Anda di halaman 1dari 38

PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK YANG

BEREDAR DI APOTEK SEKITAR DAERAH SUNGGAL SECARA


TITRASI ASAM BASA
TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

OLEH :
DARMA HERMAWAN
10.06.057

PROGRAM STUDI ANALISA FARMASI DAN MAKANAN


FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2013
PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK YANG
BEREDAR DI APOTEK SEKITAR DAERAH SUNGGAL SECARA
TITRASI ASAM BASA
TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Dilakukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menyelesaikan Program


Pendidikan Sebagai Ahli Madya Analisa Farmasi Dan Makanan

OLEH :
DARMA HERMAWAN
10.06.057

PROGRAM STUDI ANALISA FARMASI DAN MAKANAN


FAKULTAS MIPA
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN
2013

LEMBAR PERSETUJUAN

PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK YANG


BEREDAR DI APOTEK SEKITAR DAERAH SUNGGAL SECARA
TITRASI ASAM BASA
TAHUN 2013

OLEH :
DARMA HERMAWAN
NIM : 10.06.057

Medan, Juli 2013


Menyetujui : Mengetahui :
Dosen Pembimbing Ketua Program Studi
Analisa Farmasi dan Makanan
FAKULTAS MIPA
Universitas Sari
MutiaraIndonesia

(Dra. Basaria Silalahi, Apt) (Dra. Ganda Mauli Simorangkir, Apt)


LEMBAR PENGESAHAN

PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK YANG


BEREDAR DI APOTEK SEKITAR DAERAH SUNGGAL SECARA
TITRASI ASAM BASA
TAHUN 2013

OLEH :
DARMA HERMAWAN
NIM : 10.06.057

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Dipertahankan


Didepan Tim Penguji Pada Tanggal 01 Juli 2013

Medan, Juli 2013


Mengetahui :
Ketua Program Studi
Analisa Farmasi dan Makanan
FAKULTAS MIPA
Universitas Sari Mutiara Indonesia

( Dra. Ganda Mauli Simorangkir, Apt )

Penguji I Penguji II Penguji III

(Dra. Cut Fatimah, M. Si, Apt) ( Drs. Nelson Simanjuntak) (Dra. Basaria
Silalahi, Apt)

ABSTRAK

am studi : Analisa Farmasi dan Makanan Fakultas MIPA Universitas Sari Mutiara Indonesia
n : 2013
a : Darma Hermawan
: PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK YANG
BEREDAR DI APOTEK SEKITAR DAERAH SUNGGAL SECARA TITRASI ASAM
BASA TAHUN 2013
ah Halaman : vii + 43
stakaan : 6 buah

Telah dilakukan penelitian kadar Asam salisilat pada sediaan Bedak Marckyang
beredar di Apotek sekitar Daerah Sunggal secara Titrasi Asam Basa Tahun 2013.
Dari hasil penelitian yang dilakukan pada penetapan kadar Asam salisilat pada
sediaan Bedak Marck dari tiga sampel dengan nomor Batch yang berbeda memenuhi
persyaratan yang di keluarkan oleh badan pom bahwasannya kadar asam salisilat dalam
bedak marcks maksimal 0,5%.

