Anda di halaman 1dari 65

DETEKSI Escherichia coli PADA AIR DANAU ISTN JAKARTA

DAN UJI RESISTENSI TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi

NAMA: Ami Rahmawati Sukamto


NPM : 15330032

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL
JAKARTA
JANUARI 2019

Institut Sains dan Teknologi Nasional


ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Ami Rahmawati Sukamto


NPM : 15330032
Tanggal : Februari 2019

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


iii

HALAMAN PERNYATAAN NON PLAGIAT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Ami Rahmawati Sukamto
NPM : 15330032
Mahasiswa : Farmasi
Tahun Akademik : 2015

Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Tugas
Akhir yang berjudul “Deteksi Escherichia coli Pada Air Danau Istn Jakarta Dan Uji
Resistensi Terhadap Beberapa Antibiotik”.

Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya menerima sanksi
yang telah ditetapkan.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Jakarta, Februari 2019

Ami Rahmawati Sukamto

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Ami Rahmawati Sukamto
NPM : 15330032
Program Studi : Farmasi
Judul : Deteksi Escherichia Coli Pada Air Danau Istn Jakarta Dan
Uji Resistensi Terhadap Beberapa Antibiotik

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai


persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh Sarjana Farmasi pada Program Studi
Farmasi, Fakultas Farmasi, Institut Sains dan Teknologi Nasional

DEWAN PENGUJI

Pembimbing 1 : Lisana Sidqi Aliya, M. Biomed., Apt ( )


Pembimbing 2 : Vilya Syafriana, M.Si ( )
Penguji : ( )
Penguji : ( )
Penguji : ( )

Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : Februari 2019

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Program Studi
Farmasi pada Fakultas Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:

a) Dr. Refdanita,M.Si.,Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi ISTN, Jakarta.


b) Jenny Pontoan, M.Farm., selaku Kepala Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi
ISTN, Jakata
c) Vilya Syafriana, M.Si selaku Penasehat Akademik.
d) Seluruh dosen pengajar dan karyawan tata usaha serta karyawan laboratorium
atas bantuanya selama ini di Fakultas Farmasi ISTN, Jakarta.
e) Vilya Syafriana, M.Si dan Ibu Lisana Sidqi Aliya, M.Biomed., Apt. selaku dosen
pembimbing yang telah meluangkan banyak waktu untuk memberikan
bimbingan, motivasi, dan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini.
f) Orang tua saya Ayahanda Sukamto dan Ibunda Sukesi yang tiada hentinya
memberikan perhatian, kasih sayang, doa, nasehat serta dukungan baik dalam
bantuan materil maupun non materil.
g) Untuk kekasih saya Nurdianto yang jauh di mata dekat di hati terimakasih atas
dukungan serta motivasinya .
h) Sahabat–sahabatku tersayang Celeng Club dan Gupek squad dan SGC Endah
Sedyoningtum, Zipora, Anglia Agustin, Ila,, Jihan, Tyas, Dinda , Niken, Adel,
Sepsur, Manulang, Indri, Marisa serta teman - teman seperjuanganku di
Laboratorium Mikrobiologi ISTN serta teman – teman Farmasi Angkatan 2015
yang tiada hentinya memberikan perhatian, doa, semangat, bantuan dan

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


vi

motivasi. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
membantu menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan

Jakarta, Februari 2019

Penulis

Ami Rahmawati Sukamto

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS


AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Institut Sains Dan Teknologi Nasional, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Ami Rahmawati Sukamto
NPM : 15330032
Program Studi : Farmasi
Fakultas : Farmasi
Jenis Karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyutujui untuk memberikan kepada Institut


Sains dan Teknologi Nasional Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul :
DETEKSI Escherichia coli PADA AIR DANAU ISTN JAKARTA DAN UJI
RESISTENSI TERHADAP BEBERAPA ANTIBIOTIK
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif
ini Institut Sains dan Teknoloi Nasional berhak menyimpan, mengalihmedia/format-
kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database) soft copy dan hard copy,
merawat, dan mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : Februari 2019
Yang menyatakan

(Ami Rahmawati Sukamto)

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


viii

ABSTRAK
Nama : Ami Rahmawati Sukamto
Program Studi : Farmasi
Judul : Deteksi Escherichia coli Pada Air Danau Istn Jakarta dan
Uji Resistensi Terhadap Beberapa Antibiotik

Skripsi ini membahas resistensi antibiotik terhadap bakteri Escherichia coli yang
diperoleh dari air danau ISTN Jagakarsa, Jakarta Selatan, dengan menggunakan
medium selektif differensial guna mendapatkan langsung bakteri Escherichia coli dan
medium MHA guna mengetahui seberapa besar diameter hambat antibiotik terhadap
Escherichia coli. Penelitian ini menemukan bahwa uji resistensi Escherichia coli
terhadap antibiotik didapatkan hasil 100% resisten terhadap amoksisilin, pada
tetrasiklin dan kloramfenikol 75% sensitif dan siprofloksasin 100% sensitif. Hasil yang
diperoleh menunjukkan buruknya sanitasi dan higienitas air danau ISTN Jagakarsa,
Jakarta Selatan.

Kata kunci:
Air danau, Escherichia coli, resisten antibiotik

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


ix

ABSTRACT

Name : Ami Rahmawati Sukamto


Study Program: Pharmacy
Title : Detection of Escherichia coli in Lake ISTN Jakarta Water and
Resistance Tests for Several Antibiotics

This thesis discusses antibiotic resistance to Escherichia coli bacteria obtained from
ISTN Jagakarsa lake, South Jakarta, by using a differential selective medium to obtain
Escherichia coli bacteria and MHA medium directly to find out how big the antibiotic
inhibition diameter is against Escherichia coli. The study found that Escherichia coli
resistance to antibiotics was found to be 100% resistant to amoxicillin, to tetracycline
and chloramphenicol 75% sensitive and ciprofloxacin 100% sensitive. The results
obtained indicate the poor sanitation and hygiene of ISTN Lake Jagakarsa, South
Jakarta.

Keywords:
Lake water, Escherichia coli, antibiotic resistant

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


x

DAFTAR ISI

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................................... ii


HALAMAN PERNYATAAN NON PLAGIAT ......................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR............................................................................................................ v
ABSTRAK........................................................................................................................ viii
ABSTRACT........................................................................................................................ ix
DAFTAR ISI........................................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ xv
Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian………….……………………… 40 ................. xv
BAB 1 ................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 4
BAB 2 ................................................................................................................................ 4
TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................... 5
2.1 Danau .................................................................................................................... 5
2.2 Pencemaran Danau .............................................................................................. 6
2.3 Bakteri Escherichia coli ....................................................................................... 7
2.3.1 Morfologi dan Klasifikasi ........................................................................... 7
2.3.2 Biakan dan Sifat Pertumbuhan ................................................................. 9
2.4 Metode Pengujian Bakteri E.coli pada Air Danau.......................................... 10
2.4.1 Pengujian Coliform dengan Metode Presumtif Test........................................... 10
2.4.2Pengujian Escherichia coli dengan Menggunakan Medium Kromogenik10
2.4.3 Pengecatan Gram (Pengecatan Bakteri) ................................................... 11

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


xi

2.4.4 Resistensi Antibiotik ................................................................................... 11


2.4.4.1 Amoxicillin ............................................................................................ 12
2.4.4.2 Tetrasiklin ................................................................................................. 12
2.4.4.3 Kloramfenikol ......................................................................................... 13
2.4.4.4 Ciprofloxacin .......................................................................................... 14
2.5 Uji Antibiotic Susceptibility Test (AST) ............................................................. 14
BAB 3 .............................................................................................................................. 15
METODOLOGI PENELITIAN............................................................................................. 15
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian .......................................................................... 15
3.1.1 Tempat Penelitian ....................................................................................... 15
3.1.2 Waktu Penelitian ......................................................................................... 15
3.2 Bahan Uji ............................................................................................................ 15
3.3 Prinsip Percobaan .............................................................................................. 15
3.4 Bahan dan Alat Penelitian................................................................................. 16
3.4.1 Bahan ........................................................................................................... 16
3.4.2 Media............................................................................................................ 16
3.4.3 Alat ............................................................................................................... 16
3.5 Tahapan Penelitian ............................................................................................ 16
3.6 Prosedur Penelitian ............................................................................................ 16
3.6.1 Penyiapan Bahan Uji .................................................................................. 16
3.6.2 Sterilisasi Alat.............................................................................................. 17
3.6.3 Pembuatan Media ....................................................................................... 17
3.6.4 Uji Pendugaan (Presumptive Test) ............................................................. 18
3.6.5 Uji Penegasan .............................................................................................. 19
3.6.6 Pengecatan Gram ........................................................................................ 19
3.6.7 Uji Resistensi Antibiotik ............................................................................. 19
3.7 Skema Tahapan Penelitian................................................................................ 20
....................................................................................................................................... 20
....................................................................................................................................... 20
....................................................................................................................................... 20
....................................................................................................................................... 20
....................................................................................................................................... 20

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


xii

....................................................................................................................................... 20
....................................................................................................................................... 20
....................................................................................................................................... 20
....................................................................................................................................... 20
BAB IV............................................................................................................................. 21
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................. 21
4.1 Hasil Data Sampel Air Danau ........................................................................... 21
4.2 Hasil Pendugaan Sampel Pada Medium Lactose Broth (LB) ......................... 21
4.3 Hasil Uji E. coli pada Medium Kromogenik ................................................... 23
4.4 Uji Pengecatan Gram ........................................................................................ 27
4.5 Hasil Uji Resistensi Antibiotik Pada Medium MHA ...................................... 28
BAB V.............................................................................................................................. 35
KESIMPULAN & SARAN .................................................................................................. 35
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 35
5.2 Saran ................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 36
LAMPIRAN 1 ................................................................................................................... 40

