SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan Tugas
Akhir yang berjudul “Deteksi Escherichia coli Pada Air Danau Istn Jakarta Dan Uji
Resistensi Terhadap Beberapa Antibiotik”.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya menerima sanksi
yang telah ditetapkan.
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : Jakarta
Tanggal : Februari 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Program Studi
Farmasi pada Fakultas Farmasi Institut Sains dan Teknologi Nasional. Saya menyadari
bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan
sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan
skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
motivasi. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut
membantu menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan
Penulis
Sebagai sivitas akademika Institut Sains Dan Teknologi Nasional, saya yang bertanda
tangan di bawah ini:
Nama : Ami Rahmawati Sukamto
NPM : 15330032
Program Studi : Farmasi
Fakultas : Farmasi
Jenis Karya : Skripsi
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : Februari 2019
Yang menyatakan
ABSTRAK
Nama : Ami Rahmawati Sukamto
Program Studi : Farmasi
Judul : Deteksi Escherichia coli Pada Air Danau Istn Jakarta dan
Uji Resistensi Terhadap Beberapa Antibiotik
Skripsi ini membahas resistensi antibiotik terhadap bakteri Escherichia coli yang
diperoleh dari air danau ISTN Jagakarsa, Jakarta Selatan, dengan menggunakan
medium selektif differensial guna mendapatkan langsung bakteri Escherichia coli dan
medium MHA guna mengetahui seberapa besar diameter hambat antibiotik terhadap
Escherichia coli. Penelitian ini menemukan bahwa uji resistensi Escherichia coli
terhadap antibiotik didapatkan hasil 100% resisten terhadap amoksisilin, pada
tetrasiklin dan kloramfenikol 75% sensitif dan siprofloksasin 100% sensitif. Hasil yang
diperoleh menunjukkan buruknya sanitasi dan higienitas air danau ISTN Jagakarsa,
Jakarta Selatan.
Kata kunci:
Air danau, Escherichia coli, resisten antibiotik
ABSTRACT
This thesis discusses antibiotic resistance to Escherichia coli bacteria obtained from
ISTN Jagakarsa lake, South Jakarta, by using a differential selective medium to obtain
Escherichia coli bacteria and MHA medium directly to find out how big the antibiotic
inhibition diameter is against Escherichia coli. The study found that Escherichia coli
resistance to antibiotics was found to be 100% resistant to amoxicillin, to tetracycline
and chloramphenicol 75% sensitive and ciprofloxacin 100% sensitive. The results
obtained indicate the poor sanitation and hygiene of ISTN Lake Jagakarsa, South
Jakarta.
Keywords:
Lake water, Escherichia coli, antibiotic resistant
DAFTAR ISI
....................................................................................................................................... 20
....................................................................................................................................... 20
....................................................................................................................................... 20
....................................................................................................................................... 20
BAB IV............................................................................................................................. 21
HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................................. 21
4.1 Hasil Data Sampel Air Danau ........................................................................... 21
4.2 Hasil Pendugaan Sampel Pada Medium Lactose Broth (LB) ......................... 21
4.3 Hasil Uji E. coli pada Medium Kromogenik ................................................... 23
4.4 Uji Pengecatan Gram ........................................................................................ 27
4.5 Hasil Uji Resistensi Antibiotik Pada Medium MHA ...................................... 28
BAB V.............................................................................................................................. 35
KESIMPULAN & SARAN .................................................................................................. 35
5.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 35
5.2 Saran ................................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 36
LAMPIRAN 1 ................................................................................................................... 40
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Sampel Uji Pada Medium LB…………. 24
Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Sampel Uji Pada Medium Kromogenik..27
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.2 Hasil Uji Medium Chromogenic pada sampel air danau……………….28
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Salah satu bakteri yang dapat menyebabkan penyakit diare adalah bakteri Coliform.
