TUGAS KHUSUS
Disusun Oleh:
LAMPIRAN ............................................................................................................. 31
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Garis-garis Besar Haluan Negara menyebutkan bahwa titik berat pembangunan jangka
panjang yaitu ada di bidang ekonomi dengan sasaran utama untuk mencapai keseimbangan
antara bidang pertanian dan industri serta terpenuhinya kebutuhan pokok masyarakat. Dalam
upaya swasembada pangan untuk melaksanakan program peningkatan produksi pertanian
yang direncanakan oleh pemerintah. PT Pupuk Kujang terlahir pada tahun 1975, sampai saat
ini PT Pupuk Kujang telah mempunyai pabrik Pupuk Kujang 1A dan1B. Proses produksi
urea di PT. Pupuk Kujang 1B menggunakan proses ACES 21 dengan desain peralatan
Toyo Engineering Corporation dengan sub kontraktor PT. Rekayasa Industri dan PT.
IKPT. Kapasitas terpasang unit ini 1.725 ton/hari.
Secara keseluruhan proses ini dibagi menjadi enam seksi yaitu seksi sintesa
urea, seksi purifikasi, seksi konsentrasi, seksi prilling dan seksi condensate treatment.
Pada seksi sintesa urea terdapat 3 komponen besar yaitu Reaktor, Stripper, dan
Carbamate Condenser. Didalam seksi sintesa urea terdapat suatu permasalahan
terhadap kebocoran pipa safety valve (JV-101) di Carbamate Condenser pada bulan
november yang menyebabkan pabrik mengalami kerugian terhadap produksi yang
tidak maksimal. Pada kasus kebocoran ini dapat pula merugikan terhadap lingkungan,
keselamatan pekerja, dan bahaya ledakan.
Keselamatan dalam dunia industri merupakan suatu hal yang sangat penting
bagi setiap perusahaan, terutama Industri Pupuk sebagai penopang ketahanan
pangan terhadap negeri kita. Keselamatan kerja bukan hanya mencakup
keselamatan para pekerjanya, melainkan juga masyarakat sekitar dan lingkungan
disekitar tempat kerja. Kegagalan terhadap fasilitas/equipment penunjang yang ada
bisa mempengaruhi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Selain itu,
perusahaan dapat mengalami kerugian baik itu dari aspek material, lingkungan,
ekonomi, sosial, dan aspek-aspek lainnya.
Pada laporan tugas khusus ini kami akan mencari hal yang menyebabkan
terjadinya kebocoran pada safety valve dan pendekatan terhadap kebocoran safety
valve (JV-101) pada Carbamate Condenser dengan menggunakan pendekatan Neraca
Massa. Pendekatan yang kami gunakan dengan menghitung Neraca Massa pada sintesa
urea dengan menggunakan MBS( Material Balance Sheet) sebagai acuan, menghitung1
Neraca Massa sebelum terjadi kebocoran dan setelah terjadi kebocoran. Sehingga
didapatkan selisih yang dapat dijadikan acuan untuk menghitung kerugian untuk
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
Dari uraian diatas dapat dirumuskan suatu permasalahan dalam laporan ini
adalah “ Berapa perkiraan kerugian dari PT. Pupuk Kujang terhadap kebocoran
yang terjadi di Safety Valve (JV-101) yang terpasang di Carbamate Condenser (EA-
101) pada Unit Synthesis Loop Unit Urea 1B (K-1B) “
Adapan tujuan dari pembuatan laporan tugas khusus ini adalah untuk mengetahui
perkiraan kerugian perharinya yang dialami oleh PT. Pupuk Kujang terhadap kebocoran
Safety Valve yang terjadi, disamping itu juga pembuatan tugas khusus ini adalah sebagai
bukti bagi kami telah mengikuti dan menyelesaikan Kerja Praktek di Unit Urea 1B (K-
1B)
Bagi Mahasiswa
1. Mengetahui metode dalam menghitung kebocoran gas yang ada di Carbamate
Condenser (EA-101)
2. Menerapkan ilmu yang didapat dari bangku kuliah sehingga mendapatkan
wawasan didunia industry
3. Mengetahui penyebab kebocoran di flange Upstream Safety Valve (SV-101A)
2
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Bahan
Perusahaan PT. Pupuk Kujang merupakan perusahaan yang memproduksi urea
prill dengan menggunakan bahan baku utama yaitu ammonia cair (NH3) dan gas
karbondioksida (CO2) yang di produksi sendiri di unit ammonia.
