Anda di halaman 1dari 9

MODUL

PEMBEBANAN & DIMENSI STRUKTUR


PROFIL BAJA

PERHITUNGAN DIMENSI KOLOM BAJA

40 m
5,71 m

25 m B

6,25

Satuan Berat Baja Struktur


- 100 kg/m2 (s/d 30 lantai)
- 150 kg/m2 (s/d 60 lantai

Beban mati ( DL ) (Baja + inti beton tulang)


Ruang luar inti gedung struktur baja WF = 0,1 T/ m²
Beton tahan api/fireprofing 0,2 m³/m² x 2,4 = 0,48 T/ m²
Partisi + finishing 2 x 0,1 T / m² = 0,2 T/m² +
Total =0,78 T/ m²
LL = Beban hidup = 0,25 T / m2
UG = 1,2 DL + 1,6 LL
= 1,2 ( 0,78 T/m² ) + 1,6 ( 0,25 T/m² )
= 0,936 T/m² + 0,4 T/m²
= 1,336 T/m²

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6
Nu kolom type B
Nu = n x UG x A
= 21 x 1,336 T/m² x (6,25 X 2,86) m²
= 1074,65 T

Dimensi kolom B

F = Nu. W
σ

Kualitas baja WF untuk kolom bangunan tinggi = Baja 52


Tegangan dasar (σ ) = 2400 kg/cm2
W = faktor tekuk (1-3,5)

F = Nu. W
σ

= 1074,65 T X 2 = 0,8955 T/kg cm² = 895,5 cm²


2400 kg/cm²

TINGGI LEBAR TEBAL LUAS


PENAMPANG FLENS BADAN (t2) FLENS (t1) PENAMPANG
(A) (B)
mm mm mm mm cm2

538 432 45 90 942,9

WF 538. 432. 45. 90

90

538 45

432
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT
TEKNOLOGI BANGUNAN 6
DIMENSI KOLOM TOWER PER 5 LANTAI
LANTAI A (WF) B (WF) C (WF)

1 sampai 5 ……… 538.432.45.90 ………


II.6 PERHITUNGAN
sampai 10 ………
BEBAN ……….
STRUKTUR ……….
11 sampai 15 ……… ………. ……….
16 sampai 21 ……… ………. ……….
Pondasi rakit

PERHITUNGAN DIMENSI PLAT DAN BALOK


Tebal Lantai = 1/35 – 1/40 bentang
Tinggi balok beton = 1/12 – 1/16 bentang
Tinggi balok baja = 1/18 – 1/22 bentang
Tinggi balok prestress = 1/24 – 1/30 bentang

1. SUBSTRUCTURE

PONDASI RAKIT
Menurut Prof. Ir. Rooseno, tentang Hukum Archimides
Beban mati Gedung = Daya pikul pondasi
Berat gedung + Berat pondasi = Berat tanah yang dipindahkan + ( Luas
telapak rakit X daya dukung tanah
dibawahnya )
Data : Berat tanah keras = 1,65 T/m³
Volume pondasi rakit = 1 m³/m²
Daya dukung tanah keras = 30 T/m²
a) Berat gedung = Berat Tower + Berat Podium
Berat Tower = Luas lantai tower x Jumlah lantai x UG
= 1000 m² x 21 x 1,648 T/m²
= 34.608 T
Berat Podium = Luas lantai podium x jumlah lantai + UG
= 12.000 m² x 3 x 1,648 T/m²
= 59.328 T
Berat gedung = 34.608 T +59.328 T
= 93.936 T

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6
b) Berat Pondasi
Berat besmen = Luas lantai dasar x jumlah lantai x vol struktur besmen

x Berat jenis beton

Berat Basement = 12.000 m2 x 3 x 1 m³/m² x 2,4 T/m3


= 86.400 T

c) Berat tanah yang dipindahkan = Ls Basement x jml lantai x tinggi


lantai x berat tanah keras
= 12.000 m² x 3 x 3,5 m X 1,65 T/m3
= 207.900 T
d) Daya dukung tanah = Luas telapak rakit x Daya dukung tanah keras
= 12000 m² x 30 T/ m²
= 360.000 T