Bakteri Coliform merupakan indikator kualitas air dan mikroba yang paling sering
ditemukan di badan air yang telah tercemar. Hal ini dikarenakan sekitar 90% bakteri
Coliform dikeluarkan dari dalam tubuh setiap hari dan bakteri yang paling dominan
ditemukan adalah Escherichia coli, sehingga pencemaran limbah domestik dapat
dideteksi dengan cara menghitung kepadatan Escherichia coli yang terbawa oleh tinja
manusia dan masuk ke dalam perairan danau. Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun
2001 angka cemaran Coliform pada air sebanyak 100/100ml sampel air (Khotimah,
2013; Perpem, 2001).
Bakteri Escherichia coli termasuk dalam famili Enterobacteriaceae yang
merupakan bakteri enterik. Bakteri enterik ialah bakteri yang bisa bertahan di dalam
saluran pencernaan, mulai dari rongga mulut, esofagus, lambung, usus, rektum, dan
anus. E. coli bisa hidup sebagai bakteri aerob maupun bakteri anaerob. Oleh karena itu,
E. coli dikategorikan sebagai anaerob fakultatif. Escherichia coli apabila dikonsumsi
terus-menerus dalam jangka panjang akan berdampak pada timbulnya penyakit seperti
radang usus, diare, infeksi pada saluran kemih dan saluran empedu. (Deasy,2017;
Kamaliah, 2017; Manning, 2010)
Kasus diare yang disebabkan oleh E.coli ini, membuat kita lebih selektif dalam
memilih antibiotik yang tepat untuk mengobati penyakit diare. Akan tetapi, berbagai
studi menyatakan bahwa 40-60% antibiotik yang digunakan tidak sesuai indikasi.
Intensitas penggunakan antibiotik yang tinggi menimbulkan berbagai permasalahan,
terutama resistensi. Resistensi ini memberikan dampak negatif kepada penderita, antara
lain morbiditas, mortalitas, ekonomi dan sosial. Kuman resistensi antibiotik tersebut
terjadi akibat penggunan antibiotik yang tidak bijak dan penerapan kewaspadaan
standar (standard precaution) yang tidak benar di fasilitas pelayanan kesehatan. (Mulia
S, 2015)
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Danau
Danau didefinisikan sebagai wadah air dan ekosistemnya yang terbentuk secara
alamiah termasuk situ dan wadah air sejenis dengan sebutan istilah lokal. Jika wadah
air yang terbentuk adalah sebagai akibat dibangunnya bendungan dan berbentuk
pelebaran alur atau badan atau palung sungai, maka danau buatan tersebut dinamakan
waduk atau bendungan (Jorgensen., 2013; MenLH, 2009).
Pada dasarnya danau memiliki dua fungsi utama, yaitu fungsi ekologi dan sosial-
ekonomi-budaya. Fungsi ekologi danau adalah pengatur tata air, pengendali banjir,
unsur hara dan bahan pencemar. Fungsi sosial-ekonomi-budaya danau adalah
memenuhi keperluan hidup manusia, antara lain untuk air minum dan kebutuhan
sehari-hari, sarana transportasi, keperluan pertanian, tempat sumber protein, industri,
pembangkit tenaga listrik, estetika, rekreasi, dan industri pariwisata. Selain itu, danau
juga berfungsi untuk mengatur sistem hidrologi yaitu dengan menyeimbangkan aliran
air antara hulu dan hilir sungai, serta memasok air ke kantung–kantung air lain seperti
akuifer (air tanah), sungai dan persawahan. Dengan demikian, danau dapat
mengendalikan dan meredam banjir pada musim hujan, serta menyimpannya sebagai
cadangan pada musim kemarau (KLH, 2011).
Keberadaan bakteri Coliform di dalam air menjadi indikasi adanya bakteri patogen
termasuk virus. Sebaliknya, tidak ditemukannya bakteri Coliform menunjukkan
kecilnya kemungkinan keberadaan bakteri patogen dalam air (US EPA, 2001). Tidak
semua bakteri koliform berasal dari feses, ada beberapa bakteri yang berasal dari tanah
sehingga total Coliform digunakan sebagai indikator untuk air minum, sedangkan
Fecal Coliform merupakan indikator untuk air tawar (PerPem, 2001; Tchobanoglous
et al., 2003).
