Laporan PBF 2020 1.1
Laporan PBF 2020 1.1
PT DOS NI ROHA
SAMARINDA
DI SETUJUI OLEH :
Mengetahui :
i
Kata Pengantar
Segala Puji syukur kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sebagai
pencipta semesta karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan Praktek Sistem Ganda (PSG) pada tepat waktunya.
Pada kesempatan ini kami melakukan Praktek Sistem Ganda di PBF Dos
Ni Roha yang dimulai dari tanggal 6 januari 2020 sampai dengan 3 Februari
2020. Dalam penyusunan laporan ini dibuat sedemikian rupa, sehingga secara
umum dan khusus dapat mengetahui gambaran mengenai PBF Dos Ni Roha
dari segi pendistribusian perbekalan farmasi. Kami menyadari dalam
pelaksanaan Praktek Sistem Ganda banyak menghadapi kesulitan ini tidak
terlepas dari bimbingan dan bantuan serta dukungan dari segala pihak, maka
Kami sebagai Anak magang dapat menyelesaikan Praktek Sistem Ganda
dengan lancar.
Oleh sebab itu kami ingin mengucapkan kata terimakasih sebanyak banyak
nya kepada seluruh pihak yang membantu dan membimbing kami selama
kegiatan Praktek Sistem Ganda berlangsung dan ucapan terimakasih itu kami
tunjukkan kepada :
ii
6. Kepada teman teman yang telah memberikan ide dan referensi sebagai
bahan pemikiran dan sebagai bahan untuk penulisan laporan ini
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan selama
Praktek Sistem Ganda berlangsung terutama Orang Tua dan Para
Guru.
Kami menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna sehingga dibutuhkan saran dan kritik untuk membuat kami dapat
lebih baik dan lebih bersemangat lagi dalam mengerjakan laporan yang lebih
sempurna. Harapan kami semoga laporan ini dapat memberikan semangat bagi
kami maupun pembaca yang membutuhkan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
berkenan untuk selalu memberikan kami ilmu yang bermanfaat dalam bidang
kefarmasian.
Penyusun,
Fadika (namalengkap)
iii
Daftar Isi (lanjutkan rapikan kayak yg sy contohkan)
iv
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 36
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
2
Maka dari itu berbagai materi dan teori yang dipelajari sebelumnya dapat
dipraktekkan langsung dalam Dunia Kefarmasian yang ada di negara ini. Seperti
yang kita ketahui bahwa materi dan teori yang diperoleh merupakan salah satu
pendukung terjadinya pelaksanaan kerja yang baik dan benar. Sebagaimana yang
telah diketahui sebelumnya bahwa praktek tersebut berasal dari teori yang
dipelajari sebelumnya. Oleh karena itu untuk menyelesaikan program studinya,
para siswa harus melaksanakan Praktek Sistem Ganda ini.
Oleh karena itu, Perlaksanaan Praktek Sistem Ganda di rumah Sakit, Apotek,
Pedagang Besar Farmasi (PBF) SMK MEDIKA SAMARINDA sangat perlu
dilakukan dalam rangka mempersiapkan diri untuk berperan aktif di Apotik sesuai
dengan fungsi dan kompetensi Asisten Apoteker maupun di Distributor agar bisa
mepelajari cara Pengadaan, Penerimaan, penyimpanan,dan Penyaluran Barang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
D. Syarat pemohon :
1) Berbadan hukum berupa perseroan terbatas atau koperasi.
2) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
3) Memiliki apoteker penanggung jawab tetap WNI.
4) Komisaris/dewan pengawas dan direksi/pengurus tidak pernah
terlibat, baik langsung atau tidak langsung dalam pelanggaran
peraturan perundang-undangan di bidang farmasi.
5) Menguasai bangunan dan sarana yang memadai.
6) Menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan dengan
perlengkapan yang dapat menjamin mutu serta keamanan obat
yang disimpan.
7) Memiliki ruangan penyimpanan obat yang terpisah dari
ruangan lain sesuai CDOB.
