Anda di halaman 1dari 9

Nama : Darin Salsabila Wibowo

NIM : 180351619050
Offering :A
Tanggal :

I. Topik
II. Resume

2.1 Pembelahan Sel Mitosis dan Meiosis


1) Mitosis
Dalam proses pembelahan sel secara mitosis sel induk akan terduplikasi ke sel anak
melalui distribusi kromosom.

a) Meiosis
Apabila kita memisalkan jumlah kromososm dalam gamet adalah n (haploid), maka zigot
yang diproduksi oelh dua gamet memiliki 2n (diploid) kromosom. Meiosis — dari kata
Yunani yang berarti "pengecilan" merupakan proses yang mengurangi keadaan diploid ke
keadaan haploid dimana ia mengurangi jumlah kromosom dalam sel hingga setengahnya.
Sel-sel haploid yang dihasilkan baik secara langsung menjadi gamet atau membelah untuk
menghasilkan sel itu nanti menjadi gamet. Karena itu Meiosis memainkan peran kunci
dalam reproduksi di antara eukariota.
Meiosis 1

Meiosis 2
2.2 Gametosis Hewan dan Tumbuhan
2.3 Fertilisasi
Pembuahan Pada Tumbuhan
1. Pembuahan Tunggal

Gambar 3.1 Pembuahan Tunggal Pada Tumbuhan


(Kimball, 1992).
2. Pembuahan Ganda

Gambar 3.2 Pembuahan Ganda Pada Tumbuhan


(Campbell, 2008).

Pembuahan Pada Hewan


Pada akhirnya telur yang berkembang itu menjadi matang sehingga mampu untuk
mengadakan penyatuan dengan sperma, suatu proses yang disebut fertilisasi. Fertilisai pada
hewan terjadi melalui tahap-tahap tertentu, Ville C.A (1999), yaitu:

1. Dengan berbagai cara yang akan dibacarakan kemudian, telur dan sperma dari spesies yang
sama didekatkan satu sama lain. Gerakan berenang sperma membawanya ke telur. Tiap
gamet mengalami serangkaian perubahan selular yang rumit yang menyebabkan dapat
masuknya sperma dan menjadi aktifnya telur. Sel telur, tidak seperti halnya dengan sel lain,
mempunyai membran vitelina, atau pembungkus yang melapisi membran plasma.
2. Pada waktu sperma mendekati permukaan telur terjadilah reaksi akromosom. Pada
sejumlah spesies terbentuklah satu atau lebih filamen akromosom yang menembus
membran Vitelin.
3. Bersamaan dengan hal tersebut, enzim-enzim yang dikeluarkan oleh akrosom melarutkan
membran sehingga terjadi jalan masuk. Jika zat dari akrosom itu mencapai membran
plasma, maka permukaan telur menonjol keluar dan membentuk kerucut fertilisasi.
4. Membran plasma dari telur dan sperma kemudian mendekat dan daerah sentuhan menjadi
rusak sehingga terbentuk jalan bagi nukleus sperma untuk masuk ke dalam sitoplasma
telur. Ekor sperma tersebut dapat tertinggal di luar. Pada waktu peristiwa ini berlangsung,
permukaan telur mengalami suatu reaksi kortikal yang menyebar dari tempat sentuhan
dengan sperma. Mukopolisakarida yang telah tertimbun dalam granula kortikal dilepaskan
ke permukaan. Karena zat ini menyerap air dan pembengkak maka membran vitelina
terangkat dari permukaan telur dan membentuk membran fertilisasi. Hal ini mencegah
sperma lain untuk menembus telur.
5. Di dalam sitoplasma telur, zat nukleus sperma yang padat membengkak dan membentuk
sperma atau pronukleus jantan, yang bergerak menuju ke telur atau pronukleus betina.
Kedua pronukleus tersebut bersatu untuk membentuk nukleus zigot atau masing-masing
menyumbangkan kromosomnya pada gelendong pembelahan pertama.
6. Reaksi kortikal mengaktifkan telur sehingga mekanisme metabolik mulai bekerja. Telur
sekarang dapat menyelesaikan pembelahan meiosisnya dan menyiapkan diri untuk
pembelahan yang menuju ke pembentukan embrio.
7. Penyatuan satu perangkat kromosom haploid dari sperma dengan seperangkat kromosom
haploid lainnya dari telur yang terjadi karena fertilisasi, memulihkan kembali jumlah
kromosom diploid. Dengan demikian telur yang telah dibuahi atau zigot (Yunani, zygote,
disatukan).
a) Parteogenesis
b) Fertilisasi Eksternal
c) Fertilisasi Internal