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia_Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini dengan baik. Karya Tulis Ilmiah ini di susun dengan judul"PENETAPAN
KADAR ASAM SALISILAT PADA BEDAK MARCK YANG BEREDAR DI APOTEK
SEKITAR SUNGGAL SECARA TITRASI ASAM BASA TAHUN 2013”.
Selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
serta dorongan dari pihak secara langsung maupun tidak langsung, sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat saya selesaikan.Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. W. Purba, selaku ketua Yayasan Universitas Sari Mutiara Indonesia dan Ibu Dr.
Ivan Elisabeth, M, Kes selaku Rektor Universitas Sari Mutiara Indonesia.
2. Ibu Dra. Ganda Mauli Simorangkir, Apt selaku Ketua Program Studi Analisa Farmasi dan
Makanan Fakultas MIPA Universitas Sari Mutiara Indonesia.
3. Ibu Dra. Basaria Silalahi , Apt. selaku dosen pembimbing yang telah membantu dan
mengarahkan serta memberikan saran kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Ibu Dra. Fanny L.Tobing. selaku sekretaris selaku Sekretaris Program Studi Analisa Farmasi dan
Makanan Fakultas MIPA Universitas Sari Mutiara Indonesia.
5. Seluruh staf Pegawai di Program Studi Analisa Farmasi dan Makanan Fakultas MIPA
Universitas Sari Mutiara Indonesia Medan, yang telah membimbing penulis selama mengikuti
perkuliahan.
6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama masa pendidikan di
Program Studi Analisa Farmasi dan Makanan Fakultas MIPA Universitas Sari Mutiara Indonesia
Medan, yang telah membimbing penulis selama mengikuti perkuliahan.
7. Yang teristimewa untuk kedua Orang Tua penulis yang sangat penulis cinta dan sayangi,
Ayahanda H.Markum,Spd dan Ibunda Hj.Sudarmi,Spd, buat abang saya Darma Agusanda S.kep
dan adik saya Darma Satrio,serta keluarga besar saya. Yang telah banyak memberikan dukungan
baik secara moral dan moril, semangat dan juga doa yang tulus kepada penulis.
8. Serta sahabat dan teman-teman penulis terkhususnya pacar saya Ratna Sari, Putra Maulana Nst,
Tobok Jonathan Sianturi,Herman gaol, Arif, Ida Royani, Dina Indriani, Ari Dwi, Anggraini
Lestari, serta seluruh teman-teman 3.2 dan 3.1 yang banyak membantu,dan memberikan
dorongan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua terutama kepada penulis.
Medan, Juli 2013
Darma Hermawan
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK.................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang............................................................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3 Pembatasan Masalah................................................................................... 2
1.4 Tujuan Penelitian........................................................................................ 2
1.5 Manfaat Penelitian...................................................................................... 3
1.6 Metodologi Penelitian................................................................................. 3
1.7 Lokasi Penelitian......................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Uraian Umum............................................................................................. 4
2.2 Farmakologi................................................................................................ 5
2.2.1 Pemakaian................................................................................. 5
2.2.2 Mekanisme Kerja...................................................................... 5
2.2.3 Absorbsi dan ekstraksi.............................................................. 6
2.2.4 Efek Toksik............................................................................... 6
2.3 Teori Asam Basa......................................................................................... 7
2.3.1 Teori Archenius......................................................................... 7
2.3.2 Teori Bronsted-lowry................................................................ 8
2.3.3 Prinsip Titrasi Asam Basa......................................................... 8
2.3.4 Titrasi Asam Basa..................................................................... 9
2.3.5 Indikator Asam Basa................................................................ 9
2.3.6 Jenis-jenis Indikator................................................................ 10
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Alat Yang Digunakan…………………………………………............... 11
3.2 Bahan Yang Digunakan………………………………………................ 11
3.3 Pembuatan Larutan Pereaksi……………………………………............. 12
3.3.1 Pembuatan Air Bebas CO2……………………………….. 12
3.3.2 Pembuatan Etanol Netral……………………………............ 12
3.3.3 Pembuatan Indikator Fenolftalein………………….............. 12
3.3.4 Larutan NaOH 0,1 N …………………………..................... 12
3.4 Pembakuan NaOH 0,1 N………………………………………….......... 12
3.5 Prosedur Kerja………………………………………………….............. 13
3.6 Perhitungan Kadar………………………………………………............ 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil.......................................................................................................... 14
4.1.1 Perhitungan Normalitas Larutan NaOH 0,1 N...................................... 14
4.1.2 Data Perhitungan Kadar Sampel Kode A.............................................. 14
4.1.3 Data Perhitungan Kadar Sampel Kode B.............................................. 14
4.1.4 Data Perhitungan Kadar Sampel Kode C.............................................. 14
4.1.4 Data Perhitungan Persentase Kadar Rata-rata dan
Perhitungan Standart Deviasi Kadar Asam Salisilat............................... 14
4.2. Pembahasan............................................................................................... 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1. Kesimpulan............................................................................................... 16
5.2. Saran......................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

I. Perhitungan Hasil Pembakuan Larutan NaOH.......................................... 17


II. Perhitungan Kadar Asam Salisilat Pada Bedak Marck Dengan Kode
Sampel A, B, dan C................................................................................... 19
III. Perhitungan Persentase Kadar Rata-rata dan Standart Deviasi
Asam Salisilat Dalam Bedak Marck.......................................................... 31

