data, selera dari peneliti dan tujuan penampilan data itu. Dan
langkah pertama dalam kerja analistik statistik adalah penampilan data yang sistematis. Fungsi
penyajian data antara lain :
ª Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian
atau observasi
ª Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat.
A. TABEL
Tabulasi data artinya penyajian data ke dalam bentuk tabel atau diagram untuk memudahkan
pengamatan atau evaluasi. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja; jumlah penjulan menurut
jenis barang dan kantor cabang) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data. (Sudjana,
2005). Macam-macam tabel yang dikenal yaitu :
Tabel baris kolom merupakan penyajian data dalam bentuk tabel dengan bentuk susunan baris dan
kolom yang saling berhubungan.
· Tabel kontingensi
Tabel kontingensi adalah tabel yang menunjukkan atau memuat data sesuai dengan rinciannya.
Apabila bagian baris tabel berisikan n kolom maka didapatkan tabel kontingensi berukuran m x n
Tabel distribusi frekuensi adalah salah satu bentuk penyajian data. Tabel distribusi frekuensi dibuat
agar data yang telah dikumpulkan dalam jumlah yang sangat banyak dapat disajikan dalam bentuk
yang jelas dan baik. Dengan kata lain, tabel distribusi frekuensi dibuat untuk menyederhanakan
bentuk dan jumlah data sehingga ketika disajikan.
Tabel baris kolom merupakan penyajian data dalam bentuk tabel dengan bentuk susunan baris dan
kolom yang saling berhubungan. contoh sebagai berikut;
Jumlah Barang
Tahun A B
Barang Harga
Banyak Harga Banyak Harga
1965 – 1967
Tabel Kontingensi merupakan tabel yang digunakan untuk mengukur hubungan (asosiasi) antara dua
variabel kategorik dimana tabel tersebut merangkum frekuensi bersama dari observasi pada setiap
kategori variabel. Misalkan n sampel diklasifikasikan secara silang berdasarkan dua atribut dalam
suatu tabel berukuran IxJ, I merupakan kategori dari variabel X dan J merupakan kategori dari
variabel Y. Sell pada tabel mewakili kemungkinan IJ muncul.
Bentuk sederhana dari tabel kontongensi adalah tabel kontingesi 2x2 dengan format sebagai berikut
Sekumpulan data yang terdiri atas dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b
kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, maka dapat dibuat suatu tabel kontingensi berukuran b x
k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom. Bentuk yang sering dipakai dapat dilihat
berikut ini.
TAHUN 2006
Daftar kontingensi diatas adalah merupakan tabel kontingensi 2 x 3 karena terdiri atas 2 baris dan 3
kolom. Model lain, misalnya tabel kontingensi 4 x 4, dapat dilihat pada tabel berikut.
NILAI
MATEMATIKA
50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 JUMLAH
NILAI
STATISTIKA
60 – 69 12 7 10 2 31
70 – 79 8 10 5 7 30
80 – 89 10 8 3 3 24
90 – 99 5 3 12 2 22
JUMLAH 35 28 30 14 107
Distribusi frekuensi adalah suatu daftar atau tabel yang membagi data dalam beberapa kelas.
Distribusi frekuensi terdiri dari 2 macam, yaitu distribusi frekuensi categorical dan distribusi
frekuensi numerical. Distribusi frekuensi categorical adalah distribusi frekuensi yang pembagian
kelas – kelasnya berdasarkan atas macam – macam data, atau golongan data yang dilakukan secara
kwalitatif. Perhatikan contoh berikut:
Kacang tanah 20
Kedelai 15
Jagung 35
Beras 60
Distribusi frekuensi numerical adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas – kelasnya
dinyatakan dalam angka. Perhatikan contoh berikut.
(Tahun) ( Orang )
20 – 24.9 15
25 – 29.9 16
30 – 34.9 4
35 – 39.9 5
Jumlah 40
Prosedur atau langkah – langkah dalam membuat tabel frekuensi adalah sebagai berikut :
1. Tentukan range dari data pengamatan, dan gunakan data terkecil sebagai sebagai limit bawah
kelas pertama;
3. buat interval kelas dan hitung pengamatan yang jatuh untuk tiap kelas dengan membuat tally;
Contoh soal: Diberikan data mentah tentang gaji bulanan 50 pegawai honorer dalam ribuan rupiah.
138 164 150 132 144 125 149 157 118 124
144 152 148 136 147 140 158 146 128 135
168 165 126 154 138 118 178 163 137 143
135 140 153 135 147 142 173 146 146 150
142 150 135 156 145 145 161 128 155 162
Dari data diatas, buatlah daftar distribusi frekuensi dari gaji tersebut. Untuk menjawab soal diatas,
langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
Range dapat diartikan sebagai jarak antara data terkecil sampai terbesar atau selisih antara data
terbesar sampai terkecil. Dari contoh diatas :
= 78 – 118
= 60
Interval atau panjang kelas adalah bebas, kelas dapat berinterval 3, 5, 10, dsb.