2.1.1.1 Ammonia (NH3)
Ammonia adalah gas tidak berwarna, berbau tajam, dan sangat larut
dalam air, terdiri dari nitrogen dan hydrogen. Molekul ammonia terbentuk dari ion
nitrogen bermuatan negatif dan tiga ion hidrogen yang bermuatan positif dengan
rumus kimia NH3.Ammonia (NH3) merupakan senyawa yang stabil dan berfungsi
sebagai bahan awal untuk produksi senyawa nitrogen yang penting secara komersial.
Senyawa ini banyak digunakan diberbagai industri seperti industri bahan baku
pupuk, senyawa-senyawa nitrat (seperti ammonium nitrat (NH3), ammonium sulfat
((NH4)2SO4), bahan peledak, pendingin, cairan pembersih rumah tangga dan
sebagainya. Adapun sifat fisik ammonia tersaji pada tabel 2.
3
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
No Komponen Nilai
1. Formula CO2
2. Formula Weight 44.01 gram/mol
3. Spesific Gravity 1.53
4. Melting Point -56,6 0C
5. Boiling Point -78.5 0C
4
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
No Komponen Nilai
1. Bentuk Padatan
2. Melting Point 1755ᵒC
3. Boiling Point 4300ᵒC
4. Warna Silver
5. Spesific Gravity 21,45
6. Berat Molekul 195,23
(Perry,1984)
5
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
6
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
No Komponen Nilai
1. Formula H2N-CO-NH2
2. Formula Weight 60.06 gram/mol
3. Spesific Gravity 1.335 20/4
4. Melting Point 132.7 0C
(Perry,1984)
Sifat kimia pupuk urea :
1. Urea dapat bereaksi dengan formaldehid dengan pemanasan hingga 70°C.
𝑁𝐻2 𝐶𝑂𝑁𝐻2 + 2𝐶𝐻2 𝑂 → 𝐶𝐻2 𝑁𝐶𝑂𝑁𝐶𝐻2 + 2𝐻2 𝑂
2. Urea akan menghasikan pembentukan biuret dan amonia pada larutan pekat, suhu
yang tinggi dan waktu tinggal yang lama.
2𝑁𝐻2 𝐶𝑂𝑁𝐻2 → 𝑁𝐻2 𝐶𝑂𝑁𝐻𝐶𝑂𝑁𝐻2 + 𝑁𝐻3
3. Larutan urea yag sangat encer dan suhunya terlalu panas maka akan terjadi hirolisa
dari urea, dimana urea akan membentuk ammonia dan karbondioksida.
𝐶𝑂(𝑁𝐻2 )2 + 𝐻2 𝑂 → 2𝑁𝐻3 + 𝐶𝑂2
7
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
10
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
11
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
dioperasikan pada temperatur lelehan urea sedikit diatas melting point urea yaitu
132,7°C dan menjaga waktu tinggal sesingkat mungkin.
Lelehan urea turun di Prilling Tower sebagai droplets setelah melewati
Strainer (U-FD301) dan Head Tank(U-FA301) di bagian atas menara. Lelehan urea
dari Head Tank (U-FA301) kemudian didistribusikan secara merata keDistributor (U-
FJ301). Udara dingin dihisap melewati intake di bagian bawah menara dan dihisap
naik ke dalam menara oleh empat Induced Fan (U-GB301A-D) di bagian atas menara.
Selama menuruni menara, droplets urea dari Distributor (U-FJ301) akan mengalami
kontak dengan udara dingin yang naik, kemudian didinginkan dan dipadatkan hingga
membentuk urea prill.