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bedak adalah salah satu bagian utama dan terpenting dari kosmetik wanita.Hampir semua
wanita pasti memulaskan bedak di pipinya untuk mempercantik penampilan atau hanya
sekedar “syarat” belaka. Bahkan bedak hampir tidak bisa dilepaskan dari wanita.bedak yang
akan saya ulas disini adalah bedak keluaran dari PT. Kimia Farma yaitu Marck. Kemasannya
yang bundar berwarna putih dengan penutup kuning bergambar perempuan paruh baya.
Bedak marck memiliki 3 varian warna yaitu : white, cream, dan rose.Bedak Marcks
diproduksi oleh PT.Kimia Farma lebih dari 50 tahun yang lalu.Dulu bedak ini dikeluarekan
oleh perusahaan peninggalan Belanda yang ketika Indonesia merdeka,maka perusahaan
tersebut diambil alih oleh pamerintah Indonesia yang sekarang menjadi (KIMIA FARMA).
Bedak Marcks ini memiliki kualitas baik,artinya berbahan dasar aman bagi kulit wajah
dan tidak mengandung zat berbahaya, seperti hydroquinone atau merkuri.Tetapi pada saat ini
Para dokter kulit dan praktisi kecantikan merekomendasikan bedak ini untuk digunakan
sehari-hari. Inilah sebabnya bedak Marcks memiliki konsumen yang loyal sejak bertahun-
tahun lalu hingga kini.
Bedak marck yang beredar dipasaran harus memenuhi persyaratan yang di keluarkan
oleh badan pom bahwasannya kadar asam salisilat dalam bedak marck maksimal 0,5%.
Apabila kadar asam salisilat melebihi kadar tersebut maka akan menimbulkan kerusakan kulit
pada wajah atas berlebihnya zat asam salisilat.
Berdasrkan keterangan inilah maka penulis tertarik memeriksa kadar asam salisilat
pada bedak marck.
1.2. Perumusan Masalah
Apakah kadar asam salisilat dalam sediaan bedak secara titrasi asam basa, sesuai
dengan persyaratan yang di keluarkan oleh badan pom bahwasannya kadar asam salisilat
dalam bedak marck maksimal 0,5%.

1.3. Pembatasan Masalah


Mengingat Banyaknya sediaan bedak dipasaran dan diproduksi oleh beberapa industri
farmasi, maka penulis hanya mengambil 3 sampel dengan nomor batch yang berbeda.

1.4. Tujuan Penelitian


Untuk memeriksa kadar Asam salisilat dalam sediaan bedak apakah memenuhi
persyaratan, seperti yang di keluarkan oleh badan pom bahwasannya kadar asam salisilat
dalam bedak marcks maksimal 0,5%.

1.5. Manfaat Penelitian


1. Sebagai penambah bagi mahasiswa/I tentang penetapan kadar asam salisilat dalam bedak
secara titrasi asam basa.
2. Untuk menambah wawasan penulis tentang cara penetapan kadar Asam salisilat dalam bedak
secara titrasi asam basa.
3. Sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya.

1.6. Metodologi Penelitian


a. Pengambilan sampel dilakukan secara acak dari sediaan bedak yang beredar di Apotek
sekitar Sunggal
b. Sampel yang ditentukan adalah bedak Marcks yang dilakukan secara titrasi asam basa.
1.7. Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian dilaboratorium kimia Universitas Sari Mutiara
Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Umum Acidium Salicylicum :


1. Rumus molekul : C7H6O3
2. Berat molekul : 138,12
3. Titik lebur : 1580C sampai 1610C
4. Nama Kimia : Asam salisilat
5. Pemerian : Hablur putih, berbentuk jarum halus atau serbuk
hablur halus putih, rasa agak manis, tajam dan stabil di udara.
6. Kelarutan : sukar larut dalam air dan dalam benzene, mudah larut
dalam etanol dan dalam eter,larut dalm air mendidih,
agak sukar larut dalam klorofrom.
7. Khasiat : Keratolitikum, anti fungsi.
8. Rumus Bangun :
Asam Salisilat
COOH

