Kelompok 1 Makalah Konsep Umum Dasar Persalinan
Kelompok 1 Makalah Konsep Umum Dasar Persalinan
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH:
1. Ade Sintiya
2. Alta Miltri
3. Andesta Jaya
4. Caca Angela
5. Chenny Mustika
6. Chindy Chintya
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya serta kemudahan–Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini.Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar
Asuhan Kebidanan. Tujuan lain dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan akademis serta meningkatkan rasa tanggung jawab kami sebagai seorang
mahasiswa.
Kami menyadari makalah yang sederhana dan singkat ini masih jauh dari
kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran dari semua pihak sangat membantu demi
terciptanya karya yang lebih baik dimasa-masa yang akan datang. Semoga dengan segala
keterbatasan yang ada pada kami, makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua
pihak.Terima kasih.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan .....................................................................................................10
B. Saran ...............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya placenta sampai alat-alat reproduksi pulih
seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari
(Ambarwati, 2008).
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat - alat kandungan pulih
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama 6 - 8 minggu. Periode nifas
merupakan masa kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24 jam pertama setelah
persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa kritis bagi bayi , sebab dua pertiga
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi
dalam waktu 7 hari setelah lahir (Saifuddin et al, 2002). Untuk itu perawatan selama masa nifas
merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan.
Perawatan masa nifas mencakup berbagai aspek mulai dari pengaturan dalam mobilisasi, anjuran
untuk kebersihan diri , pengaturan diet, pengaturan miksi dan defekasi, perawatan payudara
(mamma) yang ditujukan terutama untuk kelancaran pemberian air susu ibu guna pemenuhan nutrisi
bayi, dan lain - lain (Rustam Mochtar, 1998 dan Saifuddin et al, 2002). Program pelayanan
kunjungan selama masa nifas dilakukan sebanyak empat kali
B.Rumusan Masalah
4
BAB II
PEMBAHASAN
a. Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama
kira-kira 6 minggu atau 42 hari, namun secara keseluruhan akan pulih dalam waktu 3
bulan (Anggraini, Y, 2010).
b. Masa Nifas atau Puerperium adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu
atau 42 hari. Asuhan selama periode nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar
60% angka kematian ibu terjadi pada periode ini (Martalina D., 2012)
c. Nifas adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti sebelum hamil 6-8 minggu (Rustam, 1998). Masa nifas
mulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu
(Saifuddin, 2004).
d. Masa nifas adalah jangka waktu 6 minggu yang dimulai setelah melahirkan bayi
sampai pemulihan kembali organ-organ reproduksi seperti sebelum kehamilan
(Bobak, Lowdermilk& Jensen,2005).
e. Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
selama kira-kira 6 minggu (AbdulBari.2002:N-27).
Menurut Anggraini, Y (2010) tujuan masa nifas antara lain sebagai berikut:
Menurut Anggraini, Y (2010) peran dan tanggung jawab bidan dalam masa nifas adalah dengan cara
sebagai berikut:
5
b. Mendukung dan memantau kesehatan psikologis, emosi, sosial sertamemberikan semangat
pada ibu
c. Membantu ibu dalam menyusui bayinya
d. Membangun kepercayaan diri ibu dalam perannya sebagai ibu
e. Mendukung pendidikan kesehatan termasuk pendidikan dalam perannyasebagai orang tua
f. Sebagai promotor hubungan antara ibu dan bayi serta keluarga
g. Mendorong ibu untuk menyusui bayinya dengan meningkatkan rasa nyaman
h. Membuat kebijakan, perencana program kesehatan yang berkaitan dengan ibu dan anak serta
mampu melakukan kegiatan administrasi
i. Mendeteksi komplikasi dan perlunya rujukan
j. Memberikan konseling untuk ibu dan keluarganya mengenai cara mencegah perdarahan,
mengenali tanda-tanda bahaya, menjaga gizi yang baik, serta mempraktekkan kebersihan
yang aman
k. Melakukan manajemen asuhan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan diagnosa dan
rencana tindakan serta melaksanaknnya untuk mempercepat proses pemulihan, mencegah
komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas
l. Memberikan asuhan secara professional.