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai sensitivitas, intermediate, resisten antibiotik…………………......... 14

Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Sampel Uji Pada Medium LB…………. 24

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Sampel Uji Pada Medium Kromogenik..27

Tabel 4.3 Hasil Uji Resistensi E.Coli Terhadap Antibiotik……………………….....30

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hasil pewarnaan Gram Escherichia coli………………………………... 9

Gambar 2.2 Hasil inokulasi Escherichia coli pada media CCA……………………. 10

Gambar 4.1 Pertumbuhan pada medium presumptive (pendugaan)………………... 25

Gambar 4.2 Hasil Uji Medium Chromogenic pada sampel air danau……………….28

Gambar 4.3 Hasil streak koloni tunggal E.coli………………………………………….. 28

Gambar 4.4 Hasil Uji Pengecatan Gram Bakteri…………………………………… 29

Gambar 4.5 Hasil uji resistensi antibiotik…………………………………………... 32

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian………….……………………… 40

Lampiran 2 Surat Persetujuan Penelitian……………………………………….. 41

Lampiran 3 Data 12 Sampel Air Danau………………………………………… 42

Lampiran 4 Hasil Pendugaan Pada Medium Lactose Broth……………………. 43

Lampiran 5 Hasil Uji E.Coli Terbentuk Koloni Pada Medium Kromogenik…... 44

Lampiran 6 Hasil Pemurnian Koloni Tunggal Pada Medium Nutrient Agar…… 45

Lampiran 7 Hasil Uji Pewarnaan Gram Bakteri………………………………... 46

Lampiran 8 Hasil Uji Resistensi Antibiotik Pada Medium MHA………….…... 47

Lampiran 9 Komposisi Medium…………………………….………………….. 48

Lampiran 10 Alat – Alat Penelitian…………………………………….………... 49

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Waterborne disease adalah penyakit yang penularannya melalui air yang


terkontaminasi bakteri patogen yang ditularkan kepada manusia melalui mulut atau
sistem pencernaan. Waterborne disease merupakan salah satu masalah kesehatan
masyarakat yang utama terutama di negara berkembang. Salah satu penyakit dari
waterborne disease yang paling sering adalah diare. Diare merupakan penyakit infeksi
yang disebabkan oleh virus maupun bakteri. Menurut World Health Organization
(WHO) dan The United Nations Children’s Fund (UNICEF) pada tahun 2006 angka
kejadian diare sekitar dua milliar kasus per tahunnya dan sekitar 1,9 juta manusia
meninggal setiap tahunnya dengan rata-rata kasus pada anak-anak dan sebagian besar
terjadi di negara berkembang. Penyakit diare masih menjadi fokus masalah kesehatan
di Indonesia karena angka morbiditas dan mortalitasnya yang masih tinggi. Survei
morbiditas yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan dari tahun 2000-2010 memiliki
kecenderungan insidensi diare yang meningkat. Pada tahun 2000, kejadian penyakit diare
yaitu 301/1000 penduduk, tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, tahun 2006 naik
menjadi 423/1000 penduduk dan pada tahun 2010 menjadi 411/1000 penduduk.
(Kemenkes RI, 2011; Kusuma et al, 2015).
Berdasarkan data dari Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017, prevalensi
kejadian diare pada kelompok umur 20-44 tahun sebesar 26,74%. Salah satu wilayah
dengan angka kesakitan diare tertinggi yaitu Jakarta Selatan dengan jumlah kejadian
diare mencapai 12.945 kasus di tahun 2017 pada kelompok umur 20-44 tahun.
Kecamatan Jagakarsa merupakan lokasi di Jakarta Jagakarsa dengan angka kejadian
diare pada kelompok umur 20-44 selama bulan Januari sampai Juni 2018 dengan
jumlah 219 kasus (Surveilans Dinkes DKI, 2018).

Institut Sains dan Teknologi Nasional


2

Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit diare adalah bakteri Coliform.
Bakteri Coliform merupakan indikator kualitas air dan mikroba yang paling sering
ditemukan di badan air yang telah tercemar. Hal ini dikarenakan sekitar 90% bakteri
Coliform dikeluarkan dari dalam tubuh setiap hari dan bakteri yang paling dominan
ditemukan adalah Escherichia coli, sehingga pencemaran limbah domestik dapat
dideteksi dengan cara menghitung kepadatan Escherichia coli yang terbawa oleh tinja
manusia dan masuk ke dalam perairan danau. Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun
2001 angka cemaran Coliform pada air sebanyak 100/100ml sampel air (Khotimah,
2013; Perpem, 2001).
Bakteri Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobacteriaceae yang
merupakan bakteri enterik. Bakteri enterik ialah bakteri yang bisa bertahan di dalam
saluran pencernaan, mulai dari rongga mulut, esofagus, lambung, usus, rektum, dan
anus. E. coli bisa hidup sebagai bakteri aerob maupun bakteri anaerob. Oleh karena itu,
E. coli dikategorikan sebagai anaerob fakultatif. Escherichia coli apabila dikonsumsi
terus-menerus dalam jangka panjang akan berdampak pada timbulnya penyakit seperti
radang usus, diare, infeksi pada saluran kemih dan saluran empedu. (Deasy,2017;
Kamaliah, 2017; Manning, 2010)
Kasus diare yang disebabkan oleh E.coli ini, membuat kita lebih selektif dalam
memilih antibiotik yang tepat untuk mengobati penyakit diare. Akan tetapi, berbagai
studi menyatakan bahwa 40-60% antibiotik yang digunakan tidak sesuai indikasi.
Intensitas penggunakan antibiotik yang tinggi menimbulkan berbagai permasalahan,
terutama resistensi. Resistensi ini memberikan dampak negatif kepada penderita, antara
lain morbiditas, mortalitas, ekonomi dan sosial. Kuman resistensi antibiotik tersebut
terjadi akibat penggunan antibiotik yang tidak bijak dan penerapan kewaspadaan
standar (standard precaution) yang tidak benar di fasilitas pelayanan kesehatan. (Mulia
S, 2015)

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


3

Resistensi Escherichia coli terhadap berbagai antibiotik telah banyak dilaporkan.


Golongan Enterobacteriaceae telah banyak yang resisten terhadap golongan ß-laktam,
fosfomisin, fenikol dan golongan kuinolon. Ancaman penyakit dari strain bakteri yang
patogen dan resisten terhadap antibiotik telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir
ini. Berdasarkan penelitian yang telah diketahui E. coli telah dikonfirmasi resisten
terhadap amoxycillin (59%), tetracycline (28%) , chloramphenicol (22%), dan
ciprofloxacin (30%) (Mulia S, 2015; Titilawo Y, 2015). Menurut penelitian
(Handayani, 2017) mengenai resistensi antimikroba dan penerapan kebijakan
pengendalian di rumah sakit di Indonesia Escherichia coli memiliki prevalensi rata-
rata resistensi berkisar antara 26 hingga 56%.
Institut Sains dan Teknologi Nasional (ISTN), adalah perguruan tinggi swasta di
Jakarta Selatan, DKI Jakarta, Indonesia, yang berdiri di atas lahan seluas 12 hektar dan
terdiri dari 4 Fakultas. Institut Sains dan Teknologi Nasional Jakarta memiliki danau
dengan luas 10,644 m2. Berdasarkan Rachmawati (2016) jumlah mahasiswa yang
tercatat sedang menempuh pendidikan sarjana dan pascasarjana mencapai 3.762 orang,
tenaga pengajar dosen sebanyak 167 orang. Dari jumlah mahasiswa tersebut
mahasiswa memiliki unit-unit kegiatan seperti dayung dan berenang, kegiatan ini
banyak melakukan aktivitas di danau, padahal kondisi danau tersebut belum diketahui
apakah layak digunakan kegiatan berenang dan tidak menyebabkan manifestasi klinis
penyakit, khususnya yang terkontaminasi Escherichia coli.

Berdasarkan hal tersebut tersebut dalam penelitian ini dilakukan deteksi


Escherichia coli pada air danau ISTN Jakarta serta uji resistensinya terhadap beberapa
antibiotik.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


4

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah air danau di dalam kampus ISTN Jakarta terkontaminasi Escherichia


coli ?
2. Apakah Escherichia coli dari danau ISTN Jakarta resisten terhadap antibiotik
amoksisilin, tetrasiklin, kloramfenikol, siprofloksasin?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mendeteksi Escherichia coli pada danau di dalam kampus ISTN


Jakarta.
2. Untuk mengetahui resistensi Escherichia coli dari air danau ISTN Jakarta
terhadap antibiotik amoksisilin, tetrasiklin, kloramfenikol, dan siprofloksasin.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini dilakukan guna menambah informasi mengenai bahaya Escherichia
coli yang terdapat pada air danau ISTN Jagakarsa, Jakarta Selatan.

BAB 2

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


5

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Danau
Danau didefinisikan sebagai wadah air dan ekosistemnya yang terbentuk secara
alamiah termasuk situ dan wadah air sejenis dengan sebutan istilah lokal. Jika wadah
air yang terbentuk adalah sebagai akibat dibangunnya bendungan dan berbentuk
pelebaran alur atau badan atau palung sungai, maka danau buatan tersebut dinamakan
waduk atau bendungan (Jorgensen., 2013; MenLH, 2009).