OH

2.2Farmakologi
2.2.1 Pemakaian
Asam salisilat bersifat sebagai fungsisida dan juga sebagai keratolitika.Asam salisilat
sebagai obat luar pada kulit dapat dapat menyebabkan destruksi epithelium kulit.Umumnya
asam–asam bersifat bakteriostatik oleh karena asam dapat melepaskan ion hydrogen.
Adapunion hydrogen akan merusak protolasma sel bakteri, sehingga dapat menghambat
pertumbuhan bakteri dan lama kelamaan bakteri akan mati.
2.2.2 Mekanisme kerja
Turunan asam pada umumnya digunakan sebagai anti jamur setempat pada
kulit.Mekanisme kerja pada anti jamur turunan ini di sebabkan oleh efek keratolitika.Asam
salisilat mempunyai efek keratolitika dan digunakan secara local untuk menghilangkan
kutil.Proses penyerapan kulit dan kesanggupan larut dalam lipoid dari suatu obat penting,
karena dapat menentukan mudah atau sulitnya di serap kulit. Asam salisilat mengiritasi kulit,
mukosa dan merusak epitel kulit.
Sediaan asam salisilat dalam bentuk serbuk tabur adalah campuran kering bahan obat
atau zat kimia yang di haluskan dan di tujukan untuk pemakaian luar. Karena mempunyai
permukkaan yang luas, serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih larut daripada sediaan yang
di dapatkan.
Serbuk tabur adalah serbuk ringan untuk penggunaan topical dapat di kemas dalam
wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk memudahkan penggunaanpada kulit.Pada
umumnya serbuk tabur harus dapat melewati ayakan dengan derajat kehalusan tertentu,
seperti tertera pada pengayakan dengan derajat halus, agar tidak menimbulkan iritasi pada
bagian yang peka.
2.2.3 Absorbsi Ektraksi
Asam salisilat cepat sekali di absorbsi oleh kulit, terutama bila berada dalam
campuran lemak. Setelah di absorbsi, salisilat di temukan dalam berbagai cairan tubuh seperti
cairan sinoviall, peritoneal, pada pemakaian asam salisilat dapat menimbulkan introksikasi
sistemik. Ekskresi asam salisilat terutama di lakukan melalui ginjal. Di dalam urine
ditemukan salisisat dalam bentuk asli.
Ekskresi oleh ginjal berlangsung cukup lambat, 50% dari suatu dikluarkan dalam 24
jam dan jumlah kecil masih di temukan setelah usia 48 jam atau lebih, kadar salisilat dalam
serum dapat di pertahankan dengan konstan jika dosis yang di berikan tiap 4-6 jam.
2.2.4 Efek Toksik
Asam salisilat mengiritasi kulit pada pemakaian yang lama, dan dari preparat asam
salisilat juga dapat menyebabkan dermatitis, gejela keracunan secara sistematik dapat terjadi
bila pemakaian asam salisilat dalam sediaan pada daerah yang luas dari tubuh, dengan
konsentrasi 5%.Asam salisilat (asam O-hidroksibenzoat) mempunyai aktifitas antibakteri
tetapi isonernya yaitu para (asam p-hidrosibenzoat) tidak mempunyai aktifitas antibakteri.
Kebalikannya terjadi pada esternya, yaitu metil salisilat yang mempunyai sifat
antibakteri yang sangat kecil, tetape metil p-hidroksibenzoat memberikan sifat anti
bakteri.Sejumlah ester p-hidroksibenzoat (terutama metil dan propil) digunakan sebagai
pengawet, berbagai sediaan farmasi dan kosmetika.Perbedaan aksi antibakteri dari asam
bebas dan esternya dapat dijelaskan melalui pembentukan ikatan hydrogen. Hanya
isomer orto (asam salisilat) menunjukkan sifat analgetik dan antifiretik.
Asam salisilat suatu asam kuat dengan pKa = 3,0 dan asam p-hidroksibenzoat
mempunyai pKa= 4,5. Asam salisilat kurang larut dalam air jika dibanding isomer para,
tetapi koefisien partisi (benzene/air) lebih besar dari sekitar 300 kali.
2.3. Teori Asam Basa
Pada dasarnya prinsip dasar asam basa adalah netralisasi. Yang dimaksud dengan
asam basa adalah penetapan kadar asam dengan menggunakan larutan basa. Pada titrasi asam
basa ini sebagai pentiter digunakan natrium hidroksida. Kedalam larutan sampel di
tambahkan larutan standart basa dengan jumlah yang berlebihan secara kuantitatif , sehingga
standart yang kita tambahkan ini di titrasi kembali dengan standart asam.
2.3.1 Teori Archenius
Menurut Archenuis, asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan dalam air berdisosiasi
menghasilkan ion hydrogen (H+) sebagai satu-satunya ion positif.
HCL→ H+ + CL-
Asam
Basa adalah suatu zat yang bila di larutkan dalam air berdisosiasi menghilangkan ion
hidroksida( OH-) sebagai satu-satunya ion negatif.
NaOH→Na + + OH-
Basa
2.3.2 Teori Bronsted – Lowry
Teori ini merupakan teori umum dari asam basa, karena dapat di terapkan pada semua
jenis pelarut, termasuk pelarut organik.
Menurut teori ini, asam adalah suatu zat yang cenderung untuk melepaskan proton (
donor proton) sedangkan basa cenderung untuk mengikat proton ( akseptorm proton ).
Reaksi : HB → H+ + B-
Asam Proton Basa Konjungsi
Reaksi : B- + H+ →HB
Basa Proton Asam Konjungsi
2.3.3 Prinsip Titrasi Asam Basa
Prinsip titrasi asam basa adalah suatu reaksi netralisasi ion-ion hidroksida yang
mengandung molekoul air.
Reaksi : H+ +O H-→ H2O
Titrasi asam basa menggunakan larutan standart sekunder dan larutan primer. Larutan
standart sekunder adalah larutan yang belum diketahui secara pasti normalitasnya, sehingga
untuk mengetahui normalitasnya harus di standarisasi kembali dengan baku primer.
Contohnya : NaOH , HCL , H2SO4
Sedangkan larutan baku primer adalah larutan yang sudah diketahui pasti
normalitasnya yang di buat dengan cara menimbang dan melarutkan zat baku primer dalam
sejumlah tertentu pelarut .
Contoh : Kalium Biftalat, Asam oksalat , natrium karbonat anhidrat.
2.3.4 Titrasi Asam Basa
Titrasi asam basa adalah penetapan kadar suatu zat (asam atau basa) berdasarkan
reaksi asam basa. Bila titran digunakan baku basa maka penetapan tersebut dinamakan
alkalimetri, dan bila titran yang di gunakan baku asam maka penetapan tersebut dinamakan
acidimetric.
2.3.5 Indikator asam basa
Indikator asam basa adalah senyawa organic yang berubah warnanya dalam larutan
sesuai dengan pH larutan, contohnya adalah kertas lakmus yang berwarna merah dalam
larutan yang bersifat asam, dan berwarna biru dalam larutan basa.Indikator asam basa
biasanya merupakan asam basa lemah agar dapat dikatakan protalit lemah.
Berdasarkan zat yang bereaksi :
1. Titrasi asam kuat dengan basa lemah.
Titrasi asam klorida dengan amonium hidroksida.
Contoh : HCL + NH4OH → NH4CL + H2O
2. Ttitrasi asam kuat dan basa kuat.
Titrasi NaOH dengan HCL
Contoh : NaOH + HCL → NaCL + H2O
3. Titrasi asam lemah dan basa kuat
Titrasi asam asetat dengan natrium hidroksida.
Contoh : CH3COOH + NaOH → CH3COONa +H2O.

