Anda di halaman 1dari 34

makaah penyajian data

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, yang senantiasa selalu memberikan rahmat-Nya kepada kita semua.
Sholawat serta salam kami haturkan kepangkuan Nabi besar akhir zaman, Nabi Muhammad SAW
insyaallah didapatkan syafaatnya di yaumul qiyamah nanti.

Syukur Alhamdulillah, Allah pemilik alam semesta yang maha Esa memberikan kenikmatan iman dan
islam kepada kita semua, serta memberikan kesempatan pada saya untuk mengerjakan dan
menyelesaikan tugas ini.

Tugas ini bisa saya semua selesaikan berkat bantuan dan beberapa dorongan. Untuk itu Tugas ini
saya persembahkan dan kami ucapkan terimakasih kepada:

Orang Tua yang selalu mendidik, menjaga, memberi kasih sayang dan mendukung dana sekolah.

Bapak Drs. H. Ahmad Rohani HM, M.Pd selaku pengampu mata kuliah Statistik Pendidikan.

Dengan pembahasan singkat yang mungkin masih banyak kekurangan nya dengan pembahasan
tugas ini, saya berharap Dosen(pengampu) mata kuliah Statistik Pendidikan, dapat menambahkan
kekurangan tersebut, sehingga saya mudah dalam mempelajarinya.

Maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, agar dapat menjadi
evaluasi, sehingga dapat tercipta tugas yang lebih baik lagi.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

ISI PEMBAHASAN

PENYAJIAN DATA

A. Tabel

Tabel baris kolom


Tabel Kontingensi

Distribusi frekuensi

B. Grafik

Macam-macam Grafik

a) Histogram

b) Poligon

c) Ogive

d) Kurva

e) Pie Chart ( grafik Lingkaran )

f) Pictogram Chart ( grafik Gambar )

g) Cartogram Chart ( Grafik Peta )

PENUTUP

Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kita sering menjumpai dalam majalah, brosur, buletin, monograf, dan buku ilmiah adalah penyajian
data. Dalam kerja penelitian ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil pengukuran. Penyajian
data sebaiknya di pilih tergantung jenis data, selera dari peneliti dan tujuan penampilan data itu.
Dan langkah pertama dalam kerja analistik statistik adalah penampilan data yang sistematis. Ada
beberapa dalam penyajian data, dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang Penyajian Data:
Tabulasi dan Grafik. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja; jumlah penjulan menurut
jenis barang dan kantor cabang) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data. Gafik
merupakan gambaran-gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka ( munkin juga
dengan simbol-simbol) yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah di buat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud Penyajian data?

2. Apa itu Tabulasi dan Grafik?

3. Macam-macam Grafik?
ISI PEMBAHASAN

PENYAJIAN DATA

Dalam kerja penelitian ada beberapa cara untuk mendapatkan hasil pengukuran. Penyajian data
sebaiknya di pilih tergantung jenis data, selera dari peneliti dan tujuan penampilan data itu. Dan
langkah pertama dalam kerja analistik statistik adalah penampilan data yang sistematis. Fungsi
penyajian data antara lain :

ª Menunjukkan perkembangan suatu keadaan

ª Mengadakan perbandingan pada suatu waktu

ª Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian
atau observasi

ª Data lebih cepat ditangkap dan dimengerti

ª Memudahkan dalam membuat analisis data, dan

ª Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat.

Berikut adalah beberapa model penyajian data:

A. TABEL

Tabulasi data artinya penyajian data ke dalam bentuk tabel atau diagram untuk memudahkan
pengamatan atau evaluasi. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-
kategori (misalnya: jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja; jumlah penjulan menurut
jenis barang dan kantor cabang) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data. (Sudjana,
2005). Macam-macam tabel yang dikenal yaitu :

· Tabel baris kolom

Tabel baris kolom merupakan penyajian data dalam bentuk tabel dengan bentuk susunan baris dan
kolom yang saling berhubungan.

· Tabel kontingensi

Tabel kontingensi adalah tabel yang menunjukkan atau memuat data sesuai dengan rinciannya.
Apabila bagian baris tabel berisikan n kolom maka didapatkan tabel kontingensi berukuran m x n

· Tabel distribusi frekuensi

Tabel distribusi frekuensi adalah salah satu bentuk penyajian data. Tabel distribusi frekuensi dibuat
agar data yang telah dikumpulkan dalam jumlah yang sangat banyak dapat disajikan dalam bentuk
yang jelas dan baik. Dengan kata lain, tabel distribusi frekuensi dibuat untuk menyederhanakan
bentuk dan jumlah data sehingga ketika disajikan.
Tabel baris kolom merupakan penyajian data dalam bentuk tabel dengan bentuk susunan baris dan
kolom yang saling berhubungan. contoh sebagai berikut;

PEMBELIAN BARANG – BARANG OLEH JAWATAN A

DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH TAHUN 1965 – 1967

Jumlah Barang

Tahun A B
Barang Harga
Banyak Harga Banyak Harga

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1965 19.1 315.8 8.3 234.4 10.8 81.4

1966 22.1 388.3 12.7 307.8 9.4 80.5

1967 24.0 382.4 11.0 290.4 13.0 92.0

Jumlah 65.2 1086.5 32.0 832.6 33.2 256.9

PEMBELIAN BARANG – BARANG OLEH JAWATAN A

DALAM RIBUAN UNIT DAN JUTAAN RUPIAH

1965 – 1967

1965 1966 1967


Barang
Banyak Barang Banyak Barang Banyak Barang

A 8.3 234.4 12.7 307.8 11.0 290.4

B 10.8 81.4 9.4 80.5 13.0 92.0

Jumlah 19.1 315.8 22.1 388.5 24.0 382.4

Tabel Kontingensi merupakan tabel yang digunakan untuk mengukur hubungan (asosiasi) antara dua
variabel kategorik dimana tabel tersebut merangkum frekuensi bersama dari observasi pada setiap
kategori variabel. Misalkan n sampel diklasifikasikan secara silang berdasarkan dua atribut dalam
suatu tabel berukuran IxJ, I merupakan kategori dari variabel X dan J merupakan kategori dari
variabel Y. Sell pada tabel mewakili kemungkinan IJ muncul.
Bentuk sederhana dari tabel kontongensi adalah tabel kontingesi 2x2 dengan format sebagai berikut
Sekumpulan data yang terdiri atas dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu terdiri atas b
kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, maka dapat dibuat suatu tabel kontingensi berukuran b x
k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom. Bentuk yang sering dipakai dapat dilihat
berikut ini.