pada suhu inkubasi 44,5±0,2oC selama 24±2 jam masuk dalam golongan Fecal
coliform (Tchobanoglous et al., 2003).
dari jenis-jenis Escherichia coli, seperti serotype O157 :H7, bisa menyebabkan diare
berat (Kapoor, 2010; Mody et al., 2015)
Kingdom : Procaryotae
Divisi : Gracilicutes
Kelas : Scotobacteria
Bangsa (Ordo) : Eubacteriales
Hasil uji biokimia bakteri Escherichia coli akan mengeluarkan hasil positif
pada tes indol, lisin dekarboksilase, asetat dan fermentasi manitol, gula-gula
(glukosa, laktosa, maltosa), serta menghasilkan asam dan gas pada glukosa,
namun bakteri ini tidak menghasilkan pigmen kuning. Bakteri Escherichia coli
juga akan mengeluarkan hasil positif pada tes IMVIC. Pada media selektif
differensial Chloromocult Coliform Agar (CCA) koloni bakteri Escherichia coli
akan menimbulkan warna biru violet, dan pada pewarnaan Gram bakteri ini
akan memberikan gambaran batang pendek berwarna merah (Kapoor. 2010, Mody
et al,. 2015)
Presumtif test media yang digunakan pada uji ini adalah Lactose Broth (LB). LB
adalah media untuk penanaman bakteri koliform yang berasal dari air. LB merupakan
media pre-enrichment bagi Coliform, dimana umumnya bakteri tersebut jumlahnya sedikit
pada sampel sehingga sulit dideteksi. Uji ini digunakan untuk memperoleh informasi
secara kualitatif yang didasarkan pada prinsip bahwa hanya bakteri sasaran (Coliform dan
E.coli) dan tidak ada substrat yang disediakan untuk bakteri lainnya. Sebuah substrat
digunakan sebagai sumber nutrisi penting untuk bakteri sasaran. Pepton dan beef extract
menyediakan nutrien penting untuk metabolisme bakteri. Laktosa menyediakan
sumber karbohidrat yang dapat difermentasi oleh bakteri Coliform. Koliform
memfermentasi laktosa dan menghasilkan asam dan gas (Acumedia Inc, 2006).
Pengecatan Gram atau metode Gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, Gram positif dan Gram
negative, berdasarkan sifat kimia dan fisika dinding sel. Sebagian bakteri tidak
mempunyai zat warna karena bakteri memiliki sifat tembus cahaya. Bakteri yang
berwarna ungu digolongkan ke dalam Gram positif, sedangkan bakteri yang
berwarna merah digolongkan ke dalam Gram negatif Perbedaan warna antara
bakteri Gram negatif dan bakteri Gram positif disebabkan oleh adanya perbedaan
struktur pada dinding selnya. Dinding Gram positif mengandung banyak
peptidoglikan, sedangkan dinding bakteri Gram negatif banyak mengandung
lipopolisakarida (Suriawiria, 1999; Waluyo, L. 2007).
mencapai tempat kerjanya di dalam sel, inaktivasi obat, dan bakteri mengubah tempat
ikatan (FK UI, 2007; Chambers HF, 2001)
2.4.4.1 Amoxicillin
Amoxicillin yang pertama kali ditemukan pada tahun 1972 ini merupakan
termasuk salah satu jenis obat Penisilin yang termasuk golongan antibiotik betalaktam.
Seperti golongan betalaktam lainnya, Amoxicillin bekerja dengan cara berikatan
dengan penicillin-binding protein pada dinding bakteri lalu akan menghambat enzim
transpeptidase yang berikatan silang dengan ikatan-ikatan peptida yang menempel
pada peptidoglikan, yang mengakibatkan terhambatnya sintesis peptidoglikan dinding
sel bakteri yang menjadikan sel rusak (lisis sel) ( Chambers HF,2001; Katzung, B. G).
