Anda di halaman 1dari 46

NIKPUSAR

(TEKNIK TEMPUR DASAR)

Pertempuran adalah tindakan pasukan untuk menghancurkan, merebut dan menduduki


lawan.

1. Samaran

Samaran adalah suatu usaha untuk menyembunyikan diri, perlengkapan, dan kedudukan
dari pengamatan musuh. Samaran dapat di bedakan menjadi dua, yaitu :

a. Samaran Alam: Daun-daunan, rumput-rumputan, tanah lumpur.


b. Samaran Buatan: Jaring, karung.

Penyamaran meliputi :
a. Penyamaran diri
- Bagian muka.
- Tutup kepala.
b. Penyamaran perlengkapan
- Poles senjata dengan lumpur atau krim pewarna kecuali bagian yang bergerak.
- Kelamkan sangkur dan ikat barang perlengkapan yang mudah goyang dan
berbunyi.

Hal-hal yang perlu di perhatikan:


Gerakan adalah suatu hal menarik perhatian. Bila kita memberi isyarat dengan
tangan atau bergerak dari satu kedudukan ke kedudukan lain akan dapat terlihat dengan
mata telanjang. Kalau terpaksa usahakan bergerak dalam posisi rendah
(merunduk).Dalam serangan bergeraklah pada route yang terlindung dan hindari gerakan
yang melintang karena gerakan yang melintang memudahkan musuh dapat melihat
gerakan kita.
Sinar / Cahaya
a. Sinar / cahaya akan menarik perhatian musuh. Adapun sinar pada malam hari
seperti cahaya senter, api rokok, lampu. Pantulan cahaya pada perlengkapan yang
kilat seperti senjata, kulit manusia, kaleng.
b. Cahaya ini akan memudahkan bagi musuh untuk mengetahui kedudukan kita
untuk mengurangi cahaya / sinar ini maka gunakan khusus samaran krim pada
muka dan bagian-bagian badan yang lain untuk menghilangkan pantulan cahaya
dari kulit.
2. Perlindungan

Adalah semua benda di medan baik dari alam maupun buatan yang dapat dipergunakan untuk
menghindari diri dari tembakan dan peninjauan musuh.
Perlindungan meliputi:

a. Alam: semak, rumput, bayangan benda alam, jurang, tebing, kayu, tanggul alam,
lereng.
b. Buatan: karung, jaring, samara (rumbai-rumbai), sumur, dinding buatan.
3. Gerakan dasar perorangan
a. Berjalan
Dilakukan saat posisi musuh sudah diketahui namun masih jauh dan belum ada
kontak dengan musuh.
Sikap saat berjalan adalah:
 Depan senjata, pegang senjata dengan sikap depan senjata tangan kanan pada
pegangan pistol grip, jari telunjuk lurus sepanjang pelindung picu tangan kiri pada
pelindung laras.
 Senjata di sandang pada bahu kanan, tangan kanan pada pegangan pistol grip
popor dikempit dengan siku tangan kanan.
 Senjata mengarah kedepan, tangan kanan pada pegangan pistol grip telunjuk
tangan kanan sepanjang pelindung picu, tangan kiri lurus dan memegang
pelindung laras. Pada situasi tertentu badan agak dibongkokkan berjalan agak
diperlahan mata selalu searah dengan laras.

b. Tiarap

Adalah hal pertama yang harus dilakukan saat terdengar tembakan. Sikap saat tiarap
adalah dari posisi berdiri (depan senjata) kaki terbuka sejajar selebar bahu, kedua
lutut ditekuk kedepan, badan condong kedepan, kedua lutut merapat pada tanah,
badan direbahkan kedepan diterima oleh tangan kiri sebatas bahu (siku posisi depan
jatuh), senjata dipegang tangan kanan laras kedepan, kemudian setelah merapat
ketanah ambil sikap menembak.

c. Berguling

Berguling di awali dari sikap tiarap. Senjata ditangan kiri lurus pada pelindung laras
tangan kanan pada pegangan pistol grip berguling kekanan/kekiri dengan merapatkan
kedua kaki.

d. Merangkak

Langkah-langkah dalam merangkak adalah:

1. Sikap permulaan berlutut pada kedua kaki.


2. Rebahkan badan kedepan diterima oleh telapak tangan kiri, senjata dipegang.
3. Tangan kanan/kiri pada pegangan pistol grip, jari telunjuk lurus.
4. Disepanjang pelindung picu, popor dijempit pada ketiak kanan/kiri.
5. Gerakan kedepan dengan mengajukan kedua lutut dan tangan kiri.
6. Secara bergantian, senjata pada tangan kanan, laras lurus kedepan.
7. Pandangan mengawasi medan depan.

e. Merayap
1. Merayap Komodo

Dikerjakan bila perlindungan yang ada sangat terbatas, kedudukan musuh sudah
dekat, kecepatan sudah tidak mungkin dilaksanakan.Pembawaan senjata, pegang
senjata dengan tangan kanan pada tali sandang merapat pada cincin tali sandang
bagian atas, seluruh badan termasuk kepala merapat ke tanah.

2. Merayap Harimau Merunduk

Dikerjakan bila perlindungan yang ada agak terbatas, kedudukan musuh sudah
dekat, kecepatan masih diperlukan.

3. Merayap Kucing

Dilaksanakan di malam hari dengan pergerakan yang sangat lambat karena


pentingnya menjaga kerahasian.

f. Berlari

Adalah cara tercepat untuk berpindah, dengan membungkukkan badan, langkah kaki
dean dan belakang lurus.

Taktik saat berlari:

 Tentukan tujuan lari


 Rencanakan rute yang aman
 Berlari sesuai rencana

Bila dalam kelompok berlari secara berpencar dan arah zigzag agartidak mudah
menjadi sasaran bidikan.

g. Melompat

Yang perlu diperhatikan dalam melompat:

 Jangan mengganggu binatang yang akan menarik perhatian


 Manfaatkan kebisingan/kegaduhan/suara tembakan kemudian baru melompat.

TKK

(Taktik Kesatuan Kecil)


TKK adalah suatu cara atau taktik dalam pertempuran regu kecil yang bertujuan agar
siswa mengerti dan melaksakan dengan baik.

Organisasi dalam regu:


1. Danru (Komandan regu)
2. Wadanru (Wakil Komandan regu)
3. Penembak SO
4. Pembantu penembak SO
5. Penembak senapan

Tugas Danru
a. Memimpin regunya
b. Memelihara disiplin dan ketangkasan regunya
c. Menetukan kedudukan penembak yang baru bagi regunya
d. Mancari dan menentukan kedudukan SO
e. Memelihara hubungan dengan pletonnya
f. Memperhatikan hubungan dengan pasukan tetangga
g. Apabila terpaksa tanpa menunggu perintah menyerang sasaran yang penting dan
berbahaya kemudian melapor kepada atasan yaitu Danton.
h. Apabila ia hanya memimpin sebagian regunya, sisanya diserahkan kepada Wadanru.

Tugas Wadanru
a. Membantu Danru memelihara disiplin regunya
b. Membantu Danru menambah kebutuhan amunisi regunya
c. Selalu dapat memelihara hunbungan dengan Danru
d. Mewakili Danru apabila berhalangan
e. Memimpin kelompok SO

Tugas Kelompok SO
a. Mencari tempat yang baik untuk selanjutnya dapat menembak dengan tepat dan
berhasil.
b. Selalu memperhatikan sasaran yang timbul tiba-tiba terutama senjata otomatis musuh.
c. Selalu memelihara hubungan dengan Danru agar setiap saat dapat menembak dengan
tepat.

Tugas Kelompok Senapan

a. Dalam serangan bergerak maju menurut perintah Danru dan memperhatikan


petunjuknya.
b. Dalam bertempur mereka meneruskan perintah kepada penembak selanjutnya
c. Jika beberapa prajurit sedang bergerak maju maka dapat dibantu oleh prajurit lainnya.
Formasi Serangan dalam Regu
Formasi adalah bentuk susunan regu yang dapat berubah sesuai dengan keadaan medan,
taktis, perubahan cuaca dan penglihatan serta menghindaripeninjauan musuh. Ada pun formasi
regu adalah sebagai berikut:
1. Berbanjar
o Jarak perorangan anggota regu adalah 5 meter
o Dilaksanakan saat cuaca berkabut dan di malam hari
2. Banjar terputus
o Formasi banjar dengan posisi zigzag, penembak ganjil di kiri dan genap di kanan.
o Keuntungan formasi ini ini adalah kemudahan dalam berubah arah.
o Kerugiannya adalah dapat menarik perhatian musuh dan kurang baik saat
menembak.
3. Kelompok 2,3
o Perlindungan medan lebih menguntungkan
o Adalah formasi saat menyerang/menyerbu
4. Bersyaf
o Arah tembakan difokuskan pada satu arah
o Merupakan formasi saat menyerang/menyerbu
o Melalui bagian medan sempit yang terbuka atau tidak terlindung.
5. Paruh lembing
o Formasi untuk menyusahkan peninjauan dari udara Untuk kebutuhan konsolidasi.

SENAM SENJATA
Merupakan perpaduan antara senam biasa dan senam dengan menggunakan
senjata.Senam ini bertujuan untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot tangan, memanfaatkan
senjata sebagai alat peraga dalam senam dan juga sebagai variasi untuk memperindah senam
tersebut.Adapun kekurangan dari senam senjata ini yaitu tidak bisa dilakukan oleh semua orang
karena tidak semua orang mempunyai senjata yang dimaksud.Menurut cerita pemateri, awal
mula senam senjata diciptakan adalah adanya serangan musuh saat prajurit sedang melakukan
senam kebugaran sehingga banyak korban jiwa berjatuhan, sehingga diciptakan gerakan-gerakan
senam senjata untuk kebugaran prajurit sambil tetap siaga jika sewaktu-waktu musuh
menyerang.

PENGJATRI
Materi ini berisi tentang Pengetahuan Senjata Ringan.Kami dikenalkan dengan senjata
ringan jenis M 16 A1.Senjata M 16 A1 dibuat di Amerika Serikat oleh ARM LINGHT.Jarak
tembakan efektif yang dikeluarkan M 16 A1 adalah 460 m sampai jarak maksimal 2.650 m.
Adapun Bagian Dari M 16 A1, yaitu :
 Magazine
 Tali sandang
 Pelocok
 Tangkai pemegang penengang
 Laras dan ekor
 Kas dan popor
 Sangkur
 Sarung sangkur

Dalam prakteknya kami diajarkan cara bongkar senjata dan cara menembak
menggunakan senjata M 16 A1 dengan peluru tajam dilapangan tembak Satuan Naga Pakca.

Jenis-Jenis Gangguan Yang Timbul Ketika Menembak Diantaranya :

 Peluru tidak meletus


 Tidak dapat ditembakkan
 Pengunci tidak baik

TUM
(Tata Upacara Militer)
Upacara adalah rangkaian kegiatan yang diikuti oleh sejumlah personil sebagai pasukan
upacara baik bersenjata/tidak dengan dibentuk U atas segaris dan dipimpin oleh seorang irup dan
setiap kegiatan personil pasukan upacara melakukan ketentuan-ketentuan.
Manfaat upacara
 Memberikan penghormatan kepada para pahlawan yang telah membangun pondasi
bangsa ini menjadi besar.
 Memupuk rasa cinta pada tanah air dan satuan yang akhirnya akan bermuara kepada
rela berkorban.
 Merupakan wahana untuk menyampaikan dan menjabarkan kebijakan pimpinan
dalam rangka pembangunan satuan yang solid dan professional.

Pejabat Upacara
1. IRUP (Inspektur Upacara)
Sebagai pejabat tertinggi.Penerima penghormatan.Tidak memberi aba – aba.
Mengesahkan Renup (rencan upacara). Mengadakan pemeriksaan pasukan.
2. DANUP (Komandan Upacara)
Pemimpin pasukan dan memimpin penghormatan kepada Irup. Pangkat minimal sama
dengan pimpinan pasukan. Pasukan bersenjata, Danup harus berpedang.
3. PAUP (Perwira Upacara)
Pejabat yang bertugas menyusun rencana upacara dan mengendalikan tertibnya
upacara. Mengajukan rencana upacara dan memberi penjelasan kepada Irup.Dalam
pelaksana tugasnya perwira upacara dibantu oleh pembawa acara.