Urea prill dikumpulkan dan didinginkan di Fluidizing Cooler(U-
FD302) pada bagian bawah menara, kemudian masuk ke Trommel (U-FD303)
untuk memisahkan urea prill yang oversize dari produk. Urea oversize ini
dilarutkan dengan larutan dari Dust Chamber (U-FC301) di Dissolving Tank (U-
FA302). Urea prill yang diproduksi kemudian dikirim ke Belt Scale(U-JF301)
untuk dibawa ke unit pengantongan.
Udara yang mengandung debu urea diolah di sistem dust recovery yang
diletakkan di bagian atas menara untuk pengaturan polusi. Circulation Pump For
Dust Recovery(U-GA301A,B) mensirkulasikan larutan urea dari Dust
Chamber(U-FC301) ke Packed Bed For Dust Recovery(U-FD304). Spray Nozzle
dan Packed Bed dipasang untuk scrubbing udara. Uap air dari seksi scrubbing
dikurangi oleh Demister for Prilling Tower(U-FD305) sedangkan udara dibuang
ke atmosfer oleh Induced Fan for Prilling Tower(U-GB301A-D). Emisi debu
urea di keluaran menara dijaga sekitar 30 mg/Nm3 untuk menjaga polusi di udara.
Larutan urea yang akan di recover di recycle ke Urea Solution Tank(U-FA201)
dengan konsentrasi dipertahankan sekitar 20% berat dengan mengatur jumlah
umpan air. Pipa over-flow ke Dissolving Tank (U-FA302) lewatUrea Drainage
Tank(U-FA307) dipasang untuk mempertahankan level larutan di Dust
Chamber(U-FC 301).
2.1.1.2.5 Unit Recovery
Gas NH3 dan CO2 yang dipisahkan di unit Purifikasi diserap dan
direcover di dua tingkat absorber, yaitu HP Absorber (U-EA401A-B) dan LP
12
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
13
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
Safety/Relief valve adalah anggota dari kelompok Pressure Relief Device. Safety
valve memiliki fungsi yang sangat berbeda dari valve-valve yang lain. Valve ini
dirancang khusus untuk mencegah terjadinya over pressure pada suatu pressure. Safety
valve dirancang untuk membuka pada saat kondisi darurat atau keadaan abnormal untuk
14
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
mencegah meningkatnya tekanan fluida melebihi batas yang ditetapkan. Peralatan ini
juga dirancang untuk mencegah terjadinya kondisi vakum yang berlebihan dalam suatu
peralatan proses. Tujuan pemasangan safety valve tidak hanya untuk keamanan dan
keselamatan kerja namun juga untuk mencegah terjadinya kerusakan peralatan,
mencegah kehilangan bahan baku atau produk. Safety valve adalah jenis valve yang
mekanismenya secara otomatis melepaskan zat dari boiler, bejana tekan, atau suatu
sistem, ketika tekanan atau temperatur melebihi batas yang telah ditetapkan.
15
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
valve ketika melebihi batas yang telah yang telah ditetapkan, maka valve ini akan
melepaskan kenaikan tekanan sebelum menjadi tekanan lebih ekstrim.
Material yang digunakan untuk pegas safety valve terbuat dari baja. Cara kerja
safety valve yang secara otomatis akan terbuka jika tekanan mencapai level tidak aman.
Level tekanan pada valve ini bisa diatur sesuai dengan kemampuan jaringan yang akan
telah di pasang, sehingga bisa ditentukan pada level tekanan berapa valve ini akan
terbuka. Ketika tekanan kembali normal, valve ini secara otomatis akan tertutup
kembali.
Tekanan uap yang melebihi nilai yang sudah diatur pada safety valve akan
memaksa pegas pada safety valve bergerak secara mekanikal terdorong ke atas atau arah
luar sehingga akan menyebabkan terbukanya sebuah saluran. Uap yang bertekanan
tinggi tersebut akan keluar melalui saluran yang terbuka tersebut ke atmosfer. Begitu
tekanan uap sudah lebih rendah dari tekanan pegas, maka pegas akan bergerak menutup
seperti keadaan sedia kala, sehingga saluran keluar akan tertutup.