Diantara obat-obatan golongan penicillin, Amoxicillin termasuk sensitif terhadap
bakteri golongan enterococcus dan juga termasuk salah satu obat yang diserap tinggi
dalam saluran pencernaan setelah administrasi oral. Amoxicillin saat ini menjadi
salah satu antibiotik yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Saat
ini sudah diketahui beberapa mekanisme resistensi terhadap golongan penicillin,
diantaranya adalah: (Sosa, A, et al, 2010)
2.4.4.2 Tetrasiklin
2.4.4.3 Kloramfenikol
2.4.4.4 Ciprofloxacin
Ciprofloxacin merupakan suatu obat dari golongan fluoroquinolon yang
memiliki atom fluor pada sisi 6 dalam struktur molekulnya. Daya obat golongan
fluoroquinolon jauh lebih kuat dan diabsorbsi lebih banyak saluran cerna dibandingkan
golongan kuinolon yang lama. Ciprofloxacin memiliki mekanisme kerja menghambat
enzim DNA gyrase dan Topoisomerase IV yang menyebabkan tidak ada hambatan
pada putaran berlebihan pada rantai double helix DNA sehingga replikasi,transkripsi,
dan rekombinasi DNA bakteri tidak terjadi Ciprofloxacin saat ini masih menjadi obat
yang sangat ampuh pada bakteri Gram negatif seperti Escherichia coli, Proteus sp,
Klebsiella. (FK UI, 2007; Chambers HF, 2001; Katzung, 2004).
Lalu amati zona hambatnya dengan mengukur besarnya diameter daya hambat
yang terbentuk di sekitar cakram kertas antibiotik tersebut. Semakin besar
diameter hambat yang terbentuk, semakin besar pula sensitifitas antibiotiknya
(Jorgensen, 2009; Setiabudy R, 2012).
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.4.2 Media
Media yang digunakan adalah Nutrient Agar (NA) (Merck), Lactose Broth
(LB) (Merck), Chromocult Coliform Agar (CCA) (Merck), Mueller Hinton Agar
(MHA) (Oxoid).
3.4.3 Alat
Alat yang digunakan adalah ose jarum, ose bulat, bunsen, spatula, batang L,
batang pengaduk, kaca preparat, cawan petri, swab, tabung Durham, Labu ukur,
gelas ukur, beaker glass, erlenmeyer, tabung reaksi dan rak, mikroskop, timbangan
digital, autoklaf, oven, inkubator, dan Laminar Air Flow (LAF).
pH air, dan pengambilan sampel secara acak (random sampling) pada 2 danau di
sekitar kampus ISTN di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan.
2.2.2.1 Sampel 1A : Air danau yang diambil pada bagian pinggir danau ISTN yang
terletak pada tengah-tengah kampus
2.2.2.2 Sampel 1B : Air danau yang diambil pada bagian tengah danau ISTN yang
terletak pada tengah-tengah kampus
2.2.2.3 Sampel 2A : Air danau yang diambil pada bagian pinggir danau ISTN yang
terletak pada bagian belakang kampus
2.2.2.4 Sampel 2B : Air danau yang diambil pada bagian tengah danau ISTN yang
terletak pada bagian belakang kampus
Uji Biokimia
Diameter Zona
Hambat Antibiotik
BAB IV
Berdasarkan gambar 4.2 terlihat pada sisi kiri merupakan gambar saat sampel baru
ditanamkan sehingga belum terjadi reaksi apapun, sedangkan pada gambar di sisi
kanan sudah dilakukan penanaman pada suhu 37⁰C selama 24 jam sehingga medium
mengalami perubahan dari bening menjadi putih keruh yang mengindikasikan adanya
pertambahan massa sel bakteri akibat adanya pertumbuhan bakteri.