E. Dalam hal permohonan, pemohon harus memperoleh persetujuan
penanaman modal dari instansi penyelenggaraan urusan penanaman
modal sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
F. PBF dan PBF cabang yang akan menyalurkan bahan obat harus
memenuhi persyaratan :
1.Memiliki laboratorium yang mempunyai kemampuan untuk
pengujian bahan obat yang disalurkan sesuai dengan ketentuan
umum yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal.
2.Memiliki gudang khusus tempat penyimpanan bahan obat yang
terpisah dari ruangan lain.
b. Susunan direksi/pengurus.
6
Badan Dinas Kesehatan Provinsi dan kepala BPOM. Laporan tersebut dapat
dilakukan secara elektronik dengan menggunakan informasi dan komunikasi
selain itu, laporan dapat setiap saat harus diperiksa oleh petugas yang
berwenang.
2.5 Cara Distribusi Obat Dengan Baik
Menurut panduan yang dikeluarkan oleh Menteri Kesehatan ada beberapa
aspek-aspek untuk melaksanakan pendistribusian obat dalam panduan Cara
Distribusi Obat dengan Baik atau yang biasa disingkat dengan CDOB, antara
lain ;
1. Manajemen Mutu (gak sama spasix,, perhatikan semua ketikkanmu ,, jd
gak edit berkali-kali)
Kegiatan managemen mutu meliputi kesesuaian infrastruktur seperti
organisasi, SOP, proses serta sumber daya yang digunakan dan tindakan
sistematis yang diperlukan guna menjamin proses distribusi berjalan sesuai
GDP (Good Distribution Practice) sehingga memenuhi persyaratan kualitas.
Setiap aspek dalam proses distribusi sediaan farmasi harus dapat bertanggung
jawab terhadap kualitas dan keamanan dari produk. Dalam pelaksanaannya,
sistem yang memadai harus tersedia untuk memastikan produk dapat
ditelusuri. Prosedur pengadaan dan perilisan harus dikeluarkan secara resmi,
guna memastikan bahwa produk farmasi yang akan didistribusikan bersumber
dari pemasok yang legal.
Semua dalam proses rantai pasok harus dapat terlacak berdasarkan jenis
produk farmasi tersebut dan harus dilengkapi prosedur dan catatan tertulis
yang dapat menjamin ketelusuran produk. Kegiatan penjaminan mutu dalam
proses distribusi meliputi managemen mutu, manajemen resiko mutu, kajian
dan pemantauan manajemen serta pengelolaan kegiatan distribusi berdasarkan
kontrak. SertifikatSertifikat kesesuaian sistem mutu yang berlaku baik
nasional maupun internasional (seperti International Standardization
Organization (ISO)) sangat direkomendasikan untuk suatu PBF. Jika tidak
9
yang tersedia untuk memastikan bahwa sumber obat dan/atau bahan obat yang
diterima berasal dari industri farmasi dan/atau fasilitas distribusi lain yang
mempunyai izin sesuai peraturan perundang-undangan untuk meminimalkan
risiko obat dan/atau bahan obat palsu memasuki rantai distribusi resmi
a. Kalifikasi Pemasok (pakai huruf kecil aja, tau kan aturan penulisan
kapan pakai huruf besar, kapan harus pakai huruf kecil) (jangan
langsung copy paste tp gak dirapikan,, ini fadika ngambil dr google
ya bukan dr UU ttg PBF)
Fasilitas distribusi harus memperoleh pasokan obat dan/atau bahan
obat dari pemasok yang mempunyai izin sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Pengadaan obat dan/atau bahan obat harus
dikendalikan dengan prosedur tertulis dan rantai pasokan harus
diidentifikasi serta didokumentasikan. Harus dilakukan kualifikasi yang
tepat sebelum pengadaan dilaksanakan. Pemilihan pemasok, termasuk
kualifikasi dan persetujuan penunjukannya, merupakan hal operasional
yang penting. Pemilihan pemasok harus dikendalikan dengan prosedur
tertulis dan hasilnya didokumentasikan serta diperiksa ulang secara
berkala.
b. KUALIFIKASI PELANGGAN (rapikan seperti contoh
diatas)
Fasilitas distribusi harus memastikan bahwa obat
dan/atau bahan obat hanya disalurkan kepada pihak yang
berhak atau berwenang untuk menyerahkan obat ke
masyarakat.