Cara menentukan jumlah kelas (k) yang paling sederhana adalah dengan Rumus :
Dari contoh diatas, jika interval kelas adalah 9, maka jumlah kelas adalah : 60 : 9 = 6,67 » 7
(dibulatkan).
Ada cara lain untuk menentukan jumlah kelas, yaitu dengan rumus STURGES, yang formulasinya
sebagai berikut :
Pada cara ini, jumlah kelas (k) hitung terlebih dahulu, selanjutnya interval kelas dihitung dengan
rumus ( 2.1 ). Sehingga, dari contoh diatas diperoleh :
3. Menentukan kelas.
Dalam menentukan kelas, diharapkan semua data yang ada dapat masuk keseluruhan. Data terkecil
harus masuk pada kelas pertama, dan data terbesar dapat masuk pada kelas terakhir. Dari persoalan
diatas, dapat dibuat interval – interval kelas sebagai berikut:
Frekuensi tiap–tiap kelas diartikan sebagai jumlah dari data – data yang sudah dimasukkan kedalam
masing – masing kelas. Selanjutnya semua data pengamatan pada masing – masing kelas dihitung
dengan menggunakan sistem Tally (tanda : ////). Frekuensi kelas adalah jumlah dari tanda yang
diperoleh. Jika semua langkah dipenuhi, maka dari soal diatas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut.
50 PEGAWAI HONORER
GAJI
KELAS TALLY FREKUENSI
( Dalam Ribuan )
TOTAL 50
Jika frekuensi dinyatakan dalam persentasi terhadap total frekuensi, maka tabel tersebut
dinamakan tabel frekuensi relatif. Jumlah frekuensi dari semua nilai yang lebih kecil dari limit atas
dari suatu interval kelas sampai dengan dan termasuk kelas yang bersangkutan disebut frekuensi
kumulatif. Jika frekuensi kumulatif dinyatakan dalam bentuk hasil pembagiannya dengan total
frekuensi disebut frekuensi kumulatif relatif.
FREKUENSI
FREKUENSI
GAJI FREKUENSI KUMULATIF
KELAS FREKUENSI RELATIF
(Ribuan ) KUMULATIF RELATIF
(%)
(%)
I 118 – 126 5 0 10 0
II 127 – 135 7 12 14 24
III 136 – 144 11 23 22 46
IV 145 – 153 14 37 28 74
V 154 – 162 7 44 14 88
VI 163 - 171 4 48 8 96
TOTAL 50 100
1. Tabel distribusi frekuensi data tunggal, di dalamnya disajikan frekuensi dari data angka dimana
angka yang ada tidak dikelompokkan.
2. Tabel distribusi frekuensi data kelompok, di dalamnya disajikan frekuensi dari data angka
dimana angka tersebut dikelompokkan.
3. Tabel distribusi frekuensi kumulatif, di dalamnya disajikan frekuensi yang dihitung terus
meningkat atau selalu ditambahkan. Tabel distribusi frekuensi kumulatif ada dua yaitu tabel
distribusi frekuensi kumulatif data tunggal dan kelompok.
4. Tabel distribusi frekuensi relatif atau tabel presentase, didalamnya disajikan frekuensi dalam
bentuk persen. (Sudijono, 2012)
b. Waktu disusun secara berurut atau secara kronologis , misalnya 1960, 1961 ……. ,…. , 1970.
c. Kategori dicatat untuk kebiasaan , misalnya laki-laki dulu baru perempuan , besar dulu baru
kecil , untung dulu kemudian rugi dan sebagainya.
Usaha-usaha diatas bukan hanya menurut kebiasaan umum yang dipakai , tetapi juga untuk
memudahkan pencarian , pembacaan , dan analisis
Tabel 1 4 Jumlah kendaraan perusahaan X menurut umur, merek dan jenis, pada tahun 2007
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
< 1 tahun
1 th < 2 th
2th < 3 th
3 th < 4 th
4 th < 5 th
≥ 5 th 5 2 1 4 1 3 1 1 18
Jumlah
Bisa diketahui bahwa kendaraan yang sudah berumur 5 tahun atau lebih, sesuai dengan peraturan
yang ada harus diganti. Di dalam penggantian harus di perhatikan merek dan jenis kendaraan. Ada
18 mobil yang harus diganti, 5 Sedan Toyota, 2 Bus Toyota dan sebagainya seperti tabel
tersebut. (J.Supranto, 2008)
B. GRAFIK
Gafik merupakan gambaran-gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka (
mungkin juga dengan symbol-simbol) yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah di buat.
Baik tabel maupun grafik bisa dipergunakan untuk menyajikan cross section data dan data berkala.