Bentuk dan Susunan Upacara


 Bentuk
Segaris
U
 Susunan Acara
1. Acara persiapan
 Pasukan memasuki lapangan upacara.
 Komandan upacara memasuki lapangan upacara, mengambil alih pasukan, hunus
pedang, merapikan pasukan.
2. Acara pendahuluan
 Laporan perwira upacara kepada inspektur upacara.
 Inspektur upacara memasuki lapangan upacara.
 Mars satuan.

3. Acara pokok
 Penghormatan pasukan.
 Laporan komandan upacara, dilanjutkan pemeriksaan pasukan
 Pengibaran bendera.
 Mengheningkan cipta.
 Pancasila dan UUD 1945.
 Pengucapan Sapta Marga, pembacaan 5 Prasetya KORPRI.
 Amanat.
 Andhika Bhayangkari.
 Laporan komandan upacara.
 Penghormatan pasukan.
4. Acara penutup
 Mars satuan
 Doa
 Inspektur upacara meninggalkan lapangan upacara
 Laporan perwira upacara
 Komandan upacara menyarungkan pedang dan menyerahkan komando kepada
masing-masing komandan pasukan.
5. Acara tambahan
 Dilaksanakan setelah semua selesai, seperti demonstrasi dan lain-lain.
 Defile.
Parade dan Defile
1. Parade
Adalah upacara yang seluruh pasukannya terdiri dari anggota kesatuan-kesatuan TNI
yang disusun dalam bentuk tertentu, dipimpin oleh komandan upacara dalam rangka
tertentu yang ditetapkan pemerintah.Biasanya untuk memperingati hari-hari bersejarah.

Tujuan :

 Menunjukkan kesetiaan TNI pada bangsa dan negara


 Memelihara jiwa kesatuan
 Menunjukkan kekuatan dan kebesaran TNI sebagai potensi dan kebanggaan
nasional.

Sifat :

 Bila menunjukkan kemahiran maka pasukan dalam formasi penuh,


pakaian/perlengkapan senjata dan seragam lengkap.
 Bila menunjukkan kesiapan personil, Irup boleh dari satuan lain.
2. Defile

Adalah acara tambahan dari upacara yang kegiatannya dilaksanakan oleh pasukan dalam
susunan tertentu dipimpin seorang komandan dimana pasukan bergerak maju melewati
Irup dan Danup kemudian memberikan penghormatan kepada yang berhak.

Tujuan :

 Menunjukkan kesetiaan TNI kepada atasan.


 Ketangkasan dan kemahiran

Defile dilaksanakan apabila:

 Parade dilaksanakan.
 Penghormatan RI/bintang jasa.
 Sertijab komandan satuan/panglima.
 Peringatan Hari TNI

KESLAP
KESEHATAN LAPANGAN

Disampaikan materi ini adalah agar siswa mengerti tentang gangguan kesehatan
seseorang dari ringan sampai berat dan dapat menolong korban kecelakaan di lapangan maupun
daerah pertempuran secara tepat, cepat dan teliti. Ada dua jenis pertolongan yaitu:

 PPPK (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan)


 PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat)

Kedua pertolongan diatas diberikan kepada korban kecelakaan/pertempuran secara cepat


sebelum ditangani oleh dokter, dan dimaksudkan untuk mengurangi resiko kematian karena
terlalu lama menunggu ditangani dokter.

Gangguan keadaan umum

Adalah keadaan yang membahayakan bila tidak segera ditolong:

1. Lena/collapse

Dimana kesadaran seseorang mulai menurun yang dikarenakan panas matahari, berada
diruang pengap, dan terlalu lelah.Tanda-tandanya adalah wajah mulai pucat,
lemas/terjatuh, bicara tidak jelas, mata berkunang-kunang, pusing, mual, dan muntah.

Pertolongan :

a. Bawa ketempat yang teduh


b. Tidurkan telentang tanpa banta
c. Longgarkan pakaian yang mengikat
d. Berikan bau-bauan yang merangsang
e. Bila badan panas, kompres air dingin
f. Beri larutan garam dengan kadar 0,1%nbila dehidrasi.
2. Gugat/shock

Adalah keadaan dimana darah tidak cukup membawa oksigenkeseluruh


tubuh.Disebabkan karena sangat terkejut, ketakutan, nyeri yang amat sangat dan
dehidrasi. Gejala yang nampak adalah lena, pucat, keringat dingin, merasa haus, badan
menggigil, nafas cepat dan dangkal, nadi cepat lemah dan tak teratur, mual dan muntah.

Pertolongan :

a. Bawa ketempat yang teduh


b. Tidurkan telentang tanpa banta
c. Longgarkan pakaian yang mengikat
d. Hentikan perdarahan bila ada
e. Beri minuman hangat dan segera evakuasi ketempat yang lebih tenang.
3. Pingsan

Adalah keadaan dimana seseorang kehilangan kesadaran karena lena, shock, otak kurang
oksigen, keracunan berat, demam tinggi, dan penyakit epilepsi. Tanda-tandanya adalah
tidak sadar, jatuh dimana saja dan tak berdaya, bila kelopak mata dibuka pupil membesar
dan keatas, denyut nadi lemah dan berkeringat dingin.

Pertolongan :

a. Bawa ketempat yang teduh


b. Tidurkan telentang tanpa banta
c. Longgarkan pakaian yang mengikat
d. Berikan bau-bauan yang merangsang
4. Mati suri

Adalah keadaann dimana seseorang menyerupai mati.Tetapi belum ditemukan tanda-


tanda mati yang pasti.Mati suri disebabkan karena kelanjutan pingsan, tersengat
listrik/tersambar petir, keracunan berat dan tersumbatnya jalan nafas. Gejala yang
Nampak adalah tidak sadar sama sekali, denyut nadi tidak ditemukan dan penderita tidak
bernafas.

Pertolongan yang diberikan adalah nafas buatan dan resustasi jantung paru atau RJP.

5. Mati

Mati adalah kelanjutan dari mati suri yang sudah diberikan pertolongan namun tidak
berhasil mengembalikan denyut jantung dan nafas penderita.

Tanda-tanda mati:

1. Mayat menjadi kaku setelah 2 jam diawali dari bagian rahang mayat.
2. Setelah 6-8 jam dikuti dengan lebam mayat yang diawali dari bagian terendah pada posisi
tidur mayat

PATAH TULANG
Patah tulang adalah kerusakan yang terjadi pada tulang sehingga tulang tidak utuh lagi
bentuk dan posisinya. Patah tulang ada dua:

1. Tertutup
Patah tulang dimana kedua ujungnya tetap berada di dalam dan tidak merusak jaringan
kulit.

2. Terbuka

Patah tulang dimana salah satu atau kedua ujungnya terlihat keluar dan merusak jaringan
kulit.

Tanda-tanda patah tulang:

1. Sakit bila digerakkan


2. Bentuk berubah
3. Bila diraba terasa nyeri dan sakit
4. Bila digerakkan terdengar suara berderak (krepitas)
5. Bengkak

Sebab patah tulang :

1. Tertimpa beban berat.


2. Terpukul benda keras.
3. Jatuh

Pertolongan :

1. Pada patah tulang tertutup hanya dilakukan pembidaian dan pemasangan spalek.
2. Pada patah tulang terbuka:
- Hentikan perdarahan yang terjadi dengan menekan.
- Tutup luka dengan kassa steril
- Kerjakan pembidaian
- Beri morfin bila korban kesakitan
- Tinggikan anggota badan yang patah untuk mengurangi perdarahan

Tujuan spalek :

1. Mencegah pergerakan tulang yang patah


2. Mengistirahatkan tubuh yang patah
3. Mengurangi rasa sakit
4. Mempercepat penyembuhan

PERDARAHAN
Perdarahan adalah keluarnya darah dari pembuluh darah yang disebabkan karena
kerusakan pada pembuluh darah.Perdarahan ada yang nyata terlihat karena luka luar seperti
tersayat/teriris dan pendarahan yang terjadi di dalam tubuh karena benturan, pukulan benda
tumpul.
Tanda-tanda perdarahan :
1. Pucat
2. Keringat dingin
3. Gelisah dan hampir pingsan
4. Kehausan
Perdarahan pembuluh darah:
1. Nadi
Darah memancur sesuai denyut nadi, dan warnanya merah muda karean banyak
mengandung oksigen.
2. Balik (vena)
Darah tidak memancur tetapi mengalir dan warnya pekat karena mengandung
karbondioksida.
3. Rambut (kapiler)
Darah yang keluar hanya sedikit dan merembes, todak terlalu berbahaya dan akan
berhenti dengan sendirinya. Warna darah yang keluar bercampur pekat dan terang.
Pertolongan
1. Tinggikan anggota badan yang berdarah
2. Tekan perdarahan nadi yang terletak diantara luka dan jantung
3. Beri pembalut penekan bila masih berdarah
4. Pasang tourniquet untuk membendung
5. Segera bawa ke rumah saki.
RJP
(Resusitasi Jantung Paru)
RJP adalah tindakan memberikan bantuan hidup dasar berupa nafas bantuan dan pijatan
jantung. Hal yang harus diperhatikan adalah sebagaiberikut:
1. Danger (amankan korban dari bahaya yang mungkin mengancam)
2. Respon (tepuk pundak, panggil, mencubit)
3. Airways (jalan nafas)
- Buka mulut dengan menahan dahi dan mengadahkan kepala korban
- Topang dagu dengan tangan lain
- Periksa mulut apakah ada benda asing
- Bila ada, miringkan kepala, masukkan jari dan bersihkan
- Bila sudah, posisikan kepala seperti semula
4. Breathing (kelancaran nafas)
Lihat, dengar dan rasakan nafas korban
5. Circulation
Periksa nadi pada leher (Nadi karotis), lakukan RJP sebanyak 5 siklus.
1 siklus adalah 30 pijatan/kompresi dan 2 kali ventilasi/nafas bantuan.
6. Evaluasi
Periksa nadi dan nafas, bila sudah membaik hentikan RJP, bila nadi baik tetapi nafas
tidak baik maka berikan ventilasi lagi sebanyak 12 kali.Danjika nadi kurang baik tetapi
nafas sudaah membaik maka berikan kompresi sebanyak 5 siklus lagi.

BDM

(Bela Diri Militer)

Bela diri militer menjadi keharusan untuk dipahami dan dikuasai oleh setiap prajurit
untuk mempertahankan dan membela diri. Materi yang dilanjutkan praktek dilaksanakan di
lapangan dan disampaikan oleh tim Binjasmil Dodik Bela Negara.

No. Nama Gerakan Macam-Macam


Tengah Tengah Kiri Kanan
1. Kuda-kuda
Sedang Berat Depan Depan
Sejajar Sejajar Menyilang
2. Pukulan Sejajar
bawah atas
3. Parangan Satu Dua Tiga
Musuh Musuh Musuh Musuh
4. Perpindahan arah
Kiri Kanan Depan Belakang
Depan Depan Samping Samping
5. Tendangan
Satu Dua Satu Dua
6. Tusukan Sejajar Silang
7. Tolakan/Tangkisan Atas Bawah Luar Bawah

PPM
(Peraturan Penghormatan Militer)
Disiplin merupakan suatu hal yang mutlak dalam kehidupan militer karena seorang
anggota tentara tanpa disiplin yang kuat akan berakibat fatal diantaranya dapat merusak sendi-
sendi kehidupan tentara yang pada saatnya akan membahayakan diri, kesatuan dan Negara. Oleh
karena itu perlu adanya peraturan-peraturan yang mengatur dan mengikat serta tat cara
penanaman disiplin dalam kehidupan sehari-hari dlingkungan militer guna membentuk jiwa
keprajuritan yang sekaligus mencerminkan profil prajurit Sapta Marga. Dalam rangka
penanaman dan atau pembiasaan kehidupan militer yang bernafaskan disiplin salah satu
diantaranya ialah dengan memberlakukan peraturan penghormatan militer.
Penghormatan adalah suatu perwujudan dan penghargaan orang lain atas dasar tata susila
yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Macam Penghormatan
1. Penghormatan militer biasa
Disampaikan kepada semua atasan atau semua pangkat ( Untuk mewujudkan ikatan
jiwa korsa)
2. Penghormatan militer kebesaran, disampaikan kepada:
a. Jenazah dalam upacara militer
b. Bendera merah putih
c. Presiden dan wakil presiden
d. Lagu Indonesia Raya
e. Lambing-lambang kesatuan
f. Panglima Angkatan bersenjata
g. Kepala Staf Angkatan
h. Kepala Staf Angkatan
i. Kas/Irjjen, Gubernur Lemhanas, Panglima Kotama Operasional TNI,
Wakasad/Deputi/Dirjen Angkatan.
Tata Cara penghormatan
1. Penghormatan Perorangan Tanpa Senjata.
a. Jika bertutup kepala :
 Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan siku-siku lima
belas derajat serong ke depan kelima jari lurus dan rapat satu sama lain, telapak
kanan serong ke bawah dan ke kiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai
pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis kanan, jika memakai topi maka
di ujung topi.
 Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan
mata tertuju kepada yang diberi hormat.
 Jika selesai menghormat, maka lengan dikembalikan secara cepat kesikap
sempurna lagi.
b. Jika tidak bertutup kepala:
 Dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat kearah pelipis kanan siku-siku lima
belas derajat serong kedepan kelima jari-jari tangan rapat satu sama lain, telapak
tangan serong kebawah dan kekiri, ujung jari tengah dan telunjuk mengenai
pelipis kanan.
 Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan
mata tetap tertuju kepada yang diberi hormat.
 Jika selesai menghormat maka lengan kanan dikembalikan secara cepat kesikap
sempurna lagi.