Berat beban mati gedung = Berat gedung + Berat pondasi


= 93.936 T + 86.400 T
= 180.336 T

Daya pikul pondasi = Berat pondasi yang dipindahkan + daya dukung


Tanah keras dibawahnya
= 207.900 T + 360.000 T
= 567.900 T

Beban mati gedung < Daya pikul pondasi


180.336 T < 567.900 T OK

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6
PONDASI TIANG

Jenis tiang pancang, ukuran 0,4 X 0,4 m


Panjang 12 m

Pu = A.Oc + Oδ
3 6

Pu = Daya pikul tiang pancang


A = Luas penampang tiang pancang
Oc = Tegangan konus tanah keras hasil penyordiran sekitar
Sekitar 200 kg/cm2 = 2000 T/m2
O = Luas permukaan tiang pancang (keliling tiang pancang)
δ = Tegangan geser tanah diatas lapisan tanah keras
sekitar 0,2 kg/cm2 = 2 T/m2

Pu = 0,4 x 0,4 m2 X 2000 T/m2 + 4 x 0,4 m x 12m x 2 T/m2


3 6
= 106,6 T + 6,4 T = 113 T

Jarak antar tiang pancang min 2 X Ф


Jarak antar tiang bor min 3 X Ф
Jarak tepi tiang ke tepi poer minimal 15 cm
Tebal poer minimal 70 cm ( lihat table Chudley )

Jumlah Tiang pancang (Kolom Tengah)


Nu = 2656,59 T
n = Nu = 2646,59 T
Pu 113 T
= 23,42 ~ 24 tiang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6
Jenis tiang bor, ukuran 0,6 X 0,6 m
Panjang 15 m

Pu = A.Oc + Oδ
3 6

Pu = Daya pikul tiang bor


A = Luas penampang tiang pancang
Oc = Tegangan konus tanah keras hasil penyordiran sekitar
Sekitar 200 kg/cm2 = 2000 T/m2
O = Luas permukaan tiang pancang (keliling tiang pancang)
δ = Tegangan geser tanah diatas lapisan tanah keras
sekitar 0,2 kg/cm2 = 2 T/m2

Pu = (3,14 x 0,32) m2 X 2000 T/m2 + (3,14 x 0,6 ) m x 15m x 2 T/m2


3 6
= 3565,2 T + 56,52 T
3 6
= 197,82 T

Junlah Tiang Bor (Kolom Tengah)


Nu = 2656,59 T
n = Nu = 2646,59 T
Pu 197,82 T
= 13,38 ~ 14 tiang

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6
TEBAL POER ( t )

1/6 √ Fc 1 + Pu = Pu
14 A (d+t) 4t

Fc = 40  k400
Pu = Daya pikul (kg)
A = Luas penampang tiang pancang/bor (cm2)
t = tebal poer
d = diameter tiang pancang/ bor

FUNDASI BANGUNAN BERTINGKAT BANYAK


Fundasi bangunan bertingkat banyak harus dipikul lapisan tanah keras. Di
Indonesia lapisan tanha keras terletak pada kedalaman sekitar atau di atas 10 meter.
Di pulau Manhattan puasat kota New York yang merupakan pulau karang,
karangnya timbul di atas permukaan tanah, begitu pula pulau Hong Kong. Pulau
Sulawesi dan Timor terdiri dari karang batu kapur.
Untuk bangunan-2 bertingkat banyak di Indonesia umumnya du gunakn
fundasi dalam /deep fondation yanmg berupa:

Fundasi tiang oancang/pile foundation


Bila lapisan tanah bagian atas lunak/gambar dan lapisan tanha keras terletak
jauh di dalam, dan lokasi lokasi bangunan masih kosong atau lingkungan di
sekitarnya tidak ada keberatan menngenai kegaduhan, maka digunakan fondasi
tiang pancang dari beton tulang atau baja.
Tiang-tiang pancang beton tulang berpenampung bujur sangkar 0.4 x 0.4 m
panjang 12 meter atau berupa pipa beton tulang prategang dengan ujung pipa dari
baja sehingga pipa dapat di sambung. Diameter pipa tulang beton sekitar 0,5 meter
Untuk tiang pancang baja digunakan baja profil-H atau pipa baja. Ukuran
profil baja H sekitar 300 x 300 mm dan pipa baja sekitar Φ 0.5 m dengan tebal
sekitar 10 mm.
Fundasi tiang pancang mencapai tanha keras dengan tegangan terpusat (
Stuik) sebesar 200 kg/cm2. Sedangkan gesekan tanah di perhitungkan menambah
daya pikul, tiang pancang harus di uji coba pembebanan (load test)
Menurut Prof. Dr. Ir Roosseno

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6
Aoc O
Pu = 
3 6
Pu = daaya pikul tiang pancang
A = Luas penampang tiang pancang
oc = Tegangan konus tanah keras hasil penyondiran sekitar 200 kg/cm2= 200 t/m2
O = Luas permukaan tiang pancang
τ = tegan gan geser tanah di atas lapisan tanha keras sekitar 0,2 kg/cm2 = 2 t/m2

Untuk ukuran tiang pancang 0,4 x 0,4 m panjang 12 meter.