Penyajian dalam bentuk gambar dapat mempermudah mengambil kesimpulan dengan cepat. Data
berkla ( time series data) yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk mengetahui
perkembangan suatu hal atau kegiatan, biasanya disajikan dalam bentuk grafik garis untuk
mempermudah pembuatan trend. Seperti yang di ketahui bahwa trend dapat digunakan sebagai
dasar pembutan ramalan yang amat berguna untuk dasar perencanaan. Beberapa macam grafik
diantaranya yaitu grafik batangan (barchart / histrogram), gafik garis (line chart/ poligon), grafik
lingkaran (pie chart), grafik gambar (pictogram), dan grafik peta (cartogram).
Untuk membuat grafik perlu membuat tabelnya. Tabel disebut tabel persiapan. Tabel ini
mungkin turut disajikan kepada pembaca dalam laporan hasil penyelidikan kita, tapi mungkin juga
tidak. Akan sangat memudahkan pekerjaan kita dalam membuat grafik yang kita maksudkan.
1. Sumbu Absis dan Ordinat, Sumbu absis yaitu sumbu yang mendatar disebut sumbu X ( Untuk
nilai ) sedang sumbu ordinat yaitu sumbu yang menegak disebut sumbu Y ( Untuk frekuensi ).
2. Perbandingan antara X dan Y, Sumbu X dibuat lebih panjang daripada sumbu Y. Perbandingan
antara keduanya kira-kira adalah sepuluh dengan tujuh atau sepuluh dengan delapan atau pada
umumnya tiga banding dua. Untuk keperluan propaganda.
3. Pemberian nama pada sumbu, Untuk memudahkan pembacaan tiap-tiap sumbu diberi nama
sesuai dengan maksudnya.
4. Pemberian nama pada grafik Grafik yang tidak ada namanya sangat membingungkan
pembacanya. Sebab itu, tiap-tiap grafik yang dimaksudkan untuk disajikan kepada pembaca harus
diberi nama.
MACAM-MACAM GRAFIK
a) Histogram
Grafik histogram biasa disebut juga bar diagram, yaitu suatu grafik yang berbentuk beberapa segi
empat. Langkah-langkah membuat histogram;
· Membuat absis dan ordinat, dengan perbandingan 10 : 7
· Absis kita beri nama Nilai dan ordinat dengan Frekuensi atau f.
· Pembuatan histogram ini kita selesaikan dengan memberi keterangan selengkapnya, yakni
mengenai apa yang kita sajikan melalui histogram itu.
Dari Gambar dibawah ini secara cepat bisa dilihat bahwa di daerah penjuallan IV hampir semua jenis
barang menunjukkan hasil penjualan yang tinggi di bandingkan dengan daerah-daerah lainnya,
sedangkan di daerah penjualan I paling rendah hasil penjualannya untuk setiap barang.
Gambar 1 1 Penjualan PT. Sinar Sakti menurut jenis barang dan daerah penjualan 2007 (dalam
satuan)
Jadi, jelas bahwa gambar lebih mudah disimpulkan (di ambil kesimpualannya) dari pada tabel. Hal ini
sesuai dengan pendapat yang menyatakan: “single picture is worth a thousand words.” Dalam arti
luas “ words” juga berarti “ figures” atau angka-angka.
Tidak ada perbedaan pokok-pokok pembuatan histogram dengan menggunakan batas nyata dengan
pembuatan histogram menggunakan titik tengah yang berbeda hanya nilai-nilai yang dicantumkan
pada absis, yang satu mencantumkan batas nyata, sedang yang lain mencantumkan titik tengah.
Histogram yang menggunakan batas nyata maupun histogram yang menggunakan titik tengah,
keduanya dapat dibuat dari distribusi tunggal maupun distribusi bergolong. (Hadi, 2015)
Sumbu mendatar dan kedua sumbu menegak. Pada sumbu mendatar, sumbu absis, sedang sumbu
tegaknya, sumbu ordinat memuat frekuensi dari tiap-tiap interval kelas yang bersangkutan. Tiap-tiap
segi empat itu memanjang dari batas rendah nyata ke batas atas nyata, berimpit satu sama lain,
sehingga tidak akan ada lubang di antara tiap-tiap segi empat tersebut. Grafik histogram atau
batangan juga ada tunggal, ada juga berganda, ada pula grafik batangan komponen berganda, dan
grafik batangan berimbang neto. Namun dalam makalah ini kami hanya memperkenalkan dasar-
dasarnya saja (tentang grafik Histogram).
b) Poligon
Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara grafik histogram dengan grafik poligon. Perbedaannya
hanyalah terletak pada
· Grafik histogram biasanya dibuat dengan menggunakan batas nyata sedangkan grafik poligon
selalu menggunakan titik tengah
· Grafik histogram berwujud segi empat-segi empat, sedang grafik poligon berwujud garis-garis
kurva (garis-garis yang sudah dilicinkan).
Grafik poligon yang biasa juga disebut grafik poligon frekuensi, dibuat dengan menghubung-
hubungkan titik-titik tengah tiap-tiap interval kelas secara berurut-urut. Kedua ujungnya ke titik
tengah interval kelas didekatnya (di kedua ujungnya) maka akan selesailah pembuatan poligon itu.