Tabel 4.3 Hasil Pengamatan Pertumbuhan Sampel Uji Pada Medium Chromogenic
Pembentukan Koloni
Kode
Keterangan
Sampel Biru Violet Merah
(E.coli) (Coliform)
Keterangan:
(+) : Sampel menunjukkan perubahan warna koloni pada medium
(-) : Sampel tidak menunjukkan perubahan warna koloni pada medium
(A)
(B) (C)
Gambar 4.3.1 Hasil Uji Medium Chromogenic pada sampel air danau
Gambar A. Sampel menunjukkan hasil positif Coliform
Gambar B. Sampel menunjukkan hasil positif E.coli
Gambar C. Sampel menunjukkan hasil positif E.coli dan Coliform
Untuk memastikan keberadaan E.coli dalam sampel perlu dilakukan streak berulang
agar diperoleh biakan murni yang berasal dari koloni tunggal yang berwarna biru violet
untuk E.coli. Contoh streak koloni tunggal dapat terlihat pada Gambar 4.3.2
Pengecatan Gram memberikan hasil yang baik, bila menggunakan biakan yang
berumur 24-48 jam. Biakan yang melewati umur 24-48 jam akan banyak dinding sel
yang mengalami kerusakan. Kerusakan pada dinding sel ini menyebabkan zat warna
dapat keluar sewaktu dicuci dengan larutan pemucat. Ini berari bahwa bakteri Gram
positif dengan dinding sel yang rusak tidak lagi dapat mempertahankan Kristal violet
sehingga terlihat sebagai bakteri Gram negatif (Waluyo L, 2007).
Keterangan :
S = Sensitif
I = Intermediet
R = Resisten
Nilai Intermediet :
Amoxicillin : 15-16 mm
Tetrasiklin : 12-14 mm
Kloramfenikol : 13-17 mm
Ciprofloxacin : 16-20 mm
Data yang didapat dalam uji resistensi E.coli pada sampel air danau terhadap
antibiotik Amoxicillin, Tetrasiklin, Kloramfenikol dan Ciprofloksasin disajikan
dalam bentuk grafik sebagai berikut:
35
30
Diameter daya hambat (mm)
25
20
15
10
0
1A (Pinggir) 1B (Tengah) 2A (Pinggir) 2B (Tengah)
Sampel air danau
Dari data tabel dan grafik tersebut dapat dilihat dengan jelas bahwa bakteri
Escherichia coli resisten 100% terhadap amoxicillin sedangkan terhadap
ciprofloksasin sensitif 100%. Penentuan resisten dan sensitif berdasarkan grafik
Kirby Bauer dalam menghitung daya hambat yang terbentuk pada media MHA.
Resisten dikatakan ketika zona yang terbentuk di bawah range intermediet dan
sensitif dikatakan ketika zona yang terbentuk di atas range intermediet.
Grafik dan tabel memberikan data bahwa zona hambat terluas dari antibiotik
ciprofloksasin adalah 29,16 mm yang terdapat pada sampel 1A (pinggir)
sedangkan zona hambat terluas yang terbentuk dari antibiotik kloramfenikol adalah
27,5 mm pada sampel 2B (tengah) dan zona hambat terluas pada antibiotik
tetrasiklin adalah 22,30 mm pada sampel 1A (pinggir), serta zona hambat terluas
pada antibiotik Amoxicillin adalah 12,86 mm pada sampel 1A (pinggir).
BAB V
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian pada 12 sampel air danau menggunakan medium kromogenik
selektif differensial menunjukkan bahwa dari 12 sampel, sebanyak 8 sampel positif
E.coli dan 4 sampel positif Coliform. Kemudian pada hasil penelitian pada medium
MHA menunjukkan semua sampel resisten dengan amoxicillin. Dapat disimpulkan
hasil penelitian menunjukkan higienitas dan sanitasi air danau istn Jagakarsa,
Jakarta Selatan memiliki higienitas dan sanitasi yang rendah.
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan medium fluorogenik dan
kromogenik lainnya untuk mengetahui ketepatan pengujian menggunakan
medium lain.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih banyak dan
jenis sampel berbeda untuk memastikan higienitas dan sanitasi air danau
DAFTAR PUSTAKA
Chambers HF. (2001).Antimicrobial agents. Dalam : Hardman JG, dkk. Goodman and
Gilman’s The Pharmacological Basis of Theurapeutics. 10th ed. New York: McGraw
Hills.
Clinical Laboratory Standards Institute. (2012). Performance Standards for
Antimicrobial Disk Susceptibility Tests.22th ed.CLSI 2012 document M100- S22
Vol.32 No.3.USA:Clinical Laboratory Standards Institute, Wayne,PA.