BANYAK MURID SEKOLAH DI DAERAH AMBULU

MENURUT TINGKAT SEKOLAH DAN JENIS KELAMIN

TAHUN 2006

JENIS KELAMIN SD SMP SMA JUMLAH

Laki – laki 4756 2795 1459 9012

Perempuan 4032 2116 1256 7404

Jumlah 8790 4911 2715 16416

Catatan : Data karangan

Daftar kontingensi diatas adalah merupakan tabel kontingensi 2 x 3 karena terdiri atas 2 baris dan 3
kolom. Model lain, misalnya tabel kontingensi 4 x 4, dapat dilihat pada tabel berikut.

HASIL UJIAN MATEMATIKA DAN FISIKA

UNTUK 100 SISWA SMA

NILAI

MATEMATIKA
50 - 59 60 - 69 70 - 79 80 - 89 JUMLAH
NILAI

STATISTIKA

60 – 69 12 7 10 2 31

70 – 79 8 10 5 7 30

80 – 89 10 8 3 3 24

90 – 99 5 3 12 2 22

JUMLAH 35 28 30 14 107

Catatatan : Data karangan

Distribusi frekuensi adalah suatu daftar atau tabel yang membagi data dalam beberapa kelas.
Distribusi frekuensi terdiri dari 2 macam, yaitu distribusi frekuensi categorical dan distribusi
frekuensi numerical. Distribusi frekuensi categorical adalah distribusi frekuensi yang pembagian
kelas – kelasnya berdasarkan atas macam – macam data, atau golongan data yang dilakukan secara
kwalitatif. Perhatikan contoh berikut:

HASIL PENJUALAN TOKO TRI BHAKTI, TAHUN 2005


Macam Barang Dagangan Jumlah Penjualan (Ton)

Kacang tanah 20

Kedelai 15

Jagung 35

Beras 60

Jumlah Total Penjualan 130

Distribusi frekuensi numerical adalah distribusi frekuensi yang pembagian kelas – kelasnya
dinyatakan dalam angka. Perhatikan contoh berikut.

DATA USIA KARYAWAN PT. ANGIN RIBUT AMBULU

UMUR KARYAWAN JUMLAH KARYAWAN

(Tahun) ( Orang )

20 – 24.9 15

25 – 29.9 16

30 – 34.9 4

35 – 39.9 5

Jumlah 40

Prosedur atau langkah – langkah dalam membuat tabel frekuensi adalah sebagai berikut :

1. Tentukan range dari data pengamatan, dan gunakan data terkecil sebagai sebagai limit bawah
kelas pertama;

2. tentukan interval kelas yang diinginkan dan tentukan jumlah kelas,

3. buat interval kelas dan hitung pengamatan yang jatuh untuk tiap kelas dengan membuat tally;

4. jumlah frekuensi pada masing – masing kelas.

Contoh soal: Diberikan data mentah tentang gaji bulanan 50 pegawai honorer dalam ribuan rupiah.

138 164 150 132 144 125 149 157 118 124

144 152 148 136 147 140 158 146 128 135

168 165 126 154 138 118 178 163 137 143

135 140 153 135 147 142 173 146 146 150

142 150 135 156 145 145 161 128 155 162
Dari data diatas, buatlah daftar distribusi frekuensi dari gaji tersebut. Untuk menjawab soal diatas,
langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Range (R).

Range dapat diartikan sebagai jarak antara data terkecil sampai terbesar atau selisih antara data
terbesar sampai terkecil. Dari contoh diatas :

Range (R) = Data terbesar – data terkecil

= 78 – 118

= 60

2. Menentukan Jumlah Kelas (k).

Interval atau panjang kelas adalah bebas, kelas dapat berinterval 3, 5, 10, dsb.

Cara menentukan jumlah kelas (k) yang paling sederhana adalah dengan Rumus :

Jumlah Kelas (k) = Range (R) : Interval kelas (i). ( 2.1 )

Dari contoh diatas, jika interval kelas adalah 9, maka jumlah kelas adalah : 60 : 9 = 6,67 » 7
(dibulatkan).

Ada cara lain untuk menentukan jumlah kelas, yaitu dengan rumus STURGES, yang formulasinya
sebagai berikut :

Jumlah kelas (k) = 1 + 3,3 log n ( 2.2 )

Dimana : n = jumlah data yang dimiliki

Pada cara ini, jumlah kelas (k) hitung terlebih dahulu, selanjutnya interval kelas dihitung dengan
rumus ( 2.1 ). Sehingga, dari contoh diatas diperoleh :

k = 1 + 3,3 log 50 = 1 + 3,3 (1,699) = 6,607 dibulatkan 7 kelas

Maka interval kelas (i) = R : k = 60 : 7 = 8,57 dibulatkan menjadi 9

3. Menentukan kelas.

Dalam menentukan kelas, diharapkan semua data yang ada dapat masuk keseluruhan. Data terkecil
harus masuk pada kelas pertama, dan data terbesar dapat masuk pada kelas terakhir. Dari persoalan
diatas, dapat dibuat interval – interval kelas sebagai berikut:

Kelas I = dimulai dengan 118, mengingat panjang kelas = 9 maka :

Kelas II = dimulai dengan 127

Kelas III = dimulai dengan 136

Kelas IV = dimulai dengan 145

Kelas V = dimulai dengan 154

Kelas VI = dimulai dengan 163

Kelas VII = dimulai dengan 172


4. Menghitung Frekuensi Kelas.

Frekuensi tiap–tiap kelas diartikan sebagai jumlah dari data – data yang sudah dimasukkan kedalam
masing – masing kelas. Selanjutnya semua data pengamatan pada masing – masing kelas dihitung
dengan menggunakan sistem Tally (tanda : ////). Frekuensi kelas adalah jumlah dari tanda yang
diperoleh. Jika semua langkah dipenuhi, maka dari soal diatas dapat dibuat tabel distribusi frekuensi
sebagai berikut.

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI GAJI BULANAN

50 PEGAWAI HONORER

GAJI
KELAS TALLY FREKUENSI
( Dalam Ribuan )

I 118 – 126 //// 5

II 127 – 135 //// // 7

III 136 – 144 //// //// / 11

IV 145 – 153 //// //// //// 14

V 154 – 162 //// // 7

VI 163 - 171 //// 4

VII 172 - 180 // 2

TOTAL 50

Jika frekuensi dinyatakan dalam persentasi terhadap total frekuensi, maka tabel tersebut
dinamakan tabel frekuensi relatif. Jumlah frekuensi dari semua nilai yang lebih kecil dari limit atas
dari suatu interval kelas sampai dengan dan termasuk kelas yang bersangkutan disebut frekuensi
kumulatif. Jika frekuensi kumulatif dinyatakan dalam bentuk hasil pembagiannya dengan total
frekuensi disebut frekuensi kumulatif relatif.

TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI, FREKUENSI RELATIF,

FREKUENSI KUMULATIF DAN FREKUENSI KUMULATIF RELATIF

GAJI BULANAN 50 PEGAWAI HONORER

FREKUENSI
FREKUENSI
GAJI FREKUENSI KUMULATIF
KELAS FREKUENSI RELATIF
(Ribuan ) KUMULATIF RELATIF
(%)
(%)

I 118 – 126 5 0 10 0

II 127 – 135 7 12 14 24
III 136 – 144 11 23 22 46

IV 145 – 153 14 37 28 74

V 154 – 162 7 44 14 88

VI 163 - 171 4 48 8 96

VII 172 - 180 2 50 4 100

TOTAL 50 100

Jenis Tabel Distribusi Frekuensi:

1. Tabel distribusi frekuensi data tunggal, di dalamnya disajikan frekuensi dari data angka dimana
angka yang ada tidak dikelompokkan.

2. Tabel distribusi frekuensi data kelompok, di dalamnya disajikan frekuensi dari data angka
dimana angka tersebut dikelompokkan.

3. Tabel distribusi frekuensi kumulatif, di dalamnya disajikan frekuensi yang dihitung terus
meningkat atau selalu ditambahkan. Tabel distribusi frekuensi kumulatif ada dua yaitu tabel
distribusi frekuensi kumulatif data tunggal dan kelompok.

4. Tabel distribusi frekuensi relatif atau tabel presentase, didalamnya disajikan frekuensi dalam
bentuk persen. (Sudijono, 2012)

Cara Pembuatan sebuah tabel sebagai berikut :

a. Nama-nama sebaiknya disusun menurut abjad

b. Waktu disusun secara berurut atau secara kronologis , misalnya 1960, 1961 ……. ,…. , 1970.

c. Kategori dicatat untuk kebiasaan , misalnya laki-laki dulu baru perempuan , besar dulu baru
kecil , untung dulu kemudian rugi dan sebagainya.

Usaha-usaha diatas bukan hanya menurut kebiasaan umum yang dipakai , tetapi juga untuk
memudahkan pencarian , pembacaan , dan analisis

Tabel 1 4 Jumlah kendaraan perusahaan X menurut umur, merek dan jenis, pada tahun 2007

Umur TOYOTA MITSUBISHI HINO Jumlah

Sedan Bis dll Sedan Bis Dll Sedan Bis dll

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

< 1 tahun

1 th < 2 th

2th < 3 th

3 th < 4 th
4 th < 5 th

≥ 5 th 5 2 1 4 1 3 1 1 18

Jumlah

Bisa diketahui bahwa kendaraan yang sudah berumur 5 tahun atau lebih, sesuai dengan peraturan
yang ada harus diganti. Di dalam penggantian harus di perhatikan merek dan jenis kendaraan. Ada
18 mobil yang harus diganti, 5 Sedan Toyota, 2 Bus Toyota dan sebagainya seperti tabel
tersebut. (J.Supranto, 2008)

B. GRAFIK

Gafik merupakan gambaran-gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka (
mungkin juga dengan symbol-simbol) yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah di buat.
Baik tabel maupun grafik bisa dipergunakan untuk menyajikan cross section data dan data berkala.
Penyajian dalam bentuk gambar dapat mempermudah mengambil kesimpulan dengan cepat. Data
berkla ( time series data) yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk mengetahui
perkembangan suatu hal atau kegiatan, biasanya disajikan dalam bentuk grafik garis untuk
mempermudah pembuatan trend. Seperti yang di ketahui bahwa trend dapat digunakan sebagai
dasar pembutan ramalan yang amat berguna untuk dasar perencanaan. Beberapa macam grafik
diantaranya yaitu grafik batangan (barchart / histrogram), gafik garis (line chart/ poligon), grafik
lingkaran (pie chart), grafik gambar (pictogram), dan grafik peta (cartogram).

Untuk membuat grafik perlu membuat tabelnya. Tabel disebut tabel persiapan. Tabel ini
mungkin turut disajikan kepada pembaca dalam laporan hasil penyelidikan kita, tapi mungkin juga
tidak. Akan sangat memudahkan pekerjaan kita dalam membuat grafik yang kita maksudkan.

Langkah-langkah umum dalam membuat grafik:

1. Sumbu Absis dan Ordinat, Sumbu absis yaitu sumbu yang mendatar disebut sumbu X ( Untuk
nilai ) sedang sumbu ordinat yaitu sumbu yang menegak disebut sumbu Y ( Untuk frekuensi ).

2. Perbandingan antara X dan Y, Sumbu X dibuat lebih panjang daripada sumbu Y. Perbandingan
antara keduanya kira-kira adalah sepuluh dengan tujuh atau sepuluh dengan delapan atau pada
umumnya tiga banding dua. Untuk keperluan propaganda.

3. Pemberian nama pada sumbu, Untuk memudahkan pembacaan tiap-tiap sumbu diberi nama
sesuai dengan maksudnya.

4. Pemberian nama pada grafik Grafik yang tidak ada namanya sangat membingungkan
pembacanya. Sebab itu, tiap-tiap grafik yang dimaksudkan untuk disajikan kepada pembaca harus
diberi nama.

MACAM-MACAM GRAFIK

a) Histogram

Grafik histogram biasa disebut juga bar diagram, yaitu suatu grafik yang berbentuk beberapa segi
empat. Langkah-langkah membuat histogram;
· Membuat absis dan ordinat, dengan perbandingan 10 : 7

· Absis kita beri nama Nilai dan ordinat dengan Frekuensi atau f.

· Membuat skala pada absis dan ordinat.

· Memberikan segi empat pada absis.

· Pembuatan histogram ini kita selesaikan dengan memberi keterangan selengkapnya, yakni
mengenai apa yang kita sajikan melalui histogram itu.

Dari Gambar dibawah ini secara cepat bisa dilihat bahwa di daerah penjuallan IV hampir semua jenis
barang menunjukkan hasil penjualan yang tinggi di bandingkan dengan daerah-daerah lainnya,
sedangkan di daerah penjualan I paling rendah hasil penjualannya untuk setiap barang.

Gambar 1 1 Penjualan PT. Sinar Sakti menurut jenis barang dan daerah penjualan 2007 (dalam
satuan)

Jadi, jelas bahwa gambar lebih mudah disimpulkan (di ambil kesimpualannya) dari pada tabel. Hal ini
sesuai dengan pendapat yang menyatakan: “single picture is worth a thousand words.” Dalam arti
luas “ words” juga berarti “ figures” atau angka-angka.