Menurut Saleha (2009) tahapan yang terjadi pada masa nifas adalah sebagai berikut:
Kunjungan masa nifas dilakukan paling sedikit empat kali yang bertujuan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir, untuk mencegah, mendeteksi, dan menangani masalah-masalah yang
terjadi. Kunjungan dalam masa nifas antara lain :
Kunjungan pertama dilakukan pada 6-8 jam setelah persalinnan yang bertujuan untuk
mencegah perdarahan, mendeteksi dan merawat penyebap lain perdarahan rujuk bila perdarahan
berlanjut, memberi konseling pada ibu atau salah satu keluarga bagaimana mencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri, pemberian ASI 1 jam setelah Inisiasi Menyusui Dini (IMD) berhasil
dilakukan, melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir, menjaga bayi tetap hangat dengan
cara mencegah hipotermia.
Kunjungan kedua dilakukan 6 hari setelah persalinan yang bertujuan untuk memastikan
involusio uteri berjalan normal, uterus berkontraksi fundus di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan
6
abnormal, tidak ada bau, menilai adanya tanda-tanda demam infeksi atau perdarahan abnormal,
memastikan ibumenyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan tanda-tanda penyulit pada payudara
ibu, memberi konseling pada ibu mengenai asuhan pada tali pusat bayi, menjaga bayi tetap hangat,
dan merawat bayi setiap hari. Kunjungan ketiga dilakukan 2 minggu setelah persalinan yang memiliki
tujuan yang sama dengan kunjungan ke dua.
7
F.FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MASA NIFAS DAN MENYUSUI
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pada ibu nifas dan menyusui,antara lain :
Rahim
Jalan lahir mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses
melahirkan bayi, sehingga penyebabkan mengendurnya organ ini bahkan robekan yang
memerlukan penjahitan, namun akan pulih setelah 2-3 pekan (tergantung elastis tidak atau
seberapa sering melahirkan). Jaga kebersihan daerah kewanitaan agar tidak timbul infeksi
(tanda infeksi jalan lahir bau busuk, rasa perih, panas, merah dan terdapat nanah).
Darah nifas hingga hari ke dua terdiri dari darah segar bercampur sisa ketuban, berikutnya
berupa darah dan lendir, setelah satu pekan darah berangsur-angsur berubah menjadi
berwarna kuning kecoklatan lalu lendir keruh sampai keluar cairan bening di akhir masa
nifas.
Payudara
Payudara menjadi besar, keras dan menghitam di sekitar puting susu, ini menandakan
dimulainya proses menyusui. Segera menyusui bayi sesaat setelah lahir (walaupun ASI
belum keluar). Pada hari ke 2 hingga ke 3 akan diproduksi kolostrum atau susu jolong
yaitu ASI berwarna kuning keruh yang kaya akan anti body, dan protein.
Sistem perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air kecil, selain khawatir nyeri
jahitan juga karena penyempitan saluran kencing akibat penekanan kepala bayi saat
proses melahirkan. Namun usahakan tetap kencing secara teratur, buang rasa takut dan
khawatir, karena kandung kencing yang terlalu penuh dapat menghambat kontraksi rahim
yang berakibat terjadi perdarahan.
Sistem pencernaan
Perubahan kadar hormon dan gerak tubuh yang kurang menyebabkan menurunnya fungsi
usus, sehingga ibu tidak merasa ingin atau sulit BAB (buang air besar). Terkadang
muncul wasir atau ambein pada ibu setelah melahirkan, ini kemungkinan karena
kesalahan cara mengejan saat bersalin juga karena sembelit berkepanjangan sebelum dan
setelah melahirkan.
8
Peredaran darah
Sel darah putih akan meningkat dan sel darah merah serta hemoglobin (keping darah)
akan berkurang, ini akan normal kembali setelah 1 minggu. Tekanan dan jumlah darah ke
jantung akan lebih tinggi dan kembali normal hingga 2 pekan.
Setelah melahirkan ibu akan kehilangan 5-6 kg berat badannya yang berasal dari bayi, ari-
ari, air ketuban dan perdarahan persalinan, 2-3 kg lagi melalui air kencing sebagai usaha
tubuh untuk mengeluarkan timbunan cairan waktu hamil.
Suhu badan
Suhu badan setelah melahirkan biasanya agak meningkat dan setelah 12 jam akan
kembali normal. Waspadai jika sampai terjadi panas tinggi, karena dikhawatirkan sebagai
salah satu tanda infeksi atau tanda bahaya lain.