Safety valve adalah pengaman terakhir untuk menurunkan tekanan uap setelah
beberapa upaya sebelumnya seperti menurunkan pembakaran dan juga membuka
Electric Motor Valve pada Superheater masih belum berhasil menurunkan tekanan uap.
Kondisi membukanya safety valve biasanya terjadi apabila tekanan uap secara
mendadak naik terlalu tajam akibat dari hilangnya beban Turbin Generator secara besar
yang berakibat berlebihnya produksi uap yang menyebabkan naiknya tekanan uap
secara mendadak. Namun jika naiknya tekanan uap tidak terjadi secara tiba-tiba
biasanya operator bisa menurunkan pembakaran, mengarahkan sebagaian uap ke
Condensor atau membuka Electric Motor Valve pada Superheater sehingga Safety
Valve tidak akan bekerja membuka. Mengingat begitu pentingnya fungsi safety valve
pada keamanan peralatan dan juga keselamatan manusia, maka tenaga kerja harus selalu
memastikan bahwa safety valve dapat berfungsi dengan baik untuk membuang tekanan
uap yang berlebih pada saat terjadi gangguan.
16
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
2.2.3.1 Korosi
Korosi adalah jenis penyebab yang paling banyak menyebabkan katup
pengaman tidak berfungsi dengan baik. Korosi dapat menyebabkan pitting
pada bagian dari katup pengaman bahkan dapat menyebabkan bagian- bagian
tersebut patah.
2.2.3.2 Permukaan Dudukan Katup (Permukaan seat)
Bagian ini harus benar-benar presisi, sedikit saja terjadi perubahan atau
kerusakan dapat mengakibatkan terjadinya kebocoran. Beberapa penyebab
kerusakan pada permukaan seating ini antara lain oleh :
a. Korosi.
b. Material asing, seperti kotoran, kerak las, corrosive deposit, dan lain-
lain yang masuk ke dalam katup pengaman saat katup pengaman dalam
posisi buka.
c. Hammering saat terjadi tekanan lebih yang menyebabkan katup
pengaman membuka dan pada saat katup pengaman tersebut melepas
tekanan yang lebih, media ikut terbawa keluar dan katup pengaman
segera menutup kembali yang menyebabkan hammering action dan
membuat kerusakan pada seating surface.
d. Kelalaian penanganan saat katup pengaman diperbaiki seperti jatuh,
terbentur atau tergores pada bagian katup pengaman.
e. Kebocoran pada seating surface setelah katup pengaman terpasang
akibat mis alignment dari bagian katup
17
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
18
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
1. Man
Manning yang kurang terlatih pada saat mengencangkan antar flange yang
terpasang pada UpStream.
2. Method
3. Machine
Alat instrumen berupa Pressure Safety Valve yang masih bagus dan baru tidak
mungkin menjadi salah satu penyebab dari bocornya gas
4. Material
Tentunya pemilihan material sudah dikaji jauh sebelum perancangan pabrik Urea
1B ini, jadi tidak mungkin pemilihan material flange dapat disalahkan
dan Kesehatan Kerja, konferensi American Hygienists Industri (AcGIH), dan tfI.
• Kadar amoniak di udara serendah 5 ppm dapat dikenali dari bau. Rata-rata orang
mendeteksi amonia dengan bau sekitar 17 ppm. kebanyakan orang dapat merasakan
amonia dalam air dengan kadar sekitar 35 ppm.
• ACGIH merekomendasikan nilai ambang batas (TLV) 35 ppm sebagai Batasan jangka
pendek (STEL) dan 25 ppm pada rata-rata timeweighted average (twA) untuk
menghindari iritasi mata, hidung dan tenggorokan.
• Selain itu, batas paparan lain yang berlaku diperlukan oleh negara bagian tertentu, dan
organisasi lain telah mengembangkan pedoman batas paparan amonia alternatif untuk
skenario tertentu, seperti penilaian kesehatan masyarakat dan respons darurat.
• Menurut OSHA, jumlah terkecil dari amoniak yang diketahui mengiritasi mata,
hidung, dan tenggorokan orang yang paling sensitif adalah 50 ppm.