Grafik poligon kita dengan mudah dapat membandingkan keadaan dua distribusi, bilamana kedua
distribusi itu dilukiskan dalam satu grafik. Seperti han nya grafik batangan, grafik garis juga memiliki
beberapa macam grafik garis yakni: grafik garis tunggal, grafik garis berganda, grafik garis komponen
berganda, dan grafik garis berimbang neto.
Contoh tabel di bawah ini berisi data penjualan Toko Cahaya selama delapan tahun terakhir.
Tabel 1 5 Penjualan Toko Cahaya menurut jenis barang dan waktu ( dalam juta Rp )
Jenis
2010 2011 20012 2013 2014 2015 2016 2017
barang
Televisi 20 30 35 40 50 65 70 85
Radio 25 45 50 60 65 75 80 90
Kulkas 30 50 60 75 85 90 95 100
Gambar 1 2 adalah Grafik garis berganda untuk data dari Tabel 1 6 penjualan toko cahaya menurut
jenis barang, 2010-2017
Grafik garis diatas adalah grafik garis berganda ( multiple line chart ) merupakan grafik yang terdiri
dari beberapa garis untuk menggambarkan perkembangan beberapa hal atau kejadian sekaligus.
c) Ogive
Bisa di sebut juga grafik frekuensi meningkat, Grafik tidak sering kita temui dalam buku-buku
bacaan, namun terkadang ada gunanya. Seperti seorang perancang pakaian mode-mode baru
mungkin ingin mencatatnya dalam bentuk grafik perkembangan penjualan pakaiannya dalam
setahun dalam jumlah meningkat. Ogive dapat di buat dari distribusi tunggal maupun bergolong.
Contoh untuk distribusi bergolong:
Tabel 1 7 menunjukkan distribusi khayalan tentang suatu hal sebagai ontoh untuk membuat grafik
ogive
33-35 35,5 3 98
30-32 32,5 2 95
27-29 29,5 6 93
24-26 26,5 5 87
21-23 23,5 5 82
18-20 20,5 5 77
15-17 17,5 14 72
12-14 14,5 10 58
9-11 1,5 17 48
6-8 8,5 15 31
3-5 5,5 14 16
0-2 2,5 2 2
0,5
Jumlah N = 100
Pembuatan ogive di mulai dengan cara-cara seperti membuat grafik lainnya; membuat sumbu absis
dan ordinat yang berbanding kira-kira 1: 3/4 ; memuat skala pada absis untuk mencapai batas-batas
nyata, dan skala pada ordinat untuk mencantumkan frekuensi meningkatnya, absis kita beri nama
Nilai dan ordinat di beri nama frekuensi Meningkat dengan menarik garis-garis dari bawah di sebelah
kiri berturut-turut ke batas nyata diatasnya pada ketinggian menurut frekuensi interval-interval yang
bersangkutan. (Hadi, 2015)
Gambar 1 3 : grafik yang menunjukkandistribusi nilai suatu hal dari bahan tabel diatasnya.
Ø bahwa grafik ogive itu di buat dengan menggunakan batas nyata, bukan titik tengah sebagaimana
grafik polygon.
Ø Grafik ogive pada dasarnya sama seperti grafik polygon, perbedaanya; pada grafik ogive di
cantumkannya frekuensi secara meningkat, sedang pada polygon mencantumkan frekuensi tiap-tiap
nilai-nilai variabel. (Hadi, 2015)
d) Kurva
Adalah grafik polygon yang sudah dilicinkan , kurva memiliki bentuk yang tak terhingga banyaknya,
tergantung pada bentuk distribusinya. Pada umumnya distribusi atau kurva di bagi dalam dua
golongan yaitu:
Contoh tabel berikut , yang memuat data jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 1993
( dalam ribuan ).
Tabel 1 8 Banyaknya kendaraan bermotor di Indonesia menurut jenisnya, tahun 1993 ( dalam ribuan
)
Gambar 1 4 Jumlah Kendaraan bermotor di Indonesia. Menurut jenis dalam tahun 1993 (dalam
ribuan).
Adalah grafik yang di sajikan dalam bentuk gambar. Di dalam bidang koordinat (salib sumbu) XY
dinyatakan dengan gambar-gambar dengan ciri khusus untuk suatu karakteristik.
Adalah grafik berupa peta. Suatu karaktristik (sifat/hal) yang akan digambarkan, diberi tanda atau iri
khusus ( berupa gambar sederhana ).
PENUTUP
KESIMPULAN
1. Penyajian data sebaiknya di pilih tergantung jenis data, selera dari peneliti dan tujuan
penampilan data itu. Dan langkah pertama dalam kerja analistik statistik adalah penampilan data
yang sistematis.
2. Tabulasi data artinya penyajian data ke dalam bentuk tabel atau diagram untuk memudahkan
pengamatan atau evaluasi.