Adapun Beberapa Pengaruh Psikologi Pada Masa Nifas dan Menyusui, antara lain :
Perubahan peran
Selama periode postpartum, tugas dan tanggung jawab baru muncul dan kebiasaan
lama perlu diubah atau ditambah dengan yang baru.Ibu dan ayah, orang tua harus
mengenali hubungan mereka dengan bayinya.Bayi perlu perlindungan, perawatan dan
sosialisasi.Periode ini ditandai oleh masa pembelajaran yang intensif dan tuntutan untuk
9
mengasuh. Lama periode ini bervariasi, tetapi biasanya berlangsung selama kira-kira
empat minggu. Periode berikutnya mencerminkan satu waktu untuk bersama-sama
membangun kesatuan keluarga.Periode waktu meliputi peran negosiasi (suami-istri, ibu-
ayah, saudara-saudara) orang tua mendemonstrasikan kompetensi yang semakin tinggi
dalam menjalankan aktivitas merawat bayi dan menjadi lebih sensitif terhadap makna
perilaku bayi.Periode berlangsung kira-kira selama 2 bulan.
Tugas pertama orang tua adalah mencoba menerima keadaan bila anak yang
dilahirkan tidak sesuai dengan yang diharapkan. Karena dampak dari kekecewaan ini
dapat mempengaruhi proses pengasuhan anak. Walaupun kebutuhan fisik terpenuhi,
tetapi kekecewaan tersebut akan menyebabkan orang tua kurang melibatkan diri secara
penuh dan utuh. Bila perasaan kecewa tersebut tidak segera diatasi, akan membutuhkan
waktu yang lama untuk dapat menerima kehadiran anak yang tidak sesuai dengan harapan
tersebut. Orang tua perlu memiliki keterampilan dalam merawat bayi mereka, yang
meliputi kegiatan-kegiatan pengasuhan, mengamati tanda-tanda komunikasi yang
diberikan bayi untuk memenuhi kebutuhannya serta bereaksi secara cepat dan tepat
terhadap tanda-tanda tersebut.
Faktor Lingkungan
Faktor yang paling mempengaruhi status kesehatan masyarakat terutama ibu hamil,
bersalin dan nifas adalah faktor lingkungan yaitu pendidikan di samping faktor-faktor
lainnya. Jika masyarakat mengetahui dan memahami hal-hal yang mempengaruhi status
kesehatan tersebut maka diharapkan masyarakat tidak melakukan kebiasaan/adat-istiadat
yang merugikan kesehatan khususnya bagi ibu hamil, bersalin dan nifas.
4. FAKTOR EKONOMI
Faktor Ekonomi
Budaya atau kebiasaan merupakan salah satu yang mempengaruhi status kesehatan. Di
antara kebudayaan maupun adat-istiadat dalam masyarakat ada yang menguntungkan, ada
pula yang merugikan. Banyak sekali pengaruh atau yang menyebabkan berbagai aspek
10
kesehatan di negara kita, bukan hanya karena pelayanan medik yang tidak memadai atau
kurangnya perhatian dari instansi kesehatan, antara lain masih adanya pengaruh sosial
budaya yang turun temurun masih dianut sampai saat ini.Berikut beberapa kebiasaan dan
tradisi dari daerah :
1) Pandai sikek dari zaman nenek moyang yang di lakukan pada saat nifas. Walaupun
dari tahun ke tahun budaya ini sudah mulai hilang, seiring dengan perkembangan
zaman. Antara lain :
Biasanya orang-orang dahulu melahirkan dengan dukun beranak. Jadi semua hal
tentang nifas dikerjakan berdasarkan anjuran dukun. Persis setelah melahirkan ibu
dibuatkan gelang dengan Benang Tujuh Ragam, dan di pasang selama 40 hari pada
pergelangan tangannya. Setelah itu baru boleh dibuka.
2) Ibu mandi walladah untuk membersihkan diri.
3) Pada hari ke 3 setelah melahirkan ibu diurut oleh dukun.
4) Selama 3 hari berturut-turut sejak awal nifas ibu ”Disembur” dengan kunyahan
kunyit, bawang putih, merica hitam, merica putih pada bagian keningnya.
5) Selama nifas ibu harus memakai stagen panjang untuk dililitkan diperutnya. Kira-kira
berukuran 4 m (dimulai setelah hari ke 3 ).
6) Jika duduk ibu harus dengan posisi bersimpuh. Dilarang keras untuk mengangkang,
karna akan mengakibatkan perut jatuh atau lepas.
7) Jika ibu bepergian selama nifas, maka harus membawa bawang putih atau gunting
kecil, untuk penangkal mahluk halus. Dan menjaga air susu ibu dari gangguannya.
8) Sesekali ibu berkelumun di bawah kain dengan asap rebusan air kunyit. Untuk
menghilangkan bau badan atau aroma tidak sedap.
9) Ibu harus memakai sarung selama nifas.
10) Ibu tidak boleh keluar rumah pada saat magrib. Untuk menjaga ibu dan ASInya.