Tidak ada perbedaan pokok-pokok pembuatan histogram dengan menggunakan batas nyata dengan
pembuatan histogram menggunakan titik tengah yang berbeda hanya nilai-nilai yang dicantumkan
pada absis, yang satu mencantumkan batas nyata, sedang yang lain mencantumkan titik tengah.
Histogram yang menggunakan batas nyata maupun histogram yang menggunakan titik tengah,
keduanya dapat dibuat dari distribusi tunggal maupun distribusi bergolong. (Hadi, 2015)

Sumbu mendatar dan kedua sumbu menegak. Pada sumbu mendatar, sumbu absis, sedang sumbu
tegaknya, sumbu ordinat memuat frekuensi dari tiap-tiap interval kelas yang bersangkutan. Tiap-tiap
segi empat itu memanjang dari batas rendah nyata ke batas atas nyata, berimpit satu sama lain,
sehingga tidak akan ada lubang di antara tiap-tiap segi empat tersebut. Grafik histogram atau
batangan juga ada tunggal, ada juga berganda, ada pula grafik batangan komponen berganda, dan
grafik batangan berimbang neto. Namun dalam makalah ini kami hanya memperkenalkan dasar-
dasarnya saja (tentang grafik Histogram).

b) Poligon

Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara grafik histogram dengan grafik poligon. Perbedaannya
hanyalah terletak pada

· Grafik histogram biasanya dibuat dengan menggunakan batas nyata sedangkan grafik poligon
selalu menggunakan titik tengah

· Grafik histogram berwujud segi empat-segi empat, sedang grafik poligon berwujud garis-garis
kurva (garis-garis yang sudah dilicinkan).

Grafik poligon yang biasa juga disebut grafik poligon frekuensi, dibuat dengan menghubung-
hubungkan titik-titik tengah tiap-tiap interval kelas secara berurut-urut. Kedua ujungnya ke titik
tengah interval kelas didekatnya (di kedua ujungnya) maka akan selesailah pembuatan poligon itu.
Grafik poligon kita dengan mudah dapat membandingkan keadaan dua distribusi, bilamana kedua
distribusi itu dilukiskan dalam satu grafik. Seperti han nya grafik batangan, grafik garis juga memiliki
beberapa macam grafik garis yakni: grafik garis tunggal, grafik garis berganda, grafik garis komponen
berganda, dan grafik garis berimbang neto.

Contoh tabel di bawah ini berisi data penjualan Toko Cahaya selama delapan tahun terakhir.

Tabel 1 5 Penjualan Toko Cahaya menurut jenis barang dan waktu ( dalam juta Rp )

Jenis
2010 2011 20012 2013 2014 2015 2016 2017
barang

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Televisi 20 30 35 40 50 65 70 85

Radio 25 45 50 60 65 75 80 90

Kulkas 30 50 60 75 85 90 95 100

Jumlah 75 125 145 175 200 230 245 275

Gambar 1 2 adalah Grafik garis berganda untuk data dari Tabel 1 6 penjualan toko cahaya menurut
jenis barang, 2010-2017

Grafik garis diatas adalah grafik garis berganda ( multiple line chart ) merupakan grafik yang terdiri
dari beberapa garis untuk menggambarkan perkembangan beberapa hal atau kejadian sekaligus.

c) Ogive

Bisa di sebut juga grafik frekuensi meningkat, Grafik tidak sering kita temui dalam buku-buku
bacaan, namun terkadang ada gunanya. Seperti seorang perancang pakaian mode-mode baru
mungkin ingin mencatatnya dalam bentuk grafik perkembangan penjualan pakaiannya dalam
setahun dalam jumlah meningkat. Ogive dapat di buat dari distribusi tunggal maupun bergolong.
Contoh untuk distribusi bergolong:

Tabel 1 7 menunjukkan distribusi khayalan tentang suatu hal sebagai ontoh untuk membuat grafik
ogive

Interval nilai Batas Nyata Frekuensi Frekuensi Meningkat

36-38 38,5 2 100

33-35 35,5 3 98

30-32 32,5 2 95

27-29 29,5 6 93
24-26 26,5 5 87

21-23 23,5 5 82

18-20 20,5 5 77

15-17 17,5 14 72

12-14 14,5 10 58

9-11 1,5 17 48

6-8 8,5 15 31

3-5 5,5 14 16

0-2 2,5 2 2

0,5

Jumlah N = 100

Pembuatan ogive di mulai dengan cara-cara seperti membuat grafik lainnya; membuat sumbu absis
dan ordinat yang berbanding kira-kira 1: 3/4 ; memuat skala pada absis untuk mencapai batas-batas
nyata, dan skala pada ordinat untuk mencantumkan frekuensi meningkatnya, absis kita beri nama
Nilai dan ordinat di beri nama frekuensi Meningkat dengan menarik garis-garis dari bawah di sebelah
kiri berturut-turut ke batas nyata diatasnya pada ketinggian menurut frekuensi interval-interval yang
bersangkutan. (Hadi, 2015)

Gambar 1 3 : grafik yang menunjukkandistribusi nilai suatu hal dari bahan tabel diatasnya.

Perbedaan Ogive dan polygon:

Ø bahwa grafik ogive itu di buat dengan menggunakan batas nyata, bukan titik tengah sebagaimana
grafik polygon.

Ø Grafik ogive pada dasarnya sama seperti grafik polygon, perbedaanya; pada grafik ogive di
cantumkannya frekuensi secara meningkat, sedang pada polygon mencantumkan frekuensi tiap-tiap
nilai-nilai variabel. (Hadi, 2015)

d) Kurva

Adalah grafik polygon yang sudah dilicinkan , kurva memiliki bentuk yang tak terhingga banyaknya,
tergantung pada bentuk distribusinya. Pada umumnya distribusi atau kurva di bagi dalam dua
golongan yaitu:

ª Distribusi atau kurva yng simetri

ª Distribusi atau kurva yang asimetri

e) Pie Chart ( grafik Lingkaran )


Satu macam grafik lagi yang kerap kali di gunakan untuk melaporkan hasil penyelidikan adalah grafik
serabi. Grafik ini berbentuk lingkaran ( melambangkan keseluruhan ) dengan jari-jari yang membagi
lingkaran itu menjai beberapa daerah yang luas nya seimbang dengan bagian-bagian gejala yang
digambarkan. Penggambaran ini akan lebih tepat apabila kita hendak mengetahu perbandingan
nilai-nilai karakteristik yang satu dengan yang lain dan dengan keseluruhannya. Grafik lingkaran
terdiri dari grafik lingkaran tuggal dan grafik lingkaran berganda.

Contoh tabel berikut , yang memuat data jumlah kendaraan bermotor di Indonesia pada tahun 1993
( dalam ribuan ).