c. Penghormatan Perorangan Bersenjata


 Jika kepada perwira, hormat senjata
 Jika bintara kebawah, mengambil sikap sempurna dan memalingkan kapala ke
arah yang dihormati
d. Penghormatan dalam pasukan
a. Pemimpin pasukan saja yang melaksanakan penghormatan, atau
b. Pasukan di siapkan terlebih dahulu dan menyampaikan aba-aba “ Hormat....grak “
kepada semua atasan langsung atau mereka yang berhak menerima penghormatan
kebesaran.
c. Masing-masing menyampaikan penghormatan perorangan secara terpimpin tanpa
memalingkan kepala kearah yang diberi hormat.
d. Setelah dibalas, penghormatan selesai dengan terpimpin juga.
e. Penghormatan keadaan tertentu
 Keadaan jalan
Melakukan penghormatan biasa sambil mengucapkan salam
 Naik kendaraan
Penghormatan dalam bentuk membunyikan klakson dan mengucapkan salam.
 Keadaan lari
Pada saat mendekati orang yang dihormati, berjalan kemudian memberi hormat.
 Keadaan membawa barang.
Bila barang ringan, barang dibawa di tangan kiri kemudian hormat.Bila harus
membawa barang dengan dua tangan maka cukup menegakkan badan saja.
PRAKTIK NIKPURSAR

Saat praktek Nikpursar siswa dibagi dalam satu syaf barisan beranggotakan 6 orang,
dengan aba-aba peluit diberikan perintah berbeda saat menuju bendera yang sudah disiapkan:
1. Bendera pertama

Dengan isyarat peluit, dari titik start siswa berjalan senyap menuju bendera pertama,
kemudian saat tiba di bendera peluit selanjutnya langsung mengambil sikap tiarap,
berguling kanan dua kali dan mencari perlindungan.

2. Bendera kedua

Setelah mendengar isyarat peluit langsung berdiri dan berlari zigzag menuju bendera
kedua, kemudian peluit selanjutnya langsung tiarap dan berguling kanan dua kali dan
mencari perlindungan.

3. Bendera ketiga

Setelah mendengar peluit, mengambil sikap merangkak dengan tangan kiri memegang
senjata di perimbangan dan tangan kanan sebagai topangan badan kemudian merangkak
cepat seperti kera muda menuju bendera ketiga.Setelah sampai di bendera ketiga peluit
selanjutnya langsung tiarap dan berguling kanan dua kali dan mencari perlindungan.

4. Bendera keempat
Setelah peluit berbunyi langsung merayap menuju bendera kelima, saat sampai dan
terdengar peluit langsung berguling kanan dua kali dan mencari perlindungan dan
melakukan tembakan.

PERTAHANAN NASIONAL

Pertahanan nasional adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara,


keutuhan wilayah negara dan keselamatan bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan
bangsa dan negara.
Menurut UU nomor 3, maka Pertahanan Negara:

 Dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem Pertahanan
Negara.
 Merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer).
 Diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut.
 Dikelola oleh kementrian pertahanan.
 Anggota bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan.

Komponen SISHANTA (Sistem Pertahanan Rakyat Semesta)


1. TNI sebagai komponen utama
2. Komponen cadangan nasional (Hansip, Menwa)
3. Sumber daya alam sebagai komponen pendukung

Ancaman nasional
1. Periode lama : ancaman fisik
2. Periode orde baru dan reformasi :
a. Ancaman non fisik dan gejolak nasional (penghancuran moral dan budaya,
narkoba, pornografi dan lain-lain).
b. Ancaman dan gangguan fisik (gerakan separatis, kejahatan lintas Negara,
penyelundupan, illegal fishing, imigrasi gelap, perusakan ekosistem, radikalisme,
konflik komunis dan dampak bencana alam)
Pencegahan
1. Meningkatkan kewaspadaan nasional salah satunya melalui organisasi kepemudaan
2. Sadar akan bela negara
3. Perkuat nilai nasionalisme, patriotism, pantang menyerah dan optimis.
4. Sosialisasi dan jalankan 4 pilar kehidupan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka
Tunggal Ika, dan NKRI.
KOMLEK
(Komunikasi Elektronik)
Komunikasi
Adalah penghubungan, pengabaran, hubungan timbal balik antara sesama manusia.

Elektronika

Adalah suatu bidang ilmu, teknik dan teknologi yang bersangkutan dengan pelajaran,
penerangan dan pengendalian gejala gerakan/perilaku electron bebas dan pancaran gelombang
elektromagnetik dalam ruang hampa udara.

Komunikasi dan elektronika

Adalah penyampaian suatu berita/informasi dengan menggunakan pancaran gelombang


elektromagnetik.

Radio Telephoni
Adalah cara komunikasi dan menyampaikan berita dengan ucapan. Berikut kata prosedur
dalam radio telephoni:
1. Disini
Digunakan stasiun pemanggil sebelum menyatakan nama stasiunnya
2. Panggilan penalaan
Digunakan pada waktu pembentukan jaring stasiun pengendali jaring/induk
memanggil dengan menyebut nama stasiun 10 x stasiun ranting menala panggilan
stasiun pengawas jaring/induk pada frekuensi kerja masing-masing.
3. Penerimaan
Pernyataan tentang tingkat kekuatan & kejelasan stasiun pengirim oleh stasiun
penerima, dengan keterangan kekuatan dan kejelasan sebagai berikut:
Kekuatan Kejelasan
Lemah sekali 1 Tidak jelas 1
Lemah 2 Kurang jelas 2
Cukup 3 Cukup jelas 3
Baik 4 Jelas 4
Baik sekali 5 Jelas sekali 5
Misalkan kekuatan baik sekali dan kejelasan jelas sekali, maka cukup menjawab 55
(lima lima).

4. Ganti
Pernyataan telah selesai berbicara & menunggu jawaban
5. Habis
Pernyataan telah selesai berbicara & tidak menunggu jawaban
6. Randu
Pernyataan telah menerima dengan baik
7. Ulangi
Pernyataan dari penerima berita untuk mengulangi berita yang telah dikirim oleh
pengirim berita.

Menggunakan abjad phonetik


Abjad TNI AD NATO Abjad TNI AD NATO
A Ambon Alfa N Namlea November

B Bandung Bravo O Opak Oscar

C Cepu Charlie P Pati Papa


D Demak Delta Q Quibek Queen
E Endeh Echo R Rembang Romeo

F Flores Foxtrot S Solo Siera


G Garut Golf T Timor Tango
H Halong Hotel U Ujung Uniform
I Irian India V Victor Victor
J Jepara Juliet W Wilis Whisky
K Kendal Kilo X Extra Exray
L Lombok Lima Y Yani Yankee
M Medan Mike Z Zaenal Zulu

Angka-angka
Angka Internasional
0 Nada zero
1 Una one
2 Bisse too
3 Tree-tree
4 Katte four
5 Pana five
6 Sixe six
7 Seven sette
8 Okto eight
9 nov nine
10 Decimal
HALANG RINTANG
Halang rintang adalah kegiatan fisik yang melatih kecermatan dan ketangkasan
siswa.Kegiatan ini membutuhkan semangat tinggi bagi siswa karena siswa dihadapkan oleh
berbagai rintangan dan harus melewati rintangan tersebut dengan suka cita dengan berbagai
macam halang rintang, diantaranya :
 Gawang rendah
 Gawang tinggi
 Parit 3
 Balok perimbangan datar
 Dinding rendah
 Balok perimbangan condong
 Tanggul miring
 Kawat jingkat
 Jenjang panjatan
 Dinding tinggi
 Parit 2
 Rayapan berdiri
 Gawang panjatan bertingkat
 Jenjang panjatan tegak
 Pagar balok
 Jembatan goyang
 Tanggul parit
 Jenjang panjat mendatar
 Parit lebar
 Tali ayunan

PDP TNI
(Peraturan Disiplin Prajurit Tentara Nasional Indonesia)
Pengertian
a. Hukum Disiplin Prajurit TNI yang selanjutnya disebut hukum disiplin adalah
serangkain peraturan dan norma untuk mengatur, menegakkan, dan membina disiplin
atau tata kehidupan prajurit TNI agar setiap tugas dan kewajibannya dapat berjalan
dengan sempurna.
b. Peraturan Disiplin TNI yang selanjutnya disebut peraturan disiplin dalam segala
bentuk peraturan dan ketentuan-ketentuan tentang ketaatan dan kepatuhan terhadap
semua perintah kedinasan dari tiap-tiap atasan dengan seksama dan bertanggung
jawab, yang berlaku bagi prajurit TNI, baik dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
kedinasan maupun dalam kehidupan sehari-hari.
c. Disiplin Prajurit Tentara Nasional Indonesia adalah ketaatan dan kepatuhan yang
sungguh-sungguh setiap prajurit Tentara Nasional Indonesia yang di dukung oleh
kesadaran yang bersendikan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit untuk menunaikan
tugas dan kewajiban serta bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan-aturan atau
tata kehidupan Prajurit Tentara Nasional Indonesia.
d. Pelanggaran Disiplin Prajurit adalah segala perbuatan dan/atau tindakan yang
dilakukan oleh Prajurit TNI baik sengaja maupun tidak disengaja melanggar hukum
dan/atau peraturan disiplin prajurit TNI dan melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan sendi-sendi kehidupan prajurit yang berdasarkan Sapta Marga dan Sumpah
Prajurit atau melanggar aturan kedinasan, merugikan organisasi TNI dan kehormatan
prajurit.
e. Pelanggaran disiplin murni adalah setiap perbuatan yang bukan tindak pidana, tetapi
bertentangan dengan perintah kedianasan atau peraturan kedinasan atau perbuatan
yang tidak sesuai dengan tata kehidupa prajurit.
f. Pelanggaran disiplin tidak murni adalah setiap perbuatan yang merupakan tindak
pidana yang sedemikian ringan sifatnyasehingga dapat diselesaikan secara hukum
disiplin prajurit. Sedangkan yang dimaksud dengan tindak pidana yang sedemikian
ringan sifatnya yaitu tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama
tiga bulan atau kurungan paling lama enam bulan atau enda paling tinggi Rp.
6.000.000,00 (enam juta rupiah), perkaranya sederhana dan mudah pembuktiannya,
dan tidak akan mengakibatkan terganggunya kepentingan TNI dan atau kepntingan
umum.
g. Perintah dinas yag selanjutnya disebut perintah adalah penyampaian kehendak atau
keinginan mengenai suatu kepentingan dinas keprajuritan atau yang terkait dengan
kedinasan, baik lisan maupun tertulis yang diberikan oleh seorang atasan yang
berstatus Prajurit TNI kepada bawahan yang berstatus Prajurit TNI yang berada
dibawah wewenang komandonya.
h. Tindakan disiplin adalah tindakan seketika yang dapat diambil oleh setiap atasan
terhadap bawahan yang melakukan pelanggaran hukum adan/atau peraturan disiplin
Prajurit Tentara Nasional Indonesia.
i. Hukuman disiplin prajurit selanjutnya disebut hukuman disiplin adalah hukuman
yang dijatuhkan oleh atasan yang berhak menghukum terhadap Prajurit Tentara
Nasional Indonesia yang atas dasar ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku melakukan pelanggaran hukum dan/atau peraturan disiplin Prajurit Tentara
Nasional Indonesia.
j. Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang selanjutnya disebut Prajurit adalah warga
Negara yang memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan dan di angkat oleh pejabat yang berwenang untuk mengabdikan diri dlam
dinas keprajuritan.
k. Keprjuritan Siswa adalah warga Negara yang sedang menjalani pendidikan pertama
untuk menjadi prajurit.
l. Terjukum disiplin adalahPrajurit Tentara Nasional Indonesia yang dijatuhi hukuman
disiplin oleh Ankum dalam sidang disiplin.
m. Atasan adalah setiap Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang karena pangkat dan
jabatannya berkedudukan lebih tinggi dari pada pangkat atau jabatan Prajurit Tentara
Nasional Indonesia yang lain.
n. Atasan langsung adalah atasan yang mempunyai wewenang komando lansung
terhadap bawahan yang bersangkutan.
o. Atasan Yang Berhak Menghukum yang selanjutnya disebut Ankum adalah atasan
langsung yang mempunyai wewenang untuk menjatuhkan hukuman disiplin kepada
setiap Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang berada dibawah wewenang
komandonya menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
p. Ankun Atasan adalah atasan langsung dari Ankum yang menjatuhkan hukuman
disiplin.
q. Ankum dari Ankum Atasan adalah atasan langsung dari Ankum Atasan yang telah
memutus pengajuan keberatan pertama.
r. Bawahan adalah setiap Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang karena pangkat dan
jabatannya berkedudukan lebih rendah daripada pangkat atau jabatan Prajurit Tentara
Nasional Indonesia yang lain.
s. TNI adalah Tentara Nasional Indonesia yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan
Laut, dan Angkatan udara.
t. Panglima TNI yang selanjutnya disebut Panglima adalah Perwira Tinggi Militer yang
memimpin TNI.
u. Relaas adalah tanda bukti penerimaan surat.
Ketentuan Disiplin Prajurit
Ketentuan Disiplin Prajurit merupakan aturan ketentuan ketaatan dan kepatuhan yang
sungguh-sungguh setiap Prajurit Tentara Nasional Indonesia yang didukung oleh kesadaran yang
bersendikan Sapta Marga dan Sumpah Prajurit untuk menunaikan tugas dan kewajiban serta
bersikap dan berperilaku sesuai dengan aturan-aturan atau tata kehidupan Prajurit Tentara
Nasional Indonesia.
1. Agama merupakan sendi kehidupan manusia. Oleh karena itu :
a. Setiap prajurit wajib bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
agama yang dianutnya dan menjalankan ibadah dan kewajiban-kewajiban serta
meninggalkan larangan-larangan sebagaimana diatur dalam ajaran agama masing-
masing.
b. Setiap prajurit wajib berfikir, bersikap dan berperilaku yang baik berdasarkan aturan
dan agamanya, mengerti akan tugas dan kewajibannya serta menghormati setiap
agama.
c. Setiap prajurit wajib menegakkan norma, etika dan kehormatan prajurit serta selalu
menghindar pikiran, ucapan, dan perbuatan atau perilaku yang dapat mencemarkan
nama baik TNI.
2. Setiap prajurit dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. Wajib :