11) Selama ibu menyusui dalam masa nifas (40 hari), anak harus dialas atau disambut
dengan bantal.
12) Ibu dan bayi tidur di luar kamar dengan membentang kasur.
13) Dilarang menjahit selama nifas.
14) Pantang makan ikan, pedas dan asin
15) Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena bisa sawan.
16) Minum jamu dapat memperlancar ASI
17) Upacara adat seperti brokohan, sepasaran dan selapanan
18) Menaruh ramuan pada tali pusat
19) Tidak boleh makan terong karena bisa membuat bayi panas dingin
1) Minang
Menurut beberapa ibu-ibu yang bersuku Minang, perawatan ibu postpartum menurut
budaya Minang meliputi: minum telur dan kopi, penguapan dari bahan rempah-
rempah (betangeh), pemanasan batu bata (duduk di atas batu bata), meletakkan bahan-
bahan alami di atas perut ibu (tapal), minum jamu dari bahan rempah-rempah,
membersihkan alat kelamin dengan air rebusan daun sirih.
11
2) Lombok
Selain itu pada suku Sasak di Lombok, ibu yang baru bersalin selain memberikan nasi
pakpak (nasi yang telah dikunyah oleh ibunya lebih dahulu) kepada bayinya agar
bayinya tumbuh sehat dan kuat. Mereka percaya bahwa apa yang keluar dari mulut
ibu merupakan yang terbaik untuk bayi.
3) Kerinci
Sementara pada masyarakat Kerinci di Sumatera Barat, pada usia sebulan bayi sudah
diberi bubur tepung, bubur nasi nasi, pisang dan lain-lain. Ada pula kebiasaan
memberi roti, pisang, nasi yangsudah dilumatkan ataupun madu, teh manis kepada
bayi baru lahir sebelum ASI keluar.
4) Maluku
Contohnya di daerah Maluku terdapat pantangan makanan pada masa nifas, seperti
pantangan memakan terong agar lidah bayi tidak ada bercak putih dan pantangan
memakan nanas dan mangga karena tidak bagus untuk rahim.
5) Suku tolaki
Ibu dilarang makan terong.
Alasan : Karena terong dapat membuat tubuh si ibu dan bayi menjadi gatal
Demikian pula halnya dengan pembuangan colostrum (ASI yang pertama kali keluar). Di
beberapa masyarakat tradisional, colostrum ini dianggap sebagai susu yang sudah rusak dan
tak baik diberikan pada bayi karena warnanya yang kekuning-kuningan. Selain itu, ada yang
menganggap bahwa colostrum dapat menyebabkan diare, muntah dan masuk angin pada bayi.
Sementara, colostrum sangat berperan dalam menambah daya kekebalan tubuh bayi.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa nifas atau puerpurium merupakan suatu yang normal dan setiap saat dapat berubah
menjadi abnormal. Dengan pencegahan yang semaksimal mungkin saat kehamilan,persalinan
dan nifas,keadaan yang abnormal dapat ditekan seminimal mungkin.Untuk itu sangat
diperlukan sekali penyebaran informasi dan kesadaran bagi ibu hamil dan keluarga untuk
melakukan ANC ( antenatal care ) secara rutin,dan melakukan persalinan pada tenaga
kesehatan, baik dokter ataupun bidan.
Dengan adanya asuhan postnatal akan membantu kesiapan ibu utuk belajar dan
menjalani masa nifas secara fisiologis. Ibu meyakin bahwa bidan memperhatikannya sebagai
individu.Berdasarkan kebutuhan yang diutarakan pasien, keadaan wanita pada saat itu dan
hal-hal yang dibutuhkan.Tinjauan ulang tentang sistem-sistem tubuh perlu dilakukan setiap
pertemuan. Setiap tanda harus dikaji secara mendalam, identifikasi rasa tidak nyaman yang
mencerminkan rasa tidak nyaman pada masa nifas . Pengkajian akan kemungkinan adanya
infeksi pada organ reproduksi, terjadinya bendungan ASI dan lain-lain. Respon psikososial
terhadap masa nifas dan pendekatan menjadi orang tua.
B. Saran
Tenaga kesehatan terutama bidan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang
asuhan pada ibu nifas sehingga dapat memberikan pelayanan seoptimal mungkin pada setiap
ibu post partum agar keadaan ibu dan janin tetap baik.
13
DAFTAR PUSTAKA
Ibrahim, Christin S, 1993, Perawatan Keebidanan (Perawatan Nifas), Bharata Niaga Media Jakarta
Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
14
15