2.3.7 Jenis-jenis Indikator


1. Fenoftalein
2. Timolftalein
3. Kuning dimetil
4. Biru Bromfenol
5. Merah metil
6. Merah fenol
7. Biru timol
BAB III
METODELOGI PENELITIAN

3.1. Alat Yang Digunakan :


1. Batang Pengaduk
2. Beaker glass 100 ml
3. Buret 50 ml
4. Erlenmeyer 250 ml
5. Labu Tentukur 100 ml
6. Klem dan statif
7. Kertas saring
8. Neraca analitik
9. Pipet Tetes
10. Tissue gulung ,serbet ,plastic, dan karet.

3.2.Bahan Yang Digunakan :


 NaOH 0,1 N p.a (E.Merck)
 Etanol Netral p.a (E.Merck)
 Fenolftalin p.a (E.Merck)
 Air Suling

3.3. Pembuatan Larutan Pereaksi :


3.3.1. Pembuatan Air Bebas CO2
Didihkan air suling selama lebih kurang 5 menit atau lebih, tutup dan dinginkan
sampai suhu kamar.
3.3.2. Pembuatan Etanol Netral
1. Etanol encer : Encerkan 526 ml etanol 95% dengan aquadest hingga 1000 ml.
2. Etanol encer netral : Pipet 25 ml etanol encer, masukan kedalam Erlenmeyer, tambahkan 2-3
tetes indicator PP titrasi dengan NaOH 0,1 N sampai terbentuk larutan berwarna merah
muda.Catat volume NaOH yang akan terpakai (misal : A ml).
3. Pembuatan 200 ml Etanol netral : Ukur 200 ml Etanol encer netral, kemudian ditambahkan
larutan NaOH 0,1N sebanyak : 200/25 x A ml dan kocok homogen.
3.3.3. Pembuatan Indikator Fenolftalein
Timbang 100Fenolftaleinmasukkan dalam labu 50 ml, larutkan dalam 30 ml etanol 96 % dan
cukupkan dengan aquadest sampai garis tanda.
3.3.4. Larutan NaOH 0,1N
Larutkan 4 gram NaOH larutkan dalam 1 liter air suling bebas CO2.