Pembuahan Pada Organisme Model Genetika

a. Saccharomyces cerevisiae
Saccharomyces cerevisiae melakukan dua jenis reproduksi yakni aseksual dan seksual.
Pada reproduksi aseksualnya yakni proses pertunasan, dimana terjadi pembelahan mitosis
dari inti haploid. Kemudian reproduksi seksualnya yakni ketika sel haploid dari tipe
perkawinan yang berlawanan bergabung maka akan terjadi fertilisasi (peleburan) sehingga
membentuk sel diploid yang kemudian mengalami meiosis. Hasil dari pembelahan meiosis
akan membentuk empat askospora yang bergabung menjadi satu membentuk askus.

Gambar 3.3 Siklus Hidup Saccharomyces cerevisiae


(Snustad dan Simmons, 2012).

Pembuahan Pada Manusia

Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya
berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi ini mempunyai dua fungsi utama yaitu :
1. Fungsi reproduksi, yang memungkinkan pemindahan unsur-unsur genetik orangtua kepada
keturunan.
2. Fungsi perkembangan, ketika fertilisasi memicu oosit sekunder untuk melanjutkan dan
menyelesaikan proses pembelahan meiosisnya dan membentuk pronukleus wanita.

Gambar 3.4 Jalur Perjalanan Sperma dan Ovum ke Tempat Fertilisasi


(Ferial, 2013).

Tahap Fertilisasi

Fertilisasi terjadi melalui 4 tahap, yaitu:

1. Penetrasi korona radiata oleh sperma dengan bantuan enzim hialuronidase yang melarutkan
senyawa hialuronid pada korona radiata.
2. Penetrasi zona pelusida oleh sperma dengan bantuan enzim akrosin untuk menghancurkan
glikoprotein. Penetrasi ini memicu sel-sel granulosit di bagian korteks oosit sekunder untuk
mengeluarkan senyawa tertentu yang menyebabkan sel-sel di zona pelusida berikatan satu
sama lain membentuk suatu materi yang keras dan tidak dapat ditembus oleh sperma lain.
Proses ini mencegah ovum dibuahi oleh lebih dari satu sperma (polispermia).
3. Setelah menembus zona pelusida, spermatozoa masuk ke ruang perivitelin (ruang antara
zona pelusida dengan membran vitelin (membran plasma), kemudian menempel dan terjadi
fusi (peleburan) membran spermatozoa dengan membran plasma oosit. Peleburan ini
memungkinkan nukleus spermatozoa masuk ke sitoplasma, kemudian berkondensasi dan
membesar sehingga menjadi pronukleus pria (n). Sedangkan ekor spermatozoa kemudian
terlepas dan berdegenerasi. Akibat masuknya nukleus spermatozoa ini juga mengaktivasi
oosit sekunder menyelesaikan pembelahan meiosis kedua-nya menjadi ootid dan polosit
sekunder (badan polar II), sedangkan nukleusnya berkondensasi menjadi pronukleus wanita
(n).
4. Kedua pronukleus bergerak ke tengah, lalu terjadi fusi (peleburan) pronukleus wanita dan
pronukleus pria (disebut syngami). Peleburan ini mengembalikan jumlah kromosom dari
haploid menjadi diploid, dan sel baru hasil peleburan ini disebut zigot (2n).

Gambar 3.5 Tahap-Tahap Fertilisasi. Nomor mengacu pada uraian dalam paragraf
(Ferial, 2013).
Gambar 2. Fertilisasi Hingga Implantasi

(Ferial, 2013).

III. Hal baru yang didapatkan


IV. Karakter apa yang berkembang

Anda mungkin juga menyukai