a. Memahami maksud dan pentingnya tugas serta kewajiban yang akan atau sedang
dilaksanakan.
b. Bertanggung jawab atas pelaksanaan serta keberhasilan tugas dan kewajiban tersebut.
Melaksanakan tugas dan kewajibannya secara efektif dan efisien. Melaporkan
pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari tugas dan kewajiban tersebut.
c. Setiap prajurit wajib melaksanakan perintah secara efektif dan efisien berdasarkan
kesadaran bahwa perintah itu untuk kepentingan dinas.
d. Setiap prajurit dalam hal tidak ada perintah, wajib berinisiatif untuk melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan tugas dan kewajibannya serta bertanggung jawab
sesuai dengan kepentingan dinas.
e. Setiap prajurit dalam pelaksanakan tugas di luar tempat kedudukan pasukan atau
kesatuannya, wajib :
1) Melaporkan secara resmi kepada atasan yang member perintah tentang
keberangkatan dan tugas yang harus dilaksanakannya diluar tempat
kedudukan pasukan atau kesatuannya.
2) Memperhatikan semua arah dan petunjuk yang diberikan oleh atasan yang
member perintah.
3) Melaporkan secara resmi tentang pelaksanaan dan hasil yang dicapai dari
tugas tersebut.
4) Setiap prajurit wajib menjadi contoh bagi para masyarakat dalam memberikan
penghormatan kepada Bendera Merah Putih, Presiden, Wakil Presiden, Panji-
panji TNI dan pimpinan Lembaga Tinggi Negara Republik Indonesia, serta
lambing-lambang Negara lainnya berdasarkan kesadran bahwa penghormatan
itu di tujukan kepada Negara, bangsa dan TNI.
f. Setiap prajurit dalam kehidupan di luar kedinasan dan pergaulan sehari-hari, wajib :
1) Bersikap ramah tamah dalam suasana kekeluargaan
2) Menjunjung tinggi norma, etika, kesopanan, dan menjaga kehormatan prajurit
g. Setiap prajurit dimanapun bertugas wajib menghormati dan memperhatikan adat
istiadat, etika dan sopan santun yang berlaku, kecuali apabila pelaksanaan adat dan
istiadat sopan santun tersebut bertentangan dengan kepentingan kedinasan.
h. Setiap prajurit dalam menggunakan peralatan, perlengkapan, sarana dan prasarana
milik dinas wajib :
1) Menjaga keamanan dan keselamatan peralatan, perlengkapan, sarana dan
prasarana tersebut
2) Memelihara, merawat dan menjaga kerapian dan kebersiahan peralatan,
perlengkapan, sarana dan prasarana tersebut
3) Menggunakan peralatan, perlengkapan, sarana dan prasarana tersebut sesuai
dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku

3.Setiap prajurit wajib :

a. Melaksanakan penghormatan TNI sebagaimana diatur dalam Peraturan Penghormatan


TNI yang disingkat PP TNI.
b. Melaksanakan baris-berbaris TNI sebagaimana diatur dalam peraturan bari-berbaris
TNI yang disingkat PBB TNI.
c. Mentaati dan melaksanakan aturan urusan dinas dalam TNI sebagaimana diatur dalam
Peraturan Urusan Dinas Dalam TNI yang disingkat PUDD TNI.
d. Mentaati dan melaksanakan aturan dinas garnisun TNI sebagaimana diatur dalam
Peraturan Dinas Garnisun TNI yang disingkat PDG TNI.
e. Melaksankan aturan tata upacara TNI sebagaimana diatur dalam Peraturan Tata
Upacara TNI yang disingkat PTU TNI.
f. Mentaati dan menggunakan seragam TNI sebagaimana diatur dalam Peraturan
Seragam TNI yang disingkat PPS TNI.
g. Segala peraturan sebagaimana tersebut diatas diatur dengan Keputusan Panglima.

4.Setiap prajurit dilarang :

a. Memaki, menyia-nyiakan nama Tuhan, mengeluarkan perkataan kotor dan keji baik
di dalam maupun di luar kedinasan.
b. Hidup boros, mempunyai hutang dimana-mana dan menghamburkan uang untuk
berjudi yang dapat merugikan citra prajurit dan/atau TNI.
c. Berbuat sewenang-wenang yang berakibat mengganggu keamanan dan ketentraman
orang lain serta ketertiban umum.
d. Mendatangi rumah pelacur, kecuali untuk melaksanakan tugas kedinasan.
e. Melakukan pelacuran.
f. Berpenampilan, berpakaian yang tidak rapi dan tidak memenuhi standar kebersihan
dan kesehatan.
g. Menempati tempat tinggal yang tidak layak huni dan tidak memeuhi standar
kebersihan dan kesehatan.
h. Meminum minuman keras dan sejenisnya serta mabuk-mabukan.
i. Mencampuri perkara keperdataan orang lain kecuali ditentukan lain oleh ketentuan
perundang-undangan.
j. Mendatngi tempat-tempat terlarang atau tempat hiburan yang tidak patut atau tidak
pantas.

Hubungan Atasan dan Bawahan


Hubungan atasan dan bawahan di lingkungan prajurit telah diatur dalam kehidupan
militer. Untuk itu setiap prajurit harus memahami apa yang dimaksud dengan atasan dan
bawahan serta Kewajiban Atasan dan Bawahan.
1. Yang dimaksud dengan Atasan dan Bawahan.
Atasan yang karena pangkatnya berkedudukan lebih tinggi adalah:
1) Setiap prajurit yang pangkatnya lebih tinggi dari pada pangkat prajurit yang lain
2) Dalam hal pangkatnya sama, maka kedudukannya ditinjau dari lamanya
menyandang pangkat
3) Dalam hal pangkatnya sama, lamanya menyandang pangkat sama, maka
kedudukannya ditinjau dari lamanya memangku jabatan setingkat
4) Dalam hal pangkatnya sama, lamanya menyandang pangkat sama, lamanya
memangku jabatan setingkat sama, maka kedudukannya ditinjau dari lamanya
menjadi prajurit
5) Dalam hal pangkatnya sama, lamanya menyandang pangkat sama, lamanya
memangku jabatan setingkat sama, maka kedudukannya ditinjau dari lamanya
menjadi prajurit sama, maka kedudukannya ditinjau dari usianya.
6) Atasan yang karena jabatannya berkedudukan lebih tinggi adalah atasan yang
memangku jabatan sesuai dengan tingkat jabatan berdasarkan struktur organisasi
atau berdasarkan penunjukkan lebih tinggi dari pada jabatan yang lain.
7) Bawahan adalah prajurit yang karena pangkat dan jabatannya berkedudukan lebih
rendah dari pada pangkat dan jabatan prajurit yang lainnya.