3.4 Pembakuan Larutan NaOH 0,1 N


1. Timbang seksama 50 mg asam oksalat yang telah dikeringkan selama 2 jam pada suhu 120 ,
masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml.
2. Tambahkan 20 ml aquadest dan kocok sampai larut.
3. Tambahkan 2-3 tetes indikator Fenolftalein.
4. Titrasi dengan larutan NaOH sampai timbul warna pada larutan (menandakan titik akhir titrasi),
dan catat volume NaOH yang terpakai.

3.5. Prosedur Kerja :


1. Timbang bedak 150 mg,masukkan kedalam erlemeyer 250 ml.
2. Tambahkan 20,0 ml etanol netral, lalu kocok kuat-kuat, kemudian di biarkan beberapa menit
sampai larutan memisah antara larutan yang jernih dengan endapanya.
3. Saring,bilas setelah dicuci.
4. Filtratnya tambahkan fenolftalein 2-3 tetes.
5. Titrasi dengan larutan standart NaOH 0,1N sampai terbentuk warna merah muda.
6. Lakukan penetapan blanko.

3.6. Perhitungan Kadar :

% Kadar = 100%
Keterangan :
V : Volume titrasi (ml)
N : Normalitas NaOH
B : Berat asam salisilat dalam sampel yang ditimbang (mg)
Berat sampel per kemasan : 4000 mg
Kesetaraan : 1 ml NaOH 0,1N setara dengan 13,8 mg Asam salisilat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL
4.1.1 PERHITUNGAN NORMALITAS LARUTAN NaOH 0,1 N
(Lampiran I, hal 17)
4.1.2 DATA PERHITUNGAN KADAR SAMPEL KODE A
(Lampiran II, hal 19)
4.1.3 DATA PERHITUNGAN KADAR SAMPEL KODE B
(Lampiran II, hal 23)
4.1.4 DATA PERHITUNGAN KADAR SAMPEL KODE C
(Lampiran II, hal 27)
4.1.5 DATA PERHITUNGAN PERSENTASE KADAR RATA-RATA
DAN PERHITUNGAN STANDART DEVIASI KADAR ASAM SALISILAT
(Lampiran III, hal 31)

4.2 PEMBAHASAN
 Penetapan kadar Asam salisilat dalam sediaan Bedak Marcks dilakukan secara titrasi asam
basa dengan Natrium hidroksida 0,1 N sebagai pentiternya.
 Penambahan indikator Fenolftalein yang bertujuan untuk mengetahui titik akhir titrasi, yang
diketahui dari perubahan sampai merah muda

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
 Kadar Asam salisilat yang diperoleh pada sediaan Bedak Marck yang diperiksa, yaitu:
- Sampel kode A adalah 0,28%
- Sampel kode B adalah 0,30%
- Sampel kode C adalah 0,39%
 Ketiga sampel diatas Memenuhi persyaratan yang di keluarkan oleh Badan Pom
bahwasannya kadar asam salisilat dalam bedak marcks maksimal 0,5%.

5.2 SARAN
Disarankan kepada penelitian selanjutnya agar kadar Asam salisilat diperiksa pada
sediaan lain, misalnya pada bedak dengan merek lain.
DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, Arsil. 2007. Analis Farmasi Secara Titrtimetri. Cetakan II. Medan: CV Bin Harun
Anief, M. 2003. Ilmu Meracik ObatI.Yogyakarta: Gajah Mada University Press
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Farmakope Indonesia.Edisi IV. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI
Gusnistar. G. Sulistia, dkk. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta: Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Hadjar. M. J. 1993. Ilmu Kimia Analisis III. Yogyakarta
Jr. R. A. Day, A. L. Underword. 1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta: PT Gelora Aksara
Pratama

LAMPIRAN I
PERHITUNGAN HASIL PEMBAKUAN LARUTAN NaOH

Dilakukan 3 kali pembakuan :


1. Berat Asam Oksalat yang ditimbang = 50,6 mg
BM = 126,07
BE =2
Volume titrasi (NaOH) yang dipakai = 8,30 ml
Maka Normalitas NaOH:
= BE = V N
= 2 = 8,30 N
N = 0,0967

2. Berat Asam Oksalat yang ditimbang = 50,5 mg


BM = 126,07
BE =2
Volume titrasi (NaOH) yang dipakai = 8,50 ml

Maka Normalitas NaOH:


= BE = V N
= 2 = 8,50 N
N = 0,0942

3. Berat Asam Oksalat yang ditimbang = 50,8 mg


BM = 126,07
BE =2
Volume titrasi (NaOH) yang dipakai = 8,40 ml

Maka Normalitas NaOH:


= BE = V N
= 2 = 8,40 N
= 0,0959

Maka Normalitas NaOH yang dipakai:


=
= 0,0956
LAMPIRAN II
PENETAPAN KADAR ASAM SALISILAT

I. BEDAK MARCK WHITE (KODE A)


Kode Berat Volume Normalitas Kesetaraan Berat
Sampel Penimbangan Titrasi NaOH (N) (mg) Sampel/Kemasan
(mg) (ml) (mg)
A1 150,9 0,14
A2 150,6 0,13
A3 150,7 0,12
0,0956 13,8 4000
A4 150,3 0,13
A5 150,4 0,13
A6 150,5 0,14

A1. Berat Penimbangan = 150,9 mg


Volume titrasi = 0,14 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,30%

A2. Berat Penimbangan = 150,6 mg


Volume titrasi = 0,13 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,28%
A3. Berat Penimbangan = 150,7 mg
Volume titrasi = 0,12 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
Kadar = 100%
= 100%
= 0,26%
A4. Berat Penimbangan = 150,3 mg
Volume titrasi = 0,13 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,28%

A5. Berat Penimbangan = 150,4 mg


Volume titrasi = 0,13 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,28%

A6. Berat Penimbangan = 150,5 mg


Volume titrasi = 0,14 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,30%

II. BEDAK MARCK CREAM (KODE B)


Kode Berat Volum Normalita Kesetaraa Berat
Sampe Penimbanga e s NaOH n Sampel/Kandunga
l n (mg) Titrasi (N) (mg) n
(ml) (mg)
B1 150,4 0,15
B2 1504 0,16
B3 150,5 0,15
0,0956 13,8 4000
B4 150,8 0,14
B5 150,8 0,14
B6 150,2 0,15

B1. Berat Penimbangan = 150,4 mg


Volume titrasi = 0,15 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,33%
B2. Berat Penimbangan = 150,4 mg
Volume titrasi = 0,16 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,35%

B3. Berat Penimbangan = 150,5 mg


Volume titrasi = 0,15 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,32%

B4. Berat Penimbangan = 150,8 mg


Volume titrasi = 0,14 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,30%

B5. Berat Penimbangan = 150,8 mg


Volume titrasi = 0,14 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,30%

B6. Berat Penimbangan = 150,2 mg


Volume titrasi = 0,15 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,32%

III. BEDAK MARCK ROSE (KODE C)


Kode Berat Volume Normalitas Kesetaraan Berat
Sampel Penimbangan Titrasi NaOH (N) (mg) Sampel/Kemasan
(mg) (ml) (mg)
C1 150,4 0,18
C2 150,2 0,18
C3 150,9 0,17
0,0956 13,8 4000
C4 150,2 0,16
C5 150,1 0,18
C6 150,2 0,17

C1 . Berat Penimbangan = 150,4 mg


Volume titrasi = 0,18 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,39%

C2 . Berat Penimbangan = 150,2 mg


Volume titrasi = 0,18 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,39%

C3 . Berat Penimbangan = 150,9 mg


Volume titrasi = 0,17 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,37%

C4 . Berat Penimbangan = 150,2 mg


Volume titrasi = 0,16 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg
Kadar = 100%
= 100%
= 0,35%

C5 . Berat Penimbangan = 150,1 mg


Volume titrasi = 0,18 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,39%

C6 . Berat Penimbangan = 150,2 mg


Volume titrasi = 0,17 ml
Normalitas NaOH = 0,0956
Tiap 1 ml NaOH 0,1 N setara dengan 13,8 mg

Kadar = 100%
= 100%
= 0,37%

LAMPIRAN III
PERHITUNGAN PERSENTASE KADAR RATA-RATA DAN STANDART DEVIASI
ASAM SALISILAT DALAM BEDAK MARCK
I. UNTUK SAMPEL DENGAN KODE A
Kadar A1 (I) = 0,30%
Kadar A2 (II) = 0,28%
Kadar A3 (III) = 0,26%
Kadar A4 (IV) = 0,28%
Kadar A5 (V) = 0,28%
Kadar A6 (VI) = 0,30%