4. Gafik merupakan gambaran-gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka (
munkin juga dengan symbol-simbol) yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah di buat.
Baik tabel maupun grafik bisa dipergunakan untuk menyajikan cross section data dan data berkala
5. Beberapa macam grafik diantaranya yaitu grafik batangan ( barchart / histrogram ), gafik garis (
line chart/ poligon ), grafik lingkaran (pie chart), grafik gambar ( pictogram ), dan grafik peta (
cartogram ).
DAFTAR PUSTAKA
Sudijono, A. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada (Rajawali Perss).
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-angka yang disebut data kasar.
Penyebutan dengan istilah data kasar menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknik
statistik tertentu. Jadi, data-data itu masih berwujud sebagaimana data itu diperoleh yang biasanya
berupa skor. Skor-skor tersebut disebut juga dengan istilah skor kasar, yang artinya sama dengan
data kasar. Biasanya relatif banyak dan tidak beraturan. Dalam pembuatan laporan penelitian, data
tersebut yang harus dilaporkan. Agar dapat memberikan gambaran yang bermakna, data-data itu
haruslah disajikan kedalam tampilan yang sistematis.
Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil pengukuran dalam kerja
penelitian. Penyajian data yang mana yang sebaiknya dipilih tergantung jenis data, selera peneliti,
dan tujuan penampilan data itu sendiri.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penyajian Data
Pada laporan penelitian, bagian hasil penelitian terdapat bahasa mengenai deskripsi data, analisis
data dan pembahasan. Deskripsi data adalah kegiatan menyajikan data dari data yang dikumpulkan.
Data yang dikumpulkan dalam prosses pengumpulan data merupakan data yang berserakan, tidak
beraturan dan sulit dibaca, agar tersusun dalam bentuk yang teratur dan mudah dibaca maka
dilakukan penyajian data atau penyusunan data.
Dengan demikian, penyajian data adalah kegiatan menyusun data mentah yang berserakan menjadi
lebih teratur sehingga mudah dibaca, dipahami dan dianalisis.
Penyajian data mempunyai dua tujuan ( Ferguson dan Takane, 1998: 16 ), yaitu:
Data mentah yang belum tersusun dengan baik memerlukan waktu yang lama dan sulit untuk
dianalisis. Dengan menyusunnya dalam bentuk yang lebih teratur maka data lebih mudah dianalisis.
Penyajian data dilakukan untuk menyusun atau mengatur data. Data yang disajikan dapat berbentuk
skor, persentase atau indeks. Bentuk data sangat tergantung pada bentuk mana yang memberikan
manfaat maksimal kepada pembaca dalam memahami data.
1. Skor
Data berbentuk skor merupakan data asli hasil pengukuran. Data ini langsung diambil berdasarkan
hasil pengukuran variabel tertentu atau responden. Pengukuran dilakukan dengan mengubah
respons yang diberikan oleh responden atas instrumen menggunakan aturan skoring.
2. Persentase
Data dapat disajikan dalam bentuk persentase. Skor diubah menjadi persentase dengan cara
membagi suatu skor dengan totalnya dan mengalikan 100. Misalnya:
Siswa yang tidak lulus ujian adlah 15 orang dari 50 orang peserta ujian. Data siswa yang tidak lulus
adalah (15/50) x 100 = 30 %.
Data bentuk persentase biasanya dipilih bila ingin mengetahui posisi data diantara total keseluruhan.
3. Indeks
Data yang disajikan juga dapat diubah ke dalam bentuk indeks. Seperti juga penyajian data
menggunakan persentase, pengubahan ke dalam angka indeks juga dapat dimaksudkan untuk
mengetahui nilai suatu skor di antara keseluruhan data. Bedanya, presentase disajikan dalam bentuk
persen, sedang angka indeks disajikan dalam bentuk angka desimal. Misalnya:
Terdapat sebanyak 15 orang siswa yang tidak lulus dalam sebuah tes yanng diikuti oleh 20 orang,
maka angka ketidaklulusan adalah 15/20 = 0,75.
Setiap peneliti harus dapat menyajikan data telah diperoleh, baik yang diperoleh melalui observasi,
wawancara, kuesioner (angket) maupun dokumentasi. Prinsip dasar penyajian data adalah
komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat menarik pihak lain untuk
membacanya dan mudah memahami isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat dilakukan
dengan: penyajian data dibuat berwarna, dan bila data yang disajikan cukup banyak maka perlu
bervariasi penyajiannya.
Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membuat tabel atau daftar dan grafik
atau diagram.
1. Tabel
Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori (misalnya: jumlah
pegawai menurut pendidikan dan masa kerja) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis
data.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai
jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data tersebut.
Tabel mempunyai beberapa komponen. Berikut contoh sebuah tabel sebagai bahan untuk
menjelaskan komponen tabel.