• Tanpa alat pelindung diri (APD), konsentrasi udara maksimum di bawah yang
diyakini bahwa hampir semua individu dapat terpapar hingga satu jam tanpa
mengalami atau mengembangkan efek atau gejala kesehatan serius yang tidak dapat
dibalikkan atau gejala lainnya yang dapat mengganggu kemampuan individu untuk
mengambil tindakan perlindungan adalah 100 ppm.
• OSHA juga menetapkan 300 ppm sebagai konsentrasi pajanan amonia yang tidak
menyebabkan gejala gangguan jalan keluar dan tidak ada efek yang tidak dapat diubah.
• Tanpa peralatan pelindung, konsentrasi udara maksimum di bawah yang diyakini
bahwa hampir semua individu dapat terpapar hingga 30 menit tanpa mengalami atau
mengembangkan efek kesehatan yang mengancam jiwa adalah 500 ppm.
• Pernafasan 700 hingga 1.700 ppm menyebabkan batuk, bronkospasme, dan nyeri dada
disertai iritasi dan robekan mata yang parah.
• Pada kadar lebih dari 5.000 ppm, amonia menyebabkan bronkitis kimiawi, akumulasi
cairan di paru-paru, luka bakar kimiawi pada kulit dan berpotensi fatal.
20
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
21
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
23
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
sementara jika perlu. air menyerap amoniak dan karenanya menyediakan sementara
16 pembatas. Individu harus mengevaluasi rumah atau tempat usaha mereka untuk
mengidentifikasi area perlindungan yang paling efektif. Sebagian besar rilis akan
diperbaiki dalam waktu kurang dari 15 menit. Karena amonia menyebar dengan cepat,
ancaman terhadap kesehatan manusia seharusnya tidak bertahan lebih lama daripada
pelepasannya. Umumnya jika Anda dapat mentolerir bau di luar tanpa reaksi yang
parah, konsentrasinya tidak menimbulkan ancaman bagi kesehatan meskipun
mungkin mengiritasi. tingkat toleransi untuk amonia sangat bervariasi dari orang ke
orang. Orang dengan masalah pernapasan mungkin lebih sensitif dan harus
mengambil tindakan pencegahan ekstra.
24
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
BAB III
METODOLOGI
Data dari MBS ini digunakan untuk mencari nilai flow yang tidak diketahui dari data
DCS ( Digital Control System) dengan cara mengkalikan Plant Load DCS dengan data flow
MBS. Keterangan dari dan tujuan tiap-tiap aliran dapat dilihat di PFD Unit Urea K-1B PT.
Pupuk Kujang
Aliran 9 dan 12 didapat dengan cara menghitung Input Output komponen. Aliran 9
didapat dari Input Output striper sedangkan Aliran 12 didapat dari Input Output
Reaktor, sehingga didapat :
𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 9 = (𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 10 + 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 11) – 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 4 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 224521.1174 𝑘𝑔/ℎ.
𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 12 = (𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 9 – (𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 5 + 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 7)) 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 178510.4734 𝑘𝑔/ℎ.
Aliran 10 didapat dari grafik yang membandingkan data antara level dengan
opening, sehingga didapatkan hasil 133613.1273 kg/h.
25
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
Aliran 11 dan 13 didapat dari perhitungan dengan cara mengkalikan Plant Load
dengan Flow rate MBS sehingga didapatkan nilai Aliran 11 sebesar 133586.2284 kg/h
dan Aliran 13 didapatkan hasil sebesar 3925.2421 kg/h.
Aliran 9 dan 12 didapat dengan cara menghitung Input Output komponen. Aliran 9
didapat dari Input Output striper sedangkan Aliran 12 didapat dari Input Output
Reaktor, sehingga didapat :
𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 9 = (𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 10 + 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 11) – 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 4 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 225670.2555 𝑘𝑔/ℎ.
𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 12 = (𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 9 – (𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 5 + 𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 7)) 𝑑𝑖𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 171376.9304 𝑘𝑔/ℎ.
Aliran 10 didapat dari grafik antara level dengan opening didapatkan hasil
127124.2615 kg/h.