Tabel 1 8 Banyaknya kendaraan bermotor di Indonesia menurut jenisnya, tahun 1993 ( dalam ribuan
)

Jenis Mobil Mobil Sepeda


Bis Jumlah
Kendaraan Penumpang Gerobak Motor

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Jumlah 925 191 788 4.551 6.455

Gambar 1 4 Jumlah Kendaraan bermotor di Indonesia. Menurut jenis dalam tahun 1993 (dalam
ribuan).

f) Pictogram Chart ( grafik Gambar )

Adalah grafik yang di sajikan dalam bentuk gambar. Di dalam bidang koordinat (salib sumbu) XY
dinyatakan dengan gambar-gambar dengan ciri khusus untuk suatu karakteristik.

g) Cartogram Chart ( Grafik Peta )

Adalah grafik berupa peta. Suatu karaktristik (sifat/hal) yang akan digambarkan, diberi tanda atau iri
khusus ( berupa gambar sederhana ).

PENUTUP

KESIMPULAN
1. Penyajian data sebaiknya di pilih tergantung jenis data, selera dari peneliti dan tujuan
penampilan data itu. Dan langkah pertama dalam kerja analistik statistik adalah penampilan data
yang sistematis.

2. Tabulasi data artinya penyajian data ke dalam bentuk tabel atau diagram untuk memudahkan
pengamatan atau evaluasi.

3. Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori (misalnya:


jumlah pegawai menurut pendidikan dan masa kerja; jumlah penjulan menurut jenis barang dan
kantor cabang) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis data.

4. Gafik merupakan gambaran-gambaran yang menunjukkan secara visual data berupa angka (
munkin juga dengan symbol-simbol) yang biasanya juga berskala dari tabel-tabel yang telah di buat.
Baik tabel maupun grafik bisa dipergunakan untuk menyajikan cross section data dan data berkala

5. Beberapa macam grafik diantaranya yaitu grafik batangan ( barchart / histrogram ), gafik garis (
line chart/ poligon ), grafik lingkaran (pie chart), grafik gambar ( pictogram ), dan grafik peta (
cartogram ).

DAFTAR PUSTAKA

Hadi, S. (2015). Statistik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sudijono, A. (2012). Pengantar Statistik Pendidikan. Raja Grafindo Persada (Rajawali Perss).

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: PT. Trasito Bandung.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan pengumpulan data di lapangan, akan menghasilkan angka-angka yang disebut data kasar.
Penyebutan dengan istilah data kasar menunjukkan bahwa data itu belum diolah dengan teknik
statistik tertentu. Jadi, data-data itu masih berwujud sebagaimana data itu diperoleh yang biasanya
berupa skor. Skor-skor tersebut disebut juga dengan istilah skor kasar, yang artinya sama dengan
data kasar. Biasanya relatif banyak dan tidak beraturan. Dalam pembuatan laporan penelitian, data
tersebut yang harus dilaporkan. Agar dapat memberikan gambaran yang bermakna, data-data itu
haruslah disajikan kedalam tampilan yang sistematis.

Ada sejumlah cara yang dapat dipilih untuk menampilkan data hasil pengukuran dalam kerja
penelitian. Penyajian data yang mana yang sebaiknya dipilih tergantung jenis data, selera peneliti,
dan tujuan penampilan data itu sendiri.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan penyajian data?

2. Apa tujuan dari penyajian data?

3. Apa bentuk data yang disajikan?

4. Apa macam-macam teknik penyajian data?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian penyajian data.

2. Untuk mengetahui tujuan dari menyajikan data.

3. Untuk mengetahui bentuk data yang disajikan.

4. Untuk mengetahui macam-macam teknik penyajian data.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyajian Data

Pada laporan penelitian, bagian hasil penelitian terdapat bahasa mengenai deskripsi data, analisis
data dan pembahasan. Deskripsi data adalah kegiatan menyajikan data dari data yang dikumpulkan.
Data yang dikumpulkan dalam prosses pengumpulan data merupakan data yang berserakan, tidak
beraturan dan sulit dibaca, agar tersusun dalam bentuk yang teratur dan mudah dibaca maka
dilakukan penyajian data atau penyusunan data.

Dengan demikian, penyajian data adalah kegiatan menyusun data mentah yang berserakan menjadi
lebih teratur sehingga mudah dibaca, dipahami dan dianalisis.

B. Tujuan Penyajian Data

Penyajian data mempunyai dua tujuan ( Ferguson dan Takane, 1998: 16 ), yaitu:

1. Pertama, penyajian data memudahkan dalam membaca dan memahami data.


Data mentah yang tidak beraturan sulit dibaca dan dipahami. Dengan menyajikannya dalam bentuk
tabel atau gambar maka penampilan dan gambaran data lebih mudah dibaca dan dipahami.

2. Kedua, penyajian data memudahkan dalam menganalisis data.

Data mentah yang belum tersusun dengan baik memerlukan waktu yang lama dan sulit untuk
dianalisis. Dengan menyusunnya dalam bentuk yang lebih teratur maka data lebih mudah dianalisis.

C. Bentuk Data yang Disajikan

Penyajian data dilakukan untuk menyusun atau mengatur data. Data yang disajikan dapat berbentuk
skor, persentase atau indeks. Bentuk data sangat tergantung pada bentuk mana yang memberikan
manfaat maksimal kepada pembaca dalam memahami data.

1. Skor

Data berbentuk skor merupakan data asli hasil pengukuran. Data ini langsung diambil berdasarkan
hasil pengukuran variabel tertentu atau responden. Pengukuran dilakukan dengan mengubah
respons yang diberikan oleh responden atas instrumen menggunakan aturan skoring.

2. Persentase

Data dapat disajikan dalam bentuk persentase. Skor diubah menjadi persentase dengan cara
membagi suatu skor dengan totalnya dan mengalikan 100. Misalnya:

Siswa yang tidak lulus ujian adlah 15 orang dari 50 orang peserta ujian. Data siswa yang tidak lulus
adalah (15/50) x 100 = 30 %.

Data bentuk persentase biasanya dipilih bila ingin mengetahui posisi data diantara total keseluruhan.

3. Indeks

Data yang disajikan juga dapat diubah ke dalam bentuk indeks. Seperti juga penyajian data
menggunakan persentase, pengubahan ke dalam angka indeks juga dapat dimaksudkan untuk
mengetahui nilai suatu skor di antara keseluruhan data. Bedanya, presentase disajikan dalam bentuk
persen, sedang angka indeks disajikan dalam bentuk angka desimal. Misalnya:

Terdapat sebanyak 15 orang siswa yang tidak lulus dalam sebuah tes yanng diikuti oleh 20 orang,
maka angka ketidaklulusan adalah 15/20 = 0,75.

D. Macam-Macam Teknik Penyajian Data

Setiap peneliti harus dapat menyajikan data telah diperoleh, baik yang diperoleh melalui observasi,
wawancara, kuesioner (angket) maupun dokumentasi. Prinsip dasar penyajian data adalah
komunikatif dan lengkap, dalam arti data yang disajikan dapat menarik pihak lain untuk
membacanya dan mudah memahami isinya. Penyajian data yang komunikatif dapat dilakukan
dengan: penyajian data dibuat berwarna, dan bila data yang disajikan cukup banyak maka perlu
bervariasi penyajiannya.
Teknik penyajian data dapat dilakukan dengan dua cara yaitu membuat tabel atau daftar dan grafik
atau diagram.