0,4 2  200 4  0,4  12  2 ton


Pu  
3 6
= 106,6 + 6,4 = 113 t
Jarak antar tiang minimum 3 x 0,4 m = 1,2 m
Penting : Kelompok tiang pancang harus diberi topi/kepala pile cap/poer dengan
ketebalan sedemikian hingga tegangan pons tidak di lampaui.

Fundasi tiang bor/sumuran/bore pile/drilled pier


Bila disekitar lokasi proyek, telah padat dengan bangunan pemancanng tiang
akan sangat mengganggu, maka dapat dipakai fundasi sumuran bore pile atau driil
pier.
Jadi orang menebor lubang sumuran Φ 1 meter, setelah mencapai tanha
keras, dipasanglah pipa penahan tanah/casing supaya tidak runtuh tanhanya,
kemudian dicor beton tulang dengan tulangan spiral, dan casing di cabut berangsur-
angsur.
Pengecoran harus dilakukan dengan pompa beton agar batu pecah yang
lebih berat tidak jatuh lebih cepat dari pada adukan semen pasir dan beton menjadi
keropos, banyak sarang batu pecah, yang akan mengurangi daya pikul fundasi.
Fundasi sumuran juga dapat diisi dengan beton Siklop, ialah beton tulang
1pc:5 batu pecah ditambah batu pecah besar Φ 30 cm. Sebagai ganti casing, kalau
tanah keras tidak terlalu dalam dapat di paki pipa beton Φ 1.20 m.

Fundasi tiang bor cara franki/frankipile


Sistem ini mengebor lubang Φ 0.5 m sampaia tanah keras juga, dan tanh di jaga
supaya tidak runtuh dengan pipa baja/casing yang di pasang sedikit di atas laisan
tanah keras. Setelah tulangan spiral di pasang, lubang di cor beton tulang sambil di

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6
tumbuk sehingga dia atas lapisan tanha keras timbul bola betondengan garis tengah
sekitrar 1 meter.
Jadi bidang tumpuan fundasi pada tanah keeras menjadi lebih luas sehingga daya
pikul menjadi lebih besar.

Fundasi rakit/raft fuondation


Bila tanah meras tidaka terlau dalam, merata dan cukup tebal. Maka dapat di
putuskan fundasi rakit dari beton tulang yang langsung di pikul oleh tanah tersebut.
Berhubung rakit harus mencapai lapisan tanah keras pada kedalaman sekitar
10 meter, maka dapat di rancang rakit berongga/hallow raft yang dapat dimanfaatkan
untuk ruang-ruang parkir, ruang mekanikal, reservior air dan lain-lain ruang
pelayanan gedung.
Dasar perhitungan fundasi ini ialah bahwa:
Berat gedung + fundasi rakit = berat tanah yang di pindahkan ditambah luas fundasi
rakit kali tegangan tanah keras yang di izinkan ( Prof. Dr. Roosseno)
Bila jumlah lantai tidak terlalu banyak dan lapisan tanah jauh di dalam, maka
dapat di putuskan sutu fundasi rakit terapung/floating raft, Dalam hal tersebut, prinsip
perhitunganya adalah :
Berat gedung berikut fundasi rakit sama dengan berat tanah yang dipindahkan.
Penting : Dalam pengunaan fundasi rakit, untuk mencegah penurunan
gedung harus simetris, terutama peletakan bagian-bagian gedung yang berat seperti
inti gedung, khasanah/vault gedung bankharus simetris dalam denah.
Gedung-gedung Wisma Nusantara dan Bank Bumi Daya Plaza dengan
ketinggian sekitar 30 lantai di pikul oleh tanah keras yang sama pada kedalaman
sekitar 10 meter dan ketebalan lapisan tnah keras sekitar 5 meter, dui dekat
bundaran air mancur Jl.M.H Thamrin Jakarta.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Ir. Muji Indarwanto, MM. MT


TEKNOLOGI BANGUNAN 6

Anda mungkin juga menyukai