Pada dasarnya danau memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi ekologi dan sosial-
ekonomi-budaya. Fungsi ekologi danau adalah pengatur tata air, pengendali banjir,
unsur hara dan bahan pencemar. Fungsi sosial-ekonomi-budaya danau adalah
memenuhi keperluan hidup manusia, antara lain untuk air minum dan kebutuhan
sehari-hari, sarana transportasi, keperluan pertanian, tempat sumber protein, industri,
pembangkit tenaga listrik, estetika, rekreasi, dan industri pariwisata. Selain itu, danau
juga berfungsi untuk mengatur sistem hidrologi yaitu dengan menyeimbangkan aliran
air antara hulu dan hilir sungai, serta memasok air ke kantung–kantung air lain seperti
akuifer (air tanah), sungai dan persawahan. Dengan demikian, danau dapat
mengendalikan dan meredam banjir pada musim hujan, serta menyimpannya sebagai
cadangan pada musim kemarau (KLH, 2011).

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


6

2.2 Pencemaran Danau


Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 tahun 2010 tentang Tata
Laksana Pengendalian Pencemaran Air mendefinisikan pencemaran air sebagai masuk
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam air
oleh kegiatan manusia sehingga melampaui baku mutu air limbah yang telah
ditetapkan. Bahan pencemar dari luar danau dapat masuk melalui dua cara, yaitu
berasal dari sumber tertentu (point source) dan dari sumber tak tentu (nonpoint source
pollutant). Sumber tertentu merujuk pada air limbah industri dan domestik yang
memiliki aliran tetap menuju danau, sedangkan sumber tak tentu merupakan limbah
yang berasal dari aktivitas pertanian, perikanan, pemukiman dan erosi tanah yang
umumnya tidak memiliki jalur langsung menuju danau (MenLH, 2010; Le, 2010;
Zhang, 2010).

Pengendalian pencemaran air adalah upaya pencegahan dan penanggulangan


pencemaran air serta pemulihan kualitas air untuk menjamin kualitas air agar sesuai
dengan baku mutu air. Pencemaran air terjadi jika memasuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia,
sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air tidak dapat
berfungsi sesuai dengan peruntukannya. Pengelolaan kualitas air adalah upaya
pemeliharaan air sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya
agar kualitas air tetap dalam kondisi alamiahnya. Parameter biologi yang untuk kualitas
air sering menggunakan jumlah bakteri Coliform dan fecal Coliform dalam satu liter

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


7

air. Bakteri Coliform merupakan bakteri yang umumnya ditemukan di saluran


pencernaan manusia dan sisa pembuangannya (feses).

Keberadaan bakteri Coliform di dalam air menjadi indikasi adanya bakteri patogen
termasuk virus. Sebaliknya, tidak ditemukannya bakteri Coliform menunjukkan
kecilnya kemungkinan keberadaan bakteri patogen dalam air (US EPA, 2001). Tidak
semua bakteri koliform berasal dari feses, ada beberapa bakteri yang berasal dari tanah
sehingga total Coliform digunakan sebagai indikator untuk air minum, sedangkan
Fecal Coliform merupakan indikator untuk air tawar (PerPem, 2001; Tchobanoglous
et al., 2003).

Total Coliform merupakan bakteri-bakteri Gram negatif berbentuk batang yang


dapat memfermentasi laktosa dengan menghasilkan gas (atau membentuk koloni
selama 24±2 sampai 48±3 jam pada suhu inkubasi di media yang sesuai) pada suhu

35±0,5oC. Total Coliform meliputi bakteri-bakteri dari genus Escherichia, Citrobacter,


Enterobacter dan Klebsiela. Bakteri-bakteri yang dapat memproduksi gas atau koloni

pada suhu inkubasi 44,5±0,2oC selama 24±2 jam masuk dalam golongan Fecal
coliform (Tchobanoglous et al., 2003).

2.3 Bakteri Escherichia coli


2.3.1 Morfologi dan Klasifikasi
Bakteri Escherichia coli adalah bakteri anaerob fakultatif dari famili
Enterobacteriaceae yang umumnya ditemukan pada saluran cerna bagian bawah
hewan berdarah panas dan manusia. Bakteri ini berukuran 0,4-0,7µm x 1,4µm,
bersifat Gram negatif, serta memiliki morfologi berupa basil pendek (kokobasil).
Kebanyakan strain dari Escherichia coli tidak berbahaya, namun sebagian kecil

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


8

dari jenis-jenis Escherichia coli, seperti serotype O157 :H7, bisa menyebabkan diare
berat (Kapoor, 2010; Mody et al., 2015)

Klasifikasi taksonomi Escherichia coli : (Jawetz, 2007)

Kingdom : Procaryotae
Divisi : Gracilicutes
Kelas : Scotobacteria
Bangsa (Ordo) : Eubacteriales

Suku (familia) : Euterobactericea

Marga (Genus) : Escherichia

Jenis (Spesies) : Escherichia coli

Kelompok genus dari Escherichia dikelompokkan ke dalam famili


Enterobacteriaceae, Escherichia coli dan bakteri feses Coliform lain mayoritas
terdapat pada limbah dan air yang terkontaminasi oleh limbah. Karenanya infeksi
sering terjadi saat tertelan makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh air
yang tidak diproses sebelumnya. Air yang ingin digunakan dimaksudkan air yang
telah diproses sebelumnya dengan cara dimasak atau dilakukan penyaringan
sehingga mikroba yang terkandung dalam air tersebut bisa hilang/berkurang sesuai
batas ambang bakteri. Kebersihan personal juga berperan penting dalam
penyebaran infeksi terkait Escherichia coli. Beberapa kasus penyakit infeksi yang
berhubungan dengan infeksi Escherichia coli yang telah diketahui diantaranya;
diare, septikemia, gastroenteritis dan infeksi saluran kemih (Mishra, 2013)

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


9

2.3.2 Biakan dan Sifat Pertumbuhan

Gambar 2.3.2 Hasil pewarnaan Gram Escherichia coli


(Sumber: Prescott, 2002)

Hasil uji biokimia bakteri Escherichia coli akan mengeluarkan hasil positif
pada tes indol, lisin dekarboksilase, asetat dan fermentasi manitol, gula-gula
(glukosa, laktosa, maltosa), serta menghasilkan asam dan gas pada glukosa,
namun bakteri ini tidak menghasilkan pigmen kuning. Bakteri Escherichia coli
juga akan mengeluarkan hasil positif pada tes IMVIC. Pada media selektif
differensial Chloromocult Coliform Agar (CCA) koloni bakteri Escherichia coli

akan menimbulkan warna biru violet, dan pada pewarnaan Gram bakteri ini
akan memberikan gambaran batang pendek berwarna merah (Kapoor. 2010, Mody
et al,. 2015)

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


10

Gambar 2.3.3 Hasil inokulasi Escherichia coli pada media CCA


(Sumber: Udit B, 2018)

2.4 Metode Pengujian Bakteri E.coli pada Air Danau


2.4.1 Pengujian Coliform dengan Metode Presumtif Test

Presumtif test media yang digunakan pada uji ini adalah Lactose Broth (LB). LB
adalah media untuk penanaman bakteri koliform yang berasal dari air. LB merupakan
media pre-enrichment bagi Coliform, dimana umumnya bakteri tersebut jumlahnya sedikit
pada sampel sehingga sulit dideteksi. Uji ini digunakan untuk memperoleh informasi
secara kualitatif yang didasarkan pada prinsip bahwa hanya bakteri sasaran (Coliform dan
E.coli) dan tidak ada substrat yang disediakan untuk bakteri lainnya. Sebuah substrat
digunakan sebagai sumber nutrisi penting untuk bakteri sasaran. Pepton dan beef extract
menyediakan nutrien penting untuk metabolisme bakteri. Laktosa menyediakan
sumber karbohidrat yang dapat difermentasi oleh bakteri Coliform. Koliform
memfermentasi laktosa dan menghasilkan asam dan gas (Acumedia Inc, 2006).

2.4.2Pengujian Escherichia coli dengan Menggunakan Medium Kromogenik


CCA adalah salah satu media chromogenic yang bisa digunakan untuk analisa
bakteri jenis coliform. Media ini mengandung bahan chromogenic yang akan
bereaksi hanya dengan bakteri jenis coliform, sehingga dalam 24 jam yang tumbuh
hanya jenis bakteri tersebut. Prinsip kerja media CCA adalah penggunaan media
pertumbuhan yang cocok karena mengandung pepton, piruvat, sorbitol dan buffer
phospat untuk mendukung pertumbuhan koloni yang cepat, bahkan untuk Coliform
dalam kondisi yang lemah. Menghambat pertumbuhan bakteri gram positif serta
beberapa bakteri gram negatif dengan menggunakan Tergitol 7, yang tidak memiliki
efek negatif pada pertumbuhan bakteri Coliform. Penggunaan Salmon GAL (6-
Cloro-3-Indoxyl-ß-D-galactopyranoside) dan isopropyl-ß-Dthiogalactopyranoside
(IPTG) substrat, yang dapat terurai oleh ß-D-galactoside, menghasilkan warna merah

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


11

muda sampai merah pada koloni Coliformdan substrat x-glucoronide (5-Bromo-4-


chloro-3-indoxyl-ß-D-Glucoronide) untuk mendeteksi adanya enzim ß-D-
Glucoronidase E.coliakan tumbuh dengan warna koloni biru tua sampai dengan ungu
(Lange, et al, 2013).