Kewajiban Atasan dan Bawahan


1. Setiap atasan wajib :
a. Memelihara moril, membangkitkan motivasi, inisiatif dan keberanian
bawahannya dengan member keteladanan berdasarkan kesadaran bahwa
keberhasilan pelaksanaan tugas merupakan kebanggaan kesatuan, prajurit dan
keluarganya.
b. Memimpin bawahan dengan adil dan bijaksana sebagai bapak terhadap anak,
sebagai guru terhadap murid
c. Memberikan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan keluarganya serta
berusaha meningkatkan kemampuan dan pengetahuan bawahannya
d. Memberikan contoh dan tauladan, baik dalam sikap, ucapan, maupun perbuatan di
dalam dan di luar kedinasan
e. Menjalankan wewenang yang dipercayakan kepadanya dengan seksama, adil,
obyektif dan tidak menyalahgunakan wewenang yang dimilikinya
f. Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahannya, mengatur pembagian
tugas kedinasan secara efektif dn efisien, serta mengawasei pelaksanaannya.
2. Setiap atasan telah memberikan perintah kepada bwahannya wajib memperhatikan
syarat-syarat sebagai berikut :
a. Diberikan secara lisan atau tertulis harus berdasarkan kepentingan dinas
b. Harus singkat, lengkap dan jelas
c. Harus memperhatikan keadaan, kesiapan dan kemampuan bawahan untuk
melaksanakan perintah
d. Bertanggung jawab atas isi dari perintah yang diberikan
3. Setiap bawahan wajib :
a. Patuh dan taat kepada atasan, serta menjunjung tinggi semua perintah dinas dan
arahan yang diberikan oleh atasan, berdasarkan kesadaran bahwa setiap perintah
dan arahan tersebut untuk kepentingan kedinasan
b. Bersikap hormat kepada atasan baik di dalam maupun di luar kedinasan,
berdasarkan kesadaran untuk menegakkan kehormatan prajurit
c. Memegang teguh dan menjaga sikap, perkataan dan perbuatan pada waktu
berhadapan dengan atasan baik di dalam atau di luar kedinasan.
4. Setiap bawahan yang merima perintah wajib :
a. Memahami maksud dan isi perintah yang diberikan, apabila belum jelas harus
bertanya kepada atasan yang memberi perintah
b. Mengulangi isi perintah atau menyampaikan pemahamannya tentang maksud
perintah tersebut kepada atasan yang member perintah
c. Menyampaikan laporan kepada atasan yang member perintah atas pelaksanaan
dan hasil yang dicapai dari perintah
d. Bertanggung jawab kepada atasan yang member perintah atas pelaksanaan
perintah.
5. Setiap bawahan yang meneriama lebih dari satu perintah dinas dari atasan yang
berbeda dalam waktu pelaksanaan yang sama, wajib melaksanakan perintah dinas
dari atasan yang pangkat dan jabatannya berkedudukan lebih tinggi berdasarkan garis
komandonya.
6. Setiap bawahan wajib melaporkan dengan segera kepada atasannya tentang segala
sesuatu yang brhubungan dengan kedinasan baik secara lisan atau tertulis.
7. Setiap atasan yang menerima laporan tersebut wajib dengan segera meneruskan
kepada atasan yang lebih tinggi, didasarkan pada kesadaranbahwa keterlambatan
penyampaian laporan tersebut dapat merugikan kepentingan kedinasan.
8. Setiap bawahan yang keberatan atas perintah yang diterima, berhak mengajukan
keberatan secara lisan atau tertulis kepada atasan dari atasan yang member perintah
menurut seluran hierarkis dalam tenggang waktu empat hari terhitung mulai hari
berikutna sesudah perintah tersebut diterima.
9. Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada pernyataan di atas, tidak menunda
kewajiban untuk melaksanakan perintah.
Wewenang Ankum dan Ankum Atasan
Atasan Berhak Menghukum yang disingkat Ankum dan Ankum Atasan yaitu atasan
langsung dari Ankum yang menjatuhkan hukuman disiplin mempunyai wewenang untuk
menjatuhkan hukuman disiplin kepada setiap prajurit TNI yang berada dibawah wewenag
komandonya menuru ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku :
1. Setiap Ankum berwenang :
a. Melakukan atau memerintahkan pejabat yang ditunjuk untuk melaksanakan
pemeriksaan terhadap bawahan yang diduga melakukan pelanggaran disiplin
murni.
b. Menyerahkan kepada penyidik POM atau Oditur untuk melaksanakan penyidikan
terhadap bawahan yang diduga melakukan pelanggaran disiplin tidak murni
c. Menjatuhkan hukuman disiplin terhadap setiap bawahan yang melakukan
pelanggaran disiplin
d. Menunda pelaksanaan hukuman disiplin yang telah dijatuhkannya
e. Perinyah untuk melaksanakan pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada
pernyataan di atas, harus di tuangkan dalam surat perintah
f. Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud harus dituangkan dalam berita acara
pemerikasaan.
2. Setiap Ankum Atasan berwenang :
a. Menunda pelaksanaan hukuman disiplin baik yang disiplin baik yang dijatuhkan
oleh Ankum dibawahnya maupun yang dijatuhkan sendiri
b. Memeriksa dan memuruskan pengajuan keberatan
c. Mengawasi dan mengendalikan Ankum di bawahnya, agar kewenangannya
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penyelesaian Pelanggaran Hukum Disiplin dan Pelaksanaan Kewenangan Ankum
Setiap pelanggaran disiplin prajurit harus dihukum sesuai ketentuan yang berlaku.Dalam
penyelesaian pelanggaran disiplin tersebut telah diatur ketentuan bagaimana penyelesaiannya
dan bagaimana pelaksanaan kewenangan Ankum.
3. Penyelesaian pelanggaran hukum disiplin dan pelaksanaan kewenangan Ankum
:
a. Sebelum mengambil keputusan terhadap pelanggaran hukum disiplin, Ankum
wajib terlebih dahulu melakukan pemeriksaan dengan teliti terhadap bawahan
yang berada di bawah wewenang komandonya yang diduga melakukan
pelanggaran hukum disiplin.
b. Pemeriksaan pelanggaran hukum disiplin sebagaimana dimaksud pada sub pasal a
harus dilakukan segera atau pada kesempatan pertama, setelah Ankum
mengetahui atau menerima laporan adanya pelanggaran hukum disiplin tersebut.
c. Tujuan pemeriksaan pelanggaran hukum disiplin adalah untuk memperoleh fakta
kejadian yang sebenarnya, sehingga dapat diambil keputusan secara tepat,
objektif, dan adil.
d. Guna mencapai tuuan sebagaimana dimaksud, pejabat pemeriksa melakukan
pemeriksaan terhadap prajurit yang diduga melakukan pelanggaran disiplin dan
saksi, serta mengumpulkan alat bukti dan barang bukti lain yang diperlukan.
e. Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud, dituangkan dalam berita acara
pemeriksaan, kemudian dibuat resume hasil pemeriksaan agar diperoleh fakta
kejadian yang sebenarnya dari pelanggaran disiplin tersebut.
f. Pemanggilan terhadap prajurit yang diduga melakukan pelanggaran hukum
disiplin atau saksi yang berstatus prajurit dari kesatuan yang sama dengan prajurit
yang diduga melakukan pelanggaran hukum disiplin, dilakukan oleh pemeriksa
dengan surat panggilan melalui atasan langsung disertai relaas penerimaan.
g. Pemanggilan terhadap saksi yang berstatus prajurit dari kesatuan lain, dilakukan
oleh Ankum dari prajurit yang diduga melakukan pelanggaran hukum disiplin
dengan surat panggilan melalui Ankum dari prajurit yang dipanggil sebagai saksi
disertai relaas penerimaan.
h. Surat panggilan sebagaimana dimaksud pasda pernyataan diatas berisi identitas
yang dipanggil meliputi nama lengkap, pangkat, NRP, jabatan, kesatuan, jenis
kelamin, agama, tempat tanggal lahir, dan alamat tempaat tinggal serta
menjelaskan maksud dan tujuan pemanggilan.
i. Atasan langsung sebagaimana dimaksud adalah Ankum dari saksi sebagaimana
dimaksud wajib memerintahkan Prajurit yang dipanggil tersebut untuk memenuhi
panggilan pada waktu yang telah ditentukan.
j. Dalam hal prajurit yang diduga melakukan pelanggaran hukum disiplin dan sanksi
yang berstatus prajurit sebagaimana dimaksud berhalangan hadir karena suatu
alas an yang sah, Ankum atau atasan langsung prajurit tersebut wajib
memberitahukan kepada pemeriksa atau Ankum yang mengeluarkan panggilan.
k. Alasan yang sah sebagaimana dimaksud pada pernyataan diatas antara lain sakit,
sedang menjalankan tugas yang tidak dapat ditinggalkan, meniggal dunia,
keluarga ekat sakit keras, keluarga dekat meninggal dunia dan alas an lain yang
dapat diterima oleh Ankum.
l. Dalam hal diperlakukan keterangan saksi yang bukan prajurit, pemeriksa dapat
mengundang saksi tersebut dengan surat undangan disertai relaas penerimaan.
m. Undangan sebagaimana dimaksud ditunjukan secara langsung kepada yang
bersangkutan dengan memberikan tembusan kepada Lurah/Kepala Desa atau
Ketua RT di tempat saksi berdomisili atau kepada Kepala Instansi di tempat saksi
bekerja atau Kepala Kepolisian setempat.
n. Surat undangan sebagaimana dimaksud berisi identitas yang diundang meliputi
nama lengkap, pekerjaan, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir, agama, dan
alamat tempat tinggal serta menjelaskan maksud dan tujuan undangan.
o. Delam melakukan pemeriksaan baik terhadap prajurit yang diduga melakukan
pelanggaran hukum disiplin maupun terhadap saksi, pemeriksa dilarang
melakukan tindakan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Pengambilan Keputusan dan Sidang Disiplin
Pengambilan keputusan dan sidang disiplin harus melalui tahapan prosedur yang diatur
dalam ketetuan, sehinggan putusan Ankum yang diambil sudah melalui proses dan pelaksanaan
sidang disiplin juga sudah diatur dalam ketentuannya.
Untuk memeutuskan bahwa praurit yang diduga melakukan pelanggaran hukum disiplin bersalah
atau tidak, Ankum terlebih dahulu mendengar :
a. pendapat atau pertimbangan dari staf dan/atau atasan langsung prajurit tersebut serta
mendengar keretangan dari prajurit yang bersangkutan,
b. Setelah mendengar pendapat, pertimbangan dan keterangan sebagaimana dimaksud
maka Ankum memutuskan prajuri yang diduga melakukan pelanggaran hukum
disiplin bersalah atau tidak,
c. Dalam hal Ankum menerima Surat Keputusan Penyelesaian menurut Hukum Disiplin
Prajurit (Skepkumplin) dari Perwira Penyerah Perkara (Perpera), Ankum terlebih
dahulu mendengar pendapat atau pertimbangan staf,
d. Dalam hal Ankum akan mengambil keputusan untuk menjatuhkan hukuman disiplin,
Ankum wajib mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan memperingankan,
jenis, dan atau lamanya hukuman disiplin yang mencerminkan keadilan dan efek jera,
e. Dalam hal Ankum yakin bahwa prajurit yang diduga melakukan pelanggaran Hukum
Disiplin terbukti bersalah, Ankum wajib menjatuhkan hukuman disiplin,
f. Penjatuhan hukuman disiplin sebagaimana yang dimaksud dituangkan dalam Surat
Keputusan Hukuman Disiplin dan dilaksanakan dalam sidang disiplin,
g. Hukuman disiplin sebagaimana yang dimaksud tidak dijatuhkan apabila dengan
dijatuhkannya hukuman disiplin tersebut akan berakibat merugikan kepentingan dinas
dan/atau kepentingan militer,
h. Dalam hal Ankum yakin bahwa prajurit yang diduga melakukan pelanggaran hukum
disiplin tidak bersalah, maka Ankum tidak menjatuhkan hukuman disiplin,
i. Dalam hal Ankum tidak menjatuhkan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud maka
Ankum membuat catatan pada Berkas Perkara Disiplin dalam bentuk Berita acara,
j. Surat Keputusan Hukuman Disiplin harus memuat :
1) Identitas prajurit yang dijatuhi hukuman disiplin meliputi nama lengkap, pangkat,
NRP, jabatan, kesatuan, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, agama, dan alamat
tempat tinggal,
2) Fakta tentang pelanggaran disiplin yang telah dilakukan; Hal yang memberatkan
dan meringankan,
3) Pasal yang melanggar dari peraturan perundang-undangan dan ketentuan-
ketentuan yang berlaku,
4) Pasal-pasal yang menjadi dasar kewenangan Ankum,
5) Diktum putusan memuat :
a) Pernyataan tentang kesalahan prajurit yang bersangkutan
b) Alasan penjatuhan hukuman
c) Jenis pelanggaran hukum disiplin murni atau tidak murni yang dijatuhkan,
k. Setelah Ankum melaksankan ketentuan diatas maka, Ankum mengadakan persiapan
pelaksanaan sidang disiplin dengan menentukan :
1) Tempat, waktu dan pakaian seragam sidang disiplin
2) Pejabat yang menghadiri sidang disiplin terdiri atas Perwira Staf dan pejabat
lainnya dengan ketentuan paling rendah berpangkat sama dengan prajurit yang
melakukan pelanggaran disiplin
3) Perwira Tertua yang ditunjuk memimpin Pejabat yang menghadiri sidang disiplin
4) Pejabat personel dan/atau pejabat pengamanan personel yang bertugas
menyiapkan administrasi hukuman disiplin
5) Perwira Acara yang bertugas menyiapkan tata cara dan pelaksanaan sidang
disiplin
l. Tata tertib Sidang Disiplin
1) Sebelum Ankum memasuki ruang sidang disiplin, pejabat yang menghadiri sidang
sudah siap ditempat yang ditentukan
2) Laporan Perwira Acara kepada Ankum bahwa sidang disiplin siap dimulai
3) Ankum memasuki ruang sidang disiplin
4) Peserta sidang disiplin disiapkan oleh Perwira Tertua, dilanjutkan laporan bahwa