Tabel 2.1
Tahun frekuensi
2007 115
2008 121
2009 132
Jumlah 368
a) Nomor Tabel, diatas judul tabel terdapat nomor tabel yaitu 2.1. bila tabel yang disajikan lebih
dari satu maka hendaknya diberi nomor agar mudah untuk mencari kembali bila dibutuhkan.
b) Judul Tabel, di atas tabel dituliskan judul tabel. Judul tabel memuat informasi mengenai: data
serta tempat dan waktu pengumpulannya.
c) Baris, tabel tersebut mempunyai baris 2007 – 115, 2008 – 121, 2009 – 132 dan jumlah – 368.
d) Kolom, tabel di atas mempunyai kolom tahun dan frekuensi penduduk putus SD/MI.
e) Sel adalah data yang menjadi pertemuan baris dan kolom, yaitu 155, 121, 132 dan 368.
f) Sumber adalah asal darimana data dikutip. Sumber merupakan pihak yang melakukan
pengumpulan data. Jika tabel tidak memuat sumber berarti data dikumpulkan dan ditabulasikan
sendiri oleh pembuat tabel.
Sebagaimana namanya, tabel ini memuat keterangan yang terdiri dari baris dan kolom yang
mempunyai ciri tidak terdiri dari faktor-faktor yang terdiri dari beberapa kategori dan bukan
merupakan data kuantitatif yang dibuat menjadi beberapa kelompok. Contoh: (fiktif)
Tabel 2.2
1 I 3,12
2 II 3,00
3 III 3,39
4 IV 3,37
5 V 2,90
6 VI 3,30
7 VII 3,40
Total 22,48
Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang menyusun distribusi datanya dalam frekuensi. Tabel ini
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal adalah tabel yang digunakan untuk menyusun distribusi data
dalam frekuensi dengan distribusi yang bersifat tunggal. Contoh: ( fiktif )
Tabel 2.3
Jumlah anak f
0 5
1 52
2 75
3 27
4 11
Di atas 4 20
Jumlah 213
Tabel distribusi frekuensi bergolong adalah tabel yang digunakan untuk menyajikan data dalam
frekuensi dengan distribusi data bergolong.
Penggolongan distribusi data dilakukan untuk makin memudahkan memahami data. Contoh: ( fiktif )
Tabel 2.4
Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas VII MtsN Sukamaju Tahun 2010
Data f
51 – 60 3
61 – 70 8
71 – 80 17
81 – 90 12
91 – 100 5
Jumlah 45
Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi tabel ini mempunyai ciri
khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas dua faktor (variabel) atau lebih dalam satu
perpaduan baris dan kolom. Contoh: (fiktif)
Tabel 2.5
TINGKAT SEKOLAH
SD SMP SMA
Catatan: Faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, dapat dibuat
daftar kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom.
2. Grafik
Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagaimana dikemukakan di atas, data-
data kuantitatif (numerik) yang terkumpul juga dapat disajikan ke dalam bentuk grafik. Penyajian
data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data secara visual dalam sebuah gambar. Sehingga
penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.
Pembuatan grafik pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari pembuatan tabel distribusi frekuensi
karena pembuatan grafik itu haruslah didasarkan pada tabel distribusi frekuensi. Oleh karena itu
pembuatan grafik selalu diawali dengan pembuatan tabel distribusi frekuensi.
Penggambaran data dalam sebuah grafik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis
grafik, tergantung jenis datanya. Bila data yang hendak disajikan berupa data nominal, maka
penyajian data menggunakan grafik batang, gambar, garis, atau lingkaran. Sedangkan jika data
bersifat kontinum maka penyajian data biasanya menggunakan grafik histogram, poligon, atau
kurva.
a. Data nominal
Data nominal merupakan data yang bersifat kategorik. Data yang satu dengan yang lain dapat
dipisah-pisahkan secara tegas.
1) Grafik Batang
Grafik batang merupakan grafik yang menggambarkan data menggunakan batang. Batang
menunjukkan data dan ketinggiannya menunjukkan frekuensinya. Contoh: (fiktif)
Diketahui data jumlah anak dalam setiap keluarga penduduk di desa X tahun 2012, yang diikuti oleh
213 keluarga sebagai berikut:
Tabel 2.6
Jumlah anak f
0 5
1 52
2 75
3 27
4 11
Di atas 4 20
Jumlah 213
Grafik gambar adalah grafik yang disajikan dalam bentuk gambar. Hal ini dilakukan supaya gambar
yang disajikan lebih komunikatif. Di dalam bidang koordinat XY dinyatakan dalam gambar – gambar
dengan ciri khusus untuk suatu karakteristik. Misalnya: (fiktif) untuk menyatakan jumlah buku di
perpustakaan pada tahun – tahun tertentu, dapat digambarkan berupa gambar buku (secara
sederhana) tiap gambar mewakili suatu jumlah tertentu.