2.4.3 Pengecatan Gram (Pengecatan Bakteri)


Bakteri mempunyai morfologi, struktur dan sifat-sifat yang khas. Bakteri
merupakan mikroorganisme yang berukuran mikroskopik. Selain mikroskopik,
bakteri juga hampir tidak berwarna atau transparan dan kontras dengan air.
Sehingga melihat dan mengamati bakteri dalam keadaan hidup sangat sulit. Untuk
mengatasi hal tersebut maka dikembangkan suatu teknik pengecatan sel bakteri. Ini
merupakan salah satu cara yang paling utama dalam penelitian-penelitian
mikrobiologi untuk mempermudah proses identifikasi bakteri (Entjang, 2003)

Pengecatan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, Gram positif dan Gram
negative, berdasarkan sifat kimia dan fisika dinding sel. Sebagian bakteri tidak
mempunyai zat warna karena bakteri memiliki sifat tembus cahaya. Bakteri yang
berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram positif, sedangkan bakteri yang
berwarna merah digolongkan ke dalam Gram negatif Perbedaan warna antara
bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif disebabkan oleh adanya perbedaan
struktur pada dinding selnya. Dinding Gram positif mengandung banyak
peptidoglikan, sedangkan dinding bakteri Gram negatif banyak mengandung
lipopolisakarida (Suriawiria, 1999; Waluyo, L. 2007).

2.4.4 Resistensi Antibiotik


Resistensi antibiotik merupakan suatu kejadian dimana antibiotik dalam dosis
terapetik tidak bisa bekerja efektif terhadap bakteri yang berada di dalam tubuh.
Resistensi obat antibiotik banyak dipengaruhi oleh seringnya konsumsi antibiotik oleh
masyarakat dan banyaknya penggunaan antibiotik tidak secara rasional. Secara
keseluruhan, bakteri mengalami resistensi terhadap antibiotik karena obat tidak dapat

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


12

mencapai tempat kerjanya di dalam sel, inaktivasi obat, dan bakteri mengubah tempat
ikatan (FK UI, 2007; Chambers HF, 2001)

2.4.4.1 Amoxicillin
Amoxicillin yang pertama kali ditemukan pada tahun 1972 ini merupakan
termasuk salah satu jenis obat Penisilin yang termasuk golongan antibiotik betalaktam.
Seperti golongan betalaktam lainnya, Amoxicillin bekerja dengan cara berikatan
dengan penicillin-binding protein pada dinding bakteri lalu akan menghambat enzim
transpeptidase yang berikatan silang dengan ikatan-ikatan peptida yang menempel
pada peptidoglikan, yang mengakibatkan terhambatnya sintesis peptidoglikan dinding
sel bakteri yang menjadikan sel rusak (lisis sel) ( Chambers HF,2001; Katzung, B. G).
Diantara obat-obatan golongan penicillin, Amoxicillin termasuk sensitif terhadap
bakteri golongan enterococcus dan juga termasuk salah satu obat yang diserap tinggi
dalam saluran pencernaan setelah administrasi oral. Amoxicillin saat ini menjadi
salah satu antibiotik yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Saat
ini sudah diketahui beberapa mekanisme resistensi terhadap golongan penicillin,
diantaranya adalah: (Sosa, A, et al, 2010)

 Pembentukkan cincin beta-laktamase yang dilakukan karena perubahan genetik


(enzim yang menghidrolisis cincin beta-laktam pada obat golongan penicillin)
banyak terjadi pada bakteri Gram negatif.

 Perubahan struktur penicillin-binding protein sehingga obat tidak bisa bekerja.


 Obat tidak dapat mencapai penicillin-binding protein.

2.4.4.2 Tetrasiklin

Tetrasiklin mempunyai spektrum antibakteri yang luas, efektif terhadap kuman


Gram positif maupun Gram negatif, mencakup spektrum penisilin, streptomisin dan

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


13

kloramfenikol. Selain itu juga dapat menghambat pertumbuhan riketsia, amoeba,


mikroplasma dan klamidia. Tetrasiklin termasuk antibiotik yang terutama bersifat
bakteriostatik. Efek tetrasiklin mempengaruhi tRNA-ribosom terlihat dengan
terhambatnya ikatan aminosial-tRNA pada reseptor penerima pada ribosom.
Tetrasiklin tidak langsung menghambat penyusunan peptida atau tahap translokasi,
tetapi menghambat terminasi rantai peptida pada kodon terminasi. Mekanisme
penembusan tetrasiklin untuk masuk kedalam sel bakteri, kemungkinan sama dengan
cara menghambat sintesis protein ditambah modifikasi struktur guna penghambatan
sintesis protein. Bakteri yang sensitif terhadap tetrasiklin antara lain β-hemolitik
Streptolocci, non hemolytic Streptolocci, Clostridia, Brucella dan Haemophylus,
sedangkan untuk Escherichia coli, pasteurella, Salmonella dan Corynebacterium
bersifat agak atau cukup sensitif terhadap tetrasiklin (Gran, 1983).

2.4.4.3 Kloramfenikol

Kloramfenikol adalah zat kimia yang mula-mula dihasilkan oleh biakan


Streptomyces venezuelae sekarang telah dapat dihasilkan secara sintetik. Kristal
kloramfenikol merupakan senyawa stabil yang dengan cepat diserap oleh dinding
saluran pencernaan dan disebarkan ke jaringan serta cairan tubuh, termasuk susunan
saraf pusat dan cairan cerebropsional; obat ini dapat menembus ke dalam sel
dengan baik, sebagian besar obat ini dinonaktifkan di dalam hati dengan cara
konjugasi dengan asam glukuronat atau direduksi menjadi arilamin yang tidak
aktif. Kloramfenikol merupakan penghambat sintesis protein yang kuat pada
mikroorganisme. Obat ini menghalangi pelekatan asam amino pada rantai peptide
yang baru timbul pada unit 50S pada ribosom, dengan mengganggu daya kerja
peptidil transferase. Kloramfenikol pada dasarnya bersifat bakteriostatik;
spectrum; dosis serta kadarnya dalam darah mirip dengan tetrasiklin. Resistensi
kloramfenikol merupakan akibat dari perusakan obat oleh suatu enzim yang
dikendalikan oleh plasmid (Jawetz et al., 2001).

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


14

2.4.4.4 Ciprofloxacin
Ciprofloxacin merupakan suatu obat dari golongan fluoroquinolon yang
memiliki atom fluor pada sisi 6 dalam struktur molekulnya. Daya obat golongan
fluoroquinolon jauh lebih kuat dan diabsorbsi lebih banyak saluran cerna dibandingkan
golongan kuinolon yang lama. Ciprofloxacin memiliki mekanisme kerja menghambat
enzim DNA gyrase dan Topoisomerase IV yang menyebabkan tidak ada hambatan
pada putaran berlebihan pada rantai double helix DNA sehingga replikasi,transkripsi,
dan rekombinasi DNA bakteri tidak terjadi Ciprofloxacin saat ini masih menjadi obat
yang sangat ampuh pada bakteri Gram negatif seperti Escherichia coli, Proteus sp,
Klebsiella. (FK UI, 2007; Chambers HF, 2001; Katzung, 2004).

2.4.4.5 Nilai Sensitivitas, Intermediate, Resisten Antibiotik

Nilai Amoxicillin Kloramfenikol Tetrasiklin Ciprofloxacin


Sensivitas ≥17 mm ≥18 mm ≥ 15 mm ≥21 mm
Intermediate 15-16 mm 13-17 mm 12-14 mm 16-20 mm
Resisten ≤14 mm ≤12 mm ≤11 mm ≤15 mm

Tabel 2.4.4.5 Nilai sensitivitas, intermediate, resisten antibiotik


(Sumber: CLSI, 2012)

2.5 Uji Antibiotic Susceptibility Test (AST)


Antibiotic Susceptibility Test adalah salah satu uji yang sering digunakan
dalam mikrobiologi klinik. Uji AST memiliki fungsi untuk mengetahui
sensitivitas suatu antimikroba terhadap isolate-isolat bakteri tertentu. Tujuan dari
uji ini adalah untuk mendeteksi kemungkinan resistensi obat antimikroba pada
bakteri-bakteri patogen dan untuk memastikan efektivitas obat terhadap infeksi
tertentu. Pada penelitian ini, penguji memakai metode difusi cakram kertas, yaitu
antibiotik pada cakram kertas tersebut direndam di dalam media padat yang sudah
diolesi bakteri tertentu. Kemudian diinkubasi pada suhu 370C selama 18-24 jam.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


15

Lalu amati zona hambatnya dengan mengukur besarnya diameter daya hambat
yang terbentuk di sekitar cakram kertas antibiotik tersebut. Semakin besar
diameter hambat yang terbentuk, semakin besar pula sensitifitas antibiotiknya
(Jorgensen, 2009; Setiabudy R, 2012).

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


3.1.1 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Farmasi, Fakultas
Farmasi, Institut Sains & Teknologi Nasional, Jagakarsa, Jakarta Selatan

3.1.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2018 sampai dengan Januari
2019

3.2 Bahan Uji


Bahan uji yang digunakan pada penelitian adalah sampel air yang diperoleh dari 2
danau di area kampus ISTN di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan.

3.3 Prinsip Percobaan


Sampel air yang telah didapat dilakukan pengujian dengan metode Presumtif Test
dengan menggunakan media Latose Broth (LB), kemudian uji penegasan menggunakan
media Chromogenic Coliform Agar (CCA) sebagai media selektif differensial guna
mengisolasi bakteri Escherichia coli, setelah itu dilakukan pengecatan Gram untuk
mengkonfirmasi kebenaran bahwa bakteri yang diujikan benar bakteri Gram negatif.
Pengujian terakhir adalah dengan uji resisten antibiotik menggunakan cakram
antibiotik guna mengukur zona hambat yang terbentuk.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


16

3.4 Bahan dan Alat Penelitian


3.4.1 Bahan
Bahan yang digunakan adalah NaCl 0,9%, Alkohol 70%, minyak imersi,
kristal violet (Gram A), iodin (I2) (Gram B), alcohol aseton (Gram C), safranin
(Gram D).