sidang disiplin siap dimulai, selanjutnya Perwira Tertua kembali ketempat
5) Penghormatan kepada Ankum dipimpin oleh Perwira Tertua, dilanjutkan laporan
bahwa sidang disiplin siap dimulai, selanjutnya Perwira Tertua kembali ketempat
6) Ankum membuka sidang disiplin dengan menyatakan bahwa sidang disiplin atas
nama prajurit yang melakukan pelanggaran disiplin (sebutkan nama, pangkat, dan
NRP) pada hari ini (sebutkan nama hari, tanggal, bulan dan tahun) dinyatakan
dibuka
7) Ankum memerintahkan kepada petugas keamanan sidang disiplin atau provos (Pa
Ba / Ta yang ditunjuk) untuk membawa prajurit yang melakukan pelanggaran
disiplin memasuki ruang sidang disiplin
8) Petugan keamanan sidang disiplin atau provos membawa prajurit yang melakukan
pelanggaran disiplin ke dalam ruang sidang dengan member aba-aba,
menyampaikan penghormatan kepada ankum dilanjutkan laporan bahwa petugas
siap menghadapkan pelanggar ke ruang sidang disiplin, kemudian peugas
keamanan sidang disiplin atau provos kembali ke tempat semula setelah mendapat
perintah dari ankum
9) Ankum menanyakan identitas prajurit yang melakukan pelanggaran prajurit
meliputi nama lengkap, pangkat, NRP, jabatan, kesatuan, tempat dan tanggal
lahir, jenis kelamin, agama, dan tempat tinggal serta kesehatan yang bersangkutan
10) Ankum membacakan Surat Keputusan Hukuman Disiplin dan menyebutkan jenis
hukuman disiplin yang dijatuhkan, kemudian memerintahkan terhukum
menandatangani Surat Keputusan Hukuman Disiplin
11) Ankum memberitahukan hak-hak terhukum untuk menerima atau mengajukan
keberatan terhadap Surat Keputusan Hukuman Disiplin tersebut, dan apabila
terhukum mengajukan keberatan, Ankum menyampaikan bahwa terhukum berhak
didampingi satu atau dua orang perwira dari kesatuannya untuk memberikan
nasihat dengan persetujuan Ankum
12) Ankum memberikan nasihat kepada terhukum agar terhukum kembali menjadi
prajurit yang baik sesuai Sapta Marga dan Sumpah Prajurit
13) Sebelum sidang disiplin ditutup Ankum memerintahkan kepada petugas
keamanan sidan disiplin atau provos agar terhukum dibawa keluar ruang sidang
disiplin
14) Petugas keamanan sidang disiplin atau provos menempatkan diri di sebelah kanan
terhukum dan lapor kepada Ankum bahwa petugas keamanan sidang disiplin atau
provos siap membawa terhukum keluar sidang disiplin, dan setelah di perintahkan
oleh Ankum petugas keamanan atau provos memberikan aba-aba penghormatan
kepada Ankum, kemudian membawa terhukum keluar ruang sidang disiplin
15) Ankum menutup sidang disiplin dengan menyatakan bahwa sidang disiplin atas
nama prajurit yang melakukan pelanggaran disiplin (sebutkan nama, pangkat dan
NRP) pada hari ini (sebutkan nama, hari, tanggal, bulan, dan tahun) dinyatakan
selesai
16) Perwira Tertua laporan kepada Ankum bahwa sidang disiplin telah selesai,
kemudian kembali ke tempat semula setelah mendapat perintah dari Ankum
diakhiri dengan penghormatan
17) Ankum meninggalkan ruang sidang disiplin
18) Perwira Tertua membuarkan peserta.
m. Dalam hal sidang disiplin dilaksanakan di luar ruang sidang disiplin, pelaksanaan tata
tertib sidang disiplin sebagaimana dimaksud dapat disesuaikan dengan situasi dan
keadaan setempat serta PUDD yang berlaku
n. Sidang disiplin sebagaimana dimaksud dilaksanakan dalam posisi berdiri dan sikap
sempurna
o. Dalam hal terhukum sakit dan tidak dimungkinkan untuk haadir di ruang sidang maka
Ankum menunda sidang disiplin dan menentukan waktu sidang disiplin selanjutnya
Pengajuan Keberatan
Prajurit yang dijatuhi hukuman disiplin berhak mengajukan keberatan mengenai sebagian
atau seluruhnya tentang perumusan atasan hukuman, jenis, dan/atauberat ringannya hukuman
disiplin yang telah diputuskan:
1.Pengajuan Keberatan
a. Prajurit yang dijatuhi hukuman disiplin berhak mengajukan keberatan mengenai
sebagian atau berat ringannya hukuman disiplin yang telah diputuskan
b. Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud dilakukan secara tertulis, sopan,
pantas melalui hierarkhis
c. Dalam hal pengajuan keberatana sebagaiman dimaksud, terhukum dapat
mengajukan satu atau dua orang perwira dari kesatuannya untuk memberikan
nasihat dengan persetujan Ankum
d. Keberatan diajukan kepada Ankum melalui atasan langsungnya dalam tenggang
waktu empat hari terhitung sejak tanggal hukuman disiplin diputuskan
sebagimana tertulis di dalam Surat Keoutusan Hukuman Disiplin
e. Setiap atasan langsung dan/atau Ankum wajib menerima dan meneruskan
pengajuan keberatan yang diajukan oleh terhukum kepada Ankum atasan
f. Pengajuan keberatan terhadan hukuman disiplin tersebut tidak dapat ditarik
kembali kecuali atas persetujuan Ankum atasan
g. Ankum atasan yang berwenang memutuskan pengajuan keberatan dari terhukum,
wajib segera mengambil keputusan berupa menolak atau mengabulkan seluruhnya
atau sebagian dari keberatan yang dilakukan
h. Dalam hal pengajuan keberatan tersebut ditolak atau diterima sebagian, maka
Ankum atasan mengubah keputusan yang telah ditetapkan oleh Ankum, dengan
mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan atau meringankan dengan
dituangkan dalam Surat Keputusan
i. Dalam hal terhukum disiplin tidak menerima keputusan terhadap pengajuan
keberatan yang telah diajukannya, maka terhukum berhak mengajukan keberatan
sekali lagi kepada Ankum dari Ankum atasan
j. Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud diajukan dalam tenggang waktu dua
hari terhitung sejak tanggal keputusan terhadap pengajuan keberatan sebelumnya
diterima yang bersangkutan
k. Pengajuan keberatan tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan hukuman
disiplin yang akan atau sedang dijalankan, kecuali atas perintah Ankum atau
Ankum Atasan
l. Ankum atasan wajib memeriksa dan memutuskan pengajuan keberatan dari setiap
terhukum yang sudah dijatuhi hukuman disiplin oleh Ankumnya
m. Sebelum memeriksa pengajuan keberatan sebagaimana, Ankum Atasan wajib
mendengar pendapat dan pertimbangan staf
n. Dalam memutuskan pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud, Ankum
Atasaan wajib mencantumkan pertimbangan-pertimbangan atau alasan yang
menjadi dasar dalam mengambil keputusan
o. Ankum Atasan dalam memutuskan pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud
tidak dihardiri terhukum, maka keputusan Ankum Atasan disampaikan kepada
terhukum melalui Ankum yang menjatuhkan hukuman disiplin dan tembusannya
disampaikan kepada Ankum dari Ankum Atasa atau Kepala Staf Angkatan yang
bersangkutan atau Kasum TNI serta dicatat dalam buku hukuman dan buku data
personil terhukum
p. Ankum Atasan sesudah menerima tembusan keputusan hukuman disiplin atau
laporan tentang tidak dijatuhkannya hukuan disiplin dari Ankum yang berada
dibawah wewenang komandonya
q. Keputusan terakhir adalah keputusan penjatuhan hukuman disiplin yang tidak
dapat diajukan keberatan
r. Keputusan terakhir sebagaimana yang dimaksud adalah Keputusan Panglima dan
Keputusan Ankum dari Ankum Atasan.
Pelaksanaan , Penundaan, dan Pencatatan Hukuman Disiplin
Surat Keputusan Hukuman Disiplin merupakan tahapan prosedur yang harus
dilaksanakan dalam peraturan disiplin prajurit TNI.
a. Hukuman disiplin berupa teguran dilaksanakan seketika pada waku Ankum
menjatuhkan hukuman disiplin dalam sidang disiplin
b. Hukuman disiplin berupa penahanan ringan dan penahanan berat di ruang tahanan
c. Setiap kesatuan wajib menyediakan ruang tahanan untuk pelaksanaan hukuman
disiplin penahanan
d. Dalam hal kesatuan belum memiliki ruang tahanan untuk pelaksanaan hukuman
disiplin penahanan dilaksanakan di Instalasi Tuna Tertib Militer (Staltuntibmil)
atau Pemasyarakatan Militer (Masmil)
e. Hukuman disiplin berupa penahanan ringan dijatuhkan kepada
1) Perwira yang pelaksanaannya dapat dilakukan di tempat kediaman, kapal,
mess, markas, kemah atau tempat lain yang di tunjuk oleh Ankum;
2) Bintara dan Tamtama yang pelaksanaannya wajib dilakukan di ruang tahanan
atau di tempat lainyang ditunjuk oleh Ankum
f. Terhukum yang menjalani hukuman disiplin berupa penahanan ringan, dapat
dipekerjakandalam kedinasan di luar tempat menjalani hukuman
g. Terhukum yang dipekerjakan dalam kedinasan di luar tempat menjalani hukuman
sebagaimana dimaksud pada subpasal a, sebelum dan sesudahnya wajib lapor
kepada petugas ruang tahanan
h. Pekerjaan sebagaimana dimaksud adalah pekerjaan kedinasan yang merupakan
tanggung jawabnya sehari-hari
i. Bagi terhukum yang menjalani hukuman disiplin berupa penahanan ringan,
diwajibkan membawa kitab suci dan peralatan ibadah sesuai dengan agama yang
dianutnya
j. Terhukum yang menjalani hukuman disiplin berupa penahanan ringan dapat
menerima tamu
k. Tata cara penerimaan tamu sebagaimana dimaksud diatur lebih lanjut oleh Ankum
yang bersangkutan
l. Hukuman disiplin berupa penahanan berat dijatuhkan kepada:
1) Perwira yang pelaksanaannya dapat dilakukan di tempat kediaman, kapal,
mess, markas, kemah atau tempat lain yang di tunjuk oleh Ankum;
2) Bintara dan Tamtama yang pelaksanaannya wajib dilakukan di ruang tahanan
atau di tempat lain yang ditunjuk oleh Ankum
m. Pelaksanaan hukuman berat dipisahkan antara terhukum yang satu dan terhukum
yang lainnya
n. Terhukum yang menjalani hukuman disiplin berupa penahanan berat tidak boleh
menerima tamu
o. Terhukum yang menjalani hukuman disiplin berupa penahanan berat, tidak dapat
dipekerjakan di luar tempat menjalani hukuman
p. Setiap Ankum berwenang menunda pelaksanaan hukuman disiplin yang telah
dijatuhkannya
q. Ankum Atasan berhak menunda pelaksanaan hukuman disiplin yang telah
dijatuhkannya maupun yang telah dijatuhkan oleh Ankum yang berkedudukan di
bawahnya
r. Penundaan pelaksanaan hukuman disiplin atas dasar pertimbangan Ankum demi
kepentingan dinas, sedangkan untuk kepentingan terhukum atau karena terhukum
sakit dan harus dirawat di luar tempat penahanan dilaksanakan atas dasar
permohonan terhukum
s. Penundaan pelaksanaan hukuman disiplin oleh Ankum wajib dilaporkan secara
tertulis kepada Ankum Atasan dengan menyebutkan pertimbangan atau alasan dan
tembusannya disampaikan kepada Ankum dari Ankum Atasan
t. Penundaan pelaksanaan hukuman disiplin oleh Ankum wajib dilaporkan secara
tertulis kepada Ankum dari Ankum atasan dengan menyebutkan pertimbangan atau
alasan dan tembusannya disampaikan kepada Ankum dari Ankum Atasan
u. Penundaan pelaksanaan hukuman disiplin oleh Ankum atasan baik untuk
kepentingan dinas maupun untuk kepentingan terhukum didasarkan atas usul
tertulis dari Ankum atau atas pertimbangan Ankum atasan sendiri
v. Penundaan pelaksanaan hukuman disiplin sebagaimana dimaksud dapat didahului
dengan permohonan lisan
w. Setiap penundaan pelaksanaan hukuman disiplin dibuat dalam bentuk berita acara
x. Setiap kesatuan TNI setingkat Bataliyon ke atas, wajib menyediakan Buku
Hukuman Disiplin dan Buku Data Personil bagi setiap prajurit yang berada di
kesatuannya
y. Setiap hukuman disiplin dicatat dalam buku hukuman disiplin memuat identitas
terhukum, nomor dan tanggal Surat Keputusan Hukuman Disiplin, jenis hukuman
disiplin yang dijatuhakan, lamanya hukuman, pasal ketentuan atau peraturan yang
dilanggar, tanggal mulai dan selesai melaksanakan hukuman, ada atau tidak adanya
pengajuan keberatan, nomor dan tanggal keputusan Ankum atasan dan atau Ankum
dari Ankum atasan
z. Hukuman disiplin selain dicatat dalam buku hukuman disiplin juga dicatat dalam
buku data personil.
Keputusan hukuman disiplin disampaikan kepada terhukum yang tembusannya
disamapaikan kepada :
1) Kas Angkatan
2) Kasum TNI
3) Irjen TNI Angkatan
4) Asintel, Aspers Kasum TNI
5) Aspam, Aspers Kas Angkatan TNI
6) Pang/Dan (Kotama TNI Angkatan)
7) Kabinkum TNI
8) Orjen TNI
9) Passuspom TNI / Dnpom Angkatan
10) Dirkum/Kadiskum Angkatan
11) Asintel, Aspers Kotama TNI / Angkatan
12) Kakum / Kadiskum Kotama
13) Dan Pom Kotama Angkatan
14) Ankum Atasan
Pengiriman tembusan Surat Keputusan sebagaimana dimaksud untuk kepentingan:
1) Sebagai bahan pengendalian dan pengawasan terhadap penggunaan kewenangan
Ankum dan Ankum Atasan
2) Untuk kepentingan pembinaan personel serta sebagai bahan pengawasan terhadap
pelaksanaan wewenang Ankum
3) Untuk dicatat dalam buku hukuman disiplin dan buku data personil serta sebagai
bahan pengawasan terhadap pelaksanaan wewenang Ankum
Pemberhentian Dengan Tidak Hormat
Pemberhentian dengan tidak hormat ditujukan kepada prajurit yang telah melakukan
pelanggaran disiplin dan ketentuannya diatur dalam ketentuan Administrasi Prajurut TNI.