Tabel 2.7
Tahun Jumlah
2006 150
2007 175
2008 145
2009 200
2010 195
Grafik garis adalah grafik yang menyajikan data dalam sebuah garis, biasanya dibuat untuk
menunjukkan perkembangan suatu keadaan dari waktu ke waktu. Perkembangan tersebut bias naik
bias turun. Hal ini akan Nampak secara visual melalui garis dalam grafik.
Dalam grafik terdapat garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar menunjukkan
variable tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah, yang perlu diperhatikan dalam membuat
grafik adalah ketepatan membuat skala pada garis vertical yang akan mencerminkan keadaan jumlah
hasil observasi. Contoh : (fiktif)
Perkembangan Nilai Bahasa Arab Adit dari semester I sampai semester V tahun ajaran 2011
– 2013 sebagai berikut:
Tabel 2.8
Semester Nilai
I 80
II 95
III 75
IV 100
V 85
Gambar 2.3 Grafik Garis
4) Grafik Lingkaran
Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan grafik lingkaran. Diagram lingkaran
digunakan untuk membandingkan data dari berbagai kelompok.
Contoh : (fiktif)
Dari hasil penelitian mengenai pelajaran Bahasa Arab dengan sampel 50 siswa di MTs negeri
24 Prabumulih Tahun 2013 diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 2.9
No Penilaian Jumlah
1 Sangat Suka 12
2 Suka 13
3 Tidak Suka 19
· Sangat Suka =
· Suka =
· Tidak Suka =
· Sangat Tidak Suka =
· Sangat Suka =
· Suka =
· Tidak Suka =
b. Data kontinum
Berbeda dengan data nominal, data kontinum tidak dapat dipisahkan satu sama lain secara eksklusif.
Data kontinum bersambungan dalam sebuah skala yang bersifat kontinum.
1) Grafik Histogram merupakan grafik batang yang disusun secara teratur dan berimpitan satu
dengan yang lainnya tanpa ruang antara.
Contoh: (fiktif)
Diketahui nilai ujian bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008 yang diikuti oleh 65 orang siswa
sebagai berikut:
Tabel 2.10
Distribusi Frekuensi Nilai Bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008
No Skor Frekuensi
1 25 – 34 6
2 35 – 44 8
3 45 – 54 11
4 55 – 64 14
5 65 – 74 12
6 75 – 84 8
7 85 – 94 6
Jumlah 65
2) Grafik Poligon
Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi frekuensi bergolong suatu variable. Tampilan
poligon berupa garis-garis patah yang menghubungkan nilai tengah dari setiap interval kelas. Poligon
juga disebut grafik untuk menggambarkan data dengan menghubungkan titik – titik tengah batang
histogram sehingga sering disebut dengan frekuensi histogram.
Contoh: (fiktif)
Diketahui nilai ujian bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008 yang diikuti oleh 65 orang siswa
sebagai berikut:
Tabel 2.11
Distribusi Frekuensi Nilai Bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008
1 25 – 34 29,5 6
2 35 – 44 39,5 8
3 45 – 54 49,5 11
4 55 – 64 59,5 14
5 65 – 74 69,5 12
6 75 – 84 79,5 8
7 85 – 94 89,5 6
Jumlah 65
3) Grafik Kurva
Kurva merupakan perataan atau penghalusan dari garis-garis poligon. Gambar poligon sering tidak
rata karena adanya perbedaan frekuensi data skor dan data skor itu sendiri mencerminkan fluktuasi
sampel. Pembuatan kurve dilakukan dengan meratakan garis gambar poligon yang tidak rata dan
terlihat tidak beraturan sehingga menjadi rata.
PENUTUP
Kesimpulan:
Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penyajian data dengan tabel bisa memberikan
angka – angka yang lebih rinci, tetapi tidak bisa cepat diambil kesimpulan. Sedangkan dengan grafik,
kesimpulan bisa dengan cepat diambil tetapi angka – angkanya kurang rinci.
Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai
jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data
tersebut. Data mentah yang berserakan ditata dan diatur dalam sebuah tabel.
Penyajian data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data secara visual dalam sebuah
gambar. Sehingga penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.
Perbedaan diagram batang dengan histogram dan diagram garis dengan poligon, yaitu:
Batang – batangnya tidak saling berhimpit satu Batang – batangnya saling berhimpit satu sama
sama lain (khusus untuk diagram batang) lain (khusus untuk diagram histogram)
Digunakan untuk data distribusi frekuensi Digunakan untuk data distribusi frekuensi
tunggal bergolong
Dimulai dengan data diskret/ nominal (data Dimulai dengan data kontinum (data yang satu
satu dengan yang lain dapat dipisahkan secara dengan yang lain tidak dapat dipisahkan lepas
tegas) satu sama lain secara eksklusif)
Daftar Pustaka
Nurgiyantoro Burhan, dkk.. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta:
Gajahmada University Press.
Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitan yang telah
dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang
disajikan harus sederhana dan jelas agar muda dibaca.
Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang
kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan, dan lain-lain.
Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian
atau observasi,
Tabel, yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori. Misalnya berat badan
menurut jenis kelamin, jumlah pegawai menurut pendidikan, jumlah penjualan menurut jenis barang
dan daerah penjualan, dll.
Grafik atau Diagram, yaitu gambar-gambar yang menunjukkan secara visual data berupa angka atau
simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan data dari tabel yang telah dibuat.
Narasi
Penyajian secara teks adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat. Misalnya,
penyebaran penyakit malaria di daerah pedesaan pantai lebih tinggi bila dibandingkan dengan
penduduk pedesaan pedalaman. Peyajian data dalam bentuk teks merupakan gambaran umum
tentang kesimpulan tentang hasil pengamatan. Dalam bidang kesehatan, penyajian dalam bentuk
teks hanya digunakan untuk member informasi.
Penyajian dalam bentuk teks banyak digunakan dalam bidang sosial, ekonomi, psikologi dan lain-lain,
dan berperan sebagai laporan hasil penelitian kualitatif, misalnya, untuk mengetahui persepsi
masyarakat tentang suatu produk yang telah dipasarkan atau penerimaan, pendapat serta
kepercayaan masyarakat terhadap suatu program pemerintah atau program pelayanan kesehatan
pada masyarakat atau keberadaan petugas kesehatan yang terdapat didaerah.
Tabel
Ada berbagai bentuk tabel yang dikenal, yaitu :
Indeks
Subyek
prestasi
A 2,5
B 2,8
C 2,9
D 3
E 3,1
F 3,5
G 3,2
H 3,4
I 3,2
J 3,3
Tabel indeks prestasi mahasiswa yang dipengaruhi oleh partisipasi didalam kelas
A 2,5 1
B 2,8 2
C 2 1
D 3 3
E 3,1 3
F 3,5 4
G 3,2 3
H 3,4 3
I 2,6 2
J 2,1 1
3. Tabel tiga arah (three way table)
Yaitu tabel yang menunjukkan hubungan tiga hal atau tiga karakteristik yang berbeda. Misalnya data
indeks prestasi dan partisipasi didalam kelas yang dipengaruhi oleh status social.
Tabel data indeks prestasi dan partisipasi didalam kelas yang dipengaruhi oleh status sosial
Indeks
subyek partisipasi didalam kelas Status sosial
prestasi
A 2,5 1 1
B 2,8 2 3
C 2 1 2
D 3 3 3
E 3,1 3 1
F 3,5 4 2
G 3,2 3 3
H 3,4 3 1
I 2,6 2 2
J 2,1 1 3
Grafik/Diagram
Grafik data disebut juga diagram data, adalah penyajian data dalam bentuk gambar-gambar. Grafik
data biasanya berasal dari tabel dan grafik biasanya dibuat bersama-sama, yaitu tabel dilengkapi
dengan grafik. Grafik data sebenarnya merupakan penyajian data secara visual dari data
bersangkutan. Dengan grafik dapat memberikan informasi dengan cepat yang dikandung dari
sekelompok data dalam bentuk yang ringkas.
Diagram biasanya lebih menarik dibandingkan penyajian data dengan menggunakan tabel. Hal ini
bisa dimungkinkan karena dengan diagram kita bisa ditambahkan manipulasi warna. Grafik data
dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :
Grafik garis (line chart)
Adalah grafik berupa garis, diperoleh dari beberapa ruas garis yang menghubungkan titik-titik pada
bidang bilangan. Pada grafik garis digunakan dua garis yang saling berpotongan. Pada garis
horizontal (sumbu-X) ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya tetap, seperti tahun dan ukuran-
ukuran.
Pada garis tegak (sumbu-Y) ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya berubah-ubah.
Contohnya tentang perkembangan volume jumlah kendaraan yang melintasi jalan A dalam kurun
waktu pukul 0.00 s/d 19.12
Adalah grafik data berbentuk persegi panjang yang lebarnya sama dan dilengkapi dengan skala atau
ukuran sesuai dengan data yang bersangkutan. Setiap batang tidak boleh saling menempel atau
melekat antara satu dengan lainnya dan jarak antara setiap batang yang berdekatan harus sama.
Grafik batangan tunggal (single bar chart), Yaitu grafik yang terdiri dari satu batangan untuk
menggambarkan perkembangan (trend) dari suatu karakteristik.
Grafik batangan berganda (multiple bar chart), Yaitu grafik yang terdiri dari beberapa garis untuk
menggambarkan beberapa hal/kejadian sekaligus.
Grafik Lingkaran (Pie chart)
Yaitu grafik yang menggambarkan perbandingan nilai-nilai dari suatu karakteristik. Untuk
mengetahui perbandingan suatu data terhadap keseluruhan, suatu data lebih tepat disajikan dalam
bentuk diagram lingkaran.
Grafik data berupa lingkaran yang telah dibagi menjadi juring-juring sesuai dengan data tersebut.
Bagian-bagian dari keseluruhan data tersebut dinyatakan dalam persen atau derajat.