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan suatu proses untuk memastikan
penerimaan obat atau bahan obat diterima dengan benar,
12
d. Penyimpanan
Obat dan/atau bahan obat harus disimpan terpisah dari
produk selain obat dan/atau bahan obat dan terlindung dari
dampak yang tidak diinginkan akibat paparan cahaya matahari,
suhu, kelembaban atau faktor eksternal lain.
Perhatian khusus harus diberikan untuk obat dan/atau
bahan obat yang membutuhkan kondisi penyimpanan khusus.
Kegiatan yang terkait dengan penyimpanan obat dan/atau
bahan obat harus memastikan terpenuhinya kondisi
penyimpanan yang dipersyaratkan dan memungkinkan
penyimpanan secara teratur sesuai kategorinya; obat dan/atau
bahan obat dalam status karantina, diluluskan, ditolak,
dikembalikan, ditarik atau diduga palsu.
13
5. Inspeksi Diri
Inspeksi diri harus dilakukan dalam rangka memantau pelaksanaan
dan kepatuhan terhadap pemenuhan CDOB dan untuk bahan tindak lanjut
langkah-langkah perbaikan yang diperlukan. Pada dasarnya mekanisme
Inpeksi Diri dalam sebuah industri yaitu untuk mendeteksi kekurangan atau
kesalahan yang beroperasi dalam sistem apapun.
Menuntut seseorang untuk mengkoreksi diri mereka sendiri serta
memeriksa kesesuian dan kepatuhannya dengan tindakan koretif yang sesuai.
Hal ini merupakan cara pasti untuk mengevaluasi keselurahan sistem operasi
dari setiap aspek serta untuk memastikan dan menjaga kualitas produk.
6. Keluhan, Obat dan Bahan Obat Kembalian Diduga Palsu dan Penarikan
Kembali.
Semua keluhan dan informasi lain tentang obat dan/atau bahan obat
berpotensi rusak harus dikumpulkan, dikaji dan diselidiki sesuai dengan
prosedur tertulis. Obat dan/atau bahan obat yang akan dijual kembali harus
melalui persetujuan dari personil yang bertanggung jawab sesuai dengan
kewenangannya. Diperlukani dari setiap instansi, industri farmasi dan fasilitas
distribusi dalam menangani obat dan/atau bahan obat yang diduga palsu. Jika
diperlukan, dibutuhkan suatu sistem yang komprehensif untuk menangani
semua kasus, termasuk cara penarikan kembali. HarusHarus tersedia
dokumentasi untuk setiap proses penanganan keluhan termasuk pengembalian
dan penarikan kembali serta dilaporkan kepada pihak yang berwenang.
a. KELUHAN
Harus tersedia prosedur tertulis di tempat untuk penanganan
keluhan. Harus dibedakan antara keluhan tentang kualitas obat
dan/atau bahan obat dan keluhan yang berkaitan dengan distribusi.
Keluhan tentang kualitas obat dan/atau bahan obat harus
14
Harus dilakukan penilaian risiko terhadap obat dan/atau bahan obat yang
bersangkutan, terkait persyaratan penyimpanan khusus dan waktu yang
diperlukan sejak pengiriman dari pelanggan sampai diterima oleh industri
farmasi.
Obat dan/atau bahan obat kembalian harus disimpan terpisah dari obat
dan/atau bahan obat yang memenuhi syarat jual dan dalam area terkunci serta
diberi label yang jelas sampai ada keputusan tindak lanjut. Penilaian yang
diperlukan dan keputusan mengenai status obat dan/atau bahan obat tersebut
harus dilakukan oleh personil yang berwenang
Persyaratan obat dan/atau bahan obat yang layak dijual kembali, antara lain
jika:
1. obat dan/atau bahan obat dalam kemasan asli dan kondisi yang memenuhi
syarat serta memenuhi ketentuan;
2. obat dan/atau bahan obat kembalian selama pengiriman dan
penyimpanan ditangani sesuai dengan kondisi yang dipersyaratkan;
3. obat dan/atau bahan obat kembalian diperiksa dan dinilai oleh
penanggung jawab atau personil yang terlatih, kompeten dan
berwenang;
4. Fasilitas distribusi mempunyai bukti dokumentasi tentang kebenaran
asal-usul obat dan/atau bahan obat termasuk identitas obat dan/atau
bahan obat untuk memastikan bahwa obat dan/atau bahan obat
kembalian tersebut bukan obat dan/atau bahan obat palsu.