Pemberhentian dengan tidak hormat


a. Prajurit yang telah melakukan pelanggaran disiplin lebih dari tiga kali dalam pangkat
yang sama dan atau nyata-nyata tidak memperdulikan segala hukuman yang
dijatuhkan sehingga dipandang tidak patut lagi dipertahankan sebagai prajurit,
diberhentikan dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan
b. Pemberhentian dengan tidak hormat sesbagaiman dimaksud mengikuti ketentuan
pemberhentian dengan tidak hormat dari dinas keprajuritan sebagaimana diatur dalam
ketentuan Administrasi Prajurit TNI/Tata Usaha Militer.
IMPK
(Ilmu Medan Peta dan Kompas)

Medan merupakan bagian permukaan bumi dengan segala benda yang tidak bergerak
diatasnya baik benda alam/buatan yang digunakan untuk kepentingan militer.

Ilmu Medanadalah ilmu yang mempelajari cara yang terbaik untuk melakukan segala
upaya guna mendapatkan informasi tentang keadaan medan bagi kepentingan militer.

Peta adalah gambar permukaan bumi diatas bidang datar dengan ukuran diperkecil,
bersifat selektif dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya baik secara visual maupun
secara matematis.
Macam-macam Peta
1. Peta Topografi

Adalah peta yang menggambarkan posisi vertical dan horizontal tanda-tanda medan
yang tidak bergerak diatas permukaan bumi.

Isi peta tersebut meliputi beberapa hal yaitu:

a. Relief
b. Perairan
c. Tumbuh-tumbuhan
d. Jalan raya maupun bangunan
2. Peta Tematik
Adalah peta yang berisi gambar satu atau dua tema khusus, biasanya disusun
berdasarkan data statistik. Isi peta meliputi:

a. Peta Curah Hujan


b. Peta Penerbangan
c. Peta Jalan
d. Peta Pertanian
e. Peta Geologi
f. Peta Penduduk
g. Peta Perkebunan
h. Peta Hidrografi
Tanda peta
 Warna Hitam, konstruksi dari kayu, besi, jalan kereta api, tana titik ketinggian
 Warna Biru, daerah Perairan
 Warna Coklat, garis ketinggian
 Warna Hijau, perkampungan
 Warna Merah, konstruksi dari batu, bangunan, jalan yang berkelas
 Warna Kuning, batas perkebunan dan sebagian jalan kelas rendah
Tandapeta menurut bentuk
 Titik: letak kota, letk titik ketinggian
 Garis: batas hutan, garis pantai, sungai dan jalan
 Luas: menyatakan bagian medan yang mempunyai luas

KEDAR
Adalah perbandingan jarak mendatar antara dua buah titik di peta dengan jarak medatar
dua buah titik tersebut di medan semakin besar angka yang tertulis di belakang tanda bagi, maka
semakin kecil kedarnya demikian sebaliknya.

JP
K=
JM

Keterangan:
K : kedar
JP : jarak di peta
JM : jarak di medan

KOMPAS
Adalah alat penunjuk arah, dimana jarumnya akan selalu menunjukkan arah utara-selatan
(meskipun utara yang dimaksud disini bukan utara yang sebenarnya, tapi utara magnetis).
Perbedaan antara azimuth dan back azimuth adalah :
 Azimuth ialah besar sudut antara utara magnetis ( nol derajat ) dengan titik/sasaran
yang kita tuju, dan sering juga disebut sudut kompas, perhitungan searah jarum jam.
 Back azimuth ialah besar sudut kebalikan dari azimuth.

Bagian-bagian Kompas:

a. Kotak kompas dengan pembagian arah mata angin dan cincin karet
b. Kaca kompas dengan pembagian derajat yang dapat diputar
c. Plat bercahaya dengan garis tanda
d. Garis penunjuk bercahaya
e. Lingkaran kompas dengan pembagian derajat jarum kompas bercahaya
f. Gelang kaca dari tembaga
g. Pelindung kaca
h. Sekrup pengapit
i. Prisma yang dapat dipindahkan dengan lubangtempat melihat dan cincin jempol.

Cara menggunakan kompas:


a. Buka kompas dan tutupnya tegakkan ke atas
b. Tutupkan prisma ke atas kaca kompas
c. Tarik cincin ibu jari ke bawah
d. Masukkan ibu jari ke cincin, telunjuk menekan kotak kompas
e. Bawa prisma kedepan mata
f. Arahkan kompas pada benda yang akan dicari sudut kompasnya dengan melihat celah
melalui prisma, garis rambut dan tarik pada tutup kompas,
angka yang akan ditunjuk oleh jarum penunjuk di dalam kompas itulah sudut yang
dimaksud.

PIONIR
Pionir adalah suatu pekerjaan seni ringan yang dapat dilakukan oleh para prajurit biasa
secara terbatas, baik itu perorangan atau dalam hubungan kelompok.Kemampuan pionir yang di
bekalkan kepada setiap prajurit adalah terbatas pada tali-temali dan perkemahan perorangan,
kesemuanya ini dapat dikerjakan oleh prajurit dengan alat atau sarana yang ada.
Pada pekerjaan pionir banyak digunakan tali-temali baik sebagai pengikat benda dengan
benda maupun sebagai penyambung benda lainnya atau penyambung tali dengan tali.Ini semua
merupakan suatu keterampilan yang mudah dipelajari.

Tali-Temali meliputi :
1. Simpul
Simpul adalah hubungan antara dua ujung tali. Macam-macam simpul dan
kegunaannya:
a. Simpulsosok, gunanya untuk permulaan membuat simpul.
b. Simpul mata, gunanya untuk permulaan membuat simpul.
c. Simpul biasa, gunanya untuk permulaan membuat simpul.
d. Simpul hidup, gunanya untuk menyambung dua utas tali yang sama besar.
e. Simpul anyam, gunanya untuk menyambung tali besar dengan tali kecil dalam
keadaan kering.
f. Simpul anyam rangkap, gunanya untuk menyambung tali besar dengan tali kecil
dalam keadaan basah.
g. Simpul aceh, gunanya untuk mengikat tawanan / orang tahanan.
2. Jerat
Jerat adalah hubungan antara tali dengan benda. Berikut ini adalah macam dan
kegunaannnya :
a. Jerat mastwarp, untuk mengikat pasak pada tenda/bivak.
b. Jerat tukang kayu, untuk permulaan membuat ikatan.
c. Jerat sauh tunggal, untuk permulaan membuat ikatan.
d. Jerat sauh rangkap, untuk persmulaan membuat ikatan.
e. Jerat tangga, untuk membuat tangga.
f. Jerat kambing, untuk mengikat kambing/hewan.
g. Jerat repstock I, Untuk menegangkan tali besar.
h. Jerat repstock II, untuk menegangkan kabel baja.
i. Jerat memperpendek tali, memperpendek tali.
3. Ikatan
Ikatan adalah hubungan antara benda dengan benda dengan pertolongan tali.
Berikut ini adalah macam dan kegunaannya :
a. Ikatan pokok gunanya untuk mengikat dua buah patok yang letaknya sejajar.
b. Ikatan hidup gunanya untuk mengikat dua buah patok yang letaknya tegak lurus.
c. Ikatan silang gunanya untuk mengikat dua buah patok yang letaknya bersilang.
d. Ikatan lilit gunanya untuk menahan 2 (dua) patok/tiang yang berdekatan, agar
tetap pada tempatnya.
e. Ikatan punter gunanya untuk mengikat bambu / kayu dengan menggunakan ikat.

Perkemahan
Dalam melaksanakan tugasnya, sering kali parapara prajurit bermalam di tempat dimana
mereka saat itu berhenti bertahan.Dan waktu bermalam ini pun belum dapat ditentukan berapa
lamanya, tergantung dari perkembangan situasi saat itu.Untuk itu maka para prajurit harus
dibekali pengetahuan dan keterampilan, sehingga jika menghadapi masalah tersebut tidak
menimbulkan kesulitan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas utamanya.
Pengetahuan dan keterampilan tersebut adalah dalam pemilihan tempat (bila waktu,
situasi dan kondisi memungkinkan) dan pembuatan tempat bermalam yang sederhana tapi
memenuhi syarat baik taktis, teknis maupun kesehatan.
Syarat-Syarat Tempat Berkemah
a. Syarat Taktis
 Mudah dilakukan penjagaan, pandangan luas minimum 100 m.
 Mudah mengadakan persiapan pasukan bila ada bahaya yang mendadak, dengan
cepat.
 Dekat dengan tempat berlindung kubu-kubu perlindungan.
 Jauhi segala sesuatu yang selalu bersuara, seperti air terjun dan sebagainya.
b. Syarat Kesehatan
 Air untuk minum, masak, cuci dan mandi cukup, dekat dan mudah.
 Pengaliran dan pembuangan air sempurna, baik air hujan maupun air kotor.
 Tanah harus keras dan cepat kering.
 Hindari tempat-tempat yang menimbulkan uap busuk, seperti rawa, kuburan dan
timbunan sampah.
 Jangan disebelah hilir yang diatasnya terdapat kampung.
 Sebaiknya dekat sungai untuk tempat pembuatan kakus.
c. Syarat Teknis
 Dekat dengan bahan ramuan untuk pembuatan kemah.
 Dekat atau mudah mendapatkan kayu bakar.
 Mudah didatangi, ada jalan logistik dan evakuasi kesehatan.
Cara Membuat :
1. Tancapkan tiang sedalam lebih kurang 25 cm dengan jarak antara tiang selebar
ponco.
2. Ikatkan tali utama pada patok-tiang tiang-patok, sehingga tali tersebut berfungsi
sebagai belandar (keadaan tegang).
3. Pasang ponco dengan garis lipatan tengah tepat pada tali utama, dengan sebelumnya
lubang tempat kepala diikat.
4. Ujung-ujung ponco diikat dengan tali selanjutnya diikatkan pada patok yang sudah
dipasang sedemikian rupa sehingga pinggiran ponco dekat tanah lebih kurang 5-10
cm.
5. Kalau perlu bagian tengah ponco juga diikat pada patok.
6. Selanjutnya tanah sekeliling tenda, tepat dimana air hujan jatuh, digali sehingga air
hujan tidak mengalir masuk kedalam tenda.
7. Sebaiknya air disalurkan kesatu lobang pembuangan.
8. Ujung kanan kiri tenda yang berlubang bisa ditutup dengan daun-daunan atau ranting
sehigga tidak diinginkan.
9. Catatan : tinggi sisa tiang disesuaikan dengan yang akan menempatinya.
Tenda Ponco Untuk 3 (Tiga) Orang
1. Bahan :
 3 (buah) buah ponco.
 Tiang utama dari bambu / kayu 2 buah @1,5 meter.
 Patok kecil secukupnya.
 Tali utama dan tali patok secukupnya.
2. Alat :
 Parang
 Pacul pig
Cara Membuat :
1. Pasang tiang utama dengan jarak antar tiang sepanjang ponco dengan sisa tinggi tiang
lebih kurang 1 meter.
2. Dua buah ponco disambung sesuai panjangnya dengan cara tali utama dimasukkan
secara zig zag pada lobang cincin yang terdapat pada pinggir ponco.
3. Selanjutnya sambungan ponco yang telah disambung dengan tali utama tadi dilipat
memanjang sebanyak 2-3 kali, kemudian tiap ujungnya diikat dengan tali utama.
4. Sisa tali utama, tepat pada ikatan ujung panco, diikatkan pada tiang yang telah
dipasang, selanjutnya ditegangkan dengan mengikatkan sisa tali utama pada patok
yang letaknya segaris dengan tiang utama dengan jarak yang sudah disesuaikan.
5. Selanjutnya ujung bawah kedua punco diikat dengan tali ke patok yang sudah
ditancapkan sedemikian rupa sehingga pinggir luar kedua ponco tersebut hampir
menempel dengan tanah.
6. Demikian jiga bagian tengah, diikat dengan tali pada patok.
7. Buat galian pada sekeliling tenda tepat pada tempat jatuhnya air hujan, sehingga air
hujan tidak mengalir masuk kedalam tenda.
8. Ponco yang sebuah lagi digunakan untuk alas tidur.
9. Ujung kanan kiri tenda yang terbuka bisa ditutup dengan ranting / daun-daunan
supaya tidak dingin.
10. Ransel dipakai sebagai bantal, sedang senjata dan perlengkapan lain diletakkan
disamping kanan kiri dalam tenda.