3.4.2 Media
Media yang digunakan adalah Nutrient Agar (NA) (Merck), Lactose Broth
(LB) (Merck), Chromocult Coliform Agar (CCA) (Merck), Mueller Hinton Agar
(MHA) (Oxoid).

3.4.3 Alat
Alat yang digunakan adalah ose jarum, ose bulat, bunsen, spatula, batang L,
batang pengaduk, kaca preparat, cawan petri, swab, tabung Durham, Labu ukur,
gelas ukur, beaker glass, erlenmeyer, tabung reaksi dan rak, mikroskop, timbangan
digital, autoklaf, oven, inkubator, dan Laminar Air Flow (LAF).

3.5 Tahapan Penelitian

1. Penyiapan Bahan Uji


2. Sterilisasi Alat
3. Pembuatan Media
4. Uji Presumtif Test
5. Uji Penegasan
6. Pengecatan Gram
7. Uji Resistensi Antibiotik

3.6 Prosedur Penelitian


3.6.1 Penyiapan Bahan Uji
Sampel air danau diambil pada hari yang sama sebelum dilakukan penelitian
berdasarkan kriteria dengan melihat kondisi lingkungan sekitar, kelembapan udara,

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


17

pH air, dan pengambilan sampel secara acak (random sampling) pada 2 danau di
sekitar kampus ISTN di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan.

2.2.2.1 Sampel 1A : Air danau yang diambil pada bagian pinggir danau ISTN yang
terletak pada tengah-tengah kampus
2.2.2.2 Sampel 1B : Air danau yang diambil pada bagian tengah danau ISTN yang
terletak pada tengah-tengah kampus
2.2.2.3 Sampel 2A : Air danau yang diambil pada bagian pinggir danau ISTN yang
terletak pada bagian belakang kampus
2.2.2.4 Sampel 2B : Air danau yang diambil pada bagian tengah danau ISTN yang
terletak pada bagian belakang kampus

Masing-masing sampel diambil sebanyak 3 tabung, sehingga sampel yang


diambil yaitu sebanyak 12 sampel yang terdiri atas 6 sampel dari 1 danau,
kemudian sampel dimasukkan dalam wadah steril untuk mempermudah
pengerjaannya.

3.6.2 Sterilisasi Alat


Alat-alat yang akan digunakan terlebih dahulu dicuci bersih dan dikeringkan.
Alat yang terbuat dari gelas dibungkus dengan kertas dan disterilkan di dalam
autoklaf pada 121⁰C selama 15 menit, sedangkan alat yang terbuat dari besi
disterilisasi dengan memijarkannya pada nyala api bunsen. Pengerjaan aseptis
dilakukan di dalam Laminar Air Flow (LAF), dibersihkan dengan alkohol 70%
(BPOM RI, 2008)

3.6.3 Pembuatan Media


a. Pembuatan Media Lactose Broth (LB)
Media LB dibuat sesuai petunjuk pada kemasan yaitu dengan melarutkan
13g bubuk LB pada aquadest 1000ml, kemudian dilarutkan hingga
homogen. Media dituang ke tabung reaksi berisi tabung Durham dan
disterilkan dalam autoklaf pada suhu 121⁰C selama 15 menit.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


18

b. Pembuatan Media Chromocult Coliform Agar (CCA)


Media CCA dibuat sesuai petunjuk pada kemasan yaitu dengan
melarutkan 30,92g bubuk CCA pada aquadest 1000ml, kemudian
dipanaskan dengan api sedang dan diaduk hingga homogen. Kemudian
didinginkan sampai suhu 40-50⁰C, dituang kedalam cawan petri steril.

c. Pembuatan Media Nutrient Agar (NA)


Media NA dibuat sesuai petunjuk pada kemasan yaitu dengan
melarutkan 20g bubuk NA pada aquadest 1000ml, kemudian dipanaskan
sampai mendidih dan diaduk hingga homogen. Media disterilkan dalam
autoklaf pada suhu 121⁰C selama 15 menit.
d. Pembuatan Media Mueller Hinton Agar (MHA)
Media MHA dibuat sesuai petunjuk pada kemasan yaitu dengan
melarutkan 38g bubuk MHA pada aquadest 1000ml, kemudian dipanaskan
sampai mendidih dan diaduk hingga homogen. Media disterilkan dalam
autoklaf pada suhu 121⁰C selama 15 menit, kemudian media didinginkan
sampai suhu hangat-hangat kuku (45°C-50°C). Lalu dituang ke dalam cawan
petri steril dan disimpan pada suhu 2-8ºC.
3.6.4 Uji Pendugaan (Presumptive Test)
Sampel sebanyak 1ml disiapkan kemudian dimasukkan ke dalam tabung
reaksi, masing-masing tabung reaksi telah diberi tabung Durham dan diisi dengan
5 ml media Lactose Broth (LB), kemudian diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 24
jam. Diamati timbulnya kekeruhan atau terbentuk gas pada tabung Durham. Hasil
uji dinyatakan positif apabila timbul kekeruhan atau terbentuk gas pada tabung
Durham. (Mairizki F, 2017)

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


19

3.6.5 Uji Penegasan


Hasil yang positif dari uji pendugaan, diambil sebanyak satu ose dan
digoreskan ke permukaan media Chromocult Coliform Agar (CCA) sebagai media
selektif differensial, kemudian diinkubasi pada suhu 37⁰C selama 24 jam. Hasil uji
dinyatakan positif e.coli apabila terbentuk koloni berwarna biru. Hasil pada
medium CCA kemudian dimurnikan, untuk mendapatkan koloni tunggal pada
medium NA, jika belum mendapatkan koloni tunggal dilakukan pemurnian ulang.

3.6.6 Pengecatan Gram


Hasil koloni tunggal E.coli yang telah diinokulasi pada medium NA selama
18-24 jam, kemudian dilakukan pengecatan Gram bakteri dengan menggunakan zat
warna Kristal violet (Gram A), iodin (I2) (Gram B), alcohol aseton (Gram C),
safranin (Gram D) dan kemudian diamati pada mikroskop. Bakteri gram negative
ditandai dengan warna merah.

3.6.7 Uji Resistensi Antibiotik


Hasil uji positif Escherichia coli sebanyak satu ose diambil, kemudian
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi NaCl 0,9% lalu divortex untuk
dihomogenisasikan. Suspensi bakteri kemudian disamakan kejernihannya dengan
standar kekeruhan larutan McFarland 3 yang menunjukkan konsentrasi bakteri 900
CFU (x106 /ml). Setelah jernih, diambil koloni dalam tabung reaksi berisi NaCl
0,9% tersebut dengan swab, kemudian dioleskan swab tersebut ke dalam media
padat MHA. Selanjutnya direndam antibiotik (Amoxicillin, Tetrasiklin,
Kloramfenikol, Ciprofloxacin) yang berbentuk cakram kertas tersebut ke dalam
media MHA, diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 370C, diukur diameter daya
hambat yang terbentuk di sekitar cakram kertas antibiotik tersebut (Irianto, K.
2007; Whitman, et al 2010).

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


20

3.7 Skema Tahapan Penelitian

Sampel air danau Inkubasi 24 jam pada Hasil (-)


diinokulasikan 1 ml suhu 37⁰C
kedalam medium LB
Air Danau ISTN Jakarta
Hasil (+)

arta Uji Penegasan pada


Media CCA

Pengecatan Gram Hasil (+) Hasil (-)

Uji Biokimia

Uji SIM Uji TSIA Uji Sitrat

Uji AST (Antibiotic


Susceptibility Test)

Diameter Zona
Hambat Antibiotik

Sensitif Resisten Institut Sains Dan Teknologi Nasional


21

Gambar 3.7 Skema Tahapan Penelitian

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Data Sampel Air Danau


Penelitian yang ditunjukkan untuk melihat cemaran E.coli pada air danau di
wilayah kampus istn Jagakarsa, Jakarta Selatan terhadap 12 sampel air dengan
menggunaan medium kromogenik selektif differensial. Data ke 12 sample makanan
dapat dilihat pada lampiran 2.