- Persen kadar rata-rata I dan II =

=
= 0,29%

Persen deviasi I dan

II = 100%

= 100%
= 3,44%

- Persen kadar rata-rata II dan III =

=
= 0,27%

Persen deviasi II dan

III = 100%

= 100%
= 3,70%

- Persen kadar rata-rata III dan IV =

=
= 0,27%

Persen deviasi III dan

IV = 100%

= 100%
= 3,70%

- Persen kadar rata-rata IV dan V =

=
= 0,28%

Persen deviasi IV dan

V = 100%

= 100%
= 0%
- Persen kadar rata-rata V dan VI =

=
= 0,29%

Persen deviasi V dan

VI = 100%

= 100%
= 3,44%

- Persen kadar rata-rata VI dan I =

=
= 0,30%

Persen deviasi VI dan

I = 100%

= 100%
= 0%
Persentase penyimpangan terkecil terhadap persentase rata-rata adalah 0% maka kadar Asam
salisilat yang dipakai 0,30%
II. UNTUK SAMPEL DENGAN KODE B
Kadar B1 (I) = 0,33%
Kadar B2 (II) = 0,35%
Kadar B3 (III) = 0,32%
Kadar B4 (IV) = 0,30%
Kadar B5 (V) = 0,30%
Kadar B6 (VI) = 0,32%

- Persen kadar rata-rata I dan II =

=
= 0,34%

Persen deviasi I dan

II = 100%

= 100%
= 2,94%

- Persen kadar rata-rata II dan III =

=
= 0,33%

Persen deviasi II dan

III = 100%

= 100%
= 3,70%

- Persen kadar rata-rata III dan IV =

=
= 0,31%
Persen deviasi III dan

IV = 100%

= 100%
= 3,22%

- Persen kadar rata-rata IV dan V =

=
= 0,30%

Persen deviasi IV dan

V = 100%

= 100%
= 0%

- Persen kadar rata-rata V dan VI =

=
= 0,31%

Persen deviasi V dan

VI = 100%

= 100%
= 3,22%
- Persen kadar rata-rata VI dan I =

=
= 0,31%

Persen deviasi VI dan

I = 100%

= 100%
= 3,22%

Persentase penyimpangan terkecil terhadap persentase rata-rata adalah 0% maka kadar Asam
salisilat yang dipakai 0,30%

III. UNTUK SAMPEL DENGAN KODE C


Kadar C1 (I) = 0,39%
Kadar C2 (II) = 0,39%
Kadar C3 (III) = 0,37%
Kadar C4 (IV) = 0,35%
Kadar C5 (V) = 0,39%
Kadar C6 (VI) = 0,37%

- Persen kadar rata-rata I dan II =

=
= 0,39%
Persen deviasi I dan

II = 100%

= 100%
= 0%

- Persen kadar rata-rata II dan III =

=
= 0,38%

Persen deviasi II dan

III = 100%

= 100%
= 2,63%

- Persen kadar rata-rata III dan IV =

=
= 0,36%

Persen deviasi III dan

IV = 100%

= 100%
= 2,77%
- Persen kadar rata-rata IV dan V =

=
= 0,37%

Persen deviasi IV dan

V = 100%

= 100%
= 5,40%

- Persen kadar rata-rata V dan VI =

=
= 0,38%

Persen deviasi V dan

VI = 100%

= 100%
= 2,63%

- Persen kadar rata-rata VI dan I =

=
= 0,38%
Persen deviasi VI dan

I = 100%

= 100%
= 2,63%

Persentase penyimpangan terkecil terhadap persentase rata-rata adalah 0% maka kadar Asam
salisilat yang dipakai 0,39%

DAFTAR TABEL SAMPEL

NO KODE VOLUME KADAR ASAM KADAR RATA- STANDART STANDART


SAMPEL TITRASI SALISILAT RATA (%) DEVIASI DEVIASI TERKECIL
(ml) (%) (%) (%)
1 A1 0,14 0,30 0,29 3,44
2 A2 0,13 0,28 0,27 3,70
3 A3 0,12 0,26 0,27 3,70
0
4 A4 0,13 0,28 0,28 0
5 A5 0,13 0,28 0,29 3,44
6 A6 0,14 0,30 0,30 0
1 B1 0,15 0,33 0,34 2,49
2 B2 0,16 0,35 0,33 3,70
3 B3 0,15 0,32 0,31 3,22
0
4 B4 0,14 0,30 0,30 0
5 B5 0,14 0,30 0,31 3,22
6 B6 0,15 0,32 0,31 3,22
1 C1 0,18 0,39 0,39 0
2 C2 0,18 0,39 0,38 2,63
3 C3 0,17 0,37 0,36 2,77
0
4 C4 0,16 0,35 0,37 5,40
5 C5 0,18 0,39 0,38 2,63
6 C6 0,17 0,37 0,38 2,63

Anda mungkin juga menyukai