UPACARA BENDERA

Upacara bendera dilakukan disetiap hari senin.

MOUNTAINERING
Turun tebing adalah kegiatan lapangan menuruni ketinggian dengan bantuan alat-alat
sebagai:

1. Tali kernmantel sebagai tali utama


2. Carabiner/sneppling
3. Figure of eight
4. Set harness
Dari ketinggian 30 meter, satu persatu siswa menuruni ketinggian dengan cara
menapakkan kaki pada dinding tebing dan berjalan perlahan. Adapun laporan yang harus
diucapkan oleh siswa adalah:
a. Laporan awal
“Lapor, siswa (no siswa) siap melaksanakan turun tebing)
b. Laporan akhir
“Siswa (no siswa) telah melaksanakan turun tebing dengan aman dan selamat, laporan
selesai”.

SURVIVAL

Survival adalah suatu upaya untuk mempertahankan hidup yang tidak terlepas
menghadapi ancaman baik dari musuh maupun alam sehingga untuk kembali ke induk pasukan
harus melintasi medan-medanyang rawan, setiap prajurit harus dapat bertindak dan berbuat
dalam mempertahankan hidup.

Untuk memprtahankan hidup dalam suatu medan baik di darat maupun di laut, setiap
prajuritharus percaya diri dan bisa memanfaatkan benda-benda, tanaman dan hewan baik di darat
maupun di laut untuk dijadikan bahan makanan/minuman agar dapat memahami tentang
tindakan dalam melaksanakan survival.Kondisi semacam ini kalau tidak dapat diatasi akan
timbul suatu hal yg tidak menguntungkan baik perorangan maupun satuan. Dalam survival kita
mengenal istilah “ Harus Hidup“ yang memiliki arti:
 H=Hadapi setiap kesukaran dengan tenang dan bijaksana.
 A= Akal yang sehat adalah senjata yang ampuh dalam menghadapi survival.
 U= Usaha mencari jalan keluar untuk membebaskan diri.
 S= Semangat dan keyakinan hidup dipenuhi.
 H = Hormati adat kebiasaanrakyat setempat.
 I= Istirahat dan tenangkan pikiran apabila timbul kekacauan.
 R= Rasa takut dan panik harus dihilangkan.
 D= Mendengar, melihat dan waspada terhadapperangkapmusuh.
 U= Utamakan keselamatan kesehatan.
 P= Praktekkan dan perhatikan semua pelajaranpendidikan perorangan.
Cara mencari hubungan.

a. Api untuk menarik perhatian

Cara membuat api :

 Dengan pertolongan sinar matahari menggunakan Kaca surya.


 Dengan batu dan besi.
 Dengan gesekan kayu (busur dengan gundi, kayu dengan rotan)
 Gesekan bambu.
 Gesekan batu.
b. Lampu alat perhubungan, apabila menguasai morse.
c. Kain berwarna, pada pesawat terbang sebagai ponel, utkkapal laut dapat dilambaikan
sebagai bendera.
d. Kaca dan bendabenda –benda lain yg mengkilat dapat digunakan sebagai tanda-tanda
morse.
e. Lain-lain dengan membuat huruf-huruf di pasir pantai yg luas (huruf Sos).

Cara Bergerak

a. Mengikuti gigir gunung utk mencegah terkurung/tersesat dlm lembah yg luas.


b. Melintasi bukit-bukit berbatu hrs dilakukan dg hati-hati, bukit berbatu biasanya dekat
dg pantai.
c. Mengikuti sungai, besar kemungkinan dpt menemuikampung/desa yang berada di
pinggir sungai.
d. Mengukuti tepi pantai.
- Keuntungan : Kemungkinan lebih besar ditemukanoleh pasukansendiri bebas dr
rintangan alam danbanyak sumber makanan.
- Kerugian : Mudah tertinjau oleh musuh dn tidakselamanya pantai terdiri lap pasir
tetapi kemungkinan terdapat riam sungai, rawa,tebing batu tinggi dn lumpur.
e. Melintasi hutan lebat : Waspada terhadap binatang buas,pelihara arah dan gunakan
jalan-jalanbekas binatang pada saat naik di atas pohon perhatikan ular, macantutul
dan tempat lebah.
f. Menyeberangi rawa-rawa
Perhatikan pasang surut airuntuk melewati hutan bakau/kayu laut, nipah dansejenis
glagah, pada saat musim kemarau perhatikanlumpur hidup, kalau terjebak usahakan
melintasidengan cara tiarap utk menghindari terhisap lumpur dan terkubur hidup-
hidup.
g. Menyeberangi sungai/danau perhatikan air terjunnya, riam tikungan sungai yang
dalam dan pusaran-pusaranair, dapat menggunakan perahu, rakit, jembatan, tali atau
pelampung (buah kelapa, Velaples dan lain-lain).
Ancaman dari survival.

a. Penyakit : Banyak kemungkinan dapat timbulpenyakitkarena kurang teraturnya


makanan yang didapat danturunnya kondisi fisik.
b. Gangguan dari tanam-tanaman baik yg termakanmaupun yg terkena oleh kulit
 Getah dari pohon bakau putih (Mata Bisa Buta).
 Getah dari pohon rengas.
 Getah dari Ereton bahaya pada luka.
 Getah sirih berwarna.
 Getah jambu monyet (Gatal).
 Getah dari kayu kaip melukai.
 Rambut-rambut dari daun dan pohon seseroh

Mencari air

Air sangat dibutuhkan, terutama di daerah tropis apabila tidak menemukan


air/menghematan air, jangan minum air kencing, karena berbahaya terhadap keselamatan tubuh.
Usaha yang harus dilakukan apabila tidak menemukan air diatas tanah diusahakan denganjalan :

a. Tanah gembur, carilah di daerah lembah,permukaan air tanah sangat dekat sekali dg
permukaan.
b. Di daerah sepanjang pantai dan rawa/laut.
c. Di padang pasir dan tanah tandus perhatikan indikator penunjuk tempat adnya air.
Burung-burung jenis pohon, bekas binatang yangmenyempitdan binatang yang
mangais-ngais/menggunakan untuk mengumpulkan embun.
d. Di Pegunungan, gali pada bekas aliran sungai, ambillumut dan diperas/kumpulkan
salju simpanan di tempatyang kena sinar matahari tetapi terlindung dari angin.
e. Air hujan dapat ditampung dengan helm, kaleng, batok kelapa.
f. Untuk menghilangkan haus bisa dengan menghisap kancing baju.

Mencari Makanan

a. Tumbuhan/buah-buahan

Untuk mengurangi resiko keracunan, makan tumbuhan/buah yang sudah diketahui


dan biasa dimakan saja, atau lihat dari makanan yang biasa dimakan monyet di hutan.

b. Hewan

Hampir semua binatang bisa dimakan namun untuk menghindari terlacak oleh musuh,
jangan gunakan ledakan untuk menangkap hewan, gunakan senjata tajam atau
perangkap saja.Usahakan menguliti dan memasak dahulu hewan tangkapan sebelum
dimakan, apabila terpaksa memakan binatang berbisa seperti ular, buang 1/3 bagian
kepalanya.
PRATANGKAS

Pratangkas adalah jenis latihan dengan cara melewati rintangan-rintangan baik medan
alam maupun buatan yang dilaksanakan dengan cepat, tepat waktu dan aman untuk
menghasilkan ketrampilan dan ketangkasan. Dalam pelaksaan Pratangkas, seorang prajurit harus:

1. Sehat jasmani dan rohani


2. Memiliki fisik yang baik
3. Memiliki mental yang kuat
4. Memiliki IQ yang bagus

Dalam pelaksanaannya, siswa berjalan satu persatu kemudian di pos pemberangkatan


setiap siswa diberikan satu berita yang harus di sampaikan kepada pelatih di pos akhir/finish.
Ada pun pos Pratangkas adalah sebagai berikut:

1. Pionir
2. Bongkar pasang senjata
3. IMPK
4. PBB
5. Kesehatan lapangan
6. Kejuangan
7. Bela diri militer
8. Perkelahian sangkur
9. Kemenwaan
10. Laporan awal
11. Finish

Pada setiap pos siswa harus laporan dengan format laporannya sebagai berikut:

“Lapor, (nama) siswa nomor siswa (no) siap diuji.

Jika sudah selesai“ Diuji telah dilaksanakan, laporan selesai”

Laporan di pos akhir/finish

“Lapor, (nama)siswa nomor siswa (no) siap menyampaikan berita lisan nomor…..”

CARAKA
Sarana komunikasi yang bertugas menerima,mengirim dan menyampaikan berita-berita
yang dikerjakan oleh manusia serta dapat digunakan semua tingkat satuan. Caraka merupakan
alat komunikasi tertua tetapi masih efektif untuk digunakan karena bisa digunakan saat alat
komunikasi lainnya tidak memungkinkan untuk digunakan.
Macam-macam Caraka
1. Tunggal
Dilaksanakan oleh satu orang untuk menyampaikan berita
2. Rangkap
Dilaksanakan bila perintah tugas sulit dan bahaya, dalam perjalanan jarak antara satu
sama lain berjauhan tetapi masih dalam jarak kontak pandang.
3. Khusus
Dilaksanakan bila sewaktu-waktu diperlukan,dan berita yang disampaikan sangat
penting dan mendesak
4. Tetap
Dilaksanakan pada titik atau tempat yang telah ditentukan.
Hal yang harus diperhatikan oleh caraka
a. Nama staf/orang, kepada siapa berita itu harus disampaikan
b. Rute yang yang harus dilalui
c. Tempat-tempat yang berbahaya
d. Kecepatan yang diperlukan
e. Apakah berita memerlukan jawaban atau tidak
f. Tempat harus melapor bila berita tersebut tidak dapat disampaikan
g. Instruksi luar biasa
h. Isi berita
i. Sandi yang dipakai

Cara menyampaikan berita


a. Berita tertulis
Simpan berita dalam saku baju sebelah kiri, jika keadaan terancam ingat-ingat isi
berita dan segera musnahkan beritanya.
b. Berita lisan
Disampaikan dengan sikap jongkok didepan penerima berita dan isi berita tidak boleh
ditambah atau dikurangi.

Dalam pelaksanaan caraka malam ini, setiap kelompok terdiri dari 5 orang.Setiap orang
memiliki pesan caraka yang berbeda-beda.Kemudian pesan caraka tersebut disampaikan di pos
terakhir oleh pelatih.Jalan yang dilalui sangat beragam, mulai dari hutan yang gelap gulita,
persawahan, dan bahkan pemakaman.

LONG MARCH

Long march adalah suatu wujudfisik yang berupa jalan jauh untuk melatih fisik dan
menanamkan mental yang kuat serta kerjasama dan saling mengenal antar siswa. Long march
kali ini berjarak 15 km menyusur jalanan perkotaan dan pedesaan di Magelang sambil
menyanyikan lagu-lagu pembangkit semangat sehingga lelah tidak akan terasa.
MALAM INAGURASI
Malam inagurasi diawali dengan upacara tradisi Ikrar Kebulatan Tekad dan penciuman
Bendera Merah Putih.Ikrar Kebulatan Tekad diucapkan oleh seluruh siswa dan penciuman
bendera adalah perwakilan dari setiap universitas.
Setelah upacara tradisi selesai dilanjutkan dengan acara hiburan dan ramah-
tamah.Seluruh siswa menyambut gembira malam inagurasi ini karena merupakan akhir dari
serangkaian acara Diksar Menwa Mahadipa Yudha XL.

Anda mungkin juga menyukai