Yang terhormat,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta
Para Kepala Sekolah dan Wakil dari 6 kota/kabupaten administratif
Para Peserta Pertemuan dan Hadirin yang saya banggakan,
Selamat datang kepada narasumber dan peserta undangan, yang telah bersedia
mengikuti pelatihan ini. Yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan
meningintegrasikan penanganan masalah kesehatan jiwa anak remaja di sekolah.
Remaja adalah aset generasi penerus bangsa, tumpuan harapan yang akan
melanjutkan cita-cita bangsa menuju Indonesia yang bermartabat. Kelompok usia anak
remaja merupakan kelompok yang cukup besar, sekitar 23% dari seluruh populasi.
Sehingga sebagai generasi penerus, kelompok remaja merupakan modal utama sumber
daya manusia bagi pembangunan bangsa di masa yang akan datang. Kelompok remaja
yang berkualitas memegang peranan penting dalam mencapai kelangsungan serta
keberhasilan tujuan pembangunan nasional, sehingga perlu mendapat perhatian yang
serius sedini mungkin untuk meningkatkan kualitasnya.
1
Permasalahan remaja, kesulitan dan problematika yang dihadapi remaja sangatlah
kompleks. Kehidupan dan kebutuhan remaja semakin menuntut mengikuti kemajuan
teknologi. Gaya hidup di perkotaan dapat menyebabkan pelbagai masalah psikososial
seperti kesulitan belajar penyalahgunaan NAPZA, seks tidak aman. Masalah remaja
berasal dari : (1) Individu remaja sendiri, seperti : a) Emosi. Umumnya remaja malu
mengemukakan pendapat, tidak mau dicela dan mau benar sendiri; b) Perubahan pribadi.
Umumnya remaja tidak menyukai sikap sombong, sulit berbaur dengan orang yang asing,
malu tampil dimuka umum dll. Perlu dipersiapkan, kalau tidak mereka akan menarik diri,
melamun hal-hal yang menyebabkan pikiran kacau; c) Kesehatan. Yang menjadi perhatian
remaja antara lain pertumbuhan badan memerlukan gizi yang cukup kualitas maupun
kuantitasnya, perlu perawatan tubuh supaya sehat dan menarik; d) Kebutuhan keuangan.
Kebutuhan yang dianggap penting adalah makanan/jajan, pakaian/perlengkapan serta
hiburan, namun orang tua menganggap tidak penting dengan alasan semaunya sendiri,
ikut-ikutan teman, tidak tau prioritas dan kurang instropeksi diri; e) Perilaku seks. Secara
fisik remaja sudah dapat melakukan hubungan seks, namun kesiapan fisik yang sehat dan
social ekonomi belum bisa memenuhi persyaratan nikah yang ideal. Prolem inilah yang
menjadi sumber konflik dalam diri, dilain pihak pengetahuan tentang seks yang
bertanggung jawab tidak didapatkan; (2) Lingkungan social sekitar remaja, seperti : a)
Keluarga. Sering terjadi pertentangan antara remaja dan orang tuanya, dimana orang tua
terlalu otoriter dan belum banyak mengetahui dan memperhatikan tentang perkembangan
remaja; b) Sekolah. Sebagai lembaga pendidikan, sekolah sangat berperan dalam
memberikan dan menanamkan nilai kepribadian selain ilmu pengetahuan. Namun banyak
persoalan yang terjadi, seperti pelajaran teori yang membosankan, perubahan pola belajar
karena kurikulum yang berubah dll;
Demikian banyaknya problem yang dihadapi remaja sehingga banyak konflik yang
akhirnya menimbulkan reaksi menarik diri atau melarikan diri ke hal-hal negatif. Stres
yang terlalu berat, berlarut-larut dan tidak terselesaikan dapat menimbulkan gangguan
jiwa yaitu depresi. Gejala depresi adalah perasaan sedih dan tertekan yang menetap,
putus asa dan tidak dapat menikmati kegiatan yang biasa dilakukan. Manifestasi depresi
pada remaja adalah gangguan perilaku, misalnya menentang guru/orang tua, sulit belajar,
kenakalan remaja, kebut-kebutan, berkelahi/tawuran, perilaku seks yang berisiko dll. Jenis
gangguan jiwa selain depresi yang sering terjadi pada remaja yaitu gangguan cemas,
gangguan psikosomatik (somatoform) dan gangguan psikotik. Pencegahan agar
gangguan tersebut tidak terjadi, memerlukan pengertian dari orang tua, guru dan
kerabatnya untuk memberikan bimbingan supaya remaja mampu melewati masa
transisinya dengan baik.
2
Para hadirin yang berbahagia
Guru menerima siswa dengan latar belakang cara pendidikan yang beragam
dan hasil pendidikan yang beragam pula, sehingga tidak mudah bagi guru dalam
memberikan pendidikan, khususnya bagi siswa usia remaja, namun guru mempunyai
peranan yang sangat besar untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan jiwa para
remaja. Hal ini merupakan tantangan bagi guru.
Demikian banyaknya problem yang dihadapi remaja sehingga banyak konflik yang
akhirnya menimbulkan reaksi menarik diri atau melarikan diri ke hal-hal negatif. Stres
yang terlalu berat, berlarut-larut dan tidak terselesaikan dapat menimbulkan gangguan
jiwa yaitu depresi. Gejala depresi adalah perasaan sedih dan tertekan yang menetap,
putus asa dan tidak dapat menikmati kegiatan yang biasa dilakukan. Manifestasi depresi
pada remaja adalah gangguan perilaku, misalnya menentang guru/orang tua, sulit belajar,
kenakalan remaja, kebut-kebutan, berkelahi/tawuran, perilaku seks yang berisiko dll. Jenis
3
gangguan jiwa selain depresi yang sering terjadi pada remaja yaitu gangguan cemas,
gangguan psikosomatik (somatoform) dan gangguan psikotik. Pencegahan agar
gangguan tersebut tidak terjadi, memerlukan pengertian dari orang tua, guru dan
kerabatnya untuk memberikan bimbingan supaya remaja mampu melewati masa
transisinya dengan baik.
Pada kesempatan yang baik ini diserahkan sejumlah 355 paket media KIE (1 buku
Petunjuk Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jiwa di Sekolah,4 poster,1 CD) untuk Dinas
Pendidikan yang akan dibagikan kepada 355 sekolah dan 2 paket akan diserahkan secara
simbolis kepada perwakilan Dinas Pendidikan dan Dinas Kesehatan. Mohon kesediaan
dan kerjasama Dinas Pendidikan untuk membagikan kepada sekolah yang ditunjuk dan
dapat menyelenggarakan kesehatan jiwa dan NAPZA disertai mengisi formulir yang telah
disediakan oleh panitia.
Demikianlah pesan dan harapan saya, semoga pertemuan dapat bermanfaat bagi
kita semua. Akhir kata dengan mengucapkan Bismillahirohmannirohim, kegiatan
Pertemuan pelaksanaan peningkatan keterampilan Sosial kesehatan jiwa dan napza bagi
tenaga pendidik di sekolah ini saya nyatakan dibuka dengan resmi.
Terima kasih.