Anda di halaman 1dari 2

Teori Health Belief Mode

Tahun 1950-an, psikolog Irwin M. Rosenstock, Godfrey M. Hochbaum, S. Stephen, Kegeles, dan
Howard Leventhal dari Pusat Layanan Kesehatan Publik Amerika Serikat mengembangkan
sebuah teori intrapersonal yang disebut Health Belief Model (HBM) atau Model Kepercayaan
Kesehatan, yaitu sebuah model yang menjelaskan pertimbangan seseorang sebelum ia
berperilaku sehat dan memiliki fungsi sebagai upaya pencegahan terhadap penyakit. Teori ini
memiliki enam komponen yang dapat membantu kita untuk menjaga perilaku hidup sehat
sehingga terhindar dari penyakit.

1. Percaya bahwa penyakit muncul dari suatu perilaku tertentu (Perceived


Susceptibility)

Secara teori, kita paham bahwa suatu penyakit muncul akibat perilaku tidak sehat. Misalnya,
seseorang menderita kanker paru-paru akibat kebiasaan merokok. Maka ia akan menghindari
perilaku yang dapat mendatangkan penyakit dan melakukan hal-hal yang dapat
meningkatkan kesehatan serta kebugaran tubuhnya. Misalnya, seseorang rutin berolahraga
dan menghindari rokok.

2. Percaya akan berbahayanya suatu penyakit (Perceived Severity)

Setiap penyakit memiliki dampaknya masing-masing terhadap tubuh. Misalnya, mengetahui


bahwa diare dapat berujung kepada kematian akibat dehidrasi. Dengan menanamkan persepsi
seperti ini, kita jadi lebih berhati-hati agar tidak terserang penyakit tersebut dan senantiasa
menerapkan perilaku hidup sehat.

3. Percaya terhadap manfaat dari metode yang disarankan untuk mengurangi


resiko penyakit (Perceived Benefits)

Kita tentu pernah mendapatkan masukan mengenai suatu perilaku atau metode yang dapat
mencegah kita dari suatu penyakit. Bisa dari dokter maupun media. Misalnya, minum air
mineral sebanyak dua liter sehari dapat mencegah resiko penyakit ginjal. Dengan meyakini
manfaat dari minum air yang cukup, seseorang akan lebih bersemangat dalam menerapkan
pola hidup tersebut.

4. Percaya terhadap harga nyata dari perilaku sehat yang dilakukan (Perceived
Barriers)

Dalam menerapkan perilaku hidup sehat, tentu saja ada terdapat hambatan, salah satunya
masalah biaya. Persepsi kita terhadap hambatan semacam ini harus diminimalkan agar dapat
melakukan perilaku hidup sehat secara maksimal. Agar lebih mudah, kita perlu menanamkan
persepsi baru bahwa kita akan lebih banyak mengeluarkan biaya apabila sudah terserang
penyakit parah.
5. Menyegerakan perilaku hidup sehat akibat suatu kondisi tertentu (Cues to
Action)

Kita perlu menanamkan persepsi bahwa kita harus segera berperilaku hidup sehat ketika
menemui suatu kondisi tertentu, terutama saat tubuh mengalami keluhan. Dengan begitu,
suatu penyakit dapat dicegah sebelum semakin parah.

6. Percaya pada diri sendiri bahwa kita mampu melaksanakan perilaku hidup
sehat (Self Efficacy)

Yang paling penting dari penerapan Health Belief Model adalah kepercayaan diri. Percaya
bahwa kita dapat menerapkan perilaku hidup sehat berguna dalam menjaga proteksi
kesehatan.

Dalam teori Health Belief Model (HBM), terdapat faktor-faktor, yaitu kesiapan individu dalam
mengubah perilaku, dorongan dari lingkungan di sekitar individu, serta perilaku hidup sehat itu
sendiri. Ketiga faktor ini dipengaruhi oleh persepsi-persepsi yang tertanam dalam pikiran kita.

Anda mungkin juga menyukai