5. Obat dan/atau bahan obat yang memerlukan kondisi suhu
penyimpanan yang rendah tidak dapat dikembalikan.
6. Semua penanganan obat dan/atau bahan obat kembalian termasuk
yang layak jual atau yang dapat dimusnahkan harus mendapat
persetujuan penanggung jawab dan terdokumentasi.
16
7. Transportasi
8. Dokumentasi
BAB III
PEMBAHASAN PBF DOS NI ROHA
3.1 Teknis Pelaksanaan Praktek kerja Industri (yang ini kemarin ibu udah
ubahkan ,,, knp kembali seperti semula ,,, fadika pakai file baru ya …) coba
perhatikan laporanmu yg ibu periksa per halaman)
1. Waktu pelaksanaan
Praktek Kerja Industri di PBF Dos Ni Roha Cabang Samarinda adalah selama
4 (empat) minggu terhitung dari tanggal 8 januari 2020 – 3 Februari 2020 dimana
setiap harinya dibagi menjadi 1 (satu) shif.
2. Tempat Pelaksanaan
Suseno
Arif Dani S
7. Branch K & A : Lily Nor Avendiana
a. Staff Credit Analistik : Rano Yulianto
Fatmawati
Ayu Lestari
b. Collector : Rofik
Handoko
c. Chasier : Asniati
Drajat Eric W
d. Order Processing Staff : Septi Saparianti
8. Personal General Affair : Supiansyah
a. Security Guard : Susetyo Bisri
Ade Wardani
Misranto
1. Tablet
Merupakan sediaan padat yang dibuat secara kempa cetak dalam
bentuk tabung pipih atau sirkuler kedua permukaan rata atau cembung
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa bahan
tambahan.
3. Pil
Merupakan bentuk sediaan padat bundar dan kecil mengandung bahan
obat dan dimaksudkan untuk pemakaian oral. Saat ini sudah jarang
ditemukan karena tergusur tablet dan kapsul. Masih banyak ditemukan
pada seduhan jamu.
4. Kapsul
Merupakan sediaan padat yang terdiri dari obat dalam cangkang keras
atau lunak yang dapat larut. keuntungan/tujuan sediaan kapsul adalah :
a. menutupi bau dan rasa yang tidak enak
b. menghindari kontak langsung dengan udara dan sinar matahari
c. Lebih enak dipandang (memperbaiki penampilan)
d. Dapat untuk 2 sediaan yang tidak tercampur secara fisis (income
fisis), dengan pemisahan antara lain menggunakan kapsul lain yang
lebih kecil kemudian dimasukan bersama serbuk lain ke dalam kapsul
yang lebih besar.
e. Mudah ditelan
5. Larutan (solutiones)
Merupakan sedian cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia
yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam air, yang karena bahan-
bahannya,cara peracikan, atau penggunaannya,tidak dimasukan dalam
golongan produk lainnya. Dapat juga dikatakan sedian cair yang
mengandung satu atau lebih zat kimia yang larut, misalnya terdispersi
secara molekuler dalam pelarut yang sesuai atau campuran pelarut
yang saling bercampur. Cara penggunaannya yaitu larutan oral
(diminum) dan larutan topikal (kulit).
25
6. Suspensi (suspensiones)
Merupakan sedian cair mengandung partikel padat tidak larut
terdispersi dalam fase cair. macam suspensi antara lain : suspensi oral
(juga termasuk susu/magma),suspensi topikal (penggunaan pada kulit)
suspensi tetes telinga (telinga bagian luar),suspensi optalmik,suspensi
sirup kering.
7. Emulsi (elmusiones)
Merupakan sediaan berupa campuran dari dua fase dalam sistem
dispersi, fase cairan yang satu terdispersi sangat halus dan merata
dalam fase cairan lainnya, umumnya distabilkan oleh zat pengemulsi.