Aliran 11 dan 13 didapat dari perhitungan dengan cara mengkalikan Plant
Load dengan Flow rate MBS sehingga didapatkan nilai Aliran 11 sebesar
131166.2003 kg/h dan Aliran 13 didapatkan hasil 3854.133 kg/h
3.2 Perhitungan
Nilai estimasi Losses didapatkan dengan cara selisih antara kebocoran yang
didapat pada “sebelum” dan “sesudah” kebocoran itu sendiri, karena pada hakekatnya
kebocoran juga terjadi “ sebelum “ kebocoran tersebut terjadi. Perhitungan Neraca
Massa merupakan perhitungan sederhana hanya memasukan aliran input dan
memasukan aliran output.
26
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Perhitungan NM
Perhitungan Neraca Massa sebelum dan sesudah pada Synloop dan Carbamate
Condenser
Synloop = Sebelum - Sesudah
11457.34414 - 8184.069817
= 3273.274 kg/h
Carbamate Condenser = Sebelum - Sesudah
12368.13755 - 8515.837961
= 3413.929 kg/h
Rata – Rata Kebocoran = ( Kebocoran di Synloop + Kebocoran di CC )/2
= 3343.601429 kg/h
Dapat dilihat dari hasil perhitungan kerugian yang didapat bahwa setiap harinya
PT. Pupuk Kujang menderita kerugian sebanyak IDR 361,108,954.35 akibat
kebocoran yang terjadi pada Flange UpStream Safety Valve (SV-101A)
B. Ditinjau jika setiap komponen tersebut sudah menjadi Produk berupa Urea
Komposisi Perhitungan ( Jumlah x Kerugian/jam
HPP Urea per kg) (Rp)
NH3 8261.843 kg x IDR 4,000 IDR 33,047,372
Kerugian per jam yang diderita jika setiap komponen sudah berubah
menjadi produk urea adalah sebesar IDR 46,747,772
Komposisi Perhitungan ( Kerugian/jam x HPP Urea Kerugian/jam
24 jam ) (Rp)
NH3 IDR 33,047,372 x 24 jam IDR
793,136,928
Total IDR
1,122,186,528
Kerugian per hari yang diderita jika setiap komponen sudah berubah
menjadi produk urea adalah sebesar IDR 1,122,186,528
28
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
Dapat dilihat dari hasil perhitungan banyaknya jumlah hari saat pabrik harus melakukan
perbaikan dibandingkan dengan kerugian yang diderita setiap harinya, maka jika ditinjau
dari komponen yang keluar, pabrik harus diperbaiki sebelum ataupun saat 71 hari setelah
kebocoran di flange UpStream tersebut terjadi. Sedangkan jika ditinjau dari urea yang
terbentuk oleh komponen yang keluar ( 0.575 mol NH3 & 0.734 mol CO2 membentuk 1
mol Urea ) pabrik harus diperbaiki sebelum ataupun saat 23 hari setelah kebocoran terjadi.
Maka, dapat disimpulkan bahwa PT. Pupuk Kujang SANGAT PERLU mengadakan
perbaikan SECEPATNYA, karena jumlah kerugian yang SANGAT BANYAK
dibandingkan dengan shutdown selama 4 hari.
29
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Safety valve dirancang untuk membuka pada saat kondisi darurat atau keadaan
abnormal untuk mencegah meningkatnya tekanan fluida melebihi batas yang ditetapkan.
Peralatan ini juga dirancang untuk mencegah terjadinya kondisi vakum yang berlebihan
dalam suatu peralatan proses. Penyebab kebocoran flange UpStream safety valve (SV-
101A) diakibatkan karena beberapa faktor terkait faktor produksi, yaitu tenaga yang
kurang terlatih dalam mengencangkan flange dengan stream yang dipisahkan oleh
gasket dan metode yang salah dalam pengencangan gasket.
Kerugian akibat kebocoran flange UpStream safety valve tidak hanya merugikan
kepada masyarakat sekitar yang berdampak pada kesehatan, tetapi juga merugikan
terhadap perusahan sendiri, total kerugian perharinya adalah IDR 361,108,954.35 .