4.2 Hasil Pendugaan Sampel Pada Medium Lactose Broth (LB)


Kondisi lingkungan sekitar yang melibatkan cuaca panas, dingin, kelembaban yang tak
menentu dan perubahan pH dapat mengakibatkan kerusakan sel pada bakteri. Hal ini
menyebabkan dilakukannya pengayaan / pendugaan bakteri pada medium Lactose Broth (LB).
Medium LB merupakan medium cair yang kaya nutrisi untuk memulihkan sel bakteri yang
terluka. Komposisi yang terdapat dalam medium LB yang berfungsi sebagai sumber karbon
dan nitrogen. Pepton dan ekstrak beef menyediakan nutrient esensial untuk memetabolisme
bakteri. Laktosa menyediakan sumber karbohidrat yang dapat difermentasi untuk organisme
coliform. Pertumbuhan dengan pembentukan gas merupakan presumptive test untuk coliform.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


22

Pengamatan pada medium pendugaan mununjukkan semua sampel menjadi keruh


yang menandakan adanya pertumbuhan. Contoh sampel yang menunjukkan
pertumbuhan pada medium LB dapat dilihat pada gambar 4.2 dan pengamatan
pertumbuhan dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Sampel Uji Pada Medium LB


Tinggi
Pertumbuhan Gelembung
Kode
Jenis Sampel pada Medium Gas Pada Keterangan
Sampel
LB Tabung
Durham

Air danau bagian pinggir (+)


1A (1-P) 2,01 cm Mengalami kekeruhan
(danau depan)

1A (2-P) Air danau bagian pinggir (+) 2,14 cm Mengalami kekeruhan


(danau depan)
1A (3-P)
Air danau bagian pinggir (+) 2,11 cm Mengalami kekeruhan
(danau depan)
1B (1-T) Air danau bagian tengah (+) 3,114 cm Mengalami kekeruhan
(danau depan)
1B (2-T) Air danau bagian tengah (+) 1,56 cm Mengalami kekeruhan
(danau depan)
1B (3-T) Air danau bagian tengah (+) 2,61 cm Mengalami kekeruhan
(danau depan)
2A (1-P) Air danau bagian pinggir (+) 1,82 cm Mengalami kekeruhan
(danau belakang)
2A (2-P) Air danau bagian pinggir (+) 2.09 cm Mengalami kekeruhan
(danau belakang)
2A (3-P) Air danau bagian pinggir (+) 1,98 cm Mengalami kekeruhan
(danau belakang)
2B (1-T) Air danau bagian tengah (+) 1,62 cm Mengalami kekeruhan
(danau belakang)

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


23

2B (2-T) Air danau bagian tengah (+) 2,964 cm Mengalami kekeruhan


(danau belakang)
2B (3-T) Air danau bagian tengah (+) 2,53 cm Mengalami kekeruhan
(danau belakang)
Keterangan : tinggi tabung Durham 3,5 cm

A. Sebelum Inkubasi B. Sesudah Inkubasi

Gambar 4. 2 Pertumbuhan pada medium presumptive (pendugaan)

Berdasarkan gambar 4.2 terlihat pada sisi kiri merupakan gambar saat sampel baru
ditanamkan sehingga belum terjadi reaksi apapun, sedangkan pada gambar di sisi
kanan sudah dilakukan penanaman pada suhu 37⁰C selama 24 jam sehingga medium
mengalami perubahan dari bening menjadi putih keruh yang mengindikasikan adanya
pertambahan massa sel bakteri akibat adanya pertumbuhan bakteri.

4.3 Hasil Uji E. coli pada Medium Kromogenik


Hasil pada medium uji yang menunjukkan terbentuknya koloni bakteri berwarna
biru violet menandakan positif E.coli sedangkan yang menunjukkan koloni bakteri
berwarna merah salmon menandakan positif Coliform. Medium CCA dapat
menumbuhkan kelompok bakteri yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae
dengan baik. Medium CCA mengandung Salmon-GAL dan XGlucuronide. Kelompok

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


24

bakteri dari famili Enterobacteriaceae dapat dibedakan berdasarkan kenampakan


koloni yang tumbuh. Bakteri yang memiliki gen pengkode sintesis enzim β-
galaktosidase dapat menggunakan substrat SalmonGAL untuk tumbuh dan
berkembang membentuk koloni. Kelompok bakteri tersebut adalah genus Enterobacter
sp, Citrobacter sp dan Klebsiella sp. Bakteri dari kelompok positif β-galaktosidase
memberikan kenampakan yang berbeda dari genus lainnya yaitu pertumbuhan
koloninya merah salmon. Sedangkan genus yang tidak mampu menggunakan subtrat
Salmon-Gal tetapi mampu mengekspresikan β-glukoronidase dapat menggunakan
substrat XGlucuronide akan memberikan kenampakan koloni biru terang. Untuk
kelompok yang positip β-galaktosidase dan β-glukoronidase akan memberikan
kenampakan koloni biru violet, yaitu Escherichia coli (Zega M, 2018).

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode streak (gores) menggunakan


medium Chromogenic pada 12 sampel air danau yang telah menunjukkan pertumbuhan
koloni bakteri dapat dilihat pada tabel 4.3. Sampel yang menunjukan terbentuknya
koloni bakteri berwarna biru violet pada medium Chromogenic mengindikasikan
sampel tersebut mengandung positif E.coli, sedangkan terbentuknya koloni bakteri
berwarna merah salmon menunjukkan hasil positif Coliform dan koloni yang terbentuk
merah salmon dan biru violet mengindikasikan sampel mengandung coliform dan
E.coli. Contoh gambar hasil negatif dan positif terdapat pada gambar 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Sampel Uji Pada Medium Chromogenic

Pembentukan Koloni
Kode
Keterangan
Sampel Biru Violet Merah
(E.coli) (Coliform)

1A (1-P) (+) (+) (+) E. coli dan Coliform

1A (2-P) (+) (+) (+) E. coli dan Coliform

1A (3-P) (+) (-) (+) E.coli

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


25

1B (1-T) (-) (+) (+) Coliform

1B (2-T) (-) (+) (+) Coliform

1B (3-T) (-) (+) (+) Coliform

2A (1-P) (+) (+) (+) E. coli dan Coliform

2A (2-P) (-) (+) (+) Coliform

2A (3-P) (+) (+) (+) E. coli dan Coliform

2B (1-T) (+) (+) (+) E. coli dan Coliform

2B (2-T) (+) (+) (+) E. coli dan Coliform

2B (3-T) (+) (+) (+) E. coli dan Coliform

Keterangan:
(+) : Sampel menunjukkan perubahan warna koloni pada medium
(-) : Sampel tidak menunjukkan perubahan warna koloni pada medium

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


26

(A)

(B) (C)

Gambar 4.3.1 Hasil Uji Medium Chromogenic pada sampel air danau
Gambar A. Sampel menunjukkan hasil positif Coliform
Gambar B. Sampel menunjukkan hasil positif E.coli
Gambar C. Sampel menunjukkan hasil positif E.coli dan Coliform

Untuk memastikan keberadaan E.coli dalam sampel perlu dilakukan streak berulang
agar diperoleh biakan murni yang berasal dari koloni tunggal yang berwarna biru violet
untuk E.coli. Contoh streak koloni tunggal dapat terlihat pada Gambar 4.3.2

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


27

Gambar 4.3.2 Hasil streak koloni tunggal E.coli

4.4 Uji Pengecatan Gram


Pengenalan bentuk mikroba (morfologi), harus dilakukan Pengecatan terlebih
dahulu agar dapat diamati dengan jelas. Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya,
hal ini disebabkan karena banyak bakteri yang tidak mempunyai zat warna. Tujuan dari
pengecatan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, dan melihat
reaksi sel terhadap pewarna yang diberikan sehingga sifat fisik atau kimia sel dapat
diketahui (Hadiutomo, 1990; Pratiwi S, 2008)

Pengecatan Gram memberikan hasil yang baik, bila menggunakan biakan yang
berumur 24-48 jam. Biakan yang melewati umur 24-48 jam akan banyak dinding sel
yang mengalami kerusakan. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna
dapat keluar sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Ini berari bahwa bakteri Gram
positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat mempertahankan Kristal violet
sehingga terlihat sebagai bakteri Gram negatif (Waluyo L, 2007).

Pengecatan Gram pada bakteri dilakukan untuk mengkonfirmasi kebenaran bahwa


bakteri yang diujikan benar bakteri E.coli. hasil pengamatan dibawah mikroskop
menunjukkan bentuk dari bakteri yang menyerupai batang dan berwarna merah yang
menunjukkan bahwa benar bakteri tersebut merupakan bakteri kelompok dari Coliform
yang termasuk dalam kelompok bakteri Gram negatif.

Teknik pengecatan gram haruslah sesuai prosedur karena dapat mengakibatkan


kesalahan identifikasi data Gram positif atau Gram negatif. Berikut adalah gambar
hasil pengecatan Gram bakteri dapat dilihat pada gambar 4.4

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


28

Gambar 4.4 Hasil Uji Pengecatan Gram Bakteri


4.5 Hasil Uji Resistensi Antibiotik Pada Medium MHA
Hasil uji resisten antibiotik terhadap bakteri E.coli terhadap antibiotika yang
dicobakan menunjukkan adanya hambatan pertumbuhan bakteri oleh antibiotika,
karena disekitar disk antibiotika terlihat zona jernih. Pada penelitian ini, antibiotika
yang digunakan adalah amoksisilin 25 μcg, kloramfenikol 30 μcg, tetrasiklin 25 μcg,
dan ciprofloxacin 5 μcg yang dilakukan dengan cara menanamkan ke-empat disk
antibiotika diatas kedalam media Mueller Hinton (MH) yang sebelumnya sudah
ditanami bakteri E.coli. Bila bakteri E.coli sudah resisten tidak terlihat lingkaran
bening disekitar disk antibiotika, atau zona jernih di sekitar disk memiliki diameter di
bawah nilai ambang yang disyaratkan berdasarkan zona diameter standar pada Table
4.6

Tabel 4.6 Hasil Uji Resistensi E.Coli Terhadap Antibiotik

Diameter zona hambat antibiotik (mm)


No. Sampel
Amoxicillin Tetrasiklin Kloramfenikol Ciprofloxacin

1 1A (Pinggir) 12,86 mm (R) 22,30 mm (S) 22,40 mm (S) 29,16 mm (S)


2 1B (Tengah) 8,30 mm (R) 21,16 mm (S) 23,26 mm (S) 25,31 mm (S)
3 2A (Pinggir) 10,2 mm (R) 13,5 mm (I) 14,10 mm (I) 24,10 mm (S)
4 2B (Tengah) 9,20 mm (R) 20,20 mm (S) 27,5 mm (S) 26,8 mm (S)
Total 100 % (R) 75% (R) 75% (R) 100% (S)
25% (I) 25% (I)