8. Infusa
Merupakan sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia
nabati dengan air pada suhu 90 derajat celcius selama 15 menit.
9. Salep (unguenta)
Merupakan sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian topikal
pada kulit atau selaput lendir. Salep dapat juga dikatakan sediaan
setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat
luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar
salep yang cocok.
PBF Dos Ni Roha mengadakan kebutuhan obat dari PBF pusat. Stok
barang yang diadakan di PBF, sekali pengadaan tergantung kebutuhan
obat yang dibutuhkan, dan PBF DNR tidak memesan dari PBF luar karena
barang atau obat dipesan dari PBF pusat. Untuk pengadaan psikotropika
(masa ada psikotropikax,, klo ada contoh obatx apa ??) dan prekusor
didatangkan dari pusat dengan surat pesanan khusus yang kirim oleh
apoteker penanggung jawab PBF cabang, kemudian akan diproses dan
siap dikirimkan sesuai dengan pesanan melalui ekspedisi. Pemesanan
tentunya terdapat batasan pemesanan tertentu yang harus ditaati, sehingga
pemesanan tidak boleh berlebihan hanya sesuai kepentingan. Untuk
pelayanan pengadaan sediaan psikotropika harus dari surat pesanan (SP)
asli dilengkapi dengan tanda tangan direktur perusahaan atau kepala
cabang dan apoteker, stempel perusahaan yang bersangkutan serta dengan
syarat-syarat kelengkapan lainnya.
c) Penerimaan Obat dari Pbf Pusat Ke Pbf Cabang
Obat-obatan di PBF Dos Ni Roha diterima dari pusat / Depo
Central.Barang yang diterima rutin dikirim melalui tim ekspedisi untuk
tiap pesanan. Penerimaan barang merupakan segala awal arus barang yang
bergerak di Gudang. Penerimaan barang dari pemasok atau rekanan
memang kelihatan mudah, namun bila hal ini tidak memiliki sistem yang
mengatur, maka bisa dipastikan akan mengganggu Produktifitas.
Berikut adalah hal-hal penting dalam penerimaan barang :
1. Bukti Pesanan Barang dari Gudang ( untuk memastikan pesanan
barang dalam spesifikasi tepat)
2. Bukti Tanda Barang diterima ( untuk penagihan )
3. Cek Bukti Pemesanan dengan fisik barang
4. Cek Expired Date dan kondisi barang ke penyimpanan.
5. Barang-barang / obat-obat yang masuk dicatat dalam pembukuan
Gudang kemudian dilakukan pengeditan di computer
29
30
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari hasil Praktek Sistem Ganda (PSG) di pedagang besar farmasi yaitu PT. Dos
Ni Roha selama kurang lebih satu bulan dapat kami simpulkan :
1. PT Dos Ni Roha melayani pendistribusian perbekalan farmasi seperti obat-
obatan, Alkes dan kosmetik. Selain itu yang perlu di ketahui yaitu pedagang
besar farmasi hanya dapat mendistribusikan barang-barangnya kepada apotek,
rumah sakit, balai pengobatan, PBF lain, toko obat berizin dan instalasi lain
yang telah di tentukan dalam peratuan pemerintah yang berlaku.
2. Adapun tugas seorang asisten apoteker adalah menjadi penanggung jawab
penuh dalam kegiatan pendistribusian di dalam Pedagang Besar Farmasi yang
berlaku sesuai peraturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah dan instalasi
terkait.
3. Pelaksanaan PSG di Pedagang Besar Farmasi PT. Dos Ni Roha sangat
bermanfaat bagi calon asisten apoteker menyangkut berbagai aspek
pengelolaan perbekalan farmasi meliputi perencanaan, pengadaan dan
distribusi.
34
LAMPIRAN (kemarin ibu udah ada contohkan ,, kenapa masih begini ,, lihat
laporanmu yg ibu periksa kemarin)
Struktur Organisasi
37
Kartu Stock
38
39
Faktur penjualan
40
Denah Lokasi
41
42
Foto Kegiatan
43