Kebocoran tersebut terhitung tanggal 17 Februari 2020 sudah 100 hari mengalami
kebocoran, dan jika ditinjau dari komponen yang keluar perbaikan harus dilakukan
sebelum maupun saat 71 hari kebocoran tersebut terjadi, sedangkan jika ditinjau dari
urea yang terbentuk akibat komponen yang keluar (diasumsikan semua komponen 100%
menjadi urea) maka perbaikan harus dilakukan sebelum maupun saat 23 hari kebocoran
tersebut terjadi.
Efek gas ammonia terhadap tubuh perubahan berbagai organ; penurunan fungsi
paru-paru; efek pada kondisi saraf; dan kemampuan untuk melawan infeksi paru-paru
5.2 Saran
Dilihat dari saving cost yang dapat diperoleh dari Perusahaan, maka dapat ditetapkan
bahwa PT. Pupuk Kujang SANGAT PERLU mengadakan perbaikan SECEPATNYA,
karena jumlah kerugian yang SANGAT BANYAK dibandingkan dengan shutdown
selama 4 hari.
Perhitungan yang didapat tidak 100% benar, karena dilakukan beberapa asumsi,
sebenarnya untuk angka kerugian tersebut menurut perhitungan yang sebelumnya sudah
dihitung oleh bagian Produksi Unit Urea 1B ( K-1B ) tergolong terlalu tinggi.
30
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
Didasarkan pada urutan mencari aliran 9 dan 12 yang mana kedua aliran
ini didapatkan dari hasil perhitungan Input Output Komponen
1. Perhitungan di Seksi Synthesis Loop
A. Sebelum kebocoran
To HPDecomposer
CO2 Compressor 2 10 Urea 68743.28 kg
CO2 51012.1817 kg NH3 15824.57 kg
CO2 16505.19 kg
H2O 36654.58 kg
Biuret 4849.464 kg
NH3 Plant 6
NH3 40530.679 kg
H2O 12.162 kg
SYNLOOP
CC Top Gas
Urea
From HPAL
534.903 kg 16 13 NH3 1580.694 kg
NH3 17127.465 kg CO2 2165.948 kg
CO2 18133.354 kg H2O 178.598 kg
H2O 18370.337 kg
BOCOR
INPUT = OUTPUT
Aliran 2 + Aliran 6 + Aliran 16 = Aliran 10 + Aliran 13
145722.4392 ≠ 137538.3694
151
54, 150.8752
53.8, 150.8144
150.5
52.87, 150.3432
150
52.6 52.8 53 53.2 53.4 53.6 53.8 54 54.2 54.4 54.6
31
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
Bocor
INPUT = OUTPUT
Aliran 2 + Aliran 6 + Aliran 16 = Aliran 10 + Aliran 13
142435.7386 ≠ 137538.3694
70 y = 0.8703x + 26.247
R² = 0.9419
68
66
64
62
40 42 44 46 48 50 52 54
32
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
Stripper (DA-101)
Mix From Reactor
Urea 85062.3135 kg 11 Gas From Stripper
NH3 35420.93984 kg 9 NH3 69197.666 kg
CO2 24062.98435 kg CO2 58056.574 kg
H2O 27834.78979 kg H2O 6331.987 kg
Biuret x5586.809566 kg
B. Sesudah kebocoran
To HPDecomposer
CO2 Compressor Urea 61629.841 kg
CO2 32365.768
H2 159.839
kg
Kg
4 10 NH3 14187.067 kg
CO2 14797.26403 kg
N2 89.705 Kg H2O 32861.621 kg
Ar 4.893 Kg Biuret 4347.649 kg
Stripper (DA-101)
Mix From Reactor
Urea 83521.34 kg 11 Stripper Top Gas
NH3 31755.64 kg 9 NH3 67944.091
CO2 57004.83
kg
kg
CO2 21572.99 kg
H2O 6204.161 kg
H2O 27834.78979 kg
Biuret 5008.693 kg
33
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
Perhitungan In Out
INPUT = OUTPUT
Aliran 5 + Aliran 7 + Aliran 12 = Aliran 9