1. Tabel

Tabel merupakan kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori (misalnya: jumlah
pegawai menurut pendidikan dan masa kerja) sehingga memudahkan dalam pembuatan analisis
data.

Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai
jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data tersebut.

Tabel mempunyai beberapa komponen. Berikut contoh sebuah tabel sebagai bahan untuk
menjelaskan komponen tabel.

Tabel 2.1

Jumlah penduduk putus SD/MI di Desa X Tahun 2007 – 2009

Tahun frekuensi

2007 115

2008 121

2009 132

Jumlah 368

Sumber: Monografi desa X

a) Nomor Tabel, diatas judul tabel terdapat nomor tabel yaitu 2.1. bila tabel yang disajikan lebih
dari satu maka hendaknya diberi nomor agar mudah untuk mencari kembali bila dibutuhkan.

b) Judul Tabel, di atas tabel dituliskan judul tabel. Judul tabel memuat informasi mengenai: data
serta tempat dan waktu pengumpulannya.

c) Baris, tabel tersebut mempunyai baris 2007 – 115, 2008 – 121, 2009 – 132 dan jumlah – 368.

d) Kolom, tabel di atas mempunyai kolom tahun dan frekuensi penduduk putus SD/MI.

e) Sel adalah data yang menjadi pertemuan baris dan kolom, yaitu 155, 121, 132 dan 368.

f) Sumber adalah asal darimana data dikutip. Sumber merupakan pihak yang melakukan
pengumpulan data. Jika tabel tidak memuat sumber berarti data dikumpulkan dan ditabulasikan
sendiri oleh pembuat tabel.

Macam – macam penyajian data dalam bentuk tabel antara lain:

a. Tabel Baris Kolom

Sebagaimana namanya, tabel ini memuat keterangan yang terdiri dari baris dan kolom yang
mempunyai ciri tidak terdiri dari faktor-faktor yang terdiri dari beberapa kategori dan bukan
merupakan data kuantitatif yang dibuat menjadi beberapa kelompok. Contoh: (fiktif)

Tabel 2.2

Daftar IP Seorang Mahasiswa Pendidikan Bahasa Arab Tahun 2008 – 2012


No Semester IP

1 I 3,12

2 II 3,00

3 III 3,39

4 IV 3,37

5 V 2,90

6 VI 3,30

7 VII 3,40

Total 22,48

b. Tabel Distribusi Frekuensi

Tabel distribusi frekuensi adalah tabel yang menyusun distribusi datanya dalam frekuensi. Tabel ini
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal

Tabel Distribusi Frekuensi Tunggal adalah tabel yang digunakan untuk menyusun distribusi data
dalam frekuensi dengan distribusi yang bersifat tunggal. Contoh: ( fiktif )

Tabel 2.3

Jumlah Anak dalam setiap keluarga di desa X tahun 2012

Jumlah anak f

0 5

1 52

2 75

3 27

4 11

Di atas 4 20

Jumlah 213

2) Tabel Distribusi Frekuensi Bergolong

Tabel distribusi frekuensi bergolong adalah tabel yang digunakan untuk menyajikan data dalam
frekuensi dengan distribusi data bergolong.

Penggolongan distribusi data dilakukan untuk makin memudahkan memahami data. Contoh: ( fiktif )
Tabel 2.4

Hasil Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran Bahasa Arab Kelas VII MtsN Sukamaju Tahun 2010

Data f

51 – 60 3

61 – 70 8

71 – 80 17

81 – 90 12

91 – 100 5

Jumlah 45

c. Tabel Kontingensi ( Tabel Faktorial )

Tabel kontingensi merupakan bagian dari tabel baris kolom, akan tetapi tabel ini mempunyai ciri
khusus, yaitu untuk menyajikan data yang terdiri atas dua faktor (variabel) atau lebih dalam satu
perpaduan baris dan kolom. Contoh: (fiktif)

Tabel 2.5

Jumlah Pelajar di Wilayah X tahun 2010

Berdasarkan Jenis Kelamin dan Tingkat Pendidikan

JENIS KELAMIN JUMLAH

TINGKAT SEKOLAH

SD SMP SMA

Laki – laki 4756 2795 1459 9012

Perempuan 4032 2116 1256 7404

Jumlah 8790 4911 2715 16416

Sumber data: dokumentasi Dinas Pendidikan Nasional Kecamatan X tahun 2010

Catatan: Faktor yang satu terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, dapat dibuat
daftar kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan kolom.

2. Grafik

Selain dapat disajikan ke dalam bentuk tabel sebagaimana dikemukakan di atas, data-
data kuantitatif (numerik) yang terkumpul juga dapat disajikan ke dalam bentuk grafik. Penyajian
data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data secara visual dalam sebuah gambar. Sehingga
penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.
Pembuatan grafik pada hakikatnya merupakan kelanjutan dari pembuatan tabel distribusi frekuensi
karena pembuatan grafik itu haruslah didasarkan pada tabel distribusi frekuensi. Oleh karena itu
pembuatan grafik selalu diawali dengan pembuatan tabel distribusi frekuensi.

Penggambaran data dalam sebuah grafik dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis
grafik, tergantung jenis datanya. Bila data yang hendak disajikan berupa data nominal, maka
penyajian data menggunakan grafik batang, gambar, garis, atau lingkaran. Sedangkan jika data
bersifat kontinum maka penyajian data biasanya menggunakan grafik histogram, poligon, atau
kurva.

a. Data nominal

Data nominal merupakan data yang bersifat kategorik. Data yang satu dengan yang lain dapat
dipisah-pisahkan secara tegas.

1) Grafik Batang

Grafik batang merupakan grafik yang menggambarkan data menggunakan batang. Batang
menunjukkan data dan ketinggiannya menunjukkan frekuensinya. Contoh: (fiktif)

Diketahui data jumlah anak dalam setiap keluarga penduduk di desa X tahun 2012, yang diikuti oleh
213 keluarga sebagai berikut:

Tabel 2.6

Jumlah Anak dalam setiap keluarga di desa X tahun 2012

Jumlah anak f

0 5

1 52

2 75

3 27

4 11

Di atas 4 20

Jumlah 213

Gambar 2.1 Grafik Batang


2) Grafik Gambar (Pictogram)

Grafik gambar adalah grafik yang disajikan dalam bentuk gambar. Hal ini dilakukan supaya gambar
yang disajikan lebih komunikatif. Di dalam bidang koordinat XY dinyatakan dalam gambar – gambar
dengan ciri khusus untuk suatu karakteristik. Misalnya: (fiktif) untuk menyatakan jumlah buku di
perpustakaan pada tahun – tahun tertentu, dapat digambarkan berupa gambar buku (secara
sederhana) tiap gambar mewakili suatu jumlah tertentu.