FK UI. (2007). Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Bagian Farmakologi FK UI.
Gran, H. F. S. (1983). Antimikrobial Dalam Sulistis Gan dan Terapi. Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Hewan Indonesia. Jakarta.
Himedia labs. (2017). Triple Sugar Iron Agar (TSIA).October 17, 2018.
http://himedialabs.com/TD/M021.pdf
Himedia labs. (2018). Mueller Hinton Agar (MHA). October 17, 2018.
http://himedialabs.com/TD/M173.pdf
Irda.S, Imam.M, Irsyad M.N. (2016). Isolasi Bakteri Microbial Fuel Cell Pada Limbah
Cair Tahu Sebagai Sumber Energi Listrik Untuk Pengayaan Modul Mikrobiologi
Dasar. Jurnal Biogenesis. 13, 109 – 114.
Irianto, K. (2007). Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. Bandung:
CV. Yarma Widya.
Jacoby, George A. (2005). Mechanism of Resistance to Quinolones. Oxford Journals:
Clinical Infectious Diseases. Vol 41. Massachusetts: Oxford Journals. [cited 28
Januari 2019]. Available from: http://cid.oxfordjournals.org/
Jawetz, Melnick dan Adelberg. (2007). Mikrobiologi Kedokteran. Ed.23 Jakarta;
EGC.. hlm 92-95 dan 251-260
Jorgensen, S. E., Tundisi, J. G. and Tundisi, T. M. (2013) Handbook of Inland Aquatic
Ecosystem Management. Boca Raton: CRC Press.
Jorgensen, James H.; Ferraro, Mary Jane. (2009). Antimicrobial Susceptibility Testing:
A Review of General Principles and Contemporary Practices.
Kapoor, Kiran. (2010). Illustrated Dictionary of Microbiology. Oxford.
Katzung, B. G., (2004). Farmakologi Dasar dan Klinik. Edisi 8. Jakarta: Salemba
Medika.
Kemenkes RI. (2011). Situasi Diare di Indonesia. Dalam: Buletin Data dan Informasi
Kesehatan. Jakarta. Depkes RI: hlm 1-9.
Khotimah S. (2013). Kepadatan bakteri coliform di sungai kapuas kota pontianak.
Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung. 339-340.
KLH (2011) Gerakan Penyelamatan Danau (GERMADAN) Danau Rawapening.
Kementerian Lingkungan Hidup.
Kusuma, E. A., Rasyid, R., dan Endrinaldi. (2015). Identifikasi Bakteri
Coliform pada Air Kobokan di Rumah Makan Kelurahan Andalas Kecamatan
Padang Timur. Jurnal Kesehatan Andalas. 4(3) : 845-849.
Lange, et al. (2013). Performance validation of chromogenic agar for the enumeration
of Escherichia coli and Coliform bacteria. Journal of Microbiology. 57 : 547-553.
Le, C. et al. (2010). Eutrophication of lake waters in China: Cost, causes, and control,
Environmental Management, 45(4), pp. 662–668. doi: 10.1007/s00267-010-9440-3.
Leboffe, Michael J. (2011). A Photographic Atlas For The Microbiology Laboratory,
4th Edition. San diego : San diego College.
MenLH (2009) Daya Tampung Beban Pencemar Air Danau dan/atau Waduk.
Indonesia.
MenLH. (2010). Tata Laksana Pengendalian Pencemar Air. Indonesia.
Mishra Saroj K., Agrawal Dipti. (2013). A Concise Manual of Pathogenic
Microbiology. Hoboken, New Jersey: Wiley-Blackwell, page 71-75
PerPem, RI (2001). Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
No.82 Jakarta
Mairizki, Fitri. (2017). Analisis Kualitas Air Minum Isi Ulang di Sekitar Kampus
Universitas Islam Riau. Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Jurnal
Katalisator, 2(1): 9-19
Mishra Saroj K., Agrawal Dipti. (2013). A Concise Manual of Pathogenic
Microbiology. Hoboken, New Jersey: Wiley-Blackwell, page 71-75
Mody, Rajal dan Ciara E. O'Reilly. (2018). "Escherichia coli". Available from:
https://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2018/infectious-diseases-related-to-
travel/escherichia-coli-diarrheagenic
Pratiwi, S. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Erlangga: Jakarta
Refdanita, Maksum R, Nurgani, Endang. (2004). Pola kepekaan kuman terhadap
antibiotika di ruang rawat intensif rumah sakit fatmawati jakarta tahun 2001 – 2002.