Keterangan :
 S = Sensitif
 I = Intermediet

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


29

 R = Resisten
 Nilai Intermediet :
Amoxicillin : 15-16 mm
Tetrasiklin : 12-14 mm
Kloramfenikol : 13-17 mm
Ciprofloxacin : 16-20 mm

Data yang didapat dalam uji resistensi E.coli pada sampel air danau terhadap
antibiotik Amoxicillin, Tetrasiklin, Kloramfenikol dan Ciprofloksasin disajikan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:

35

30
Diameter daya hambat (mm)

25

20

15

10

0
1A (Pinggir) 1B (Tengah) 2A (Pinggir) 2B (Tengah)
Sampel air danau

Amoxicillin Tetrasiklin Kloramfenikol Ciprofloxacin

Grafik 4.2 Hasil uji resistensi antibiotik Amoxicillin, Tetrasiklin, Kloramfenikol


dan Ciprofloksasin terhadap bakteri Escherichia coli

Dari data tabel dan grafik tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa bakteri
Escherichia coli resisten 100% terhadap amoxicillin sedangkan terhadap
ciprofloksasin sensitif 100%. Penentuan resisten dan sensitif berdasarkan grafik
Kirby Bauer dalam menghitung daya hambat yang terbentuk pada media MHA.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


30

Resisten dikatakan ketika zona yang terbentuk di bawah range intermediet dan
sensitif dikatakan ketika zona yang terbentuk di atas range intermediet.

Grafik dan tabel memberikan data bahwa zona hambat terluas dari antibiotik
ciprofloksasin adalah 29,16 mm yang terdapat pada sampel 1A (pinggir)
sedangkan zona hambat terluas yang terbentuk dari antibiotik kloramfenikol adalah
27,5 mm pada sampel 2B (tengah) dan zona hambat terluas pada antibiotik
tetrasiklin adalah 22,30 mm pada sampel 1A (pinggir), serta zona hambat terluas
pada antibiotik Amoxicillin adalah 12,86 mm pada sampel 1A (pinggir).

Sampel 1A (pinggir) Sampel 1B (tengah)

Gambar 4.5 Hasil uji resistensi antibiotik

Hasil uji bakteri terhadap amoxicillin yang bersifat resisten menyebabkan


antibiotik ini dapat dipastikan tidak dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Escherichia coli. Menurut Sosa (2010), hal tersebut dapat terjadi karena perubahan
struktur penicillin-binding protein sehingga obat tidak bisa bekerja, permeabilitas
selular bakteri yang berubah, atau karena pembentukkan cincin beta-laktamase

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


31

yang dilakukan karena perubahan genetik.

Tetrasiklin dan kloramfenikol termasuk antibiotik yang sering digunakan oleh


masyarakat. Terjadinya resistensi pada kloramfenikol dan tetrasiklin ini karena
terjadinya pemindahan plasmid dari bakteri resisten kepada bakteri sensitif, dan hal
ini dapat juga terjadi bila bakteri yang semula sensitif terkena paparan obat.
Tetrasiklin merupakan antibiotika yang paling banyak tersedia pada unit-unit
pelayanan kesehatan terutama Puskesmas untuk pengobatan pasien sehingga
banyak dipakai. Selain itu antibiotika ini digunakan juga untuk makanan hewan
ternak yang hanya dilakukan oleh petani dan kurang diawasi oleh tenaga ahli. Hal
ini merupakan salah satu bentuk penyalah gunaan antibiotika yang dapat
menyebabkan terpaparnya bakteri patogen oleh antibiotika yang kemudian menjadi
resisten (Refdanita dkk, 2004).

Pada penelitian ini Escherichia coli (100%) masih sensitif terhadap


ciprofloxacin. Menurut Jacoby (2005), ciprofloxacin masih dapat membunuh
bakteri karena antibiotik ini memiliki 2 target dalam sel bakteri, yaitu DNA gyrase
dan topoisomerase IV. Jika terdapat salah satu enzim bermutasi dan menyebabkan
tidak terjangkaunya enzim tersebut, obat ini masih dapat menyerang enzim lain.
Maka dari itu obat ciprofloxacin tidak terlalu terpengaruh adanya single mutation
serta masih mampu membunuh bakteri. Tetapi penggunaan obat ciprofloxacin
harus tetap rasional agar mencegah terjadinya resistensi terhadap kedua enzim
dalam bakteri yang dapat menyebabkan tidak bekerjanya obat tersebut (Jacoby,
2005).

4.7 Gambaran Umum Kualitas Kebersihan Air


Hasil penelitian menunjukkan sampel air danau terdeteksi mengandung
cemaran E.coli. Menurut Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001 angka
cemaran E.coli pada air sebanyak 100/100ml sampel air (Perpem, 2001).

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


32

Sampel yang ditemukan mengandung E.coli diduga akibat adanya pembuangan


tinja, pembuangan sampah serta kurangnya sanitasi dan hygiene disekitar wilayah
danau dan lingkungan kampus. Semakin tinggi tingkat kontaminasi bakteri E.coli,
semakin tinggi pula resiko kehadiran bakteri pathogen lain yang biasa hidup
didalam kotoran manusia dan hewan. beberapa contoh bakteri yang kemungkinan
terdapat dalam air terkontaminasi kotoran manusia dan hewan berdarah panas ialah
bakteri dari Famili Coliform lain seperti Klebsiela, Enterobacter, Citrobacter.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


33

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


34

Penyakit akibat infeksi bakteri perlu dilakukan upaya pencegahan. Pencegahan


utama harus dimulai dari menjaga kebersihan diri sendiri sebelum beraktifitas,
menerapkan pola hidup sehat, serta membiasakan menggunakan air yang bersih
untuk penggunaan mandi. Penerapan sanitasi dan hygiene yang baik juga
diperlukan sebagai salah satu pencegahan terjadinya kontaminasi.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


35

BAB V

KESIMPULAN & SARAN

5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian pada 12 sampel air danau menggunakan medium kromogenik
selektif differensial menunjukkan bahwa dari 12 sampel, sebanyak 8 sampel positif
E.coli dan 4 sampel positif Coliform. Kemudian pada hasil penelitian pada medium
MHA menunjukkan semua sampel resisten dengan amoxicillin. Dapat disimpulkan
hasil penelitian menunjukkan higienitas dan sanitasi air danau istn Jagakarsa,
Jakarta Selatan memiliki higienitas dan sanitasi yang rendah.

5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan medium fluorogenik dan
kromogenik lainnya untuk mengetahui ketepatan pengujian menggunakan
medium lain.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak dan
jenis sampel berbeda untuk memastikan higienitas dan sanitasi air danau

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


36

DAFTAR PUSTAKA

Acumedia Inc. (2006). Media Lactose Broth. Washington DC. Author


BPOM RI, (2008). Pengujian Mikrobiologi Pangan. InfoPOM, 9(2), pp.1-12, ISSN
1829-9334.

Chambers HF. (2001).Antimicrobial agents. Dalam : Hardman JG, dkk. Goodman and
Gilman’s The Pharmacological Basis of Theurapeutics. 10th ed. New York: McGraw
Hills.
Clinical Laboratory Standards Institute. (2012). Performance Standards for
Antimicrobial Disk Susceptibility Tests.22th ed.CLSI 2012 document M100- S22
Vol.32 No.3.USA:Clinical Laboratory Standards Institute, Wayne,PA.
FK UI. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi FK UI.
Gran, H. F. S. (1983). Antimikrobial Dalam Sulistis Gan dan Terapi. Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia. Jakarta.

Hadiutomo. (1990). Mikrobiologi Dasar Jilid I. Erlangga: Jakarta

Handayani.S.R, Siahaan.S, Max, J. H. (2017). Resistensi Antimikroba dan Penerapan


Kebijakan Pengendalian di Rumah Sakit di Indonesia. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pelayanan Kesehatan. 1, 131-136.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


37

Himedia labs. (2017). Triple Sugar Iron Agar (TSIA).October 17, 2018.
http://himedialabs.com/TD/M021.pdf

Himedia labs. (2018). Mueller Hinton Agar (MHA). October 17, 2018.
http://himedialabs.com/TD/M173.pdf
Irda.S, Imam.M, Irsyad M.N. (2016). Isolasi Bakteri Microbial Fuel Cell Pada Limbah
Cair Tahu Sebagai Sumber Energi Listrik Untuk Pengayaan Modul Mikrobiologi
Dasar. Jurnal Biogenesis. 13, 109 – 114.
Irianto, K. (2007). Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. Bandung:
CV. Yarma Widya.
Jacoby, George A. (2005). Mechanism of Resistance to Quinolones. Oxford Journals:
Clinical Infectious Diseases. Vol 41. Massachusetts: Oxford Journals. [cited 28
Januari 2019]. Available from: http://cid.oxfordjournals.org/
Jawetz, Melnick dan Adelberg. (2007). Mikrobiologi Kedokteran. Ed.23 Jakarta;
EGC.. hlm 92-95 dan 251-260
Jorgensen, S. E., Tundisi, J. G. and Tundisi, T. M. (2013) Handbook of Inland Aquatic
Ecosystem Management. Boca Raton: CRC Press.
Jorgensen, James H.; Ferraro, Mary Jane. (2009). Antimicrobial Susceptibility Testing:
A Review of General Principles and Contemporary Practices.
Kapoor, Kiran. (2010). Illustrated Dictionary of Microbiology. Oxford.
Katzung, B. G., (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Jakarta: Salemba
Medika.
Kemenkes RI. (2011). Situasi Diare di Indonesia. Dalam: Buletin Data dan Informasi
Kesehatan. Jakarta. Depkes RI: hlm 1-9.
Khotimah S. (2013). Kepadatan bakteri coliform di sungai kapuas kota pontianak.
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. 339-340.
KLH (2011) Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Danau Rawapening.
Kementerian Lingkungan Hidup.
Kusuma, E. A., Rasyid, R., dan Endrinaldi. (2015). Identifikasi Bakteri
Coliform pada Air Kobokan di Rumah Makan Kelurahan Andalas Kecamatan
Padang Timur. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(3) : 845-849.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