Tabel 2.7

Jumlah Buku di Perpustakaan Tarbiyah dari Tahun 2006 – 2010

Tahun Jumlah

2006 150

2007 175

2008 145

2009 200

2010 195

Gambar 2.2 Grafik Pictogram


3) Grafik Garis

Grafik garis adalah grafik yang menyajikan data dalam sebuah garis, biasanya dibuat untuk
menunjukkan perkembangan suatu keadaan dari waktu ke waktu. Perkembangan tersebut bias naik
bias turun. Hal ini akan Nampak secara visual melalui garis dalam grafik.

Dalam grafik terdapat garis vertical yang menunjukkan jumlah dan yang mendatar menunjukkan
variable tertentu yang ditunjukkan pada gambar dibawah, yang perlu diperhatikan dalam membuat
grafik adalah ketepatan membuat skala pada garis vertical yang akan mencerminkan keadaan jumlah
hasil observasi. Contoh : (fiktif)

Perkembangan Nilai Bahasa Arab Adit dari semester I sampai semester V tahun ajaran 2011
– 2013 sebagai berikut:

Tabel 2.8

Nilai Bahasa Arab Adit tahun ajaran 2011 – 2013

Semester Nilai

I 80

II 95

III 75

IV 100

V 85
Gambar 2.3 Grafik Garis

4) Grafik Lingkaran

Cara lain untuk menyajikan data hasil penelitian adalah dengan grafik lingkaran. Diagram lingkaran
digunakan untuk membandingkan data dari berbagai kelompok.

Contoh : (fiktif)

Dari hasil penelitian mengenai pelajaran Bahasa Arab dengan sampel 50 siswa di MTs negeri
24 Prabumulih Tahun 2013 diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 2.9

Penilaian Siswa terhadap Pelajaran Bahasa Arab di MTsN 24 Prabumulih 2013

No Penilaian Jumlah

1 Sangat Suka 12

2 Suka 13

3 Tidak Suka 19

4 Sangat Tidak Suka 6

Penyajian data tersebut dalam diagram lingkaran adalah sebgai berikut:

a) Cari persentase masing-masing data tersebut.

· Sangat Suka =

· Suka =

· Tidak Suka =
· Sangat Tidak Suka =

b) Cari Luas sudut yang dibutuhkan untuk setiap data.

· Sangat Suka =

· Suka =

· Tidak Suka =

· Sangat Tidak Suka =

c) Selanjutnya luas-luas kelompok data tersebut digambarkan ke dalam bentuk lingkaran.

Gambar 2.4 Grafik Lingkaran

b. Data kontinum

Berbeda dengan data nominal, data kontinum tidak dapat dipisahkan satu sama lain secara eksklusif.
Data kontinum bersambungan dalam sebuah skala yang bersifat kontinum.

1) Grafik Histogram merupakan grafik batang yang disusun secara teratur dan berimpitan satu
dengan yang lainnya tanpa ruang antara.

Contoh: (fiktif)

Diketahui nilai ujian bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008 yang diikuti oleh 65 orang siswa
sebagai berikut:

Tabel 2.10
Distribusi Frekuensi Nilai Bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008

No Skor Frekuensi

1 25 – 34 6

2 35 – 44 8

3 45 – 54 11

4 55 – 64 14

5 65 – 74 12

6 75 – 84 8

7 85 – 94 6

Jumlah 65

Gambar 2.5 Grafik Histogram

2) Grafik Poligon

Poligon merupakan grafik distribusi dari distribusi frekuensi bergolong suatu variable. Tampilan
poligon berupa garis-garis patah yang menghubungkan nilai tengah dari setiap interval kelas. Poligon
juga disebut grafik untuk menggambarkan data dengan menghubungkan titik – titik tengah batang
histogram sehingga sering disebut dengan frekuensi histogram.

Contoh: (fiktif)

Diketahui nilai ujian bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008 yang diikuti oleh 65 orang siswa
sebagai berikut:

Tabel 2.11

Distribusi Frekuensi Nilai Bahasa Arab kelas VIII MTs X tahun 2008

No Skor Titik tengah kelas (xi) Frekuensi

1 25 – 34 29,5 6
2 35 – 44 39,5 8

3 45 – 54 49,5 11

4 55 – 64 59,5 14

5 65 – 74 69,5 12

6 75 – 84 79,5 8

7 85 – 94 89,5 6

Jumlah 65

Gambar 2.6 Grafik Poligon

3) Grafik Kurva

Kurva merupakan perataan atau penghalusan dari garis-garis poligon. Gambar poligon sering tidak
rata karena adanya perbedaan frekuensi data skor dan data skor itu sendiri mencerminkan fluktuasi
sampel. Pembuatan kurve dilakukan dengan meratakan garis gambar poligon yang tidak rata dan
terlihat tidak beraturan sehingga menjadi rata.

Gambar 2.7 Grafik Kurva


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan:

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan, bahwa penyajian data dengan tabel bisa memberikan
angka – angka yang lebih rinci, tetapi tidak bisa cepat diambil kesimpulan. Sedangkan dengan grafik,
kesimpulan bisa dengan cepat diambil tetapi angka – angkanya kurang rinci.

Penyajian data dalam bentuk tabel bertujuan untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai
jumlah secara terperinci sehingga memudahkan pengolah data dalam menganalisis data
tersebut. Data mentah yang berserakan ditata dan diatur dalam sebuah tabel.

Penyajian data dalam bentuk grafik adalah menggambarkan data secara visual dalam sebuah
gambar. Sehingga penyajian data dalam bentuk ini lebih mudah untuk dibaca dan lebih menarik.

Perbedaan diagram batang dengan histogram dan diagram garis dengan poligon, yaitu:

Diagram batang dan garis Diagram histogram dan poligon

Batang – batangnya tidak saling berhimpit satu Batang – batangnya saling berhimpit satu sama
sama lain (khusus untuk diagram batang) lain (khusus untuk diagram histogram)

Digunakan untuk data distribusi frekuensi Digunakan untuk data distribusi frekuensi
tunggal bergolong

Dimulai dengan data diskret/ nominal (data Dimulai dengan data kontinum (data yang satu
satu dengan yang lain dapat dipisahkan secara dengan yang lain tidak dapat dipisahkan lepas
tegas) satu sama lain secara eksklusif)
Daftar Pustaka

Mundir. 2003. Statistika Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurgiyantoro Burhan, dkk.. 2004. Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial. Yogyakarta:
Gajahmada University Press.

Purwanto. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.

Supranto,J. 2008. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga.

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana.