Makara kesehatan, Vol. 8, No. 2, Desember : 41-48. Jakarta.
SNI. (2008). Metode Pengujian Cemaran Mikroba Dalam Daging, Telur, Susu, Serta
Hasil Olahannya. Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. No. 2897
Sosa, A. de J., Byarugaba, D.K., Amabile, C., Hsueh, P.-R., Kariuki, S., Okeke, I.N.
(2010). Antimicrobial Resistance in Developing Countries. Springer.
Surveilans Dinkes DKI. (2018). Surveilans Dinas Kesehatan DKI Jakarta. November
7, 2018. http://surveilans-dinkesdki.net/
Suriawiria, U. (1999). Mikrobiologi. Universitas Terbuka. Jakarta
Tchobanoglous, G., Burton, F. L. and Stensel, H. D. (2003) Wastewater Engineering:
Treatment and Reuse. 4th edn. McGraw Hill Companies.
http://www.merckmillipore.com
WHO. (2005). Foodborne Disease Surveillance. Oktober 18, (2018). United States of
America.
http://www.who.int/foodbornedisease/en/
WHO. (2005). Escherichia coli. Oktober 18, (2018). United States of America.
http://www.who.int/mediacevre/factsheets/fs125/en
Zega M. F, Hasrudin. (2018). Uji coliform dan escherichia coli pada depot air minum
isi ulang di kecamatan medan deli. Jurnal Biosains. 4.1-15.
Zhang, K. et al. (2013) ‘Pollution from livestock and crop waste’, in Guidelines to
control water pollution from agriculture in China. Rome: Food and Agriculture
Organization of UN, p. 71.
LAMPIRAN 1
LAMPIRAN 2
Data 12 Sampel Air Danau
LAMPIRAN 3
Hasil Pendugaan Pada Medium Lactose Broth
(A)
(B)
Keterangan :
Gambar A : Sebelum sampel diinkubasi selama 24 jam
Gambar B : Setelah sampel diinkubasi selama 24 jam terjadi kekeruhan
LAMPIRAN 4
Hasil Uji E. Coli Terbentuk Koloni Pada Medium Chromogenic
(A)
(B) (C)
Keterangan :
Gambar diatas menunjukan telah terbentuk koloni bakteri yang mengindikasikan
adanya koliform dan e coli pada sampel
LAMPIRAN 5
Hasil Pemurnian Koloni Tunggal Pada Medium Nutrient Agar (NA)
Keterangan :
Gambar diatas menunjukan koloni tunggal biru violet yang telah distreak pada Nutrient
Agar (NA)
LAMPIRAN 6
Hasil Uji Pewarnaan Gram Bakteri
(A) (B)
Keterangan:
Gambar A : Hasil pewarnaan gram E. coli sampel
Gambar B: Hasil Pewarnaan gram kontrol positif E. coli
LAMPIRAN 7
Hasil Uji Resistensi Antibiotik Pada Medium MHA
(A) (B)
(C) (D)
Keterangan:
Gambar A,B,C,D merupakan hasil uji resistensi antibiotik terhadap E.coli pada
medium Mueller Hinton Agar (MHA)
LAMPIRAN 8
Komposisi Medium
Komposisi gram/liter
Peptic digest of animal tissue 5,0
Beef extract 3,0
Lactose 5,0
Komposisi gram/liter
Enzymatic Digest of Casein 1,0
Yeast extract 2,0
NaCl 5,0
Komposisi gram/liter
Bacto ekstrak daging 3,0
Bacto pepton 5,0
Bacto agar 15,0
Komposisi gram/liter
Beef, dehydrated infusion 300,0
Casein hydrolysate 17,5
Starch 1,5
Agar 17,0
LAMPIRAN 9