46010.64 + Aliran 12 = 224521.1174
Sehingga, Aliran 12 = 178510.4734 kg/h
B. Sesudah kebocoran
Gas From Stripper
CO2 8414.27 kg 5
H2 41.554 kg
N2 23.321 kg
Ar 1.272 Kg To Stripper
NH3 Plant Urea 83521.34 kg
7 9
NH3 37932.359 kg
H2O 11.383 kg Reaktor (DC-101) NH3
CO2
31755.64
21572.99
kg
kg
H2O 27834.78979 kg
Biuret 5008.693 kg
From CC (EA-101)
Urea 45090.307 kg 12
NH3 47540.501 kg
CO2 47747.492 kg
H2O 44343.215 kg
Biuret 6989.551 kg
Perhitungan In Out
INPUT = OUTPUT
Aliran 5 + Aliran 7 + Aliran 12 = Aliran 9
46424.1598 + Aliran 12 = 218239.4613
Sehingga, Aliran 12 = 171815.3015 kg/h
34
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
Perhitungan In Out
INPUT = OUTPUT
Aliran 8 + Aliran 11 + Aliran 16 = Aliran 12 + Aliran 13
187599.201 ≠ 182435.7155
Sehingga, kebocoran di Carbamate Condenser adalah sebanyak 8515.837961 kg/h
B. Sesudah kebocoran
35
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
Dapat dilihat dari hasil perhitungan kerugian yang didapat bahwa setiap
harinya PT. Pupuk Kujang menderita kerugian sebanyak IDR 361,108,954.35 akibat
kebocoran yang terjadi pada Flange UpStream Safety Valve (SV-101A)
36
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
Setiap 1 Mol Urea dibentuk dengan 0.575 mol NH3 dan 0.734 mol CO2. Jika setiap
jamnya ada 1346.468 kg NH3 yang hilang, maka terbentuklah mol NH3 sebanyak 79.176
kmol. Jika setiap jamnya ada 1845 kg CO2 yang hilang, maka terbentuklah mol CO2
sebanyak 41.931 kmol
Diasumsikan seluruh NH3 dan CO2 bereaksi membentuk Urea, sehinga
1. 79.176 kmol NH3 membentuk 137.7 kmol Urea yang sama dengan 8261.843 kg Urea
2. 41.931 kmol CO2 membentuk 57.126 kmol Urea yang sama dengan 3427.6 kg Urea
Sehingga,
Komposisi Perhitungan ( Jumlah x Kerugian/jam
HPP Urea per kg) (Rp)
NH3 8261.843 kg x IDR 4,000 IDR 33,047,372
Kerugian per jam yang diderita jika setiap komponen sudah berubah menjadi produk
urea adalah sebesar IDR 46,747,772
Komposisi Perhitungan ( Kerugian/jam x HPP Urea Kerugian/jam
24 jam ) (Rp)
NH3 IDR 33,047,372 x 24 jam IDR
793,136,928
Total IDR
1,122,186,528
Kerugian per hari yang diderita jika setiap komponen sudah berubah menjadi produk
urea adalah sebesar IDR 1,122,186,528
37
Laporan Kerja Praktik
PT. Pupuk Kujang Cikampek
𝑇𝑜𝑛
𝑅𝑢𝑔𝑖 = 4 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑥 1600 𝑥 𝐼𝐷𝑅 4000000
𝐻𝑎𝑟𝑖
Dibandingkan dengan kerugian yang diderita per harinya yang ditinjau dari komponen
yang keluar setiap harinya adalah sebesar IDR 361,108,954.35 ; sedangkan jika ditinjau dari
urea yang terbentuk oleh komponen yang keluar tersebut kerugiannya adalah IDR
1,122,186,528.
Saat ini, dicarilah titik ( jumlah hari ) saat pabrik tersebut harus diperbaiki untuk
mendapatkan perbandingan supaya dapat dibandingkan lebih rugi mana antara shutdown
pabrik dengan kerugian yang diderita per harinya, ditinjau dari komponen yang keluar setiap
harinya ataupun dari urea yang terbentuk oleh komponen yang keluar.
38