Penyajian data merupakan salah satu kegiatan dalam pembuatan laporan hasil penelitan yang telah
dilakukan agar dapat dipahami dan dianalisis sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Data yang
disajikan harus sederhana dan jelas agar muda dibaca.

Penyajian data juga dimaksudkan agar para pengamat dapat dengan mudah memahami apa yang
kita sajikan untuk selanjutnya dilakukan penilaian atau perbandingan, dan lain-lain.

Tujuan Penyajian Data


Tujuan penyajian data adalah:

Memberi gambaran yang sistematis tentang peristiwa-peristiwa yang merupakan hasil penelitian
atau observasi,

Data lebih cepat ditangkap dan dimengerti,

Memudahkan dalam membuat analisis data, dan


Membuat proses pengambilan keputusan dan kesimpulan lebih tepat, cepat, dan akurat.

Cara penyajian data ada tiga macam, yaitu :

Narasi, yaitu penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat.

Tabel, yaitu kumpulan angka-angka yang disusun menurut kategori-kategori. Misalnya berat badan
menurut jenis kelamin, jumlah pegawai menurut pendidikan, jumlah penjualan menurut jenis barang
dan daerah penjualan, dll.

Grafik atau Diagram, yaitu gambar-gambar yang menunjukkan secara visual data berupa angka atau
simbol-simbol yang biasanya dibuat berdasarkan data dari tabel yang telah dibuat.

Narasi
Penyajian secara teks adalah penyajian data hasil penelitian dalam bentuk kalimat. Misalnya,
penyebaran penyakit malaria di daerah pedesaan pantai lebih tinggi bila dibandingkan dengan
penduduk pedesaan pedalaman. Peyajian data dalam bentuk teks merupakan gambaran umum
tentang kesimpulan tentang hasil pengamatan. Dalam bidang kesehatan, penyajian dalam bentuk
teks hanya digunakan untuk member informasi.

Penyajian dalam bentuk teks banyak digunakan dalam bidang sosial, ekonomi, psikologi dan lain-lain,
dan berperan sebagai laporan hasil penelitian kualitatif, misalnya, untuk mengetahui persepsi
masyarakat tentang suatu produk yang telah dipasarkan atau penerimaan, pendapat serta
kepercayaan masyarakat terhadap suatu program pemerintah atau program pelayanan kesehatan
pada masyarakat atau keberadaan petugas kesehatan yang terdapat didaerah.

Tabel
Ada berbagai bentuk tabel yang dikenal, yaitu :

1. Tabel satu arah (one way table)


Yaitu tabel yang memuat keterangan mengenai satu hal atau satu karakteristik saja. Misalnya data
indeks prestasi dari 10 mahasiswa.

Tabel indeks prestasi dari 10 mahasiswa

Indeks
Subyek
prestasi

A 2,5

B 2,8

C 2,9

D 3
E 3,1

F 3,5

G 3,2

H 3,4

I 3,2

J 3,3

2. Tabel dua arah (two way table)


Yaitu tabel yang menunjukkan hubungan dua hal atau dua karakteristik yang berbeda. Misalnya data
indeks prestasi mahasiswa yang dipengaruhi oleh partisipasi didalam kelas.

Tabel indeks prestasi mahasiswa yang dipengaruhi oleh partisipasi didalam kelas

subyek Indeks prestasi partisipasi didalam kelas

A 2,5 1

B 2,8 2

C 2 1

D 3 3

E 3,1 3

F 3,5 4

G 3,2 3

H 3,4 3

I 2,6 2

J 2,1 1
3. Tabel tiga arah (three way table)
Yaitu tabel yang menunjukkan hubungan tiga hal atau tiga karakteristik yang berbeda. Misalnya data
indeks prestasi dan partisipasi didalam kelas yang dipengaruhi oleh status social.

Tabel data indeks prestasi dan partisipasi didalam kelas yang dipengaruhi oleh status sosial

Indeks
subyek partisipasi didalam kelas Status sosial
prestasi

A 2,5 1 1

B 2,8 2 3

C 2 1 2

D 3 3 3

E 3,1 3 1

F 3,5 4 2

G 3,2 3 3

H 3,4 3 1

I 2,6 2 2

J 2,1 1 3

Grafik/Diagram
Grafik data disebut juga diagram data, adalah penyajian data dalam bentuk gambar-gambar. Grafik
data biasanya berasal dari tabel dan grafik biasanya dibuat bersama-sama, yaitu tabel dilengkapi
dengan grafik. Grafik data sebenarnya merupakan penyajian data secara visual dari data
bersangkutan. Dengan grafik dapat memberikan informasi dengan cepat yang dikandung dari
sekelompok data dalam bentuk yang ringkas.

Diagram biasanya lebih menarik dibandingkan penyajian data dengan menggunakan tabel. Hal ini
bisa dimungkinkan karena dengan diagram kita bisa ditambahkan manipulasi warna. Grafik data
dibedakan atas beberapa jenis, yaitu :
Grafik garis (line chart)

Adalah grafik berupa garis, diperoleh dari beberapa ruas garis yang menghubungkan titik-titik pada
bidang bilangan. Pada grafik garis digunakan dua garis yang saling berpotongan. Pada garis
horizontal (sumbu-X) ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya tetap, seperti tahun dan ukuran-
ukuran.
Pada garis tegak (sumbu-Y) ditempatkan bilangan-bilangan yang sifatnya berubah-ubah.

Contohnya tentang perkembangan volume jumlah kendaraan yang melintasi jalan A dalam kurun
waktu pukul 0.00 s/d 19.12

(untuk lebih jelas klik pada gambar agar diperbesar)

Grafik Batangan (Bar chart)

Adalah grafik data berbentuk persegi panjang yang lebarnya sama dan dilengkapi dengan skala atau
ukuran sesuai dengan data yang bersangkutan. Setiap batang tidak boleh saling menempel atau
melekat antara satu dengan lainnya dan jarak antara setiap batang yang berdekatan harus sama.

Ada berbagai bentuk, yaitu :

Grafik batangan tunggal (single bar chart), Yaitu grafik yang terdiri dari satu batangan untuk
menggambarkan perkembangan (trend) dari suatu karakteristik.

Grafik batangan berganda (multiple bar chart), Yaitu grafik yang terdiri dari beberapa garis untuk
menggambarkan beberapa hal/kejadian sekaligus.
Grafik Lingkaran (Pie chart)

Yaitu grafik yang menggambarkan perbandingan nilai-nilai dari suatu karakteristik. Untuk
mengetahui perbandingan suatu data terhadap keseluruhan, suatu data lebih tepat disajikan dalam
bentuk diagram lingkaran.

Grafik data berupa lingkaran yang telah dibagi menjadi juring-juring sesuai dengan data tersebut.
Bagian-bagian dari keseluruhan data tersebut dinyatakan dalam persen atau derajat.

Anda mungkin juga menyukai