38

Lange, et al. (2013). Performance validation of chromogenic agar for the enumeration
of Escherichia coli and Coliform bacteria. Journal of Microbiology. 57 : 547-553.
Le, C. et al. (2010). Eutrophication of lake waters in China: Cost, causes, and control,
Environmental Management, 45(4), pp. 662–668. doi: 10.1007/s00267-010-9440-3.
Leboffe, Michael J. (2011). A Photographic Atlas For The Microbiology Laboratory,
4th Edition. San diego : San diego College.
MenLH (2009) Daya Tampung Beban Pencemar Air Danau dan/atau Waduk.
Indonesia.
MenLH. (2010). Tata Laksana Pengendalian Pencemar Air. Indonesia.
Mishra Saroj K., Agrawal Dipti. (2013). A Concise Manual of Pathogenic
Microbiology. Hoboken, New Jersey: Wiley-Blackwell, page 71-75
PerPem, RI (2001). Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
No.82 Jakarta

Mairizki, Fitri. (2017). Analisis Kualitas Air Minum Isi Ulang di Sekitar Kampus
Universitas Islam Riau. Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jurnal
Katalisator, 2(1): 9-19
Mishra Saroj K., Agrawal Dipti. (2013). A Concise Manual of Pathogenic
Microbiology. Hoboken, New Jersey: Wiley-Blackwell, page 71-75

Mulia S. (2015).Uji Bakteriologis Dan Resistensi Antibiotik Terhadap Bakteri


Escherichia Coli Dan Shigella Sp Pada Makanan Gado-Gado Di Kantin Uin Syarif
Hidayatullah Jakarta. Program Studi Pendidikan Dokter: Fakultas Kedokteran Dan
Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri. Jakarta.

Mody, Rajal dan Ciara E. O'Reilly. (2018). "Escherichia coli". Available from:
https://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2018/infectious-diseases-related-to-
travel/escherichia-coli-diarrheagenic
Pratiwi, S. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Jakarta
Refdanita, Maksum R, Nurgani, Endang. (2004). Pola kepekaan kuman terhadap
antibiotika di ruang rawat intensif rumah sakit fatmawati jakarta tahun 2001 – 2002.
Makara kesehatan, Vol. 8, No. 2, Desember : 41-48. Jakarta.

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


39

SNI. (2008). Metode Pengujian Cemaran Mikroba Dalam Daging, Telur, Susu, Serta
Hasil Olahannya. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. No. 2897

Sosa, A. de J., Byarugaba, D.K., Amabile, C., Hsueh, P.-R., Kariuki, S., Okeke, I.N.
(2010). Antimicrobial Resistance in Developing Countries. Springer.
Surveilans Dinkes DKI. (2018). Surveilans Dinas Kesehatan DKI Jakarta. November
7, 2018. http://surveilans-dinkesdki.net/
Suriawiria, U. (1999). Mikrobiologi. Universitas Terbuka. Jakarta
Tchobanoglous, G., Burton, F. L. and Stensel, H. D. (2003) Wastewater Engineering:
Treatment and Reuse. 4th edn. McGraw Hill Companies.

Titilawo Y, Larry O, and Anthony O. (2015). Antimicrobial Resistance Determinants


Of Escherichia Coli Isolates Recovered From Some Rivers In Osun State, South-
Western Nigeria: Implications For Public Health. Journal of Biochemistry and
Microbiology. 523, 82–94.

Udit. B. (2018). Coliform agar. Merck. Darmstadt. Germany.

http://www.merckmillipore.com

Waluyo, L. (2007). Mikrobiologi Umum. Malang. UMM Press

Whitman, K. A. and MacNair, N. G., (2010), Finfish and Shellfish Bacteriology


Manual: Techniques and Procedures, Lowa: Lowa Press.

WHO. (2005). Penyakit Bawaan Makanan: Fokus Pendidikan Kesehatan. Alih


bahasa: dr. Andry Hartono, Sp.GK. EGC : Jakarta.

WHO. (2005). Foodborne Disease Surveillance. Oktober 18, (2018). United States of
America.
http://www.who.int/foodbornedisease/en/
WHO. (2005). Escherichia coli. Oktober 18, (2018). United States of America.
http://www.who.int/mediacevre/factsheets/fs125/en

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


40

Zega M. F, Hasrudin. (2018). Uji coliform dan escherichia coli pada depot air minum
isi ulang di kecamatan medan deli. Jurnal Biosains. 4.1-15.
Zhang, K. et al. (2013) ‘Pollution from livestock and crop waste’, in Guidelines to
control water pollution from agriculture in China. Rome: Food and Agriculture
Organization of UN, p. 71.

LAMPIRAN 1

Surat Permohonan Izin Penelitian

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


41

LAMPIRAN 2
Data 12 Sampel Air Danau

Kode Sampel Lokasi Tanggal


1A (1-P) Danau Depan Dekat Rektorat 18 Desember 2018

1A (2-P) Danau Depan Dekat Rektorat 18 Desember 2018

1A (3-P) Danau Depan Dekat Rektorat 18 Desember 2018


1B (1-T) Danau Depan Dekat Rektorat 18 Desember 2018

1B (2-T) Danau Depan Dekat Rektorat 18 Desember 2018

1B (3-T) Danau Depan Dekat Rektorat 18 Desember 2018


2A (1-P) Danau Belakang Dekat Bilal 18 Desember 2018

2A (2-P) Danau Belakang Dekat Bilal 18 Desember 2018

2A (3-P) Danau Belakang Dekat Bilal 18 Desember 2018


2B (1-T) Danau Belakang Dekat Bilal 18 Desember 2018

2B (2-T) Danau Belakang Dekat Bilal 18 Desember 2018

2B (2-T) Danau Belakang Dekat Bilal 18 Desember 2018

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


42

LAMPIRAN 3
Hasil Pendugaan Pada Medium Lactose Broth

(A)

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


43

(B)

Keterangan :
Gambar A : Sebelum sampel diinkubasi selama 24 jam
Gambar B : Setelah sampel diinkubasi selama 24 jam terjadi kekeruhan
LAMPIRAN 4
Hasil Uji E. Coli Terbentuk Koloni Pada Medium Chromogenic

(A)

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


44

(B) (C)

Keterangan :
Gambar diatas menunjukan telah terbentuk koloni bakteri yang mengindikasikan
adanya koliform dan e coli pada sampel

(A) Hasil deteksi E. coli pada sampel air danau


(B) Hasil positif E. coli (biru violet) dan Hasil Positif Koliform Coliform (pink)
(C) Purifikasi E coli pada medium CCA guna mendapatkan koloni tunggal

LAMPIRAN 5
Hasil Pemurnian Koloni Tunggal Pada Medium Nutrient Agar (NA)

Keterangan :

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


45

Gambar diatas menunjukan koloni tunggal biru violet yang telah distreak pada Nutrient
Agar (NA)

LAMPIRAN 6
Hasil Uji Pewarnaan Gram Bakteri

(A) (B)

Keterangan:
Gambar A : Hasil pewarnaan gram E. coli sampel
Gambar B: Hasil Pewarnaan gram kontrol positif E. coli

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


46

LAMPIRAN 7
Hasil Uji Resistensi Antibiotik Pada Medium MHA

(A) (B)

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


47

(C) (D)

Keterangan:

Gambar A,B,C,D merupakan hasil uji resistensi antibiotik terhadap E.coli pada
medium Mueller Hinton Agar (MHA)

LAMPIRAN 8

Komposisi Medium

A. Komposisi Lactose Broth

Komposisi gram/liter
Peptic digest of animal tissue 5,0
Beef extract 3,0
Lactose 5,0

B. Komposisi Medium Chromocult Coliform Agar

Komposisi gram/liter
Enzymatic Digest of Casein 1,0
Yeast extract 2,0
NaCl 5,0

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


48

NaH2PO4 x 2H2O 2,2


Disodium hydrogen phosphate 2,7
Sodium pyruvate 1,0
Sorbitol 1,0
Tryptophan 1,0
Tergitol-7 0,150
6-chloro-3-indoxyl β-D-galactopyranoside 0,2
5-Bromo-4-chloro-3- indoxyl-D-glucuronic acid 0,1
Isopropyl-beta-D-thiogalactopyranoside 0,1
Agar-agar 10,0

C. Komposisi Medium Nutrient Agar

Komposisi gram/liter
Bacto ekstrak daging 3,0
Bacto pepton 5,0
Bacto agar 15,0

D. Komposisi Medium Mueller Hinton Agar

Komposisi gram/liter
Beef, dehydrated infusion 300,0
Casein hydrolysate 17,5
Starch 1,5
Agar 17,0

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


49

LAMPIRAN 9

ALAT – ALAT PENELITIAN

Timbangan digital Hotplate Oven

Hotplate stirrer Autoklaf Vortex

Institut Sains Dan Teknologi Nasional


50

Mikroskop LAF Inkubator

Institut Sains Dan Teknologi Nasional

Anda mungkin juga menyukai